Berikut merupakan contoh rumusan masalah, tujuan dan jenis kegiatan konvergensi stunting yang dapat disimulasikan untuk penugasan:1. Siapa pesertanya: - Kelompok ibu hamil dan menyusui- Kelompok posyandu2. Siapa yang memfasilitasi: - Petugas kesehatan (bidan/perawat)- Guru PAUD/TK- Kader posyandu3. Alat bantu/Materi Fasilitasi:- Formulir
Similar to Berikut merupakan contoh rumusan masalah, tujuan dan jenis kegiatan konvergensi stunting yang dapat disimulasikan untuk penugasan:1. Siapa pesertanya: - Kelompok ibu hamil dan menyusui- Kelompok posyandu2. Siapa yang memfasilitasi: - Petugas kesehatan (bidan/perawat)- Guru PAUD/TK- Kader posyandu3. Alat bantu/Materi Fasilitasi:- Formulir
Deteksi dan Stimulasi Dini Tumbuh Kembang Anak dalam 1000 HPK.pptxsandinay1
Similar to Berikut merupakan contoh rumusan masalah, tujuan dan jenis kegiatan konvergensi stunting yang dapat disimulasikan untuk penugasan:1. Siapa pesertanya: - Kelompok ibu hamil dan menyusui- Kelompok posyandu2. Siapa yang memfasilitasi: - Petugas kesehatan (bidan/perawat)- Guru PAUD/TK- Kader posyandu3. Alat bantu/Materi Fasilitasi:- Formulir (20)
Berikut merupakan contoh rumusan masalah, tujuan dan jenis kegiatan konvergensi stunting yang dapat disimulasikan untuk penugasan:1. Siapa pesertanya: - Kelompok ibu hamil dan menyusui- Kelompok posyandu2. Siapa yang memfasilitasi: - Petugas kesehatan (bidan/perawat)- Guru PAUD/TK- Kader posyandu3. Alat bantu/Materi Fasilitasi:- Formulir
14. PERAN DESA DALAM
KEGIATAN KONVERGENSI
PENCEGAHAN STUNTING
PELATIHAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA (PSDM)
CLUSTER KECAMATAN MATANGNGA DAN KECAMATAN TAPANGO
HOTEL ISTANA 10 S/D 11 JULI 2019
15. 10 INSTRUKSI PRESIDEN KEPADA KESEHATAN
GIZI INVESTASI BANGSA
Jangan sampai ada lagi yang namanya gizi buruk. Tidak ada
anak yang sepantasnya kekurangan gizi di negara
berpendapatan menengah seperti sekarang ini
15
16. PENGERTIAN
2
• Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak
balita akibat dari kekurangan gizi kronis sehingga
anak terlalu pendek untuk usianya.
• Kekurangan gizi terjadi sejak bayi dalam kandungan
dan pada masa awal setelah anak lahir, tetapi
stunting baru nampak setelah anak berusia 2
tahun.
16
Sumber : Kemenkes RI
17. STUNTING
• Anak Kerdil (stunting) adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita
(bayi di bawah lima tahun) akibat dari kekurangan gizi kronis
sehingga anak terlalu pendek untuk usianya. Kekurangan gizi terjadi
sejak bayi dalam kandungan dan pada masa awal setelah bayi lahir.
Akan tetapi, kondisi stunting baru nampak setelah bayi berusia 2
tahun.
• Balita/Baduta (Bayi dibawah usia Dua Tahun) yang mengalami
stunting akan memiliki tingkat kecerdasan tidak maksimal, menjadikan
anak menjadi lebih rentan terhadap penyakit dan di masa depan
dapat beresiko pada menurunnya tingkat produktivitas. Pada akhirnya
secara luas stunting akan dapat menghambat pertumbuhan ekonomi,
meningkatkan kemiskinan dan memperlebar ketimpangan.
17
18. MASALAH STUNTING DI INDONESIA
18
BALITA STUNTING (TB/U)
RISKESDAS 2013 37,2
PSG 2016 27,5
Masih menjadi
masalah gizi
masyarakat karena
di atas batasan WHO
19. Dampak KURANG GIZI pada awal kehidupan
Gagal tumbuh; Berat Lahir
Rendah, kecil, pendek, kurus,
daya tahan rendah.
