SlideShare a Scribd company logo
1 of 19
Dr. Suparyanto, M.Kes
KONSEP PENGETAHUAN
PENGERTIAN PENGETAHUAN
 Pengetahuan adalah hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan
terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca indra manusia, yakni
indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan
manusia di peroleh melalui mata dan telinga (Notoatmojo, 2007).
 Pengetahuan adalah merupakan hasil mengingat suatu hal, termasuk mengingat kembali
kejadian yang pernah dialami baik secara sengaja maupun tidak sengaja dan ini terjadi
setelah orang malakukan kontak atau pengamatan terhadap suatu obyek tertentu
(Mubarok, dkk, 2007)
 Pengetahuan merupakan justified true believe. Seorang individu membenarkan (justifies)
kebenaran atas kepercayaannya berdasarkan observasinya mengenai dunia. Jadi bila
seseorang menciptakan pengetahuan, ia menciptakan pemahaman atas suatu situasi baru
dengan cara berpegang pada kepercayaan yang telah dibenarkan. Dalam definisi ini,
pengetahuan merupakan konstruksi dari kenyataan, dibandingkan sesuatu yang benar
secara abstrak. Penciptaan pengetahuan tidak hanya merupakan kompilasi dari fakta-
fakta, namun suatu proses yang unik pada manusia yang sulit disederhanakan atau ditiru.
Penciptaaan pengetahuan melibatkan perasaan dan sistem kepercayaan (belief sistems)
dimana perasaan atau sistem kepercayaan itu bisa tidak disadari (Bambang, 2008).
TINGKATAN PENGETAHUAN
 Menurut Rogers, pengetahuan di cakup di dalam domain kognitif 6 tingkatan
(Notoatmojo, 2007).
1. Tahu (Know)
 Tahu di artikan sebagai mengingat suatu materi yang telah di pelajari sebelumnya.
Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap
situasi yang sangat spesifik dari seluruh bahan yang di pelajari atau rangsangan yang
telah di terima. Oleh sebab itu, ini adalah merupakan tingkatan pengetahuan yang paling
rendah.
2. Memahami (Comprehention)
 Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang
objek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar. Orang
yang telah paham harus dapat menjelaskan, menyimpulkan, meramalkan terhadap objek
yang dipelajari. Misalnya dapat menjelaskan mengapa harus makan makanan yang
bergizi.
3. Aplikasi (Aplication)
 Aplikasi adalah kemampuan menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi dan
kondisi nyata. Aplikasi dapat diartikan sebagai penggunaan hukum-hukum, rumus-rumus,
metode-metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain. Misalnya
dapat menggunakan rumus statistik dalam perhitungan-perhitungan hasil penelitian, dapat
menggunakan prinsip-prinsip siklus pemecahan masalah kesehatan dari kasus yang
diberikan.
4. Analisis (Analysis)
 Suatu kemampuan menjabarkan materi atau kedalam komponen-komponen tetapi masih
dalam struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan
analisis ini dapat diteliti dari penggantian kata seperti dapat menggambarkan (menurut
bagian), membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya.
5. Sintesis (Syntesis)
 Menunjukkan kepada suatu komponen untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-
bagian di dalam satu bentuk keseluruhan yang baru. Merupakan kemampuan menyusun,
merencanakan, meringkaskan, menyesuaikan dan sebagainya terhadap suatu teori atau
rumusan-rumusan yang ada.
6. Evaluasi (Evaluation)
 Berkaitan dengan kemampuan melakukan justifikasi atau penelitian terhadap suatu materi
atau objek. Penilaian-penilaian berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau
menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada misalnya : dapat membandingkan antara
anak-anak yang cukup gizi dengan anak-anak yang kekurangan gizi, dapat menanggapi
terjadinya wabah diare di suatu tempat, dapat menafsirkan sebab ibu-ibu tidak mau ikut
KB dan sebagainya.
 Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya
tindakan seseorang (overt behavior). Karena dari pengalaman dan penelitian ternyata
perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dibandingkan dengan
perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Penelitian Rogers (1974) mengungkapkan
bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru (berperilaku baru), di dalam diri
seseorang tersebut terjadi proses yang berurutan, yakni :
1. Awareness (kesadaran), dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebih
dahulu terhadap stimulus objek.
