SlideShare a Scribd company logo
1 of 35
KELOMPOK 2
1. Ary Lasminar Firdani (P1337430214089)
2. M. Ainul Mala (P1337430214048)
3. Yulistya Metta (P1337430214066)
4. Lisia (P1337430214024)
5. M. Dzaky Irawan (P1337430214068)
2 C
PET (POSITRON EMISSION TOMOGRAPHY) and
SPECT (SINGLE PHOTON EMISSION COMPUTED
TOMOGRAPHY)
Prinsip Pencitraan Kedokteran Nuklir
• Menggunakan radioisotop sebagai sumber
sinar gamma dengan energi 80-511 keV.
• Radioisotop dimasukkan kedalam organ tubuh
yang diperiksa (in vivo).
• Organ tubuh memencarkan radiasi, detektor
mencatat paparan diluar tubuh.
• Radiasi diubah menjadi cahaya, cahaya
diubah menjadi data digital, data digital
direkonstruksi menjadi citra diagnostik.
SPECT ?
SPECT (Single Photon Emission Computed
Tomography)
= teknik pencitraan menggunakan sinar gamma
secara tomografi .
=> Hal ini sangat mirip dengan pencitraan nuklir
kedokteran planar konvensional menggunakan
kamera gamma (gamma camera). Namun SPECT,
mampu memberikan 3D informasi. Informasi ini
biasanya disajikan sebagai irisan penampang
melalui pasien, tetapi dapat secara bebas diformat
ulang atau dimanipulasi sesuai kebutuhan.
Mengenal SPECT
⃗ Th 1940-an Metode sederhana dengan single
detector
⃗ Th 1950-an Ben Classen –> Rectilinear Scanner
⃗ Th 1953 Hal Anger –>Pin Hole
⃗ Akhir th 1950-an Penggunaan kristal NaI dan PMT
⃗ Th 1963 Kuhl & Edwards memperkenalkan gambar
tomografi yang dihasilkan oleh Anger Camera.
⃗ Th 1983 penggunaan compton camera untuk SPECT
SPECT
1. Gamma Camera dengan desain
khusus.
• Mempunyai 1, 2 atau 3
detector head.
• Makin banyak detector head,
akuisisi data makin cepat.
2. Rotating Gamma Camera
berputar 180°- 360°
mengelilingi pasien.
=> Akuisisi data oleh detector
•Didapatkan 1 seri gambar
matrix dinamic planar.
•Terdiri dari 64 gambar pada
matrix (128 x 128)
• => Untuk mengurangi
keterbatasan SPECT (kolimator
dan waktu pengambilan data)
maka -> dilengkapi dengan
dua atau tiga kamera sintilasi
yang dapat bergerak
mengelilingi pasien.
-> Dengan multi kepala kamera
dimungkinkan untuk
menggunakan kolimator
resolusi relatif tinggi pada
suatu batas kuantum mottle
dalam pencitraan dibanding
dengan kepala kamera tunggal
(gamma camera)
Head camera
Kolimator yang umum
digunakan pada pesawat
SPECT adalah kolimator
parallel-hole.
3 . Rekonstruksi data oleh
komputer
ØFiltered back Projection
ØDalam beberapa format :
transaxial, sagital, coronal,
planar dan 3 dimensi.
=> mempengaruhi kualitas
dari proses ini :
1. Collimation
2. Akuisisi per slice
3. Jumlah dari array,
4. Jumlah irisan yang
diperoleh di sekitar lingkaran
5. Jarak
6. Atenuasi tubuh
Pembentukan image
=>1. kepala kamera bergerak mengelilingi
pasien (180 atau 360)
2. mengambil data dari berbagai sudut,
{Pengambilan data dapat secara kontinu
(continues acquisition) selama kepala
kamera bergerak, atau pun pada saat kepala
kamera berhenti pada suatu sudut tertentu
(step and shoot acquisition)}
3. Sebuah komputer kemudian digunakan
untuk menerapkan rekonstruksi tomografi
algoritma ke beberapa proyeksi,
menghasilkan kumpulan data 3-D.
Kumpulan data ini kemudian dapat
dimanipulasi untuk menunjukkan irisan
=>Gambar yang diperoleh oleh kamera
gamma adalah 2-D tampilan distribusi 3-D
dari radionuklida .
SPECT WORK ?
Perkembangan dari gamma kamera menjadi
SPECT
a. Menggunakan radiofarmaka yang sejenis.
b. Perubahan/modifikasi pada instrumen
penangkap radiasi (kolimator dan detektor).
Tujuannya untuk menangkap energi foton
tunggal yang mewakili lapisan/potongan
organ tertentu
Beberapa perbedaan energi radiofarmaka yang
di gunakan dalam pemeriksaan :
Organ Radiofarmaka Energi
Thyroid 131 I 364 keV
SSP 99m Tc DTPA 140 keV
CSF 131 I RISA 364 keV
Tulang 87m Sr 388 keV
Paru 99m Tc MAA 140 keV
Liver 99m Tc sulfur coll 140 keV
GB 131 I Rosebengal 364 keV
Dalam tomografi dengan emisi ada 3
keterbatasan fundamental:
1. Collection effeciency, radiasi gamma dipancarkan ke
segala arah lapisan, namun hanya yang masuk ke detektor
yang dipakai untuk pencitraan. Oleh karenanya efesiensi
sangat terbatas, kecuali bila pasien dapat dikelilingi oleh
detektor.
2. Atenuasi radiasi gamma oleh pasien. Penyederhanaan
telah dilakukan dengan menjumlahkan pencacahan dari
dua detektor yang berhadapan atau pun dari beberapa
detektor. Oleh karenanya perlu faktor koreksi. Namun
koreksi atenuasi teliti tidak diperlukan dalam SPECT.
3. Masalah umum dalam kedokteran nuklir, yakni waktu
koleksi hanya merupakan fraksi waktu radiasi gamma
dipancarkan. Dengan demikian citra dibentuk dengan
foton yang sangat terbatas.
PET ?
PET (POSITRON EMISSION
TOMOGRAPHY)
= pemeriksaan non-invasif yang dapat
menggambarkan fungsi seluler dari
tubuh kita secara 3 dimensi dengan
menggunakan radiofarmaka.
PET scan akan mendeteksi aktivitas
metabolic dari sel-sel tubuh kita. Sel-sel
