1. 1
PROGRAM
PENGENDALIAN PENYAKIT DAN
PENYEHATAN LINGKUNGAN (PP & PL)
Oleh :
Bagian Program dan Informasi
Sekretariat Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit
dan Penyehatan Lingkungan
Diklat Prajabatan Golongan III Angkatan I dan II 2014
BPPK Jakarta, 6 Juni 2014
2. RUANGLINGKUP PENYAJIAN
• Visi, Misi
• Tupoksi & Struktur Organisasi
• Kebijakan & Strategi
• Program Prioritas & Kegiatan
• Situasi Capaian Program PP dan PL
Tahun 2013
• Tantangan & Kesimpulan
2
3. Visi
Kemenkes
MASYARAKAT SEHAT YANG MANDIRI
DAN BERKEADILAN
MASYARAKAT SEHAT YANG MANDIRI
DLM PENGENDALIAN PENYAKIT DAN
PENYEHATAN LINGKUNGAN DAN
BERKEADILAN
Visi
PP dan PL
3
4. Misi
Kemenkes
a. Meningkatkan derajat kesmasy melalui
pemberdayaan masyarakat, termasuk swasta dan
masy madani.
b. Melindungi kesehatan masyarakat dengan
menjamin tersedianya upaya kesehatan yang
paripurna, merata,bermutu, dan berkeadilan.
c. Menjamin ketersediaan dan pemerataan SDK.
d. Menciptakan tata kelola kepemerintahan yg baik.
Misi PP
dan PL
a. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat,
melalui pemberdayaan masyarakat, termasuk
swasta dan masy madani dlm PP dan PL.
b. Melindungi kesehatan masyarakat dengan
menjamin tersedianya upaya kesehatan yang
paripurna, merata,bermutu, dan berkeadilan dlm
PP dan PL.
c. Menjamin ketersediaan dan pemerataansumber
daya kesehatan dlm PP dan PL.
d. Menciptakan tata kelola kepemerintahan yang baik
dlm PP dan PL.
4
5. TUGAS POKOK DAN FUNGSI DITJEN PP&PL
(PERMENKES NO. 1144 Tahun 2011)
TUGAS
Merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan
standarisasi teknis di bidang pengendalian penyakit dan
penyehatan lingkungan
FUNGSI
a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang Surveilans, Imunisasi dan
karantina kesehatan (Simkes-kesma), pengendalian penyakit menular
langsung (PPML), pengendalian penyakit bersumber binatang (PPBB),
pengendalian penyakit tdk menular ( PPTM) dan penyehatan lingkungan
(PL)
b. Pelaksanaan kebijakan di bidang Imunisasi dan karantina, PPML,
PPBB, PPTM, PL.
c. Penyusunan standar, norma, pedoman, kriteria, dan prosedur di
bidang Imunisasi dan Karantina, PPML, PPBB, PPTM, PL
d. Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi
e. Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal
5
6. DIREKTUR JENDERAL
Sekretaris Ditjen
Bagian
Program
dan Informasi
Bagian
Umum
dan Kepegawaian
Bagian
Keuangan
Bagian Hukum
Organisasi dan
Humas
Direktorat
Surveilans Imunisasi dan
Karantina Kesehatan dan
Kes. matra
Direktorat
Pengendalian Penyakit
Menular Langsung
(PP ML)
Direktorat
Pengendalian Penyakit
Bersumber Binatang
(PP BB)
Direktorat
Pengendalian Penyakit
Tidak Menular
(PP TM)
Direktorat
Penyehatan Lingkungan
(PL)
Subdit
Surveilans dan
Penanggulangan KLB
Subdit
Kesehatan Matra
Subdit
Imunisasi
Subdit
Karantina Kesehatan
Kelompok
Jabfung
Subdit
Tuberkulosis
Subdit
AIDS dan PMS
Subdit Infeksi Saluran
Pernapasan Akut (ISPA)
Subdit diare,kecacingan &
infeksi saluran pencernaan
lainnya
Subdit
Kusta & Frambusia
Kelompok
Jabfung
Subdit
Malaria
Subdit
Arbovirosis
Subdit
Zoonosis
Subdit Filariasis &
Schistosomiasis
Subdit
Pengendalian Vektor
Kelompok
Jabfung
Subdit Penyakit Jantung
dan Pembuluh Darah
Subdit Diabetes Melitus
dan Penyakit Metabolik
Subdit
Penyakit Kanker
Subdit Penyakit Kronis
dan Degeneratif Lainnya
Subdit Gangguan akibat
kecelakaan dan Cedera
Kelompok
Jabfung
Subdit
Penyehatan Air &
Sanitasi Dasar
Subdit Penyehatan
Pemukiman dan Tempat-tempat
Umum
Subdit penyehatan kawasan
& Sanitasi Darurat
Subdit Sanitasi dan
Bahan Pangan
Subdit Pengamanan
Limbah, Udara dan
Radiasi
Kelompok
Jabfung
STRUKTUR ORGANISASI DITJEN PP&PL
6
7. UNIT PELAKSANA TEKNIS (UPT)
DITJEN PP dan PL
49 Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) dgn
343 Wilayah Kerja (Wilker)
10 Balai Besar/Balai Teknik Kesehatan Lingkungan-
Pengendalian Penyakit
(B/BTKL-PP)
7
8. TUPOKSI KKP
( Permenkes No. 356/Menkes/Per/IV/2008)
T
U
G
A
S
melaksanakan pencegahan masuk dan keluarnya
penyakit, penyakit potensial wabah, surveilance
epidemiologi, kekarantinaan, pengendalian dampak
kesehatan lingkungan, pelayanan kesehatan,
pengawasan OMKABA serta pengalaman terhadap
penyakit baru dan penyakit yang muncul kembali,
bioterorisme, unsur biologi, kimia dan pengamanan
radiasi di wilayah kerja bandara, pelabuhan, dan lintas
batas darat negara.