2. Interest (merasa tertarik) terhadap stimulus atau objek tersebut. Disini sikap subjek sudah
mulai timbul.
3. Evalution (menimbang-nimbang) terhadap baik atau buruknya stimulus tersebut bagi
dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.
4. Trial, dimana subjek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang
dikehendaki oleh stimulus.
5. Adoption, dimana subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran
dan sikapnya terhadap stimulus. (Notoatmodjo, 2007)
CARA MEMPEROLEH PENGETAHUAN
 Menurut Notoatmodjo (2007) pengetahuan sepanjang sejarah dapat dikelompokkan
menjadi dua berdasarkan cara yang tetah digunakan untuk memperoleh kebenaran, yaitu :
1.Cara kuno untuk memperoleh pengetahuan
a. Cara coba-coba salah (Trial dan Error)
 Cara ini telah dipakai orang sebelum adanya kebudayaan dan bahkan mungkin sebelum
adanya peradapan yang dilakukan dengan menggunakan kemungkinaan yang lain sampai
masalah dapat dipecahkan.
b. Cara kekuasaan atau otoriter
 Sumber pengetahuan cara ini dapat berupa pemimpin-pemimpin masyarakat baik formal
maupun informal, ahli agama, pemegang pemerintahan. Prinsip ini adalah orang lain
menerima pendapat yang dikemukakan oleh orang yang punya otoriter, tanpa terlebih
dahulu membuktikan kebenarannya, baik berdasarkan fakta empiris maupun berdasarkan
masa lalu.
c. Berdasarkan pengalaman pribadi
 Pengalaman pribadi dapat digunakan sebagai upaya memperoleh pengetahuan. Hal ini
dilakukan dengan cara mengulang kembali pengetahuan yang diperoleh dalam
memecahkan permasalahan yang dihadapkan pada masa lalu.
d. Melalui jalan pikiran
 Dalam memperoleh kebenaran pengetahuan manusia telah menggunakan jalan pikiran,
baik melalui induksi maupun deduksi. Apabila proses pembuatan kesimpulan itu melalui
pernyataan-pernyataan khusus kepada yang umum dinamakan induksi, sedangkan
deduksi adalah pembuatan kesimpulan dari pernyataan-pernyataan umum kepada yang
khusus.
2. Cara modern dalam memperoleh pengetahuan
 Cara ini disebut “metode penelitian ilmiah“ atau lebih populer disebut metodologi
penelitian. Cara ini mula-mula dikembangkan oleh Franeuis Bacor (1561-1626)
kemudian dikembangkan oleh Deobold van Dallien akhirnya lahir suatu cara penelitian
yang dewasa ini kita kenal sebagai metodologi penelitian ilmiah.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PENGETAHUAN
 Menurut berbagai sumber dari berbagai literatur yang berhubungan, berikut adalah
beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang tentang sesuatu hal :
1. Umur
 Usia adalah umur yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai saat ia akan berulang
tahun. Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih
matang dalam berpikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat yang lebih dewasa
akan lebih dipercaya dari pada orang yang belum cukup tinggi tingkat kedewasaannya.
Hal ini sebagai akibat dari pengalaman dan kematangan jiwanya.
2. Pendidikan
 Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan oleh seseorang terhadap perkembangan
orang lain menuju ke arah suatu cita-cita tertentu. Makin tinggi tingkat pendidikan
seseorang maka makin mudah dalam menerima informasi, sehingga semakin banyak pula
pengetahuan yang dimiliki. Sebaliknya pendidikan yang kurang akan menghambat
perkembangan sikap seseorang terhadap nilai-nilai yang baru dikenal.
3. Lingkungan
 Lingkungan adalah seluruh kondisi yang ada di sekitar manusia dan pengaruhnya yang
dapat mempengaruhi perkembangan dan perilaku orang atau kelompok. Lingkungan
adalah input kedalam diri seseorang sehingga sistem adaptif yang melibatkan baik faktor
internal maupun faktor eksternal. Seseorang yang hidup dalam lingkungan yang
berpikiran luas maka pengetahuannya akan lebih baik daripada orang yang hidup di
lingkungan yang berpikiran sempit.