Hambatan perkembangan
kognitif, nilai sekolah dan
keberhasilan pendidikan
Menurunkan
Produktivitas
pada usia dewasa
Risiko PTM
(Diabetes type II,
Stroke, Penyakit
Jantung, dll) pada
usia dewasa
19
21. STUNTING DISEBABKAN OLEH FAKTOR MULTI DIMENSI
INTERVENSI PALING MENENTUKAN PADA 1.000 HARI PERTAMA KEHIDUPAN (HPK)
*PAUD = Pendidikan Anak Usia Dini
**Komoditas makanan di Jakarta 94% lebih
mahal dibanding dengan di New Delhi,
India. Buah dan sayuran di Indonesia lebih
mahal dari di Singapura.
Sumber: RISKESDAS 2013, SDKI 2012,
SUSENAS berbagai tahun
Sumber: Kemenkes dan Bank Dunia (2017)
1. PRAKTEK PENGASUHAN YANG TIDAK BAIK
• Kurang pengetahuan tentang kesehatan dan gizi sebelum dan pada masa kehamilan
• 60% dari anak usia 0-6 bulan tidak mendapatkan ASI ekslusif
• 2 dari 3 anak usia 0-24 bulan tidak menerima MP-ASI
2. TERBATASNYA LAYANAN KESEHATAN TERMASUK LAYANAN ANC-ANTE NATAL CARE,
POST NATAL DAN PEMBELAJARAN DINI YANG BERKUALITAS
• 1 dari 3 anak usia 3-6 tahun tidak terdaftar di PAUD*
• 2 dari 3 ibu hamil belum mengkonsumsi suplemen zat besi yang memadai
• Menurunnya tingkat kehadiran anak di Posyandu (dari 79% di 2007 menjadi 64% di 2013)
• Tidak mendapat akses yang memadai ke layanan imunisasi
3. KURANGNYA AKSES KE MAKANAN BEGIZI**
• 1 dari 3 ibu hamil anemia
• Makanan bergizi mahal
4. KURANGNYA AKSES KE AIR BERSIH DAN SANITASI
• 1 dari 5 rumah tangga masih BAB diruang terbuka
• 1 dari 3 rumah tangga belum memiliki akses
ke air minum bersih
FOKUS NASIONAL MASALAH GIZI-STUNTING (1)
22. FOKUS NASIONAL MASALAH GIZI-
STUNTING (2)
DAMPAK BAGI
KELUARGA
1. GAGAL TUMBUH –
Pendek (TB/U), Kurus
(BB/U)
2. GAGAL KEMBANG –
Gangguan Kognitif,
lambat menyerap
pengetahuan, lemah di
matematika; Stunting
(pendek dan deficit
kognitif)
3. GANGGUAN
METABOLISME
TUBUH – potensi untuk
terkena penyakti tidak
menular
Penyebab Multi
Dimensi
Masalah
Kesehatan (di atas
ambang batas
20%)
BALITA
STUNTING (TB/U)
Riskesdas 2013
37,2 (9
Juta)
PSG 2016
27,5
MENGHAMB
AT
Pembanguna
n dan
Peluang
Menjadi
NEGARA
MAJU
22
23. Jika Opik ini adalah anak
Bapak dan Ibu, apa
perasaan anda?
Jika di desa Bapak dan ibu
banyak anakn seperti Opik
ini, apa perasaan anda
selaku Kades, Pendamping
Desa, KPM, Aparat
Pemerintahan Desa?
