SlideShare a Scribd company logo
1 of 39
Download to read offline
Modul Pelatihan PPIH 2017 1
KEGIATAN RADIOLOGI
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN HAJI
I. DESKRIPSI SINGKAT
Radiofgrafer adalah tenaga kesehatan yang diberi tugas, wewenang
dan tanggung jawab oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan
kegiatan radiografi dan imejing di unit Pelayanan Kesehatan.
Radiografer merupakan tenaga kesehatan yang memberi kontribusi
bidang radiografi dan imejing dalam upaya peningkatan kualitas
pelayanan kesehatan.
Radiografer lebih banyak di dayagunakan dalam upaya
pelayanan kesehatan rujukan dan penunjang, utamanya pelayanan
kesehatan yang menggunakan peralatan I sumber yang
mengeluarkan radiasi pengion dan non pengion. Saat ini
radiografer di dalam menerapkan kompetensinya masih difokuskan
pada pelayanan radiologi, yaitu meliputi pelayanan kesehatan bidang
radiodiagnostik, imejing, radioterapi dan kedokteran nuklir.
Dalam menjalankan tugasnya baik secara mandiri maupun dalam
satu tim dengan tenaga kesehatan lainnya (Dokter, Dokter Spesialis,
Dokter Spesialis Radiologi, Dokter Kedokteran Nuklir, dll )
memberikan pelayanan kesehatan bidang radiasi kepada masyarakat
umum maupun ilmiah sesuai dengan tugas dan fungsinya sebatas
kewenangan yang di landasi oleh Etika Profesi.
Dalam modul ini akan dibahas mengenai konsepsi dasar kegiatan
radiologi di fasilitas pelayanan kesehatan haji, semoga dengan
mempelajari modul ini para pembaca / peserta pelatihan mampu
meningkatkan pelayanan radiologi yang dilakukan profesi radiographer di
fasilitas kesehatan haji di Arab Saudi.
Radiografer adalah salah satu profesi yang baik langsung maupun tidak
langsung ikut berperan didalam upaya menuju kesejahteraan fisik
2
material dan mental spiritual bagi masyarakat Indonesia. Oleh karena itu,
segala sesuatu yang menyangkut profesi Radiografer selalu berorentasi
kepada tuntutan masyarakat.
Radiografer adalah suatu profesi yang melakukan pelayanan kepada
masyarakat, bukanlah profesi yang semat-mata pekerjaan untuk mencari
nafkah, akan tetapi merupakan pekerjaan kepercayaan, dalam hal ini
kepercayaan dari masyarakat yang memerlukan pelayanan profesi,
percaya kepada ketulusan hati, percaya kepada kesetiaannya dan
percaya kepada kemampuan profesionalnya.
Adanya limpahan dari anggota masyarakat tersebut, menuntut setiap
anggota profesi agar dalam mempersembahkan pelayanan dengan cara
yang terhormat, dengan disadari sepenuhnya bahwa anggota profesi
selain memikul tanggung jawab kehormatan pribadi, juga memikul
tanggung jawab terhadap kehormatan profesi dalam mengamalkan
pelayanannya. Dan disamping itu juga dengan penuh kesadaran bahwa
pelayanannya merupakan bagian dari usaha meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat.
Oleh sebab itu Anggota Profesi Radiografer memandang perlu menyusun
rumusan-rumusan sebagai petunjuk dengan harapan dapat menjadi
ikatan moral bagi anggota - anggotanya. Dan anggota Profesi Radigrafer
menyadari sepenuhnya bahwa hanya karena bimbingan Tuhan Yang
Maha Esa anggota Profesi Radiografer dapat melaksanakan tugas
pengabdiannya demi kepentingan kemanusiaan, bangsa dan Negara
dengan berdasarkan pancasila dan UUD 1945.
II. TUJUAN PEMBELAJARAN
A. Tujuan Pembelajaran Umum
Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu melakukan kegiatan
radiologi di fasilitas kesehatan haji.
B. Tujuan Pembelajaran Khusus
Setelah selesai pelatihan, peserta mampu:
3
1. Menjelaskan tugas dan fungsi tenaga radiologi yang mandiri di
KKHI Arab Saudi
2. Menjelaskan sarana dan prasarana radiologi yang ada di KKHI
Arab Saudi
3. Menjelaskan penatalaksanaan radiologi di KKHI Arab Saudi.
4. Menjelaskan kaidah dan prinsip radiologi
5. Melakukan pelayanan radiologi
III. POKOK BAHASAN
Dalam modul ini akan dibahas pokok-pokok bahasan sebagai berikut
yaitu:
1. Tugas dan fungsi tenaga radiologi yang mandiri di KKHI Arab Saudi.
2. Sarana dan prasarana radiologi yang ada di KKHI Arab Saudi
a. Peralatan x - ray
b. Peralatan radiografi (kaset, film , bucky stand , grid dan
processing film)
c. Ruang radiologi (ruang pemeriksaan dan kamar gelap).
3. Penatalaksanaan radiologi di KKHI Arab Saudi:
a. Kondisi jamaah haji
b. Kasus
c. Usia jamaah haji
4. Kaidah dan prinsip radiologi
5. Pelayanan radiologi
IV. BAHAN BELAJAR
a. CTJ
b. Studi kasus lapangan
c. Praktik
d. Simulasi
V. MEDIA DAN ALAT BANTU
a. LCD
4
b. Bahan tayang
c. Laptop
d. Bahan alat tulis
e. Modul
f. Blanko laporan / Formulir
g. Buku panduan praktikum
h. Buku panduan diskusi
VI. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
Jumlah jam yang digunakan dalam modul ini adalah sebanyak 12 JPL (T
= 4 JPL; P = 8 JPL; PL = 0 JPL) Untuk mempermudah proses
pembelajaran dan meningkatkan partisipasi seluruh perserta, maka perlu
disusun langkah-langkah kegiatan sebagai berikut :
Berikut disampaikan langkah-langkah kegiatan dalam proses
pembelajaran materi ini.
Langkah 1. Pengkondisian Peserta
Langkah Pembelajaran:
a. Fasilitator menyapa peserta dan memperkenalkan diri
b. Menyampaikan tujuan pembelajaran dengan menggunakan bahan
tayangan
c. Melakukan apersepsi tentang materi yang akan dibahas dengan
metoda curah pendapat atau meminta beberapa peserta untuk
menjawabnya
Langkah 2. Pembahasan Kode Etik
Langkah Pembelajaran:
Fasilitator menjelaskan tentang Pengertian dan fungsi kode etik, serta
Kewajiban radiografer menggunakan bahan tayangan, dengan metode
ceramah, tanya jawab dan mengajak peserta untuk berpartisipasi serta
berinteraksi dalam proses pembelajaran.
5
Langkah 3 : Pendalaman pokok bahasan Seorang Radiografer
a. Tugas dan fungsi tenaga radiologi yang mandiri di KKHI Arab Saudi
1. Pra Armina
a) Mengecek kesiapan ruangan dan kelayakannya.
b) Menginventarisir perlengkapan radiologi yang tersedia
c) Menginventarisir kebutuhan radiologi yang diperlukan
d) Melakukan penataan peralatan yang diperlukan.
e) Membersihkan alat-alat yang tersedia.
f) Mempersiapkan bahan bahan yang di perlukan.
g) Melakukan uji fungsi alat ( cek hasil/ out put )
2. Armina
a) Menyiapkan bahan dan alat pesawat rontgen
b) Menyiapkan kaset dan lysolm
c) Menyiapkan alat prosesing film rontgen.
d) Menyiapkan bahan habis pakai ( BHP)
e) Menyiapkan ATK dan pencatatan.
f) Mempersiapkan registrasi pasien
g) Mengecek form permintaan rontgen
h) Melakukan pemeriksaan rontgen sesuai dengan permintaan
dokter
i) Melakukan identifikasi foto rontgen pasien
j) Mengecek kualitas hasil foto rontgen
k) Menyampaikan foto rontgen kepada dokter pengirim atau perawat
ruangan.
l) Melakukan perawatan / maintenan harian.
m)Melakukan pelaporan harian/ input data harian ke siskohatkes.
3. Pasca Armina
a) Melakukan pelayanan radiologi
6
b) Membuat laporan kunjungan pasien
c) Membuat laporan inventarisir / stok opname ( BHP)
d) Mengembalikan / merapikan peralatan yang telah dipergunakan
e) Menampung limbah kimia pada gallon besar.
Langkah 4. Penutup, Umpan Balik, dan Rangkuman
Fasilitator merangkum atau melakukan pembulatan tentang pembahasan
materi ini dengan mengajak seluruh peserta untuk melakukan refleksi/
umpan balik. Dilanjutkan dengan memberikan apresiasi atas keterlibatan
aktif seluruh peserta.
7
VII. URAIAN MATERI
A. Tugas dan Fungsi Tenaga Radiologi (Radiografer) di KKHI Arab
Saudi.
1. Umum
a. Setiap Radiografer didalam melaksanakan pekerjaan profesinya
tidak dibenarkan membeda-bedakan kebangsaan, kesukuan,
warna kulit, jenis kelamin, agama, politik serta status sosial
kliennya.
b. Setiap Radiografer didalam melaksanakan pekerjaan profesinya
selalu memakai standard profesi.
c. Setiap Radiografer Indonesia didalam melaksanakan pekerjaan
profesi, tidak dibenarkan melakukan perbuatan yang dipengaruhi
pertimbangan keuntungan pribadi.
d. Setiap Radiografer Indonesia didalam melaksanakan pekerjaan
profesinya, selalu berpegang teguh pada sumpah jabatan dan
kode etik serta standard profesi Radiografer.
2. Tugas dan Fungsi sesuai Profesinya
a. Radiografer harus menjaga dari menjunjung tinggi nama baik
profesinya
b. Radiografer hanya melakukan pekerjaan radiografi, Imejing dan
radioterapi atas permintaan Dokter dengan tidak meninggalkan
prosedur yang telah digariskan
c. Radiografer tidak dibenarkan menyuruh orang lain yang bukan
Ahlinya untuk melakukan pekerjaan radiografi, Imejing dan
Radioterapi.
d. Radiografer tidak dibenarkan menentukan diagnosa Radiologi dan
perencanaan dosis Radioterapi.
3. Kewajiban Terhadap Jemaah Haji Indonesia
a. Setiap Radiografer dalam melaksanakan pekerjaan profesinya
senantiasa memelihara suasana dan lingkungan dengan
8
menghayati nilai-nilai budaya, adat istiadat, agama dari penderita,
keluarga penderita dan masyarakat pada umumnya.
b. Setiap Radiografer dalam melaksanakan pekerjaan profesinya
wajib dengan tulus dan ikhlas terhadap pasien dengan
memberikan pelayanan terbaik terhadapnya. Apabila ia tidak
mampu atau menemui kesulitan, ia wajib berkonsultasi dengan
teman sejawat yang Ahli atau Ahli lainnya.
c. Setiap Radiografer wajib merahasiakan segala sesuatu yang
diketahui baik hasil pekerjaan profesinya maupun dari bidang
lainnya tentang keadaan pasien, karena kepercayaan pasien yang
telah bersedia dirinya untuk diperiksa
d. Setiap Radiografer wajib melaksanakan peraturan-peraturan
kebijakan yang telah digariskan oleh Pemerintah di dalam bidang
kesehatan
e. Setiap Radiografer demi kepentingan penderita setiap saat
bekerja sama dengan Ahli lain yang terkait dan melaksanakan
tugas secara cepat, tepat dan terhormat serta percaya diri akan
kemampuan profesinya
f. Setiap Radiografer wajib membina hubungan kerja yang baik
antara profesinya dengan profesi lainnya demi kepentingan
pelayanan terhadap masyarakat
4. Kewajiban Terhadap Diri Sendiri
a. Setiap Radiografer harus menjaga kesehatan dan keselamatan
dirinya baik terhadap bahaya radiasi maupun terhadap
penyakitnya.
b. Setiap Radiografer senantiasa berusaha meningkatkan
kemampuan profesinya baik secara sendiri-sendiri maupun
bersama dengan jalan mengikuti perkembangan iimu dan
teknologi, meningkatkan keterampilan dan pengalaman yang
bermanfaat bagi pelayanan terhadap masyarakat.
9
B. Pengertian.
Modul profesi radiographer digunakan untuk menjadi acuan dalam
menjalankan tugas dan fungsinya di sarana pelayanan kesehatan haji
di Arab Saudi serta dalam mengembangkan pengetahuan dan keahlian
dalam rangka meningkatkan profesionalisme Radiografer.
C. Pelayanan Radiologi ( Rontgen ) di fasilitas kesehatan haji di Arab
Saudi
Tugas dan kewenangan radiografer di fasilitas kesehatan haji di Arab
Saudi disesuaikan dengan penjabaran yang tertuang di dalam standar
kompetensi sesuai fungsi masing-masing sebagai berikut:
1. Kompetensi Untuk Fungsi Pelaksana
Kelompok Unit Kompetensi Radiodiagnostik Konvensional
a. Kompetensi Melaksanakan Radiografi Alat Gerak Atas (Ext.
Superior);
b. Kompetensi Melaksanakan Radiografi Alat Gerak Bawah (Ext.
Inferior);
c. Kompetensi Melaksanakan Radiografi Perut / Abdomen;
d. Kompetensi Melaksanakan Radiografi Dada / Thorax;
e. Kompetensi Melaksanakan Radiografi Tulang Belakang / Columna
Vertebralis;
f. Kompetensi Melaksanakan Radiografi Kepala/Schedel;
g. Kompetensi Melaksanakan Radiografi Tulang Wajah/Facial
Bone;
h. Kompetensi Melaksanakan Radiografi Tulang Panggul/Pelvis;
i. Kompetensi Melaksanakan Radiografi Bone Survey;
j. Kompetensi Melaksanakan Radiografi Gigi Geligi dan Panoramic;
k. Kompetensi Melaksanakan Radiografi Saluran Pernapasan/Tr.
Respiratorius;
l. Kompetensi Melaksanakan Radiografi Saluran Pencernaan/Tr.
Digestifus;
10
m.Kompetensi Melaksanakan Radiografi Saluran Perkencingan/Tr.
Urinarius;
n. Kompetensi Upaya Proteksi Radiasi
o. Kompetensi Implementasi QA/QC
2. Kompetensi Untuk Fungsi Manajerial/Pengelola
Unit Kompetensi melaksanakan pengelolaan Pelayanan Radiografi
Konvensional
11
VIII. DAFTAR PUSTAKA :
1. Kepmenkes No. 442 Tahun 2009 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Kesehatan Haji Indonesia.
2. Permenkes No. 1014 Tahun 2008 tentang Standar pelayanan
radiologi di sarana pelayanan kesehatan..
3. Radiologi Diagnostik, Syahrir Rasad, Iwan Ekayuda, Balai Penerbit
FKUI Press Jakarta, 2000
4. Textbook of Radiographic Positioning and Realted Anatomy, 7 th
Edition.Philadelphia Mosby, 2005
5. Kepmenkes No. 375 Tahun 2007 tentang tenaga radiografer
6. Permenkes No.81 Tahun 2013 tentang penyelenggaraan
pekerjaan radiographer
7. Permenkes No. 1014 Tahun 2008 tentang Standar pelayanan
radiologi di sarana pelayanan kesehatan.
8. Perka Bapeten No. 4 tahun 2013 tentang proteksi dan keselamatan
Radiasi
9. Perka Bapeten No. 33 tahun 2007 tentang manajemen,
keselamatan dan Proteksi Radiasi
10. Permenkes No. 1014 Tahun 2008 tentang Standar pelayanan
radiologi di sarana pelayanan kesehatan.
11. Peraturan Menteri Kesehatan No. 62 Tahun 2016 tentang
Pedoman Penyelenggaraan Kesehatan Haji.
12. Peraturan Menteri Kesehatan No. 43 Tahun 2016 Tentang Standar
Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan
13. Keputusan Menteri Kesehatan No.1196/Menkes/SK/XII/2009
Tentang Pedoman Penyelenggaraan PPHI di Arab Saudi.
12
Lampiran 1
A.Panduan diskusi kelompok
a) Seluruh peserta dibagi menjadi 4 (empat) kelompok dan masing-
masing kelompok memilih 1 (satu) orang ketua kelompok dan
sekretaris. Dengan dipandu oleh ketua kelompok masing-masing
kelompok mendiskusikan hal – hal sebagai berikut :
b) Bagaimana cara melayani jamaah haji yang efektif dan berkualitas?
c) Apa yang harus dilakukan oleh sebuah tim untuk mencapa itujuan
pelayanan yang dilakukan tenaga radiographer pada jamaah haji ?
d) Permasalahan-permasalahan yang timbul dilapangan di pelayana
nradiologi (simulasi)
e) Mengapa permasalahan dalam tim simulasi harus diselesaikan
dengan cara fast solution?
f) Alat dan peralatan/upaya proteksi radiasi, pesawat rontgen, bahan
prosesing film rontgen serta kaset film rontgen apa saja yang harus
di siapkan ?dalam bentuk simulasi tim.
g) Apa yang terjadi bila sebuah tim simulasi tidak memiliki team leader
(coordinator), dan bagaimana seharusnya yang dilakukan ?
B.Panduan Games
Garisbesar
Permainan ini mengamati manfaat kerjasama terhadap sekelompok
peserta dalam mengatasi masalah yang diberikan.
C.Tujuan
a) Mengembangkan kemampuan untuk memecahkan masalah.
b) Menciptakan kerjasama dari sekelompok orang
c) Mempraktikan ketrampilan untuk bekerjasama.
d) Waktu yang dibutuhkan 30 - 60 menit.
3. Jumlah peserta :Tidak dibatasi, tapi perlu dibagi ke dalam sub kelompok
yang terdiri dari 4 - 6 peserta.
4. Materi yang dibutuhkan: Kasetrontgen, pesawat rontgen, pasien (relawan),
Apron, shielding pb (perisai pb) , alat tulis, sistim pelaporan pasien / jamaah
haji (siskohat-simulasi)
13
5. Prosedur
1) Bagi peserta menjadi tim yang terdiri dari 4 – 6 peserta.
2) Berikan sebuah kaset film rontgen kepada tim untuk di letakan di
masing-masing meja pemeriksaan, dengan posisi peserta berdiri
berjajar secara berpasangan.
3) Simulasikan jalannya pemeriksaan rontgen jamaah haji, dengan kodisi
jamaah haji yang beragam kondisinya, seperti :
a) kaki satupatah / kaki dua-duanya patah,
b) patah tangan atas/bawah,
c) tidak sadar diri,
d) pasien usia lanjut
6. Peraturan:
Masing-masing tim harus membuat melayani dan membuat foto rontgen
sesuai kondisi keadaan pasien (simulasi) dengan cepat, ramah dan ikhlas
sesuai dengan SOP (Standar Operasion Prosedure) dengan
memperhatikan kualitas gambar rontgen dan azas-azas proteksi radiasi di
setiap pelayanan rontgen pada jamaah haji.
7. Poinrefleksi
a) Tim mana yang tercepat melakukan pemeriksaan rontgen, dengan
memperhatikan SOP dan proteksi radiasi ?
b) Mengapa hal tersebut dapat terjadi ?
c) Adakah tim yang memiliki masalah dengan hal tersebut ?
Modul Pelatihan PPIH 2017 1
UPAYA PROTEKSI RADIASI
BAGI PETUGAS KESEHATAN DAN LINGKUNGAN KERJA
I. DESKRIPSI SINGKAT
Radiofgrafer adalah tenaga kesehatan yang diberi tugas, wewenang
dan tanggung jawab oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan
kegiatan radiografi dan imejing di unit Pelayanan Kesehatan.
Radiografer merupakan tenaga kesehatan yang memberi kontribusi
bidang radiografi dan imejing dalam upaya peningkatan kualitas
pelayanan kesehatan.
Radiografer lebih banyak di dayagunakan dalam upaya
pelayanan kesehatan rujukan dan penunjang, utamanya pelayanan
kesehatan yang menggunakan peralatan I sumber yang
mengeluarkan radiasi pengion dan non pengion. Saat ini
radiografer di dalam menerapkan kompetensinya masih difokuskan
pada pelayanan radiologi, yaitu meliputi pelayanan kesehatan bidang
radiodiagnostik, imejing, radioterapi dan kedokteran nuklir.
Dalam menjalankan tugasnya baik secara mandiri maupun dalam
