SlideShare a Scribd company logo
Proses – Proses Kognitif
Kompleks
Husna Sholihah J71214041
Fifin Dwi Rahmawati J91214105
1. Pemahaman Konseptual
A. Pengertian Konsep
Konsep adalah kelompok objek – objek,
peristiwa, dan karakteristik berdasarkan
properti umum. Konsep membantu kita
untuk menyederhanakan, meringkas, dan
mengatur informasi.
Konsep membantu proses mengingat, sehingga lebih efesien.
Siswa membentuk konsep melalui pengalaman langsung dengan
benda – benda dan peristiwa dalam dunia mereka.
Misalnya, dalam bentuk konsep yang canggih mengenai “kartun”, anak
– anak mungkin awalnya mengalami acara TV kartun, kemudian
membaca komik, dan akhirnya melihat beberapa karikatur politik.
Siswa juga membentuk konsep melalui simbol, seperti rumus
matematika, grafik, dan gambar.
b. Pembentukan Konsep
1. Belajar Mengenai Fitur Konsep
Aspek penting dari pembentukan konsep adalah belajar
fitur penting, atribut, atau karakteristik dari konsep. Hal tersebut
mendefinisikan elemen konsep, dimensi yang membuatnya
berbeda dari konsep yang lain. Misalnya, contoh sebelumnya
tentang konsep “buku”, fitur penting termasuk lembar kertas,
yang terikat bersama sama di satu sisi, dan kata kata serta
gambar dicetak dalam beberapa urutan bermakna. Karakter lain
seperti ukuran, warna, dan panjang bukan fitur penting yang
menentukan konsep dari “buku”.
2. Mendefinisikan Konsep dan Memberikan Contoh
.Strategi ini terdiri atas empat langkah, sebagai berikut:
1. Tentukan Konsep. Selain mengidentifikasi fitur penting konsep
atau karakteristik, hubungkan ke konsep atasan, yang merupakan kelas
yang lebih besar ke konsep yang sesuai. Dengan demikian, dalam
menentukan fitur penting dari konsep “dinosaurus”, kita mungkin ingin
menyebutkan kelas yang lebih besar ke konsep yang cocok; “Reptilia”.
2. Jelaskan istilah dalam definisi. Pastikan bahwa fitur atau karakteristik
utama dipahami dengan baik. Dengan demikian, dalam
menggambarkan fitur penting dari konsep “dinosaurus”, menjadi
penting bagi siswa untuk mengetahui apakah reptilia itu biasanya
merupakan vertebrata bertelur dan memiliki sisik sebagai penutup
eksternal atau bertanduk, serta bernapas dengan paru-paru.
3. Berikan contoh untuk menggambarkan fitur atau karakteristik
penting. Berkenaan dengan dinosaurus, mungkin bisa menjadi contoh
dan deskripsi dari berbagai jenis dinosaurus, seperti Triceratops,
Apatosaurus, dan Stegosaurus. Konsep ini dapat di perjelas dengan
memberikan contoh reptilia lain, seperti ular, kadal, buaya dan kura-
kura.
4. Berikan contoh tambahan. Mintalah siswa mengkategorikan konsep,
menjelaskan kategori mereka, atau meminta mereka membuat contoh
konsep sendiri. Berikan contoh dinosaurus lainnya, seperti
Tyrannosaurus, Ornitholestes, dan Dimetrodon, atau meminta siswa
untuk menemukan lebih banyak contoh. Selain itu meminta mereka
memikirkan contoh selain dinosaurus, seperti anjing, kucing, ikan paus,
dll.
c. Kategorisasi Hierarki dan Peta Konsep
Pengkategorian ini penting karena konsep yang dikategorikan
membuat karakteristik dan fitur dari bagian kategori. Contohnya,
siswa dapat menyimpulkan bahwa Triceratops adalah reptilia,
bahkan saat tidak diberitahukan yang sebenarnya selama mereka
mengetahui bahwa dinosaurus adalah reptilia dan Triceratops
adalah dinosaurus.
Peta konsep adalah presentasi visual dari koneksi konsep dan
organisasi hierarki.
d. Pengujian Hipotesis
Siswa dapat mengambil manfaat dari praktik pengujian
hipotesis untuk menentukan yang termasuk konsep atau tidak.
Hipotesis adalah asumsi tertentu dan prediksi yang dapat diuji
untuk menentukan akurasi konsep. Salah satu cara untuk
mengembangkan hipotesis adalah berdasarkan aturan tentang
alasan mengapa beberapa benda disebut konsep dan yang
lainnya tidak.
e. Pencocokan Prototipe
Dalam pencocokan prototipe, individu memutuskan apakah
suatu hal adalah anggota kategori dengan membandingkannya dengan
hal yang paling khas dari kategori. Semakin mirip hal dengan prototipe,
semakin besar kemungkinan orang akan mengatakan hal tersebut
bagian dari kategori yang kurang mirip, maka semakin besar
kemungkinan orang akan menilai bahwa hal tersebut tidak termasuk
dalam kategori tersebut. Misalnya, Robin dipandang sebagai burung
yang lebih khas daripada burung unta atau pinguin. Jadi, anggota
kategori dapat bervariasi, tetapi masih berkualitas sesuai kategori
tersebut.
2. Proses Berpikir
Berpikir adalah memanipulasi dan mengubah informasi dalam
memori. Kita berpikir untuk membentuk konsep, alasan, berpikir
kritis, membuat keputusan, berpikir kreatif, dan memecahkan
masalah. Mereka dapat berpikir tentang masa lalu, seperti
peristiwa yang terjadi di bulan lalu, atau tentang masa depan,
seperti hidup mereka di tahun 2020.
Penalaran
Penalaran adalah pemikiran logis yang meggunakan
induksi dan deduksi untuk mencapai kesimpulan.
Berpikir Kritis
Berpikir kritis adalah berpikir reflektif, produktif, dan mengevalusasi
bukti. Hal yang dapat membuat kita kritis adalah kesadaran. Kesadaran
berarti lebih waspada, hadir secara mental, dan kognitif fleksibel saat
melalui kegiatan dan tugas hidup sehari-hari. Siswa yang sadar akan
mempertahankan kesadaran aktif pada keadaan hidup mereka. Siswa
dengan kesadaran adalah siswa yang menciptakan ide-ide baru,
terbuka terhadap informasi baru, dan sadar lebih dari satu perspektif.
Berpikir Kritis di Sekolah
Beberapa adalah cara guru agar membentuk pemikiran kritis dalam
rencana pelaharan secara sadar:
1. Menanyakan tidak hanya apa yang terjadi, tetapi juga ‘bagaimana” dan
“mengapa”.
2. Periksalah yang seharusnya “fakta” untuk menentukan apakah ada bukti
untuk mendukung mereka.
3. Berdebat dengan cara yang masuk akal daripada emosi.
4. Mengakui bahwa kadang-kadang terdapat lebih dari satu jawaban atau
penjelasan yang baik.
5. Ajukan pertanyaan dan berspekulasi melalui apa yang sudah kita ketahui
untuk menciptakan ide-ide dan informasi baru.
Berpikir Kritis pada Masa Remaja
Masa remaja merupakan masa transisi yang penting dalam
perkembangan berpikir kritis. Beberapa perubahan kognitif terjadi selama
masa remaja memungkinkan peningkatan berpikir kritis, termasuk tentang
berikut:
1. Peningkatan kecepatan, otomatisasi, dan kapasitas pengolahan informasi,
yang membebaskan sumber daya kognitif untuk tujuan.
2. Pengetahuan lainnya dalam berbagai domain.
3. Kemampuan meningkat untuk membentuk kombinasi pengetahuan baru.
4. Rentang yang lebih besar dan penggunaan strategi atau prosedur lebih
spontan seperti perencanaan, mempertimbangkan alternatif, dan
pemantauan kognitif.
Berpikir Kritis dan Teknologi
Jonassen membedakan beberapa kategori alat pikiran, sebagai
berikut:
1. Alat organisasi semantik, seperti pusat data dan alat pemetaan
konsep, membantu siswa mengatur, menganalisis, dan
menvisualisasikan informasi yang dipelajari.
2. Alat pemodelan dinamis, membantu siswa mengeksplorasi
hubungan antara konsep-konsep.
3. Alat interpretasi informasi, membantu pelajar mengakses atau
menginterpretasi informasi, termasuk visualisasi dan alat-alat
konstruksi pengetahuan.
Pengambilan Keputusan
a. Bias dan Kelemahan dalam Pengambilan Keputusan
Dalam banyak kasus, strategi pengambilan keputusan kita beradaptasi dengan baik
untuk menangani beberapa masalah. Tetapi kita cenderung kekurangan tertentu dalam
pemikiran. Kelemahan umum melibatkan bias konfirmasi, ketekunan kepercayaan, bias
terlalu percaya diri, dan bias masa lalu.
1. Bias Konfrimasi. Salah satu prasangka adalah bias konfirmasi, cenderung mencari dan
menggunakan informasi yang mendukung ide-ide kita bukan membantahnya.
2. Ketekunan Kepercayaan. Terkait erat dengan perasangka konfirmasi, ketekunan
kepercayaan adalah kecenderungan untuk berpegang pada keyakinan dalam menghadapi
bukti yang bertentangan.
3. Bias Terlalu Percaya Diri. Kecenderungan dalam memiliki kepercayaan diri yang
berlebihan dalam penilaian dan keputusan daripada yang seharusnya , berdasarkan
probabilitas atau pengalaman masa lalu.
4. Bias Masa Lalu. Kecenderungan untuk melaporkan secara salah, setelah fakta, bahwa
kita secara akurat memprediksi kejadian.
Pengambilan Keputusan di Masa Remaja
Kebanyakan orang membuat keputusan yang lebih baik saat
mereka tenang daripada dalam keadaan emosional, terutama pada
remaja. Dengan demikian, remaja dapat membuat keputusan yang
bijaksana saat tenang, dapat membuat keputusan tidak bijaksana saat
dalam keadaan emosional.
3. Pemecahan Masalah
Pemecahan masalah adalah menemukan cara
yang tepat untuk mencapai tujuan. Dalam psikologi,
pemecahan masalah mengacu pada keadaan
keinginan untuk mencapai tujuan yang pasti dari
kondisi saat ini.
Langkah – langkah dalam Pemecahan
Masalah
a. Carilah dan Bingkai Masalah.
b. Mengembangkan Strategi Pemecahan Masalah yang Baik.
c. Evaluasi Solusi.
d. Pemikiran dan Definisi Masalah dan Solusi dari Waktu ke Waktu.
Hambatan untuk Memecahkan Masalah
a. Fiksasi. Fiksasi adalah menggunakan strategi sebelumnya dan gagal
untuk melihat masalah dari perspektif baru yang segar.
b. Kurangnya Motivasi atau Kegigihan.
c. Pengendalian Emosional yang Memadai.
Perubahan Perkembangan
Anak – anak memiliki beberapa kelemahan yang mencegah
mereka dalam memecahkan banyak masalah secara efektif. Hal yang
utama adalah kurangnya perencanaan, yang meningkat selama
bertahun-tahun pada sekolah dasar dan menengah.
Permasalahan yang harus dipecahkan oleh anak-anak dan
remaja, sering lebih kompleks daripada yang dihadapi oleh anak – anak
yang lebih muda, dan memecahkan masalah secara akurat ini biasanya
membutuhkan akumulasi pengetahuan.
Pembelajaran Berbasis Masalah
Aliran umum pembelajaran bebasis masalah terdiri dari lima tahap; 1.
Mengorietasikan siswa untuk masalah ini, 2. Mengatur siswa untuk
belajar, 3. Membantu penyelidikan independen dan kelompok, 4.
Mengembangkan dan menyajikan artefak dan pameran, 5.
Menganalisis dan mengevaluasi kerja.
Pembelajaran Berbasis Proyek
Dalam pembelajaran berbasis proyek, siswa bekerja secara nyata,
masalah yang berarti dan menciptakan produk nyata. Pembelajaran
berbasis proyek dan pembelajaran berbasis masalah, kadang-kadang
diperlakukan sebagai sinonim. Tetapi, sementara masih menekankan
proses belajar secara konstruktivis, pembelajaran berbasis proyek
memberikan ekstra perhatian terhadap produk akhir dari pembelajaran
berbasis masalah.
Lingkungan belajar berbasis proyek yang ditandai dengan lima
fitur utama, yakni:
1. Pertanyaan yang mengarahkan.
2. Autentik, letak penyelidikan.
3. Kolaborasi.
4. Suatu sistem.
5. Produk akhir.
Berpikir
kreatif
BERPIKIR
Proses mental yang dapat
menghasilkan pengetahuan
yang diperoleh melalui
indera dan dilakukan untuk
mencapai kebenaran
KREATIVITAS
Aktivitas kognitif yang
menghasilkan sesuatu
atau hal baru untuk
menghadapi suatu
masalah
Transfer belajar
Pemindahan keterampilan / pengetahuan yang telah
diperoleh seorang individu dalam suatu situasi ke situasi
yang lain.
Menurut Thorndike
Transfer positif
Jika ada kesamaan unsur antara
materi yang lama dengan yang baru.
Seperti seseorang yang bisa mengendarai
sepeda maka ia akan lebih mudah ketika belajar sepeda motor.
Seperti halnya orang yang
sudah terbiasa mengetik
dengan 2 jari lalu mengetik
dengan 10 jari maka ia akan
mengalami kesukaran lebih
dari pada orang yang baru
belajar mengetik
.
Transfer negatif
Jika pengetahuan yang
dimiliki menjadi
penghambat pembelajaran
yang baru.
Teori-teori transfer belajar
Teori Disiplin Formal
Terjadi bila daya mengingat, daya pikir dsb diperkuat dengan latihan-latihan secara terus
menerus.
Teori Elemen Identik
Williams James dan Thorndike menolak dan beranggapan bahwa daya ingat tidak dapat diperkuat
melalui latihan, pelajaran bahasa latin (asing) tidak bisa menaikkan IQ, ilmu dalam bidang
tertentu.
Teori Generalisasi
Charles Judd, bahwa transfer terjadi jika situasi yang baru sama dengan situasi lama yang memiliki
kesamaan pola, prinsip dan struktur.
Menurut Gagne (Education psycologist ), transfer dalam belajar ada 4 :
Positif
Negatif
Vertikal
Lateral
Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya transfer
Sikap
Sistem
penyampaian
guru
Materi
pelajaran
Intelegensi

