Dokumen tersebut membahas tentang gagal ginjal kronik yang didefinisikan sebagai kerusakan ginjal lebih dari 3 bulan dengan laju filtrasi glomerulus kurang dari 60 ml/menit/1,73m2. Dokumen ini juga membahas epidemiologi, etiologi, patofisiologi, gejala, diagnosis, pencegahan, penatalaksanaan, dan aspek farmakologi dari gagal ginjal kronik.
Dokumen tersebut membahas tentang gagal ginjal akut dan kronik. Gagal ginjal akut dapat disebabkan oleh faktor pre-renal, renal, atau post-renal dan umumnya bersifat reversible. Gagal ginjal kronik disebabkan oleh kerusakan ginjal yang berlangsung lebih dari 3 bulan dan dapat menyebabkan penurunan laju filtrasi ginjal. Penanganannya meliputi mengendalikan faktor penyebab, menyesuaikan dosis obat
Hipertiroidisme adalah kelebihan produksi hormon tiroid yang menyebabkan metabolisme tubuh menjadi terlalu cepat. Gejala klinisnya antara lain takikardi, kelelahan, berat badan turun, dan mata melotot. Diagnosa ditegakkan dengan pemeriksaan laboratorium seperti kadar hormon tiroid yang tinggi beserta tekanan TSH yang rendah. Pengobatan utamanya adalah dengan obat anti tiroid seperti propiltiourasil atau metimazol
1. Dokumen tersebut membahas tentang pengertian, etiologi, klasifikasi, manifestasi klinik, diagnosa, dan konsep askep preeklampsia pada ibu hamil. Preeklampsia adalah hipertensi disertai proteinuria yang terjadi pada kehamilan akibat gangguan fungsi plasenta.
Dokumen tersebut merupakan laporan hasil penelitian tentang asuhan keperawatan pada pasien dengan gastritis dan gastroenteritis. Dokumen tersebut membahas tentang konsep dasar gastritis, etiologi, patofisiologi, gejala klinis, pemeriksaan penunjang, dan penatalaksanaan gastritis secara farmakologi dan non farmakologi."
Dokumen tersebut membahas tentang gagal ginjal akut dan kronik. Gagal ginjal akut dapat disebabkan oleh faktor pre-renal, renal, atau post-renal dan umumnya bersifat reversible. Gagal ginjal kronik disebabkan oleh kerusakan ginjal yang berlangsung lebih dari 3 bulan dan dapat menyebabkan penurunan laju filtrasi ginjal. Penanganannya meliputi mengendalikan faktor penyebab, menyesuaikan dosis obat
Hipertiroidisme adalah kelebihan produksi hormon tiroid yang menyebabkan metabolisme tubuh menjadi terlalu cepat. Gejala klinisnya antara lain takikardi, kelelahan, berat badan turun, dan mata melotot. Diagnosa ditegakkan dengan pemeriksaan laboratorium seperti kadar hormon tiroid yang tinggi beserta tekanan TSH yang rendah. Pengobatan utamanya adalah dengan obat anti tiroid seperti propiltiourasil atau metimazol
1. Dokumen tersebut membahas tentang pengertian, etiologi, klasifikasi, manifestasi klinik, diagnosa, dan konsep askep preeklampsia pada ibu hamil. Preeklampsia adalah hipertensi disertai proteinuria yang terjadi pada kehamilan akibat gangguan fungsi plasenta.
Dokumen tersebut merupakan laporan hasil penelitian tentang asuhan keperawatan pada pasien dengan gastritis dan gastroenteritis. Dokumen tersebut membahas tentang konsep dasar gastritis, etiologi, patofisiologi, gejala klinis, pemeriksaan penunjang, dan penatalaksanaan gastritis secara farmakologi dan non farmakologi."
Ringkasan dokumen tentang gagal ginjal akut adalah:
Gagal ginjal akut adalah kondisi dimana kemampuan ginjal dalam membersihkan darah menurun dengan cepat sehingga limbah metabolik menumpuk dalam darah. Penyebabnya adalah penyakit serius seperti diabetes atau infeksi yang merusak sel-sel ginjal. Gejalanya berupa mual, lemah, pembengkakan, dan berkurangnya fungsi ginjal. Pengobatannya melip
Dokumen tersebut membahas tentang ASKEP (Asuhan Keperawatan) untuk pasien hematemesis melena. Termasuk penjelasan tentang pengertian, penyebab, gejala, pemeriksaan, dan tindakan yang perlu dilakukan untuk pasien tersebut seperti pemberian cairan infus, transfusi darah, obat-obatan, serta diagnosa keperawatan seperti defisit volume cairan dan risiko gangguan kesadaran.