satu tim dengan tenaga kesehatan lainnya (Dokter, Dokter Spesialis,
Dokter Spesialis Radiologi, Dokter Kedokteran Nuklir, dll )
memberikan pelayanan kesehatan bidang radiasi kepada masyarakat
umum maupun ilmiah sesuai dengan tugas dan fungsinya sebatas
kewenangan yang di landasi oleh Etika Profesi.
Dalam modul ini akan dibahas mengenai konsepsi dasar upaya proteksi
radiasi bagi petugas kesehatan haji dan lingkungan kerja . Semoga
dengan mempelajari modul ini para pembaca / peserta pelatihan mampu
meningkatkan pelayanan radiologi yang dilakukan profesi radiographer di
fasilitas kesehatan haji di Arab Saudi.
Radiografer adalah salah satu profesi yang baik langsung maupun tidak
langsung ikut berperan didalam upaya menuju kesejahteraan fisik
2
material dan mental spiritual bagi masyarakat Indonesia. Oleh karena itu,
segala sesuatu yang menyangkut profesi Radiografer selalu berorentasi
kepada tuntutan masyarakat.
Radiografer adalah suatu profesi yang melakukan pelayanan kepada
masyarakat, bukanlah profesi yang semat-mata pekerjaan untuk mencari
nafkah, akan tetapi merupakan pekerjaan kepercayaan, dalam hal ini
kepercayaan dari masyarakat yang memerlukan pelayanan profesi,
percaya kepada ketulusan hati, percaya kepada kesetiaannya dan
percaya kepada kemampuan profesionalnya.
Adanya limpahan dari anggota masyarakat tersebut, menuntut setiap
anggota profesi agar dalam mempersembahkan pelayanan dengan cara
yang terhormat, dengan disadari sepenuhnya bahwa anggota profesi
selain memikul tanggung jawab kehormatan pribadi, juga memikul
tanggung jawab terhadap kehormatan profesi dalam mengamalkan
pelayanannya. Dan disamping itu juga dengan penuh kesadaran bahwa
pelayanannya merupakan bagian dari usaha meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat.
Oleh sebab itu Anggota Profesi Radiografer memandang perlu menyusun
rumusan-rumusan sebagai petunjuk dengan harapan dapat menjadi
ikatan moral bagi anggota - anggotanya. Dan anggota Profesi Radigrafer
menyadari sepenuhnya bahwa hanya karena bimbingan Tuhan Yang
Maha Esa anggota Profesi Radiografer dapat melaksanakan tugas
pengabdiannya demi kepentingan kemanusiaan, bangsa dan Negara
dengan berdasarkan pancasila dan UUD 1945.
II. TUJUAN PEMBELAJARAN
A. Tujuan Pembelajaran Umum
Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu melakukan upaya
proteksi radiasi bagi petugas kesehatan haji dan lingkungan kerja.
3
B. Tujuan Pembelajaran Khusus
Dalam modul ini akan dibahas pokok bahasan - pokok bahasan,
setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta mampu melakukan:
1. Sistem proteksi radiasi
2. Pelayanan radiologi yang aman bagi petugas kesehatan dan
jamaah haji.
III. POKOK BAHASAN
Pokok Bahasan dan sub pokok bahasan:
1. Sistem proteksi radiasi:
a. Filosofi proteksi radiasi dalam pelayanan radiologi bagi petugas
kesehatan dan jamaah haji
b. Budaya keselamatan radiasi di pelayanan radiologi
2. Pelayanan radiologi yang aman bagi petugas kesehatan dan jamaah
haji :
a. Standar proteksi radiasi dan keselamatan radiasi
b. Pengenalan alat dan peralatan proteksi dan keselamatan radiasi
c. Standar pengamanan dan pengelolaan bahan kimia berbahaya
(developer dan fixer).
IV. BAHAN BELAJAR
a. CTJ
b. Studi kasus lapangan
c. Praktik
d. Simulasi
V. MEDIA DAN ALAT BANTU
a. LCD
b. Bahan tayang
c. Laptop
4
d. Bahan alat tulis
e. Modul
f. Blanko laporan / Formulir
g. Buku panduan praktikum
h. Buku panduan diskusi
VI. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
Jumlah jam yang digunakan dalam modul ini adalah sebanyak 8 JPL (T =
2 JPL; P = 6 JPL; PL = 0 JPL) . Untuk mempermudah proses
pembelajaran dan meningkatkan partisipasi seluruh perserta, maka perlu
disusun langkah-langkah kegiatan sebagai berikut :
Langkah 1. Penyiapan proses pembelajaran
1. Kegiatan Fasilitator
a. Fasilitator memulai kegiatan dengan melakukan bina suasana
dikelas
b. Fasilitator menyampaikan salam dengan menyapa peserta
dengan ramah dan hangat.
c. Apabila belum pernah menyampaikan sesi di kelas mulailah
dengan memperkenalkan diri, Perkenalkan diri dengan
menyebutkan nama lengkap, instansi tempat bekerja, materi yang
akan disampaikan.
d. Menggali pendapat pembelajar (apersepsi) tentang kerja sama tim
dalam pendampingan radiografer dengan metode curah pendapat
(brainstorming).
e. Menyampaikan ruang lingkup bahasan dan tujuan pembelajaran
tentang materi konsepsi dasar membangun tim yang efektif, teknik
pemecahan masalah secara win-win solution, kerjasama dalam
membangun tim yang efektif pada pendampingan internship
dokter Indonesa yang disampaikan dengan menggunakan bahan
tayang (slide power point).
5
2. Kegiatan Peserta
a. Mempersiapkan diri dan alat tulis yang diperlukan.
b. Mengemukakan pendapat atas pertanyaan fasilitator.
c. Mendengar dan mencatat hal-hal yang dianggap penting.
d. Mengajukan pertanyaan kepada fasilitator bila ada hal-hal yang
belum jelas dan perlu diklarifikasi.
Langkah 2 : Review pokok bahasan
1. Kegiatan Fasilitator
a. Menyampaikan Pokok Bahasan dan sub pokok bahasan dari
materi awal sampai dengan materi terakhir secara garis besar
dalam waktu yang singkat
b. Memberikan kesempatan kepada peserta untuk menanyakan hal-
hal yang masih belum jelas.
c. Memberikan jawaban jika ada pertanyaan yang diajukan oleh
peserta
2. Kegiatan Peserta
a. Mendengar, mencatat dan menyimpulkan hal-hal yang dianggap
penting.
b. Mengajukan pertanyaan kepada fasilitator sesuai dengan
kesempatan yang diberikan.
c. Memberikan jawaban atas pertanyaan yang diajukan fasilitator.
Langkah 3 : Pendalaman pokok bahasan.
1. Kegiatan Fasilitator
a. Meminta kelas dibagi menjadi beberapa kelompok (3 kelompok)
dan setiap kelompok akan diberikan tugas diskusi kelompok.
b. Menugaskan kelompok untuk memilih ketua, sekretaris dan
penyaji.
c. Meminta masing-masing kelompok untuk menuliskan hasil dikusi
untuk dipresentasikan.
6
d. Mengamati peserta dan memberikan bimbingan pada proses
diskusi.
e. Memberikan satu simulasi tentang kerja sama tim dalam
pendampingan internship dokter Indonesia pada kesempatan
penugasan.
2. Kegiatan Peserta
a. Membentuk kelompok diskusi dan memilih ketua, sekretaris dan
penyaji.
b. Mendengar, mencatat dan bertanya terhadap hal-hal yang kurang
jelas kepada fasilitator.
c. Melakukan proses diskusi sesuai dengan pokok bahasan / sub
pokok bahasan yang ditugaskan fasilitator dan menuliskan hasil
dikusi pada kertas flipchart untuk dipresentasikan.
d. Mengikuti simulasi yang diberikan oleh fasilitator secara proaktif.
Langkah 4 : Penyajian dan pembahasan hasil pendalaman pokok
bahasan
1. Kegiatan Fasilitator
a. Dari masing-masing kelompok diminta untuk melakukan
presentasi dari hasil diskusi yang telah dilakukan sebelumnya.
b. Memimpin proses tanggapan (tanya jawab)
c. Memberikan masukan-masukan dari hasil diskusi.
d. Memberikan klarifikasi dari pertanyaan-pertanyaan yang belum
dimengerti jawabannya
e. Merangkum hasil diskusi
f. Melakukan refleksi simulasi yang telah dilakukan oleh peserta.
2. Kegiatan Peserta
a. Mengikuti proses penyajian kelas
b. Berperan aktif dalam proses tanya jawab yang dipimpin oleh
fasilitator
7
c. Bersama dengan fasilitator merangkum hasil presentasi dari
masing – masing pokok bahasan yang telah dipresentasikan
dengan baik.
d. Ikut serta dalam refleksi simulasi yang sudah dilakukan
sebelumnya.
Langkah 5 : Rangkuman dan evaluasi hasil belajar
1. Kegiatan Fasilitator
a. Mengadakan evaluasi dengan melemparkan 3 pertanyaan sesuai
topik pokok bahasan secara acak kepada peserta.
b. Memperjelas jawaban peserta terhadap masing – masing
pertanyaan yang telah diajukan sebelumnya.
c. Bersama peserta merangkum poin-poin penting dari hasil proses
pembelajaran tentang kerja sama tim dalam tatlaksana bayi baru
lahir
d. Membuat kesimpulan dapat dilakukan sendiri oleh fasilitator atau
secara bersama-sama dengan mengajak peserta untuk
menyimpulkan
2. Kegiatan Peserta
a. Menjawab pertanyaan yang diajukan fasilitator.
b. Bersama fasilitator merangkum hasil proses pembelajaran kerja
sama tim dalam tatalaksana bayi baru lahir
8
VII. URAIAN MATERI
A. Sistem Proteksi Radiasi
1. Filosofi proteksi radiasi dalam pelayanan radiologi bagi petugas
kesehatan dan jamaah haji.
Filosofi proteksi radiasi yang dipakai sekarang ditetapkan oleh
Komisi Internasional untuk Proteksi Radiasi (International
Commission on Radiological Protection, ICRP) dalam suatu
pernyataan yang mengatur pembatasan dosis radiasi, yang intinya
sebagai berikut:
a. Suatu kegiatan tidak akan dilakukan kecuali mempunyai
keuntungan yang positif dibandingkan dengan risiko, yang dikenal
sebagai azas justifikasi,
b. Paparan radiasi diusahakan pada tingkat serendah mungkin yang
bisa dicapai (as low as reasonably achievable, ALARA) dengan
mempertimbangkan faktor ekonomi dan sosial, yang dikenal
sebagai azas optimasi,
c. Dosis perorangan tidak boleh melampaui batas yang
direkomendasikan oleh ICRP untuk suatu lingkungan tertentu,
yang dikenal sebagai azas limitasi.
2. Budaya keselamatan radiasi di pelayanan radiologi.
Pemanfaatan radiasi hendaknya dilaksanakan dengan
memperhatikan aspek keselamatan dan keamanan untuk melindungi
pekerja, anggota masyarakat, dan lingkungan hidup, sehingga
pengaturan yang lebih jelas, efektif, dan konsisten mengenai
persyaratan Keselamatan Radiasi Pengion dan Keamanan Sumber
radiasi sangat diperlukan.
Pengaturan mengenai Keselamatan Radiasi Pengion sebelumnya
ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 63 Tahun 2000.
9
Namun, dengan adanya perkembangan ilmu pengetahuan, standar
internasional, dan meluasnya penerapan teknologi ketenaganukliran,
terdapat hal-hal yang perlu diatur lebih lanjut dengan peraturan
pemerintah, antara lain meliputi penambahan paparan radiasi alam
akibat penerapan teknologi, optimisasi Pemanfaatan radiasi di
bidang medik, dan Keamanan Sumber radiasi. Penyusunan
Peraturan Pemerintah ini diharmonisasikan dengan Safety Series
Nomor 115 Tahun 1996 tentang International Basic Safety Standards
for Protection against Ionizing Radiation and for the Safety of
Radiation Sources yang disusun berdasarkan International
Commission on Radiological Protection (ICRP) Nomor 60 Tahun
1990.
Peraturan Pemerintah ini menetapkan beberapa persyaratan
keselamatan yang sebelumnya tidak diatur dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 63 Tahun 2000, yang meliputi:
a. Persyaratan Proteksi Radiasi, terutama untuk penerapan
optimisasi di bidang medik dengan adanya pengaturan mengenai
pembatas Dosis dan Tingkat Panduan;
b. Limitasi Dosis, yang mencakup penentuan daerah kerja dan
implementasinya yang lebih ketat;
c. Verifikasi keselamatan dan persyaratan teknik, selain persyaratan
manajemen dan Proteksi Radiasi yang sebelumnya tidak diatur
dengan jelas dalam Peraturan Pemerintah Nomor 63 Tahun 2000;
d. Lingkup sumber yang diatur lebih luas, dari sumber yang memiliki
risiko rendah seperti sumber radioaktif yang berasal dari alam,
hingga risiko tinggi seperti reaktor nuklir;
e. Pemantauan kesehatan pekerja yang lebih rinci, Budaya
Keselamatan, dan pihak lain yang bertanggung jawab dalam
Pemanfaatan Tenaga Nuklir;
10
B. Pelayanan Radiologi Yang Aman Bagi Petugas Kesehatan Dan
Jamaah Haji
Setiap orang atau badan yang akan memanfaatkan Tenaga Nuklir
(radiasi) wajib memenuhi persyaratan :
1. Keselamatan Radiasi dan memiliki izin Pemanfaatan radiasi.
2. Persyaratan izin Pemanfaatan radiasi sebagaimana dimaksud pada
nomer (1) diatas diatur dalam Peraturan Pemerintah tersendiri.
3. Persyaratan Keselamatan Radiasi sebagaimana dimaksud pada
nomer (1) diatas meliputi:
a. Persyaratan Manajemen
Persyaratan manajemen sebagaimana dimaksud meliputi:
1) Penanggung jawab keselamatan radiasi;
2) Budaya Keselamatan;
3) Pemantauan kesehatan;
4) Personil;
5) Pendidikan dan latihan; dan
6) Rekaman.
b. Persyaratan Proteksi Radiasi
Setiap Pemanfaatan Tenaga Nuklir ( radiasi ) wajib dilaksanakan
dengan memenuhi persyaratan Proteksi Radiasi sebagaimana
dimaksud meliputi:
1) Justifikasi pemanfaatan tenaga Nuklir;
2) Limitasi Dosis; dan
3) Optimisasi Proteksi dan Keselamatan Radiasi.
c. Persyaratan Teknik
Persyaratan teknik sebagaimana dimaksud harus dipenuhi untuk
setiap Pemanfaatan Tenaga Nuklir sesuai dengan besarnya
potensi bahaya Sumber yang digunakan. Persyaratan teknik
sebagaimana dimaksud meliputi:
1) sistem pertahanan berlapis;
2) praktik rekayasa yang teruji.
11
d. Verifikasi Keselamatan.
Pemegang Izin, untuk menjamin keselamatan Sumber, wajib
melakukan verifikasi keselamatan. verifikasi keselamatan
sebagaimana dimaksud meliputi :
1) Pengkajian keselamatan sumber;
2) Pemantauan dan pengukuran parameter keselamatan;
3) Rekaman hasil verifikasi keselamatan.
C. Pengenalan Alat Proteksi Radiasi / Alat Pelindung Radiasi Di
Pelayanan Radiologi Arab Saudi
Alat Pelindung Diri (APD) adalah kelengkapan yang wajib digunakan
saat bekerja sesuai bahaya dan resiko kerja untuk menjaga
keselamatan pekerja itu sendiri dan orang di sekelilingnya,
1. Apron
Apron proteksi tubuh yang digunakan untuk pemeriksaan radiografi
atau fluoroskopi dengan tabung puncak sinar x hingga 150 kVp
harus menyediakan sekurang – kurangnya setara 0,5 mm
lempengan Pb.Tebal kesetaraan timah hitam harus diberi tanda
secara permanen dan jelas pada apron tersebut.
Saat ini sudah ada alat proteksi baru yaitu apron dengan desain
yang lebih ringan tetapi memenuhi persyaratan proteksi, biaya dan
dapat mengurangi rasa sakit pada pinggang karena beratnya lebih
ringan dibandingkan dengan apron yang sebelumnya ada.
2. Penahan Radiasi Gonad
Penahan radiasi gonad jenis kontak yang digunakan untuk radiologi
diagnostik rutin harus mempunyai lempengan Pb, tebal sekurang –
kurangnya setara 0,25 mm dan hendaknya mempunyai tebal setara
lempengan Pb 0,5 mm pada 150 Kvp. Proteksi ini harus dengan
ukuran dan bentuk yang sesuai untuk mencegah gonad secara
keseluruhan dari paparan berkas utama.
12
3. Sarung Tangan Proteksi
Sarung tangan proteksi yang digunakan untuk fluoroskopi harus
memberikan kesetaraan atenuasi sekurang – kurangnya 0,25 mm Pb
pada 150 kVp. Proteksi ini harus dapat melindungi secara
keseluruhan, mencakup jari dan pergelangan tangan.
4. Penahan Radiasi
Penahan radiasi yang ditempatkan di antara operator atau panel
control dan tabung sinar-X atau pasien harus pada posisi dan
rancangan yang tepat sehingga dapat melindungi operator dari
radiasi bocor dan hamburan. Penahan radiasi harus mempunyai
ketebalan minimum yang setara dengan 1,5 mm Pb.
Jendela pengamatan yang terpasang di penahan radiasi setidaknya
mempunyai ketebalan yang setara dengan 1,5 mm Pb. Ketebalan
yang setara dengan Pb tersebut harus tertera pada penahan radiasi
dan jendela pengamat atau kaca intip.
5. Masker
Masker melindungi radiografer dari penularan dan infeksi nasokimia
karena radiografer harus berinteraksi dengan pasien saat melakukan
pemeriksaan. Masker berfungsi sebagai penyaring udara yang
dihirup saat bekerja di tempat dengan kualitas udara buruk (misal
berdebu, beracun, virus, dsb).
6. Sarung tangan ( hand gloves)
Sarung tangan adalah untuk melindungi radiografer dari infeksi
nasokimia mengingat radiografer selalu melakukan pemeriksaan dan
kontak langsung dengan pasien yang dapat menularkan penyakit /
infeksi yang diderita pasien.
13
D. Standar Pengamanan Dan Pengelolaan Bahan Kimia Berbahaya
(Developer Dan Fixer)
Setiap penggunaan zat kimia prosesing film rontgen ( developer dan
fixer ), wajib di tamping dalam wadah ( tank) yang terbuat dari plastik
agar tidak berkarat , sebagai penampung sementara, kemudia di buang
di dalam sumur pembuangan yang permanen.
14
VIII. DAFTAR PUSTAKA :
1. Peraturan Pemerintah Nomor 63 Tahun 2000, tentang persyaratan
manajemen dan proteksi radiasi
2. Safety Series Nomor 115 Tahun 1996 tentang International Basic
Safety Standards for Protection against Ionizing Radiation and for the
Safety of Radiation Sources
3. Kepmenkes No. 442 Tahun 2009 tentang Pedoman Penyelenggaraan
Kesehatan Haji Indonesia.
4. Permenkes No. 1014 Tahun 2008 tentang Standar pelayanan
radiologi di sarana pelayanan kesehatan..
5. Radiologi Diagnostik, Syahrir Rasad, Iwan Ekayuda, Balai Penerbit
FKUI Press Jakarta, 2000
6. Textbook of Radiographic Positioning and Realted Anatomy, 7 th
Edition.Philadelphia Mosby, 2005
7. Permenkes No.81 / 2013 tentang penyelenggaraan pekerjaan
radiografer
Modul Pelatihan PPIH 1
PENCATATAN DAN PELAPORAN
I. DESKRIPSI SINGKAT
Radiofgrafer adalah tenaga kesehatan yang diberi tugas, wewenang dan
tanggung jawab oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan kegiatan