kanker yang aktif mempunyai aktivitas
metabolic yang berlebih.
Penyakit Kanker
• Check up pencegahan kanker, sensitivitas yang tinggi dalam mendeteksi dini lesi kanker
stadium awal
• Membedakan stadium kanker dengan tepat
• Mencari sumber kanker atau kanker primer maupun hasil penyebarannya (metastase)
• Memantau dan mengevaluasi hasil pengobatan operasi, kemoterapi dan radioterapi
Penyakit Tumor
• Mengidentifikasi tumor ganas atau jinak, serta tingkat keganasannya
• Mengukur dengan tepat lingkup penyinaran radioterapi ke sasaran tumor
• Membantu menentukan posisi tumor yang tepat untuk melakukan tusukan (biopsy)
Penyakit Jantung
• Menentukan kelainan otot jantung.
• Menentukan viabilitas sel otot jantung
Penyakit Otak
• Menentukan kelainan fungsi otak, misalnya penyakit degenerasi (pikun/alzheimer)
Infeksi
• Mencari lokasi infeksi yang sulit ditentukan secara klinis
PET (POSITRON EMISSION
TOMOGRAPHY)
Berikut perkembangan spect menuju PET :
• Foton gamma merupakan radiasi annihilasi
• Radionuklida C,N,O,F pemancar positron,
diproduksi dengan cyclotron
• Data koinsiden (detektor,sirkuit)
• Konstruksi gantry dan detektor seperti pada
CT scan
• Pencitraan : planar, crosssectional, coronal.
• Reolusi gambar hampir sama dengan SPECT
Radiofarmaka terdiri dari :
RADIOISOTOP
Dalam pencitraan dengan pemeriksaan ini diperlukan
radioisotop yang memancarkan positron ketika dalam proses
peluruhan inti. Radionuklida yang digunakan dalam PET scan
adalah radiosotop yang memiliki waktu paruh yang singkat,
seperti:
•carbon-11 (~20 min),
•nitrogen-13 (~10 min),
•oxygen-15 (~2 min),
•fluorine-18 (~110 min).
Di produksi
oleh
CYCLOTRON
SENYAWA PEMBAWA
Untuk membawa radioisotop diperlukan radio
farmaka yang disesuaikan dengan metabolisme yang
hendak diperiksa.
Contoh : Radiofarmaka pada PET yang sering
digunakan adalah (F-18) Fluoro-D-Glocose (FDG) yang
merupakan radioaktif yang terbentuk dari glukosa,
dimasukkan kedalam tubuh pasien melalui intravena.
(F-18) Fluoro-D-Glocose (FDG)
F-18 = Radioisotop
Fluoro-D-Glocose (FDG) = senyawa pembawa
PRINSIP KERJA PET-SCAN
PET-scan dimulai dengan => memberikan
suntikan FDG (suatu radionuklida glukosa-
based) dari jarum suntik ke pasien (10 atau 20
milicurrie). Sebagai FDG perjalanan melalui
tubuh pasien itu memancarkan radiasi gamma
yang terdeteksi oleh detektor akibat anihilasi
positron-elektron akan membuat sebuah garis
lurus yang disebut coincidence line dalam
jumblah bayak dan digunakan sebagai dasar
pembentukan citra. Setiap aktivitas kimia
abnormal mungkin merupakan tanda bahwa
tumor yang hadir.
(bahan radioaktif) pada organ
yang dituju <positron> +
elektron => memancarkan sinar
gamma
= memancarkan sepasang foton
sinar gamma yang berasal dari
situs tabrakan di arah yang
berlawanan dan terdeteksi oleh
detektor sinar gamma diatur di
sekitar pasien.
Detektor PET terdiri dari sebuah array dari ribuan kilau
kristal (bismuth germanate (Bi4Ge3O12) / BGO) dan
ratusan tabung photomultiplier (PMT) diatur dalam pola
melingkar di sekitar pasien.
=> Kilau kristal mengkonversi radiasi gamma ke dalam
cahaya yang dideteksi , lalu diperkuat oleh PMT
Material
sintilasi : LSO
dan GSO
Rangkaian yang dapat mengidentifikasi interaksi
dalam waktu bersamaan disebut annihilation
coincidence detection (ACD). Pencitraan
menggunakan annihilation coincidence detection
(ACD) sebagai pengganti kolimator untuk
memperoleh proyeksi distribusi aktivitas dalam
tubuh.
annihilasi.
elektron
enersinya kembar
(0.51 MeV)
HOW DOES A PET SCAN WORK ?
PET (POSITRON EMISSION
TOMOGRAPHY)
• HASIL DARI PET-SCAN
AXIAL
CORONAL
PET (POSITRON EMISSION
TOMOGRAPHY)
• KELEBIHAN PET
1. Informasi yang dihasilkan oleh
pemeriksaan kedokteran nuklir unik
dan sering tidak bisa dilakukan oleh
modalitas imaging yang lain. .
2. Untuk banyak penyakit/kelainan,
scanning radionuklida menghasilkan
lebih banyak informasi yang
dibutuhkan untuk mendiagnosa atau
untuk terapi.
3. Biayanya lebih murah
4. Degan mengidentifikasi perubahan sel
tubuh, PET imaging dapat mendeteksi
kelainan lain sebelum dideteksi oleh
imaging lain seperti CT dan MRI.
• KEKURANGAN PET
1. Karena dosis radioaktif sedikit,
prosedur diagnostic kedokteran nuklir
menghasilkan low radiation exposure.
2. Radionuklida telah digunakan dalam
lima decade, dan belum ada yang tahu
efek jangka panjang dari low-dose
exposure.
3. Dapat terjadi reaksi alergi
radiofarmaka.
4. Injeksi radiotracer dapat
menyebabkan rasa sakit dan kemerah-
merahan pada kulit.
5. Pada wanita hamil akan menghambat
perkembangan janin.
Kelemahan dan Kelebihan SPECT
dibandingkan dengan PET
• Citra SPECT mempunyai sensitifitas dan detail
yang kurang dibanding PET.
• Teknologi SPECT tidak semahal PET karena
SPECT center lebih mudah diakses –> tidak
harus berlokasi dekat dengan particle
accelerator.
OPTIMALISASI SPECT DAN PET