5 8
9. F
U
N
G
S
I
1. Pelaksanaan kekarantinaan;
2. Pelaksanaan pelayanan kesehatan;
3. Pelaksanaan pengendalian risiko lingkungan di bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat
negara;
4. Pelaksanaan pengamatan penyakit, penyakit potensial wabah penyakit baru, dan penyakit
yang muncul kembali;
5. Pelaksanaan pengamanan radiasi pengion dan non pengion, biologi, dan kimia;
6. Pelaksanaan sentra/simpul jejaring surveilans epidemiologi sesuai penyakit yang berkaitan
dengan lalu lintas nasional, regional, dan internasional;
7. Pelaksanaan, fasilitasi dan advokasi kesiapsiagaan dan penanggulangan Kejadian Luar
Biasa (KLB) dan bencana bidang kesehatan, serta kesehatan matra termasuk
penyelenggaraan kesehatan haji dan perpindahan penduduk;
8. Pelaksanaan, fasilitasi, dan advokasi kesehatan kerja di lingkungan bandara, pelabuhan, dan
lintas batas darat negara;
9. Pelaksanaan pengawasan kesehatan alat angkut dan muatannya;
10. Pelaksanaan pemberian pelayanan kesehatan di wilayah kerja bandara, pelabuhan, dan lintas
barat darat negara;
11. Pelaksanaan pemberian pelayanan kesehatan diwilayah kerja bandara, pelabuhan, dan lintas
batas darat negara;
12. Pelaksanaan jejaring informasi dan teknologi bidang kesehatan bandara, pelabuhan, dan
lintas batras darat negara;
13. Pelaksanaan jejaring kerja dan kemitraan bidang kesehatan di bandara, pelabuhan, dan lintas
batas darat negara;
14. Pelaksanaan kajian kekarantinaan, pengendalian risiko lingkungan, dan surveilans
kesehatan pelabuhan;
15. Pelaksanaan pelatihan teknis bidang kesehatan bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat
negara;
69
16. Pelaksanaan ketatausahaan dan kerumahtanggaan KKP.
10. 1. Pelaksanaan SE;
2. Pelaksanaan ADKL;
3. Pelaksanaan Laboratorium Rujukan;
4. Pelaksanaan Pengembangan Model & Teknologi Tepat Guna;
5. Pelaksanaan Uji Kendali Mutu & Kalibrasi;
6. Pelaksanaan Penilaian & Respon Cepat, Kewaspadaan Dini Dan
Penanggulangan KLB/Wabah Dan Bencana;
7. Pelaksanaan Pendidikan & Pelatihan;
8. Pelaksanaan Kajian & Pengembangan Teknologi Pemberantasan Penyakit
Menular, Kesehatan Lingkungan & Kesehatan Matra;
9. Pelaksanaan Ketatausahaan & Kerumahtanggaan B/BTKL-PP
F
U
N
G
S
I
TUPOKSI B/BTKL-PP
( SK.MENKES. 2349/2011)
T
U
G
A
S
Melaksanakan SE, Kajian & Penapisan Teknologi, Laboratorium
Rujukan, Kendali Mutu, Kalibrasi, Diklat, Pengembangan Model
& Teknologi Tepat Guna, Kewaspadaan Dini & Penanggulangan
KLB, di Bidang PPM & Kesling Serta Kesehatan Matra
710
11. ISU PROGRAM PP DAN PL
• Pengendalian Penyakit Menular:
• Penyakit infeksi masih menjadi permasalahan: HIV/AIDS, TB, Malaria, DBD,
dll
• Masih adanya neglected diseases, melambangkan ketertinggalan bangsa
• Upaya preventif belum maksimal: imunisasi, perlindungan kelompok berisiko,
dll
• Global threat: MERS, Flu Burung, SARS
• Pengendalian Penyakit Tidak Menular:
• Meningkatnya faktor risiko dan kematian
• Perubahan pola hidup masyarakat sebagai faktor risiko
• Penyakit bersifat kronis, shg meningkatkan beban pengendalian (pelayanan
dan pembiayaan)
• Penyehatan Lingkungan:
• Akses masyarakat terhadap sarana sanitasi dasar (samijaga)