4. Pekerjaan
 Pekerjaan adalah serangkaian tugas atau kegiatan yang harus dilaksanakan atau
diselesaikan oleh seseorang sesuai dengan jabatan atau profesi masing-masing. Status
pekerjaan yang rendah sering mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang.
 Pekerjaan biasanya sebagai simbol status sosial di masyarakat. Masyarakat akan
memandang seseorang dengan penuh penghormatan apabila pekerjaannya sudah pegawai
negeri atau pejabat di pemerintahan.
5. Sosial Ekonomi
 Variabel ini sering dilihat angka kesakitan dan kematian, variabel ini menggambarkan
tingkat kehidupan seseorang yang ditentukan unsur seperti pendidikan, pekerjaan,
penghasilan dan banyak contoh serta ditentukan pula oleh tempat tinggal karena hal ini
dapat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan termasuk pemeliharaan kesehatan.
6. Informasi yang diperoleh
 Informasi dapat diperoleh di rumah, di sekolah, lembaga organisasi, media cetak dan
tempat pelayanan kesehatan. Ilmu pengetahuan dan teknologi membutuhkan informasi
sekaligus menghasilkan informasi. Jika pengetahuan berkembang sangat cepat maka
informasi berkembang sangat cepat pula. Adanya ledakan pengetahuan sebagai akibat
perkembangan dalam bidang ilmu dan pengetahuan, maka semakin banyak pengetahuan
baru bermunculan. Pemberian informasi seperti cara-cara pencapaian hidup sehat akan
meningkatkan pengetahuan masyarakat yang dapat menambah kesadaran untuk
berperilaku sesuai dengan pengetahuan yang dimiliki.
7. Pengalaman
 Merupakan sumber pengetahuan atau suatu cara untuk memperoleh kebenaran dan
pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang
diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi di masa lalu. Orang yang memiliki
pengalaman akan mempunyai pengetahuan yang baik bila dibandingkan dengan orang
yang tidak memiliki pengalaman dalam segi apapun (Mubarok, 2007).
PENGUKURAN TINGKAT PENGETAHUAN
 Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket, menyatakan isi
materi yang ingin diukur dari subyek penelitian atau responden.
1. Pengetahuan baik = 76 – 100%
2. Pengetahuan cukup = 60 – 75%
3. Pengetahuan Kurang = < 60% (Arikunto, 2006)
DASAR-DASAR PENGETAHUAN
1. Tradisi
2. Otoriter
3. Meminjam dari disiplin orang lain
4. Pengalaman trial dan error
5. Alasan yang logis
6. Metode ilmiah
DAFTAR PUSTAKA
1. Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka
Cipta.
2. Depkes, RI. (2009). Profil Kesehatan Indonesia 2008. Jakarta : di akses 18 Mei 2011.
3. Erfandi. (2008). Metode AKDR/IUD. diakses 20 Mei 2011. From http://puskesmas-
oke.Blogspot.com
4. Handayani, S (2010). Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta : Pustaka Rihana.
5. Hartanto, H. (2007). Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta : Sinar Harapan.
6. Mansjoer Arif. (2009). Kapita Selekta Kedokteran I. Jakarta: Media Ausculapieus.
7. Mubarak. Wahid Iqbal. (2007). Promosi Kesehatan. Jogjakarta : Graha ilmu.
8. Mubarak, Wahit Iqbal.2007.Promosi Kesehatan.Jogjakarta:Graha Ilmu
9. Mubarak, Wahit Iqbal, dkk.2007.Ilmu Keperawatan Komunitas Konsep dan
aplikasi.Jakarta:Salemba Medika
10. Manuaba, IBG. (2010). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana
Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC.
11. Notoatmodjo, S. 2007.Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
12. Notoatmodjo, Soekidjo. 2010.Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
13. Nursalam, (2008) .Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan.
Jakarta: Salemba Medika
14. Suyanto. S. Kp. M. kep. ( 2009 ). Riset Kebidanan Metodologi dan Aplikasi. Jogjakarta :
15. Saifudin Abdul Bari. (2006). Buku acuan Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta
: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
16. Sarwono, P. (2005). Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
17. Setiadi. 2007. Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan.Jogjakarta: Graha Ilmu
18. Setya Arum, Dyah N. (2009). Panduan Lengkap Pelayanan KB terkini. Jogjakarta : Nuha
Medika.
