Dokumen tersebut membahas beberapa poin penting terkait etika dalam pemeriksaan psikologis, yaitu siapa yang berhak melakukan diagnosa psikologis, tanggung jawab pengamanan alat tes psikologis, serta jenis-jenis tes berdasarkan tingkat kesulitannya.
Penelitian kualitatif juga bisa dimaksudkan sebagai jenis penelitian yang temuan-temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk hitungan lainnya
Penelitian kualitatif juga bisa dimaksudkan sebagai jenis penelitian yang temuan-temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk hitungan lainnya
Tugas Mata Kuliah: METODOLOGI PENELITIAN
Kelompok 1/6H
PENGANTAR METODOLOGI PENELITIAN
Dosen Pengampu: Yayuk Putri Rahayu,S.Si.,M.Si
Aw.Aluqmana 192114057
Siti Anisa 192114063
Cindy Widya Rosa Br. Simarmata 192114066
Aprida Yanti 192114096
Khairun Niswa 192114098
Mega Retno 202114078
Program Studi Farmasi
Universitas Muslim Nusantara (UMN) Al-Washliyah
MEDAN
T.A 2022/2023
Konsep pedoman-penilaian-penelitian-dan-publikasi-2013Tyo SBS
Â
Konsep Pedoman Penilaian Etika Penelitian dan Publikasi
Disusun oleh
Majelis Profesor Riset
LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA
(MPR–LIPI)
Katalog Dalam Terbitan
Kode Etika Peneliti/penyusun Majelis Profesor Riset
Lembaga lmu Pengetahuan Indonesia (MPR-LIPI)
Cetakan Kedua- Jakarta, LIPI Press, 2013
iv+44 hlm.; 14.8 X 21 cm – (etika peneliti)
Psikologi Umum dan Perkembangan - Sejarah Psikologi Barat
ArsipKuliahTarbiyah.Blogspot.Com
by : Haristian Sahroni Puta
Mahasiswa S1 Pendidikan Agama Islam
STAI Al-Hidayah Bogor
Tugas Mata Kuliah: METODOLOGI PENELITIAN
Kelompok 1/6H
PENGANTAR METODOLOGI PENELITIAN
Dosen Pengampu: Yayuk Putri Rahayu,S.Si.,M.Si
Aw.Aluqmana 192114057
Siti Anisa 192114063
Cindy Widya Rosa Br. Simarmata 192114066
Aprida Yanti 192114096
Khairun Niswa 192114098
Mega Retno 202114078
Program Studi Farmasi
Universitas Muslim Nusantara (UMN) Al-Washliyah
MEDAN
T.A 2022/2023
Konsep pedoman-penilaian-penelitian-dan-publikasi-2013Tyo SBS
Â
Konsep Pedoman Penilaian Etika Penelitian dan Publikasi
Disusun oleh
Majelis Profesor Riset
LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA
(MPR–LIPI)
Katalog Dalam Terbitan
Kode Etika Peneliti/penyusun Majelis Profesor Riset
Lembaga lmu Pengetahuan Indonesia (MPR-LIPI)
Cetakan Kedua- Jakarta, LIPI Press, 2013
iv+44 hlm.; 14.8 X 21 cm – (etika peneliti)
Psikologi Umum dan Perkembangan - Sejarah Psikologi Barat
ArsipKuliahTarbiyah.Blogspot.Com
by : Haristian Sahroni Puta
Mahasiswa S1 Pendidikan Agama Islam
STAI Al-Hidayah Bogor
Kode etik profesi adalah seperangkat aturan yang digunakan oleh suatu organisasi untuk para pekerjanya dan manajemen untuk membantu mereka menyelenggarakan aksi-aksi yang berhubungan dengan nilai-nilai utama dan standard etika organisasi tersebut.
Kode etik profesi adalah system norma, nilai dan aturan professional tertulis yang secara tegas menyatakan apa yang benar dan baik, dan apa yang tidak benar dan tidak baik bagi professional.
Psikologi Umum dan Perkembangan - Pengantar
ArsipKuliahTarbiyah.Blogspot.Com
by : Haristian Sahroni Puta
Mahasiswa S1 Pendidikan Agama Islam
STAI Al-Hidayah Bogor
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfNur afiyah
Â
Pembelajaran landasan pendidikan yang membahas tentang profesionalisasi pendidikan. Semoga dengan adanya materi ini dapat memudahkan kita untuk memahami dengan baik serta menambah pengetahuan kita tentang profesionalisasi pendidikan.
2. NILA AUDINI OKTAVIA (J91214094)
SKIP >>>
LIA ZAHIROH SISKA M (J01214015)
FRIDA RUSDIANA (J91214108)
WILDAN BISYRI AZIZ (B07213041)
3. PENGANTAR
PELAKU
DIAGNOSA
MASALAH
PEMAKAIAN
DIAGNOSA
KOUWER
PJ DAN
PENGAMAN
APA
 Di Indonesia, masalah etika psikologi masih dalam
penjajagan kemungkinan dan pelaksanaannya.
 Secara yuridis formal belum ada keputusan ttg kodet.
 Ideal dan teoritiknya hanya ahli psikologi dan yang
mendapat pendidikan khusus yang berhak melakukan
pemeriksaan psikologis & psikodiag.
 Ada perbedaan-perbedaan kewenangan dan
kompetensi di antara jenis-jenis tes yang membuat
masalah berupa pengaburan arti pemeriksaan
psikologis.