• Kualitas higiene sanitasi pangan
• Kualitas kesehatan lingkungan, kejadian bencana
• Perubahan iklim
11
12. 1. Meningkatkan jejaring kerja, kemitraan dan kerja sama
2. Meningkatkan aksessibilitas dan kualitas
3. Meningkatkan jangkauan pelayanan pada kelompok
masyarakat risiko tinggi, daerah tertinggal, terpencil,
perbatasan dan kepulauan serta bermasalah kesehatan
4. Meningkatkan advokasi , sosialisasi, dan
pengembangan kapasitas
5. Meningkatkan kemampuan manajemen dan
professionalisme pengelolaan
6. Memprioritaskan pencapaian sasaran MDG’s,
komitmen nasional dan internasional
7. Mengupayakan pemenuhan kebutuhan sumber daya
8. Mengutamakan preventif dan promotif.
9. Mengutamakan upaya berbasis masyarakat
12
13. 1. Melaksanakan review dan memperkuat aspek
legal
2. Melaksanakan advokasi dan sosialisasi
3. Melaksanakan intensifikasi, akselerasi,
ekstensifikasi dan inovasi program
4. Mengembangkan (investasi) sumberdaya manusia
5. Jejaring kerja dan kemitraan
6. Memperkuat logistik dan distribusi manajemen
7. Surveilans dan aplikasi teknologi informasi
8. Melaksanakan monitoring, evaluasi, supervisi dan
bimbingan teknis
9. Mengembangkan dan memperkuat sistem
pembiayaan 13
14. PROGRAM PRIORITAS
Sasaran program Menurunnya angka kesakitan,
kematian & kecacatan akibat
penyakit
1. Dasar pemikiran
a. Berdasarkan komitmen global & nasional
b. Mempunyai daya ungkit besar thd pencapaian program
c. 2/3 masalah kes
2. Ruang lingkup kegiatan prioritas
a. Penyakit yg menimbulkan Wabah/KLB
b. MDGs (Imunisasi, ATM & Kesling)
c. Penyakit yg terabaikan (Negleted )
Kusta, Frambusia, Filariasis
d. Penyakit Tidak Menular (jantung, kanker, DM, dll)
14
15. KEGIATAN SURVEILANS, IMUNISASI,
• Kegiatan Surveilans :
KARANTINA KESEHATAN
DAN KESEHATAN MATRA
• Pemantauan Wilayah
Setempat (PWS): SIstem
Kewaspadaan Dini (SKD)
W1 dan W2
• Cakupan Desa/kelurahan
mengalami Kejadian Luar
Biasa (KLB) yang dilakukan
penyelidikan epidemiologi <
24 jam
• Pencegahan dan
Pemberantasan Penyakit
Polio melalui surveilans
Acute Flacid Paralysis
(AFP) penduduk < 15
tahun.
• Kegiatan Imunisasi:
• PWS Imunisasi
• Pelayanan Imunisasi Rutin
LB3
• Desa/ Kelurahan Universal
Child Immunization (UCI)
• Kesehatan Matra
• Arus Mudik
• Kesehatan Wisata
• Saka Bakti Husada
• Pengamatan Faktor risiko
Kondisi Matra
• Karantina Kesehatan
• Public Health International of
Emergency Concern (PHIEC)
16. KEGIATAN PENGENDALIAN
PENYAKIT MENULAR LANGSUNG
• Pengendalian Penyakit TB
Paru:
– Penemuan Kasus dan
pengobatan TB dgn Strategi
DOTS (Directly Observed
Treatment Short-course)
– Screening risiko TB
– Laporan kesembuhan
penderita TB BTA positif
• Pengendalian Penyakit ISPA:
– Pengobatan balita dengan
kasus pneumonia
– Sosialisasi Manajemen
Terpadu Balita Sakit (MTBS)
• Pengendalian Penyakit Kusta
dan Frambusia
– Screening faktor risiko Kusta
• Pengendalian Penyakit
HIV/AIDS:
– Screening HIV/AIDS di
daerah risiko tinggi
– Klien yang mendapatkan
penanganan HIV-AIDS
– Klinik Voluntry Conceling
and Testing(VCT)
– Pengobatan Infeksi
menular seksual
– Sosialisasi pencegahan