19. Suyanto dan Ummi Salamah.2009.Riset Kebidanan Metodologi dan Aplikasi.
Jogjakarta:Mitra Cendekia
20. Varney, Helen. (2007). Buku Ajar Asuhan Kebidanan edisi 4 volume 1. jakarta : EGC.
Dr. Suparyanto, M.Kes
KEPUTIHAN / LEUKORRHE / FLOUR ALBUS.
PENGERTIAN KEPUTIHAN
 Keputihan adalah semacam silim yang keluar terlalu banyak, warnanya putih seperti sagu
kental dan agak kekuning-kuningan. Jika silim atau lendir ini tidak terlalu banyak, tidak
menjadi persoalan.(Handayani, 2008)
 Keputihan adalah nama gejala yang diberikan kepada cairan yang di keluarkan dari alat –
alat genital yang tidak berupa darah (Sarwono, 2005)
 Keputihan di definisikan sebagai cairan dari kelamin perempuan (vagina ) yang
berlebihan selain air kencing atau darah. Sifatnya bisa normal atau tidak normal
(Indriatmi, 2007)
 Keputihan adalah semua pengeluaran cairan alat genetalia yang bukan darah. Keputihan
bukan penyakit tersendiri, tetapi merupakan manifestasi gejala dari hampir semua
penyakit kandungan (Manuaba, 2005)
 Keputihan adalah gejala penyakit yang ditandai oleh keluarnya cairan dari organ
reproduksi dan bukan berupa darah. Keputihan yang berbahaya adalah keputihan yang
tidak normal (Blankast, 2008)
KEPUTIHAN PADA IBU HAMIL
 Keputihan adalah cairan yang keluar dari vagina yang berwarna putih yang biasanya
keluar menjelang haid atau pada masa kehamilan. Keputihan biasanya terjadi menjelang
ovulasi, badan lelah atau akibat rangsangan seksual (Purwanty astuti, 2004)
 Keputihan muncul dikarenakan adanya peningkatan hormonal selama kehamilan. Dalam
hal ini vagina akan mengeluarkan cairan berwarna putih seperti susu, encer dan tidak
berbau. Cairan akan bertambah banyak seiring dengan bertambahnya usia kehamilan
anda. Hal ini merupakan hal yang wajar, untuk itu kebersihan dan kelembaban disekitar
area vagina harus tetap terjaga, juga pakailah pakaian dalam yang tidak terlalu ketat dan
menyerap keringat. Namun jika keputihan disertai gatal-gatal dan berbau segera periksa
ke dokter anda. Karena dengan kondisi ini kemungkinan terjadi adanya infeksi, jika tidak
segera mendapatkan pengobatan dapat menyebabkan perlunakan dalam leher rahim dan
akan timbul kontraksi sebelum waktunya. (Kusumawati, 2008)
 Seorang wanita lebih rentan mengalami keputihan pada saat hamil karena pada saat hamil
terjadi perubahan hormonal yang salah satu dampaknya adalah peningkatan jumlah
produksi cairan dan penurunan keasaman vagina serta terjadi pula perubahan pada
kondisi pencernaan. Semua ini berpengaruh terhadap peningkatan risiko terjadinya
keputihan, khususnya yang disebabkan oleh infeksi jamur. Selama belum terjadi
persalinan dan selaput ketuban masih utuh, dimana janin masih terlindungi oleh selaput
ketuban dan air ketuban yang steril, umumnya tidak ada efek langsung infeksi vagina
yang menyebabkan terjadinya keputihan pada janin. (Ocvyanti, 2008)
KLASIFIKASI KEPUTIHAN
 Ada dua jenis keputihan yaitu :
1. Keputihan tidak normal (patologis)
2. Keputihan normal (fisiologis)
 Perbedaan keputihan fisiologis dan yang patologis. Keputihan fisiologis terdiri atas cairan
yang kadang – kadang berupa mukus yang mengandung banyak epitel dengan leukosit
yang jarang, sedang pada keputihan patologis terdapat banyak leukosit. (Sarwono, 2005)
GEJALA KEPUTIHAN
 Keputihan normal mempunyai ciri – ciri :
1. Cairan yang keluar encer
2. Berwarna bening atau krem
3. Tidak berbau
4. Tidak gatal
5. Jumlahnya sedikit