23
Rasyid, 3
Tahun,
Lahir Normal
Opik, 4 Tahun
Berat Bayi Lahir
Rendah
31. wabah diare setiap musim kemarau di 5
desa yang dapat mencapai lebih dari
100 orang dengan jumlah kematian rata-
rata sekitar 10 orang
Jenis masalah
Waktu kejadian
Besaran masalah
MERUMUSKAN MASALAH
32. Kasus Gizi Buruk di Desa Payunga
Kec. Batudaa di Tahun 2011 adalah 5
bayi dari 30 Bayi yang ada
Jenis masalah Waktu kejadian
Cakupan masalah
MERUMUSKAN MASALAH
33. CARA PRAKTIS MENGENALI
MASALAH KESEHATAN
AKSES
KUALITAS
PEMAHAMAN:
•Tidak tahu
•Belum pernah mendapat informasi
•Bukan prioritas
KETIDAKMAMPUAN
•Tidak ada biaya
•Mahal
KENDALA GEOGRAFIS & SARANA
•Jauh
•Sulit
•Tidak ada layanan
MUTU
•Fasilitas tidak memadai
•Pelayanan tidak memadai
•Tidak tersedia setiap saat
•Keterbatasan tenaga
INDIKATOR KEBERHASILAN:
1. Setiap ibu hamil diperiksa oleh bidan, minimal 4 kali
pemeriksaan selama masa kehamilan sesuai tri-
semester kehamilan;
2. Setiap ibu hamil mendapatkan minimal 90 butir pil
Fe (penambah darah) selama masa kehamilan;
3. Setiap bayi dan balita (usia 0-5 tahun) diukur berat
badannya secara rutin setiap bulan dan selalu naik
mengikuti grafik pertumbuhan;
4. Setiap bayi dan balita secara rutin diukur tinggi
badan oleh tenaga kesehatan terlatih setiap 3 bulan
5. Setiap ibu yang melahirkan (termasuk bayinya)
mendapatkan perawatan nifas dari bidan atau
dokter, minimal 3 kali perawatan dalam waktu 42
hari setelah proses persalinan
6. Setiap bayi usia 12 bulan ke bawah mendapatkan
imunisasi standar secara lengkap;
7. Setiap orang tua/pengasuh yang memiliki bayi usia
0-2 tahun mengikuti kegiatan pemenuhan gizi
minimal tiga bulan sekali
8. Setiap ibu hamil dan menyusui dari keluarga rentan
mendapat kunjungan konseling terpadu
9. Setiap rumah tangga ibu hamil dan menyusui
memiliki akses atas air minum yang layak
10. Setiap rumah tangga ibu hamil dan menyusui
memiliki jamban keluarga
11. Setiap rumah tangga ibu hamil dan bayi yang
terindikasi gizi gizi buruk dan gizi kurang
memperoleh jaminan layanan kesehatan.
LINGKUNGAN :
•Mempengaruhi Pola Pikir , Perilaku
& Kebiasaan
34. CARA PRAKTIS MENGENALI
MASALAH PENDIDIKAN
INDIKATOR KEBERHASILAN:
1. Setiap orangtua/pengasuh yang
memiliki anak usia 0-3 tahun
mengikuti kegiatan parenting
dalam layanan PAUD minimal
sebulan sekali
2. Setiap anak usia 3-6 tahun aktif
mengikuti setiap hari kegiatan
PAUD
AKSES
KUALITAS
PEMAHAMAN:
•Tidak tahu
•Belum pernah mendapat informasi
•Bukan prioritas
KETIDAKMAMPUAN
•Tidak ada biaya
•Mahal
KENDALA GEOGRAFIS & SARANA
•Jauh
•Sulit
•Tidak ada layanan
MUTU
•Fasilitas tidak memadai
•Pelayanan tidak memadai
•Tidak tersedia setiap saat
•Keterbatasan tenaga
LINGKUNGAN :
•Mempengaruhi Pola Pikir , Perilaku
& Kebiasaan
35. BEBERAPA CONTOH PERUMUSAN MASALAH
• 20 dari 60 ibu hamil di 5 desa mengkonsumsi Fe kurang dari 90 butir selama
kehamilan di Desa Payu Kec. Mamuju Kab. mamuju
• 50 orang tua tidak mengijinkan anaknya untuk sekolah di Desa Mamuju
Kec. Mamuju Tahun Ajaran 2017.
