SlideShare a Scribd company logo
1 of 31
Download to read offline
Pendidikan Inklusi
Tuna Daksa & Tuna Rungu
Kelompok 1
Amanda Lingga Salsabila (K1322012)
Asma’ Amalia Shalihah (K1322022)
Faza Ramadhanti (K1322040)
Rosalia Frida Kusuma Putri (K1322082)
Vina Wahyu Kurniawati (K1322094)
1.
2.
3.
4.
5.
Nama Anggota Kelompok:
Tunadaksa
Jenis Tuna Daksa
Disabilitas Neuromuskuloskeletal
Jenis disabilitas fisik ini disebabkan oleh kelainan pada sistem saraf pusat
(otak dan sumsum tulang belakang) sehingga anak tidak mampu
melakukan gerakan terkontrol dari bagian tubuh tertentu.
Disabilitas Muskuloskeletal
Jenis disabilitas fisik ini disebabkan oleh kelainan pada bentuk otot atau
tulang, penyakit, dan degenerasi (penuaan) sehingga menghambat
aktivitas.
Karakteristik Umum Tuna Daksa
1) Karakteristik Akademik
Karakteristik akademik anak tuna daksa meliputi ciri khas kecerdasan, kemampuan kognisi, persepsi dan
simbolisassi
2) Karakteristik Sosial/Emosional
Konsep dan respon serta sikap masyarakat yang negatif terhadap anak tuna daksa mengakibatkan anak tuna
daksa merasa tidak mampu, tidak berguna, dan menjadi rendah diri. Akibatnya, kepercayaan dirinya hilang dan
tidak dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan sosialnya
3) Karakteristik Fisik/Kesehatan
Selain mengalami cacat tubuh, anak tuna daksa biasanya juga mengalami gangguan lain seperti sakit gigi,
gangguan bicara, dan gangguan motorik.
4) Karakteristik Gangguan Fungsi Tubuh
Anak tuna daksa juga mengalami gangguan fungsi mobilisasi dan gangguan kemampuan kegiatan fisik dalam
ADL.
Klasifikasi Tuna Daksa
Berdasarkan Faktor
Penyebab
Kelainan Sistem Cerebral (Cerebral
System Disorders) artinya Tuna daksa
Syaraf
Kelainan Sistem Otot dan Rangka
(Musculus Skeletal System) artinya Tuna
daksa Ortopedi Congenital Anomalies /
Cacat bawaan
Amputasi
Berdasarkan
Sistem Kelainan
Berdasarkan Faktor Penyebab
Cacat Bawaan (Congenital
Abnormalities)
Infeksi (Poliomyelitis & Osteomyelitis)
Gangguan Metabolisme
Kecelakaan
Penyakit yg progresif (MDP)
Tidak diketahui penyebabnya
Desain Kurikulum
Dalam kurikulum bagi pendidikan bagi tuna daksa, Connor (1975) pada Musyafak Asyari (1995) memaparkan
bahwa terdapat tujuh aspek yang perlu dikembangkan.
Guru harus mampu membantu memelihara
kesehatan fisik anak dan mengoreksi gerakan
yang salah serta mengembangkan ke arah gerak
yang normal. Oleh karena itu, kerja sama guru
dan staf medis untuk penting untuk dilakukan.
Pengembangan Intelektual
dan Akademik
1,
Kurikulum yang diajarkan pada anak harus
disesuaikan dengan kemampuan anak disertai
semua pedoman pelaksanaannya sehingga
perkembangan intelektual dan akademiknya bisa
berkembang secara optimal.
Membantu
Perkembangan Fisik
2.
Desain Kurikulum
Meningkatkan
Perkembangan Emosi dan
Penerimaan Diri
3.
Mematangkan Aspek
Sosial
4.
Aspek sosial yang meliputi kegiatan kelompok
dan kebersamaan perlu dikembangkan dengan
memberikan peran/kesempatan kepada anak
tuna daksa.
Dalam proses pendidikan, kerja sama guru
dengan psikolog harus terjalin dengan baik
untuk menanamkan konsep diri yang positif
terhadap kecacatan anak tuna daksa sehingga
mereka dapat menerima diri mereka.
Desain Kurikulum
Anak tuna daksa perlu
diajarkan untuk
mengenal nilai-nilai,
norma kehidupan, dan
keagamaan.
Ekspresu diri anak tuna
daksa dapat ditingkatkan
melalui kegiatan kesenian,
keterampilan, dan
kerajinan.
Dapat dilakukan melalui
pembiasaan diri bekerja
sesuai dengan
kemampuannya sehingga
memiliki bekal
keterampilan.
6. Meningkatkan
Ekspresi Diri
5. Mematangkan
Moral dan Spiritual
7. Mempersiapkan
Masa Depan Anak
Pendidikan
Inklusi
Pendidikan
Segregasi (Terpisah)
pendidikan yang ditujukan bagi
anak tuna daksa yang secara
kognitif tidak mengalami hambatan
intelektual.
Penyelenggaraan pendidikan bagi anak tuna
daksa yang ditempatkan di tempat khusus,
seperti sekolah khusus/SLB adalah
menggunakan kurikulum Pendidikan Luar
Biasa Anak Tunadaksa.
Sistem Pendidikan
Desain media
pembelajaran
Anak tuna daksa adalah individu yang memiliki
keterbatasan fisik atau gangguan gerak yang
mempengaruhi kemampuan mereka untuk bergerak atau
berkomunikasi seperti anak-anak pada umumnya. Maka,
