Rangkuman dokumen:
1. Rancangan Peraturan Presiden membahas strategi nasional untuk menurunkan stunting melalui 9 intervensi spesifik dan 11 intervensi sensitif dengan target menurunkan stunting menjadi 14% pada 2024.
2. Strategi ini diimplementasikan melalui rencana aksi nasional dengan pendekatan keluarga berisiko stunting dan dilaksanakan oleh tim di tingkat pusat, provinsi, kabupaten/kota, dan desa.
3. Pemantauan dan evalu
Rancangan Perpres dan RAN utk Kemendes 24 Juni 2021 v1 BKKBN
1. Hidup Berencana Itu Keren
B K
Kebijakan Rancangan Peraturan
Presiden (RanPerpres) dan
Rencana Aksi Nasional (RAN)
Percepatan Penurunan Stunting
Disampaikan oleh
Kepala Biro Perencanaan - BKKBN
Disampaikan pada acara Rapat Persiapan Konsolidasi Tim Pendamping Pusat
Konvergensi Pencegahan Stunting di Desa
Jakarta, 24 Juni 2021
2. HIDUP BERENCANA ITU KEREN
Rancangan Peraturan Presiden
tentang Percepatan Penurunan Stunting
3. HIDUP BERENCANA ITU KEREN
Sumber: Direktur Penyusunan APBN, Kemenkeu-RI, 23 Juni 2021
4. HIDUP BERENCANA ITU KEREN
SISTEMATIKA RanPerpres
BAB I KETENTUAN UMUM
BAB II STRATEGI NASIONAL PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING
BAB III PENYELENGGARAAN PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING
BAB IV KOORDINASI PENYELENGGARAAN PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING
BAB V PEMANTAUAN, EVALUASI, DAN PELAPORAN
BAB VI PENDANAAN
BAB VII KETENTUAN PERALIHAN
BAB VIII KETENTUAN PENUTUP
Lampiran
A. Target Antara Percepatan Penurunan Stunting: 20 indicator
B. Uraian Pilar Strategi Nasional Percepatan Penurunan Stunting: 72 indikator
5. HIDUP BERENCANA ITU KEREN
Turunan RanPerpres Percepatan Penurunan Stunting
1. Rencana Aksi Nasional Percepatan Penurunan Stunting (Pasal 6-10)
2. Mekanisme Tata Kerja dan Sekretariat Pelaksana (Pasal 11-50)
• TPPS Pusat
• TPPS Provinsi
• TPPS Kabupaten/ Kota
• TPPS Kecamatan
• TPPS Desa/ Kelurahan
• Satgas
3. Pedoman Pemantauan, Evaluasi, dan Pelaporan Pelaksanaan Percepatan
Penurunan Stunting (Pasal 23-26)
Peraturan Badan ttg:
6. HIDUP BERENCANA ITU KEREN
BAB I KETENTUAN UMUM
• Stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis
dan infeksi berulang, yang ditandai dengan panjang atau tinggi badannya berada di bawah
standar yang ditetapkan oleh menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
kesehatan.
• Pemangku Kepentingan adalah orang perseorangan, masyarakat, akademisi, organisasi profesi,
dunia usaha, media massa, organisasi masyarakat sipil, perguruan tinggi, tokoh masyarakat, tokoh
agama, dan mitra pembangunan, yang terkait dengan Percepatan Penurunan Stunting.
7. Bab II: Strategi Nasional Percepatan Penurunan Stunting (1)
Sumber: Ran perpres Strategi Nasional Percepatan Penurunan Stunting
Pilar: Target tujuan pembangunan
berkelanjutan pada tahun 2030
Tujuan
1. peningkatan komitmen dan visi
kepemimpinan di kementerian/lembaga,
Pemerintah Daerah provinsi, Pemerintah Daerah
kabupaten/kota, dan Pemerintah Desa;
Strategi Nasional Percepatan Penurunan Stunting menjadi acuan bagi kementerian/lembaga, Pemerintah Daerah provinsi, Pemerintah Daerah
kabupaten/kota, Pemerintah Desa, dan Pemangku Kepentingan dalam rangka menyelenggarakan Percepatan Penurunan Stunting.