• 30 dari 50 kelahiran, mengalami BBLR di Desa Banggae Kec. Banggae
timur Kab. Majene pada tahun 2017
37. PENETAPAN TUJUAN
KEGIATAN KESEHATAN
TUJUAN:
1. Memberikan
kesadaran
2. Menyediakan
layanan
3. Mendekatkan
layanan
4. Memudahkan untuk
mendapatkan
layanan
TUJUAN:
1. Melengkapi peralatan
layanan
2. Meningkatkan kualitas
layanan
3. Meningkatkan
ketrampilan petugas
4. Menyediakan layanan
setiap saat
AKSES
KUALITAS
PEMAHAMAN:
•Tidak tahu
•Belum pernah mendapat informasi
•Bukan prioritas
KETIDAKMAMPUAN
•Tidak ada biaya
•Mahal
KENDALA GEOGRAFIS & SARANA
•Jauh
•Sulit
•Tidak ada layanan
MUTU
•Fasilitas tidak memadai
•Pelayanan tidak memadai
•Tidak tersedia setiap saat
•Keterbatasan tenaga
LINGKUNGAN :
•Mempengaruhi Pola Pikir , Perilaku
& Kebiasaan
38. PENETAPAN TUJUAN
KEGIATAN PENDIDIKAN
TUJUAN:
1. Memberikan
kesadaran
2. Menyediakan
sarana
3. Mendekatkan
sekolah
4. Memudahkan untuk
bersekolah
TUJUAN:
1. Melengkapi
peralatan proses
belajar
2. Meningkatkan
kualitas proses
belajar
AKSES
KUALITAS
PEMAHAMAN:
•Tidak tahu
•Belum pernah mendapat informasi
•Bukan prioritas
KETIDAKMAMPUAN
•Tidak ada biaya
•Mahal
KENDALA GEOGRAFIS & SARANA
•Jauh
•Sulit
•Tidak ada layanan
MUTU
•Fasilitas tidak memadai
•Pelayanan tidak memadai
•Tidak tersedia setiap saat
•Keterbatasan tenaga
LINGKUNGAN :
•Mempengaruhi Pola Pikir , Perilaku
& Kebiasaan
39. 5 PAKET LAYANAN
KONVERGENSI
STUNTING
Kegiatan konvergensi
mendapatkan porsi anggaran
sebagaimana diatur dalam
Permendesa No. 16 Tahun 2018
tentang Prioritas Penggunaan
Dana Desa Tahun 2019
39
42. 1. Siapa pesertanya…?
2. Siapa yang memfasilitasi?
3. Alat bantu / Materi Fasilitasi:
Form 2 data yang sudah terisi lengkap
Daftar sasaran program
Bahan sosialisasi
Notulensi Focus Interest Group Discussion (FIGD)
INPUT
43. FORMULIR 2: DAFTAR MASALAH DAN POTENSI DARI PETA SOSIAL
No. Masalah Potensi
1 2 3
1.
Pada musim hujan banyak masyarakat terserang
penyakit
-Gotong royong
2. Di musim kemarau kekurangan air bersih
-Sungai
-Mata air di luar desa
-Batu, pasir
-Biaya dari swadaya
3.
sebagian besar rumah penduduk tergenang air 1
m pada musim hujan
- Selokan/parit
- Batu, pasir
- Gotong royong masyarakat
44. FORMULIR 3: DAFTAR MASALAH
No Masalah Rumusan
Masalah
Tujuan
Masalah
Potensi Kegiatan
1 2 3
45. No Gagasan Kegiatan Lokasi kegiatan Perkiraan Volume satuan Penerima Manfaat
Laki-laki perempuan A-RTM
1. Pembuatan MCK Masy.
2. Pembuatan saluran drainase
3. PMTAS
4. Imunikasi dasar untuk anak balita
5. Pelaksanaan Posyandu
6. Pembangunan Poskesdes
Dusun
Dusun
Dusun
Dusun
Dusun
Dusun
Dusun
50
1000
1000
500
5
1
KK/Th
m/th
Org/th
Tahun
Posyandu/Th
Unit/Tahun
-
7. Pembuatan talut lingkungan perumahan
8. Pembangunan gorong-gorong
9. Pembangunan siring
10. Pembangunan tanggul penahan air
Dusun
Dusun
Dusun
Dusun
2000
5
50
100
m/tahun
unit/thn
m/thn
m/thn
11. Pebuatan sumur bor Dusun 2 unit/thn
12. Pemb.gedung PAUD
13. Pemb.gedung TK
Dusun
Dusun
1
1
unit/thn
unit/thn
FORMAT: DAFTAR GAGASAN DUSUN/KELOMPOK
DESA : SIDOMAKMUR
KEC : . . . . . . . . . . .
KAB : . . . . . . . . . . .
PROVINSI : . . . . . . . . . . .