More Related Content

What's hot

teori kepribadian Erich fromm
teori kepribadian Erich frommteori kepribadian Erich fromm
teori kepribadian Erich frommNaeya Hasbi
 
Psikoanalisis sigmund freud-psikologi kepribadian
Psikoanalisis sigmund freud-psikologi kepribadianPsikoanalisis sigmund freud-psikologi kepribadian
Psikoanalisis sigmund freud-psikologi kepribadianAfra Balqis
 
Contoh dari operant conditioning, classical conditioning, dan belajar kognitif
Contoh dari operant conditioning, classical conditioning, dan belajar kognitifContoh dari operant conditioning, classical conditioning, dan belajar kognitif
Contoh dari operant conditioning, classical conditioning, dan belajar kognitif
Stevany Sinaga
 
Teori kepribadian Carl R. Rogers
Teori kepribadian Carl R. RogersTeori kepribadian Carl R. Rogers
Teori kepribadian Carl R. RogersAi Nurhasanah
 
PPT KOGNITIF KOMPLEKS.pptx
PPT KOGNITIF KOMPLEKS.pptxPPT KOGNITIF KOMPLEKS.pptx
PPT KOGNITIF KOMPLEKS.pptx
AntonSupriadi2
 
PENDEKATAN HUMANISTIK
PENDEKATAN HUMANISTIKPENDEKATAN HUMANISTIK
PENDEKATAN HUMANISTIK
IFTITAH INDRIANI
 
Psikoanalisis
PsikoanalisisPsikoanalisis
Psikoanalisis
Seta Wicaksana
 
Ppt teori humanistik
Ppt teori humanistikPpt teori humanistik
Ppt teori humanistik
Rinatun4e
 
