Materi IPA kls 9 SMP tentang sistem ekskresi pada manusia yang diberikan secara ringkas dalam bentuk power point untuk membantu guru dalam proses pembelajaran serta beberapa soal yang terkait dengan materi.
1. ASUHAN KEPERAWATAN CKD (GAGAL GINJAL KRONIK)
Kelompok 4
POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG
JURUSAN KEPERAWATAN
2. Kasus:
Tn. H 47 tahun dengan keluhan lemas, tidak bertenaga, tidak
nafsu makan, dan jika bangun tidur matanya sembab. Tn. H
diketahui sebelumnya menderita batu ginjal dan sudah di ESWL
2th yg lalu dan selama ini menderita hipertensin sudah 5 tahun.
Hasil pemeriksaan fisik perawat menunjukkan pada palpasi
abdomen kiri bawah, ginjal kiri dan kanan tak teraba, pitting
edema ekstremitas derajat 1 dan konjungtiva pucat.
Pertanyaan:
1. Sebutkan tanda dan gejala CKD yg lain
2. Pemeriksaan penunjang apa saja yg dibutuhkan oleh pasien
CKD
3. Jelaskan pembagian stage CKD
4. Buatlah skema patofisiologi CKD dimulai dari etiologinya
5. Susunlah 3 diagnosa keperawatan utama pada pasien CKD
lengkap dg tujuan, kriteria hasil, dan intervensinya
6. Identifikasikan 5 topic penkes yg tepat dibutuhkan oleh pasien
CKD di RS
3. 1. Manifestasi klinik antara lain (Long, 1996 : 369):
a. Gejala dini : lethargi, sakit kepala, kelelahan fisik dan mental,
berat badan berkurang, mudah tersinggung, depresi
b. Gejala yang lebih lanjut : anoreksia, mual disertai muntah, nafas
dangkal atau sesak nafas baik waktui ada kegiatan atau tidak, udem
yang disertai lekukan, pruritis mungkin tidak ada tapi mungkin juga
sangat parah.
2. Manifestasi klinik menurut (Smeltzer, 2001 : 1449) antara lain :
hipertensi, (akibat retensi cairan dan natrium dari aktivitas sisyem renin -
angiotensin – aldosteron), gagal jantung kongestif dan udem
pulmoner (akibat cairan berlebihan) dan perikarditis (akibat iriotasi
pada lapisan perikardial oleh toksik, pruritis, anoreksia, mual, muntah,
dan cegukan, kedutan otot, kejang, perubahan tingkat kesadaran,
tidak mampu berkonsentrasi).
D. MANIFESTASI KLINIS
4. Menurut Suyono (2001), untuk menentukan diagnosa pada
CKD dapat dilakukan cara sebagai berikut:
1. Pemeriksaan laboratorium
Menentukan derajat kegawatan CKD, menentukan
gangguan sistem dan membantu menetapkan etiologi.
2. Pemeriksaan USG
Untuk mencari apakah ada batuan, atau massa tumor, juga
untuk mengetahui beberapa pembesaran ginjal.
3. Pemeriksaan EKG
Untuk melihat kemungkinan hipertropi ventrikel kiri, tanda-
tanda perikarditis, aritmia dan gangguan elektrolit
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
5. Perjalanan umum gagal ginjal progresif dapat dibagi menjadi tiga
stadium yaitu:
a. Stadium 1 (penurunan cadangan ginjal)
Ditandai dengan kreatinin serum dan kadar Blood Ureum Nitrogen
(BUN) normal dan penderita asimtomatik.
b. Stadium 2 (insufisiensi ginjal)
Lebih dari 75% jaringan yang berfungsi telah rusak (Glomerulo
filtration Rate besarnya 25% dari normal). Pada tahap ini Blood
Ureum Nitrogen mulai meningkat diatas normal, kadar kreatinin
serum mulai meningklat melabihi kadar normal, azotemia ringan,
timbul nokturia dan poliuri.
c. Stadium 3 (Gagal ginjal stadium akhir / uremia)
Timbul apabila 90% massa nefron telah hancur, nilai glomerulo
filtration rate 10% dari normal, kreatinin klirens 5-10 ml permenit
atau kurang. Pada tahap ini kreatinin serum dan kadar blood
ureum nitrgen meningkat sangat mencolok dan timbul oliguri.