1. menurunkan prevalensi
Stunting
2. meningkatkan kualitas penyiapan
kehidupan berkeluarga
3. menjamin pemenuhan asupan
gizi
4. memperbaiki pola asuh
5. meningkatkan akses dan
kualitas pelayanan kesehatan
6. meningkatkan akses air minum
dan sanitasi
2. peningkatan komunikasi perubahan perilaku
dan pemberdayaan masyarakat;
3. peningkatan konvergensi Intervensi Spesifik
dan Intervensi Sensitif di kementerian/lembaga,
Pemerintah Daerah provinsi, Pemerintah Daerah
kabupaten/kota, dan Pemerintah Desa;
4. peningkatan ketahanan pangan dan gizi pada
tingkat individu, keluarga, dan masyarakat;
5. penguatan dan pengembangan sistem, data,
informasi, riset, dan inovasi
Rencana Aksi Nasional:
pendekatan keluarga berisiko stunting
penyediaan data keluarga berisiko
Stunting
pendampingan keluarga berisiko
Stunting
pendampingan semua calon
pengantin/calon PUS;
surveilans keluarga berisiko Stunting
audit kasus Stunting
Ditetapkan oleh Kepala BKKBN
Dalam melaksanakan Program dan Kegiatan PPS, maka K/L, Pemprov, Pemkab/Kota dan pemdes melakukan: a. penguatan perencanaan dan
penganggaran; b. peningkatan kualitas pelaksanaan; c. peningkatan kualitas Pemantauan, Evaluasi, dan pelaporan; dan d. peningkatan
kapasitas sumber daya manusia.
8. HIDUP BERENCANA ITU KEREN
penyediaan data keluarga berisiko
Stunting bertujuan menyediakan
data operasional melalui
penapisan:
Bab II: Strategi Nasional Percepatan Penurunan Stunting (2)
a. kesehatan reproduksi bagi
calon pengantin/calon PUS 3
(tiga) bulan pranikah;
b. ibu hamil;
c. keluarga terhadap
ketersediaan pangan, pola
makan, dan asupan gizi;
d. keluarga dengan PUS pasca
persalinan dan pasca
keguguran;
e. keluarga terhadap
pengasuhan balita;
f. keluarga terhadap kepemilikan
sarana jamban dan air bersih;
dan
g. keluarga terhadap kepemilikan
sarana rumah sehat
pendampingan keluarga berisiko
Stunting dan semua calon
pengantin/calon PUS
Bertujuan untuk meningkatkan
akses informasi dan pelayanan
melalui:
a. Penyuluhan
b. Fasilitasi pelayanan rujukan;
dan
c. Fasilitasi penerimaan program
bantuan sosial
Pendampingan semua calon
pengantin/calon pasangan
usia subur (PUS) wajib
diberikan 3 (tiga) bulan
pranikah sebagai bagian dari
pelayanan nikah
Rencana Aksi Nasional:
pendekatan keluarga berisiko
Rencana Aksi Nasional:
pendekatan keluarga berisiko
9. HIDUP BERENCANA ITU KEREN
1. Pemberian TTD: 58%
2. calon pasangan usia subur
(PUS) yang memperoleh
pemeriksaan kesehatan
sebagai bagian dari
pelayanan nikah: 90%
1. ibu hamil KEK yang
mendapatkan tambahan
asupan gizi: 90%
2. Pemberian TTD 90 tablet:
80%
3. Kehamilan tidak
diinginkan: 15,5%
Pelayanan KBPP: 70%
1. bayi usia kurang dari 6 bulan mendapat air
susu ibu (ASI) eksklusif: 80%
2. anak usia 6-23 bulan yang mendapat
Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-
ASI): 80%
3. anak berusia di bawah lima tahun (balita)
gizi buruk yang mendapat pelayanan tata
laksana gizi buruk.: 90%
4. Pemantauan tumbuh kembang anak: 90%
5. anak berusia di bawah lima tahun (balita)
gizi kurang yang mendapat tambahan
asupan gizi: 90%
6. Imunisasi dasar lengkap: 90%
Calon
pengantin/remaja
Ibu hamil
Ibu menyusui/masa
interval
Balita (0-59 bulan)
Stunting 14% di 2024
Keluarga:
1. Pendampingan keluarga berisiko:
90%
2. Pemahaman: 70%
3. Bantuan social pangan:
15.600.039
4. Bantuan tunai bersyarat:
10.000.000
Rumah tangga:
1. Akses air minum layak:
100%
2. Akses sanitasi layak:
90%
Desa/kelurahan:
ODF: 90%
Individu:
Jaminan kesehatan:
112, 9 juta
20 Indikator= 9 intervensi spesifik+ 11 intervensi sensitif
Target antara: 14% (empat belas persen) pada tahun 2024
Kelompok
sasaran
10. HIDUP BERENCANA ITU KEREN
BAB III PENYELENGGARAAN PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING
Dalam pelaksanaan Program dan Kegiatan PPS, maka K/L, Pemprov,
Pemkab/Kota dan Pemdes melakukan:
a. penguatan perencanaan dan penganggaran;
b. peningkatan kualitas pelaksanaan;
c. peningkatan kualitas Pemantauan, Evaluasi, dan pelaporan; dan
d. peningkatan kapasitas sumber daya manusia.