PPT-Chronic Kidney Disease-Muhammad Lukman Hakim, Amd.KepHanaYulia4
Chronic Kidney Disease (CKD) adalah kondisi dimana organ ginjal sudah tidak mampu mengeluarkan limbah metabolik tubuh akibat gangguan fungsi ekskresi dan non-ekskresi. Pasien Ny. D dirawat dengan diagnosis CKD berdasarkan gejala sesak nafas, edema, dan peningkatan ureum darah serta kreatinin darah. Perawatan meliputi koreksi cairan dan elektrolit, obat hipertensi dan diabetes, serta edukasi gizi dan aktivitas.
Kegagalan ginjal akut disebabkan oleh berkurangnya aliran darah ke ginjal menyebabkan pengurangan penapisan glomerular dan oliguria. Ia boleh disebabkan oleh kekurangan cecair (pre-renal), kerosakan ginjal (renal) atau penyekatan aliran urin (post-renal). Rawatan bergantung kepada punca dan termasuk pemberian cecair infus, ubat lasiks dan dialisis jika komplikasi seperti kekusutan ber
Dokumen tersebut merangkum tentang prosedur hemodialisis untuk membersihkan darah pasien gagal ginjal dari zat sisa dan racun. Prosedur ini bekerja dengan mendialiskan darah pasien melalui membran semipermeabel untuk memisahkan zat-zat tersebut ke cairan dialisat yang kemudian dibuang, sementara darah bersih kembali ke tubuh pasien. Dokumen juga menjelaskan tujuan, prinsip kerja, indikasi, kontraindik
Dokumen tersebut membahas tentang sirosis hati (SH), yaitu kondisi fibrosis hati yang merupakan tahap akhir dari proses peradangan kronis hati. SH disebabkan oleh berbagai faktor seperti hepatitis kronis, alkohol, obesitas, dan dapat menyebabkan komplikasi seperti hipertensi portal, asites, dan ensefalopati hepatik. Pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk mendiagnosis dan memantau SH antara lain pemerik
ANGINA: patofisiologi angina dan gagal jantung-Ischemia of heart muscle of a...SofiaNofianti
Gagal jantung adalah ketidakmampuan jantung untuk memompa darah ke seluruh tubuh sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi jaringan. Gagal jantung biasanya disebabkan oleh masalah kesehatan seperti penyakit jantung koroner, gangguan ritme jantung, dan hipertensi.
GAGAL GINJAL AKUT dan KRONIK merupakan penurunan fungsi ginjal yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti infeksi, obat-obatan, atau hipertensi. Gejala klinisnya meliputi perubahan eliminasi urine, retensi cairan, serta risiko infeksi. Diagnosa didasarkan pada pemeriksaan laboratorium seperti kadar kreatinin dan urea darah, sedangkan pengobatannya meliputi manajemen cairan dan
1. Hipertiroidisme adalah kondisi ketika kadar hormon tiroid (T3 dan T4) dalam darah meningkat akibat produksi hormon tiroid yang berlebihan oleh kelenjar tiroid.
2. Manifestasi klinis hipertiroidisme meliputi tanda dan gejala sistemik seperti berat badan turun, palpitasi, tremor, dan gangguan saluran cerna.
3. Penatalaksanaan hipertiroidisme meliputi pemberian obat anti tiroid seperti methimazole,
Dokumen ini membahas tentang gagal ginjal kronis, penyebabnya seperti infeksi, diabetes, batu ginjal, konsumsi berlebihan minuman dan obat-obatan, gejalanya seperti sering buang air kecil, pembengkakan tubuh, lesu dan pucat, serta pengobatannya seperti cuci darah, transplantasi ginjal, dan pencegahannya dengan menghindari minuman beralkohol dan soda serta jamu yang tidak legal.
This document describes a case of chronic kidney disease in a 21-year old man. Over 5 years, his serum creatinine level gradually increased from 0.5 mg/dL to 1.81 mg/dL, indicating progressive loss of kidney function. He was treated with steroids and immunosuppressants but continued to experience relapses of nephrotic syndrome. On his latest examination, lab tests showed further kidney dysfunction with a serum creatinine of 1.29 mg/dL. Despite refusing dialysis, he died shortly after from complications of his kidney disease. The document outlines factors related to managing chronic kidney disease, including monitoring for anemia, acidosis, mineral abnormalities, and nutrition.