46. No Usulan Rencana Kegiatan
berdasarkan Bidang
Rencana Lokasi
Kegiatan
Perkiraan Volume satuan Penerima Manfaat
Laki-laki perempuan A-RTM
1 Desa 1 Paket 2910 2811 -
Desa 1 Paket 2910 2811
FORMAT: DAFTAR REKAPITULASI USULAN RENCANA KEGIATAN
PEMBANGUNAN DESA
DESA : . . . . . . . . . . . . .
KEC : . . . . . . . . . . . . .
KAB : . . . . . . . . . . . . .
PROVINSI : . . . . . . . . . . . . .
47. LEMBAR SURVEY MAWAS DIRI
47
Nama Desa :
No Kejadian ada tidak ada tidak tahu
1 Apakah di desa saat ini ada kondisi ibu hamil yang kurus sebagai tanda
kekurangan gizi atau KEK (kekurangan energi kronis)
2
Apakah di desa anda saat ini ada bayi lahir rendah/BBLR (lahir berat kurang
dari 2,5 kg)
3 Apakah di desa anda saat ini ada balita yang berat badannya di bawah garis
titik dan di bawah garis merah
4 Apakah di desa anda saat ini juga ditemukan remaja putri yang menalami
anemia (kurang darah)
5 Apakah di desa anda saat ini ada ibu hamil resiko tinggi/resti (hamil usia
muda, hamil usia tua, jarak kelahiran terlalu rapat, menderita gangguan
kehamilan)
6 Adakah di desa anda ada ibu hamil yang tidak memeriksakan diri kepada
petugas kesehatan?
7 Adakah di desa anda ada ibu hamil yang melahirkan dengan dukun bayi?
8 Adakah keluarga yang tidak memiliki sumber air bersih?
9 Adakah keluarga yang tidak memiliki jamban sehat?
10 Adakah keluarga miskin yang tidak memiliki kartu jaminan sosial (PKH, kartu
sehat, kartu pintar, BPJS subsidi?)
11 Adakah balita yang tidak pernah datang ke posyandu?
12 Adakah balita yang tidak ikut PAUD?
13 Adakah ibu hamil yang tidak mau minum pil Fe yang diberikan oleh Bidan?
14 Adakah keluarga yang belum memiliki KTP, KK, dan akte kelahiran.
Lembar Survei Mawas Diri Desa
48. KEBIJAKAN PENGGUNAAN DANA DESA UNTUK PENCEGAHAN STUNTING
PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI
NOMOR 16 TAHUN 2018 TENTANG PRIORITAS PENGGUNAAN DANA DESA TAHUN 2019
Pasal 6
1) Peningkatan pelayanan publik di tingkat Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat
(3), yang diwujudkan dalam upaya peningkatan gizi masyarakat serta pencegahan anak
kerdil (stunting).
2) kegiatan pelayanan gizi dan pencegahan anak kerdil (stunting) sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) meliputi:
a. penyediaan air bersih dan sanitasi;
b. pemberian makanan tambahan dan bergizi untuk balita;
c. pelatihan pemantauan perkembangan kesehatan ibu hamil atau ibu menyusui;
d. bantuan posyandu untuk mendukung kegiatan pemeriksaan berkala kesehatan ibu hamil atau ibu menyusui;
e. pengembangan apotik hidup desa dan produk hotikultura untuk memenuhi kebutuhan gizi ibu hamil atau ibu
menyusui;
f. pengembangan ketahanan pangan di Desa; dan
g. kegiatan penanganan kualitas hidup lainnya yang sesuai dengan kewenangan Desa dan diputuskan dalam
musyawarah Desa. 48
49. LAMPIRAN I
PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI
NOMOR 16 TAHUN 2018 TENTANG PRIORITAS PENGGUNAAN DANA DESA TAHUN 2019
A. DAFTAR KEGIATAN PRIORITAS BIDANG PEMBANGUNAN DESA
1) Pengadaan, pembangunan, pengembangan dan pemeliharaan sarana prasarana Desa
a) Pengadaan, pembangunan, pengembangan dan pemeliharaan sarana dan prasarana lingkungan pemukiman, antara lain:
1) pembangunan dan/atau perbaikan rumah sehat untuk fakir miskin;
2) penerangan lingkungan pemukiman;
3) pedestrian;
4) drainase;
5) tandon air bersih atau penampung air hujan bersama;
6) pipanisasi untuk mendukung distribusi air bersih ke rumah penduduk;
7) alat pemadam kebakaran hutan dan lahan;