penyakit AIDS dan IMS
• Pengendalian Penyakit
Diare:
– Balita dengan diare yang
ditangani
17. KEGIATAN PENGENDALIAN PENYAKIT
BERSUMBER BINATANG
• Pengendalian Penyakit Malaria
• Pemeriksaan lab Malaria:
Preparat tebal, Rapid
Diagnostic Test (RDT)
• Pembagian Kelambu bagi
ibu hamil di daerah endemis
• Pemberdayaan Masyarakat:
Posmaldes
• Pengendalian Penyakit
Arbovirosis
• Sosialisasi 3 M plus
• Pemberdayaan masyarakat
Jumantik
• Pengendalian Penyakit
Zoonosis (Rabies, FB,
Leptospirosis, Anthrax,
dll)
• Pengendalian Penyakit
Filariasis, Schistosomiasis
dan kecacingan
• Pemberiaan Obat
Massal Pencegahan
Filariasis
• Pemberian obat cacing
pada anak sekolah
18. KEGIATAN PENGENDALIAN
PENYAKIT TIDAK MENULAR
Kegiatan Pencegahan Faktor
Risiko PTM Posbindu
• Pengendalian Penyakit
Jantung dan Pembuluh
Darah
– Pengukuran Tensi teratur
gejala hipertensi
• Pengendalian Penyakit DM
– Pengukuran gula darah bagi
pasien risiko DM
• Pengendalian Penyakit
Kanker
– Pemeriksaan Payudara
Sendiri (SADARI)
– Inspeksi Visusal dengan
Asam asetat (IVA)
• Pengendalian Penyakit
Kronis dan Generatif
– Wilayah Bebas
Rokok untuk
Puskesmas
• Pengendalian gangguan
akibat kecelakaan dan
tindak kekerasan
– Sosialisasi risiko
KDRT
pemberdayaan
masyarakat
– Sosialisasi
pencegahan
kecelakaan lalu lintas
19. KEGIATAN PENYEHATAN
LINGKUNGAN
• Penyehatan lingkungan
pemukiman meliputi:
– Keluarga yang memiliki
akses air bersih
– Keluarga yang memiliki
sarana sanitasi dasar
– Rumah tangga sehat
– Pemeriksaan jentik
nyamuk aedes
• Penyehatan lingkungan
Institusi (sarana
kesehatan, sarana
pendidikan, sarana
perkantoran)
• Penyehatan lingkungan
Tempat-tempat Umum
dan Pengolahan
Makanan (TUPM)
• Pengawasan Kualitas Air
bersih
– pemeriksaan bakteriologi
dan kimia
• Klinik Sanitasi
• Pembinaan dan
penyuluhan kesehatan
lingkungan
– Promosi kesling di
Posyandu dan UKS
– Stop BABS
– CuciTangan Pakai Sabun
21. INDIKATOR
ACUAN
DASAR
CAPAIAN INDONESIA TARGET
MDG’S
2015
ST
AT
2011 2012 2013 US
Persentase
anak usia 1
tahun yang
diimunisasi
campak
44,5%
(SDKI, 1991)
88,6%
(Kemenkes RI
1991)
93,6 %
Kemenkes
RI
99,3%
Laporan
Rutin Prov
Per 6 Feb
2013
Kemenkes
RI
97,9%
Laporan
Rutin Prov
Per 2 Mei
2013
Kemenkes
RI
92% ●
Sumber : Direktorat Surveilans Epidemiologi, Imunisasi dan Kesehatan Matra
Ket : ● On track ● Off track GOAL 4 PROGRAM IMUNISASI
22. TREND CAKUPAN IMUNISASI CAMPAK DI INDONESIA
TAHUN 2011 – 2013
Data diupdate sampai dengan tanggal 2 Mei 2014
109.4
107.9
104.9
103.0
102.2
101.6
100.2
98.5
98.5
97.9
96.9
96.5
95.9
95.4
95.3
94.3
93.8
93.5
92.6
92.2
91.7
90.8
89.7
89.2
86.2
86.0
86.0
81.8
81.7
81.6
81.0
80.7
76.6
66.9
0.0
20.0
40.0
60.0
80.0
100.0
120.0
JAWA BARAT
NUSA…
JAMBI
JAWA TENGAH
JAWA TIMUR
LAMPUNG
SUMATERA…
GORONTALO
DI…
INDONESIA
BALI
KEPULAUAN…
SULAWESI…
BENGKULU
BANTEN
DKI JAKARTA
SUMATERA…
BANGKA…
SULAWESI…
KALIMANTAN…
MALUKU
RIAU
KALIMANTAN…
SULAWESI…
SULAWESI…
ACEH
SUMATERA…
MALUKU UTARA
KALIMANTAN…
KALIMANTAN…
SULAWESI…
NUSA…
PAPUA BARAT
PAPUA
CAKUPAN IMUNISASI CAMPAK PER PROVINSI DI INDONESIA TAHUN 2013
100
90
Target MDG:
92%
93.6 99.3 97.9