Ringkasan dokumen tentang gagal ginjal akut adalah:
Gagal ginjal akut adalah kondisi dimana kemampuan ginjal dalam membersihkan darah menurun dengan cepat sehingga limbah metabolik menumpuk dalam darah. Penyebabnya adalah penyakit serius seperti diabetes atau infeksi yang merusak sel-sel ginjal. Gejalanya berupa mual, lemah, pembengkakan, dan berkurangnya fungsi ginjal. Pengobatannya melip
Dokumen tersebut membahas tentang ASKEP (Asuhan Keperawatan) untuk pasien hematemesis melena. Termasuk penjelasan tentang pengertian, penyebab, gejala, pemeriksaan, dan tindakan yang perlu dilakukan untuk pasien tersebut seperti pemberian cairan infus, transfusi darah, obat-obatan, serta diagnosa keperawatan seperti defisit volume cairan dan risiko gangguan kesadaran.
PPT-Chronic Kidney Disease-Muhammad Lukman Hakim, Amd.KepHanaYulia4
Chronic Kidney Disease (CKD) adalah kondisi dimana organ ginjal sudah tidak mampu mengeluarkan limbah metabolik tubuh akibat gangguan fungsi ekskresi dan non-ekskresi. Pasien Ny. D dirawat dengan diagnosis CKD berdasarkan gejala sesak nafas, edema, dan peningkatan ureum darah serta kreatinin darah. Perawatan meliputi koreksi cairan dan elektrolit, obat hipertensi dan diabetes, serta edukasi gizi dan aktivitas.
Kegagalan ginjal akut disebabkan oleh berkurangnya aliran darah ke ginjal menyebabkan pengurangan penapisan glomerular dan oliguria. Ia boleh disebabkan oleh kekurangan cecair (pre-renal), kerosakan ginjal (renal) atau penyekatan aliran urin (post-renal). Rawatan bergantung kepada punca dan termasuk pemberian cecair infus, ubat lasiks dan dialisis jika komplikasi seperti kekusutan ber
Dokumen tersebut merangkum tentang prosedur hemodialisis untuk membersihkan darah pasien gagal ginjal dari zat sisa dan racun. Prosedur ini bekerja dengan mendialiskan darah pasien melalui membran semipermeabel untuk memisahkan zat-zat tersebut ke cairan dialisat yang kemudian dibuang, sementara darah bersih kembali ke tubuh pasien. Dokumen juga menjelaskan tujuan, prinsip kerja, indikasi, kontraindik
Dokumen tersebut membahas tentang sirosis hati (SH), yaitu kondisi fibrosis hati yang merupakan tahap akhir dari proses peradangan kronis hati. SH disebabkan oleh berbagai faktor seperti hepatitis kronis, alkohol, obesitas, dan dapat menyebabkan komplikasi seperti hipertensi portal, asites, dan ensefalopati hepatik. Pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk mendiagnosis dan memantau SH antara lain pemerik
ANGINA: patofisiologi angina dan gagal jantung-Ischemia of heart muscle of a...SofiaNofianti
Gagal jantung adalah ketidakmampuan jantung untuk memompa darah ke seluruh tubuh sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi jaringan. Gagal jantung biasanya disebabkan oleh masalah kesehatan seperti penyakit jantung koroner, gangguan ritme jantung, dan hipertensi.
GAGAL GINJAL AKUT dan KRONIK merupakan penurunan fungsi ginjal yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti infeksi, obat-obatan, atau hipertensi. Gejala klinisnya meliputi perubahan eliminasi urine, retensi cairan, serta risiko infeksi. Diagnosa didasarkan pada pemeriksaan laboratorium seperti kadar kreatinin dan urea darah, sedangkan pengobatannya meliputi manajemen cairan dan
1. Hipertiroidisme adalah kondisi ketika kadar hormon tiroid (T3 dan T4) dalam darah meningkat akibat produksi hormon tiroid yang berlebihan oleh kelenjar tiroid.
2. Manifestasi klinis hipertiroidisme meliputi tanda dan gejala sistemik seperti berat badan turun, palpitasi, tremor, dan gangguan saluran cerna.
