Tugas tutorial 2 membahas strategi pembelajaran untuk anak berbakat dan berkebutuhan khusus seperti tunanetra dan tunarungu. Strategi pembelajaran untuk anak berbakat meliputi menyesuaikan kecepatan dan kompleksitas pembelajaran, mengembangkan kecerdasan emosional, dan menggunakan modifikasi proses, isi, dan produk pembelajaran. Untuk anak tunanetra, strategi pembelajarannya adalah individualisasi, kooperatif, dan modifikasi
Makalah Hakikat dan Fungsi Pendidikan Kelas Khusus Bagi Anak Berkebutuhan KhususDedy Wiranto
Pendidikan khusus merupakan pendidikan yang diperuntukan bagi peserta didik yang memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena memiliki kelainan fisik, emosional, mental, sosial, dan/atau memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa. Oleh karena itu, untuk mendorong kemampuan pembelajaran mereka dibutuhkan lingkungan belajar yang kondusif, baik tempat belajar, metoda, sistem penilaian, sarana dan prasarana serta yang tidak kalah pentingnya adalah tersedianya media pendidikan yang memadai sesuai dengan kebutuhan peserta didik.
Makalah Hakikat dan Fungsi Pendidikan Kelas Khusus Bagi Anak Berkebutuhan KhususDedy Wiranto
Pendidikan khusus merupakan pendidikan yang diperuntukan bagi peserta didik yang memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena memiliki kelainan fisik, emosional, mental, sosial, dan/atau memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa. Oleh karena itu, untuk mendorong kemampuan pembelajaran mereka dibutuhkan lingkungan belajar yang kondusif, baik tempat belajar, metoda, sistem penilaian, sarana dan prasarana serta yang tidak kalah pentingnya adalah tersedianya media pendidikan yang memadai sesuai dengan kebutuhan peserta didik.
Anak berkebutuhan khusus adalah anak yang memiliki perbedaan dengan anak-anak secara umum atau rata-rata anak seusianya.
Jenis-jenis anak berkebutuhan khusus:
1. Tunarungu: Adalah istilah umum yang digunakan untuk menyebut kondisi seseorang yang mengalami gangguan dalam indra pendengaran.
2. Tunanetra: Merupakan sebutan untuk individu yang mengalami gangguan pada indra penglihatan.
3. Tunadaksa: Merupakan sebutan halus bagi orang-orang yang memiliki kelainan fisik, khususnya anggota badan.
4. Tunagrahita: Merupakan istilah yang digunakan untuk menyebut anak atau orang yang memiliki kemampuan intelektual di bawah rata-rata atau bisa juga disebut dengan retaldasi mental.
5. Tunalaras: Merupakan sebutan untuk individu yang mengalami hambatan dalam mengendalikan emosi dan kontrol sosial.
6. Autis: Autisme adalah suatu kondisi mengenai seseorang yang didapatkannya sejak lahir atau masa balita, yang membuat dirinya tidak dapat berhubungan sosial atau komunikasi secara normal.
7. Down Syndrome: Merupakan salah satu bagian tunagrahita. Down syndrome adalah kelainan kromosom,yakni terbentuknya kromosom 21.
8. Kemunduran (Retardasi) Mental: Merupakan keadaan ketika inteligensia individu mengalami kemunduran atau tidak dapat berkembang dengan baik.
Metode pembelajaran terhadap anak berkebutuhan khusus:
1. Aktivitas barat untuk anak berkebutuhan khusus
2. Bekali anak dengan keterampilan dan teknologi informasi
3. Prinsip-prinsip umum dalam pendidikan untuk anak berkebutuhan khusus
Prinsip motivasi
Prinsip latar/konteks
Prinsip keterarahan
Prinsip hubungan sosial
Prinsip belajar sambil bekerja
Prinsip individualisasi
Prinsip menemukan
Anak berkebutuhan khusus adalah anak yang memiliki perbedaan dengan anak-anak secara umum atau rata-rata anak seusianya.
Jenis-jenis anak berkebutuhan khusus:
1. Tunarungu: Adalah istilah umum yang digunakan untuk menyebut kondisi seseorang yang mengalami gangguan dalam indra pendengaran.