Makalah Logoterapi
Makalah Logoterapi Makalah Logoterapi
Makalah Logoterapi
Tri Astuti Utomo (iyas)
 
Tahap-Tahap Penelitian Psikologi Eksperimen By GustiGina Psikologi Unlam
Tahap-Tahap Penelitian Psikologi Eksperimen By GustiGina Psikologi UnlamTahap-Tahap Penelitian Psikologi Eksperimen By GustiGina Psikologi Unlam
Tahap-Tahap Penelitian Psikologi Eksperimen By GustiGina Psikologi Unlam
Gusti Gina
 
Teori kepribadian menurut carl gustav
Teori kepribadian menurut carl gustavTeori kepribadian menurut carl gustav
Teori kepribadian menurut carl gustavImam Suaydi
 
Teori belajar vygotsky ppt
Teori belajar vygotsky pptTeori belajar vygotsky ppt
Teori belajar vygotsky ppt
Rahmah Salsabila
 
Raven progressive matrices ( RPM )
Raven progressive matrices ( RPM )Raven progressive matrices ( RPM )
Raven progressive matrices ( RPM )Ai Nurhasanah
 
Ppt analisis transaksional
Ppt analisis transaksionalPpt analisis transaksional
Ppt analisis transaksional
bkupstegal
 
Psikologi Analitis: Carl Jung
Psikologi Analitis: Carl JungPsikologi Analitis: Carl Jung
Psikologi Analitis: Carl Jung
Asma Khairani
 
Logoterapi - Viktor E. Frankl
Logoterapi - Viktor E. FranklLogoterapi - Viktor E. Frankl
Logoterapi - Viktor E. Frankl
Tri Astuti Utomo (iyas)
 
Contoh pelanggaran kode etik psikologi
Contoh pelanggaran kode etik psikologiContoh pelanggaran kode etik psikologi
Contoh pelanggaran kode etik psikologi
Tyaseta Sardjono
 
Aliran Perenialisme Filsafat Ilmu
Aliran Perenialisme Filsafat IlmuAliran Perenialisme Filsafat Ilmu
Aliran Perenialisme Filsafat IlmuRahmitha Solihat
 
Psikologi maslow
Psikologi maslowPsikologi maslow
Psikologi maslowelmakrufi
 

What's hot (20)

teori kepribadian Erich fromm
teori kepribadian Erich frommteori kepribadian Erich fromm
teori kepribadian Erich fromm
 
Psikoanalisis sigmund freud-psikologi kepribadian
Psikoanalisis sigmund freud-psikologi kepribadianPsikoanalisis sigmund freud-psikologi kepribadian
Psikoanalisis sigmund freud-psikologi kepribadian
 
Contoh dari operant conditioning, classical conditioning, dan belajar kognitif
Contoh dari operant conditioning, classical conditioning, dan belajar kognitifContoh dari operant conditioning, classical conditioning, dan belajar kognitif
Contoh dari operant conditioning, classical conditioning, dan belajar kognitif
 
Teori kepribadian Carl R. Rogers
Teori kepribadian Carl R. RogersTeori kepribadian Carl R. Rogers
Teori kepribadian Carl R. Rogers
 
PPT KOGNITIF KOMPLEKS.pptx
PPT KOGNITIF KOMPLEKS.pptxPPT KOGNITIF KOMPLEKS.pptx
PPT KOGNITIF KOMPLEKS.pptx
 
PENDEKATAN HUMANISTIK
PENDEKATAN HUMANISTIKPENDEKATAN HUMANISTIK
PENDEKATAN HUMANISTIK
 
Psikoanalisis
PsikoanalisisPsikoanalisis
Psikoanalisis
 
Teori belajar konstruktivisme
Teori belajar konstruktivismeTeori belajar konstruktivisme
Teori belajar konstruktivisme
 
Ppt teori humanistik
Ppt teori humanistikPpt teori humanistik
Ppt teori humanistik
 
Makalah Logoterapi
Makalah Logoterapi Makalah Logoterapi
Makalah Logoterapi
 
Tahap-Tahap Penelitian Psikologi Eksperimen By GustiGina Psikologi Unlam
Tahap-Tahap Penelitian Psikologi Eksperimen By GustiGina Psikologi UnlamTahap-Tahap Penelitian Psikologi Eksperimen By GustiGina Psikologi Unlam
Tahap-Tahap Penelitian Psikologi Eksperimen By GustiGina Psikologi Unlam
 
Teori kepribadian menurut carl gustav
Teori kepribadian menurut carl gustavTeori kepribadian menurut carl gustav
Teori kepribadian menurut carl gustav
 
Teori belajar vygotsky ppt
Teori belajar vygotsky pptTeori belajar vygotsky ppt
Teori belajar vygotsky ppt
 
Raven progressive matrices ( RPM )
Raven progressive matrices ( RPM )Raven progressive matrices ( RPM )
Raven progressive matrices ( RPM )
 
Ppt analisis transaksional
Ppt analisis transaksionalPpt analisis transaksional
Ppt analisis transaksional
 
Psikologi Analitis: Carl Jung
Psikologi Analitis: Carl JungPsikologi Analitis: Carl Jung
Psikologi Analitis: Carl Jung
 
Logoterapi - Viktor E. Frankl
Logoterapi - Viktor E. FranklLogoterapi - Viktor E. Frankl
Logoterapi - Viktor E. Frankl
 
Contoh pelanggaran kode etik psikologi
Contoh pelanggaran kode etik psikologiContoh pelanggaran kode etik psikologi
Contoh pelanggaran kode etik psikologi
 
Aliran Perenialisme Filsafat Ilmu
Aliran Perenialisme Filsafat IlmuAliran Perenialisme Filsafat Ilmu
Aliran Perenialisme Filsafat Ilmu
 
Psikologi maslow
Psikologi maslowPsikologi maslow
Psikologi maslow
 

Viewers also liked

TEORI DIVERSITAS SOSIOKULTURAL
TEORI DIVERSITAS SOSIOKULTURALTEORI DIVERSITAS SOSIOKULTURAL
TEORI DIVERSITAS SOSIOKULTURAL
Husna Sholihah
 
Perkembangan kognitif dan proses pembelajaran
Perkembangan kognitif dan proses pembelajaranPerkembangan kognitif dan proses pembelajaran
Perkembangan kognitif dan proses pembelajaranDedi Yulianto
 
TEORI VARIASI INDIVIDUAL
TEORI VARIASI INDIVIDUALTEORI VARIASI INDIVIDUAL
TEORI VARIASI INDIVIDUAL
Husna Sholihah
 
Variasi perkembangan peserta didik
Variasi perkembangan peserta didikVariasi perkembangan peserta didik
Variasi perkembangan peserta didik
FAS DC
 
Presentasi Psikologi Pendidikan (Berfikir Kelompok 4)
Presentasi Psikologi Pendidikan (Berfikir Kelompok 4)Presentasi Psikologi Pendidikan (Berfikir Kelompok 4)
Presentasi Psikologi Pendidikan (Berfikir Kelompok 4)guest45be8c
 
Psi Umum Kognitif - Endang Siswanti
Psi Umum Kognitif - Endang SiswantiPsi Umum Kognitif - Endang Siswanti
Psi Umum Kognitif - Endang SiswantiEndang20
 
26945 perencanaan, instruksi, dan teknologi (new)
26945 perencanaan, instruksi, dan teknologi (new)26945 perencanaan, instruksi, dan teknologi (new)
26945 perencanaan, instruksi, dan teknologi (new)
billy saragih
 
Psikologi perkembangan kognitif anak pada 3 tahun pertama
Psikologi perkembangan kognitif anak pada 3 tahun pertamaPsikologi perkembangan kognitif anak pada 3 tahun pertama
Psikologi perkembangan kognitif anak pada 3 tahun pertama
Asep Egok
 
Teori pembelajaran kognitif KOHLER
Teori pembelajaran kognitif KOHLERTeori pembelajaran kognitif KOHLER
Teori pembelajaran kognitif KOHLERWany Hardy
 
Kognitif (Psikologi Umum)
Kognitif (Psikologi Umum)Kognitif (Psikologi Umum)
Kognitif (Psikologi Umum)atone_lotus
 