More Related Content

What's hot

PPT Digital Radiography
PPT Digital RadiographyPPT Digital Radiography
PPT Digital RadiographyIvan Kurnia
 
Angiografi.
Angiografi.Angiografi.
Angiografi.jaaaw9
 
Radiofotografi ii ( ATRO NUSANTARA JAKARTA)
Radiofotografi  ii ( ATRO NUSANTARA JAKARTA)Radiofotografi  ii ( ATRO NUSANTARA JAKARTA)
Radiofotografi ii ( ATRO NUSANTARA JAKARTA)Novita Anggia
 
ppt Aplikasi pengolahan citra digital pada modalitas digital radiography (DR)
ppt Aplikasi pengolahan citra digital pada modalitas digital radiography (DR)ppt Aplikasi pengolahan citra digital pada modalitas digital radiography (DR)
ppt Aplikasi pengolahan citra digital pada modalitas digital radiography (DR)Nona Zesifa
 
ppt teknik scanning Renogram
ppt teknik scanning Renogramppt teknik scanning Renogram
ppt teknik scanning RenogramNona Zesifa
 
Makalah Digital Radiography
Makalah Digital RadiographyMakalah Digital Radiography
Makalah Digital RadiographyIvan Kurnia
 
Pogi, usg, 2014, final, 5. prinsip fisika dasar & biosafety pemeriksaan usg, ...
Pogi, usg, 2014, final, 5. prinsip fisika dasar & biosafety pemeriksaan usg, ...Pogi, usg, 2014, final, 5. prinsip fisika dasar & biosafety pemeriksaan usg, ...
Pogi, usg, 2014, final, 5. prinsip fisika dasar & biosafety pemeriksaan usg, ...JudiEndjun Ultrasound
 
Efek Radiasi dan Proteksi Radiasi pada Pasien Pediatrik [2018]
Efek Radiasi dan Proteksi Radiasi pada Pasien Pediatrik [2018]Efek Radiasi dan Proteksi Radiasi pada Pasien Pediatrik [2018]
Efek Radiasi dan Proteksi Radiasi pada Pasien Pediatrik [2018]sunarya afaf
 
Teknik Radiografi 3 Pediatric
Teknik Radiografi 3 PediatricTeknik Radiografi 3 Pediatric
Teknik Radiografi 3 PediatricNona Zesifa
 
