3. Peptida
Peptida merupakan polimer asam amino.
Asam amino yang menyusun peptida
dinamakan residu. Asam amino penyusun
tersebut terikat oleh ikatan peptida
7. Peptida
Dua dipeptida yang berbeda dapat dihasilkan
dari dua asam amino yang sama tergantung
dari gugus karboksil dan amino yang bereaksi.
Contoh : Serilalanina
10. Ikatan Kovalen dalam Peptida-
peptida
Atom N pada ikatan amida tidak bersifat basa
sebab pasangan elektron bebasnya
terdelokalisasi oleh akibat adanya tumpang
tindih dengan gugus karbonil.
12. Ikatan Kovalen dalam Peptida-
peptida
Ikatan disulfida mudah terbentuk karena
oksidasi ringan senyawa-senyawa tiol (R-SH).
Ikatan ini mudah direduksi ringan kembali
menjadi tiol
13. Ikatan sulfida dapat juga terjadi di dalam satu rantai,
misalnya pada suatu nonpeptida vasopressin terjadi
jembatan disulfida
Perhatikan juga bahwa C terminal ujung vasopressin
merupakan amida primer –CONH2 dan bukan asam
bebas
Ikatan Kovalen dalam Peptida-
peptida
17. Analisis Asam Amino
Asam-asam amino apa
saja yang ada ?
Berapa banyaknya
masing-masing asam
amino ?
Bagaimana susunan asam
amino tersebut ?
18. Dua pertanyaan pertama dapat dijawab dengan
menggunakan alat yang disebut “amino acid
analyzer”
Alat “amino acid analyzer” merupakan
instrumen otomatis yang prinsipnya adalak teknik
analitik yang dikembangkan oleh William Stein
dan Stanford Moore
Analisis Asam Amino
19. CARA KERJA:
Salah satu jenis kromatografi yang
dapat digunakan untuk memisahkan
asam amino adalah resin penukar
kation
Jika larutan asam yang mengandung
campuran asam amino dilewatkan
melalui kolom pada resin penukar ion,
asam amino akan diserap oleh resin
karena gaya tarik menarik antara gugus
sulfonat yang bermuatan negatif dan
asama amino yang bermuatan positif.
Analisis Asam Amino
20. Jika kolom ini dicuci dengan larutan buffer pada pH tertentu, asam
amino individu bergerak ke bawah kolom pada tingkat yang berbeda
dan akhirnya menjadi terpisah
Setiap asam amino yang berbeda yang terelusi di ujung kolom
kromatografi direaksikan dengan ninhidrin
Analisis Asam Amino
22. Prolina dan
Hidroksiprolina tidak
dapat direaksikan
dengan ninhidrin,
karena gugus 𝛼-amino
merupakan amina
sekunder dan termasuk
bagian dari siklik
Analisis Asam Amino
24. Analisis asam amino yang paling umum
digunakan adalah menggunakan KCKT
(Kromatografi Cair Kinerja Tinggi) atau HPLC
(High Performance Liquid Chromatography)
Identifikasi asam amino yang dipisahkan
menggunakan KCKT dapat dilakukan dengan
membandingkan waktu retensi sampel standar
Analisis Asam Amino
26. Degradasi Edman
Prinsipnya : menentukan susunan asam-asam amino
dengan cara memutuskan satu residu asam amino di
N- atau C- terminal dipisahkan dan diidentifikasi
1. Residu pada ujung-N (ujung amino) protein dipotong
satu per satu dengan reaksi kimia, yaitu mereaksikan
peptida dengan fenil isosianat diikuti dengan
hidrolisis lunak menggunakan asam
2. Setelah setiap pemotongan, residu asam amino yang
telah dipotong tersebut dapat diidentifikasi
menggunakan kromatografi.
3. Prosedur tersebut diulangi untuk setiap residu asam
amino.
29. Degradasi Edman
Kelemahan metode ini adalah bahwa polipeptida yang
di-sekuensing tidak dapat lebih panjang dari 50–60
residu (dapat disiasati dengan memotong-motong
polipeptida berukuran besar menjadi peptida-peptida
berukuran lebih kecil sebelum dilakukan reaksi).
31. Analisis N-Terminal Sanger
Analisis N-terminal Sanger menggunakan 2,4-
dinitroflorobenzena (DNFB). Ketika sebuah
polipeptida direaksikan dengan DNFB pada
larutan basa, reaksi subtitusi aromatik nukleofilik
akan terjadi pada gugus amino bebas dari residu
N-terminal.
Hasil hidrolisis polipeptida adalah campuran asam
amino N-terminal yang mengandung gugus 2,4-
dinitrofenil
Setelah asam amino terpisah dari campurannya,
maka dapat dilakukan identifikasi berdasarkan
perbandingan larutan standarnya.
33. DNFB akan bereaksi dengan gugus amino
bebas dalam polpeptida termasuk pada 𝜀-
amino lisina
Fakta inilah yang mempersulit analisi Sanger.
Seharusnya hanya residu asam amino N-
terminal pada peptida yang akan bereaksi
dengan gugus 2,4-dinitrofenil.
Karena kelemahan tersebut, metode
Degradasi Edman lebih banyak digunakan
Analisis N-Terminal Sanger
35. Residu C-Terminal
Metode yang digunakan untuk menganalisis
C-terminal menggunakan enzim
karboksipeptidase.
36. Analisis dilakukan dengan cara :
menginkubasikan polipeptida dengan
karboksipeptidase dan mengamati munculnya asam
amino yang pertama dalam larutan. Degradasi
selanjutnya akan muncul setelah residu C-terminal
pertama lepas, akan timbul C-terminal yang baru.
Proses ini akan berlanjut sampai seluruh peptida
terhidrolisis.
Residu C-Terminal