3. Penatalaksanaan hipertiroidisme meliputi pemberian obat anti tiroid seperti methimazole,
Dokumen ini membahas tentang gagal ginjal kronis, penyebabnya seperti infeksi, diabetes, batu ginjal, konsumsi berlebihan minuman dan obat-obatan, gejalanya seperti sering buang air kecil, pembengkakan tubuh, lesu dan pucat, serta pengobatannya seperti cuci darah, transplantasi ginjal, dan pencegahannya dengan menghindari minuman beralkohol dan soda serta jamu yang tidak legal.
This document describes a case of chronic kidney disease in a 21-year old man. Over 5 years, his serum creatinine level gradually increased from 0.5 mg/dL to 1.81 mg/dL, indicating progressive loss of kidney function. He was treated with steroids and immunosuppressants but continued to experience relapses of nephrotic syndrome. On his latest examination, lab tests showed further kidney dysfunction with a serum creatinine of 1.29 mg/dL. Despite refusing dialysis, he died shortly after from complications of his kidney disease. The document outlines factors related to managing chronic kidney disease, including monitoring for anemia, acidosis, mineral abnormalities, and nutrition.
Fungsi ginjal meliputi filtrasi darah, reabsorpsi selektif zat-zat terfiltrasi, dan sekresi produk metabolisme. Proses ini mempertahankan homeostasis cairan, elektrolit, dan status asam basa tubuh.
Dokumen tersebut membahas tentang sistem ekskresi manusia khususnya organ ginjal. Ginjal berfungsi menyaring darah, mereabsorpsi zat berguna, dan menambahkan limbah untuk dikeluarkan dalam bentuk urine. Ginjal terdiri atas tiga bagian yaitu korteks, medula, dan pelvis yang masing-masing memiliki peran penting dalam proses pembentukan urine.
Sistem ekskresi pada manusia terdiri atas ginjal, hati, kulit, dan paru-paru yang berfungsi mengeluarkan zat-zat sisa metabolisme tubuh melalui urine, empedu, keringat, dan karbondioksida. Gangguan umum pada sistem ekskresi antara lain batu ginjal, radang ginjal, gagal ginjal, biduran, dan asma.
Chronic Kidney Disease (CKD) adalah gangguan fungsi ginjal yang menahun dan progresif dengan atau tanpa penurunan laju filtrasi glomerulus. CKD diklasifikasi berdasarkan tingkat fungsi ginjal dan diagnosis etiologi, dan dapat menyebabkan berbagai komplikasi seperti hipertensi, anemia, dan gagal ginjal jika tidak ditangani."
Ginjal berfungsi mengatur keseimbangan air dan elektrolit tubuh, mengatur konsentrasi osmolaritas dan asam basa, serta mengekskresikan limbah metabolisme. Ginjal terdiri atas kulit ginjal yang berisi banyak nefron dan sumsum ginjal yang berisi piramid untuk mengumpulkan hasil ekskresi sebelum dikeluarkan lewat ureter ke kantung kemih. Proses pembentukan urine meliputi filtrasai di glomerulus, reabsorpsi zat
Makalah ini membahas gagal ginjal akut dan kronik. Gagal ginjal akut terjadi secara mendadak karena gangguan sirkulasi atau fungsi ginjal, sedangkan gagal ginjal kronik terjadi secara progresif akibat berbagai penyakit yang menurunkan fungsi ginjal secara berkelanjutan. Kompilikasi gagal ginjal kronis meliputi hipertensi, anemia, dan penyakit tulang.
Dokumen tersebut membahas tentang obesitas dan hubungannya dengan infertilitas. Obesitas dapat menyebabkan gangguan haid, peningkatan androgen, dan menurunkan keberhasilan kehamilan. Penurunan berat badan sebesar 5-10% dapat memulihkan ovulasi pada sebagian besar wanita yang obes.
1. Chronic kidney disease (CKD) is defined as kidney damage or decreased kidney function lasting at least 3 months. It is staged based on glomerular filtration rate (GFR) from normal kidney function to kidney failure.
2. The most common causes of CKD are diabetes, hypertension, glomerulonephritis, and polycystic kidney disease. As CKD progresses, patients experience complications such as anemia, bone disease, cardiovascular disease, and metabolic acidosis.
3. Management of CKD focuses on slowing progression, treating complications, and preparing for renal replacement therapy if kidney failure occurs. Key interventions include blood pressure control, diabetes management, treatment of anemia, and dietary modifications.
GGK Technologies is an India-based software outsourcing company founded in 2004 by ex-Microsoft employees with over 90 professionals. They provide offshore software development, project management, custom software development, and staffing services focused on Microsoft technologies and database programming. Their core values include commitment to customers, continuous improvement, integrity, and openness.