Strategi Nasional Percepatal Penurunan Stunting dan Rencana Aksi Nasional menjadi
acuan bagi kementerian/ lembaga, Pemerintah Daerah provinsi, Pemerintah Daerah
kabupaten/ kota, Pemerintah Desa, dan Pemangku Kepentingan dalam rangka
menyelenggarakan Percepatan Penurunan Stunting
11. 1- 2018
Fokus di 100kab/kota.
3- 2020
Fokus di 260kab/kota
Arahan Presiden RI saat ratas 5
Agustus 2020 focus di 10 provinsi
dengan prevalensi stunting tertinggi
5- 2022-2024
Diatur dalam ranperpres:
2- 2019
Fokus di 160kab/kota.
4- 2021
Fokus di 360kab/kota
1
2
3
4
5
BAB III PENYELENGGARAAN PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING: LOKASI PRIORITAS
12. BAB IV KOORDINASI PENYELENGGARAAN PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING
Tim Percepatan Penurunan Stunting
Tingkat Pusat
1.
Tim Percepatan Penurunan Stunting
Tingkat Provinsi
2.
Tim Percepatan Penurunan Stunting
Tingkat kabupaten/kota
3.
Tim Percepatan Penurunan Stunting
Tingkat kecamatan
4.
Tim Percepatan Penurunan Stunting
Tingkat Desa
5.
Terdiri atas Pengarah dan Pelaksana
Ditetapkan oleh bupati/wali kota
Terdiri atas perangkat daerah, dan Pemangku Kepentingan termasuk Tim Penggerak
Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK).
Pembentukannya difasilitasi oleh Tim Percepatan Penurunan Stunting tingkat
kabupaten/kota
Ditetapkan oleh Kepala Desa
Melibatkan:
a. tenaga kesehatan paling sedikit mencakup bidan, tenaga gizi dan tenaga kesehatan
lingkungan;
b. Penyuluh Keluarga Berencana dan/atau Petugas Lapangan Keluarga Berencana;
c. Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK);
d. Pembantu Pembina Keluarga Berencana Desa (PPKBD) dan/atau Sub-PPKBD/Kader
Pembangunan Manusia (KPM), kader dan/atau unsur masyarakat lainnya.
Ditetapkan oleh Gubernur
Terdiri atas perangkat daerah, dan Pemangku Kepentingan termasuk Tim Penggerak
Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK).
TUGAS Tim: mengoordinasikan, mensinergikan, dan
mengevaluasi penyelenggaraan Percepatan
Penurunan Stunting di wilayahnya.