50
60
70
80
110
2011 2012 2013
23. 86
84.7
88
86.9
90
90
82
84
92
2011 2012 2013
100.7
99.5
99.3
98.3
97.2
97.0
96.8
94.1
92.4
91.4
91.0
90.9
90.5
90.2
90.0
88.5
88.4
88.3
88.0
87.2
84.8
84.5
83.9
83.0
82.2
81.5
80.4
79.2
78.8
76.7
69.9
69.9
67.7
66.6
0.0
20.0
40.0
60.0
80.0
100.0
120.0
JAWA TENGAH
NUSA…
JAWA TIMUR
GORONTALO
DI…
BALI
LAMPUNG
BANGKA…
JAMBI
KALIMANTAN…
DKI JAKARTA
MALUKU
JAWA BARAT
BENGKULU
INDONESIA
SUMATERA…
KEPULAUAN…
SULAWESI…
SULAWESI…
BANTEN
SULAWESI…
SUMATERA…
RIAU
ACEH
KALIMANTAN…
SUMATERA…
KALIMANTAN…
SULAWESI…
KALIMANTAN…
MALUKU…
NUSA…
SULAWESI…
PAPUA BARAT
PAPUA
TREND CAKUPAN IMUNISASI DASAR LENGKAP
DI INDONESIA TAHUN 2011 - 2013
Target :
88%
Data diupdate sampai dengan tanggal 2 Mei 2014
CAKUPAN IMUNISASI DASAR LENGKAP PER PROVINSI DI INDONESIA
TAHUN 2013
24. Target 6.A. Mengendalikan penyebaran dan mulai menurunkan jumlah kasus HIV/AIDS hingga Tahun 2015
Target 6.B. Mewujudkan akses terhadap pengobatan HIV/AIDS bagi semua yang membutuhkan sampai dengan
tahun 2010
INDIKATOR
ACUAN
DASAR
CAPAIAN INDONESIA TARG
ET
2015
STA
2011 2012 2013 TUS
6A.1 Prevalensi HIV
pada penduduk
usia 15-49 th
0,16%
estimasi
2006
0,3%
(Pemodelan matematika
HIV di Indonesia th 2009)
0,3%
(Pemodelan matematika HIV
di Indonesia th 2009)
0,43%
(Pemodelan
matematika HIV
di Indonesia th
2009)
<0,5% ●
6A.2 Penggunaan
kondom pada
hubungan seks
berisiko
12.8%
SKRRI
2002/2003
37.6%
STBP 2011
37.6%
STBP 2011
37.6%
STBP 2011 (Tidak
ada survey di
tahun 2013)
65% ●
6A.3 Persentase
penduduk usia
15-24 tahun
yang memiliki
pengetahuan
komprehensif
tentang HIV-AIDS
38%
SDKI 1994
20.6%
Rapid survey tahun 2011 di
Kota Bogor Prov. Jabar,
Kota Metro Prov. Lampung,
Kota Makassar Prov.
Sulsel, Kota Marauke Prov.
Papua dan Balikpapan
Prov. Kaltim
21.25%
Rapid survey tahun 2012 di
Kota Bogor Prov. Jabar, Kota
Metro Prov. Lampung, Kota
Makassar Prov. Sulsel, Kota
Marauke Prov. Papua,
Balikpapan Prov. Kaltim,
Mataram Prov. NTB
21,25%
Tidak ada survey
di tahun 2013
sehingga masih
menggunakan
data Rapid
Survey 2012
95% ●
6B.5 Persentase
ODHA yang
mendapatkan
ART
71.2
Kemenkes
RI 2005
84.1%
Laporan Kemenkes RI
88.4%
(30.663 ODHA yang mendapat
ARV)
Laporan Kemenkes RI
95,62%
Laporan
Kemenkes RI
90% ●
Sumber : Direktorat Pengendalian Penyakit Menular Langsung
Ket : ● On track ● Off track
GOAL 6 PROGRAM AIDS
25. JUMLAH KUMULATIF HIV DAN AIDS YANG DILAPORKAN,
INDONESIA 2013
Data diupdate sampai dengan tanggal 5 Maret 2014
46
1,603
47
0
150
163
79
0
5
94
222
412
208
262
79
189
5,865
3,041
2,322
489
3,391
525
57
174
467
264
147
792
100
1,690
170
259
236
3,974
502
54
26
97
448
926
0
640
33
524
134
1,038
0
11
72
0
146
81
250
51
641
77
76
125
849
188
42
14
59
9
7
3
0
1,000
2,000
3,000
4,000
5,000
6,000
7,000
HIV AIDS NASIONAL :
HIV = 29.037
AIDS = 5.608
26. ODHA ON ARV DI INDONESIA TAHUN 2013
11,171
4,401
4,305
3,060
2,818
2,229
1,783
1,311
1,115
974
764
659
639
548
498
463
388
355
332
267
214
197
196
145
137
105
96
73
65
48
38
24
0
0
2,000
4,000
6,000
8,000
10,000
12,000
DKI JAKARTA
JAWA TIMUR
JAWA BARAT
BALI
PAPUA
JAWA TENGAH
SUMATERA UTARA