 Disebut keputihan tidak normal jika mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
1. Cairan yang keluar bersifat kental
2. Berwarna putih susu, kuning atau hijau
3. Terasa gatal
4. Berbau tidak sedap
5. Menyisakan bercak pada pakaian dalam
6. Jumlahnya banyak
FAKTOR PENYEBAB KEPUTIHAN
 Adapun beberapa penyebab keputihan antara lain :
a. Infeksi vagina oleh jamur (candida albicans) atau parasit (tricomonas)
 Jenis infeksi yang terjadi pada vagina yakni, bacterial vaginosis, trikomonas, dan
kandidiasis. Bakterial vaginosis merupakan gangguan vagina yang sering terjadi ditandai
dengan keputihan dan bau tak sedap. Hal ini di sebabkan oleh lactobacillus menurun,
bakteri patogen (penyebab infeksi) meningkat, dan pH vagina meningkat.
b. Faktor hygiene yang jelek
 Kebersihan daerah vagina yang jelek dapat menyebabkan timbulnya keputihan. Hal ini
terjadi karena kelembaban vagina yang meningkat sehingga bakteri patogen penyebab
infeksi mudah menyebar.
c. Pemakaian obat-obatan (antibiotik, kortikosteroid, dan pil KB) dalam waktu lama.
 Karena pemakaian obat- obatan khususnya antibiotik yang terlalu lama dapat
menimbulkan sistem imunitas dalam tubuh. Sedangkan penggunaan KB mempengaruhi
keseimbangan hormonal wanita. Biasanya pada wanita yang mengkonsumsi antibiotik
timbul keputihan.
d. Stres
 Otak mempengaruhi kerja semua organ tubuh, jadi jika reseptor otak mengalami stress
maka hormonal di dalam tubuh mengalami perubahan keseimbangan dan dapat
menyebabkan timbulnya keputihan. Hal ini sesuai dengan pendapat Purwantyastuti
(2004) mengatakan bahwa wanita bisa mengalami gangguan siklus menstruasi /
keputihan yang disebabkan oleh stres.
 Penyebab lain keputihan adalah alergi akibat benda-benda yang dimasukkan secara
sengaja atau tidak sengaja ke dalam vagina, seperti tampon, obat atau alat kontrasepsi,
rambut kemaluan, benang yang berasal dari selimut, celana dan lainnya. Bisa juga karena
luka seperti tusukan, benturan, tekanan atau iritasi yang berlangsung lama. Karena
keputihan, seorang ibu bahkan bisa kehilangan bayinya. (Suryana, 2009)
AKIBAT KEPUTIHAN PADA KEHAMILAN
 Keputihan akibat infeksi yang terjadi pada masa kehamilan akan meningkatkan risiko
persalinan prematur dan janinnya juga berisiko mengalami infeksi.(Atiwicaksono, 2008)
 Namun jika keputihan disertai gatal-gatal dan berbau segera periksa ke dokter anda.
Karena dengan kondisi ini kemungkinan terjadi adanya infeksi, jika tidak segera
mendapatkan pengobatan dapat menyebabkan perlunakan dalam leher rahim dan akan
timbul kontraksi sebelum waktunya. (Kusumawati, 2008)
 Misalnya, pada infeksi chlamydia dapat terjadi keguguran hingga persalinan sebelum
waktunya (persalinan prematur). Infeksi virus herpes simpleks dapat menyebabkan
radang pada otak bayi (ensefalitis). Infeksi jamur candida sp dapat meningkatkan risiko
terjadinya ayan (epilepsi). Infeksi virusHPV dapat menyebabkan terjadinya papiloma
laring pada bayi yang menyebabkan gangguan pernapasan dan gangguan pencernaan bayi
hingga kematian. Infeksi bakteri Neisserea gonorrhoeae dapat menyebabkan infeksi pada
mata bayi hingga terjadi kebutaan. (Dwiana, 2008)
CARA MENGATASI KEPUTIHAN
a. Tanpa Obat
1. Menjaga agar daerah genetalia senantiasa bersih serta memperhatikan sabun yang di
gunakan sebaiknya sabun yang tidak berparfum
2. Hindari mandi dengan berendam
3. Menggunakan celana dalam dari bahan katun, tidak menggunakan celana dalam yang
ketat.