13. BAB IV KOORDINASI PENYELENGGARAAN PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING: TIM PUSAT
Anggota:
1. Menteri Kesehatan;
2) Menteri Keuangan;
3) Menteri Sosial;
4) Menteri Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi;
5) Menteri Agama;
6) Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat;
7) Menteri Sekretariat Negara; dan
8) Kepala Staf Kepresidenan
PENGARAH
PELAKSANA
Mekanisme tata kerja dan
sekretariat Pelaksana diatur
dengan Peraturan Badan
Sekretariat
Pelaksana
14. BAB V PEMANTAUAN, EVALUASI, DAN PELAPORAN
Pemantauan & Evaluasi
(1) Tujuan:
a. mengetahui kemajuan dan keberhasilan pelaksanaan Percepatan Penurunan Stunting;
b. memberikan umpan balik bagi kemajuan pelaksanaan Percepatan Penurunan Stunting;
c. menjadi pertimbangan perencanaan dan penganggaran serta peningkatan akuntabilitas Percepatan Penurunan
Stunting;
d. memberikan penilaian kesesuaian terhadap kegiatan, keluaran, dan target Strategi Nasional Percepatan
Penurunan Stunting dan rencana aksi nasional; dan
e. menjadi pertimbangan pemberian rekomendasi untuk pencapaian keberhasilan pelaksanaan Percepatan
Penurunan Stunting.
(2) Dilakukan oleh kementerian/lembaga, Pemerintah Daerah provinsi, Pemerintah Daerah kabupaten/kota, dan
Pemerintah Desa sesuai dengan kewenangannya.
(3) Ketua Pelaksana mengoordinasikan Pemantauan dan Evaluasi
(4) Pemantauan dan Evaluasi pelaksanaan Percepatan Penurunan Stunting didukung dengan:
a. sistem manajemen data terpadu di pusat, daerah, dan desa dengan memaksimalkan sistem informasi yang
sudah ada melalui mekanisme Satu Data Indonesia sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
dan
b. riset dan inovasi serta pengembangan pemanfaatan hasil riset dan inovasi.
15. BAB V PEMANTAUAN, EVALUASI, DAN PELAPORAN
Pelaporan
Bupati/walikota
Gubernur
Wakil ketua pelaksana bidang koordinasi pembinaan
dan pengawasan penyelenggaraan Pemerintah
Daerah
Kementerian/Lembaga
wakil ketua bidang perencanan,
pemantauan dan evaluasi
Ketua Pelaksana
Ketua Pengarah
Ketentuan lebih lanjut mengenai pedoman Pemantauan, Evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan
Percepatan Penurunan Stunting diatur dengan Peraturan Badan.
Setiap 2 (dua) kali dalam 1
(satu) tahun atau sewaktu-
waktu apabila diperlukan.
Setiap 2 (dua) kali dalam 1
(satu) tahun atau sewaktu-
waktu apabila diperlukan.
16. BAB VI PENDANAAN
Sumber pendanaan Percepatan Penurunan Stunting berasal dari anggaran pendapatan dan belanja
negara, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, dan/atau sumber lain yang sah sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
17. HIDUP BERENCANA ITU KEREN
Lampiran
Lampiran A:
Lampiran B:
Target Antara Percepatan Penurunan Stunting: 20 indicator
Uraian Pilar Strategi Nasional Percepatan Penurunan Stunting: 72 indikator
Sasaran Indikator
sasaran
Target dan tahun
pencapaian
Penanggung
Jawab
Instansi
Pendukung
Tersedianya layanan intervensi
spesifik
9 Indikator
Tersedianya layanan intervensi
sensitif
11 indikator
Kegiatan Keluaran
(output)
Target dan tahun
pencapaian
Penanggung
Jawab
Instansi
Pendukung
Pilar 1: 2 kegiatan
Pilar 2: 3 kegiatan
Pilar 3: 2 kegiatan
Pilar 4: 2 kegiatan
Pilar 5: 4 kegiatan
18. 5
3 8
1
Persentase
anak usia 6-
23 bulan yang
mendapat
Makanan
Pendamping
Air Susu Ibu
(MP-ASI).
Persentase
anak berusia
di bawah lima
tahun (balita)
gizi buruk
yang
mendapat
pelayanan
tata laksana
gizi buruk.
Persentase
anak berusia
di bawah lima
tahun (balita)
yang dipantau
pertumbuhan
dan
perkembanga
nnya.
Persentase
anak berusia
di bawah lima
tahun (balita)
gizi kurang
yang
mendapat
tambahan
asupan gizi.