Magnetic resonance imaging iwan cony setiadi
Magnetic resonance imaging   iwan cony setiadiMagnetic resonance imaging   iwan cony setiadi
Magnetic resonance imaging iwan cony setiadiIwan Cony S
 
Bahan kontras radiografi
Bahan kontras radiografiBahan kontras radiografi
Bahan kontras radiografiWira Kusuma
 
213348238 pembahasan-pesawat-cobalt-60
213348238 pembahasan-pesawat-cobalt-60213348238 pembahasan-pesawat-cobalt-60
213348238 pembahasan-pesawat-cobalt-60Chz_4
 
ppt kritisi dan evaluasi radiograf Cervical dan thoracal
ppt kritisi dan evaluasi radiograf Cervical dan thoracalppt kritisi dan evaluasi radiograf Cervical dan thoracal
ppt kritisi dan evaluasi radiograf Cervical dan thoracalNona Zesifa
 
Teknik Pemeriksaan Radiografi Colon In Loop (CIL)
Teknik Pemeriksaan Radiografi Colon In Loop (CIL)Teknik Pemeriksaan Radiografi Colon In Loop (CIL)
Teknik Pemeriksaan Radiografi Colon In Loop (CIL)Nona Zesifa
 

What's hot (20)

PPT Digital Radiography
PPT Digital RadiographyPPT Digital Radiography
PPT Digital Radiography
 
Angiografi.
Angiografi.Angiografi.
Angiografi.
 
Radiofotografi ii ( ATRO NUSANTARA JAKARTA)
Radiofotografi  ii ( ATRO NUSANTARA JAKARTA)Radiofotografi  ii ( ATRO NUSANTARA JAKARTA)
Radiofotografi ii ( ATRO NUSANTARA JAKARTA)
 
Faktor Geometrik
Faktor GeometrikFaktor Geometrik
Faktor Geometrik
 
ppt Aplikasi pengolahan citra digital pada modalitas digital radiography (DR)
ppt Aplikasi pengolahan citra digital pada modalitas digital radiography (DR)ppt Aplikasi pengolahan citra digital pada modalitas digital radiography (DR)
ppt Aplikasi pengolahan citra digital pada modalitas digital radiography (DR)
 
ppt teknik scanning Renogram
ppt teknik scanning Renogramppt teknik scanning Renogram
ppt teknik scanning Renogram
 
Mammografi
MammografiMammografi
Mammografi
 
Makalah Digital Radiography
Makalah Digital RadiographyMakalah Digital Radiography
Makalah Digital Radiography
 
Kedokteran Nuklir
Kedokteran NuklirKedokteran Nuklir
Kedokteran Nuklir
 
Pogi, usg, 2014, final, 5. prinsip fisika dasar & biosafety pemeriksaan usg, ...
Pogi, usg, 2014, final, 5. prinsip fisika dasar & biosafety pemeriksaan usg, ...Pogi, usg, 2014, final, 5. prinsip fisika dasar & biosafety pemeriksaan usg, ...
Pogi, usg, 2014, final, 5. prinsip fisika dasar & biosafety pemeriksaan usg, ...
 
Gamma kamera (2)
Gamma kamera (2)Gamma kamera (2)
Gamma kamera (2)
 
Efek Radiasi dan Proteksi Radiasi pada Pasien Pediatrik [2018]
Efek Radiasi dan Proteksi Radiasi pada Pasien Pediatrik [2018]Efek Radiasi dan Proteksi Radiasi pada Pasien Pediatrik [2018]
Efek Radiasi dan Proteksi Radiasi pada Pasien Pediatrik [2018]
 
Detektor radiasi
Detektor radiasiDetektor radiasi
Detektor radiasi
 
Teknik Radiografi 3 Pediatric
Teknik Radiografi 3 PediatricTeknik Radiografi 3 Pediatric
Teknik Radiografi 3 Pediatric
 
Magnetic resonance imaging iwan cony setiadi
Magnetic resonance imaging   iwan cony setiadiMagnetic resonance imaging   iwan cony setiadi
Magnetic resonance imaging iwan cony setiadi
 
Bahan kontras radiografi
Bahan kontras radiografiBahan kontras radiografi
Bahan kontras radiografi
 
Ct scan
Ct scanCt scan
Ct scan
 
213348238 pembahasan-pesawat-cobalt-60
213348238 pembahasan-pesawat-cobalt-60213348238 pembahasan-pesawat-cobalt-60
213348238 pembahasan-pesawat-cobalt-60
 
ppt kritisi dan evaluasi radiograf Cervical dan thoracal
ppt kritisi dan evaluasi radiograf Cervical dan thoracalppt kritisi dan evaluasi radiograf Cervical dan thoracal
ppt kritisi dan evaluasi radiograf Cervical dan thoracal
 