KEPULAUAN RIAU
SULAWESI SELATAN
KALIMANTAN BARAT
DI YOGYAKARTA
BANTEN
PAPUA BARAT
NUSA TENGGARA TIMUR
RIAU
KALIMANTAN TIMUR
SULAWESI UTARA
LAMPUNG
SUMATERA SELATAN
SUMATERA BARAT
BANGKA BELITUNG
JAMBI
NUSA TENGGARA BARAT
MALUKU
KALIMANTAN SELATAN
SULAWESI TENGGARA
KALIMANTAN TENGAH
SULAWESI TENGAH
BENGKULU
ACEH
GORONTALO
MALUKU UTARA
SULAWESI BARAT
Data diupdate sampai dengan tanggal 5 Maret 2014
NASIONAL :
39.418
27. 6.9 Angka Kejadian, Prevalensi dan Tingkat Kematian akibat Tuberkulosis
6.10 Proporsi jumlah kasus Tuberkulosis yang terdeteksi & diobati dalam program DOTS
INDIKATOR
ACUAN
DASAR
CAPAIAN INDONESIA TARGET
MDG’S
2015
STA
2011 2012 2013 TUS
6.9a
Angka Kejadian
Tuberkulosis (semua
kasus/100.000
penduduk/tahun)
343
(1990)
187
(Laporan TB Global
WHO, 2013)
185
(Laporan TB, Global
Report WHO 2013)
185
(Laporan TB, Global
Report WHO 2013)
Menu
run
●
6.9b Tingkat Prevalensi
Tuberkulosis (per
100.000 penduduk)
443
(1990)
214
(Modeling TB)
213
(Modeling TB)
212
(Modeling TB)
221 ●
6.9c Tingkat Kematian
karena Tuberkulosis 92
(1990)
27
(Laporan TB Global
WHO, 2013)
27
(Laporan TB Global
WHO, 2013)
27
(Laporan TB Global
WHO, 2013)
46 ●
6.10a Proporsi jumlah kasus
Tuberkulosis yang
terdeteksi dalam
program DOTS
20%
(2000)
83,5%
(Laporan Kemenkes
RI 2011)
84,4%
(Laporan Kemenkes
RI 2012)
80,6%
(Laporan Kemenkes
RI
Per 14 Feb 2013)
70% ●
6.10b Proporsi kasus
Tuberkulosis yang
diobati dan sembuh
dalam program DOTS
86%
(2000)
90,3%
(Laporan Kemenkes
RI 2011)
90,2%
(Laporan Kemenkes
RI 2012)
90,5%
(Laporan Kemenkes
RI
Per 14 Feb 2013)
85% ●
Sumber : Direktorat Pengendalian Penyakit Menular Langsung (Capaian MDGs menurut Global Report , Modeling, dan Surveilans)
Ket : ● On track ● Off track
GOAL 6 PROGRAM TB
28. ANGKA NOTIFIKASI KASUS (CNR) TUBERKULOSIS
PER 100.000 PENDUDUK,
PER PROVINSI DI INDONESIA TAHUN 2013
Data diupdate sampai dengan tanggal 14 Februari 2014
302
281
267
254
243
200
193
181
156
149
147
141
138
136
136
135
135
132
131
130
130
129
121
118
116
115
114
112
106
102
91
90
82
74
-
50
100
150
200
250
300
350
PAPUA
MALUKU
PAPUA BARAT
DKI JAKARTA
SULUT
GORONTALO
SULTRA
KEPRI
SUMUT
MALUT
SULSEL
JABAR
KALSEL
SULTENG
NTB
SUMBAR
INDONESIA
BANTEN
BABEL
SULBAR
KALTIM
BENGKULU
NTT
JATENG
KALTENG
JAMBI
SUMSEL
JATIM
LAMPUNG
KALBAR
RIAU
NAD
BALI
DIY
29. ANGKA KEBERHASILAN PENGOBATAN (SR) TUBERKULOSIS PER 100.000
PENDUDUK,
DI INDONESIA TAHUN 2013
95.2%
95.2%
94.9%
94.7%
94.6%
94.6%
94.6%
93.7%
93.5%
93.5%
93.1%
92.4%
92.2%
91.9%
91.4%
91.3%
90.5%
90.1%
89.0%
88.9%
88.4%
88.0%
87.9%
87.2%
87.1%
86.5%
83.9%
82.9%
81.5%
81.1%
78.2%
77.3%
73.9%
69.9%
0.0%
20.0%
40.0%
60.0%
80.0%
100.0%
120.0%
BANTEN
GORONTALO
BENGKULU
SUMUT
KALBAR
SUMSEL
SULTRA
SULUT
KALSEL
SULTENG
LAMPUNG
NTT
NAD
JABAR
JATIM
NTB
INDONESIA
JAMBI
SUMBAR
SULBAR
KALTENG
SULSEL
JATENG
BABEL
MALUKU
BALI
DIY
KALTIM
RIAU
DKI JAKARTA
MALUT
PAPUA
KEPRI
PAPUA BARAT
Data diupdate sampai dengan tanggal 14 Februari 2014
30. NO INDIKATOR
ACUAN
DASAR
CAPAIAN INDONESIA TARGE
T 2015
STA
TUS
2011 2012 2013
6.6 Angka kejadian dan tingkat kematian akibat malaria
66.