1. Gagal ginjal akut (ARF) adalah penurunan fungsi ginjal yang cepat yang menyebabkan azotemia dan oliguria.
2. Penyebab ARF terbagi menjadi prarenal, pascarenal, dan intrinsik ginjal. Nekrosis tubular akut (ATN) merupakan penyebab intrinsik yang umum.
3. Patofisiologi ARF terkait hipoperfusi ginjal, obstruksi tubulus, kebocoran cairan tubulus, dan disfungsi vaskular dan glomerular.
Dokumen tersebut membahas tentang gagal ginjal kronis (GGK). GGK terjadi ketika ginjal tidak mampu mengangkut limbah metabolik atau melaksanakan fungsi regulernya dengan baik. Pada GGK terjadi penurunan nefron secara progresif yang menyebabkan berkurangnya fungsi ginjal. Gejala klinis yang muncul antara lain edema, hipertensi, anemia, gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit. Penatalaksana
Dokumen tersebut merangkum pengertian, klasifikasi, etiologi, patofisiologi, diagnostik, dan penatalaksanaan penyakit ginjal kronik. Topik utama mencakup definisi penyakit ginjal kronik, kriteria diagnostik, klasifikasi berdasarkan tingkat penyakit dan etiologi, faktor risiko dan mekanisme penyakit, pendekatan diagnostik, serta tujuan penatalaksanaan seperti mengendalikan faktor risiko
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai penyakit ginjal kronik (PGK), termasuk definisi, epidemiologi, klasifikasi, etiologi, patofisiologi, perjalanan klinis, dan manifestasi klinis PGK. PGK ditandai dengan penurunan fungsi ginjal secara progresif yang dapat berakhir dengan gagal ginjal. Penyebab utamanya bervariasi antara negara, tetapi diabetes dan hipertensi adalah penyebab terbesar di Amerika Serikat dan
Dokumen tersebut membahas tentang tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2010 untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat masyarakat agar tercapai kesehatan optimal. Dokumen ini juga membahas tentang penyebab gagal ginjal akut dan kronik seperti diabetes, hipertensi, infeksi, serta tahapan perjalanan klinis gagal ginjal akut dan kronik.
Dokumen tersebut membahas tentang farmakoterapi gagal ginjal yang mencakup definisi, prevalensi, etiologi, patogenesis, dan klasifikasi gagal ginjal akut dan kronik."
1. Laporan ini membahas tentang pasien dengan CKD (penyakit ginjal kronis) yang mengalami hiperkalemia dan hemodialisa.
2. CKD merupakan kegagalan fungsi ginjal yang progresif untuk menjaga metabolisme dan keseimbangan cairan serta elektrolit.
3. Manifestasi klinis CKD meliputi gangguan kardiovaskuler, pulmoner, gastrointestinal, muskuloskeletal, dan integumen.
Studi menemukan bahwa gangguan metabolisme mineral dan perubahan histologi tulang dapat menurunkan pertumbuhan pada anak dengan gagal ginjal kronik. Konferensi terbaru KDIGO merekomendasikan mempertimbangkan kondisi ini sebagai gangguan sistemik dan menjadikan histomorfometri tulang sebagai standar untuk pertumbuhan dan mineralisasi tulang.
Dokumen tersebut membahas tentang infeksi saluran kemih (ISK). ISK dapat menyerang berbagai bagian saluran kemih seperti uretra, kandung kemih, dan ginjal. Bakteri Escherichia coli merupakan penyebab utama ISK. Terapi antibiotik bergantung pada lokasi dan tingkat keparahan infeksi, serta kemungkinan infeksi berulang. Tujuan pengobatan adalah mengontrol infeksi dan mencegah komplikasi.
Dokumen tersebut membahas tentang hipertiroidisme yang disebabkan oleh berlebihnya produksi hormon tiroid oleh kelenjar tiroid, yang dapat menyebabkan gejala seperti palpitasi, kelelahan, dan penurunan berat badan."
Dokumen tersebut membahas tentang penyakit inflamasi usus atau inflamatory bowel disease (IBD) yang memiliki dua jenis yaitu kolitis ulseratif dan penyakit Chron dengan gejala utama diare kronik. IBD merupakan penyakit kronis dengan penyebab yang belum diketahui secara pasti dan pengobatannya lebih diarahkan untuk menghambat proses inflamasi.