desain media pembelajaran adaptif dapat menjadi alat
yang efektif untuk mendukung pembelajaran anak tuna
daksa dan membantu mereka mencapai potensi maksimal
anak tunadaksa.
Media pembelajaran adaptif
Keberfungsian
Kepraktisan
Kemudahan
Ketertarikan
Keamanan
Aspek-aspek yang harus diperhatikan dalam
mengembangkan media pembelajaran bagi peserta
didik tunadaksa
1.
2.
3.
4.
5.
SARANA DAN PRASARANA
Sarana dan Prasarana pendidikan bagi anak tunadaksa
Sarana dan Prasarana
umum
Sarana dan prasarana
yang dibutuhkan di
sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif tidak
berbeda dengan sarana
dan prasarana yang
dibutuhkan di sekolah
reguler pada umumnya
Alat Asesmen
Kemampuan Gerak
Alat Latihan
Fisik/Bina Gerak
Alat bina diri
Alat Orthotic dan
Prosthetic
Alat bantu
belajar/akademik
Sarana
1.
2.
3.
4.
5.
Prasarana
Untuk peserta didik
tunadaksa diperlukan ruang
untuk melaksanakan
kegiatan asesmen,
konsultasi, latihan fisik, bina
diri, remedial teaching,
latihan perseptual,
keterampilan, dan
penyimpanan alat.
Validitas ( mencakup semua kompetensi )
Reliabilitas ( penilaian konsisten )
Terfokus pada Kompetensi
Keseluruhan atau Komprehensif
Objektif ( adil dan terencana )
1.
2.
3.
4.
5.
Kriteria Evaluasi
Desain Evaluasi
Desain Evaluasi
Memahami kemampuan peserta didik tuna daksa
sehingga guru tidak mudah menyalahkan jawaban
yang tidak jelas dan tidak lengkap.
Mampu menyediakan beberapa kemungkinan bagi
peserta didik untuk memberikan respon atau jawaban
sesuai kemampuannya.
Menggunakan bahasa yang sederhana.
Materi tes dan penilaian diupayakan setingkat
dengan peserta didik normal apabila memungkinkan.
1.
2.
3.
4.
Prinsip Penilaian
TEKNIK
PENILAIAN
Melibatkan pengukuran
kemampuan individu dalam
menjalankan tugas sehari-hari,
berinteraksi dengan lingkungan,
dan menjadi mandiri sesuai dengan
usia dan perkembangan mereka
Observasi
Langsung
Penilaian
Keterampilan
Adaptif
Untuk melihat bagaimana
individu dengan tuna
daksa berinteraksi dengan
instruksi, materi
pembelajaran, dan
lingkungan sekitar
TEKNIK
PENILAIAN
Kumpulan hasil kerja individu
yang mencerminkan kemajuan dan
pencapaian mereka dalam
pembelajaran, dapat meliputi
sampel tugas atau proyek yang
telah selesai, karya seni, catatan
pemahaman, dan lain-lain
Penilaian
Keterampilan
Komunikasi
Portofolio
Pembelajaran
Instrumen penilaian yang
digunakan untuk
mengevaluasi kemampuan
individu untuk
berkomunikasi secara
verbal dan non-verbal
TEKNIK
PENILAIAN
Wawancara
dengan Orang
Tua atau Wali
Membantu dalam
memperoleh informasi
tentang sejarah
perkembangan, kebutuhan
khusus, minat, dan tantangan
yang dihadapi individu
Tunarungu
Jenis Tuna Rungu
Kurang dengar, namun masih bisa menggunakannya sebagai sarana/modalitas utama
untuk menyimak suara cakapan seseorang dan mengembangkan kemampuan bicara.
Tuli (Deaf), yaitu mereka yang pendengarannya sudah tidak dapat digunakan sebagai
sarana utama guna mengembangkan kemampuan bicara, namun masih dapat
difungsikan sebagai suplemen pada penglihatan dan perabaan.
Tuli Total (Totally Deaf), yaitu mereka yang sudah sama sekali tidak memiliki
pendengaran sehingga tidak dapat digunakan untuk menyimak atau mempersepsi
dan mengembangkan bicara.
1.
2.
3.
Karakteristik Tuna Rungu
Karakteristik
Integelensi
Cara berjalannya kaku dan sedikit bungkuk,
gerakan matanya cepat, agak beringas, gerakan
tangan dan kakinya cepat atau lincah, serta
pernafasannya pendek dan agak terganggu
Secara potensial, anak tuna rungu tidak berbeda
dengan intelegensi anak normal pada umumnya. Namun
demikian, secara fungsional intelegensi anak tuna
rungu di bawah anak normal disebabkan oleh kesulitan
anak tuna rungu dalam memahami bahasa karena
terbatasnya pendengaran.
Karakteristik
Fisik
Karakteristik Tuna Rungu
Karakteristik
Sosial
Emosi anak tuna rungu selalu bergolak, di satu
pihak karena kemiskinan bahasanya dan di lain
pihak karena pengaruh-pengaruh dari luar yang
diterimanya. Keterbatasan yang terjadi dalam
komunikasi pada anak tuna rungu mengakibatkan
perasaan terasing dari lingkungannya.
Dalam pergaulan, anak tuna rungu cenderung
memisahkan diri terutama dengan anak normal. Hal ini
disebabkan oleh keterbatasan kemampuan untuk