Teknik Pemeriksaan Radiografi Colon In Loop (CIL)
Teknik Pemeriksaan Radiografi Colon In Loop (CIL)Teknik Pemeriksaan Radiografi Colon In Loop (CIL)
Teknik Pemeriksaan Radiografi Colon In Loop (CIL)
 

Similar to OPTIMALISASI SPECT DAN PET

KEL 6_2A_PET&SPECT.pptx
KEL 6_2A_PET&SPECT.pptxKEL 6_2A_PET&SPECT.pptx
KEL 6_2A_PET&SPECT.pptxssuser41952d
 
Makalah mri dan ct scan
Makalah mri dan ct scanMakalah mri dan ct scan
Makalah mri dan ct scanFahmy's Doank
 
MutiaraPutriIchfar_PETCT.pdf
MutiaraPutriIchfar_PETCT.pdfMutiaraPutriIchfar_PETCT.pdf
MutiaraPutriIchfar_PETCT.pdfDanielKartawiguna
 
Makalah gelombang elektronik dalam bidang kesehatan 2
Makalah gelombang elektronik dalam bidang kesehatan 2Makalah gelombang elektronik dalam bidang kesehatan 2
Makalah gelombang elektronik dalam bidang kesehatan 2Septian Muna Barakati
 
Radiologi kel.8_Gamma Camera (1).pptx
Radiologi kel.8_Gamma Camera (1).pptxRadiologi kel.8_Gamma Camera (1).pptx
Radiologi kel.8_Gamma Camera (1).pptxD3smt1TRIRECGAPUTRAW
 
Identifikasi spektrometri
Identifikasi spektrometriIdentifikasi spektrometri
Identifikasi spektrometriAris Widodo
 
Makalah gelombang elektronik dalam bidang kesehatan 2
Makalah gelombang elektronik dalam bidang kesehatan 2Makalah gelombang elektronik dalam bidang kesehatan 2
Makalah gelombang elektronik dalam bidang kesehatan 2Septian Muna Barakati
 
KEL 3. Teknik CT SCAN Dasar.pptx
KEL 3. Teknik CT SCAN Dasar.pptxKEL 3. Teknik CT SCAN Dasar.pptx
KEL 3. Teknik CT SCAN Dasar.pptxRahmidwiLestari2
 
Instrumen analitik(1)
Instrumen analitik(1)Instrumen analitik(1)
Instrumen analitik(1)faizul_hisham
 
TINJAUAN PENGGUNAAN CITRA ASTER UNTUK STUDI SUMBERDAYA ALAM Overview Of Aster...
TINJAUAN PENGGUNAAN CITRA ASTER UNTUK STUDI SUMBERDAYA ALAM Overview Of Aster...TINJAUAN PENGGUNAAN CITRA ASTER UNTUK STUDI SUMBERDAYA ALAM Overview Of Aster...
TINJAUAN PENGGUNAAN CITRA ASTER UNTUK STUDI SUMBERDAYA ALAM Overview Of Aster...Repository Ipb
 
Makalah pencitraan diagnosa mutakhir ( kelompok 3 )(1)
Makalah pencitraan diagnosa mutakhir ( kelompok 3 )(1)Makalah pencitraan diagnosa mutakhir ( kelompok 3 )(1)
Makalah pencitraan diagnosa mutakhir ( kelompok 3 )(1)AliviaElena1
 

Similar to OPTIMALISASI SPECT DAN PET (20)

KEL 6_2A_PET&SPECT.pptx
KEL 6_2A_PET&SPECT.pptxKEL 6_2A_PET&SPECT.pptx
KEL 6_2A_PET&SPECT.pptx
 
Makalah mri dan ct scan
Makalah mri dan ct scanMakalah mri dan ct scan
Makalah mri dan ct scan
 
MutiaraPutriIchfar_PETCT.pdf
MutiaraPutriIchfar_PETCT.pdfMutiaraPutriIchfar_PETCT.pdf
MutiaraPutriIchfar_PETCT.pdf
 
Radiofarmasi
RadiofarmasiRadiofarmasi
Radiofarmasi
 
Ct scan kel viii
Ct scan kel viiiCt scan kel viii
Ct scan kel viii
 
Makalah gelombang elektronik dalam bidang kesehatan 2
Makalah gelombang elektronik dalam bidang kesehatan 2Makalah gelombang elektronik dalam bidang kesehatan 2
Makalah gelombang elektronik dalam bidang kesehatan 2
 
Nuklir
NuklirNuklir
Nuklir
 
MRI
MRIMRI
MRI
 
Radiologi kel.8_Gamma Camera (1).pptx
Radiologi kel.8_Gamma Camera (1).pptxRadiologi kel.8_Gamma Camera (1).pptx
Radiologi kel.8_Gamma Camera (1).pptx
 
Identifikasi spektrometri
Identifikasi spektrometriIdentifikasi spektrometri
Identifikasi spektrometri
 
Makalah gelombang elektronik dalam bidang kesehatan 2
Makalah gelombang elektronik dalam bidang kesehatan 2Makalah gelombang elektronik dalam bidang kesehatan 2
Makalah gelombang elektronik dalam bidang kesehatan 2
 