radiografi dan imejing di unit Pelayanan Kesehatan. Radiografer
merupakan tenaga kesehatan yang memberi kontribusi bidang radiografi
dan imejing dalam upaya peningkatan kualitas pelayanan kesehatan.
Radiografer lebih banyak di dayagunakan dalam upaya pelayanan
kesehatan rujukan dan penunjang, utamanya pelayanan kesehatan yang
menggunakan peralatan I sumber yang mengeluarkan radiasi pengion
dan non pengion. Saat ini radiografer di dalam menerapkan
kompetensinya masih difokuskan pada pelayanan radiologi, yaitu meliputi
pelayanan kesehatan bidang radiodiagnostik, imejing, radioterapi dan
kedokteran nuklir.
Dalam menjalankan tugasnya baik secara mandiri maupun dalam satu
tim dengan tenaga kesehatan lainnya (Dokter, Dokter Spesialis, Dokter
Spesialis Radiologi, Dokter Kedokteran Nuklir, dll ) memberikan
pelayanan kesehatan bidang radiasi kepada masyarakat umum maupun
ilmiah sesuai dengan tugas dan fungsinya sebatas kewenangan yang di
landasi oleh Etika Profesi.
Dalam modul ini akan dibahas mengenai konsepsi dasar Pencatatan dan
Pelaporan. Semoga dengan mempelajari modul ini para pembaca / peserta
pelatihan mampu meningkatkan pelayanan radiologi yang dilakukan profesi
radiographer di fasilitas kesehatan haji di Arab Saudi.
Radiografer adalah salah satu profesi yang baik langsung maupun tidak
langsung ikut berperan didalam upaya menuju kesejahteraan fisik material
dan mental spiritual bagi masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, segala
2
sesuatu yang menyangkut profesi Radiografer selalu berorentasi kepada
tuntutan masyarakat.
Radiografer adalah suatu profesi yang melakukan pelayanan kepada
masyarakat, bukanlah profesi yang semat-mata pekerjaan untuk mencari
nafkah, akan tetapi merupakan pekerjaan kepercayaan, dalam hal ini
kepercayaan dari masyarakat yang memerlukan pelayanan profesi, percaya
kepada ketulusan hati, percaya kepada kesetiaannya dan percaya kepada
kemampuan profesionalnya.
Adanya limpahan dari anggota masyarakat tersebut, menuntut setiap anggota
profesi agar dalam mempersembahkan pelayanan dengan cara yang
terhormat, dengan disadari sepenuhnya bahwa anggota profesi selain
memikul tanggung jawab kehormatan pribadi, juga memikul tanggung jawab
terhadap kehormatan profesi dalam mengamalkan pelayanannya. Dan
disamping itu juga dengan penuh kesadaran bahwa pelayanannya merupakan
bagian dari usaha meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Oleh sebab itu Anggota Profesi Radiografer memandang perlu menyusun
rumusan-rumusan sebagai petunjuk dengan harapan dapat menjadi ikatan
moral bagi anggota - anggotanya. Dan anggota Profesi Radigrafer menyadari
sepenuhnya bahwa hanya karena bimbingan Tuhan Yang Maha Esa anggota
Profesi Radiografer dapat melaksanakan tugas pengabdiannya demi
kepentingan kemanusiaan, bangsa dan Negara dengan berdasarkan
pancasila dan UUD 1945.
II. TUJUAN PEMBELAJARAN
A. Tujuan Pembelajaran Umum
Setelah mengikuti materi ini, petugas melakukan pencatatan dan
pelaporan.
B. Tujuan Pembelajaran Khusus
Dalam modul ini akan dibahas pokok bahasan - pokok bahasan, setelah
mengikuti pembelajaran ini, peserta mampu melakukan:
1. Pencatatan pelayanan radiologi
2. Pelaporan pelayanan radiologi
3
III. POKOK BAHASAN
Pokok Bahasan dan sub pokok bahasan:
1. Lingkup pencatatan pelayanan radiologi:
a. Registrasi radiologi pada jamaah haji / medical record ( Arsip dan file).
b. Siskohatkes
2. Lingkup pelaporan pelayanan radiologi :
a. Registrasi radiologi pada jamaah haji / medical record ( Arsip dan file).
b. Siskohatkes.
IV. BAHAN BELAJAR
a. CTJ
b. Studi kasus lapangan
c. Praktik
d. Simulasi
V. MEDIA DAN ALAT BANTU.
a. LCD
b. Bahan tayang
c. Laptop
d. Bahan alat tulis
e. Modul
f. Blanko laporan / Formulir
g. Buku panduan praktikum
h. Buku panduan diskusi
VI. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
Jumlah jam yang digunakan dalam modul ini adalah sebanyak 4 JPL (T = 2
JPL; P =2 JPL; PL = 0 JPL) Untuk mempermudah proses pembelajaran dan
meningkatkan partisipasi seluruh perserta, maka perlu disusun langkah-
langkah kegiatan sebagai berikut :
4
Langkah 1. Penyiapan proses pembelajaran
1. Kegiatan Fasilitator
a. Fasilitator memulai kegiatan dengan melakukan bina suasana dikelas
b. Fasilitator menyampaikan salam dengan menyapa peserta dengan
ramah dan hangat.
c. Apabila belum pernah menyampaikan sesi di kelas mulailah dengan
memperkenalkan diri, Perkenalkan diri dengan menyebutkan nama
lengkap, instansi tempat bekerja, materi yang akan disampaikan.
d. Menggali pendapat pembelajar (apersepsi) tentang kerja sama tim
dalam pendampingan radiografer dengan metode curah pendapat
(brainstorming).
e. Menyampaikan ruang lingkup bahasan dan tujuan pembelajaran
tentang materi konsepsi dasar membangun tim yang efektif, teknik
pemecahan masalah secara win-win solution, kerjasama dalam
membangun tim yang efektif pada pendampingan internship dokter
Indonesa yang disampaikan dengan menggunakan bahan tayang (slide
power point).
2. Kegiatan Peserta
a. Mempersiapkan diri dan alat tulis yang diperlukan.
b. Mengemukakan pendapat atas pertanyaan fasilitator.
c. Mendengar dan mencatat hal-hal yang dianggap penting.
d. Mengajukan pertanyaan kepada fasilitator bila ada hal-hal yang belum
jelas dan perlu diklarifikasi.
Langkah 2 : Review pokok bahasan
1. Kegiatan Fasilitator
a. Menyampaikan Pokok Bahasan dan sub pokok bahasan dari materi
awal sampai dengan materi terakhir secara garis besar dalam waktu
yang singkat
b. Memberikan kesempatan kepada peserta untuk menanyakan hal-hal
yang masih belum jelas.
c. Memberikan jawaban jika ada pertanyaan yang diajukan oleh peserta
5
2. Kegiatan Peserta
a. Mendengar, mencatat dan menyimpulkan hal-hal yang dianggap
penting.
b. Mengajukan pertanyaan kepada fasilitator sesuai dengan kesempatan
yang diberikan.
c. Memberikan jawaban atas pertanyaan yang diajukan fasilitator.
Langkah 3 : Pendalaman pokok bahasan.
1. Kegiatan Fasilitator
a. Meminta kelas dibagi menjadi beberapa kelompok (3 kelompok)
dan setiap kelompok akan diberikan tugas diskusi kelompok.
b. Menugaskan kelompok untuk memilih ketua, sekretaris dan
penyaji.
c. Meminta masing-masing kelompok untuk menuliskan hasil dikusi
untuk dipresentasikan.
d. Mengamati peserta dan memberikan bimbingan pada proses
diskusi.
e. Memberikan satu simulasi tentang kerja sama tim dalam
pendampingan internship dokter Indonesia pada kesempatan
penugasan.
2. Kegiatan Peserta
a. Membentuk kelompok diskusi dan memilih ketua, sekretaris dan
penyaji.
b. Mendengar, mencatat dan bertanya terhadap hal-hal yang kurang
jelas kepada fasilitator.
c. Melakukan proses diskusi sesuai dengan pokok bahasan / sub
pokok bahasan yang ditugaskan fasilitator dan menuliskan hasil
dikusi pada kertas flipchart untuk dipresentasikan.
d. Mengikuti simulasi yang diberikan oleh fasilitator secara proaktif.
6
Langkah 4 : Penyajian dan pembahasan hasil pendalaman pokok bahasan
1. Kegiatan Fasilitator
a. Dari masing-masing kelompok diminta untuk melakukan
presentasi dari hasil diskusi yang telah dilakukan sebelumnya.
b. Memimpin proses tanggapan (tanya jawab)
c. Memberikan masukan-masukan dari hasil diskusi.
d. Memberikan klarifikasi dari pertanyaan-pertanyaan yang belum
dimengerti jawabannya
e. Merangkum hasil diskusi
f. Melakukan refleksi simulasi yang telah dilakukan oleh peserta.
2. Kegiatan Peserta
a. Mengikuti proses penyajian kelas
b. Berperan aktif dalam proses tanya jawab yang dipimpin oleh
fasilitator
c. Bersama dengan fasilitator merangkum hasil presentasi dari
masing – masing pokok bahasan yang telah dipresentasikan
dengan baik.
d. Ikut serta dalam refleksi simulasi yang sudah dilakukan
sebelumnya.
Langkah 5 : Rangkuman dan evaluasi hasil belajar
1. Kegiatan Fasilitator
a. Mengadakan evaluasi dengan melemparkan 3 pertanyaan sesuai
topik pokok bahasan secara acak kepada peserta.
b. Memperjelas jawaban peserta terhadap masing – masing
pertanyaan yang telah diajukan sebelumnya.
c. Bersama peserta merangkum poin-poin penting dari hasil proses
pembelajaran tentang kerja sama tim dalam tatlaksana bayi baru
lahir
d. Membuat kesimpulan dapat dilakukan sendiri oleh fasilitator atau
secara bersama-sama dengan mengajak peserta untuk
menyimpulkan
7
2. Kegiatan Peserta
a. Menjawab pertanyaan yang diajukan fasilitator.
b. Bersama fasilitator merangkum hasil proses pembelajaran kerja
sama tim dalam tatalaksana bayi baru lahir
VII. URAIAN MATERI
A. Lingkup pencatatan pelayanan radiologi:
1. Registrasi radiologi pada jamaah haji / medical record ( Arsip dan
file).Untuk keperluan evaluasi dan perencanaan kegiatan pelayanan
radiologi
diagnostik, dilakukan pencatatan setiap kegiatan yang dilakukan.
Pencatatan pelayanan radiologi yang dilaksanakan adalah :
2. Pencatatan dan pelaporan jumlah kunjungan pasien :
a) Pasien UGD
b) Pasien poliklinik
c) Pasien rawat inap
3. Pencatatan dan pelaporan jumlah dan jenis tindakan
baik dengan atau tanpa kontras.
4. Pencatatan dan pelaporan kejadian akibat kecelakaan.
5. Pencatatan keadaan / kondisi peralatan, termasuk jadwal kalibrasi.
6. Pencatatan pemakaian bahan dan alat yang meliputi antara lain :
a) Film, termasuk jumlah film yang ditolak dan diulang.
b) bahan kimia untuk processing film.
c) zat kontras.
d) obat-obatan dll.
7. Laporan disampaikan secara harian, mingguan dan bulanan, secara
berkala kepada Kepala/Pemimpin sesuai kebijakan sarana
pelayanan kesehatan tersebut.
8. Penyimpanan Dokumen
Setiap unit/departemen radiologi diagnostik menyimpan dokumen-
dokumen tersebut di bawah ini :
8
a) surat permintaan pelayanan radiologi diagnostik/surat rujukan
dokter hasil pembacaan dan hasil pemeriksaan
b) catatan jumlah kunjungan jamaah haji yang dirontgen
c) hasil pemantuan lingkungan dan daerah kerja
d) dokumen kepegawaian yang meliputi data diri tiap tenaga yang
ada,
e) catatan kondisi peralatan radiologi
f) kartu kesehatan pekerja / radiografer
g) Catatan dokumen jenis pemeriksaan rontgen jemaah haji
h) Catatan kasus penyakit yang sudah di periksa dari jamaah haji
Prinsip penyimpanan dokumen :
a) Semua dokumen yang disimpan dalam bentuk rangkap asli.
b) Berkas rekam medik pasien berobat jalan disimpan selama 5
tahun sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
269/MENKES/PER/III/2008 tentang Rekam Medis.
9. Siskohatkes
Sistem Komputerisasi Haji Terpadu Kesehatan ( Siskohatkes )
merupakan kegiatan pengamatan/surveilans yang dilakukan secara
sistematis dan berkesinambungan dalam suatu siklus musim haji
dengan menggunakan sistem komputerisasi, meliputi
pengumpulan data-data tentang kejadian yang berhubungan
dengan status kesehatan jemaah haji baik di Indonesia maupun di
Arab Saudi, yang diikuti dengan kegiatan pengolahan dan analisis
data serta penafsiran dan penyebarluasan hasil analisis tepat waktu
kepada stakeholder untuk pencegahan dan pengendalian.
Hasil surveilans kesehatan haji pada tahun-tahun sebelumnya
menunjukkan bahwa masalah kecepatan, ketepatan (validitas) dan
kelengkapan data kesehatan haji merupakan hal penting dalam
pengambilan keputusan cepat dalam rangka penanggulangan
berbagai masalah kesehatan haji. Beberapa masalah yang timbul
9
antara lain banyaknya formulir yang harus dilengkapi diberbagai
tingkat dirasakan menghambat waktu pelayanan kepada jemaah,
sementara disisi lain catatan yang dibuat menunjukkan kinerja para
petugas, masalah lain adalah duplikasi pada pencatatan yang
dilakukan diberbagai tempat menyebabkan persepsi yang tidak
sama dan multiinterpretasi terhadap data yang ada, ketidak
seragaman dalam menegakkan diagnosis, analisis surveilans
yang sangat sederhana dan lambat sehingga kerap tidak mampu
memenuhi kebutuhan pengambil kebijakan.
Departemen agama sebagai koordinator penyelenggaraan haji dan
subdit kesehatan haji departemen kesehatan yang bertanggung
jawab terhadap bidang kesehatan telah melakukan banyak
perbaikan, tidak hanya dalam hal penyediaan sarana
pelayanan kesehatan kepada jemaah haji tetapi juga perbaikan dalam
ketepatan diagnosis, serta sarana alat pencatatan dan pelaporan
serta cara analisis, dengan mempertimbangkan berbagai faktor
antara lain regulasi kesehatan internasional dan dengan
memperhatikan berbagai perubahan yang terjadi. Buku manual
surveilans kesehatan haji ini diharapkan menjadi acuan bagi
semua petugas kesehatan berkaitan dengan mekanisme “data
kesehatan haji”.
10. Pencatatan dan Pelaporan Melalui Aplikasi Siskohatkes
Tujuan yang diharapkan dengan adanya Siskohatkes
adalahtersedianya data dan informasi epidemiologi kesehatan
haji sebagai dasar pengambilan keputusan dalam perencanaan,
pelaksanaan, pemantauan, evaluasi program kesehatan haji
dalam mewujudkan kemandirian jemaah haji pada bidang kesehatan.
Adapaun tujuan khusus yang hendak dicapai adalah :
10
a. Terkumpulnya data individual jemaah haji Indonesia meliputi
data demografi, status kesehatan, data kesakitan, dan
kematian di Indonesia.
b. Terkumpulnya data kesakitan, kematian dan data ingkungan
di kloter.
c. Terkumpulnya data kesakitan dan kematian di sector dan
BPHI.
d. Terlaksananya pengolahan dan penyajian data epidemiologi
kesehatan haji dalam
e. bentuk tabel, grafik, peta dan analisis epidemiologi lanjut
menurut variabilitas data. (di semua lini).
f. Terdesiminasinya hasil pengolahan dan penyajian data
epidemiologi beserta hasil
g. Analisis epidemiologi lanjut dan rekomendasi kepada
program terkait di berbagai jenjang birokrasi, pusat
riset/kajian serta sektor terkait lainnya.
VIII. DAFTAR PUSTAKA :
1. Permenkes No. 1014 Tahun 2008 tentang Standar pelayanan radiologi
di sarana pelayanan kesehatan.
2. Peraturan Menteri Kesehatan No. 62 Tahun 2016 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Kesehatan Haji.
3. Peraturan Menteri Kesehatan No. 43 Tahun 2016 Tentang Standar
Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan
4. Keputusan Menteri Kesehatan No.1196/Menkes/SK/XII/2009 Tentang
Pedoman Penyelenggaraan PPHI di Arab Saudi.
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269/MENKES/PER/III/2008
tentang Rekam Medis.
11
Lampiran 1
A.Panduan diskusi kelompok
Seluruh peserta dibagi menjadi 4 [empat] kelompok dan masing-masing
kelompok memilih 1 orang ketua kelompok dan sekretaris. Dengan
dipandu oleh ketua kelompok masing-masing kelompok mendiskusikan
hal - hal sebagai berikut :
a) Bagaimana prosedur pelaporan pelayanan/ pemeriksaan rontgen yang
tepat dalam melayani jamaah haji yang efektif dan berkualitas?
b) Apa yang harus dilakukan oleh sebuah tim untuk mencapai tujuan
pelayanan yang dilakukan tenaga radiographer pada jamaah haji ?
c) Permasalahan-permasalahan yang timbul dilapangan di pelayanan
radiologi (simulasi)
d) Mengapa permasalahan dalam tim simulasi harus diselesaikan dengan
cara fast solution ?
e) Laporan apa saja yang harus dikerjakan / disiapkan oleh seorang
radiografer ? dalam bentuk simulasi tim.
f) Apa yang terjadi bila sebuah tim simulasi tidak memiliki team leader (
coordinator) , dan bagaimana seharusnya yang dilakukan ?
B.Panduan Games
1. Garis besar
Permainan ini mengamati manfaat kerja sama terhadap sekelompok
peserta dalam mengatasi masalah yang diberikan.
2. Tujuan
a) Mengembangkan kemampuan untuk memecahkan masalah.
b) Menciptakan kerja sama dari sekelompok orang
c) Mempraktikan ketrampilan untuk bekerja sama.
d) Waktu yang dibutuhkan 30 - 60 menit.
3. Jumlah peserta : Tidak dibatasi, tapi perlu dibagi ke dalam subkelompok
yang terdiri dari 4 - 6 peserta.
12
4. Materi yang dibutuhkan: Kaset rontgen, pesawat rontgen, pasien(relawan),
Apron, shielding pb (perisai pb) , alat tulis, sistim pelaporan pasien / jamaah
haji (siskohat-simulasi)
5. Prosedur
1) Bagi peserta menjadi tim yang terdiri dari 4 – 6 peserta.
2) Berikan sebuah kaset film rontgen kepada tim untuk di letakan di
masing-masing meja pemeriksaan, dengan posisi peserta berdiri
berjajar secara berpasangan.
3) Simulasikan jalannya pemeriksaan rontgen jamaah haji, dengan kodisi
jamaah haji yang beragam kondisinya, seperti :
a) kaki satu patah / kaki dua-duanya patah,
b) patah tangan atas/bawah,
c) tidak sadar diri,
d) pasien usia lanjut
6. Peraturan:
Masing-masing tim harus membuat melayani dan membuat foto rontgen
sesuai kondisi keadaan pasien ( simulasi ) dengan cepat, ramah dan ikhlas
sesuai dengan SOP ( Standar Operasion Prosedure ) dengan
memperhatikan kualitas gambar rontgen dan azas-azas proteksi radiasi
disetiap pelayanan rontgen pada jamaah haji.
7. Poin refleksi
a) Tim mana yang tercepat melakukan pemeriksaan rontgen, dengan
memperhatikan SOP dan proteksi radiasi?
b) Mengapa hal tersebut dapat terjadi?
c) Adakah tim yang memiliki masalah dengan hal tersebut?