2. Tunanetra: Merupakan sebutan untuk individu yang mengalami gangguan pada indra penglihatan.
3. Tunadaksa: Merupakan sebutan halus bagi orang-orang yang memiliki kelainan fisik, khususnya anggota badan.
4. Tunagrahita: Merupakan istilah yang digunakan untuk menyebut anak atau orang yang memiliki kemampuan intelektual di bawah rata-rata atau bisa juga disebut dengan retaldasi mental.
5. Tunalaras: Merupakan sebutan untuk individu yang mengalami hambatan dalam mengendalikan emosi dan kontrol sosial.
6. Autis: Autisme adalah suatu kondisi mengenai seseorang yang didapatkannya sejak lahir atau masa balita, yang membuat dirinya tidak dapat berhubungan sosial atau komunikasi secara normal.
7. Down Syndrome: Merupakan salah satu bagian tunagrahita. Down syndrome adalah kelainan kromosom,yakni terbentuknya kromosom 21.
8. Kemunduran (Retardasi) Mental: Merupakan keadaan ketika inteligensia individu mengalami kemunduran atau tidak dapat berkembang dengan baik.
Metode pembelajaran terhadap anak berkebutuhan khusus:
1. Aktivitas barat untuk anak berkebutuhan khusus
2. Bekali anak dengan keterampilan dan teknologi informasi
3. Prinsip-prinsip umum dalam pendidikan untuk anak berkebutuhan khusus
Prinsip motivasi
Prinsip latar/konteks
Prinsip keterarahan
Prinsip hubungan sosial
Prinsip belajar sambil bekerja
Prinsip individualisasi
Prinsip menemukan
Guru adalah pemeran utama dalam menyampaikan materi pembelajaran, namun tugas guru tidak hanya sekedar mentransfer atau menyampaikan materi saat proses pembelajaran. Guru dituntut untuk bertanggung jawab atas pelayanan peserta didik. Hal itu karena pelayanan peserta didik satu sama lain berbeda-beda dan tergantung dari peserta didik tersebut.
Anak berkebutuhan khusus adalah anak yang memiliki perbedaan dengan anak-anak secara umum atau rata-rata anak seusianya.
Jenis-jenis anak berkebutuhan khusus:
1. Tunarungu: Adalah istilah umum yang digunakan untuk menyebut kondisi seseorang yang mengalami gangguan dalam indra pendengaran.
2. Tunanetra: Merupakan sebutan untuk individu yang mengalami gangguan pada indra penglihatan.
3. Tunadaksa: Merupakan sebutan halus bagi orang-orang yang memiliki kelainan fisik, khususnya anggota badan.
4. Tunagrahita: Merupakan istilah yang digunakan untuk menyebut anak atau orang yang memiliki kemampuan intelektual di bawah rata-rata atau bisa juga disebut dengan retaldasi mental.
5. Tunalaras: Merupakan sebutan untuk individu yang mengalami hambatan dalam mengendalikan emosi dan kontrol sosial.
6. Autis: Autisme adalah suatu kondisi mengenai seseorang yang didapatkannya sejak lahir atau masa balita, yang membuat dirinya tidak dapat berhubungan sosial atau komunikasi secara normal.
7. Down Syndrome: Merupakan salah satu bagian tunagrahita. Down syndrome adalah kelainan kromosom,yakni terbentuknya kromosom 21.
8. Kemunduran (Retardasi) Mental: Merupakan keadaan ketika inteligensia individu mengalami kemunduran atau tidak dapat berkembang dengan baik.
Metode pembelajaran terhadap anak berkebutuhan khusus:
1. Aktivitas barat untuk anak berkebutuhan khusus
2. Bekali anak dengan keterampilan dan teknologi informasi
3. Prinsip-prinsip umum dalam pendidikan untuk anak berkebutuhan khusus
Prinsip motivasi
Prinsip latar/konteks
Prinsip keterarahan
Prinsip hubungan sosial
Prinsip belajar sambil bekerja
Prinsip individualisasi
Prinsip menemukan
Anak berkebutuhan khusus adalah anak yang memiliki perbedaan dengan anak-anak secara umum atau rata-rata anak seusianya.
Jenis-jenis anak berkebutuhan khusus:
1. Tunarungu: Adalah istilah umum yang digunakan untuk menyebut kondisi seseorang yang mengalami gangguan dalam indra pendengaran.