Pengembangan interaksi sosial dan komunikasi anak autis
Pengembangan interaksi sosial dan komunikasi anak autisPengembangan interaksi sosial dan komunikasi anak autis
Pengembangan interaksi sosial dan komunikasi anak autisTiya Widiyanti
 
Ppt brunner revisi
Ppt brunner revisiPpt brunner revisi
Ppt brunner revisi
Santi Mutiara Sari
 
Cognitive process
Cognitive processCognitive process
Cognitive processHome Alone
 
Psi. kognitif
Psi. kognitifPsi. kognitif
Psi. kognitif
Arika Arika
 
Pembelajaran dan Kognisi dalam Area Materi
Pembelajaran dan Kognisi dalam Area MateriPembelajaran dan Kognisi dalam Area Materi
Pembelajaran dan Kognisi dalam Area Materi
Aas Firdausy
 
Teori pembelajaran konstruktivisme
Teori pembelajaran konstruktivismeTeori pembelajaran konstruktivisme
Teori pembelajaran konstruktivismesahronzulkepli
 
PETA KONSEP METODE PENGEMBANGAN KOGNITIF MODUL 1
PETA KONSEP METODE PENGEMBANGAN KOGNITIF MODUL 1PETA KONSEP METODE PENGEMBANGAN KOGNITIF MODUL 1
PETA KONSEP METODE PENGEMBANGAN KOGNITIF MODUL 1
dunia-AUD
 
Ppt psikologi kognitif - Endang Siswati
Ppt psikologi kognitif - Endang SiswatiPpt psikologi kognitif - Endang Siswati
Ppt psikologi kognitif - Endang SiswatiEndang20
 
Ppt tugas pak agung (055)
Ppt tugas pak agung (055)Ppt tugas pak agung (055)
Ppt tugas pak agung (055)
mustaqim04031993
 

Viewers also liked (20)

Tugas kurikulim dan pembelajaran
Tugas kurikulim dan pembelajaranTugas kurikulim dan pembelajaran
Tugas kurikulim dan pembelajaran
 
TEORI DIVERSITAS SOSIOKULTURAL
TEORI DIVERSITAS SOSIOKULTURALTEORI DIVERSITAS SOSIOKULTURAL
TEORI DIVERSITAS SOSIOKULTURAL
 
Perkembangan kognitif dan proses pembelajaran
Perkembangan kognitif dan proses pembelajaranPerkembangan kognitif dan proses pembelajaran
Perkembangan kognitif dan proses pembelajaran
 
TEORI VARIASI INDIVIDUAL
TEORI VARIASI INDIVIDUALTEORI VARIASI INDIVIDUAL
TEORI VARIASI INDIVIDUAL
 
Variasi perkembangan peserta didik
Variasi perkembangan peserta didikVariasi perkembangan peserta didik
Variasi perkembangan peserta didik
 
Presentasi Psikologi Pendidikan (Berfikir Kelompok 4)
Presentasi Psikologi Pendidikan (Berfikir Kelompok 4)Presentasi Psikologi Pendidikan (Berfikir Kelompok 4)
Presentasi Psikologi Pendidikan (Berfikir Kelompok 4)
 
Psi Umum Kognitif - Endang Siswanti
Psi Umum Kognitif - Endang SiswantiPsi Umum Kognitif - Endang Siswanti
Psi Umum Kognitif - Endang Siswanti
 
26945 perencanaan, instruksi, dan teknologi (new)
26945 perencanaan, instruksi, dan teknologi (new)26945 perencanaan, instruksi, dan teknologi (new)
26945 perencanaan, instruksi, dan teknologi (new)
 
Psikologi perkembangan kognitif anak pada 3 tahun pertama
Psikologi perkembangan kognitif anak pada 3 tahun pertamaPsikologi perkembangan kognitif anak pada 3 tahun pertama
Psikologi perkembangan kognitif anak pada 3 tahun pertama
 
Teori pembelajaran kognitif KOHLER
Teori pembelajaran kognitif KOHLERTeori pembelajaran kognitif KOHLER
Teori pembelajaran kognitif KOHLER
 
Kognitif (Psikologi Umum)
Kognitif (Psikologi Umum)Kognitif (Psikologi Umum)
Kognitif (Psikologi Umum)
 
Pengembangan interaksi sosial dan komunikasi anak autis
Pengembangan interaksi sosial dan komunikasi anak autisPengembangan interaksi sosial dan komunikasi anak autis
Pengembangan interaksi sosial dan komunikasi anak autis
 
Ppt brunner revisi
Ppt brunner revisiPpt brunner revisi
Ppt brunner revisi
 
Cognitive process
Cognitive processCognitive process
Cognitive process
 
Psi. kognitif
Psi. kognitifPsi. kognitif
Psi. kognitif
 
Pembelajaran dan Kognisi dalam Area Materi
Pembelajaran dan Kognisi dalam Area MateriPembelajaran dan Kognisi dalam Area Materi
Pembelajaran dan Kognisi dalam Area Materi
 
Teori pembelajaran konstruktivisme
Teori pembelajaran konstruktivismeTeori pembelajaran konstruktivisme
Teori pembelajaran konstruktivisme
 
PETA KONSEP METODE PENGEMBANGAN KOGNITIF MODUL 1
PETA KONSEP METODE PENGEMBANGAN KOGNITIF MODUL 1PETA KONSEP METODE PENGEMBANGAN KOGNITIF MODUL 1
PETA KONSEP METODE PENGEMBANGAN KOGNITIF MODUL 1
 
Ppt psikologi kognitif - Endang Siswati
Ppt psikologi kognitif - Endang SiswatiPpt psikologi kognitif - Endang Siswati
Ppt psikologi kognitif - Endang Siswati
 
Ppt tugas pak agung (055)
Ppt tugas pak agung (055)Ppt tugas pak agung (055)
Ppt tugas pak agung (055)
 

Similar to PROSES - PROSES KOGNITIF KOMPLEKS

Resume jurnal
Resume jurnalResume jurnal
Resume jurnalwandary
 
Prediksi materi soal berdasarkan kisi ips
Prediksi materi soal berdasarkan kisi ipsPrediksi materi soal berdasarkan kisi ips
Prediksi materi soal berdasarkan kisi ips
arif widyatma
 
Buku sebagai Penunjang Siswa dalam Menemukan Konsep Matriks
Buku sebagai Penunjang Siswa dalam Menemukan Konsep MatriksBuku sebagai Penunjang Siswa dalam Menemukan Konsep Matriks
Buku sebagai Penunjang Siswa dalam Menemukan Konsep Matriks
Aisyah Turidho
 
KBAT
KBATKBAT
Makalah berpikir Kritis
Makalah berpikir KritisMakalah berpikir Kritis
Makalah berpikir Kritis
Google
 
KONSEP DASAR BERFIKIR KRITIS DAN MASALAH DALAM KEBIDANAN
KONSEP DASAR BERFIKIR KRITIS DAN MASALAH DALAM KEBIDANANKONSEP DASAR BERFIKIR KRITIS DAN MASALAH DALAM KEBIDANAN
KONSEP DASAR BERFIKIR KRITIS DAN MASALAH DALAM KEBIDANAN
zenyusup
 
Hbml4303
Hbml4303Hbml4303
Hbml4303
muhammad
 
Makalah proses belajar
Makalah proses belajarMakalah proses belajar
Makalah proses belajar
azmah fikriyah
 
RPL 1 LEMBAR berpikir kritis dan logis
RPL 1 LEMBAR berpikir kritis dan logisRPL 1 LEMBAR berpikir kritis dan logis
RPL 1 LEMBAR berpikir kritis dan logis
Nur Arifaizal Basri
 
TT3 PPD_Ayu Imtyas Rusdiansyah_2b_858745338.pdf
TT3 PPD_Ayu Imtyas Rusdiansyah_2b_858745338.pdfTT3 PPD_Ayu Imtyas Rusdiansyah_2b_858745338.pdf
TT3 PPD_Ayu Imtyas Rusdiansyah_2b_858745338.pdf
Ayu Imtyas Rusdiansyah
 