90%
Tahun: 2024
58%
Tahun: 2024
80%
Tahun: 2024
80%
Tahun: 2024
80%
Tahun: 2024
90%
Tahun: 2024
90%
Tahun: 2024
90%
Tahun: 2024
Kementerian
Kesehatan
Kementerian
Kesehatan
Kementerian
Kesehatan
Kementerian
Kesehatan
Kementerian
Kesehatan
Kementerian
Kesehatan
Kementerian
Kesehatan
Kementerian
Kesehatan
BKKBN
BKKBN BKKBN
Kemente
rian
PUPR
Kemente
rian
PUPR
Kementeri
an
Kesehatan
BKKBN
Persentase
ibu hamil
yang
mengonsumsi
Tablet
Tambah
Darah (TTD)
minimal 90
tablet selama
masa
kehamilan
Persentase
ibu hamil
Kurang Energi
Kronik (KEK)
yang
mendapatkan
tambahan
asupan gizi.
Persentase
remaja putri
yang
mengonsumsi
Tablet
Tambah
Darah (TTD)
Persentase
bayi usia
kurang dari 6
bulan
mendapat air
susu ibu (ASI)
eksklusif.
2 4 6 7
15,5%
Tahun:
2024
70%
Tahun:
2024
90%
Tahun:
2024
100%
Tahun:
2024
90%
Tahun:
2024
112,9 juta
penduduk
Tahun: 2024
90%
Tahun:
2024
Persentase
rumah tangga
yang
mendapatkan
akses air
minum layak
di kabupaten/
kota lokasi
prioritas
Persentase
rumah tangga
yang
mendapatkan
akses sanitasi
(air limbah
domestik)
layak di
kabupaten/
kota lokasi
prioritas
Cakupan
Penerima
Bantuan Iuran
(PBI) Jaminan
Kesehatan
Nasional dari
40% penduduk
berpendapata
n terendah
Cakupan
keluarga
berisiko
Stunting
yang
mempero-
leh
pendampi
ngan
Persentase
pelayanan
Keluarga
Berencana
(KB) pasca
persalinan
Persenta
se
kehamil
an yang
tidak
diingin
kan
Cakupan calon
pasangan usia
subur (PUS)
yang
memperoleh
pemeriksaan
kesehatan
sebagai bagian
dari pelayanan
nikah
Jumlah
keluarga
miskin dan
rentan
yang
memperol
eh bantuan
tunai
bersyarat
Persentase
target sasaran
yang memiliki
pemahaman
yang baik
tentang
Stunting di
lokasi prioritas
Jumlah
keluarga
miskin dan
rentan
yang
menerima
bantuan
sosial
pangan
Persentase
desa/keluraha
n stop Buang
Air Besar
Sembarangan
(BABS) atau
Open
Defecation
Free (ODF)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Kemente
rian
Sosial
10.000.000
Tahun:
2024
Kementeri
an
Kesehatan
70%
Tahun:
2024
Kemente
rian
Sosial
15.600.039
Tahun:
2024
Kementeri
an
Kesehatan
90%
Tahun:
2024
Sasaran:
Tersedianya
layanan Intervensi
Sensitif
Sasaran:
Tersedianya
layanan Intervensi
Spesifik
Indikator
sasaran
Target &
Tahun
pencapaian
Penanggung
jawab
Indikator
sasaran
Target &
Tahun
pencapaian
Penanggung
jawab
Lampiran A - RanPERPRES
9
Persentase
anak berusia
di bawah lima
tahun (balita)
yang
memperoleh
imunisasi
dasar lengkap
90%
Tahun: 2024
Kementerian
Kesehatan
Target Antara Percepatan Penurunan Stunting
19. HIDUP BERENCANA ITU KEREN
Lampiran B - RanPERPRES
URAIAN
PILAR
Pilar 1:
Peningkatan komitmen dan visi
kepemimpinan di K/L, Pemerintah
Daerah provinsi, Pemerintah
Daerah kabupaten/kota, dan
Pemerintah Desa
Pilar 2:
Peningkatan
komunikasi
perubahan perilaku
dan pemberdayaan
masyarakat
Pilar 5:
Penguatan dan
pengembangan
sistem, data,
informasi, riset
dan inovasi
a.Meningkatkan
komitmen percepatan
penurunan Stunting.