2. Tunanetra: Merupakan sebutan untuk individu yang mengalami gangguan pada indra penglihatan.
3. Tunadaksa: Merupakan sebutan halus bagi orang-orang yang memiliki kelainan fisik, khususnya anggota badan.
4. Tunagrahita: Merupakan istilah yang digunakan untuk menyebut anak atau orang yang memiliki kemampuan intelektual di bawah rata-rata atau bisa juga disebut dengan retaldasi mental.
5. Tunalaras: Merupakan sebutan untuk individu yang mengalami hambatan dalam mengendalikan emosi dan kontrol sosial.
6. Autis: Autisme adalah suatu kondisi mengenai seseorang yang didapatkannya sejak lahir atau masa balita, yang membuat dirinya tidak dapat berhubungan sosial atau komunikasi secara normal.
7. Down Syndrome: Merupakan salah satu bagian tunagrahita. Down syndrome adalah kelainan kromosom,yakni terbentuknya kromosom 21.
8. Kemunduran (Retardasi) Mental: Merupakan keadaan ketika inteligensia individu mengalami kemunduran atau tidak dapat berkembang dengan baik.
Metode pembelajaran terhadap anak berkebutuhan khusus:
1. Aktivitas barat untuk anak berkebutuhan khusus
2. Bekali anak dengan keterampilan dan teknologi informasi
3. Prinsip-prinsip umum dalam pendidikan untuk anak berkebutuhan khusus
Prinsip motivasi
Prinsip latar/konteks
Prinsip keterarahan
Prinsip hubungan sosial
Prinsip belajar sambil bekerja
Prinsip individualisasi
Prinsip menemukan
Guru adalah pemeran utama dalam menyampaikan materi pembelajaran, namun tugas guru tidak hanya sekedar mentransfer atau menyampaikan materi saat proses pembelajaran. Guru dituntut untuk bertanggung jawab atas pelayanan peserta didik. Hal itu karena pelayanan peserta didik satu sama lain berbeda-beda dan tergantung dari peserta didik tersebut.
Apakah program Sekolah Alkitab Liburan ada di gereja Anda? Perlukah diprogramkan? Jika sudah ada, apa-apa saja yang perlu dipertimbangkan lagi? Pak Igrea Siswanto dari organisasi Life Kids Indonesia membagikannya untuk kita semua.
Informasi lebih lanjut: 0821-3313-3315 (MLC)
#SABDAYLSA #SABDAEvent #ylsa #yayasanlembagasabda #SABDAAlkitab #Alkitab #SABDAMLC #ministrylearningcenter #digital #sekolahAlkitabliburan #gereja #SAL
1. JAWABAN TUGAS TUTORIAL 2
PENGANTAR PENDIDIKAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS
Nama : Ayu Imtyas Rusdiansyah
NIM : 858745338
Kelas : 2B
1. Anak-anak yang berbakat tidak selalu tidak menghadapi masalah, bahkan dalam beberapa
kasus, keberbakatan dapat menimbulkan dampak yang merugikan bagi anak, keluarga, dan
masyarakat. Dampak tersebut dapat terlihat dari aspek akademik, sosial/emosional, dan
fisik/kesehatan. Dalam aspek akademik, anak yang berbakat dapat mengalami kesulitan
penyesuaian diri di antara teman sebaya, merasa bosan terhadap pengajaran reguler, dan
sulit berkonformitas dalam kelompok. Dalam aspek sosial/emosional, anak berbakat dapat
mengalami ketidakstabilan perkembangan emosi, bersikap sinis, dan menentukan nilai
sendiri yang mungkin tidak realistik. Dalam aspek fisik/kesehatan, anak berbakat dapat
mengalami kelelahan karena kegiatan yang intensif dan kurang olahraga.
2. Tiga hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan strategi pembelajaran bagi anak
berbakat adalah :
a. Menyesuaikan kecepatan dan kompleksitas pembelajaran dengan kemampuan anak
berbakat yang lebih tinggi dari anak normal.
b. Mengembangkan kecerdasan emosional dan motivasi internal anak berbakat untuk
belajar berprestasi.
c. Menggunakan modifikasi dalam proses, isi, dan produk pembelajaran yang
berorientasi pada berpikir tingkat tinggi, interaksi kelompok, dan kebebasan
memilih. Hafalan harus dicegah dengan memberikan tekanan pada teknik yang
berorientasi pada penemuan dan pendekatan induktif.