melakukan komunikasi secara lisan.
Karakteristik
Emosi
Klasifikasi Tuna Rungu
Tuna Rungu Bawaan
Tuna Rungu Setelah Lahir
Kerusakan Telinga Bagian
Luar dan Tengah
Kerusakan telingan
Bagian Dalam
Tuli Pra Bahasa
Tuli Purna Bahasa
Berdasarkan
Tempat Kerusakan
Berdasarkan Sifat
Terjadinya
Berdasarkan Taraf
Penguasaan Bahasa
Desain kurikulum dan sistem
pendidikan ABK
bahasa isyarat
komunikasi alternatif dan bantuan pendengaran
pendekatan multisensori
keterampilan sosial
Kurikulum dalam sistem pendidikan tunarungu juga mencakup
mata pelajaran akademik seperti matematika, ilmu
pengetahuan, membaca, menulis, dan pemahaman bahasa.
Kurikulum untuk tunarungu didesain untuk memenuhi
kebutuhan pendidikan anak-anak yang mengalami gangguan
pendengaran. Kurikulum tersebut berfokus pada
pengembangan bahasa, komunikasi, keterampilan sosial, dan
penguasaan materi pelajaran akademik.
1.
2.
3.
4.
Pendidikan
Inklusi
Pendidikan
khusus
Pendidikan yang melibatkan anak-
anak tunarungu di sekolah inklusi
bersama dengan anak-anak tanpa
gangguan pendengaran
Pendidikan khusus terjadi di
sekolah khusus untuk anak-anak
tunarungu.
Desain kurikulum dan sistem
pendidikan ABK
Desain media
pembelajaran
Media pembelajaran tunarungu digunakan untuk
mempermudah penyampaian materi kepada
seseorang anak yang mengalami hambatan
pendengaran sehingga anak tersebut dapat
menguasai materi dengan baik dengan
menggunakan media yang membuat pembelajaran
menjadi menyenangkan dan mudah diterima siswa.
Media stimulasi
visual
Cermin artikulasi
Benda asli maupun
tiruan
Gambar
Pias kata
Video
1.
2.
3.
4.
5.
SARANA DAN PRASARANA
Tiga komponen yang
mengelola sarana dan
prasarana
Sarana dan Prasarana pendidikan bagi
anak Tunarungu
a. Site (lahan bangunan)
b. Building (gedung sekolah)
c. Equitment (perlengkapan
sekolah)
1. Hearing Aids (Alat bantu
dengar)
2. Peralatan pembelajaran
akademik; miniatur benda,finger
alphabet,kartu kata dll
3. Peralatan latihan bina
persepsi bunyi dan irama
4. peralatan latihan fisik
8. Perangkat lunak edukasi anak
9. Guru /instruktur dengan keterampilan berbahasa
isyarat
10. Pelayanan kesehatan, psikologi,dan konseling
11. Pelatihan orang tua dengan komunikasi yang
baik
12. Kerjasama dengan komunitas dan organisasi
yang mendukung
1.Prinsip penilaian anak berkebutuhan khusus
Penilaian terhadap ABK ringan seperti pada kasus tunarungu
ringan dan tunawicara ringan dapat mengikuti kurikulum
umum dengan menggunakan kriteria penilaian reguler
sepenuhnya.
Sistem laporan penilaian kuantitatif bagi ABK harus
dilengkapi dengan deskripsi naratifnya, untuk menghidari
kekaburan dan mempertegas jenis dan kualitas kompetensi
yang lebih dikuasai anak.
Desain Evaluasi
2. Teknik Penilaian
Terdapat tujuh penilaian yang dapat digunakan pada
sekolah penyelenggara pendidikan inklusif, yaitu penilaian
unjuk kerja, penilaian sikap, penilaian tertulis, penilaian
projek, penilaian produk, penilaian portofolio, dan penilaian
diri. Untuk ABK Tunarungu , penilaian dengan tes lisan kurang
sesuai untuk ABK jenis ini,maka dianjurkan penilaian dengan
menggunakan bahasa isyarat.
Desain Evaluasi
3.Proses pelaksanaan Evaluasi Pembelajaran ABK Tunarungu
Proses pelaksanaan evaluasi untuk ABK dengan kecacatan
tunarungu di sekolah penyelenggara pendidikan inklusif
disesuaikan dengan kurikulum yang berlaku di sekolah
tersebut, jika sekolah tersebut memakai kurikulum umum
maka pelaksanaan evaluasi disamakan dengan anak pada
umumnya. Namun seperti pada penjelasan sebelumnya,
terdapat penyesuaian untuk ABK dengan tunarungu yaitu
pada penilaian dengan bahasa isyarat sebaiknya ditiadakan
Desain Evaluasi
4.Bentuk Pelaporan Hasil Pembelajaran Anak Berkebutuhan
Khusus Tunarungu
Pelaporan hasil pembelajaran anak tunarungu harus mencakup
perkembangan akademik, keterampilan komunikasi, perilaku, dan
sosial anak. Ini bisa berupa laporan progress individu, laporan
keterampilan komunikasi, dan laporan perilaku. Penting untuk
berkomunikasi secara rutin dengan orang tua, menggunakan
portofolio pembelajaran, dan mengadakan pertemuan tim
dukungan jika diperlukan. Semua pelaporan harus jelas, ringkas,
dan menghormati hak privasi anak.
Desain Evaluasi
You
Thank
By
Kelompok 1