KEL 3. Teknik CT SCAN Dasar.pptx
KEL 3. Teknik CT SCAN Dasar.pptxKEL 3. Teknik CT SCAN Dasar.pptx
KEL 3. Teknik CT SCAN Dasar.pptx
 
CT SCAN KLP 1.pptx
CT SCAN KLP 1.pptxCT SCAN KLP 1.pptx
CT SCAN KLP 1.pptx
 
Instrumen analitik(1)
Instrumen analitik(1)Instrumen analitik(1)
Instrumen analitik(1)
 
TINJAUAN PENGGUNAAN CITRA ASTER UNTUK STUDI SUMBERDAYA ALAM Overview Of Aster...
TINJAUAN PENGGUNAAN CITRA ASTER UNTUK STUDI SUMBERDAYA ALAM Overview Of Aster...TINJAUAN PENGGUNAAN CITRA ASTER UNTUK STUDI SUMBERDAYA ALAM Overview Of Aster...
TINJAUAN PENGGUNAAN CITRA ASTER UNTUK STUDI SUMBERDAYA ALAM Overview Of Aster...
 
geometeri
geometerigeometeri
geometeri
 
Makalah pencitraan diagnosa mutakhir ( kelompok 3 )(1)
Makalah pencitraan diagnosa mutakhir ( kelompok 3 )(1)Makalah pencitraan diagnosa mutakhir ( kelompok 3 )(1)
Makalah pencitraan diagnosa mutakhir ( kelompok 3 )(1)
 
Spektroskopi NMR
Spektroskopi NMRSpektroskopi NMR
Spektroskopi NMR
 
Makalah fisika kesehatan
Makalah fisika kesehatanMakalah fisika kesehatan
Makalah fisika kesehatan
 
Kelompok 2_MRI.pptx
Kelompok 2_MRI.pptxKelompok 2_MRI.pptx
Kelompok 2_MRI.pptx
 

Recently uploaded

05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.pptSonyGobang1
 
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open StudioSlide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studiossuser52d6bf
 
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxmuhammadrizky331164
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaRenaYunita2
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++FujiAdam
 
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptxAnnisaNurHasanah27
 
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptxMuhararAhmad
 
rekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdf
rekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdfrekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdf
rekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdfssuser40d8e3
 
2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx
2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx
2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptxAnnisaNurHasanah27
 

Recently uploaded (9)

05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
 
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open StudioSlide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
 
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
 
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
 
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
 
rekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdf
rekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdfrekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdf
rekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdf
 
2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx
2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx
2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx
 