8) sumur resapan;
9) selokan;
10)tempat pembuangan sampah;
11)gerobak sampah;
12)kendaraan pengangkut sampah;
13)mesin pengolah sampah; dan
14)sarana prasarana lingkungan pemukiman lainnya yang sesuai dengan kewenangan Desa dan diputuskan dalam
musyawarah Desa. 49
50. LAMPIRAN I
PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN
TRANSMIGRASI
NOMOR 16 TAHUN 2018 TENTANG PRIORITAS PENGGUNAAN DANA DESA TAHUN 2019
A. DAFTAR KEGIATAN PRIORITAS BIDANG PEMBANGUNAN DESA
2) Peningkatan Kualitas dan Akses terhadap Pelayanan Sosial Dasar
a) Pengadaan, pembangunan, pengembangan dan pemeliharaan sarana prasarana kesehatan, antara lain:
1) air bersih berskala Desa;
2) sanitasi lingkungan;
3) jambanisasi;
4) mandi, cuci, kakus (MCK);
5) mobil/kapal motor untuk ambulance Desa;
6) alat bantu penyandang disabilitas;
7) panti rehabilitasi penyandang disabilitas;
8) balai pengobatan;
9) posyandu;
10)poskesdes/polindes;
11)posbindu;
12)reagen rapid tes kid untuk menguji sampel-sampel makanan; dan
13)sarana prasarana kesehatan lainnya yang sesuai dengan kewenangan Desa dan diputuskan
dalam musyawarah Desa.
50
51. LAMPIRAN I
PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI
NOMOR 16 TAHUN 2018 TENTANG PRIORITAS PENGGUNAAN DANA DESA TAHUN 2019
A. DAFTAR KEGIATAN PRIORITAS BIDANG PEMBANGUNAN DESA
2) Peningkatan Kualitas dan Akses terhadap Pelayanan Sosial Dasar
b) Pengadaan, pembangunan, pengembangan dan pemeliharaan sarana prasarana pendidikan dan
kebudayaan antara lain:
1. taman bacaan masyarakat;
2. bangunan Pendidikan Anak Usia Dini;
3. buku dan peralatan belajar Pendidikan Anak Usia Dini lainnya;
4. wahana permainan anak di Pendidikan Aanak Usia Dini;
5. taman belajar keagamaan;
6. bangunan perpustakaan Desa;
7. buku/bahan bacaan;
8. balai pelatihan/kegiatan belajar masyarakat;
9. sanggar seni;
10.film dokumenter;
11.peralatan kesenian; dan
12.sarana prasarana pendidikan dan kebudayaan lainnya yang sesuai dengan kewenangan Desa
dan diputuskan dalam musyawarah Desa.
51
52. LAMPIRAN I
PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI
NOMOR 16 TAHUN 2018 TENTANG PRIORITAS PENGGUNAAN DANA DESA TAHUN 2019
B. DAFTAR KEGIATAN PRIORITAS BIDANG PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA
1) Peningkatan Kualitas dan Akses terhadap Pelayanan Sosial Dasar
a) pengelolaan kegiatan pelayanan kesehatan masyarakat, antara lain:
1. penyediaan air bersih;
2. pelayanan kesehatan lingkungan;
3. kampanye dan promosi hidup sehat guna mencegah penyakit seperti penyakit menular, penyakit seksual, HIV/AIDS,
tuberkulosis, hipertensi, diabetes mellitus dan gangguan jiwa;
4. bantuan insentif untuk kader kesehatan masyarakat;
5. pemantauan pertumbuhan dan penyediaan makanan sehat untuk peningkatan gizi bagi balita dan anak sekolah;
6. kampanye dan promosi hak-hak anak, ketrampilan pengasuhan anak dan perlindungan Anak;
7. pengelolaan balai pengobatan Desa dan persalinan;
8. perawatan kesehatan dan/atau pendampingan untuk ibu hamil, nifas dan menyusui;
9. pengobatan untuk lansia;
10. keluarga berencana;
11. pengelolaan kegiatan rehabilitasi bagi penyandang disabilitas;
12. pelatihan kader kesehatan masyarakat;
13. pelatihan hak-hak anak, ketrampilan pengasuhan anak dan perlindungan Anak;
14. pelatihan pangan yang sehat dan aman;
15. pelatihan kader Desa untuk pangan yang sehat dan aman; dan
16. kegiatan pengelolaan pelayanan kesehatan masyarakat Desa lainnya yang sesuai dengan kewenangan Desa dan diputuskan
dalam musyawarah Desa.