More Related Content

Similar to Presentasi Tuna Daksa dan Tuna Rungu_Kelompok 1_Pendidikan Inklusi.pdf

Anak berkebutuhan khusus
Anak berkebutuhan khususAnak berkebutuhan khusus
Anak berkebutuhan khusus
11111115
 
PPT PSIKOLOGI PENDIDIKAN KELOMPOK 6.pptx
PPT PSIKOLOGI PENDIDIKAN KELOMPOK 6.pptxPPT PSIKOLOGI PENDIDIKAN KELOMPOK 6.pptx
PPT PSIKOLOGI PENDIDIKAN KELOMPOK 6.pptx
loloxmanahati
 
Anak berkebutuhan khusus
Anak berkebutuhan khususAnak berkebutuhan khusus
Anak berkebutuhan khusus
11111097
 
ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DAN ANAK BERBAKAT
ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DAN ANAK BERBAKATANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DAN ANAK BERBAKAT
ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DAN ANAK BERBAKAT
Fikahati Rachmawati
 
TT 2 _PDGK4104_Perspektif Pendidikan SD_ERFAN DWI KURNIAWAN_858716312.pdf
TT 2 _PDGK4104_Perspektif Pendidikan SD_ERFAN DWI KURNIAWAN_858716312.pdfTT 2 _PDGK4104_Perspektif Pendidikan SD_ERFAN DWI KURNIAWAN_858716312.pdf
TT 2 _PDGK4104_Perspektif Pendidikan SD_ERFAN DWI KURNIAWAN_858716312.pdf
ErfanDwiKurniawan
 
Pemulihan Dan Pengayaan Kumpulan 4
Pemulihan Dan Pengayaan Kumpulan 4Pemulihan Dan Pengayaan Kumpulan 4
Pemulihan Dan Pengayaan Kumpulan 4
shockgadof
 
Makalah Psikologi Pendidikan : Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)
Makalah Psikologi Pendidikan : Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)Makalah Psikologi Pendidikan : Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)
Makalah Psikologi Pendidikan : Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)
Ali Murfi
 
Karakteristik peserta didik
Karakteristik peserta didikKarakteristik peserta didik
Karakteristik peserta didik
Yuna Van Basthom
 
Strategi pembelajaran anak berkebutuhan khusus di mis mon malem
Strategi pembelajaran anak berkebutuhan khusus di mis mon malemStrategi pembelajaran anak berkebutuhan khusus di mis mon malem
Strategi pembelajaran anak berkebutuhan khusus di mis mon malem
Tjoetnyak Izzatie
 
Strategi pembelajaran anak berkebutuhan khusus di mis mon malem
Strategi pembelajaran anak berkebutuhan khusus di mis mon malemStrategi pembelajaran anak berkebutuhan khusus di mis mon malem
Strategi pembelajaran anak berkebutuhan khusus di mis mon malem
Tjoetnyak Izzatie
 

Similar to Presentasi Tuna Daksa dan Tuna Rungu_Kelompok 1_Pendidikan Inklusi.pdf (20)

Anak berkebutuhan khusus
Anak berkebutuhan khususAnak berkebutuhan khusus
Anak berkebutuhan khusus
 
Anak berkebutuhan khusus
Anak berkebutuhan khususAnak berkebutuhan khusus
Anak berkebutuhan khusus
 
PPT PSIKOLOGI PENDIDIKAN KELOMPOK 6.pptx
PPT PSIKOLOGI PENDIDIKAN KELOMPOK 6.pptxPPT PSIKOLOGI PENDIDIKAN KELOMPOK 6.pptx
PPT PSIKOLOGI PENDIDIKAN KELOMPOK 6.pptx
 
Anak berkebutuhan khusus
Anak berkebutuhan khususAnak berkebutuhan khusus
Anak berkebutuhan khusus
 