More Related Content

What's hot

ppt kritisi dan evaluasi radiograf IVP dan cystografi
ppt kritisi dan evaluasi radiograf IVP dan cystografippt kritisi dan evaluasi radiograf IVP dan cystografi
ppt kritisi dan evaluasi radiograf IVP dan cystografiNona Zesifa
 
MRI Quality Control ACR Phantom PRO MRI
MRI Quality Control ACR Phantom PRO MRIMRI Quality Control ACR Phantom PRO MRI
MRI Quality Control ACR Phantom PRO MRIAdhianto Dwi
 
PPT Digital Radiography
PPT Digital RadiographyPPT Digital Radiography
PPT Digital RadiographyIvan Kurnia
 
Teknik Radiografi 3 Pemeriksaan Benda Asing (corpus alienum)
Teknik Radiografi 3 Pemeriksaan Benda Asing (corpus alienum)Teknik Radiografi 3 Pemeriksaan Benda Asing (corpus alienum)
Teknik Radiografi 3 Pemeriksaan Benda Asing (corpus alienum)Nona Zesifa
 
Teknik Pemeriksaan Radiografi Faring laring trakhea
Teknik Pemeriksaan Radiografi Faring laring trakheaTeknik Pemeriksaan Radiografi Faring laring trakhea
Teknik Pemeriksaan Radiografi Faring laring trakheaNona Zesifa
 
Bahan kontras radiografi
Bahan kontras radiografiBahan kontras radiografi
Bahan kontras radiografiWira Kusuma
 
Ppt ct-scan thorax pada kasus biopsi tumor paru
Ppt ct-scan thorax pada kasus biopsi tumor paruPpt ct-scan thorax pada kasus biopsi tumor paru
Ppt ct-scan thorax pada kasus biopsi tumor paruNona Zesifa
 
Radiofotografi 2 Substraksi
Radiofotografi 2 SubstraksiRadiofotografi 2 Substraksi
Radiofotografi 2 SubstraksiNona Zesifa
 
Angiografi.
Angiografi.Angiografi.
Angiografi.jaaaw9
 
ppt Aplikasi pengolahan citra digital pada modalitas digital radiography (DR)
ppt Aplikasi pengolahan citra digital pada modalitas digital radiography (DR)ppt Aplikasi pengolahan citra digital pada modalitas digital radiography (DR)
ppt Aplikasi pengolahan citra digital pada modalitas digital radiography (DR)Nona Zesifa
 
Teknik Radiografi 3 Pemeriksaan Lopografi
Teknik Radiografi 3 Pemeriksaan LopografiTeknik Radiografi 3 Pemeriksaan Lopografi
Teknik Radiografi 3 Pemeriksaan LopografiNona Zesifa
 
Makalah gaya pada tubuh dan didalam tubuh manusia
Makalah gaya pada tubuh dan didalam tubuh manusiaMakalah gaya pada tubuh dan didalam tubuh manusia
Makalah gaya pada tubuh dan didalam tubuh manusiaOperator Warnet Vast Raha
 
Ppt ct scan thorax pada kasus asma
Ppt ct scan thorax pada kasus asmaPpt ct scan thorax pada kasus asma
Ppt ct scan thorax pada kasus asmaNona Zesifa
 
ppt kritisi dan evaluasi radiograf Sacrum dan coccyx
ppt kritisi dan evaluasi radiograf Sacrum dan coccyxppt kritisi dan evaluasi radiograf Sacrum dan coccyx
ppt kritisi dan evaluasi radiograf Sacrum dan coccyxNona Zesifa
 
Makalah lopografi kritisi
Makalah lopografi kritisiMakalah lopografi kritisi
Makalah lopografi kritisip1337430216043
 
Teknik Pemeriksaan Radiografi Colon In Loop (CIL)
Teknik Pemeriksaan Radiografi Colon In Loop (CIL)Teknik Pemeriksaan Radiografi Colon In Loop (CIL)
Teknik Pemeriksaan Radiografi Colon In Loop (CIL)Nona Zesifa
 

What's hot (20)

Makalah tentang radiasi
Makalah tentang radiasiMakalah tentang radiasi
Makalah tentang radiasi
 
ppt kritisi dan evaluasi radiograf IVP dan cystografi
ppt kritisi dan evaluasi radiograf IVP dan cystografippt kritisi dan evaluasi radiograf IVP dan cystografi
ppt kritisi dan evaluasi radiograf IVP dan cystografi
 
MRI Quality Control ACR Phantom PRO MRI
MRI Quality Control ACR Phantom PRO MRIMRI Quality Control ACR Phantom PRO MRI
MRI Quality Control ACR Phantom PRO MRI
 
Ppt fasil radiologi 2
Ppt fasil radiologi 2Ppt fasil radiologi 2
Ppt fasil radiologi 2
 
PPT Digital Radiography
PPT Digital RadiographyPPT Digital Radiography
PPT Digital Radiography
 
Teknik k v tinggi
Teknik k v tinggiTeknik k v tinggi
Teknik k v tinggi
 
Teknik Radiografi 3 Pemeriksaan Benda Asing (corpus alienum)
Teknik Radiografi 3 Pemeriksaan Benda Asing (corpus alienum)Teknik Radiografi 3 Pemeriksaan Benda Asing (corpus alienum)
Teknik Radiografi 3 Pemeriksaan Benda Asing (corpus alienum)
 
Teknik Pemeriksaan Radiografi Faring laring trakhea
Teknik Pemeriksaan Radiografi Faring laring trakheaTeknik Pemeriksaan Radiografi Faring laring trakhea
Teknik Pemeriksaan Radiografi Faring laring trakhea
 
7@pet dan spect
7@pet dan spect7@pet dan spect
7@pet dan spect
 
Bahan kontras radiografi
Bahan kontras radiografiBahan kontras radiografi
Bahan kontras radiografi
 
Ppt ct-scan thorax pada kasus biopsi tumor paru
Ppt ct-scan thorax pada kasus biopsi tumor paruPpt ct-scan thorax pada kasus biopsi tumor paru
Ppt ct-scan thorax pada kasus biopsi tumor paru
 
Radiofotografi 2 Substraksi
Radiofotografi 2 SubstraksiRadiofotografi 2 Substraksi
Radiofotografi 2 Substraksi
 
Angiografi.
Angiografi.Angiografi.
Angiografi.
 
ppt Aplikasi pengolahan citra digital pada modalitas digital radiography (DR)
ppt Aplikasi pengolahan citra digital pada modalitas digital radiography (DR)ppt Aplikasi pengolahan citra digital pada modalitas digital radiography (DR)
ppt Aplikasi pengolahan citra digital pada modalitas digital radiography (DR)
 
Teknik Radiografi 3 Pemeriksaan Lopografi
Teknik Radiografi 3 Pemeriksaan LopografiTeknik Radiografi 3 Pemeriksaan Lopografi
Teknik Radiografi 3 Pemeriksaan Lopografi
 
Makalah gaya pada tubuh dan didalam tubuh manusia
Makalah gaya pada tubuh dan didalam tubuh manusiaMakalah gaya pada tubuh dan didalam tubuh manusia
Makalah gaya pada tubuh dan didalam tubuh manusia
 
Ppt ct scan thorax pada kasus asma
Ppt ct scan thorax pada kasus asmaPpt ct scan thorax pada kasus asma
Ppt ct scan thorax pada kasus asma
 
ppt kritisi dan evaluasi radiograf Sacrum dan coccyx
ppt kritisi dan evaluasi radiograf Sacrum dan coccyxppt kritisi dan evaluasi radiograf Sacrum dan coccyx
ppt kritisi dan evaluasi radiograf Sacrum dan coccyx
 
Makalah lopografi kritisi
Makalah lopografi kritisiMakalah lopografi kritisi
Makalah lopografi kritisi
 
Teknik Pemeriksaan Radiografi Colon In Loop (CIL)
Teknik Pemeriksaan Radiografi Colon In Loop (CIL)Teknik Pemeriksaan Radiografi Colon In Loop (CIL)
Teknik Pemeriksaan Radiografi Colon In Loop (CIL)
 

Similar to KEGIATAN RADIOLOGI DI KKHI

Program kerja radiologi 2014
Program kerja radiologi 2014Program kerja radiologi 2014
Program kerja radiologi 2014Lukas Aji
 
Praktikum Modul 4 Fisika dan Biologi
Praktikum Modul 4 Fisika dan BiologiPraktikum Modul 4 Fisika dan Biologi
Praktikum Modul 4 Fisika dan Biologipjj_kemenkes
 
Modul Kolaborasi Profesi di Daker dan Sektor PPIH 2020
Modul Kolaborasi Profesi di Daker dan Sektor PPIH 2020Modul Kolaborasi Profesi di Daker dan Sektor PPIH 2020
Modul Kolaborasi Profesi di Daker dan Sektor PPIH 2020ramadonatan
 
Prosedur Pemberian Terapi Nebulizer
Prosedur Pemberian Terapi NebulizerProsedur Pemberian Terapi Nebulizer
Prosedur Pemberian Terapi Nebulizerpjj_kemenkes
 
KDK III Modul 2 Kb 3
KDK III Modul 2 Kb 3KDK III Modul 2 Kb 3
KDK III Modul 2 Kb 3pjj_kemenkes
 
Modul 4 patologi praktek
Modul 4 patologi praktekModul 4 patologi praktek
Modul 4 patologi praktekpjj_kemenkes
 
Anjab radiografer-muda-doc-doc
Anjab radiografer-muda-doc-docAnjab radiografer-muda-doc-doc
Anjab radiografer-muda-doc-docEdi Darmawan Made
 
Prosedur Pemberian Oksigen Via Nasal Kanule
Prosedur Pemberian Oksigen Via Nasal KanuleProsedur Pemberian Oksigen Via Nasal Kanule
Prosedur Pemberian Oksigen Via Nasal Kanulepjj_kemenkes
 
KDK III Modul 2 Kb 1
KDK III Modul 2 Kb 1KDK III Modul 2 Kb 1
KDK III Modul 2 Kb 1pjj_kemenkes
 
Panduan Koas Radiologi.pdf
Panduan Koas Radiologi.pdfPanduan Koas Radiologi.pdf
Panduan Koas Radiologi.pdfMuhaiminMunizu
 
Prosedur Pemberian Terapi Oksigen via Face Mask
Prosedur Pemberian Terapi Oksigen via Face MaskProsedur Pemberian Terapi Oksigen via Face Mask
Prosedur Pemberian Terapi Oksigen via Face Maskpjj_kemenkes
 
KDK III Modul 2 Kb 2
KDK III Modul 2 Kb 2KDK III Modul 2 Kb 2
KDK III Modul 2 Kb 2pjj_kemenkes
 
KDK III Modul 1 Kb 3
KDK III Modul 1 Kb 3KDK III Modul 1 Kb 3
KDK III Modul 1 Kb 3pjj_kemenkes
 
02. Standar Akreditasi Klinik-BAB I dan II_TKK dan PMKP_FINAL PASURUAN 6 Agu...
02.  Standar Akreditasi Klinik-BAB I dan II_TKK dan PMKP_FINAL PASURUAN 6 Agu...02.  Standar Akreditasi Klinik-BAB I dan II_TKK dan PMKP_FINAL PASURUAN 6 Agu...
02. Standar Akreditasi Klinik-BAB I dan II_TKK dan PMKP_FINAL PASURUAN 6 Agu...Handaru2
 

Similar to KEGIATAN RADIOLOGI DI KKHI (20)

Program kerja radiologi 2014
Program kerja radiologi 2014Program kerja radiologi 2014
Program kerja radiologi 2014
 
Praktikum Modul 4 Fisika dan Biologi
Praktikum Modul 4 Fisika dan BiologiPraktikum Modul 4 Fisika dan Biologi
Praktikum Modul 4 Fisika dan Biologi
 
