Dukkha dalam agama Buddha diartikan sebagai penderitaan yang timbul dari lima kondisi jasmani dan batin (pancakkhandha), perubahan (viparinama), dan karena keadaan yang bersyarat (sankhara). Penderitaan ini mencakup rasa sakit, kesedihan, dan ketidakpuasan yang dihadapi manusia sepanjang kehidupan.
2. 3.4 memahami berbagai fenomena dan kejadian
berdasarkan proses kerja hukum-Hukum Kebanaran
KOMPETENSI DASAR
Melalui kegiatan pembelajaran dengan model discovery learning dan pendekatan saintifik, peserta didik
dapat mengolah, menalar, dan menyaji tentang Hukum Kebanaran Tentang Dukkha dalam Perspektif
Agama Budhha dalam ranah konkret serta ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, mampu menggunakan
metode sesuai kaidah keilmuan serta mengembangkan nilai karakter menerima, menghargai
(religiositas), disiplin, dan bertanggung jawab (integritas). dan nasionalisme.
TUJUAN
Pendekatan : Scientific Learning
Model : Discovery Learning (Pembelajaran Penemuan)
Metode : Ceramah, Diskusi,Tanya Jawab, Praktek, Penugasan
.
METODE
3. Hukum empat kebenaran mulia. Hukum karma dan tumimbal-lahir.
Hukum tiga corak atau sifat universal.
Hukum sebab-akibat yang saling
mengondisikan atau bergantung.
Hukum kebenaran menurut Buddha gautama
4. Content Dukkha
Kebenaran mutlak adalah kebenaran yang berlaku secara universal dan tidak dapat ditawar-tawar. Artinya, kebenaran tersebut selalu
berlaku tanpa dipengaruhi oleh keadaan, waktu, dan tempat. Jadi, berlaku di mana saja, kapan saja, dan terhadap siapa saja. Contoh
usia tua dan kematian, hal ini berlaku terhadap siapa saja, kapan saja, dan di mana saja. Tidak ada makhluk apa pun yang dapat
terhindar dari usia tua dan kematian.
LATAR BELAKANG MASALAH
Secara umum, kata dukkha (bahasa Pali) diterjemahkan sebagai duka
atau
penderitaan. Hal ini tidak salah, tetapi kurang tepat karena kata dukkha
dalam
bahasa Pali juga mengandung arti tidak memuaskan atau tidak
sempurna. Jadi, artinya lebih luas lagi daripada sekadar penderitaan.
definisi.
5. penderitaan biasa, artinya penderitaan yang sering dialami dalam
kehidupan sehari-hari baik yang bersifat batin ataupun jasmani
misalnya sakit gigi, sakit perut, cidera, sedih karena ada orang atau
sahabat yang dicintai meninggal dunia, sedih karena tidak tercapai
yang diinginkan,
Dukkha-dukkha
6. Viparinama-dukkha
ketidakpuasan atau penderitaan karena perubahan. Penderitaan yang
disebabkan karena adanya perubahan tidak dapat kita hindari oleh
siapa pun. Misalnya keadaan sehat, secara umum hal ini tidak dapat
disebut sebagai duka atau penderitaan.
7. ketidakpuasan atau penderitaan sebagai akibat dari keadaan yang
berkondisi atau bersyarat, yaitu pañcakkhandha.
.
Sankhara-dukkha
8. Content pancakhandha
Menurut ajaran Buddha,manusia atau makhluk terdiri dari lima perpaduan
yang bersyarat atau berkondisi. Artinya, kalau syarat-syarat atau kondisi-
kondisi yang membentuknya itu tidak lengkap, maka hal itu tidak dapat terjadi
atau terbentuk sebagai makhluk. Lima kondisi tersebut adalah jasmani,
perasaan, pencerahan, faktor-factor batin, dan kesadaran. Kelima kondisi ini
disebut pancakkhandha yang berpadu menjadi satu dan membentuk
makhluk.
definisi.
LATAR BELAKANG MASALAH
9. Penderitaan jasmani ini erat kaitannya dengan kondisi
jasmani sewaktu-waktu terganggu oleh penyakit, rasa lapar
atau haus, atau sewaktu terganggu oleh unsur-unsur yang
merangsang seperti panas dan dingin yang luar biasa. Hal ini
terjadi di antaranya karena jasmani terganggu.
a. Kayika-dukkha–penderitaan jasmani.
10. b. Cetasika-dukkha–penderitaan batin.
Penderitaan batin berarti penderitaan yang disebabkan
oleh kesedihan, duka cita, kekecewaan, ratap tangis, penyesalan,
dan sebagainya. Ringkasnya, hal ini terjadi karena gangguan
batin.
11. Penderitaan yang timbul karena hilang atau padamnya
objek-objek kesenangan indera. Hal ini dapat berupa penderitaan
jasmani seperti terserang penyakit, terluka, kematian; atau
dapat juga berupa penderitaan batin seperti kesedihan, duka
cita, penyesalan, dan sebagainya karena hilang atau padamnya
objek-objek kesenangan indera.
a. Samisa-dukkha–penderitaan dengan mata kail berumpan.
12. b. Niramisa-dukkha–penderitaan tanpa mata kail berumpan.
Penderitaan yang timbul dari suatu usaha berbuat baik seperti
kesukaran-kesukaran, gangguan-gangguan, dan kesakitan
akibat positif yang timbul dari melaksanakan perbuatan baik
di antaranya adalah mudah berdana, dapat menjalankan
sila, dapat bermeditasi, dapat mengajarkan Dhamma, dapat
belajar Dhamma, dapat melatih kesabaran, dan sebagainya.
13. Sukarāni asādhūni,
attano ahitāni ca
yaṁ ve hitañ ca
sādhuñ ca, taṁ ve
paramadukkaraṁ.
Sungguh mudah
untuk melakukan
hal-hal yang buruk
dan tidak
bermanfaat,
tetapi sungguh sulit
untuk melakukan
hal-hal yang
bermanfaat.
Dukkha dalam agama Buddha di artikan sebagai
pernderitaan suatu makluk yang terkandung
banyak kondisi jasmani maupun batin.
KESIMPULAN