This document contains 4 sections that each have 4 paragraphs. The sections discuss different topics related to education, including classroom structure, subjects, schedules, and educational goals. Specifically, the paragraphs describe the layout of classrooms, list the core subjects taught, outline daily schedules, and define the intended outcomes of the educational program.
2. Definisi
Gagal ginjal kronik adalah kerusakan ginjal yang terjadi selama lebih
dari 3 bulan, berdasarkan kelainan patologis atau petanda kerusakan
ginjal seperti proteinuria. Jika tidak ada tanda kerusakan ginjal,
diagnosis penyakit ginjal kronik ditegakkan jika nilai laju filtrasi
glomerulus kurang dari 60 ml/menit/1,73m².
Batasan penyakit ginjal kronik
1.Kerusakan ginjal > 3 bulan, yaitu kelainan struktur atau fungsi ginjal,
dengan atau tanpa penurunan laju filtrasi glomerulus berdasarkan:
- Kelainan patologik
- Petanda kerusakan ginjal seperti proteinuria atau kelainan pada
pemeriksaan pencitraan
2. Laju filtrasi glomerulus < 60 ml/menit/1,73m² selama > 3 bulan
dengan atau tanpa kerusakan ginjal
3. Epidemiologi
1. Di AS data tahun 1995-1999 menyatakan insiden PGK diperkirakan 100
kasus per 1 juta penduduk pertahun, dan angka ini meningkat 8%
pertahunnya.
2. Di Malaysia, diperkirakan 1800 kasus baru gagal ginjal pertahunnya.
3. Di negara-negara berkembang lain insiden PGK diperkirakan sekitar 40-
60 kasus per juta penduduk pertahun.
4. Jumlah penderita ESRD meningkat sangat cepat, dengan biaya yang
semakin mahal
5. Deteksi dini terhadap penyakit ginjal serta intervensi yang memadai
menurun :
• Human suffering
• Financial costs associated with ESRD
4. Pada pasien dengan penyakit ginjal kronik, klasifikasi stadium
ditentukan oleh nilai laju filtrasi glomerulus, yaitu stadium yang
lebih tinggi menunjukkan nilai laju filtrasi glomerulus yang lebih
rendah. Klasifikasi tersebut membagi penyakit ginjal kronik dalam
lima stadium. Stadium 1 adalah kerusakan ginjal dengan fungsi
ginjal yang masih normal, stadium 2 kerusakan ginjal dengan
penurunan fungsi ginjal yang ringan, stadium 3 kerusakan ginjal
dengan penurunan yang sedang fungsi ginjal, stadium 4 kerusakan
ginjal dengan penurunan berat fungsi ginjal, dan stadium 5 adalah
gagal ginjal
5. Tabel Laju filtrasi glomerulus (LFG) dan stadium penyakit
ginjal kronik
Stadium Deskripsi LFG (mL/menit/1.73 m²)
0 Risiko meningkat ≥ 90 dengan faktor risiko
1 Kerusakan ginjal disertai LFG normal atau meninggi ≥ 90
2 Penurunan ringan LFG 60-89
3 Penurunan moderat LFG 30-59
4 Penurunan berat LFG 15-29
5 Gagal ginjal < 15 atau dialisis
7. Faktor
risiko
Faktor risiko gagal ginjal kronik, yaitu
1. pada pasien dengan diabetes melitus atau hipertensi,
2. obesitas atau perokok,
3.berumur lebih dari 50 tahun, dan individu dengan riwayat penyakit
diabetes melitus, hipertensi
4. penyakit ginjal dalam keluarga
8. Patofisiologi
Penurunan fungsi ginjal yang progresif tetap berlangsung terus meskipun
penyakit primernya telah diatasi atau telah terkontrol. Hal ini menunjukkan
adanya mekanisme adaptasi sekunder yang sangat berperan pada kerusakan
yang sedang berlangsung pada penyakit ginjal kronik. Bukti lain yang
menguatkan adanya mekanisme tersebut adalah adanya gambaran histologik
ginjal yang sama pada penyakit ginjal kronik yang disebabkan oleh penyakit
primer apapun. Perubahan dan adaptasi nefron yang tersisa setelah
kerusakan ginjal yang awal akan menyebabkan pembentukan jaringan ikat dan
kerusakan nefron yang lebih lanjut. Demikian seterusnya keadaan ini
berlanjut menyerupai suatu siklus yang berakhir dengan gagal ginjal terminal
9. Lanjutan
patofisiologi
• Pada stadium dini terjadi daya cadang ginjal (renal reserve) GFR
normal atau meningkat
• Perlahan tapi pasti terjadi penurunan fungsi nefron yang progresif,
ditandai peningkatan kadar urea (BUN) dan kreatinin serum.