TT3 PPD_Ayu Imtyas Rusdiansyah_2b_858745338.docx
TT3 PPD_Ayu Imtyas Rusdiansyah_2b_858745338.docxTT3 PPD_Ayu Imtyas Rusdiansyah_2b_858745338.docx
TT3 PPD_Ayu Imtyas Rusdiansyah_2b_858745338.docx
Ayu Imtyas Rusdiansyah
 
Karakteristik kognitif siswa presentasi
Karakteristik kognitif siswa presentasiKarakteristik kognitif siswa presentasi
Karakteristik kognitif siswa presentasi
Ikak Waysta
 
4. Berpikir kritis:sebuah pengantar
4. Berpikir kritis:sebuah pengantar4. Berpikir kritis:sebuah pengantar
4. Berpikir kritis:sebuah pengantar
Dwimaghfiro
 
hots.pdf
hots.pdfhots.pdf
hots.pdf
ZamzamiZamzami2
 
Komponen t.komunikasi pp
Komponen t.komunikasi ppKomponen t.komunikasi pp
Komponen t.komunikasi ppbaringintinjak
 

Similar to PROSES - PROSES KOGNITIF KOMPLEKS (20)

Pb 9. proses berpikir dan pm
Pb 9. proses berpikir dan pmPb 9. proses berpikir dan pm
Pb 9. proses berpikir dan pm
 
Pb 9. proses berpikir dan pm
Pb 9. proses berpikir dan pmPb 9. proses berpikir dan pm
Pb 9. proses berpikir dan pm
 
Resume jurnal
Resume jurnalResume jurnal
Resume jurnal
 
Prediksi materi soal berdasarkan kisi ips
Prediksi materi soal berdasarkan kisi ipsPrediksi materi soal berdasarkan kisi ips
Prediksi materi soal berdasarkan kisi ips
 
Buku sebagai Penunjang Siswa dalam Menemukan Konsep Matriks
Buku sebagai Penunjang Siswa dalam Menemukan Konsep MatriksBuku sebagai Penunjang Siswa dalam Menemukan Konsep Matriks
Buku sebagai Penunjang Siswa dalam Menemukan Konsep Matriks
 
KBAT
KBATKBAT
KBAT
 
Makalah berpikir Kritis
Makalah berpikir KritisMakalah berpikir Kritis
Makalah berpikir Kritis
 
KONSEP DASAR BERFIKIR KRITIS DAN MASALAH DALAM KEBIDANAN
KONSEP DASAR BERFIKIR KRITIS DAN MASALAH DALAM KEBIDANANKONSEP DASAR BERFIKIR KRITIS DAN MASALAH DALAM KEBIDANAN
KONSEP DASAR BERFIKIR KRITIS DAN MASALAH DALAM KEBIDANAN
 
Hbml4303
Hbml4303Hbml4303
Hbml4303
 
Makalah proses belajar
Makalah proses belajarMakalah proses belajar
Makalah proses belajar
 
Soal baru
Soal baruSoal baru
Soal baru
 
Ppt latar belakang psikologi
Ppt latar belakang psikologiPpt latar belakang psikologi
Ppt latar belakang psikologi
 
RPL 1 LEMBAR berpikir kritis dan logis
RPL 1 LEMBAR berpikir kritis dan logisRPL 1 LEMBAR berpikir kritis dan logis
RPL 1 LEMBAR berpikir kritis dan logis
 
TT3 PPD_Ayu Imtyas Rusdiansyah_2b_858745338.pdf
TT3 PPD_Ayu Imtyas Rusdiansyah_2b_858745338.pdfTT3 PPD_Ayu Imtyas Rusdiansyah_2b_858745338.pdf
TT3 PPD_Ayu Imtyas Rusdiansyah_2b_858745338.pdf
 
TT3 PPD_Ayu Imtyas Rusdiansyah_2b_858745338.docx
TT3 PPD_Ayu Imtyas Rusdiansyah_2b_858745338.docxTT3 PPD_Ayu Imtyas Rusdiansyah_2b_858745338.docx
TT3 PPD_Ayu Imtyas Rusdiansyah_2b_858745338.docx
 
Karakteristik kognitif siswa presentasi
Karakteristik kognitif siswa presentasiKarakteristik kognitif siswa presentasi
Karakteristik kognitif siswa presentasi
 
Lkt paudni materi
Lkt paudni materiLkt paudni materi
Lkt paudni materi
 
4. Berpikir kritis:sebuah pengantar
4. Berpikir kritis:sebuah pengantar4. Berpikir kritis:sebuah pengantar
4. Berpikir kritis:sebuah pengantar
 
hots.pdf
hots.pdfhots.pdf
hots.pdf
 
Komponen t.komunikasi pp
Komponen t.komunikasi ppKomponen t.komunikasi pp
Komponen t.komunikasi pp
 

More from Husna Sholihah

JOB ANALYSIS & JOB DESCRIPTION
JOB ANALYSIS & JOB DESCRIPTIONJOB ANALYSIS & JOB DESCRIPTION
JOB ANALYSIS & JOB DESCRIPTION
Husna Sholihah
 
PERFORMANCE APPRAISAL
PERFORMANCE APPRAISALPERFORMANCE APPRAISAL
PERFORMANCE APPRAISAL
Husna Sholihah
 
TEORI TEORI KEPRIBADIAN
TEORI TEORI KEPRIBADIANTEORI TEORI KEPRIBADIAN
TEORI TEORI KEPRIBADIAN
Husna Sholihah
 
SEHAT MENTAL DAN KLASIFIKASI GANGGUAN KEJIWAAN MENURUT DSM IV
SEHAT MENTAL DAN KLASIFIKASI GANGGUAN KEJIWAAN MENURUT DSM IVSEHAT MENTAL DAN KLASIFIKASI GANGGUAN KEJIWAAN MENURUT DSM IV
SEHAT MENTAL DAN KLASIFIKASI GANGGUAN KEJIWAAN MENURUT DSM IV
Husna Sholihah
 
INTERVENSI PSIKOLOGI KLINIS
INTERVENSI PSIKOLOGI KLINISINTERVENSI PSIKOLOGI KLINIS
INTERVENSI PSIKOLOGI KLINIS
Husna Sholihah
 
LANGKAH LANGKAH MELAKUKAN KONSELING REHABILITASI KLINIS
LANGKAH LANGKAH MELAKUKAN KONSELING REHABILITASI KLINISLANGKAH LANGKAH MELAKUKAN KONSELING REHABILITASI KLINIS
LANGKAH LANGKAH MELAKUKAN KONSELING REHABILITASI KLINIS
Husna Sholihah
 
PENGELOLAAN KELAS
PENGELOLAAN KELASPENGELOLAAN KELAS
PENGELOLAAN KELAS
Husna Sholihah
 
TEORI MOTIVASI DALAM PEMBELAJARAN
TEORI MOTIVASI DALAM PEMBELAJARANTEORI MOTIVASI DALAM PEMBELAJARAN
TEORI MOTIVASI DALAM PEMBELAJARAN
Husna Sholihah
 
PENGETAHUAN TENTANG ISI PEDAGOGIK
PENGETAHUAN TENTANG ISI PEDAGOGIKPENGETAHUAN TENTANG ISI PEDAGOGIK
PENGETAHUAN TENTANG ISI PEDAGOGIK
Husna Sholihah
 
PENDEKATAN PEMROSESAN INFORMASI
PENDEKATAN PEMROSESAN INFORMASIPENDEKATAN PEMROSESAN INFORMASI
PENDEKATAN PEMROSESAN INFORMASI
Husna Sholihah
 
PENDEKATAN DALAM PSIKOLOGI BELAJAR I
PENDEKATAN DALAM PSIKOLOGI BELAJAR IPENDEKATAN DALAM PSIKOLOGI BELAJAR I
PENDEKATAN DALAM PSIKOLOGI BELAJAR I
Husna Sholihah
 
KEMAMPUAN KOGNITIF, PSIKOMOTORIK DAN AFEKTIF YANG HARUS DI MILIKI OLEH PSIKOLOG
KEMAMPUAN KOGNITIF, PSIKOMOTORIK DAN AFEKTIF YANG HARUS DI MILIKI OLEH PSIKOLOGKEMAMPUAN KOGNITIF, PSIKOMOTORIK DAN AFEKTIF YANG HARUS DI MILIKI OLEH PSIKOLOG
KEMAMPUAN KOGNITIF, PSIKOMOTORIK DAN AFEKTIF YANG HARUS DI MILIKI OLEH PSIKOLOG
Husna Sholihah
 