Kesulitan belajar
Kesulitan belajarKesulitan belajar
Kesulitan belajar
 
materi modul 5.ppt
materi modul 5.pptmateri modul 5.ppt
materi modul 5.ppt
 
Assiment khas 2012
Assiment khas 2012Assiment khas 2012
Assiment khas 2012
 
ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DAN ANAK BERBAKAT
ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DAN ANAK BERBAKATANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DAN ANAK BERBAKAT
ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DAN ANAK BERBAKAT
 
TT 2 _PDGK4104_Perspektif Pendidikan SD_ERFAN DWI KURNIAWAN_858716312.pdf
TT 2 _PDGK4104_Perspektif Pendidikan SD_ERFAN DWI KURNIAWAN_858716312.pdfTT 2 _PDGK4104_Perspektif Pendidikan SD_ERFAN DWI KURNIAWAN_858716312.pdf
TT 2 _PDGK4104_Perspektif Pendidikan SD_ERFAN DWI KURNIAWAN_858716312.pdf
 
Pedagogi bestari
Pedagogi bestariPedagogi bestari
Pedagogi bestari
 
Pemulihan Dan Pengayaan Kumpulan 4
Pemulihan Dan Pengayaan Kumpulan 4Pemulihan Dan Pengayaan Kumpulan 4
Pemulihan Dan Pengayaan Kumpulan 4
 
Makalah Psikologi Pendidikan : Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)
Makalah Psikologi Pendidikan : Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)Makalah Psikologi Pendidikan : Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)
Makalah Psikologi Pendidikan : Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)
 
Sistem Fail B & K
Sistem Fail B & KSistem Fail B & K
Sistem Fail B & K
 
KELOMPOK 3.pptx
KELOMPOK 3.pptxKELOMPOK 3.pptx
KELOMPOK 3.pptx
 
Keberagaman Anak berkebutuhan khusus
Keberagaman Anak berkebutuhan khususKeberagaman Anak berkebutuhan khusus
Keberagaman Anak berkebutuhan khusus
 
Karakteristik peserta didik
Karakteristik peserta didikKarakteristik peserta didik
Karakteristik peserta didik
 
Makalah Pembelajaran Kelas Khusus
Makalah Pembelajaran Kelas KhususMakalah Pembelajaran Kelas Khusus
Makalah Pembelajaran Kelas Khusus
 
ABK. Topik 1. Ruang Kolaborasi. LKK1.docx
ABK. Topik 1. Ruang Kolaborasi. LKK1.docxABK. Topik 1. Ruang Kolaborasi. LKK1.docx
ABK. Topik 1. Ruang Kolaborasi. LKK1.docx
 
Strategi pembelajaran anak berkebutuhan khusus di mis mon malem
Strategi pembelajaran anak berkebutuhan khusus di mis mon malemStrategi pembelajaran anak berkebutuhan khusus di mis mon malem
Strategi pembelajaran anak berkebutuhan khusus di mis mon malem
 
Strategi pembelajaran anak berkebutuhan khusus di mis mon malem
Strategi pembelajaran anak berkebutuhan khusus di mis mon malemStrategi pembelajaran anak berkebutuhan khusus di mis mon malem
Strategi pembelajaran anak berkebutuhan khusus di mis mon malem
 

Recently uploaded

Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
FitriaSarmida1
 
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfAksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
subki124
 
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
luqmanhakimkhairudin
 
AKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptx
AKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptxAKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptx
AKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptx
cupulin
 
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
furqanridha
 
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
ErikaPutriJayantini
 

Recently uploaded (20)

MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PPT kerajaan islam Maluku Utara PPT sejarah kelas XI
PPT kerajaan islam Maluku Utara PPT sejarah kelas XIPPT kerajaan islam Maluku Utara PPT sejarah kelas XI
PPT kerajaan islam Maluku Utara PPT sejarah kelas XI
 
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi Trigonometri
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi TrigonometriSudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi Trigonometri
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi Trigonometri
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
 
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
 
Materi Asuransi Kesehatan di Indonesia ppt
Materi Asuransi Kesehatan di Indonesia pptMateri Asuransi Kesehatan di Indonesia ppt
Materi Asuransi Kesehatan di Indonesia ppt
 
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxPPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
 
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfAksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
 
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
 
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SD
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SDMateri Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SD
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SD
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptx
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptxInformatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptx
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptx
 
AKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptx
AKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptxAKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptx
AKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptx
 
BAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMAS
BAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMASBAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMAS
BAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMAS
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdfWebinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
 