a
Angka kejadian malaria
/1,000 pddk
4.68
(1990)
1.75
Kemenkes RI
1.69
Kasus : 417.819
Laporan Kemenkes RI
per triwulan IV th 2012
1.38
Kasus : 343.527
Laporan Kemenkes RI
triwulan IV (per 17
Januari 2014)
<1 ●
6.7 Proporsi anak balita
yang tidur dengan
kelambu berinsektisida
Ket :
*Data merupakan data
program berupa
cakupan distribusi
kelambu pada balita
Program
pendistribusian
kelambu
beriinsektisida (LLIN)
mulai tahun 2004
3.3%
t.d
Pedesaan
4.5%
Perkotaan
1.6%
SDKI 2007
16.5%
(Riskesdas 2010)
22.6%*
(Data Kemenkes
RI)
49.1%
Hasil survey tahun 2012 di
wilayah timur Indonesia
dan Sumatera.
48.2%
Hasil survey tahun 2012 di
wilayah Kalimantan dan
Sulawesi.
Untuk Jawa Tengah belum
dilakukan survey di tahun
2012
Menunggu data
Riskesdas 2013
(Data masih dalam
pengolahan)
Mening
kat
●
Sumber : Direktorat Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang
Ket : ● On track ● Off track GOAL 6 PROGRAM MALARIA
31. TREND ANNUAL PARASITE INSIDENCE (API) PER 1.000 PENDUDUK,
DI INDONESIA TAHUN 2005 - 2013
4.10
3.36
2.89
2.47
5.00
4.00
3.00
2.00
1.00
Data diupdate sampai dengan tanggal 17 Januari 2014
1.85 1.96 1.75 1.69
1.38
0.00
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
ANNUAL PARASITE INSIDENCE (API) PER 1.000 PENDUDUK,
PER PROVINSI DI INDONESIA TAHUN 2013
33. Target 7c: Menurunkan hingga setengahnya proporsi rumah tangga tanpa akses
berkelanjutan terhadap sumber air minum layak dan fasilitas sanitasi dasar layak
hingga tahun 2015
INDIKATOR
ACUAN
DASAR
1993
CAPAIAN INDONESIA TARGET
MDG’S
2011 2012 2013 2015
Proporsi rumah tangga
dengan akses
berkelanjutan thdp air
minum layak (Kota &
Desa)
37,73%
42,76%
Susenas 2011
58,05%
Survey BPS &
Kemen PU
66,8%
Riskesdas 2013
68,87%
Proporsi rumah tangga
dengan akss
berkelanjutan thdp sanitasi
layak (kota & Desa)
24,81%
55,60%
Susenas 2011
57,60%
Survey BPS &
Kemen PU
59,8%
Riskesdas 2013
62,41%
Ket : ● On track ● Off track GOAL 7 PROGRAM AIR
34. 45.1
55.5
66.8
59.8
80
70
60
50
40
30
20
10
0
AKSES RT TERHADAP AIR MINUM LAYAK AKSES RT
TERHADAP SANITASI DASAR
2010
2013
CAPAIAN INDIKATOR AKSES RT TERHADAP AIR MINUM
DAN AKSES RT TERHADAP SANITASI DASAR
(sumber Riskesdas 2007 – 2013)
37. PENYAKIT TIDAK MENULAR & FAKTOR
Merokok
Diet
Kurang aktifitas
fisik
Alkohol
Serangan Jantung
Kanker
Diabetes
Penyakit Paru
Kronik
Gangguan Janin
Impotensi
Stroke
RISIKO
Cidera
38. Kecenderungan Proporsi Penduduk ≥ 15 tahun
yang Mengkonsumsi Tembakau Hisap & Kunyah
menurut Provinsi 2007-2013
34.2
20.0
34.7
36.3
0.0
40.0
60.0
80.0
100.0
Bali
Kalsel
DIY
Sulsel
Jambi
Sulbar
Sultra
Kaltim
Jateng
DKI
Jatim
Papua
Kalteng
Riau
Kep.Riau
Kalbar
Babel
Indonesia
Sulut
Bengkulu
Sumsel
Lampung
Banten
Sumbar
Sulteng
Sumut
Jabar
NTB
Gorontalo
Aceh
Maluku
Pabar
Malut
NTT