52
53. LAMPIRAN I
PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI
NOMOR 16 TAHUN 2018 TENTANG PRIORITAS PENGGUNAAN DANA DESA TAHUN 2019
B. DAFTAR KEGIATAN PRIORITAS BIDANG PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA
1) Peningkatan Kualitas dan Akses terhadap Pelayanan Sosial Dasar
b) pengelolaan kegiatan pelayanan pendidikan dan kebudayaan antara lain:
1. bantuan insentif guru PAUD;
2. bantuan insentif guru taman belajar keagamaan;
3. penyelenggaraan pelatihan kerja;
4. penyelengaraan kursus seni budaya;
5. bantuan pemberdayaan bidang olahraga;
6. pelatihan pembuatan film dokumenter; dan
7. kegiatan pengelolaan pendidikan dan kebudayaan lainnya yang sesuai
dengan kewenangan Desa dan diputuskan dalam musyawarah Desa.
53
54. LAMPIRAN II
PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN
TRANSMIGRASI
NOMOR 16 TAHUN 2018 TENTANG PRIORITAS PENGGUNAAN DANA DESA TAHUN 2019
PENCEGAHAN ANAK KERDIL (STUNTING)
• Anak Kerdil (stunting) adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita (bayi di bawah lima tahun) akibat dari kekurangan gizi kronis sehingga
anak terlalu pendek untuk usianya. Kekurangan gizi terjadi sejak bayi dalam kandungan dan pada masa awal setelah bayi lahir. Akan tetapi,
kondisi stunting baru nampak setelah bayi berusia 2 tahun. Balita/Baduta (Bayi dibawah usia Dua Tahun) yang mengalami stunting akan
memiliki tingkat kecerdasan tidak maksimal, menjadikan anak menjadi lebih rentan terhadap penyakit dan di masa depan dapat beresiko
pada menurunnya tingkat produktivitas. Pada akhirnya secara luas stunting akan dapat menghambat pertumbuhan ekonomi, meningkatkan
kemiskinan dan memperlebar ketimpangan.
• Beberapa faktor yang menjadi penyebab stunting dapat digambarkan sebagai berikut:
1. praktek pengasuhan anak yang kurang baik;
2. masih terbatasnya layanan kesehatan untuk ibu selama masa kehamilan, layanan kesehatan untuk Balita/Baduta dan pembelajaran dini yang berkualitas;
3. masih kurangnya akses rumah tangga/keluarga ke makanan bergizi;
4. kurangnya akses ke air bersih dan sanitasi
• Pengunaan Dana Desa diprioritaskan untuk menangani anak kerdil (stunting) melalui kegiatan sebagai berikut:
1. Pelayanan Peningkatan Gizi Keluarga di Posyandu berupa kegiatan:
a. penyediaan makanan bergizi untuk ibu hamil;
b. penyediaan makanan bergizi untuk ibu menyusui dan anak usia 0-6 bulan; dan
c. penyediaan makanan bergizi untuk ibu menyusui dan anak usia 7-23 bulan.
2. menyediakan dan memastikan akses terhadap air bersih;
3. menyediakan dan memastikan akses terhadap sanitasi.
4. menjaga konsumsi masyarakat terhadap pangan sehat dan bergizi,
5. menyediakan akses kepada layanan kesehatan dan Keluarga Berencana (KB).
6. memberikan pendidikan pengasuhan anak kepada pada orang tua;
7. menyediakan fasilitas dan memberikan pendidikan anak usia dini (PAUD);
8. memberikan pendidikan gizi masyarakat;
9. memberikan pembelajaran tentang kesehatan seksual dan reproduksi, serta gizi kepada remaja;
10.meningkatkan ketahanan pangan dan gizi di Desa.
