Prinsip keterbukaan informasi dan benturan kepentingan merupakan bagian penting dari tata kelola perusahaan yang baik di pasar modal. Prinsip keterbukaan informasi bertujuan untuk menciptakan pasar yang efisien dengan mengharuskan emiten mengungkapkan informasi material secara tepat waktu, sedangkan aturan benturan kepentingan dimaksudkan untuk menghindari adanya konflik kepentingan dalam pengambilan keputusan perusahaan.
3. SUMBER HUKUM:
1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal
2. Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal
3. Peraturan Bursa Efek Jakarta
Prinsip Keterbukaan
4. UUPM pasal 1 angka 25
4
Prinsip Keterbukaan adalah pedoman umum yang
mensyaratkan Emiten, Perusahaan Publik dan Pihak lain yang
tunduk pada Undang-Undang Pasar Modal untuk
menginformasikan kepada masyarakat dalam waktu yang tepat
seluruh Informasi Material mengenai usahanya atau Efek-nya
yang dapat berpengaruh terhadap keputusan pemodal
terhadap Efek dimaksud dan atau harga dari Efek tersebut.
Prinsip Keterbukaan
Informasi atau Fakta Material adalah informasi atau fakta
penting dan relevan mengenai peristiwa, kejadian, atau fakta
yang dapat mempengaruhi harga Efek pada Bursa Efek dan atau
keputusan pemodal
UUPM pasal 1 angka 7
5. UUPM pasal 85
5
Bursa Efek, Lembaga Kliring dan Penjaminan, Lembaga
Penyimpanan dan Penyelesaian, Reksa Dana, Perusahaan
Efek, Penasihat Investasi, Biro Administrasi Efek, Bank
Kustodian, Wali Amanat, dan Pihak lainnya yang telah memperoleh
izin, persetujuan, atau pendaftaran dari Bapepam wajib
menyampaikan laporan kepada Bapepam
Prinsip Keterbukaan
Emiten yang Pernyataan Pendaftarannya telah menjadi efektif atau
Perusahaan Publik
Direktur atau Komisaris Emiten atau Perusahaan Publik dan setiap
pihak yang memiliki sekurang-kurangnya 5% (lima perseratus)
saham Emiten atau perusahaan Publik
UUPM pasal 86
UUPM pasal 87
6. Informasi atau fakta material yang wajib disampaikan:
• Penggabungan usaha, pengambilalihan, peleburan usaha atau
pembentukan usaha patungan
• Pemecahan saham tau pembagian deviden saham
• Pendapatan dan deviden yang luar biasa sifatnya
• Perolehan atau kehilangan kontrak penting
• Produk atau penemuan baru yang berarti
• Perubahan tahun buku perusahaan
• Perubahan dalam pengendalian atau perubahan penting dalam
manajemen
• Transaksi Afiliasi
Prinsip Keterbukaan
7. 7
Prinsip Keterbukaan
Prinsip
keterbukaan di
dalam hukum
Pasar Modal
tercermin di
dalam UUPM
diantaranya pada
pasal-pasal: 1, 35,
40, 75, 78, 79, 80,
81, 83, 84, 85, 86,
87, 88, dan 89.
Sanksi : 102, 107.