a.melaksanakan
kampanye nasional
dan komunikasi
perubahan
a.melaksanakan
konvergensi dlm
perencanaan dan
penganggaran,
serta pelaksanaan
kegiatan
a.memenuhi
kebutuhan pangan
dan gizi individu,
keluarga, dan
masyarakat
a.pemantauan dan
evaluasi terpadu
c. melakukan penguatan
peran organisasi
keagamaan dalam
komunikasi
perubahan perilaku
b. melakukan
penguatan kapasitas
institusi dalam
komunikasi
perubahan perilaku
b. meningkatkan
kualitas fortifikasi
pangan
c. riset dan inovasi
b. sistem data dan
informasi terpadu
d. Sistem
pengelolaan
pengetahuan
b. meningkatkan
kapasitas
Pemerintah Desa.
13 Kegiatan
72 Keluaran
Uraian Pilar Strategi
Nasional Percepatan
Penurunan Stunting
20. HIDUP BERENCANA ITU KEREN
Rancangan
Rencana Aksi Nasional
Percepatan Penurunan Stunting
Melalui Pendekatan Keluarga Berisiko Stunting
21. HIDUP BERENCANA ITU KEREN
Alur Penyusunan Rancangan RAN
Perpres Percepatan
Penurunan Stunting
Rancangan RAN merupakan penguatan atas program dan kegiatan yang telah
dilaksanakan K/L selama ini dan penyusunan program/kegiatan baru yang lebih
menyasar langsung kepada sasaran prioritas melalui tahapan kegiatan sesuai RanPerpres
Pasal 1” Percepatan Penurunan Stunting adalah setiap upaya yang mencakup
Intervensi Spesifik dan Intervensi Sensitif yang dilaksanakan secara konvergen,
holistik, integratif, dan berkualitas melalui kerja sama multi-sektor di pusat,
daerah, dan desa”
Pasal 2 “memperhatikan Strategi
Nasional (Stranas)/lampiran
Perpres Percepatan Penurunan
Stunting.”
Pasal 3
“memperhatikan
kelompok sasaran”
Pasal 8 “Pelaksanaan
Strategi Nasional Percepatan
Penurunan Stunting melalui
Rencana Aksi Nasional
melalui pendekatan
Keluarga Berisiko Stunting”
Pasal 9 “Pendataan
(penapisan),
Pendampingan,
Surveilans, dan Audit
kasus Stunting”
Pasal 14
“memperhatikan
kabupaten/kota lokasi
prioritas pelaksanaan
program dan kegiatan
Percepatan Penurunan
Stunting”
Pasal 17
“memperhatikan
tugas tim pelaksana”
Pasal 20, 21, dan 22
“memperhatikan
pembagian
tugas/koordinasi
Tim di setiap
tingkatan Wilayah
(Prov, Kab/Kota,
desa)”
Rencana Aksi Nasional (RAN)
Percepatan Penurunan Stunting
Melalui Pendekatan Keluarga
Berisiko Stunting
Pelaksanaan
- Diatur melalui
Peraturan
Badan (Perban)
- Narasi RAN
MATRIK A (Ps 8)
a. penyediaan data Keluarga Berisiko Stunting;
b. pendampingan Keluarga Berisiko Stunting;
c. pendampingan semua calon pengantin/calon
PUS;
d. surveilans Keluarga Berisiko Stunting; dan
e. audit kasus Stunting.
MATRIK B
Mengacu pada Lampiran B RanPerpres
(STRANAS)
Perlu disusun Tim Pendamping Keluarga
untuk pelaksanaan pendampingan
intensif ke kelompok sasaran
22. HIDUP BERENCANA ITU KEREN
Rancangan Rencana Aksi Nasional Percepatan Penurunan Stunting
Melalui Pendekatan Keluarga Berisiko Stunting
MATRIK A
Mengacu pada Pasal 8 Rancangan Perpres Percepatan Penurunan Stunting;
a. penyediaan data Keluarga Berisiko Stunting;
b. pendampingan Keluarga Berisiko Stunting;
c. pendampingan semua calon pengantin/calon PUS;
d. surveilans Keluarga Berisiko Stunting; dan
e. audit kasus Stunting.