54
LAMPIRAN II
PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN
TRANSMIGRASI
NOMOR 16 TAHUN 2018 TENTANG PRIORITAS PENGGUNAAN DANA DESA TAHUN 2019
PENCEGAHAN ANAK KERDIL (STUNTING)
• Anak Kerdil (stunting) adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita (bayi di bawah lima tahun) akibat dari kekurangan gizi kronis sehingga
anak terlalu pendek untuk usianya. Kekurangan gizi terjadi sejak bayi dalam kandungan dan pada masa awal setelah bayi lahir. Akan tetapi,
kondisi stunting baru nampak setelah bayi berusia 2 tahun. Balita/Baduta (Bayi dibawah usia Dua Tahun) yang mengalami stunting akan
memiliki tingkat kecerdasan tidak maksimal, menjadikan anak menjadi lebih rentan terhadap penyakit dan di masa depan dapat beresiko
pada menurunnya tingkat produktivitas. Pada akhirnya secara luas stunting akan dapat menghambat pertumbuhan ekonomi, meningkatkan
kemiskinan dan memperlebar ketimpangan.
• Beberapa faktor yang menjadi penyebab stunting dapat digambarkan sebagai berikut:
1. praktek pengasuhan anak yang kurang baik;
2. masih terbatasnya layanan kesehatan untuk ibu selama masa kehamilan, layanan kesehatan untuk Balita/Baduta dan pembelajaran dini yang berkualitas;
3. masih kurangnya akses rumah tangga/keluarga ke makanan bergizi;
4. kurangnya akses ke air bersih dan sanitasi
• Pengunaan Dana Desa diprioritaskan untuk menangani anak kerdil (stunting) melalui kegiatan sebagai berikut:
1. Pelayanan Peningkatan Gizi Keluarga di Posyandu berupa kegiatan:
a. penyediaan makanan bergizi untuk ibu hamil;
b. penyediaan makanan bergizi untuk ibu menyusui dan anak usia 0-6 bulan; dan
c. penyediaan makanan bergizi untuk ibu menyusui dan anak usia 7-23 bulan.
2. menyediakan dan memastikan akses terhadap air bersih;
3. menyediakan dan memastikan akses terhadap sanitasi.
4. menjaga konsumsi masyarakat terhadap pangan sehat dan bergizi,
5. menyediakan akses kepada layanan kesehatan dan Keluarga Berencana (KB).
6. memberikan pendidikan pengasuhan anak kepada pada orang tua;
7. menyediakan fasilitas dan memberikan pendidikan anak usia dini (PAUD);
8. memberikan pendidikan gizi masyarakat;
9. memberikan pembelajaran tentang kesehatan seksual dan reproduksi, serta gizi kepada remaja;
10.meningkatkan ketahanan pangan dan gizi di Desa.
54
55. PEMUTARAN FILM
“PENANGANAN STUNTING
DESA PANDES, KLATEN - JAWA TENGAH”
55
1. Jenis kegiatannya apa saja
2. Siapa saja yang dilibatkan
3. Siapa tokoh utamanya sehingga kegiatan konvergensi terjadi
58. Direktorat Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia
Jl. TMP Kalibata No. 17, Jakarta
58
Editor's Notes
President 10 instruction on health one is: Nutrition is the Investment for the Nation “No more severe acute malnutrition” as Indonesia has become a middle income country
Indonesia masih menghadapi permasalahan gizi yang berdampak serius terhadap kualitas sumber daya manusia (SDM). Salah satu masalah gizi yang menjadi perhatian utama saat ini adalah masih tingginya anak balita pendek (Stunting).
Sekitar 1 dari 3 anak balita di negara kita mengalami stunting.
Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan kurangnya asupan gizi dalam waktu cukup lama (bahkan sejak janin dalam kandungan) akibat pemberian makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi.
Dampak kurang gizi (Stunting) pada awal kehidupan tidak hanya berakibat pada pertumbuhan fisik yang pendek tetapi juga berdampak pada perkembangan otak (Intelegensia/Kognitif) anak di sekolah, dan selanjutnya pada usia dewasa dapat mengakibatkan produktivitas yang rendah dan berisiko menderita Penyakit Tidak Menular (PTM), seperti Diabetes tipe 2, Obesitas, Stroke, Penyakit Jantung, dan lain-lain.