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
 
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
 
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 

Presentasi Tuna Daksa dan Tuna Rungu_Kelompok 1_Pendidikan Inklusi.pdf

  • 1. Pendidikan Inklusi Tuna Daksa & Tuna Rungu Kelompok 1
  • 2. Amanda Lingga Salsabila (K1322012) Asma’ Amalia Shalihah (K1322022) Faza Ramadhanti (K1322040) Rosalia Frida Kusuma Putri (K1322082) Vina Wahyu Kurniawati (K1322094) 1. 2. 3. 4. 5. Nama Anggota Kelompok:
  • 4. Jenis Tuna Daksa Disabilitas Neuromuskuloskeletal Jenis disabilitas fisik ini disebabkan oleh kelainan pada sistem saraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang) sehingga anak tidak mampu melakukan gerakan terkontrol dari bagian tubuh tertentu. Disabilitas Muskuloskeletal Jenis disabilitas fisik ini disebabkan oleh kelainan pada bentuk otot atau tulang, penyakit, dan degenerasi (penuaan) sehingga menghambat aktivitas.
  • 5. Karakteristik Umum Tuna Daksa 1) Karakteristik Akademik Karakteristik akademik anak tuna daksa meliputi ciri khas kecerdasan, kemampuan kognisi, persepsi dan simbolisassi 2) Karakteristik Sosial/Emosional Konsep dan respon serta sikap masyarakat yang negatif terhadap anak tuna daksa mengakibatkan anak tuna daksa merasa tidak mampu, tidak berguna, dan menjadi rendah diri. Akibatnya, kepercayaan dirinya hilang dan tidak dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan sosialnya 3) Karakteristik Fisik/Kesehatan Selain mengalami cacat tubuh, anak tuna daksa biasanya juga mengalami gangguan lain seperti sakit gigi, gangguan bicara, dan gangguan motorik. 4) Karakteristik Gangguan Fungsi Tubuh Anak tuna daksa juga mengalami gangguan fungsi mobilisasi dan gangguan kemampuan kegiatan fisik dalam ADL.
  • 6. Klasifikasi Tuna Daksa Berdasarkan Faktor Penyebab Kelainan Sistem Cerebral (Cerebral System Disorders) artinya Tuna daksa Syaraf Kelainan Sistem Otot dan Rangka (Musculus Skeletal System) artinya Tuna daksa Ortopedi Congenital Anomalies / Cacat bawaan Amputasi Berdasarkan Sistem Kelainan Berdasarkan Faktor Penyebab Cacat Bawaan (Congenital Abnormalities) Infeksi (Poliomyelitis & Osteomyelitis) Gangguan Metabolisme Kecelakaan Penyakit yg progresif (MDP) Tidak diketahui penyebabnya
  • 7. Desain Kurikulum Dalam kurikulum bagi pendidikan bagi tuna daksa, Connor (1975) pada Musyafak Asyari (1995) memaparkan bahwa terdapat tujuh aspek yang perlu dikembangkan. Guru harus mampu membantu memelihara kesehatan fisik anak dan mengoreksi gerakan yang salah serta mengembangkan ke arah gerak yang normal. Oleh karena itu, kerja sama guru dan staf medis untuk penting untuk dilakukan. Pengembangan Intelektual dan Akademik 1, Kurikulum yang diajarkan pada anak harus disesuaikan dengan kemampuan anak disertai semua pedoman pelaksanaannya sehingga perkembangan intelektual dan akademiknya bisa berkembang secara optimal. Membantu Perkembangan Fisik 2.
  • 8. Desain Kurikulum Meningkatkan Perkembangan Emosi dan Penerimaan Diri 3. Mematangkan Aspek Sosial 4. Aspek sosial yang meliputi kegiatan kelompok dan kebersamaan perlu dikembangkan dengan memberikan peran/kesempatan kepada anak tuna daksa. Dalam proses pendidikan, kerja sama guru dengan psikolog harus terjalin dengan baik untuk menanamkan konsep diri yang positif terhadap kecacatan anak tuna daksa sehingga mereka dapat menerima diri mereka.
  • 9. Desain Kurikulum Anak tuna daksa perlu diajarkan untuk mengenal nilai-nilai, norma kehidupan, dan keagamaan. Ekspresu diri anak tuna daksa dapat ditingkatkan melalui kegiatan kesenian, keterampilan, dan kerajinan. Dapat dilakukan melalui pembiasaan diri bekerja sesuai dengan kemampuannya sehingga memiliki bekal keterampilan. 6. Meningkatkan Ekspresi Diri 5. Mematangkan Moral dan Spiritual 7. Mempersiapkan Masa Depan Anak
  • 10. Pendidikan Inklusi Pendidikan Segregasi (Terpisah) pendidikan yang ditujukan bagi anak tuna daksa yang secara kognitif tidak mengalami hambatan intelektual. Penyelenggaraan pendidikan bagi anak tuna daksa yang ditempatkan di tempat khusus, seperti sekolah khusus/SLB adalah menggunakan kurikulum Pendidikan Luar Biasa Anak Tunadaksa. Sistem Pendidikan