Modul Kolaborasi Profesi di Daker dan Sektor PPIH 2020
Modul Kolaborasi Profesi di Daker dan Sektor PPIH 2020Modul Kolaborasi Profesi di Daker dan Sektor PPIH 2020
Modul Kolaborasi Profesi di Daker dan Sektor PPIH 2020
 
Prosedur Pemberian Terapi Nebulizer
Prosedur Pemberian Terapi NebulizerProsedur Pemberian Terapi Nebulizer
Prosedur Pemberian Terapi Nebulizer
 
KDK III Modul 2 Kb 3
KDK III Modul 2 Kb 3KDK III Modul 2 Kb 3
KDK III Modul 2 Kb 3
 
Ka pbl 2018
Ka pbl 2018Ka pbl 2018
Ka pbl 2018
 
Praktek patologi
Praktek patologiPraktek patologi
Praktek patologi
 
Modul 4 patologi praktek
Modul 4 patologi praktekModul 4 patologi praktek
Modul 4 patologi praktek
 
Anjab radiografer-muda-doc-doc
Anjab radiografer-muda-doc-docAnjab radiografer-muda-doc-doc
Anjab radiografer-muda-doc-doc
 
Prosedur Pemberian Oksigen Via Nasal Kanule
Prosedur Pemberian Oksigen Via Nasal KanuleProsedur Pemberian Oksigen Via Nasal Kanule
Prosedur Pemberian Oksigen Via Nasal Kanule
 
KDK III Modul 2 Kb 1
KDK III Modul 2 Kb 1KDK III Modul 2 Kb 1
KDK III Modul 2 Kb 1
 
Materi radiologi.pdf
Materi radiologi.pdfMateri radiologi.pdf
Materi radiologi.pdf
 
Panduan Koas Radiologi.pdf
Panduan Koas Radiologi.pdfPanduan Koas Radiologi.pdf
Panduan Koas Radiologi.pdf
 
Prosedur Pemberian Terapi Oksigen via Face Mask
Prosedur Pemberian Terapi Oksigen via Face MaskProsedur Pemberian Terapi Oksigen via Face Mask
Prosedur Pemberian Terapi Oksigen via Face Mask
 
KDK III Modul 2 Kb 2
KDK III Modul 2 Kb 2KDK III Modul 2 Kb 2
KDK III Modul 2 Kb 2
 
Tugas kepala ruang
Tugas kepala ruangTugas kepala ruang
Tugas kepala ruang
 
Memandikan Pasien
Memandikan PasienMemandikan Pasien
Memandikan Pasien
 
KDK III Modul 1 Kb 3
KDK III Modul 1 Kb 3KDK III Modul 1 Kb 3
KDK III Modul 1 Kb 3
 
02. Standar Akreditasi Klinik-BAB I dan II_TKK dan PMKP_FINAL PASURUAN 6 Agu...
02.  Standar Akreditasi Klinik-BAB I dan II_TKK dan PMKP_FINAL PASURUAN 6 Agu...02.  Standar Akreditasi Klinik-BAB I dan II_TKK dan PMKP_FINAL PASURUAN 6 Agu...
02. Standar Akreditasi Klinik-BAB I dan II_TKK dan PMKP_FINAL PASURUAN 6 Agu...
 
Ivp fera
Ivp feraIvp fera
Ivp fera
 

More from rickygunawan84

7121 format baru modul kurikulum komunikasi ilmiah
7121 format baru modul  kurikulum komunikasi ilmiah7121 format baru modul  kurikulum komunikasi ilmiah
7121 format baru modul kurikulum komunikasi ilmiahrickygunawan84
 
Pokok Bahan 1 Distribusi Kusta
Pokok Bahan 1 Distribusi KustaPokok Bahan 1 Distribusi Kusta
Pokok Bahan 1 Distribusi Kustarickygunawan84
 
Kebijakan pelatihan sdmk
Kebijakan pelatihan sdmkKebijakan pelatihan sdmk
Kebijakan pelatihan sdmkrickygunawan84
 
Sistem Pembelajaran Jarak Jauh
Sistem Pembelajaran Jarak Jauh Sistem Pembelajaran Jarak Jauh
Sistem Pembelajaran Jarak Jauh rickygunawan84
 
05. transportasi pasien gadar
05. transportasi pasien gadar05. transportasi pasien gadar
05. transportasi pasien gadarrickygunawan84
 
03. initial assessment
03. initial assessment03. initial assessment
03. initial assessmentrickygunawan84
 
02. bantuan hidup dasar ns 2020 revisi
02. bantuan hidup dasar ns 2020 revisi02. bantuan hidup dasar ns 2020 revisi
02. bantuan hidup dasar ns 2020 revisirickygunawan84
 
Petunjuk pengisian sipk p theo(1)
Petunjuk pengisian sipk p theo(1)Petunjuk pengisian sipk p theo(1)
Petunjuk pengisian sipk p theo(1)rickygunawan84
 
Review formulir indikator pendukung lainnya
Review formulir indikator pendukung lainnyaReview formulir indikator pendukung lainnya
Review formulir indikator pendukung lainnyarickygunawan84
 
Ppt review mi 5 penyuluhan dan konseling
Ppt review mi 5 penyuluhan dan konselingPpt review mi 5 penyuluhan dan konseling
Ppt review mi 5 penyuluhan dan konselingrickygunawan84
 
Review pdf mi 4. catpor pb 2 pelaporan
Review  pdf mi 4. catpor pb 2 pelaporanReview  pdf mi 4. catpor pb 2 pelaporan
Review pdf mi 4. catpor pb 2 pelaporanrickygunawan84
 
11c g. form 11c sampai g rekap laporan kemoprofilaksis kusta (lampiran pencat...
11c g. form 11c sampai g rekap laporan kemoprofilaksis kusta (lampiran pencat...11c g. form 11c sampai g rekap laporan kemoprofilaksis kusta (lampiran pencat...
11c g. form 11c sampai g rekap laporan kemoprofilaksis kusta (lampiran pencat...rickygunawan84
 
11c g. form 11c sampai g rekap laporan kemoprofilaksis kusta (lampiran pencat...
11c g. form 11c sampai g rekap laporan kemoprofilaksis kusta (lampiran pencat...11c g. form 11c sampai g rekap laporan kemoprofilaksis kusta (lampiran pencat...
11c g. form 11c sampai g rekap laporan kemoprofilaksis kusta (lampiran pencat...rickygunawan84
 
11b. form 11b kemoprofilaksis pendekatan blanket (lampiran pencatatan 11b)
11b. form 11b kemoprofilaksis pendekatan blanket (lampiran pencatatan 11b)11b. form 11b kemoprofilaksis pendekatan blanket (lampiran pencatatan 11b)
11b. form 11b kemoprofilaksis pendekatan blanket (lampiran pencatatan 11b)rickygunawan84
 
11a. form 11a kemoprofilaksis pendekatan kontak (lampiran pencatatan 11a)
11a. form 11a kemoprofilaksis pendekatan kontak (lampiran pencatatan 11a)11a. form 11a kemoprofilaksis pendekatan kontak (lampiran pencatatan 11a)
11a. form 11a kemoprofilaksis pendekatan kontak (lampiran pencatatan 11a)rickygunawan84
 
10. formulir pemantauan setelah pengobatan (lampiran pencatatan 10)
10. formulir pemantauan setelah pengobatan (lampiran pencatatan 10)10. formulir pemantauan setelah pengobatan (lampiran pencatatan 10)
10. formulir pemantauan setelah pengobatan (lampiran pencatatan 10)rickygunawan84
 
9. formulir hasil pemeriksaan kontak (lampiran pencatatan 9)
9. formulir hasil pemeriksaan kontak (lampiran pencatatan 9)9. formulir hasil pemeriksaan kontak (lampiran pencatatan 9)
9. formulir hasil pemeriksaan kontak (lampiran pencatatan 9)rickygunawan84
 
8. formulir evaluasi pengobatan prednison atau pengobatan reaksi berat (lampi...
8. formulir evaluasi pengobatan prednison atau pengobatan reaksi berat (lampi...8. formulir evaluasi pengobatan prednison atau pengobatan reaksi berat (lampi...
8. formulir evaluasi pengobatan prednison atau pengobatan reaksi berat (lampi...rickygunawan84
 

More from rickygunawan84 (20)

7121 format baru modul kurikulum komunikasi ilmiah
7121 format baru modul  kurikulum komunikasi ilmiah7121 format baru modul  kurikulum komunikasi ilmiah
7121 format baru modul kurikulum komunikasi ilmiah
 
Lo ko mpor
Lo ko mporLo ko mpor
Lo ko mpor
 
Pokok Bahan 1 Distribusi Kusta
Pokok Bahan 1 Distribusi KustaPokok Bahan 1 Distribusi Kusta
Pokok Bahan 1 Distribusi Kusta
 
Kebijakan pelatihan sdmk
Kebijakan pelatihan sdmkKebijakan pelatihan sdmk
Kebijakan pelatihan sdmk
 
Sistem Pembelajaran Jarak Jauh
Sistem Pembelajaran Jarak Jauh Sistem Pembelajaran Jarak Jauh
Sistem Pembelajaran Jarak Jauh
 
05. transportasi pasien gadar
05. transportasi pasien gadar05. transportasi pasien gadar
05. transportasi pasien gadar
 
03. initial assessment
03. initial assessment03. initial assessment
03. initial assessment
 
02. bantuan hidup dasar ns 2020 revisi
02. bantuan hidup dasar ns 2020 revisi02. bantuan hidup dasar ns 2020 revisi
02. bantuan hidup dasar ns 2020 revisi
 
Petunjuk pengisian sipk p theo(1)
Petunjuk pengisian sipk p theo(1)Petunjuk pengisian sipk p theo(1)
Petunjuk pengisian sipk p theo(1)
 
Review pb2 supervisi
Review   pb2 supervisiReview   pb2 supervisi
Review pb2 supervisi
 
Review formulir indikator pendukung lainnya
Review formulir indikator pendukung lainnyaReview formulir indikator pendukung lainnya
Review formulir indikator pendukung lainnya
 
Ppt review mi 5 penyuluhan dan konseling
Ppt review mi 5 penyuluhan dan konselingPpt review mi 5 penyuluhan dan konseling
Ppt review mi 5 penyuluhan dan konseling
 
Review pdf mi 4. catpor pb 2 pelaporan
Review  pdf mi 4. catpor pb 2 pelaporanReview  pdf mi 4. catpor pb 2 pelaporan
Review pdf mi 4. catpor pb 2 pelaporan
 
11c g. form 11c sampai g rekap laporan kemoprofilaksis kusta (lampiran pencat...
11c g. form 11c sampai g rekap laporan kemoprofilaksis kusta (lampiran pencat...11c g. form 11c sampai g rekap laporan kemoprofilaksis kusta (lampiran pencat...
11c g. form 11c sampai g rekap laporan kemoprofilaksis kusta (lampiran pencat...
 
11c g. form 11c sampai g rekap laporan kemoprofilaksis kusta (lampiran pencat...
11c g. form 11c sampai g rekap laporan kemoprofilaksis kusta (lampiran pencat...11c g. form 11c sampai g rekap laporan kemoprofilaksis kusta (lampiran pencat...
11c g. form 11c sampai g rekap laporan kemoprofilaksis kusta (lampiran pencat...
 
11b. form 11b kemoprofilaksis pendekatan blanket (lampiran pencatatan 11b)
11b. form 11b kemoprofilaksis pendekatan blanket (lampiran pencatatan 11b)11b. form 11b kemoprofilaksis pendekatan blanket (lampiran pencatatan 11b)
11b. form 11b kemoprofilaksis pendekatan blanket (lampiran pencatatan 11b)
 
11a. form 11a kemoprofilaksis pendekatan kontak (lampiran pencatatan 11a)
11a. form 11a kemoprofilaksis pendekatan kontak (lampiran pencatatan 11a)11a. form 11a kemoprofilaksis pendekatan kontak (lampiran pencatatan 11a)
11a. form 11a kemoprofilaksis pendekatan kontak (lampiran pencatatan 11a)
 
10. formulir pemantauan setelah pengobatan (lampiran pencatatan 10)
10. formulir pemantauan setelah pengobatan (lampiran pencatatan 10)10. formulir pemantauan setelah pengobatan (lampiran pencatatan 10)
10. formulir pemantauan setelah pengobatan (lampiran pencatatan 10)
 
9. formulir hasil pemeriksaan kontak (lampiran pencatatan 9)
9. formulir hasil pemeriksaan kontak (lampiran pencatatan 9)9. formulir hasil pemeriksaan kontak (lampiran pencatatan 9)
9. formulir hasil pemeriksaan kontak (lampiran pencatatan 9)
 
8. formulir evaluasi pengobatan prednison atau pengobatan reaksi berat (lampi...
8. formulir evaluasi pengobatan prednison atau pengobatan reaksi berat (lampi...8. formulir evaluasi pengobatan prednison atau pengobatan reaksi berat (lampi...
8. formulir evaluasi pengobatan prednison atau pengobatan reaksi berat (lampi...
 

Recently uploaded

MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdfanitanurhidayah51
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptxMateri IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptxmuhammadkausar1201
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdfDiskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdfHendroGunawan8
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMIGustiBagusGending
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaafarmasipejatentimur
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptxHR MUSLIM
 
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdfaksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdfwalidumar
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxPurmiasih
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...asepsaefudin2009
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...MetalinaSimanjuntak1
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 

Recently uploaded (20)

MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptxMateri IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdfDiskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
 
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdfaksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 