2007 2010 2013 Sumber :Riskesdas 2013
39. Kecenderungan Prevalensi DM*)
menurut Provinsi, 2007-2013
2.1
1.1
5.0
4.0
3.0
2.0
1.0
0.0
Lampung
Bengkulu
Kalbar
Riau
Jambi
Pabar
Sumsel
NTB
Kep,Riau
Bali
Banten
Kalteng
Sumbar
Jateng
Sultra
Jabar
Kalsel
Sulbar
Maluku
Indonesia
Malut
Sumut
Papua
Babel
Jatim
Aceh
Kaltim
Gorontalo
DKI
DIY
NTT
Sulsel
Sulut
Sulteng
2007 2013
Sumber :Riskesdas 2013
*) Diabetes Melitus (DM) responden 15+ berdasarkan wawancara menurut diagnosis dokter dan gejala
40. Kecenderungan Prevalensi Stroke
per 1000*) menurut Provinsi 2007-2013
12.1
8.3
20.0
16.0
12.0
8.0
4.0
0.0
Riau
Jambi
Lampung
Pabar
Sumsel
Kalbar
Kep.Riau
Maluku
Sultra
Bali
Papua
Bengkulu
Banten
NTB
Kaltim
Sumut
Aceh
Malut
Jabar
Indonesia
NTT
Kalteng
Sumbar
Jateng
Gorontalo
Kalsel
Babel
DKI
Sulut
Sulbar
Jatim
Sulteng
DIY
Sulsel
2007 2013 Sumber :Riskesdas 2013
*) Ditentukan menurut jawaban responden yang pernah didiagnosis oleh nakes dan gejala
41. Pengendalian PTM
Pengendalian PTM dan
Komplikasi
Pengendalian FR
PTM
Terintegrasi
Promosi Kesehatan
•Lingkungan
Kondusif
KTR, Sarana OR
dll
• Gaya Hidup
Sehat:
- Tidak Merokok
- Cukup Aktivitas
Fisik
- Diit yg Sehat
- Perilkau CERDIK
• Deteksi dan Tinjut
dini /Konseling FR
•Rujukan
Pencegahan
Komplikasi dan
Rehabilitasi:
- Rehabilitasi Medik
-Home Care, survivor
Stroke dan
neurorestorasi
-Monitoring dan
Pengendalian FR
-Perawatan Kaki DM
-Diet Sehat Kalori
Seimbang
-Senam PTM
- PATUH
• Rujukan
Penatalaksanaan
Kasus Faktor
Risiko yg
Adekuat:
- Hipertensi
- Dislipidemia
- Hiperglikemi
- Merokok
- Obesitas
- Lesi Pra kanker
PATUH
PANDU PTM
• Rujukan
Penatalaksanaa
n Kasus PTM:
-
Kegawatdarurata
n
- Rawat jalan
- Rawat Inap
-Tindakan Medik
-Pengelolaan
-PATUH
• Rujukan
Populasi
sehat
Populasi
Berisiko
PTM
Populasi
dengan
PTM
-POSBINDU PTM
-MASYARAKAT
YAN PTM DI
FASYANDAS
RUMAH
SAKIT
-FASYANDAS
-POSBINDU PTM
-MASYARAKAT
Surveilans FR-PTM di Masyarakat- SP2TP Survei /Registri PTM - SIRS
43. REGULASI GULA GARAM DAN LEMAK
(Permenkes tentang kadar Gula Garam dan Lemak pada Pangan Siap Saji)
43
44. Akses
pelayanan
Drop out
Disparitas
cakupan
antar daerah
Adanya
penolakan
Kegiatan dari
kelompok
tertentu
Ketersediaan
Tenaga Profesional
di Daerah:
-jumlah
-mutasi
-pelatihan
Peran
sektor dan
program
Terkait
termasuk
organisasi
masyarakat
dan swasta
Tingkat
kesulitan
menjangkau
wilayah
Logistik
Sarana
Biaya
operasional
44
45. SIMPULAN
Program PP dan PL
• Kebijakan bagian integral dari Bangkesnas
• Kelembagaan Sinkronisasi Pusat, UPT,
Daerah
• Program kegiatan :
– Rutin/berkelanjutan dan responsif kedepan
– Penguatan tatakelola pemerintah yang baik
(adm/teknis/prosedur) MENUJU REFORMASI BIROKRASI
– Pengkayaan antara lain :
Terobosan baru dan Update komitment Int,
regional, bilateral & lokal
45