• Pada GFR 60% belum terdapat keluhan tetapi telah terjadi peningkatan
BUN dan kreatinin
• Pada GFR 30% terdapat keluhan nokturia, badan lemah, mual, nafsu
makan berkurang, penurunan berat badan.
• Pada GFR di bawah 30%, terdapat keluhan nyata anemia, hipertensi,
gangguan metabolisme fosfor dan kalsium, pruritus, mual, muntah.
• Pada GFR <15% terjadi komplikasi yang lebih serius, dan memerlukan
terapi pengganti (renal replacement teraphy) gagal ginjal.
10. Tanda dan gejala gagal ginjal kronik
TANDA DAN GEJALA DARI GAGAL GINJAL KRONIK MUDAH DIKETAHUI SEJAK
AWAL SEPERTI :
11. Diagnosis
Pendekatan diagnosis gagal ginjal kronik (GGK) mempunyai sasaran
berikut:
a.Memastikan adanya penurunan faal ginjal (LFG)
b. Mengejar etiologi GGK yang mungkin dapat dikoreksi
c. Mengidentifikasi semua faktor pemburuk faal ginjal (reversible
factors)
d.Menentukan strategi terapi rasional
e. Meramalkan prognosis
12. Lanjutan diagnosis
Pendekatan diagnosis mencapai sasaran yang diharapkan bila
dilakukan pemeriksaan yang terarah dan kronologis, yaitu
1. Anamnesis dan pemeriksaan fisik
2.Pemeriksaan laboratorium
a. Pemeriksaan faal ginjal (LFG)
b. Etiologi gagal ginjal kronik (GGK)
c. Pemeriksaan laboratorium untuk perjalanan penyakit
3. Pemeriksaan penunjang diagnosis
13. Pencegahan
Upaya pencegahan terhadap penyakit ginjal kronik sebaiknya sudah mulai
dilakukan pada stadium dini penyakit ginjal kronik. Berbagai upaya
pencegahan yang telah terbukti bermanfaat antara lain adalah :
1. Mencegah penyakit ginjal dan kardiovaskular, yaitu pengobatan hipertensi
(makin rendah tekanan darah makin kecil risiko penurunan fungsi ginjal),
2.pengendalian gula darah, lemak darah, anemia.
3.penghentian merokok
4. peningkatan aktivitas fisik dan pengendalian berat badan
14. Penatalaksanaan
Terapi konservatif
Tujuan dari terapi konservatif adalah mencegah memburuknya faal
ginjal secara progresif, meringankan keluhan-keluhan akibat akumulasi
toksin azotemia, memperbaiki metabolisme secara optimal dan
memelihara keseimbangan cairan dan elektrolit, terapi tersebut
antara lain
1.Mengatur pola asupan makanan ( diet )
2.Mengatur kebutuhan jumlah kalori
3.Mengatur kebutuhan cairan
4.Mengatur kebutuhan elektrolir dan mineral
15. Lanjutan penatalaksaan
Terapi simtomatik
NO Gejala Terapi
1 Asidosis metabolik
Karena adanya peningkatan
alkaki (kalium)
Terapi alkali (sodium bicarbonat) harus segera diberikan
intravena bila pH ≤ 7,35 atau serum bikarbonat ≤ 20
mEq/L.
2 Anemia Transfusi darah misalnya Paked Red Cell (PRC) merupakan
salah satu pilihan terapi alternatif, murah, dan efektif.
3 Keluhan gastrointestinal program terapi dialisis adekuat dan obat-obatan
simtomatik.
4 Kelainan kulit Tindakan yang diberikan harus tergantung dengan jenis
keluhan kulit.
5 Kelainan neuromuskular terapi hemodialisis reguler yang adekuat, medikamentosa
atau operasi subtotal paratiroidektomi
6 Hipertensi Pemberian obat-obatan anti hipertensi.
7 Kelainan sistem kardiovaskular Tindakan yang diberikan tergantung dari kelainan
kardiovaskular yang diderita.