KODE ETIK PSIKOLOGI
KODE ETIK PSIKOLOGIKODE ETIK PSIKOLOGI
KODE ETIK PSIKOLOGI
Husna Sholihah
 
SYARAT SYARAT DISEBUT SEBAGAI PSIKOLOG
SYARAT SYARAT DISEBUT SEBAGAI PSIKOLOGSYARAT SYARAT DISEBUT SEBAGAI PSIKOLOG
SYARAT SYARAT DISEBUT SEBAGAI PSIKOLOG
Husna Sholihah
 
ADMINISTRASI TES PSIKOLOGI
ADMINISTRASI TES PSIKOLOGIADMINISTRASI TES PSIKOLOGI
ADMINISTRASI TES PSIKOLOGI
Husna Sholihah
 
KLASIFIKASI JENIS TES PSIKOLOGI SERTA FUNGSI DAN TUJUANNYA
KLASIFIKASI JENIS TES PSIKOLOGI SERTA FUNGSI DAN TUJUANNYAKLASIFIKASI JENIS TES PSIKOLOGI SERTA FUNGSI DAN TUJUANNYA
KLASIFIKASI JENIS TES PSIKOLOGI SERTA FUNGSI DAN TUJUANNYA
Husna Sholihah
 
RELASI INDIVIDU-LINGKUNGAN DAN KONSEP BIOPSIKOLOGIS
RELASI INDIVIDU-LINGKUNGAN DAN KONSEP BIOPSIKOLOGISRELASI INDIVIDU-LINGKUNGAN DAN KONSEP BIOPSIKOLOGIS
RELASI INDIVIDU-LINGKUNGAN DAN KONSEP BIOPSIKOLOGIS
Husna Sholihah
 
METODE PEMERIKSAAN KUANTITATIF DAN KUALITATIF DALAM PSIKODIAGNOSTIK
METODE PEMERIKSAAN KUANTITATIF DAN KUALITATIF DALAM PSIKODIAGNOSTIKMETODE PEMERIKSAAN KUANTITATIF DAN KUALITATIF DALAM PSIKODIAGNOSTIK
METODE PEMERIKSAAN KUANTITATIF DAN KUALITATIF DALAM PSIKODIAGNOSTIK
Husna Sholihah
 
DISTRIBUSI PROBABILITAS
DISTRIBUSI PROBABILITASDISTRIBUSI PROBABILITAS
DISTRIBUSI PROBABILITAS
Husna Sholihah
 
KONSEP DASAR PROBABILITAS
KONSEP DASAR PROBABILITASKONSEP DASAR PROBABILITAS
KONSEP DASAR PROBABILITAS
Husna Sholihah
 

More from Husna Sholihah (20)

JOB ANALYSIS & JOB DESCRIPTION
JOB ANALYSIS & JOB DESCRIPTIONJOB ANALYSIS & JOB DESCRIPTION
JOB ANALYSIS & JOB DESCRIPTION
 
PERFORMANCE APPRAISAL
PERFORMANCE APPRAISALPERFORMANCE APPRAISAL
PERFORMANCE APPRAISAL
 
TEORI TEORI KEPRIBADIAN
TEORI TEORI KEPRIBADIANTEORI TEORI KEPRIBADIAN
TEORI TEORI KEPRIBADIAN
 
SEHAT MENTAL DAN KLASIFIKASI GANGGUAN KEJIWAAN MENURUT DSM IV
SEHAT MENTAL DAN KLASIFIKASI GANGGUAN KEJIWAAN MENURUT DSM IVSEHAT MENTAL DAN KLASIFIKASI GANGGUAN KEJIWAAN MENURUT DSM IV
SEHAT MENTAL DAN KLASIFIKASI GANGGUAN KEJIWAAN MENURUT DSM IV
 
INTERVENSI PSIKOLOGI KLINIS
INTERVENSI PSIKOLOGI KLINISINTERVENSI PSIKOLOGI KLINIS
INTERVENSI PSIKOLOGI KLINIS
 
LANGKAH LANGKAH MELAKUKAN KONSELING REHABILITASI KLINIS
LANGKAH LANGKAH MELAKUKAN KONSELING REHABILITASI KLINISLANGKAH LANGKAH MELAKUKAN KONSELING REHABILITASI KLINIS
LANGKAH LANGKAH MELAKUKAN KONSELING REHABILITASI KLINIS
 
PENGELOLAAN KELAS
PENGELOLAAN KELASPENGELOLAAN KELAS
PENGELOLAAN KELAS
 
TEORI MOTIVASI DALAM PEMBELAJARAN
TEORI MOTIVASI DALAM PEMBELAJARANTEORI MOTIVASI DALAM PEMBELAJARAN
TEORI MOTIVASI DALAM PEMBELAJARAN
 
PENGETAHUAN TENTANG ISI PEDAGOGIK
PENGETAHUAN TENTANG ISI PEDAGOGIKPENGETAHUAN TENTANG ISI PEDAGOGIK
PENGETAHUAN TENTANG ISI PEDAGOGIK
 
PENDEKATAN PEMROSESAN INFORMASI
PENDEKATAN PEMROSESAN INFORMASIPENDEKATAN PEMROSESAN INFORMASI
PENDEKATAN PEMROSESAN INFORMASI
 
PENDEKATAN DALAM PSIKOLOGI BELAJAR I
PENDEKATAN DALAM PSIKOLOGI BELAJAR IPENDEKATAN DALAM PSIKOLOGI BELAJAR I
PENDEKATAN DALAM PSIKOLOGI BELAJAR I
 
KEMAMPUAN KOGNITIF, PSIKOMOTORIK DAN AFEKTIF YANG HARUS DI MILIKI OLEH PSIKOLOG
KEMAMPUAN KOGNITIF, PSIKOMOTORIK DAN AFEKTIF YANG HARUS DI MILIKI OLEH PSIKOLOGKEMAMPUAN KOGNITIF, PSIKOMOTORIK DAN AFEKTIF YANG HARUS DI MILIKI OLEH PSIKOLOG
KEMAMPUAN KOGNITIF, PSIKOMOTORIK DAN AFEKTIF YANG HARUS DI MILIKI OLEH PSIKOLOG
 
KODE ETIK PSIKOLOGI
KODE ETIK PSIKOLOGIKODE ETIK PSIKOLOGI
KODE ETIK PSIKOLOGI
 
SYARAT SYARAT DISEBUT SEBAGAI PSIKOLOG
SYARAT SYARAT DISEBUT SEBAGAI PSIKOLOGSYARAT SYARAT DISEBUT SEBAGAI PSIKOLOG
SYARAT SYARAT DISEBUT SEBAGAI PSIKOLOG
 
ADMINISTRASI TES PSIKOLOGI
ADMINISTRASI TES PSIKOLOGIADMINISTRASI TES PSIKOLOGI
ADMINISTRASI TES PSIKOLOGI
 
KLASIFIKASI JENIS TES PSIKOLOGI SERTA FUNGSI DAN TUJUANNYA
KLASIFIKASI JENIS TES PSIKOLOGI SERTA FUNGSI DAN TUJUANNYAKLASIFIKASI JENIS TES PSIKOLOGI SERTA FUNGSI DAN TUJUANNYA
KLASIFIKASI JENIS TES PSIKOLOGI SERTA FUNGSI DAN TUJUANNYA
 
RELASI INDIVIDU-LINGKUNGAN DAN KONSEP BIOPSIKOLOGIS
RELASI INDIVIDU-LINGKUNGAN DAN KONSEP BIOPSIKOLOGISRELASI INDIVIDU-LINGKUNGAN DAN KONSEP BIOPSIKOLOGIS
RELASI INDIVIDU-LINGKUNGAN DAN KONSEP BIOPSIKOLOGIS
 