KEGIATAN RADIOLOGI DI KKHI

  • 1. Modul Pelatihan PPIH 2017 1 KEGIATAN RADIOLOGI DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN HAJI I. DESKRIPSI SINGKAT Radiofgrafer adalah tenaga kesehatan yang diberi tugas, wewenang dan tanggung jawab oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan kegiatan radiografi dan imejing di unit Pelayanan Kesehatan. Radiografer merupakan tenaga kesehatan yang memberi kontribusi bidang radiografi dan imejing dalam upaya peningkatan kualitas pelayanan kesehatan. Radiografer lebih banyak di dayagunakan dalam upaya pelayanan kesehatan rujukan dan penunjang, utamanya pelayanan kesehatan yang menggunakan peralatan I sumber yang mengeluarkan radiasi pengion dan non pengion. Saat ini radiografer di dalam menerapkan kompetensinya masih difokuskan pada pelayanan radiologi, yaitu meliputi pelayanan kesehatan bidang radiodiagnostik, imejing, radioterapi dan kedokteran nuklir. Dalam menjalankan tugasnya baik secara mandiri maupun dalam satu tim dengan tenaga kesehatan lainnya (Dokter, Dokter Spesialis, Dokter Spesialis Radiologi, Dokter Kedokteran Nuklir, dll ) memberikan pelayanan kesehatan bidang radiasi kepada masyarakat umum maupun ilmiah sesuai dengan tugas dan fungsinya sebatas kewenangan yang di landasi oleh Etika Profesi. Dalam modul ini akan dibahas mengenai konsepsi dasar kegiatan radiologi di fasilitas pelayanan kesehatan haji, semoga dengan mempelajari modul ini para pembaca / peserta pelatihan mampu meningkatkan pelayanan radiologi yang dilakukan profesi radiographer di fasilitas kesehatan haji di Arab Saudi. Radiografer adalah salah satu profesi yang baik langsung maupun tidak langsung ikut berperan didalam upaya menuju kesejahteraan fisik
  • 2. 2 material dan mental spiritual bagi masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, segala sesuatu yang menyangkut profesi Radiografer selalu berorentasi kepada tuntutan masyarakat. Radiografer adalah suatu profesi yang melakukan pelayanan kepada masyarakat, bukanlah profesi yang semat-mata pekerjaan untuk mencari nafkah, akan tetapi merupakan pekerjaan kepercayaan, dalam hal ini kepercayaan dari masyarakat yang memerlukan pelayanan profesi, percaya kepada ketulusan hati, percaya kepada kesetiaannya dan percaya kepada kemampuan profesionalnya. Adanya limpahan dari anggota masyarakat tersebut, menuntut setiap anggota profesi agar dalam mempersembahkan pelayanan dengan cara yang terhormat, dengan disadari sepenuhnya bahwa anggota profesi selain memikul tanggung jawab kehormatan pribadi, juga memikul tanggung jawab terhadap kehormatan profesi dalam mengamalkan pelayanannya. Dan disamping itu juga dengan penuh kesadaran bahwa pelayanannya merupakan bagian dari usaha meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Oleh sebab itu Anggota Profesi Radiografer memandang perlu menyusun rumusan-rumusan sebagai petunjuk dengan harapan dapat menjadi ikatan moral bagi anggota - anggotanya. Dan anggota Profesi Radigrafer menyadari sepenuhnya bahwa hanya karena bimbingan Tuhan Yang Maha Esa anggota Profesi Radiografer dapat melaksanakan tugas pengabdiannya demi kepentingan kemanusiaan, bangsa dan Negara dengan berdasarkan pancasila dan UUD 1945. II. TUJUAN PEMBELAJARAN A. Tujuan Pembelajaran Umum Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu melakukan kegiatan radiologi di fasilitas kesehatan haji. B. Tujuan Pembelajaran Khusus Setelah selesai pelatihan, peserta mampu:
  • 3. 3 1. Menjelaskan tugas dan fungsi tenaga radiologi yang mandiri di KKHI Arab Saudi 2. Menjelaskan sarana dan prasarana radiologi yang ada di KKHI Arab Saudi 3. Menjelaskan penatalaksanaan radiologi di KKHI Arab Saudi. 4. Menjelaskan kaidah dan prinsip radiologi 5. Melakukan pelayanan radiologi III. POKOK BAHASAN Dalam modul ini akan dibahas pokok-pokok bahasan sebagai berikut yaitu: 1. Tugas dan fungsi tenaga radiologi yang mandiri di KKHI Arab Saudi. 2. Sarana dan prasarana radiologi yang ada di KKHI Arab Saudi a. Peralatan x - ray b. Peralatan radiografi (kaset, film , bucky stand , grid dan processing film) c. Ruang radiologi (ruang pemeriksaan dan kamar gelap). 3. Penatalaksanaan radiologi di KKHI Arab Saudi: a. Kondisi jamaah haji b. Kasus c. Usia jamaah haji 4. Kaidah dan prinsip radiologi 5. Pelayanan radiologi IV. BAHAN BELAJAR a. CTJ b. Studi kasus lapangan c. Praktik d. Simulasi V. MEDIA DAN ALAT BANTU a. LCD
  • 4. 4 b. Bahan tayang c. Laptop d. Bahan alat tulis e. Modul f. Blanko laporan / Formulir g. Buku panduan praktikum h. Buku panduan diskusi VI. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN Jumlah jam yang digunakan dalam modul ini adalah sebanyak 12 JPL (T = 4 JPL; P = 8 JPL; PL = 0 JPL) Untuk mempermudah proses pembelajaran dan meningkatkan partisipasi seluruh perserta, maka perlu disusun langkah-langkah kegiatan sebagai berikut : Berikut disampaikan langkah-langkah kegiatan dalam proses pembelajaran materi ini. Langkah 1. Pengkondisian Peserta Langkah Pembelajaran: a. Fasilitator menyapa peserta dan memperkenalkan diri b. Menyampaikan tujuan pembelajaran dengan menggunakan bahan tayangan c. Melakukan apersepsi tentang materi yang akan dibahas dengan metoda curah pendapat atau meminta beberapa peserta untuk menjawabnya Langkah 2. Pembahasan Kode Etik Langkah Pembelajaran: Fasilitator menjelaskan tentang Pengertian dan fungsi kode etik, serta Kewajiban radiografer menggunakan bahan tayangan, dengan metode ceramah, tanya jawab dan mengajak peserta untuk berpartisipasi serta berinteraksi dalam proses pembelajaran.
  • 5. 5 Langkah 3 : Pendalaman pokok bahasan Seorang Radiografer a. Tugas dan fungsi tenaga radiologi yang mandiri di KKHI Arab Saudi 1. Pra Armina a) Mengecek kesiapan ruangan dan kelayakannya. b) Menginventarisir perlengkapan radiologi yang tersedia c) Menginventarisir kebutuhan radiologi yang diperlukan d) Melakukan penataan peralatan yang diperlukan. e) Membersihkan alat-alat yang tersedia. f) Mempersiapkan bahan bahan yang di perlukan. g) Melakukan uji fungsi alat ( cek hasil/ out put ) 2. Armina a) Menyiapkan bahan dan alat pesawat rontgen b) Menyiapkan kaset dan lysolm c) Menyiapkan alat prosesing film rontgen. d) Menyiapkan bahan habis pakai ( BHP) e) Menyiapkan ATK dan pencatatan. f) Mempersiapkan registrasi pasien g) Mengecek form permintaan rontgen h) Melakukan pemeriksaan rontgen sesuai dengan permintaan dokter i) Melakukan identifikasi foto rontgen pasien j) Mengecek kualitas hasil foto rontgen k) Menyampaikan foto rontgen kepada dokter pengirim atau perawat ruangan. l) Melakukan perawatan / maintenan harian. m)Melakukan pelaporan harian/ input data harian ke siskohatkes. 3. Pasca Armina a) Melakukan pelayanan radiologi
  • 6. 6 b) Membuat laporan kunjungan pasien c) Membuat laporan inventarisir / stok opname ( BHP) d) Mengembalikan / merapikan peralatan yang telah dipergunakan e) Menampung limbah kimia pada gallon besar. Langkah 4. Penutup, Umpan Balik, dan Rangkuman Fasilitator merangkum atau melakukan pembulatan tentang pembahasan materi ini dengan mengajak seluruh peserta untuk melakukan refleksi/ umpan balik. Dilanjutkan dengan memberikan apresiasi atas keterlibatan aktif seluruh peserta.
  • 7. 7 VII. URAIAN MATERI A. Tugas dan Fungsi Tenaga Radiologi (Radiografer) di KKHI Arab Saudi. 1. Umum a. Setiap Radiografer didalam melaksanakan pekerjaan profesinya tidak dibenarkan membeda-bedakan kebangsaan, kesukuan, warna kulit, jenis kelamin, agama, politik serta status sosial kliennya. b. Setiap Radiografer didalam melaksanakan pekerjaan profesinya selalu memakai standard profesi. c. Setiap Radiografer Indonesia didalam melaksanakan pekerjaan profesi, tidak dibenarkan melakukan perbuatan yang dipengaruhi pertimbangan keuntungan pribadi. d. Setiap Radiografer Indonesia didalam melaksanakan pekerjaan profesinya, selalu berpegang teguh pada sumpah jabatan dan kode etik serta standard profesi Radiografer. 2. Tugas dan Fungsi sesuai Profesinya a. Radiografer harus menjaga dari menjunjung tinggi nama baik profesinya b. Radiografer hanya melakukan pekerjaan radiografi, Imejing dan radioterapi atas permintaan Dokter dengan tidak meninggalkan prosedur yang telah digariskan c. Radiografer tidak dibenarkan menyuruh orang lain yang bukan Ahlinya untuk melakukan pekerjaan radiografi, Imejing dan Radioterapi. d. Radiografer tidak dibenarkan menentukan diagnosa Radiologi dan perencanaan dosis Radioterapi. 3. Kewajiban Terhadap Jemaah Haji Indonesia a. Setiap Radiografer dalam melaksanakan pekerjaan profesinya senantiasa memelihara suasana dan lingkungan dengan
  • 8. 8 menghayati nilai-nilai budaya, adat istiadat, agama dari penderita, keluarga penderita dan masyarakat pada umumnya. b. Setiap Radiografer dalam melaksanakan pekerjaan profesinya wajib dengan tulus dan ikhlas terhadap pasien dengan memberikan pelayanan terbaik terhadapnya. Apabila ia tidak mampu atau menemui kesulitan, ia wajib berkonsultasi dengan teman sejawat yang Ahli atau Ahli lainnya. c. Setiap Radiografer wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahui baik hasil pekerjaan profesinya maupun dari bidang lainnya tentang keadaan pasien, karena kepercayaan pasien yang telah bersedia dirinya untuk diperiksa d. Setiap Radiografer wajib melaksanakan peraturan-peraturan kebijakan yang telah digariskan oleh Pemerintah di dalam bidang kesehatan e. Setiap Radiografer demi kepentingan penderita setiap saat bekerja sama dengan Ahli lain yang terkait dan melaksanakan tugas secara cepat, tepat dan terhormat serta percaya diri akan kemampuan profesinya f. Setiap Radiografer wajib membina hubungan kerja yang baik antara profesinya dengan profesi lainnya demi kepentingan pelayanan terhadap masyarakat 4. Kewajiban Terhadap Diri Sendiri a. Setiap Radiografer harus menjaga kesehatan dan keselamatan dirinya baik terhadap bahaya radiasi maupun terhadap penyakitnya. b. Setiap Radiografer senantiasa berusaha meningkatkan kemampuan profesinya baik secara sendiri-sendiri maupun bersama dengan jalan mengikuti perkembangan iimu dan teknologi, meningkatkan keterampilan dan pengalaman yang bermanfaat bagi pelayanan terhadap masyarakat.
  • 9. 9 B. Pengertian. Modul profesi radiographer digunakan untuk menjadi acuan dalam menjalankan tugas dan fungsinya di sarana pelayanan kesehatan haji di Arab Saudi serta dalam mengembangkan pengetahuan dan keahlian dalam rangka meningkatkan profesionalisme Radiografer. C. Pelayanan Radiologi ( Rontgen ) di fasilitas kesehatan haji di Arab Saudi Tugas dan kewenangan radiografer di fasilitas kesehatan haji di Arab Saudi disesuaikan dengan penjabaran yang tertuang di dalam standar kompetensi sesuai fungsi masing-masing sebagai berikut: 1. Kompetensi Untuk Fungsi Pelaksana Kelompok Unit Kompetensi Radiodiagnostik Konvensional a. Kompetensi Melaksanakan Radiografi Alat Gerak Atas (Ext. Superior); b. Kompetensi Melaksanakan Radiografi Alat Gerak Bawah (Ext. Inferior); c. Kompetensi Melaksanakan Radiografi Perut / Abdomen; d. Kompetensi Melaksanakan Radiografi Dada / Thorax; e. Kompetensi Melaksanakan Radiografi Tulang Belakang / Columna Vertebralis; f. Kompetensi Melaksanakan Radiografi Kepala/Schedel; g. Kompetensi Melaksanakan Radiografi Tulang Wajah/Facial Bone; h. Kompetensi Melaksanakan Radiografi Tulang Panggul/Pelvis; i. Kompetensi Melaksanakan Radiografi Bone Survey; j. Kompetensi Melaksanakan Radiografi Gigi Geligi dan Panoramic; k. Kompetensi Melaksanakan Radiografi Saluran Pernapasan/Tr. Respiratorius; l. Kompetensi Melaksanakan Radiografi Saluran Pencernaan/Tr. Digestifus;
  • 10. 10 m.Kompetensi Melaksanakan Radiografi Saluran Perkencingan/Tr. Urinarius; n. Kompetensi Upaya Proteksi Radiasi o. Kompetensi Implementasi QA/QC 2. Kompetensi Untuk Fungsi Manajerial/Pengelola Unit Kompetensi melaksanakan pengelolaan Pelayanan Radiografi Konvensional
  • 11. 11 VIII. DAFTAR PUSTAKA : 1. Kepmenkes No. 442 Tahun 2009 tentang Pedoman Penyelenggaraan Kesehatan Haji Indonesia. 2. Permenkes No. 1014 Tahun 2008 tentang Standar pelayanan radiologi di sarana pelayanan kesehatan.. 3. Radiologi Diagnostik, Syahrir Rasad, Iwan Ekayuda, Balai Penerbit FKUI Press Jakarta, 2000 4. Textbook of Radiographic Positioning and Realted Anatomy, 7 th Edition.Philadelphia Mosby, 2005 5. Kepmenkes No. 375 Tahun 2007 tentang tenaga radiografer 6. Permenkes No.81 Tahun 2013 tentang penyelenggaraan pekerjaan radiographer 7. Permenkes No. 1014 Tahun 2008 tentang Standar pelayanan radiologi di sarana pelayanan kesehatan. 8. Perka Bapeten No. 4 tahun 2013 tentang proteksi dan keselamatan Radiasi 9. Perka Bapeten No. 33 tahun 2007 tentang manajemen, keselamatan dan Proteksi Radiasi 10. Permenkes No. 1014 Tahun 2008 tentang Standar pelayanan radiologi di sarana pelayanan kesehatan. 11. Peraturan Menteri Kesehatan No. 62 Tahun 2016 tentang Pedoman Penyelenggaraan Kesehatan Haji. 12. Peraturan Menteri Kesehatan No. 43 Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan 13. Keputusan Menteri Kesehatan No.1196/Menkes/SK/XII/2009 Tentang Pedoman Penyelenggaraan PPHI di Arab Saudi.
  • 12. 12 Lampiran 1 A.Panduan diskusi kelompok a) Seluruh peserta dibagi menjadi 4 (empat) kelompok dan masing- masing kelompok memilih 1 (satu) orang ketua kelompok dan sekretaris. Dengan dipandu oleh ketua kelompok masing-masing kelompok mendiskusikan hal – hal sebagai berikut : b) Bagaimana cara melayani jamaah haji yang efektif dan berkualitas? c) Apa yang harus dilakukan oleh sebuah tim untuk mencapa itujuan pelayanan yang dilakukan tenaga radiographer pada jamaah haji ? d) Permasalahan-permasalahan yang timbul dilapangan di pelayana nradiologi (simulasi) e) Mengapa permasalahan dalam tim simulasi harus diselesaikan dengan cara fast solution? f) Alat dan peralatan/upaya proteksi radiasi, pesawat rontgen, bahan prosesing film rontgen serta kaset film rontgen apa saja yang harus di siapkan ?dalam bentuk simulasi tim. g) Apa yang terjadi bila sebuah tim simulasi tidak memiliki team leader (coordinator), dan bagaimana seharusnya yang dilakukan ? B.Panduan Games Garisbesar Permainan ini mengamati manfaat kerjasama terhadap sekelompok peserta dalam mengatasi masalah yang diberikan. C.Tujuan a) Mengembangkan kemampuan untuk memecahkan masalah. b) Menciptakan kerjasama dari sekelompok orang c) Mempraktikan ketrampilan untuk bekerjasama. d) Waktu yang dibutuhkan 30 - 60 menit. 3. Jumlah peserta :Tidak dibatasi, tapi perlu dibagi ke dalam sub kelompok yang terdiri dari 4 - 6 peserta. 4. Materi yang dibutuhkan: Kasetrontgen, pesawat rontgen, pasien (relawan), Apron, shielding pb (perisai pb) , alat tulis, sistim pelaporan pasien / jamaah haji (siskohat-simulasi)
  • 13. 13 5. Prosedur 1) Bagi peserta menjadi tim yang terdiri dari 4 – 6 peserta. 2) Berikan sebuah kaset film rontgen kepada tim untuk di letakan di masing-masing meja pemeriksaan, dengan posisi peserta berdiri berjajar secara berpasangan. 3) Simulasikan jalannya pemeriksaan rontgen jamaah haji, dengan kodisi jamaah haji yang beragam kondisinya, seperti : a) kaki satupatah / kaki dua-duanya patah, b) patah tangan atas/bawah, c) tidak sadar diri, d) pasien usia lanjut 6. Peraturan: Masing-masing tim harus membuat melayani dan membuat foto rontgen sesuai kondisi keadaan pasien (simulasi) dengan cepat, ramah dan ikhlas sesuai dengan SOP (Standar Operasion Prosedure) dengan memperhatikan kualitas gambar rontgen dan azas-azas proteksi radiasi di setiap pelayanan rontgen pada jamaah haji. 7. Poinrefleksi a) Tim mana yang tercepat melakukan pemeriksaan rontgen, dengan memperhatikan SOP dan proteksi radiasi ? b) Mengapa hal tersebut dapat terjadi ? c) Adakah tim yang memiliki masalah dengan hal tersebut ?
  • 14. Modul Pelatihan PPIH 2017 1 UPAYA PROTEKSI RADIASI BAGI PETUGAS KESEHATAN DAN LINGKUNGAN KERJA I. DESKRIPSI SINGKAT Radiofgrafer adalah tenaga kesehatan yang diberi tugas, wewenang dan tanggung jawab oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan kegiatan radiografi dan imejing di unit Pelayanan Kesehatan. Radiografer merupakan tenaga kesehatan yang memberi kontribusi bidang radiografi dan imejing dalam upaya peningkatan kualitas pelayanan kesehatan. Radiografer lebih banyak di dayagunakan dalam upaya pelayanan kesehatan rujukan dan penunjang, utamanya pelayanan kesehatan yang menggunakan peralatan I sumber yang mengeluarkan radiasi pengion dan non pengion. Saat ini radiografer di dalam menerapkan kompetensinya masih difokuskan pada pelayanan radiologi, yaitu meliputi pelayanan kesehatan bidang radiodiagnostik, imejing, radioterapi dan kedokteran nuklir. Dalam menjalankan tugasnya baik secara mandiri maupun dalam satu tim dengan tenaga kesehatan lainnya (Dokter, Dokter Spesialis, Dokter Spesialis Radiologi, Dokter Kedokteran Nuklir, dll ) memberikan pelayanan kesehatan bidang radiasi kepada masyarakat umum maupun ilmiah sesuai dengan tugas dan fungsinya sebatas kewenangan yang di landasi oleh Etika Profesi. Dalam modul ini akan dibahas mengenai konsepsi dasar upaya proteksi radiasi bagi petugas kesehatan haji dan lingkungan kerja . Semoga dengan mempelajari modul ini para pembaca / peserta pelatihan mampu meningkatkan pelayanan radiologi yang dilakukan profesi radiographer di fasilitas kesehatan haji di Arab Saudi. Radiografer adalah salah satu profesi yang baik langsung maupun tidak langsung ikut berperan didalam upaya menuju kesejahteraan fisik