  • 11. Desain media pembelajaran Anak tuna daksa adalah individu yang memiliki keterbatasan fisik atau gangguan gerak yang mempengaruhi kemampuan mereka untuk bergerak atau berkomunikasi seperti anak-anak pada umumnya. Maka, desain media pembelajaran adaptif dapat menjadi alat yang efektif untuk mendukung pembelajaran anak tuna daksa dan membantu mereka mencapai potensi maksimal anak tunadaksa. Media pembelajaran adaptif Keberfungsian Kepraktisan Kemudahan Ketertarikan Keamanan Aspek-aspek yang harus diperhatikan dalam mengembangkan media pembelajaran bagi peserta didik tunadaksa 1. 2. 3. 4. 5.
  • 12. SARANA DAN PRASARANA Sarana dan Prasarana pendidikan bagi anak tunadaksa Sarana dan Prasarana umum Sarana dan prasarana yang dibutuhkan di sekolah penyelenggara pendidikan inklusif tidak berbeda dengan sarana dan prasarana yang dibutuhkan di sekolah reguler pada umumnya Alat Asesmen Kemampuan Gerak Alat Latihan Fisik/Bina Gerak Alat bina diri Alat Orthotic dan Prosthetic Alat bantu belajar/akademik Sarana 1. 2. 3. 4. 5. Prasarana Untuk peserta didik tunadaksa diperlukan ruang untuk melaksanakan kegiatan asesmen, konsultasi, latihan fisik, bina diri, remedial teaching, latihan perseptual, keterampilan, dan penyimpanan alat.
  • 13. Validitas ( mencakup semua kompetensi ) Reliabilitas ( penilaian konsisten ) Terfokus pada Kompetensi Keseluruhan atau Komprehensif Objektif ( adil dan terencana ) 1. 2. 3. 4. 5. Kriteria Evaluasi Desain Evaluasi
  • 14. Desain Evaluasi Memahami kemampuan peserta didik tuna daksa sehingga guru tidak mudah menyalahkan jawaban yang tidak jelas dan tidak lengkap. Mampu menyediakan beberapa kemungkinan bagi peserta didik untuk memberikan respon atau jawaban sesuai kemampuannya. Menggunakan bahasa yang sederhana. Materi tes dan penilaian diupayakan setingkat dengan peserta didik normal apabila memungkinkan. 1. 2. 3. 4. Prinsip Penilaian
  • 15. TEKNIK PENILAIAN Melibatkan pengukuran kemampuan individu dalam menjalankan tugas sehari-hari, berinteraksi dengan lingkungan, dan menjadi mandiri sesuai dengan usia dan perkembangan mereka Observasi Langsung Penilaian Keterampilan Adaptif Untuk melihat bagaimana individu dengan tuna daksa berinteraksi dengan instruksi, materi pembelajaran, dan lingkungan sekitar
  • 16. TEKNIK PENILAIAN Kumpulan hasil kerja individu yang mencerminkan kemajuan dan pencapaian mereka dalam pembelajaran, dapat meliputi sampel tugas atau proyek yang telah selesai, karya seni, catatan pemahaman, dan lain-lain Penilaian Keterampilan Komunikasi Portofolio Pembelajaran Instrumen penilaian yang digunakan untuk mengevaluasi kemampuan individu untuk berkomunikasi secara verbal dan non-verbal
  • 17. TEKNIK PENILAIAN Wawancara dengan Orang Tua atau Wali Membantu dalam memperoleh informasi tentang sejarah perkembangan, kebutuhan khusus, minat, dan tantangan yang dihadapi individu
  • 19. Jenis Tuna Rungu Kurang dengar, namun masih bisa menggunakannya sebagai sarana/modalitas utama untuk menyimak suara cakapan seseorang dan mengembangkan kemampuan bicara. Tuli (Deaf), yaitu mereka yang pendengarannya sudah tidak dapat digunakan sebagai sarana utama guna mengembangkan kemampuan bicara, namun masih dapat difungsikan sebagai suplemen pada penglihatan dan perabaan. Tuli Total (Totally Deaf), yaitu mereka yang sudah sama sekali tidak memiliki pendengaran sehingga tidak dapat digunakan untuk menyimak atau mempersepsi dan mengembangkan bicara. 1. 2. 3.
  • 20. Karakteristik Tuna Rungu Karakteristik Integelensi Cara berjalannya kaku dan sedikit bungkuk, gerakan matanya cepat, agak beringas, gerakan tangan dan kakinya cepat atau lincah, serta pernafasannya pendek dan agak terganggu Secara potensial, anak tuna rungu tidak berbeda dengan intelegensi anak normal pada umumnya. Namun demikian, secara fungsional intelegensi anak tuna rungu di bawah anak normal disebabkan oleh kesulitan anak tuna rungu dalam memahami bahasa karena terbatasnya pendengaran. Karakteristik Fisik
  • 21. Karakteristik Tuna Rungu Karakteristik Sosial Emosi anak tuna rungu selalu bergolak, di satu pihak karena kemiskinan bahasanya dan di lain pihak karena pengaruh-pengaruh dari luar yang diterimanya. Keterbatasan yang terjadi dalam komunikasi pada anak tuna rungu mengakibatkan perasaan terasing dari lingkungannya. Dalam pergaulan, anak tuna rungu cenderung memisahkan diri terutama dengan anak normal. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan kemampuan untuk melakukan komunikasi secara lisan. Karakteristik Emosi