METODE PEMERIKSAAN KUANTITATIF DAN KUALITATIF DALAM PSIKODIAGNOSTIK
METODE PEMERIKSAAN KUANTITATIF DAN KUALITATIF DALAM PSIKODIAGNOSTIKMETODE PEMERIKSAAN KUANTITATIF DAN KUALITATIF DALAM PSIKODIAGNOSTIK
METODE PEMERIKSAAN KUANTITATIF DAN KUALITATIF DALAM PSIKODIAGNOSTIK
 
DISTRIBUSI PROBABILITAS
DISTRIBUSI PROBABILITASDISTRIBUSI PROBABILITAS
DISTRIBUSI PROBABILITAS
 
KONSEP DASAR PROBABILITAS
KONSEP DASAR PROBABILITASKONSEP DASAR PROBABILITAS
KONSEP DASAR PROBABILITAS
 

Recently uploaded

Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdfRHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
asyi1
 
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfLaporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
gloriosaesy
 
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdfPENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
smp4prg
 
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
lindaagina84
 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
UmyHasna1
 
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
safitriana935
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
widyakusuma99
 
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
rohman85
 
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdfppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
setiatinambunan
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
PURWANTOSDNWATES2
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
gloriosaesy
 
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdfTugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
muhammadRifai732845
 
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptxSEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
bobobodo693
 
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakatPPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
jodikurniawan341
 
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptxDiseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
LucyKristinaS
 
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
EkoPutuKromo
 
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
mohfedri24
 
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdfProgram Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
erlita3
 
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
Nur afiyah
 

Recently uploaded (20)

Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
 
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdfRHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
 
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfLaporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
 
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdfPENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
 
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
 
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
 
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
 
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdfppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
 
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdfTugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
 
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptxSEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
 
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakatPPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
 
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptxDiseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
 
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
 
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
 
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdfProgram Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
 