(Price, 1992: 813-814)
STAGE CKD
6. Infeksi penyakit vaskuler,
peradangan, gg. Jar
penyambung
Penyakit metabolik,
nefropati toksik, nefropati
obstruksi, gg. Kongenital&
herediter
1. Stadium I :
Penurunan
cadangan ginjal
· Kreatinin serum
dan kadar BUN
normal
· Asimptomatik
Kerusakan nefron
ginjal
2. Stadium II :
Insufisiensi ginjal
· Kadar BUN meningkat
(tergantung pada kadar
protein dalam diet)
· Kadar kreatinin serum
meningkat
· Nokturia dan poliuri
(karena kegagalan
pemekatan)
3. Stadium III: gagal
ginjal stadium akhir atau
uremia
· kadar ureum dan
kreatinin sangat
meningkat
· ginjal sudah tidak
dapat menjaga
homeostasis cairan dan
elektrolit
· air kemih/urin isoosmotis
dengan plasma, dengan
BJ 1,010
Hipertropi nefron tersisa u/ mengganti kerja nefron yg rusak
-peningkatan kecepatan filtrasi, beban solute dan reabsorbsi tubulus dalam tiap nefron, meskipun GFR
untuk seluruh massa nefron menurun di bawah normal
7. Penurunan curah jantung berhubungan dengan beban jantung
yang meningkat
Tujuan:
Penurunan curah jantung tidak terjadi dengan kriteria hasil :
mempertahankan curah jantung dengan bukti tekanan darah
dan frekuensi jantung dalam batas normal, nadi perifer kuat
dan sama dengan waktu pengisian kapiler
Intervensi:
a. Auskultasi bunyi jantung dan paru
R : Adanya takikardia frekuensi jantung tidak teratur
b. Kaji adanya hipertensi
R : Hipertensi dapat terjadi karena gangguan pada sistem
aldosteron-renin-angiotensin (disebabkan oleh disfungsi ginjal)
c. Selidiki keluhan nyeri dada, perhatikanlokasi, rediasi,
beratnya (skala 0-10)
R : HT dan GGK dapat menyebabkan nyeri
d. Kaji tingkat aktivitas, respon terhadap aktivitas
R: Kelelahan dapat menyertai GGK juga anemia
DIAGNOSA KEPERAWATAN
8. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan
dengan edema sekunder : volume cairan tidak seimbang oleh
karena retensi Na dan H2O)
Tujuan: Mempertahankan berat tubuh ideal tanpa kelebihan
cairan dengan kriteria hasil: tidak ada edema, keseimbangan
antara input dan output
Intervensi:
a. Kaji status cairan dengan menimbang BB perhari,
keseimbangan masukan dan haluaran, turgor kulit tanda-tanda
vital
b. Batasi masukan cairan
R : Pembatasan cairan akn menentukan BB ideal, haluaran urin,
dan respon terhadap terapi
c. Jelaskan pada pasien dan keluarga tentang pembatasan
cairan
R : Pemahaman meningkatkan kerjasama pasien dan keluarga
dalam pembatasan cairan
d. Anjurkan pasien / ajari pasien untuk mencatat penggunaan
cairan terutama pemasukan dan haluaran
R : Untuk mengetahui keseimbangan input dan output
9. Intervensi:
a. Awasi konsumsi makanan / cairan
R : Mengidentifikasi kekurangan nutrisi
b. Perhatikan adanya mual dan muntah
R : Gejala yang menyertai akumulasi toksin endogen
yang dapat mengubah atau menurunkan pemasukan
dan memerlukan intervensi
c. Beikan makanan sedikit tapi sering
R : Porsi lebih kecil dapat meningkatkan masukan
makanan
d. Tingkatkan kunjungan oleh orang terdekat selama
makan
R : Memberikan pengalihan dan meningkatkan aspek
sosial
e. Berikan perawatan mulut sering
R : Menurunkan ketidaknyamanan stomatitis oral dan
rasa tak disukai dalam mulut yang dapat
mempengaruhi masukan makanan
Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan berhubungan dengan anoreksia,
mual, muntah
Tujuan: Mempertahankan masukan nutrisi yang adekuat dengan kriteria
hasil: menunjukan BB stabil