3. Sebab-sebab tunanetra bervariasi dan kompleks, dapat bersifat genetik atau berkaitan
dengan lingkungan. Beberapa penyebabnya antara lain penyakit anak, infeksi virus, tumor
otak, cedera, dan penggunaan obat-obatan tertentu. Perawatan tunanetra tergantung pada
penyebabnya, seperti pengobatan medis atau rehabilitasi visual, serta bimbingan dan
dukungan psikososial.
4. Visualisasi adalah kemampuan untuk memvisualisasikan lingkungan melalui ingatan
visual atau peta mental. Ingatan kinestetik adalah kemampuan untuk mengingat gerakan
dan posisi tubuh. Persepsi obyek adalah kemampuan untuk mengenali objek berdasarkan
bentuk, ukuran, dan tekstur. Individu tunanetra dapat berfungsi dengan baik di lingkungan
2. mereka dengan memanfaatkan kemampuan ini, seperti dengan menggunakan ingatan
visual untuk menggambarkan lingkungan mereka di dalam pikiran, memperhatikan
gerakan orang di sekitarnya, dan menggunakan persepsi obyek untuk mengenali objek di
sekitar mereka. Penting juga bagi orang di sekitar individu tunanetra untuk memberikan
informasi tentang lingkungan dan membantu menjaga posisi barang-barang agar mudah
ditemukan.
5. Terdapat tiga strategi pembelajaran untuk anak tunanetra, yaitu individualisasi, kooperatif,
dan modifikasi perilaku. Strategi individualisasi mengacu pada penggunaan program yang
disesuaikan dengan karakteristik, kebutuhan, dan kemampuan individu siswa. Strategi
kooperatif menekankan pada saling membantu satu sama lain dalam mencapai tujuan
pembelajaran. Sementara itu, strategi modifikasi perilaku bertujuan untuk mengubah
perilaku siswa menjadi lebih positif melalui kondisioning atau pembiasaan dan
membantunya menjadi lebih mandiri. Strategi modifikasi perilaku dapat digunakan untuk
meningkatkan keterampilan sosial anak tunanetra.
6. Upaya pencegahan terjadinya tunarungu dapat dilakukan pada pranikah, prenatal, natal,
dan postnatal. Contoh upaya pencegahan pada pranikah adalah menghindari pernikahan
sedarah atau dengan saudara yang memiliki sejarah tunarungu. Contoh upaya pada
prenatal adalah menjaga kesehatan dan memeriksakan kehamilan secara teratur. Contoh
upaya pada natal adalah menghindari penggunaan alat penyedot pada saat melahirkan.
Contoh upaya pada postnatal adalah menjaga telinga dari kebisingan dan melakukan
imunisasi dasar serta rubela.
7. Anak tunarungu cenderung memiliki prestasi akademik yang lebih rendah dibandingkan
dengan anak yang mendengar seusianya, terutama pada mata pelajaran yang bersifat verbal
seperti Bahasa Indonesia, IPA, IPS, PPKN, Matematika (dalam soal cerita), dan Seni
Suara. Hal ini disebabkan karena kemampuan bahasa merupakan kunci masuknya
berbagai ilmu pengetahuan, sehingga keterbatasan dalam kemampuan berbahasa
menghambat anak tunarungu untuk memahami berbagai pengetahuan lainnya. Oleh karena
itu, gangguan dalam kemampuan berbahasa dapat menghambat seseorang dalam
mengembangkan kemampuan akademiknya. Namun, anak tunarungu dapat memiliki
prestasi akademik yang sama dengan anak yang mendengar seusianya pada mata pelajaran
yang bersifat nonverbal seperti pelajaran Olah Raga dan Keterampilan.
8. Sistem pendidikan integrasi memungkinkan siswa tunarungu untuk belajar bersama siswa
mendengar di sekolah biasa dengan berbagai bentuk keterpaduan yang sesuai dengan
kemampuan siswa. Sementara itu, pendidikan inklusif memungkinkan siswa tunarungu
3. terpadu sepenuhnya dengan siswa mendengar di sekolah biasa dengan penyesuaian
kurikulum, sarana, prasarana, dan sistem pembelajaran yang disesuaikan dengan
kebutuhan khusus siswa. Dalam pendidikan inklusif, sistem di sekolah diadaptasikan
dengan kebutuhan khusus anak tunarungu atau anak berkebutuhan khusus lainnya.
DAFTAR REFERENSI
Wardani, dkk. 2021. Pengantar Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus (Edisi 2). Tangerang
Selatan : Universitas Terbuka