4. Menghindari beraktivitas yang terlalu lelah, panas dan keringat yang berlebih.
5. Liburan untuk mengurangi stres karena stres merupakan suatu faktor timbulnya
keputihan.
b. Dengan obat
 Konsultasi dengan dokter karena dokter akan memberikan obat-obatan sesuai dengan
jenis keputihan yang dialami.
 Keputihan sangat tidak mengenakan, terlebih bagi wanita hamil. Untuk keputihan normal
tidak perlu dilakukan terapi khusus. Yang penting, bagaimana membersihkan organ intim
secara benar dan teratur. Umumnya, cukup dengan sabun khusus vagina dan air bersih
serta menjaga agar pakaian dalam tetap kering dan bersih. Sedangkan keputihan yang
tidak normal harus segera mendapatkan pengobatan media. Keputihan yang terjadi
selama kehamilan, misalnya disebabkan oleh infeksi jamur Candida sp, pengobatan yang
paling aman adalah dengan menggunakan obat lokal berbahan krim atau sejenis kapsul
yang dimasukkan ke dalam vagina. Sementara keputihan yang dialami wanita hamil
akibat infeksi bakteri diberikan obat dalam bentuk kapsul atau tablet yang aman
dikonsumsi. Pada infeksi niceriagonorrhoeae, ada obat dalam bentuk kapsul yang dapat
diminum. Sebaiknya, segera periksakan kandungan jika terjadi keputihan. Pemeriksaan
dilakukan dengan menggunakan alat khusus untuk mendapatkan gambaran alat kelamin
secara lebih baik, seperti melakukan kolpokopi yang berupa optik untuk memperbesar
gambaran leher rahim, liang senggama, dan bibir kemaluan. Selain pengobatan medis,
biasanya orang akan menggunakan daun sirih untuk mengurangi keputihan. Caranya,
dengan meminum air daun sirih yang telah direbus terlebih dahulu. Cara ini cukup aman
bagi ibu hamil dan bayinya. (Suryana, 2009)
 Dan yang terpenting bila suatu keputihan yang tidak sembuh dengan pengobatan biasa
(antibiotika dan anti jamur) harus dipikirkan keputihan tersebut disebabkan oleh suatu
penyakit keganasan seperti kanker leher rahim. Ini biasanya ditandai dengan cairan
banyak, bau busuk, sering disertai darah tak segar. (Blankast, 2008 )
DAFTAR PUSTAKA
1. Blankast, Ariev. (2008). Mengatasi Keputihan dengan Herbal,
http://gealgeol.com/2008/08/27/agar-keputihan-tak-berulang.html. di akses 20 Mei 2009
2. Caprnito, Lynda Juall. 2006. Diagnosa Keperawatan. Jakarta : EGC
3. Handayani, Tri Asih. (2008). Memberantas dan mengobati keputihan,
http://sangwanita.blogspot.com. Di akses 16 Mei 2009
4. Kartono, (2006). Perilaku Manusia. PT Refika Aditama. Bandung
5. Kusumawati, (2008). Kehamilan dan persalinan. Tugu Publiser.Yogyakarta.
6. Majalah Kesehatan Keluarga edisi desember 2007
7. Mansjoer, Arif. (2001). Kapita Selekta Kedokteran Jilid I. Jakarta. Media Aesculapius.
8. Manuaba, Ida bagus Gde, (2005). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga
berencana untuk Pendidikan Bidan. EGC. Jakarta.
9. Morgan. 2002. Kecemasan Pada Ibu Hamil. Http// .www.Info-online.com.diakses pada
tanggal 15 juli 2009.