OPTIMALISASI SPECT DAN PET

  • 1.
  • 2. KELOMPOK 2 1. Ary Lasminar Firdani (P1337430214089) 2. M. Ainul Mala (P1337430214048) 3. Yulistya Metta (P1337430214066) 4. Lisia (P1337430214024) 5. M. Dzaky Irawan (P1337430214068) 2 C
  • 3. PET (POSITRON EMISSION TOMOGRAPHY) and SPECT (SINGLE PHOTON EMISSION COMPUTED TOMOGRAPHY)
  • 4.
  • 5. Prinsip Pencitraan Kedokteran Nuklir • Menggunakan radioisotop sebagai sumber sinar gamma dengan energi 80-511 keV. • Radioisotop dimasukkan kedalam organ tubuh yang diperiksa (in vivo). • Organ tubuh memencarkan radiasi, detektor mencatat paparan diluar tubuh. • Radiasi diubah menjadi cahaya, cahaya diubah menjadi data digital, data digital direkonstruksi menjadi citra diagnostik.
  • 6.
  • 8. SPECT (Single Photon Emission Computed Tomography) = teknik pencitraan menggunakan sinar gamma secara tomografi . => Hal ini sangat mirip dengan pencitraan nuklir kedokteran planar konvensional menggunakan kamera gamma (gamma camera). Namun SPECT, mampu memberikan 3D informasi. Informasi ini biasanya disajikan sebagai irisan penampang melalui pasien, tetapi dapat secara bebas diformat ulang atau dimanipulasi sesuai kebutuhan.
  • 9. Mengenal SPECT ⃗ Th 1940-an Metode sederhana dengan single detector ⃗ Th 1950-an Ben Classen –> Rectilinear Scanner ⃗ Th 1953 Hal Anger –>Pin Hole ⃗ Akhir th 1950-an Penggunaan kristal NaI dan PMT ⃗ Th 1963 Kuhl & Edwards memperkenalkan gambar tomografi yang dihasilkan oleh Anger Camera. ⃗ Th 1983 penggunaan compton camera untuk SPECT
  • 10. SPECT 1. Gamma Camera dengan desain khusus. • Mempunyai 1, 2 atau 3 detector head. • Makin banyak detector head, akuisisi data makin cepat. 2. Rotating Gamma Camera berputar 180°- 360° mengelilingi pasien. => Akuisisi data oleh detector •Didapatkan 1 seri gambar matrix dinamic planar. •Terdiri dari 64 gambar pada matrix (128 x 128)
  • 11. • => Untuk mengurangi keterbatasan SPECT (kolimator dan waktu pengambilan data) maka -> dilengkapi dengan dua atau tiga kamera sintilasi yang dapat bergerak mengelilingi pasien. -> Dengan multi kepala kamera dimungkinkan untuk menggunakan kolimator resolusi relatif tinggi pada suatu batas kuantum mottle dalam pencitraan dibanding dengan kepala kamera tunggal (gamma camera) Head camera
  • 12. Kolimator yang umum digunakan pada pesawat SPECT adalah kolimator parallel-hole.
  • 13. 3 . Rekonstruksi data oleh komputer ØFiltered back Projection ØDalam beberapa format : transaxial, sagital, coronal, planar dan 3 dimensi. => mempengaruhi kualitas dari proses ini : 1. Collimation 2. Akuisisi per slice 3. Jumlah dari array, 4. Jumlah irisan yang diperoleh di sekitar lingkaran 5. Jarak 6. Atenuasi tubuh
  • 14. Pembentukan image =>1. kepala kamera bergerak mengelilingi pasien (180 atau 360) 2. mengambil data dari berbagai sudut, {Pengambilan data dapat secara kontinu (continues acquisition) selama kepala kamera bergerak, atau pun pada saat kepala kamera berhenti pada suatu sudut tertentu (step and shoot acquisition)} 3. Sebuah komputer kemudian digunakan untuk menerapkan rekonstruksi tomografi algoritma ke beberapa proyeksi, menghasilkan kumpulan data 3-D. Kumpulan data ini kemudian dapat dimanipulasi untuk menunjukkan irisan =>Gambar yang diperoleh oleh kamera gamma adalah 2-D tampilan distribusi 3-D dari radionuklida .
  • 16. Perkembangan dari gamma kamera menjadi SPECT a. Menggunakan radiofarmaka yang sejenis. b. Perubahan/modifikasi pada instrumen penangkap radiasi (kolimator dan detektor). Tujuannya untuk menangkap energi foton tunggal yang mewakili lapisan/potongan organ tertentu
  • 17. Beberapa perbedaan energi radiofarmaka yang di gunakan dalam pemeriksaan : Organ Radiofarmaka Energi Thyroid 131 I 364 keV SSP 99m Tc DTPA 140 keV CSF 131 I RISA 364 keV Tulang 87m Sr 388 keV Paru 99m Tc MAA 140 keV Liver 99m Tc sulfur coll 140 keV GB 131 I Rosebengal 364 keV
  • 18. Dalam tomografi dengan emisi ada 3 keterbatasan fundamental: 1. Collection effeciency, radiasi gamma dipancarkan ke segala arah lapisan, namun hanya yang masuk ke detektor yang dipakai untuk pencitraan. Oleh karenanya efesiensi sangat terbatas, kecuali bila pasien dapat dikelilingi oleh detektor. 2. Atenuasi radiasi gamma oleh pasien. Penyederhanaan telah dilakukan dengan menjumlahkan pencacahan dari dua detektor yang berhadapan atau pun dari beberapa detektor. Oleh karenanya perlu faktor koreksi. Namun koreksi atenuasi teliti tidak diperlukan dalam SPECT. 3. Masalah umum dalam kedokteran nuklir, yakni waktu koleksi hanya merupakan fraksi waktu radiasi gamma dipancarkan. Dengan demikian citra dibentuk dengan foton yang sangat terbatas.
  • 19. PET ?
  • 20. PET (POSITRON EMISSION TOMOGRAPHY) = pemeriksaan non-invasif yang dapat menggambarkan fungsi seluler dari tubuh kita secara 3 dimensi dengan menggunakan radiofarmaka. PET scan akan mendeteksi aktivitas metabolic dari sel-sel tubuh kita. Sel-sel kanker yang aktif mempunyai aktivitas metabolic yang berlebih.