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
 

PROSES - PROSES KOGNITIF KOMPLEKS

  • 1. Proses – Proses Kognitif Kompleks Husna Sholihah J71214041 Fifin Dwi Rahmawati J91214105
  • 2. 1. Pemahaman Konseptual A. Pengertian Konsep Konsep adalah kelompok objek – objek, peristiwa, dan karakteristik berdasarkan properti umum. Konsep membantu kita untuk menyederhanakan, meringkas, dan mengatur informasi.
  • 3.
  • 4. Konsep membantu proses mengingat, sehingga lebih efesien.
  • 5. Siswa membentuk konsep melalui pengalaman langsung dengan benda – benda dan peristiwa dalam dunia mereka. Misalnya, dalam bentuk konsep yang canggih mengenai “kartun”, anak – anak mungkin awalnya mengalami acara TV kartun, kemudian membaca komik, dan akhirnya melihat beberapa karikatur politik. Siswa juga membentuk konsep melalui simbol, seperti rumus matematika, grafik, dan gambar.
  • 6. b. Pembentukan Konsep 1. Belajar Mengenai Fitur Konsep Aspek penting dari pembentukan konsep adalah belajar fitur penting, atribut, atau karakteristik dari konsep. Hal tersebut mendefinisikan elemen konsep, dimensi yang membuatnya berbeda dari konsep yang lain. Misalnya, contoh sebelumnya tentang konsep “buku”, fitur penting termasuk lembar kertas, yang terikat bersama sama di satu sisi, dan kata kata serta gambar dicetak dalam beberapa urutan bermakna. Karakter lain seperti ukuran, warna, dan panjang bukan fitur penting yang menentukan konsep dari “buku”.
  • 7. 2. Mendefinisikan Konsep dan Memberikan Contoh .Strategi ini terdiri atas empat langkah, sebagai berikut: 1. Tentukan Konsep. Selain mengidentifikasi fitur penting konsep atau karakteristik, hubungkan ke konsep atasan, yang merupakan kelas yang lebih besar ke konsep yang sesuai. Dengan demikian, dalam menentukan fitur penting dari konsep “dinosaurus”, kita mungkin ingin menyebutkan kelas yang lebih besar ke konsep yang cocok; “Reptilia”.
  • 8. 2. Jelaskan istilah dalam definisi. Pastikan bahwa fitur atau karakteristik utama dipahami dengan baik. Dengan demikian, dalam menggambarkan fitur penting dari konsep “dinosaurus”, menjadi penting bagi siswa untuk mengetahui apakah reptilia itu biasanya merupakan vertebrata bertelur dan memiliki sisik sebagai penutup eksternal atau bertanduk, serta bernapas dengan paru-paru.
  • 9. 3. Berikan contoh untuk menggambarkan fitur atau karakteristik penting. Berkenaan dengan dinosaurus, mungkin bisa menjadi contoh dan deskripsi dari berbagai jenis dinosaurus, seperti Triceratops, Apatosaurus, dan Stegosaurus. Konsep ini dapat di perjelas dengan memberikan contoh reptilia lain, seperti ular, kadal, buaya dan kura- kura.
  • 10. 4. Berikan contoh tambahan. Mintalah siswa mengkategorikan konsep, menjelaskan kategori mereka, atau meminta mereka membuat contoh konsep sendiri. Berikan contoh dinosaurus lainnya, seperti Tyrannosaurus, Ornitholestes, dan Dimetrodon, atau meminta siswa untuk menemukan lebih banyak contoh. Selain itu meminta mereka memikirkan contoh selain dinosaurus, seperti anjing, kucing, ikan paus, dll.
  • 11. c. Kategorisasi Hierarki dan Peta Konsep Pengkategorian ini penting karena konsep yang dikategorikan membuat karakteristik dan fitur dari bagian kategori. Contohnya, siswa dapat menyimpulkan bahwa Triceratops adalah reptilia, bahkan saat tidak diberitahukan yang sebenarnya selama mereka mengetahui bahwa dinosaurus adalah reptilia dan Triceratops adalah dinosaurus. Peta konsep adalah presentasi visual dari koneksi konsep dan organisasi hierarki.
  • 12. d. Pengujian Hipotesis Siswa dapat mengambil manfaat dari praktik pengujian hipotesis untuk menentukan yang termasuk konsep atau tidak. Hipotesis adalah asumsi tertentu dan prediksi yang dapat diuji untuk menentukan akurasi konsep. Salah satu cara untuk mengembangkan hipotesis adalah berdasarkan aturan tentang alasan mengapa beberapa benda disebut konsep dan yang lainnya tidak.
  • 13. e. Pencocokan Prototipe Dalam pencocokan prototipe, individu memutuskan apakah suatu hal adalah anggota kategori dengan membandingkannya dengan hal yang paling khas dari kategori. Semakin mirip hal dengan prototipe, semakin besar kemungkinan orang akan mengatakan hal tersebut bagian dari kategori yang kurang mirip, maka semakin besar kemungkinan orang akan menilai bahwa hal tersebut tidak termasuk dalam kategori tersebut. Misalnya, Robin dipandang sebagai burung yang lebih khas daripada burung unta atau pinguin. Jadi, anggota kategori dapat bervariasi, tetapi masih berkualitas sesuai kategori tersebut.
  • 14. 2. Proses Berpikir Berpikir adalah memanipulasi dan mengubah informasi dalam memori. Kita berpikir untuk membentuk konsep, alasan, berpikir kritis, membuat keputusan, berpikir kreatif, dan memecahkan masalah. Mereka dapat berpikir tentang masa lalu, seperti peristiwa yang terjadi di bulan lalu, atau tentang masa depan, seperti hidup mereka di tahun 2020.
  • 15. Penalaran Penalaran adalah pemikiran logis yang meggunakan induksi dan deduksi untuk mencapai kesimpulan.
  • 16. Berpikir Kritis Berpikir kritis adalah berpikir reflektif, produktif, dan mengevalusasi bukti. Hal yang dapat membuat kita kritis adalah kesadaran. Kesadaran berarti lebih waspada, hadir secara mental, dan kognitif fleksibel saat melalui kegiatan dan tugas hidup sehari-hari. Siswa yang sadar akan mempertahankan kesadaran aktif pada keadaan hidup mereka. Siswa dengan kesadaran adalah siswa yang menciptakan ide-ide baru, terbuka terhadap informasi baru, dan sadar lebih dari satu perspektif.
  • 17. Berpikir Kritis di Sekolah Beberapa adalah cara guru agar membentuk pemikiran kritis dalam rencana pelaharan secara sadar: 1. Menanyakan tidak hanya apa yang terjadi, tetapi juga ‘bagaimana” dan “mengapa”. 2. Periksalah yang seharusnya “fakta” untuk menentukan apakah ada bukti untuk mendukung mereka. 3. Berdebat dengan cara yang masuk akal daripada emosi. 4. Mengakui bahwa kadang-kadang terdapat lebih dari satu jawaban atau penjelasan yang baik. 5. Ajukan pertanyaan dan berspekulasi melalui apa yang sudah kita ketahui untuk menciptakan ide-ide dan informasi baru.
  • 18. Berpikir Kritis pada Masa Remaja Masa remaja merupakan masa transisi yang penting dalam perkembangan berpikir kritis. Beberapa perubahan kognitif terjadi selama masa remaja memungkinkan peningkatan berpikir kritis, termasuk tentang berikut: 1. Peningkatan kecepatan, otomatisasi, dan kapasitas pengolahan informasi, yang membebaskan sumber daya kognitif untuk tujuan. 2. Pengetahuan lainnya dalam berbagai domain. 3. Kemampuan meningkat untuk membentuk kombinasi pengetahuan baru. 4. Rentang yang lebih besar dan penggunaan strategi atau prosedur lebih spontan seperti perencanaan, mempertimbangkan alternatif, dan pemantauan kognitif.
  • 19. Berpikir Kritis dan Teknologi Jonassen membedakan beberapa kategori alat pikiran, sebagai berikut: 1. Alat organisasi semantik, seperti pusat data dan alat pemetaan konsep, membantu siswa mengatur, menganalisis, dan menvisualisasikan informasi yang dipelajari. 2. Alat pemodelan dinamis, membantu siswa mengeksplorasi hubungan antara konsep-konsep. 3. Alat interpretasi informasi, membantu pelajar mengakses atau menginterpretasi informasi, termasuk visualisasi dan alat-alat konstruksi pengetahuan.
  • 20. Pengambilan Keputusan a. Bias dan Kelemahan dalam Pengambilan Keputusan Dalam banyak kasus, strategi pengambilan keputusan kita beradaptasi dengan baik untuk menangani beberapa masalah. Tetapi kita cenderung kekurangan tertentu dalam pemikiran. Kelemahan umum melibatkan bias konfirmasi, ketekunan kepercayaan, bias terlalu percaya diri, dan bias masa lalu. 1. Bias Konfrimasi. Salah satu prasangka adalah bias konfirmasi, cenderung mencari dan menggunakan informasi yang mendukung ide-ide kita bukan membantahnya. 2. Ketekunan Kepercayaan. Terkait erat dengan perasangka konfirmasi, ketekunan kepercayaan adalah kecenderungan untuk berpegang pada keyakinan dalam menghadapi bukti yang bertentangan. 3. Bias Terlalu Percaya Diri. Kecenderungan dalam memiliki kepercayaan diri yang berlebihan dalam penilaian dan keputusan daripada yang seharusnya , berdasarkan probabilitas atau pengalaman masa lalu. 4. Bias Masa Lalu. Kecenderungan untuk melaporkan secara salah, setelah fakta, bahwa kita secara akurat memprediksi kejadian.
  • 21. Pengambilan Keputusan di Masa Remaja Kebanyakan orang membuat keputusan yang lebih baik saat mereka tenang daripada dalam keadaan emosional, terutama pada remaja. Dengan demikian, remaja dapat membuat keputusan yang bijaksana saat tenang, dapat membuat keputusan tidak bijaksana saat dalam keadaan emosional.
  • 22. 3. Pemecahan Masalah Pemecahan masalah adalah menemukan cara yang tepat untuk mencapai tujuan. Dalam psikologi, pemecahan masalah mengacu pada keadaan keinginan untuk mencapai tujuan yang pasti dari kondisi saat ini.
  • 23. Langkah – langkah dalam Pemecahan Masalah a. Carilah dan Bingkai Masalah. b. Mengembangkan Strategi Pemecahan Masalah yang Baik. c. Evaluasi Solusi. d. Pemikiran dan Definisi Masalah dan Solusi dari Waktu ke Waktu.
  • 24. Hambatan untuk Memecahkan Masalah a. Fiksasi. Fiksasi adalah menggunakan strategi sebelumnya dan gagal untuk melihat masalah dari perspektif baru yang segar. b. Kurangnya Motivasi atau Kegigihan. c. Pengendalian Emosional yang Memadai.
  • 25. Perubahan Perkembangan Anak – anak memiliki beberapa kelemahan yang mencegah mereka dalam memecahkan banyak masalah secara efektif. Hal yang utama adalah kurangnya perencanaan, yang meningkat selama bertahun-tahun pada sekolah dasar dan menengah. Permasalahan yang harus dipecahkan oleh anak-anak dan remaja, sering lebih kompleks daripada yang dihadapi oleh anak – anak yang lebih muda, dan memecahkan masalah secara akurat ini biasanya membutuhkan akumulasi pengetahuan.
  • 26. Pembelajaran Berbasis Masalah Aliran umum pembelajaran bebasis masalah terdiri dari lima tahap; 1. Mengorietasikan siswa untuk masalah ini, 2. Mengatur siswa untuk belajar, 3. Membantu penyelidikan independen dan kelompok, 4. Mengembangkan dan menyajikan artefak dan pameran, 5. Menganalisis dan mengevaluasi kerja.
  • 27. Pembelajaran Berbasis Proyek Dalam pembelajaran berbasis proyek, siswa bekerja secara nyata, masalah yang berarti dan menciptakan produk nyata. Pembelajaran berbasis proyek dan pembelajaran berbasis masalah, kadang-kadang diperlakukan sebagai sinonim. Tetapi, sementara masih menekankan proses belajar secara konstruktivis, pembelajaran berbasis proyek memberikan ekstra perhatian terhadap produk akhir dari pembelajaran berbasis masalah.
  • 28. Lingkungan belajar berbasis proyek yang ditandai dengan lima fitur utama, yakni: 1. Pertanyaan yang mengarahkan. 2. Autentik, letak penyelidikan. 3. Kolaborasi. 4. Suatu sistem. 5. Produk akhir.
  • 29. Berpikir kreatif BERPIKIR Proses mental yang dapat menghasilkan pengetahuan yang diperoleh melalui indera dan dilakukan untuk mencapai kebenaran KREATIVITAS Aktivitas kognitif yang menghasilkan sesuatu atau hal baru untuk menghadapi suatu masalah
  • 30. Transfer belajar Pemindahan keterampilan / pengetahuan yang telah diperoleh seorang individu dalam suatu situasi ke situasi yang lain.
  • 31. Menurut Thorndike Transfer positif Jika ada kesamaan unsur antara materi yang lama dengan yang baru. Seperti seseorang yang bisa mengendarai sepeda maka ia akan lebih mudah ketika belajar sepeda motor.
  • 32. Seperti halnya orang yang sudah terbiasa mengetik dengan 2 jari lalu mengetik dengan 10 jari maka ia akan mengalami kesukaran lebih dari pada orang yang baru belajar mengetik . Transfer negatif Jika pengetahuan yang dimiliki menjadi penghambat pembelajaran yang baru.
  • 33. Teori-teori transfer belajar Teori Disiplin Formal Terjadi bila daya mengingat, daya pikir dsb diperkuat dengan latihan-latihan secara terus menerus. Teori Elemen Identik Williams James dan Thorndike menolak dan beranggapan bahwa daya ingat tidak dapat diperkuat melalui latihan, pelajaran bahasa latin (asing) tidak bisa menaikkan IQ, ilmu dalam bidang tertentu. Teori Generalisasi Charles Judd, bahwa transfer terjadi jika situasi yang baru sama dengan situasi lama yang memiliki kesamaan pola, prinsip dan struktur.
  • 34. Menurut Gagne (Education psycologist ), transfer dalam belajar ada 4 : Positif Negatif Vertikal Lateral
  • 35. Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya transfer Sikap Sistem penyampaian guru Materi pelajaran Intelegensi