  • 15. 2 material dan mental spiritual bagi masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, segala sesuatu yang menyangkut profesi Radiografer selalu berorentasi kepada tuntutan masyarakat. Radiografer adalah suatu profesi yang melakukan pelayanan kepada masyarakat, bukanlah profesi yang semat-mata pekerjaan untuk mencari nafkah, akan tetapi merupakan pekerjaan kepercayaan, dalam hal ini kepercayaan dari masyarakat yang memerlukan pelayanan profesi, percaya kepada ketulusan hati, percaya kepada kesetiaannya dan percaya kepada kemampuan profesionalnya. Adanya limpahan dari anggota masyarakat tersebut, menuntut setiap anggota profesi agar dalam mempersembahkan pelayanan dengan cara yang terhormat, dengan disadari sepenuhnya bahwa anggota profesi selain memikul tanggung jawab kehormatan pribadi, juga memikul tanggung jawab terhadap kehormatan profesi dalam mengamalkan pelayanannya. Dan disamping itu juga dengan penuh kesadaran bahwa pelayanannya merupakan bagian dari usaha meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Oleh sebab itu Anggota Profesi Radiografer memandang perlu menyusun rumusan-rumusan sebagai petunjuk dengan harapan dapat menjadi ikatan moral bagi anggota - anggotanya. Dan anggota Profesi Radigrafer menyadari sepenuhnya bahwa hanya karena bimbingan Tuhan Yang Maha Esa anggota Profesi Radiografer dapat melaksanakan tugas pengabdiannya demi kepentingan kemanusiaan, bangsa dan Negara dengan berdasarkan pancasila dan UUD 1945. II. TUJUAN PEMBELAJARAN A. Tujuan Pembelajaran Umum Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu melakukan upaya proteksi radiasi bagi petugas kesehatan haji dan lingkungan kerja.
  • 16. 3 B. Tujuan Pembelajaran Khusus Dalam modul ini akan dibahas pokok bahasan - pokok bahasan, setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta mampu melakukan: 1. Sistem proteksi radiasi 2. Pelayanan radiologi yang aman bagi petugas kesehatan dan jamaah haji. III. POKOK BAHASAN Pokok Bahasan dan sub pokok bahasan: 1. Sistem proteksi radiasi: a. Filosofi proteksi radiasi dalam pelayanan radiologi bagi petugas kesehatan dan jamaah haji b. Budaya keselamatan radiasi di pelayanan radiologi 2. Pelayanan radiologi yang aman bagi petugas kesehatan dan jamaah haji : a. Standar proteksi radiasi dan keselamatan radiasi b. Pengenalan alat dan peralatan proteksi dan keselamatan radiasi c. Standar pengamanan dan pengelolaan bahan kimia berbahaya (developer dan fixer). IV. BAHAN BELAJAR a. CTJ b. Studi kasus lapangan c. Praktik d. Simulasi V. MEDIA DAN ALAT BANTU a. LCD b. Bahan tayang c. Laptop
  • 17. 4 d. Bahan alat tulis e. Modul f. Blanko laporan / Formulir g. Buku panduan praktikum h. Buku panduan diskusi VI. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN Jumlah jam yang digunakan dalam modul ini adalah sebanyak 8 JPL (T = 2 JPL; P = 6 JPL; PL = 0 JPL) . Untuk mempermudah proses pembelajaran dan meningkatkan partisipasi seluruh perserta, maka perlu disusun langkah-langkah kegiatan sebagai berikut : Langkah 1. Penyiapan proses pembelajaran 1. Kegiatan Fasilitator a. Fasilitator memulai kegiatan dengan melakukan bina suasana dikelas b. Fasilitator menyampaikan salam dengan menyapa peserta dengan ramah dan hangat. c. Apabila belum pernah menyampaikan sesi di kelas mulailah dengan memperkenalkan diri, Perkenalkan diri dengan menyebutkan nama lengkap, instansi tempat bekerja, materi yang akan disampaikan. d. Menggali pendapat pembelajar (apersepsi) tentang kerja sama tim dalam pendampingan radiografer dengan metode curah pendapat (brainstorming). e. Menyampaikan ruang lingkup bahasan dan tujuan pembelajaran tentang materi konsepsi dasar membangun tim yang efektif, teknik pemecahan masalah secara win-win solution, kerjasama dalam membangun tim yang efektif pada pendampingan internship dokter Indonesa yang disampaikan dengan menggunakan bahan tayang (slide power point).
  • 18. 5 2. Kegiatan Peserta a. Mempersiapkan diri dan alat tulis yang diperlukan. b. Mengemukakan pendapat atas pertanyaan fasilitator. c. Mendengar dan mencatat hal-hal yang dianggap penting. d. Mengajukan pertanyaan kepada fasilitator bila ada hal-hal yang belum jelas dan perlu diklarifikasi. Langkah 2 : Review pokok bahasan 1. Kegiatan Fasilitator a. Menyampaikan Pokok Bahasan dan sub pokok bahasan dari materi awal sampai dengan materi terakhir secara garis besar dalam waktu yang singkat b. Memberikan kesempatan kepada peserta untuk menanyakan hal- hal yang masih belum jelas. c. Memberikan jawaban jika ada pertanyaan yang diajukan oleh peserta 2. Kegiatan Peserta a. Mendengar, mencatat dan menyimpulkan hal-hal yang dianggap penting. b. Mengajukan pertanyaan kepada fasilitator sesuai dengan kesempatan yang diberikan. c. Memberikan jawaban atas pertanyaan yang diajukan fasilitator. Langkah 3 : Pendalaman pokok bahasan. 1. Kegiatan Fasilitator a. Meminta kelas dibagi menjadi beberapa kelompok (3 kelompok) dan setiap kelompok akan diberikan tugas diskusi kelompok. b. Menugaskan kelompok untuk memilih ketua, sekretaris dan penyaji. c. Meminta masing-masing kelompok untuk menuliskan hasil dikusi untuk dipresentasikan.
  • 19. 6 d. Mengamati peserta dan memberikan bimbingan pada proses diskusi. e. Memberikan satu simulasi tentang kerja sama tim dalam pendampingan internship dokter Indonesia pada kesempatan penugasan. 2. Kegiatan Peserta a. Membentuk kelompok diskusi dan memilih ketua, sekretaris dan penyaji. b. Mendengar, mencatat dan bertanya terhadap hal-hal yang kurang jelas kepada fasilitator. c. Melakukan proses diskusi sesuai dengan pokok bahasan / sub pokok bahasan yang ditugaskan fasilitator dan menuliskan hasil dikusi pada kertas flipchart untuk dipresentasikan. d. Mengikuti simulasi yang diberikan oleh fasilitator secara proaktif. Langkah 4 : Penyajian dan pembahasan hasil pendalaman pokok bahasan 1. Kegiatan Fasilitator a. Dari masing-masing kelompok diminta untuk melakukan presentasi dari hasil diskusi yang telah dilakukan sebelumnya. b. Memimpin proses tanggapan (tanya jawab) c. Memberikan masukan-masukan dari hasil diskusi. d. Memberikan klarifikasi dari pertanyaan-pertanyaan yang belum dimengerti jawabannya e. Merangkum hasil diskusi f. Melakukan refleksi simulasi yang telah dilakukan oleh peserta. 2. Kegiatan Peserta a. Mengikuti proses penyajian kelas b. Berperan aktif dalam proses tanya jawab yang dipimpin oleh fasilitator
  • 20. 7 c. Bersama dengan fasilitator merangkum hasil presentasi dari masing – masing pokok bahasan yang telah dipresentasikan dengan baik. d. Ikut serta dalam refleksi simulasi yang sudah dilakukan sebelumnya. Langkah 5 : Rangkuman dan evaluasi hasil belajar 1. Kegiatan Fasilitator a. Mengadakan evaluasi dengan melemparkan 3 pertanyaan sesuai topik pokok bahasan secara acak kepada peserta. b. Memperjelas jawaban peserta terhadap masing – masing pertanyaan yang telah diajukan sebelumnya. c. Bersama peserta merangkum poin-poin penting dari hasil proses pembelajaran tentang kerja sama tim dalam tatlaksana bayi baru lahir d. Membuat kesimpulan dapat dilakukan sendiri oleh fasilitator atau secara bersama-sama dengan mengajak peserta untuk menyimpulkan 2. Kegiatan Peserta a. Menjawab pertanyaan yang diajukan fasilitator. b. Bersama fasilitator merangkum hasil proses pembelajaran kerja sama tim dalam tatalaksana bayi baru lahir
  • 21. 8 VII. URAIAN MATERI A. Sistem Proteksi Radiasi 1. Filosofi proteksi radiasi dalam pelayanan radiologi bagi petugas kesehatan dan jamaah haji. Filosofi proteksi radiasi yang dipakai sekarang ditetapkan oleh Komisi Internasional untuk Proteksi Radiasi (International Commission on Radiological Protection, ICRP) dalam suatu pernyataan yang mengatur pembatasan dosis radiasi, yang intinya sebagai berikut: a. Suatu kegiatan tidak akan dilakukan kecuali mempunyai keuntungan yang positif dibandingkan dengan risiko, yang dikenal sebagai azas justifikasi, b. Paparan radiasi diusahakan pada tingkat serendah mungkin yang bisa dicapai (as low as reasonably achievable, ALARA) dengan mempertimbangkan faktor ekonomi dan sosial, yang dikenal sebagai azas optimasi, c. Dosis perorangan tidak boleh melampaui batas yang direkomendasikan oleh ICRP untuk suatu lingkungan tertentu, yang dikenal sebagai azas limitasi. 2. Budaya keselamatan radiasi di pelayanan radiologi. Pemanfaatan radiasi hendaknya dilaksanakan dengan memperhatikan aspek keselamatan dan keamanan untuk melindungi pekerja, anggota masyarakat, dan lingkungan hidup, sehingga pengaturan yang lebih jelas, efektif, dan konsisten mengenai persyaratan Keselamatan Radiasi Pengion dan Keamanan Sumber radiasi sangat diperlukan. Pengaturan mengenai Keselamatan Radiasi Pengion sebelumnya ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 63 Tahun 2000.
  • 22. 9 Namun, dengan adanya perkembangan ilmu pengetahuan, standar internasional, dan meluasnya penerapan teknologi ketenaganukliran, terdapat hal-hal yang perlu diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah, antara lain meliputi penambahan paparan radiasi alam akibat penerapan teknologi, optimisasi Pemanfaatan radiasi di bidang medik, dan Keamanan Sumber radiasi. Penyusunan Peraturan Pemerintah ini diharmonisasikan dengan Safety Series Nomor 115 Tahun 1996 tentang International Basic Safety Standards for Protection against Ionizing Radiation and for the Safety of Radiation Sources yang disusun berdasarkan International Commission on Radiological Protection (ICRP) Nomor 60 Tahun 1990. Peraturan Pemerintah ini menetapkan beberapa persyaratan keselamatan yang sebelumnya tidak diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 63 Tahun 2000, yang meliputi: a. Persyaratan Proteksi Radiasi, terutama untuk penerapan optimisasi di bidang medik dengan adanya pengaturan mengenai pembatas Dosis dan Tingkat Panduan; b. Limitasi Dosis, yang mencakup penentuan daerah kerja dan implementasinya yang lebih ketat; c. Verifikasi keselamatan dan persyaratan teknik, selain persyaratan manajemen dan Proteksi Radiasi yang sebelumnya tidak diatur dengan jelas dalam Peraturan Pemerintah Nomor 63 Tahun 2000; d. Lingkup sumber yang diatur lebih luas, dari sumber yang memiliki risiko rendah seperti sumber radioaktif yang berasal dari alam, hingga risiko tinggi seperti reaktor nuklir; e. Pemantauan kesehatan pekerja yang lebih rinci, Budaya Keselamatan, dan pihak lain yang bertanggung jawab dalam Pemanfaatan Tenaga Nuklir;
  • 23. 10 B. Pelayanan Radiologi Yang Aman Bagi Petugas Kesehatan Dan Jamaah Haji Setiap orang atau badan yang akan memanfaatkan Tenaga Nuklir (radiasi) wajib memenuhi persyaratan : 1. Keselamatan Radiasi dan memiliki izin Pemanfaatan radiasi. 2. Persyaratan izin Pemanfaatan radiasi sebagaimana dimaksud pada nomer (1) diatas diatur dalam Peraturan Pemerintah tersendiri. 3. Persyaratan Keselamatan Radiasi sebagaimana dimaksud pada nomer (1) diatas meliputi: a. Persyaratan Manajemen Persyaratan manajemen sebagaimana dimaksud meliputi: 1) Penanggung jawab keselamatan radiasi; 2) Budaya Keselamatan; 3) Pemantauan kesehatan; 4) Personil; 5) Pendidikan dan latihan; dan 6) Rekaman. b. Persyaratan Proteksi Radiasi Setiap Pemanfaatan Tenaga Nuklir ( radiasi ) wajib dilaksanakan dengan memenuhi persyaratan Proteksi Radiasi sebagaimana dimaksud meliputi: 1) Justifikasi pemanfaatan tenaga Nuklir; 2) Limitasi Dosis; dan 3) Optimisasi Proteksi dan Keselamatan Radiasi. c. Persyaratan Teknik Persyaratan teknik sebagaimana dimaksud harus dipenuhi untuk setiap Pemanfaatan Tenaga Nuklir sesuai dengan besarnya potensi bahaya Sumber yang digunakan. Persyaratan teknik sebagaimana dimaksud meliputi: 1) sistem pertahanan berlapis; 2) praktik rekayasa yang teruji.
  • 24. 11 d. Verifikasi Keselamatan. Pemegang Izin, untuk menjamin keselamatan Sumber, wajib melakukan verifikasi keselamatan. verifikasi keselamatan sebagaimana dimaksud meliputi : 1) Pengkajian keselamatan sumber; 2) Pemantauan dan pengukuran parameter keselamatan; 3) Rekaman hasil verifikasi keselamatan. C. Pengenalan Alat Proteksi Radiasi / Alat Pelindung Radiasi Di Pelayanan Radiologi Arab Saudi Alat Pelindung Diri (APD) adalah kelengkapan yang wajib digunakan saat bekerja sesuai bahaya dan resiko kerja untuk menjaga keselamatan pekerja itu sendiri dan orang di sekelilingnya, 1. Apron Apron proteksi tubuh yang digunakan untuk pemeriksaan radiografi atau fluoroskopi dengan tabung puncak sinar x hingga 150 kVp harus menyediakan sekurang – kurangnya setara 0,5 mm lempengan Pb.Tebal kesetaraan timah hitam harus diberi tanda secara permanen dan jelas pada apron tersebut. Saat ini sudah ada alat proteksi baru yaitu apron dengan desain yang lebih ringan tetapi memenuhi persyaratan proteksi, biaya dan dapat mengurangi rasa sakit pada pinggang karena beratnya lebih ringan dibandingkan dengan apron yang sebelumnya ada. 2. Penahan Radiasi Gonad Penahan radiasi gonad jenis kontak yang digunakan untuk radiologi diagnostik rutin harus mempunyai lempengan Pb, tebal sekurang – kurangnya setara 0,25 mm dan hendaknya mempunyai tebal setara lempengan Pb 0,5 mm pada 150 Kvp. Proteksi ini harus dengan ukuran dan bentuk yang sesuai untuk mencegah gonad secara keseluruhan dari paparan berkas utama.
  • 25. 12 3. Sarung Tangan Proteksi Sarung tangan proteksi yang digunakan untuk fluoroskopi harus memberikan kesetaraan atenuasi sekurang – kurangnya 0,25 mm Pb pada 150 kVp. Proteksi ini harus dapat melindungi secara keseluruhan, mencakup jari dan pergelangan tangan. 4. Penahan Radiasi Penahan radiasi yang ditempatkan di antara operator atau panel control dan tabung sinar-X atau pasien harus pada posisi dan rancangan yang tepat sehingga dapat melindungi operator dari radiasi bocor dan hamburan. Penahan radiasi harus mempunyai ketebalan minimum yang setara dengan 1,5 mm Pb. Jendela pengamatan yang terpasang di penahan radiasi setidaknya mempunyai ketebalan yang setara dengan 1,5 mm Pb. Ketebalan yang setara dengan Pb tersebut harus tertera pada penahan radiasi dan jendela pengamat atau kaca intip. 5. Masker Masker melindungi radiografer dari penularan dan infeksi nasokimia karena radiografer harus berinteraksi dengan pasien saat melakukan pemeriksaan. Masker berfungsi sebagai penyaring udara yang dihirup saat bekerja di tempat dengan kualitas udara buruk (misal berdebu, beracun, virus, dsb). 6. Sarung tangan ( hand gloves) Sarung tangan adalah untuk melindungi radiografer dari infeksi nasokimia mengingat radiografer selalu melakukan pemeriksaan dan kontak langsung dengan pasien yang dapat menularkan penyakit / infeksi yang diderita pasien.
  • 26. 13 D. Standar Pengamanan Dan Pengelolaan Bahan Kimia Berbahaya (Developer Dan Fixer) Setiap penggunaan zat kimia prosesing film rontgen ( developer dan fixer ), wajib di tamping dalam wadah ( tank) yang terbuat dari plastik agar tidak berkarat , sebagai penampung sementara, kemudia di buang di dalam sumur pembuangan yang permanen.
  • 27. 14 VIII. DAFTAR PUSTAKA : 1. Peraturan Pemerintah Nomor 63 Tahun 2000, tentang persyaratan manajemen dan proteksi radiasi 2. Safety Series Nomor 115 Tahun 1996 tentang International Basic Safety Standards for Protection against Ionizing Radiation and for the Safety of Radiation Sources 3. Kepmenkes No. 442 Tahun 2009 tentang Pedoman Penyelenggaraan Kesehatan Haji Indonesia. 4. Permenkes No. 1014 Tahun 2008 tentang Standar pelayanan radiologi di sarana pelayanan kesehatan.. 5. Radiologi Diagnostik, Syahrir Rasad, Iwan Ekayuda, Balai Penerbit FKUI Press Jakarta, 2000 6. Textbook of Radiographic Positioning and Realted Anatomy, 7 th Edition.Philadelphia Mosby, 2005 7. Permenkes No.81 / 2013 tentang penyelenggaraan pekerjaan radiografer