MATRIK B
Mengacu pada Lampiran B RanPerpres (STRANAS)
1. Pilar 1:
Peningkatan komitmen dan visi kepemimpinan di K/L, Pemerintah Daerah provinsi, Pemerintah Daerah kabupaten/kota, dan Pemerintah Desa
2. Pilar 2:
Peningkatan komunikasi perubahan perilaku dan pemberdayaan masyarakat
3. Pilar 3:
Peningkatan konvergensi Intervensi Spesifik dan Intervensi Sensitif di K/L, Pemerintah Daerah provinsi, Pemerintah Daerah kabupaten/kota, dan Pemerintah
Desa
4. Pilar 4:
Peningkatan ketahanan pangan dan gizi pada tingkat individu, keluarga, dan masyarakat
5. Pilar 5:
Penguatan dan pengembangan sistem, data, informasi, riset dan inovasi
23. Algoritma Pendekatan Keluarga Untuk Intervensi Spesifik
Calon
PUS
PUS Baru
(+ 2 jt)
Pendampingan
Hamil
(1,6 jt)
Bumil KEK,
Anemia,
4 T
Bumil
sehat
Pendampingan
Kelahiran
KB PP
Bayi normal
• Pre-term
• BBLR
Penapisan bayi
Penapisan PUS
Tdk KB PP
Pendampingan
MP-ASI, Gizi dan
tumbuh kembang
Bayi 6-23 bln,
Bayi 23-59 bln
Bayi 0 -23 bln
Pendampingan
Remaja
10-24 th
52.257.728
PUS
lama
Tdk hamil (0,4jt)
Hamil
(3,4 jt)
Tdk Hamil (49 jt)
Bumil sehat
Fase calon PUS
Fase hamil
Fase paska salin/interval
Bukan
Calon PUS
Sasaran
unmet
need
Penapisan
Audit kasus stunting:
Desa/kel – Rakordes,
Kecamatan – Minilok
Kab/kota - Telemedicine
Surveilans
Seluruh Ibu Hamil Mendapat
Pendampingan (tanpa Penapisan)
Anemia
Tidak
Anemia
Penapisan
Pendampingan
Bayi 0-6 bln
Pendampingan
ASI Eksklusif dan
tumbuh kembang
Pemberian
tablet tambah
darah bagi
remaja
Tidak KB
KB
Penapisan
KTD
INTERVENSI SENSITIF
INTERVENSI SENSITIF
24. HIDUP BERENCANA ITU KEREN
Formasi Dukungan Intervensi Sensitif
Terhadap Intervensi Spesifik
PBI-
JAMINAN
KESEHATAN
JAMBAN & SEPTIC TANK
(Buang Air Besar
Sembarangan/BABS atau
Open Defecation Free (ODF)
INTERVENSI
SPESIFIK
PENDAMPINGAN
CATIN/CALON PUS
PENDAMPINGAN
KELUARGA BERISIKO
STUNTING DAN MASA
INTERVAL
SURVAILANS
PENAPISAN PENDAMPINGAN IBU
HAMIL
INFORMASI, EDUKASI
DAN SOSIALISASI
(Pemahaman yang baik
tentang Stunting)
AKSES SANITASI
(AIR LIMBAH
DOMESTIK) LAYAK
BANTUAN
TUNAI
BERSYARAT
AKSES AIR
MINUM LAYAK
Pendukung dari sisi lingkungan
BANTUAN KESEHATAN
TERKAIT (Imunisasi dasar
dan Penyakit bawaan lain
yang terkait)
Pendukung dari sisi Kesehatan dan Sosial
Pendukung dari sisi
KIE dan ADVOKASI
KOMITMEN DAN
REGULASI
(Lintas K/L dan Lintas
Pemerintah Pusat dan
Daerah)
PERCEPATAN
PENURUNAN
STUNTING
FORTIFIKASI
PANGAN
Ketua : Wakil Presiden Republik Indonesia.
Wakil Ketua:
Bidang pelaksanaan: Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan.
Bidang perencanan, pemantauan dan evaluasi: Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional.
Bidang pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan pemerintah daerah: Menteri Dalam Negeri.
Anggota :
Menteri Kesehatan;
Menteri Keuangan;
Menteri Sosial;
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi;
Menteri Agama;
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat;
Menteri Sekretariat Negara; dan
Kepala Staf Kepresidenan