  • 21. Penyakit Kanker • Check up pencegahan kanker, sensitivitas yang tinggi dalam mendeteksi dini lesi kanker stadium awal • Membedakan stadium kanker dengan tepat • Mencari sumber kanker atau kanker primer maupun hasil penyebarannya (metastase) • Memantau dan mengevaluasi hasil pengobatan operasi, kemoterapi dan radioterapi Penyakit Tumor • Mengidentifikasi tumor ganas atau jinak, serta tingkat keganasannya • Mengukur dengan tepat lingkup penyinaran radioterapi ke sasaran tumor • Membantu menentukan posisi tumor yang tepat untuk melakukan tusukan (biopsy) Penyakit Jantung • Menentukan kelainan otot jantung. • Menentukan viabilitas sel otot jantung Penyakit Otak • Menentukan kelainan fungsi otak, misalnya penyakit degenerasi (pikun/alzheimer) Infeksi • Mencari lokasi infeksi yang sulit ditentukan secara klinis PET (POSITRON EMISSION TOMOGRAPHY)
  • 22. Berikut perkembangan spect menuju PET : • Foton gamma merupakan radiasi annihilasi • Radionuklida C,N,O,F pemancar positron, diproduksi dengan cyclotron • Data koinsiden (detektor,sirkuit) • Konstruksi gantry dan detektor seperti pada CT scan • Pencitraan : planar, crosssectional, coronal. • Reolusi gambar hampir sama dengan SPECT
  • 23.
  • 24. Radiofarmaka terdiri dari : RADIOISOTOP Dalam pencitraan dengan pemeriksaan ini diperlukan radioisotop yang memancarkan positron ketika dalam proses peluruhan inti. Radionuklida yang digunakan dalam PET scan adalah radiosotop yang memiliki waktu paruh yang singkat, seperti: •carbon-11 (~20 min), •nitrogen-13 (~10 min), •oxygen-15 (~2 min), •fluorine-18 (~110 min). Di produksi oleh CYCLOTRON
  • 25. SENYAWA PEMBAWA Untuk membawa radioisotop diperlukan radio farmaka yang disesuaikan dengan metabolisme yang hendak diperiksa. Contoh : Radiofarmaka pada PET yang sering digunakan adalah (F-18) Fluoro-D-Glocose (FDG) yang merupakan radioaktif yang terbentuk dari glukosa, dimasukkan kedalam tubuh pasien melalui intravena. (F-18) Fluoro-D-Glocose (FDG) F-18 = Radioisotop Fluoro-D-Glocose (FDG) = senyawa pembawa
  • 26. PRINSIP KERJA PET-SCAN PET-scan dimulai dengan => memberikan suntikan FDG (suatu radionuklida glukosa- based) dari jarum suntik ke pasien (10 atau 20 milicurrie). Sebagai FDG perjalanan melalui tubuh pasien itu memancarkan radiasi gamma yang terdeteksi oleh detektor akibat anihilasi positron-elektron akan membuat sebuah garis lurus yang disebut coincidence line dalam jumblah bayak dan digunakan sebagai dasar pembentukan citra. Setiap aktivitas kimia abnormal mungkin merupakan tanda bahwa tumor yang hadir.
  • 27. (bahan radioaktif) pada organ yang dituju <positron> + elektron => memancarkan sinar gamma = memancarkan sepasang foton sinar gamma yang berasal dari situs tabrakan di arah yang berlawanan dan terdeteksi oleh detektor sinar gamma diatur di sekitar pasien.
  • 28. Detektor PET terdiri dari sebuah array dari ribuan kilau kristal (bismuth germanate (Bi4Ge3O12) / BGO) dan ratusan tabung photomultiplier (PMT) diatur dalam pola melingkar di sekitar pasien. => Kilau kristal mengkonversi radiasi gamma ke dalam cahaya yang dideteksi , lalu diperkuat oleh PMT Material sintilasi : LSO dan GSO
  • 29. Rangkaian yang dapat mengidentifikasi interaksi dalam waktu bersamaan disebut annihilation coincidence detection (ACD). Pencitraan menggunakan annihilation coincidence detection (ACD) sebagai pengganti kolimator untuk memperoleh proyeksi distribusi aktivitas dalam tubuh. annihilasi.
  • 31. HOW DOES A PET SCAN WORK ?
  • 32. PET (POSITRON EMISSION TOMOGRAPHY) • HASIL DARI PET-SCAN AXIAL CORONAL
  • 33. PET (POSITRON EMISSION TOMOGRAPHY) • KELEBIHAN PET 1. Informasi yang dihasilkan oleh pemeriksaan kedokteran nuklir unik dan sering tidak bisa dilakukan oleh modalitas imaging yang lain. . 2. Untuk banyak penyakit/kelainan, scanning radionuklida menghasilkan lebih banyak informasi yang dibutuhkan untuk mendiagnosa atau untuk terapi. 3. Biayanya lebih murah 4. Degan mengidentifikasi perubahan sel tubuh, PET imaging dapat mendeteksi kelainan lain sebelum dideteksi oleh imaging lain seperti CT dan MRI. • KEKURANGAN PET 1. Karena dosis radioaktif sedikit, prosedur diagnostic kedokteran nuklir menghasilkan low radiation exposure. 2. Radionuklida telah digunakan dalam lima decade, dan belum ada yang tahu efek jangka panjang dari low-dose exposure. 3. Dapat terjadi reaksi alergi radiofarmaka. 4. Injeksi radiotracer dapat menyebabkan rasa sakit dan kemerah- merahan pada kulit. 5. Pada wanita hamil akan menghambat perkembangan janin.
  • 34. Kelemahan dan Kelebihan SPECT dibandingkan dengan PET • Citra SPECT mempunyai sensitifitas dan detail yang kurang dibanding PET. • Teknologi SPECT tidak semahal PET karena SPECT center lebih mudah diakses –> tidak harus berlokasi dekat dengan particle accelerator.