  • 28. Modul Pelatihan PPIH 1 PENCATATAN DAN PELAPORAN I. DESKRIPSI SINGKAT Radiofgrafer adalah tenaga kesehatan yang diberi tugas, wewenang dan tanggung jawab oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan kegiatan radiografi dan imejing di unit Pelayanan Kesehatan. Radiografer merupakan tenaga kesehatan yang memberi kontribusi bidang radiografi dan imejing dalam upaya peningkatan kualitas pelayanan kesehatan. Radiografer lebih banyak di dayagunakan dalam upaya pelayanan kesehatan rujukan dan penunjang, utamanya pelayanan kesehatan yang menggunakan peralatan I sumber yang mengeluarkan radiasi pengion dan non pengion. Saat ini radiografer di dalam menerapkan kompetensinya masih difokuskan pada pelayanan radiologi, yaitu meliputi pelayanan kesehatan bidang radiodiagnostik, imejing, radioterapi dan kedokteran nuklir. Dalam menjalankan tugasnya baik secara mandiri maupun dalam satu tim dengan tenaga kesehatan lainnya (Dokter, Dokter Spesialis, Dokter Spesialis Radiologi, Dokter Kedokteran Nuklir, dll ) memberikan pelayanan kesehatan bidang radiasi kepada masyarakat umum maupun ilmiah sesuai dengan tugas dan fungsinya sebatas kewenangan yang di landasi oleh Etika Profesi. Dalam modul ini akan dibahas mengenai konsepsi dasar Pencatatan dan Pelaporan. Semoga dengan mempelajari modul ini para pembaca / peserta pelatihan mampu meningkatkan pelayanan radiologi yang dilakukan profesi radiographer di fasilitas kesehatan haji di Arab Saudi. Radiografer adalah salah satu profesi yang baik langsung maupun tidak langsung ikut berperan didalam upaya menuju kesejahteraan fisik material dan mental spiritual bagi masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, segala
  • 29. 2 sesuatu yang menyangkut profesi Radiografer selalu berorentasi kepada tuntutan masyarakat. Radiografer adalah suatu profesi yang melakukan pelayanan kepada masyarakat, bukanlah profesi yang semat-mata pekerjaan untuk mencari nafkah, akan tetapi merupakan pekerjaan kepercayaan, dalam hal ini kepercayaan dari masyarakat yang memerlukan pelayanan profesi, percaya kepada ketulusan hati, percaya kepada kesetiaannya dan percaya kepada kemampuan profesionalnya. Adanya limpahan dari anggota masyarakat tersebut, menuntut setiap anggota profesi agar dalam mempersembahkan pelayanan dengan cara yang terhormat, dengan disadari sepenuhnya bahwa anggota profesi selain memikul tanggung jawab kehormatan pribadi, juga memikul tanggung jawab terhadap kehormatan profesi dalam mengamalkan pelayanannya. Dan disamping itu juga dengan penuh kesadaran bahwa pelayanannya merupakan bagian dari usaha meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Oleh sebab itu Anggota Profesi Radiografer memandang perlu menyusun rumusan-rumusan sebagai petunjuk dengan harapan dapat menjadi ikatan moral bagi anggota - anggotanya. Dan anggota Profesi Radigrafer menyadari sepenuhnya bahwa hanya karena bimbingan Tuhan Yang Maha Esa anggota Profesi Radiografer dapat melaksanakan tugas pengabdiannya demi kepentingan kemanusiaan, bangsa dan Negara dengan berdasarkan pancasila dan UUD 1945. II. TUJUAN PEMBELAJARAN A. Tujuan Pembelajaran Umum Setelah mengikuti materi ini, petugas melakukan pencatatan dan pelaporan. B. Tujuan Pembelajaran Khusus Dalam modul ini akan dibahas pokok bahasan - pokok bahasan, setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta mampu melakukan: 1. Pencatatan pelayanan radiologi 2. Pelaporan pelayanan radiologi
  • 30. 3 III. POKOK BAHASAN Pokok Bahasan dan sub pokok bahasan: 1. Lingkup pencatatan pelayanan radiologi: a. Registrasi radiologi pada jamaah haji / medical record ( Arsip dan file). b. Siskohatkes 2. Lingkup pelaporan pelayanan radiologi : a. Registrasi radiologi pada jamaah haji / medical record ( Arsip dan file). b. Siskohatkes. IV. BAHAN BELAJAR a. CTJ b. Studi kasus lapangan c. Praktik d. Simulasi V. MEDIA DAN ALAT BANTU. a. LCD b. Bahan tayang c. Laptop d. Bahan alat tulis e. Modul f. Blanko laporan / Formulir g. Buku panduan praktikum h. Buku panduan diskusi VI. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN Jumlah jam yang digunakan dalam modul ini adalah sebanyak 4 JPL (T = 2 JPL; P =2 JPL; PL = 0 JPL) Untuk mempermudah proses pembelajaran dan meningkatkan partisipasi seluruh perserta, maka perlu disusun langkah- langkah kegiatan sebagai berikut :
  • 31. 4 Langkah 1. Penyiapan proses pembelajaran 1. Kegiatan Fasilitator a. Fasilitator memulai kegiatan dengan melakukan bina suasana dikelas b. Fasilitator menyampaikan salam dengan menyapa peserta dengan ramah dan hangat. c. Apabila belum pernah menyampaikan sesi di kelas mulailah dengan memperkenalkan diri, Perkenalkan diri dengan menyebutkan nama lengkap, instansi tempat bekerja, materi yang akan disampaikan. d. Menggali pendapat pembelajar (apersepsi) tentang kerja sama tim dalam pendampingan radiografer dengan metode curah pendapat (brainstorming). e. Menyampaikan ruang lingkup bahasan dan tujuan pembelajaran tentang materi konsepsi dasar membangun tim yang efektif, teknik pemecahan masalah secara win-win solution, kerjasama dalam membangun tim yang efektif pada pendampingan internship dokter Indonesa yang disampaikan dengan menggunakan bahan tayang (slide power point). 2. Kegiatan Peserta a. Mempersiapkan diri dan alat tulis yang diperlukan. b. Mengemukakan pendapat atas pertanyaan fasilitator. c. Mendengar dan mencatat hal-hal yang dianggap penting. d. Mengajukan pertanyaan kepada fasilitator bila ada hal-hal yang belum jelas dan perlu diklarifikasi. Langkah 2 : Review pokok bahasan 1. Kegiatan Fasilitator a. Menyampaikan Pokok Bahasan dan sub pokok bahasan dari materi awal sampai dengan materi terakhir secara garis besar dalam waktu yang singkat b. Memberikan kesempatan kepada peserta untuk menanyakan hal-hal yang masih belum jelas. c. Memberikan jawaban jika ada pertanyaan yang diajukan oleh peserta
  • 32. 5 2. Kegiatan Peserta a. Mendengar, mencatat dan menyimpulkan hal-hal yang dianggap penting. b. Mengajukan pertanyaan kepada fasilitator sesuai dengan kesempatan yang diberikan. c. Memberikan jawaban atas pertanyaan yang diajukan fasilitator. Langkah 3 : Pendalaman pokok bahasan. 1. Kegiatan Fasilitator a. Meminta kelas dibagi menjadi beberapa kelompok (3 kelompok) dan setiap kelompok akan diberikan tugas diskusi kelompok. b. Menugaskan kelompok untuk memilih ketua, sekretaris dan penyaji. c. Meminta masing-masing kelompok untuk menuliskan hasil dikusi untuk dipresentasikan. d. Mengamati peserta dan memberikan bimbingan pada proses diskusi. e. Memberikan satu simulasi tentang kerja sama tim dalam pendampingan internship dokter Indonesia pada kesempatan penugasan. 2. Kegiatan Peserta a. Membentuk kelompok diskusi dan memilih ketua, sekretaris dan penyaji. b. Mendengar, mencatat dan bertanya terhadap hal-hal yang kurang jelas kepada fasilitator. c. Melakukan proses diskusi sesuai dengan pokok bahasan / sub pokok bahasan yang ditugaskan fasilitator dan menuliskan hasil dikusi pada kertas flipchart untuk dipresentasikan. d. Mengikuti simulasi yang diberikan oleh fasilitator secara proaktif.
  • 33. 6 Langkah 4 : Penyajian dan pembahasan hasil pendalaman pokok bahasan 1. Kegiatan Fasilitator a. Dari masing-masing kelompok diminta untuk melakukan presentasi dari hasil diskusi yang telah dilakukan sebelumnya. b. Memimpin proses tanggapan (tanya jawab) c. Memberikan masukan-masukan dari hasil diskusi. d. Memberikan klarifikasi dari pertanyaan-pertanyaan yang belum dimengerti jawabannya e. Merangkum hasil diskusi f. Melakukan refleksi simulasi yang telah dilakukan oleh peserta. 2. Kegiatan Peserta a. Mengikuti proses penyajian kelas b. Berperan aktif dalam proses tanya jawab yang dipimpin oleh fasilitator c. Bersama dengan fasilitator merangkum hasil presentasi dari masing – masing pokok bahasan yang telah dipresentasikan dengan baik. d. Ikut serta dalam refleksi simulasi yang sudah dilakukan sebelumnya. Langkah 5 : Rangkuman dan evaluasi hasil belajar 1. Kegiatan Fasilitator a. Mengadakan evaluasi dengan melemparkan 3 pertanyaan sesuai topik pokok bahasan secara acak kepada peserta. b. Memperjelas jawaban peserta terhadap masing – masing pertanyaan yang telah diajukan sebelumnya. c. Bersama peserta merangkum poin-poin penting dari hasil proses pembelajaran tentang kerja sama tim dalam tatlaksana bayi baru lahir d. Membuat kesimpulan dapat dilakukan sendiri oleh fasilitator atau secara bersama-sama dengan mengajak peserta untuk menyimpulkan
  • 34. 7 2. Kegiatan Peserta a. Menjawab pertanyaan yang diajukan fasilitator. b. Bersama fasilitator merangkum hasil proses pembelajaran kerja sama tim dalam tatalaksana bayi baru lahir VII. URAIAN MATERI A. Lingkup pencatatan pelayanan radiologi: 1. Registrasi radiologi pada jamaah haji / medical record ( Arsip dan file).Untuk keperluan evaluasi dan perencanaan kegiatan pelayanan radiologi diagnostik, dilakukan pencatatan setiap kegiatan yang dilakukan. Pencatatan pelayanan radiologi yang dilaksanakan adalah : 2. Pencatatan dan pelaporan jumlah kunjungan pasien : a) Pasien UGD b) Pasien poliklinik c) Pasien rawat inap 3. Pencatatan dan pelaporan jumlah dan jenis tindakan baik dengan atau tanpa kontras. 4. Pencatatan dan pelaporan kejadian akibat kecelakaan. 5. Pencatatan keadaan / kondisi peralatan, termasuk jadwal kalibrasi. 6. Pencatatan pemakaian bahan dan alat yang meliputi antara lain : a) Film, termasuk jumlah film yang ditolak dan diulang. b) bahan kimia untuk processing film. c) zat kontras. d) obat-obatan dll. 7. Laporan disampaikan secara harian, mingguan dan bulanan, secara berkala kepada Kepala/Pemimpin sesuai kebijakan sarana pelayanan kesehatan tersebut. 8. Penyimpanan Dokumen Setiap unit/departemen radiologi diagnostik menyimpan dokumen- dokumen tersebut di bawah ini :
  • 35. 8 a) surat permintaan pelayanan radiologi diagnostik/surat rujukan dokter hasil pembacaan dan hasil pemeriksaan b) catatan jumlah kunjungan jamaah haji yang dirontgen c) hasil pemantuan lingkungan dan daerah kerja d) dokumen kepegawaian yang meliputi data diri tiap tenaga yang ada, e) catatan kondisi peralatan radiologi f) kartu kesehatan pekerja / radiografer g) Catatan dokumen jenis pemeriksaan rontgen jemaah haji h) Catatan kasus penyakit yang sudah di periksa dari jamaah haji Prinsip penyimpanan dokumen : a) Semua dokumen yang disimpan dalam bentuk rangkap asli. b) Berkas rekam medik pasien berobat jalan disimpan selama 5 tahun sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269/MENKES/PER/III/2008 tentang Rekam Medis. 9. Siskohatkes Sistem Komputerisasi Haji Terpadu Kesehatan ( Siskohatkes ) merupakan kegiatan pengamatan/surveilans yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan dalam suatu siklus musim haji dengan menggunakan sistem komputerisasi, meliputi pengumpulan data-data tentang kejadian yang berhubungan dengan status kesehatan jemaah haji baik di Indonesia maupun di Arab Saudi, yang diikuti dengan kegiatan pengolahan dan analisis data serta penafsiran dan penyebarluasan hasil analisis tepat waktu kepada stakeholder untuk pencegahan dan pengendalian. Hasil surveilans kesehatan haji pada tahun-tahun sebelumnya menunjukkan bahwa masalah kecepatan, ketepatan (validitas) dan kelengkapan data kesehatan haji merupakan hal penting dalam pengambilan keputusan cepat dalam rangka penanggulangan berbagai masalah kesehatan haji. Beberapa masalah yang timbul
  • 36. 9 antara lain banyaknya formulir yang harus dilengkapi diberbagai tingkat dirasakan menghambat waktu pelayanan kepada jemaah, sementara disisi lain catatan yang dibuat menunjukkan kinerja para petugas, masalah lain adalah duplikasi pada pencatatan yang dilakukan diberbagai tempat menyebabkan persepsi yang tidak sama dan multiinterpretasi terhadap data yang ada, ketidak seragaman dalam menegakkan diagnosis, analisis surveilans yang sangat sederhana dan lambat sehingga kerap tidak mampu memenuhi kebutuhan pengambil kebijakan. Departemen agama sebagai koordinator penyelenggaraan haji dan subdit kesehatan haji departemen kesehatan yang bertanggung jawab terhadap bidang kesehatan telah melakukan banyak perbaikan, tidak hanya dalam hal penyediaan sarana pelayanan kesehatan kepada jemaah haji tetapi juga perbaikan dalam ketepatan diagnosis, serta sarana alat pencatatan dan pelaporan serta cara analisis, dengan mempertimbangkan berbagai faktor antara lain regulasi kesehatan internasional dan dengan memperhatikan berbagai perubahan yang terjadi. Buku manual surveilans kesehatan haji ini diharapkan menjadi acuan bagi semua petugas kesehatan berkaitan dengan mekanisme “data kesehatan haji”. 10. Pencatatan dan Pelaporan Melalui Aplikasi Siskohatkes Tujuan yang diharapkan dengan adanya Siskohatkes adalahtersedianya data dan informasi epidemiologi kesehatan haji sebagai dasar pengambilan keputusan dalam perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi program kesehatan haji dalam mewujudkan kemandirian jemaah haji pada bidang kesehatan. Adapaun tujuan khusus yang hendak dicapai adalah :
  • 37. 10 a. Terkumpulnya data individual jemaah haji Indonesia meliputi data demografi, status kesehatan, data kesakitan, dan kematian di Indonesia. b. Terkumpulnya data kesakitan, kematian dan data ingkungan di kloter. c. Terkumpulnya data kesakitan dan kematian di sector dan BPHI. d. Terlaksananya pengolahan dan penyajian data epidemiologi kesehatan haji dalam e. bentuk tabel, grafik, peta dan analisis epidemiologi lanjut menurut variabilitas data. (di semua lini). f. Terdesiminasinya hasil pengolahan dan penyajian data epidemiologi beserta hasil g. Analisis epidemiologi lanjut dan rekomendasi kepada program terkait di berbagai jenjang birokrasi, pusat riset/kajian serta sektor terkait lainnya. VIII. DAFTAR PUSTAKA : 1. Permenkes No. 1014 Tahun 2008 tentang Standar pelayanan radiologi di sarana pelayanan kesehatan. 2. Peraturan Menteri Kesehatan No. 62 Tahun 2016 tentang Pedoman Penyelenggaraan Kesehatan Haji. 3. Peraturan Menteri Kesehatan No. 43 Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan 4. Keputusan Menteri Kesehatan No.1196/Menkes/SK/XII/2009 Tentang Pedoman Penyelenggaraan PPHI di Arab Saudi. 5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269/MENKES/PER/III/2008 tentang Rekam Medis.
  • 38. 11 Lampiran 1 A.Panduan diskusi kelompok Seluruh peserta dibagi menjadi 4 [empat] kelompok dan masing-masing kelompok memilih 1 orang ketua kelompok dan sekretaris. Dengan dipandu oleh ketua kelompok masing-masing kelompok mendiskusikan hal - hal sebagai berikut : a) Bagaimana prosedur pelaporan pelayanan/ pemeriksaan rontgen yang tepat dalam melayani jamaah haji yang efektif dan berkualitas? b) Apa yang harus dilakukan oleh sebuah tim untuk mencapai tujuan pelayanan yang dilakukan tenaga radiographer pada jamaah haji ? c) Permasalahan-permasalahan yang timbul dilapangan di pelayanan radiologi (simulasi) d) Mengapa permasalahan dalam tim simulasi harus diselesaikan dengan cara fast solution ? e) Laporan apa saja yang harus dikerjakan / disiapkan oleh seorang radiografer ? dalam bentuk simulasi tim. f) Apa yang terjadi bila sebuah tim simulasi tidak memiliki team leader ( coordinator) , dan bagaimana seharusnya yang dilakukan ? B.Panduan Games 1. Garis besar Permainan ini mengamati manfaat kerja sama terhadap sekelompok peserta dalam mengatasi masalah yang diberikan. 2. Tujuan a) Mengembangkan kemampuan untuk memecahkan masalah. b) Menciptakan kerja sama dari sekelompok orang c) Mempraktikan ketrampilan untuk bekerja sama. d) Waktu yang dibutuhkan 30 - 60 menit. 3. Jumlah peserta : Tidak dibatasi, tapi perlu dibagi ke dalam subkelompok yang terdiri dari 4 - 6 peserta.
  • 39. 12 4. Materi yang dibutuhkan: Kaset rontgen, pesawat rontgen, pasien(relawan), Apron, shielding pb (perisai pb) , alat tulis, sistim pelaporan pasien / jamaah haji (siskohat-simulasi) 5. Prosedur 1) Bagi peserta menjadi tim yang terdiri dari 4 – 6 peserta. 2) Berikan sebuah kaset film rontgen kepada tim untuk di letakan di masing-masing meja pemeriksaan, dengan posisi peserta berdiri berjajar secara berpasangan. 3) Simulasikan jalannya pemeriksaan rontgen jamaah haji, dengan kodisi jamaah haji yang beragam kondisinya, seperti : a) kaki satu patah / kaki dua-duanya patah, b) patah tangan atas/bawah, c) tidak sadar diri, d) pasien usia lanjut 6. Peraturan: Masing-masing tim harus membuat melayani dan membuat foto rontgen sesuai kondisi keadaan pasien ( simulasi ) dengan cepat, ramah dan ikhlas sesuai dengan SOP ( Standar Operasion Prosedure ) dengan memperhatikan kualitas gambar rontgen dan azas-azas proteksi radiasi disetiap pelayanan rontgen pada jamaah haji. 7. Poin refleksi a) Tim mana yang tercepat melakukan pemeriksaan rontgen, dengan memperhatikan SOP dan proteksi radiasi? b) Mengapa hal tersebut dapat terjadi? c) Adakah tim yang memiliki masalah dengan hal tersebut?