  • 22. Klasifikasi Tuna Rungu Tuna Rungu Bawaan Tuna Rungu Setelah Lahir Kerusakan Telinga Bagian Luar dan Tengah Kerusakan telingan Bagian Dalam Tuli Pra Bahasa Tuli Purna Bahasa Berdasarkan Tempat Kerusakan Berdasarkan Sifat Terjadinya Berdasarkan Taraf Penguasaan Bahasa
  • 23. Desain kurikulum dan sistem pendidikan ABK bahasa isyarat komunikasi alternatif dan bantuan pendengaran pendekatan multisensori keterampilan sosial Kurikulum dalam sistem pendidikan tunarungu juga mencakup mata pelajaran akademik seperti matematika, ilmu pengetahuan, membaca, menulis, dan pemahaman bahasa. Kurikulum untuk tunarungu didesain untuk memenuhi kebutuhan pendidikan anak-anak yang mengalami gangguan pendengaran. Kurikulum tersebut berfokus pada pengembangan bahasa, komunikasi, keterampilan sosial, dan penguasaan materi pelajaran akademik. 1. 2. 3. 4.
  • 24. Pendidikan Inklusi Pendidikan khusus Pendidikan yang melibatkan anak- anak tunarungu di sekolah inklusi bersama dengan anak-anak tanpa gangguan pendengaran Pendidikan khusus terjadi di sekolah khusus untuk anak-anak tunarungu. Desain kurikulum dan sistem pendidikan ABK
  • 25. Desain media pembelajaran Media pembelajaran tunarungu digunakan untuk mempermudah penyampaian materi kepada seseorang anak yang mengalami hambatan pendengaran sehingga anak tersebut dapat menguasai materi dengan baik dengan menggunakan media yang membuat pembelajaran menjadi menyenangkan dan mudah diterima siswa. Media stimulasi visual Cermin artikulasi Benda asli maupun tiruan Gambar Pias kata Video 1. 2. 3. 4. 5.
  • 26. SARANA DAN PRASARANA Tiga komponen yang mengelola sarana dan prasarana Sarana dan Prasarana pendidikan bagi anak Tunarungu a. Site (lahan bangunan) b. Building (gedung sekolah) c. Equitment (perlengkapan sekolah) 1. Hearing Aids (Alat bantu dengar) 2. Peralatan pembelajaran akademik; miniatur benda,finger alphabet,kartu kata dll 3. Peralatan latihan bina persepsi bunyi dan irama 4. peralatan latihan fisik 8. Perangkat lunak edukasi anak 9. Guru /instruktur dengan keterampilan berbahasa isyarat 10. Pelayanan kesehatan, psikologi,dan konseling 11. Pelatihan orang tua dengan komunikasi yang baik 12. Kerjasama dengan komunitas dan organisasi yang mendukung
  • 27. 1.Prinsip penilaian anak berkebutuhan khusus Penilaian terhadap ABK ringan seperti pada kasus tunarungu ringan dan tunawicara ringan dapat mengikuti kurikulum umum dengan menggunakan kriteria penilaian reguler sepenuhnya. Sistem laporan penilaian kuantitatif bagi ABK harus dilengkapi dengan deskripsi naratifnya, untuk menghidari kekaburan dan mempertegas jenis dan kualitas kompetensi yang lebih dikuasai anak. Desain Evaluasi
  • 28. 2. Teknik Penilaian Terdapat tujuh penilaian yang dapat digunakan pada sekolah penyelenggara pendidikan inklusif, yaitu penilaian unjuk kerja, penilaian sikap, penilaian tertulis, penilaian projek, penilaian produk, penilaian portofolio, dan penilaian diri. Untuk ABK Tunarungu , penilaian dengan tes lisan kurang sesuai untuk ABK jenis ini,maka dianjurkan penilaian dengan menggunakan bahasa isyarat. Desain Evaluasi
  • 29. 3.Proses pelaksanaan Evaluasi Pembelajaran ABK Tunarungu Proses pelaksanaan evaluasi untuk ABK dengan kecacatan tunarungu di sekolah penyelenggara pendidikan inklusif disesuaikan dengan kurikulum yang berlaku di sekolah tersebut, jika sekolah tersebut memakai kurikulum umum maka pelaksanaan evaluasi disamakan dengan anak pada umumnya. Namun seperti pada penjelasan sebelumnya, terdapat penyesuaian untuk ABK dengan tunarungu yaitu pada penilaian dengan bahasa isyarat sebaiknya ditiadakan Desain Evaluasi
  • 30. 4.Bentuk Pelaporan Hasil Pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus Tunarungu Pelaporan hasil pembelajaran anak tunarungu harus mencakup perkembangan akademik, keterampilan komunikasi, perilaku, dan sosial anak. Ini bisa berupa laporan progress individu, laporan keterampilan komunikasi, dan laporan perilaku. Penting untuk berkomunikasi secara rutin dengan orang tua, menggunakan portofolio pembelajaran, dan mengadakan pertemuan tim dukungan jika diperlukan. Semua pelaporan harus jelas, ringkas, dan menghormati hak privasi anak. Desain Evaluasi