16. Lanjutan penatalaksaan
Terapi pengganti ginjal
Terapi pengganti ginjal dilakukan pada penyakit ginjal kronik
stadium 5, yaitu pada LFG kurang dari 15 ml/menit. Terapi
tersebut dapat berupa
1.hemodialisis,
2.dialisis peritoneal
3. transplantasi ginjal
17. Kualitas hidup
• Perbandingan kualitas hidup pasien PD dan HD setelah 3 bulan menjalani
dialisis (Necosad study)
• Setelah dialisis secara komperhensif, faktor-faktor klinis yang turut
berperan dalam menyebabkan buruknya kualitas hidup pasien adalah :
• Tingginya penyakit-penyakit penyerta
• Rendahnya kadar hemoglobin
• Berkurangnya fungsi ginjal ekstra
• Disimpulkan pasien hemodialisa cenderung menunjukkan kualitas hidup
yang lebih rendah berkaitan degan kesehatan mental dibandingkan dengan
pasien Peritoneal Dialisis.
20. • Pada dasarnya fungsi ginjal adalah menyaring / membersihkan
plasma darah dari bahan-bahan yang terlarut, termasuk disini
obat-obatan
• Sebagian besar obat-obatan akan diekskresikan lewat ginjal
(urine), sehingga pemberian obat pada penderita GGK harus
diperhatikan
• Dosis obat-obatan yang diekskresikan lewat ginjal yang bersifat
Nefrotoksik harus diperhatikan, karena dapat terjadi komulasi
dan mempercepat kemunduran fungsi ginjal.
21. • Pada GGK terminal yang sudah menjalani dialisis berhubung ada
kehilangan obat lewat darah, selain toksitas juga perlu diperhatikan
seberapa banyak dosis yang hilang, untuk mempertahankan
efektifitasanya
• Seperti diketahui pemakaian obat yang nefrotoksik dalam jangka lama
dapat menimbulkan “drug induced Nefropati” yang akhirnya menjadi GGK
terminal
• Pemakaian obat pada GGK selain mengetahui obat Nefrotoksik, tetapi
juga harus tahu ekskresinya lewat ginjal, hepar, atau feces, dan
kelarutanya pada air (hydrophylic) atau lemak (Lyphophylic)
• Termasuk obat yang Nefrotoksik : Aminoglikoside, Betalaktam,
Fankomisin, Sulfonamid, Asiklovir, Rimfampisin, Amphoferisin B,
Tetrasiklin, NSAID, Cyclosforin A, Metotrexate.
22. Macam Obat yang Nefrotoksik
1. Aminoglikoside : Efektif untuk gram negatif, tetapi
Nefrotoksis. Pemakaian pada GGK dan GGK end stage yang
Hemodialisa :
• Dosis sama, interval diperpanjang
• Dosis kecil interval sama
• Monitor ureum/creatinin dn kadar obat dalam plasma
1. Sulfonamid : Ekskresi lewat ginjal, sering dipakai pada
HIV/AIDS. Bila terpaksa dipakai:
• Mempertahankan hidrasi diuresis 1500 cc/24 jam
• Alkalinasi dengan sodium bicarbonat pH urine > 7,5
• Pemeriksaan urine berkala mendeteksi adanya Hematuria.
23. lanjutan
3. Amphotericyn B : Obat jamur sangat Nefrotoksik, larut dalam air.
Bila terpaksa dipakai :
• Mencampur dengan intralipid
• Dopamin agonis
• Suplementasi garam infus
• Dosis titrasi
3. Rimfampisin : Obat TBC, toksitas tergantung lama pemakaian
bersifat reversible
4. Asiklovir : Anti virus tidak larut air, terjadi presipitasi pada tubulus
obstruksi bersifat reversible
5. Penisilin, Sefalosforin, Betalaktam : Tidak langsung Nefrotoksik,
tetapi terjadi Nefropati terutama metisilin, Penisilin, dan Ampisilin.
Sefalosforin bila dosis tinggi dapat Nefrotoksis.
24. lanjutan
7. Vankomisin : Sangat toksis, bila terpaksa dipakai harus monitoring
yang ketat; urine, plasma darah, ureum / kreatinin.
8. NSAID : Menghambat efek Prostaglandin. Prostaglandin menimbulkan
dilatasi kapiler ginjal, menurunkan resistensi kapiler ginjal,
meningkatkan perfusi ginjal
9. Tetrasiklin : Menimbulkan Fanconis’s Syndrome, Hiperkatabolik degan
kenaikan urea
10. Metotrexate : Dosis tinggi menimbulkan Tubular Nekrosis Akut dan
pengendapan di Tubulus.