Nomor
Peraturan
Tentang
X.K.1 Keterbukaan Informasi Yang Harus Segera Diumumkan
Kepada Publik
X.K.2 Kewajiban Penyampaian Laporan Keuangan Berkala
X.K.4 Laporan Realisasi Penggunaan Dana Hasil Penawaran Umum
X.K.5 Keterbukaan Informasi Bagi Emiten Atau Perusahaan Publik
Yang Dimohonkan Pailit
X.K.6 Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan bagi Emiten dan
Perusahaan Publik
X.K.7 Jangka Waktu Penyampaian Laporan Keuangan Berkala dan
Laporan Tahunan bagi Emiten atau Perusahaan Publik
X.M.1 Keterbukaan Informasi Pemegang Saham Tertentu
8. • Prinsip keterbukaan informasi merupakan bagian dari Tata
Kelola Perusahaan yang baik/Good Corporate Governance
• Prinsip keterbukaan informasi diperlukan untuk menjaga
kepercayaan investor
• Prinsip keterbukaan informasi bertujuan untuk
menciptakan pasar yang efisien
Prinsip Keterbukaan
9. expectation gap
9
investor
menginginkan
full disclosure
Emiten cenderung
menerapkan
limited disclosure
GAP
investor
menginginkan
informasi yang
tepat waktu
investor
menginginkan
data atau
informasi yang
rinci dan akurat
Emiten
mengharapkan
dapat mengurangi
biaya penyebaran
informasi/
penerbitan laporan
Emiten
mengharapkan
dapat memberikan
informasi secara
garis besar saja
Prinsip Keterbukaan
11. Pengecualian terhadap kewajiban atas keterbukaan
informasi:
Menurut Munir Fuady, pengecualian terhadap keterbukaan
informasi terjadi dalam hal:
1. Informasi terkait belum matang untuk di-disclose, terlalu
prematur untuk diketahui publik dan belum dapat
dipastikan keadaannya
2. Informasi yang apabila diungkapkan kepada publik dapat
dimanfaatkan oleh pesaing sehingga dapat merugikan
perusahaan sendiri
3. Informasi yang memang sifatnya rahasia, seperti diatur
dalam suatu klausula kontrak yang menyatakan bersifat
rahasia diantara para pihak tersebut
Prinsip Keterbukaan
13. Peraturan Bapepam-LK No. IX-E.1
13
Transaksi yang mengandung Benturan Kepentingan adalah
Perbedaan antara kepentingan ekonomis Perusahaan dengan
kepentingan ekonomis pribadi anggota Direksi, anggota Dewan
Komisaris, atau pemegang saham utama yang dapat merugikan
Perusahaan dimaksud.
Benturan Kepentingan
SUMBER HUKUM:
Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal
No. IX.E.1
14. Bentuk-bentuk transaksi yang mengandung benturan kepentingan:
1. Penggabungan usaha, pembelian saham, peleburan usaha, atau pembentukan usaha
patungan
2. Memberi pinjaman kepada perusahaan lain dimana direktur, komisaris, pemegang
saham utama atau perusahaan terkendali dari perusahaan publik menjabat pula
sebagai pemegang saham, direktur, atau komisaris
3. Memperoleh pinjaman dari perusahaan lain dimana pemegang saham utama,
direktur, atau komisaris dari perusahaan publik merupakan pemegang saham atau
direktur atau komisaris
4. Mengalihkan aktiva perusahaan publik kepada pihak lain yang mana turut berperan
dalam transaksi tersebut adalah pemegang saham utama, komisaris, ataus direksi dari
perusahaan publik
5. Memakai jasa perusahaan dimana pemegang saham utama, direktur, komisaris dari
perusahaan publik menjadi pemegang saham, direktur atau komisaris
6. Membeli saham perseroan lain dimana pemegang saham utama, komisaris,a tau
direksi menjadi pemegang saham atau direksi atau komisaris
7. Melakukan penyertaan pada perusahaan lain, dimana pemegang saham utama,
direksi atau komisaris menjadi pemegang saham, direksi atau komisaris pada
perusahana yang menerima penyertaan
Benturan Kepentingan
15. Kewajiban Perusahaan Publik dalam hal terjadinya transaksi dengan
unsur benturan kepentingan:
Apabila terjadi transaksi benturan kepentingan dalam perusahaan,
Peraturan Bapepam-LK No. IX.E.1 mewajibkan perusahaan yang
bersangkutan untuk terlebih dahulu memperoleh persetujuan dari Para
Pemegang Saham Independen atau wakilnya melalui Rapat Umum
Pemegang Saham, yang persetujuannya ditegaskan dalam bentuk akta
notariil.
Pemegang Saham Independen adalah para pemegang saham lain yang
tidak mempunyai benturan kepentingan dalam transaksi terkait dan/atau
bukan merupakan afiliasi dari anggota Direksi, Dewan Komisaris atau
Pemegang Saham yang mempunyai benturan kepentingan dalam
transaksi terkait.
Benturan Kepentingan