PENGANTAR
4. PENGANTAR
PELAKU
DIAGNOSA
MASALAH
PEMAKAIAN
DIAGNOSA
KOUWER
PJ DAN
PENGAMAN
APA
 Siapakah yang berhak melakukan diagnosa
psikologis (menyelenggarakan tes psikologis dan
menginterpretasikannya)?
 Siapakah yang bertanggung jawab untuk
mengamankan aparatus tes, termasuk penggandaan
dan pendistribusiannya?
 Bagaimanakah seharusnya seorang ahli diagnose
bersikap dan bertingkah laku dalam menegakkan
suatu diagnose psikologis?
MASALAH DALAM PEMERIKSAAN PSIKOLOGIS
6. PENGANTAR
PELAKU
DIAGNOSA
MASALAH
PEMAKAIAN
DIAGNOSA
KOUWER
PJ DAN
PENGAMAN
APA
PEMAKAIAN DIAGNOSA PSIKOLOGIS
1. Diagnosa untuk pelatihan / pendidikan
diselenggarakan khusus bentuk bidang pendidikan
psikologi untuk memperoleh keterampilan
diagnostik.
2. Diagnosa mengenai prestasi belajar,
diselenggarakan untuk melihat sejauh mana
penyelenggaraan pendidikan telah mencapai hasil
yang diharapkan.
3. Diagnosa menggunakan tes psikologik -> harus
dilakukan oleh ahli psikologi atau seseorang yang
sudah mendapat pendidikan atau pelatihan.
7. PENGANTAR
PELAKU
DIAGNOSA
MASALAH
PEMAKAIAN
DIAGNOSA
KOUWER
PJ DAN
PENGAMAN
APA
KOUWER
Batasan kewenangan penyelenggaraan tes
berdasarkan fungsi pemeriksaan psikologis:
1. Pemeriksaan psikologis utk meramalkan -> harus
dilakukan oleh ahli psikologi yang kompeten.
2. Pemeriksaan psikologis utk mendeskripsikan
kepribadian subjek -> tester harus faham teori
kepribadian dan arti diagnostik dari materi yang
dipakai.
3. Pemeriksaan psikologis utk tujuan terapi -> harus
dilakukan oleh ahli psikologi dan memiki keahlian
terapi.
8. PENGANTAR
PELAKU
DIAGNOSA
MASALAH
PEMAKAIAN
DIAGNOSA
KOUWER
PJ DAN
PENGAMAN
APA
Menurut Kower, etika psikolog saat melakukan tes
berdasarkan fungsi pemeriksaan psikologis:
A.Etika dalam tes prediksi
1.Pembatasan dalam pengetesan hanya pada aspek-
aspek yang dapat dikuantitatifkan.
2.Yg diukur bukan hanya klien, tapi fakta objektif yg
berhub dg klien.
3.Sikap pemeriksa ialah sikap teknis, praktis, dan
pragmatis dalam membahas hasilnya.
4.Bahasan hasil adl rasional dan aspek emosional hrs
dilupakan.
ETIKA
9. PENGANTAR
PELAKU
DIAGNOSA
MASALAH
PEMAKAIAN
DIAGNOSA
KOUWER
PJ DAN
PENGAMAN
APA
B.Etika dalam tes mendeskripsikan
1.Yang diperhatikan bukan klien (subjektif), tetapi
karakternya, sifat-sifatnya yang khas, yang
dianggap sebagai sebab dari tingkahlakunya.
2.Biasanya persyaratan etika tes prediksi juga
berlaku.
3.Psikolog memberi nasehat sesuai norma yang
berlaku.
4.Pendapat pribadi adalah sentral, pemeriksa tidak
melakukan pedekatan teknik, tetapi mencari solusi
yang menurut dirinya baik.
ETIKA
10. PENGANTAR
PELAKU
DIAGNOSA
MASALAH
PEMAKAIAN
DIAGNOSA
KOUWER
PJ DAN
PENGAMAN
APA
C.Etika dalam tes menemukan diri
1.Psikolog tidak boleh mengambil sebagaian dr
permasalahan subjek yg diperiksa.
2.Tdk boleh mengambil/mengalihkan TJ
permasalahan klien.
3.Psikolog mempunyai pandangan bahwa subjek dpt
menyelesaikan masalahnya sendiri serta
bertanggung jawab atas alternatif solusi masalah yg
telah dipilihnya.
4.Pertolongan yg diberikan pemeriksa hanya terbatas
pd memberi kemungkinan utk solusi masalahnya
ETIKA
12. PENGANTAR
PELAKU
DIAGNOSA
MASALAH
PEMAKAIAN
DIAGNOSA
KOUWER
PJ DAN
PENGAMAN
APA
APA
3 Jenis tes dari segi kekompleksanya:
1. Level A : tes yang di lakukan oleh administator
tes dengan bimbingan manual. ( ex : tes prestasi
sekolah, tes vocasional)
2. Level B : tes ini dilakukan oleh oleh orang yang
telah mendapatkan pelatihan khusus dengan
pengetahuan psikologi. (tes kecerdasaan
umum, tes bakat, tes minat, dan tes
kepribadian)
3. Level C : tes ini hanya dilakukan oleh mereka
yang memiliki setifikat bidang psikologi (ex : tes
kecerdasaan untuk klinis)