10. Narbuko,Kholid. (2005). Metodologi Penelitian. Jakarta. Bumi Aksara
11. Notoatmodjo,Soekidjo. (2003). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta. PT Rineka
Cipta.
12. Nursalam. (2003). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan
Pedoman Skripsi, Tesis dan Instumen Penelitian Keperawatan. Jakarta. Salemba Medika.
13. Ocvyanti, Dwiana. (2009). Dunia Bunda www. Dunia bunda.com. di akses15 Mei 2009
14. Prawirohardjo, Sarwono. (2005). Ilmu Kandungan, Jakarta, Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.
15. Prawirohardjo,Sarwono. (2002). Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.
16. Purwantiastuti, (2004). Penyakit terapi dan obatnya. Intisari Mediatama.
17. Setiadi. (2007). Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta. Graha Ilmu.
18. Solihah. 2006. Kecemasan Selama Persalinan. Jakarta : ISBN
19. Sugiyono. 2007. Statistik Untuk Kesehatan. Bandung : Alfabeta.
20. Suryana, Hadi. (2009). Keputihan_dapat_sebabkan_keguguran, Http ://lifestyle.
Okezone. Come / read/2009/01/20/27/184444/27. di akses 23 Mei 2009
KTI KEBIDANAN
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI
TERHADAP KEPUTIHAN DI DESA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Di Indonesia, kesehatan dan jasa-jasa lainnya secara umum semakin lama mulai menanggapi
kebutuhan-kebutuhan dan permintaan dari kebanyakan remaja. Sejumlah proyek dan program
yang didukung oleh pemerintah dengan atau tanpa bantuan donatur telah ada selama beberapa
waktu, namun kebanyakan dari mereka hanya berfokus pada sejumlah isu-isu yang terbatas saja
yang berhubungan dengan remaja dan tidak pada kebutuhan mereka secara keseluruhan. Fokus
projek untuk tahun 2004-2005 adalah untuk mendukung pengembangan lebih lanjut dari rencana
pembangunan remaja nasional dan daerah dan pelaksanaannya, termasuk kebutuhan koordinasi
antara para mitra, akses dan mutu dari jasa kesehatan yang ramah remaja dalam konteks
pendekatan yang lebih "ramah publik" dan akses bagi remaja ke informasi yang dapat diandalkan
dan relevan yang mana remaja dapat mendasarkan keputusannya (www.kompas.com.2005).
Keputihan merupakan gejala yang sangat sering dialami oleh sebagian besar wanita. Gangguan
ini merupakan masalah kedua sesudah gangguan haid. Keputihan seringkali tidak ditangani
dengan serius oleh para remaja. Padahal, keputihan bisa jadi indikasi adanya penyakit. Hampir
semua perempuan pernah mengalami keputihan. Pada umumnya, orang menganggap keputihan
pada wanita sebagai hal yang normal. Pendapat ini tidak sepenuhnya benar, karena ada berbagai
sebab yang dapat mengakibatkan keputihan. Keputihan yang normal memang merupakan hal
yang wajar. Namun, keputihan yang tidak normal dapat menjadi petunjuk adanya penyakit yang
harus diobati (www.kompas.com.2005).
Keluarnya (rabas) cairan dari vagina merupakan salah satu keluhan yang sering dinyatakan oleh
kaum wanita. Beberapa rembesan adalah umum dan normal, dengan bahan yang dikeluarkan
hanya terdiri atas lendir yang disekreasi oleh kelenjar-kelenjar di dalam rahim dan leher rahim,
serta cairan yang keluar melalui dinding vagina dari jaringan di sekitarnya (Youngson, 1994).
Menurut Manuaba (1999) infeksi pada vulva yang lazim disebut vulvitis sebagian besar dengan
gejala keputihan atau leukorea dan tanda infeksi lokal. Keputihan didefinisikan sebagai
keluarnya cairan dari vagina. Cairan tersebut bervariasi dalam konsistensi (padat, cair, kental),
dalam warna (jernih, putih, kuning, hijau) dan bau (normal, berbau). Sebagian wanita
menganggap cairan yang keluar dari vagina masalah biasa ada juga yang menganggap masalah
keputihan mengganggu aktivitas sehari-hari. Masalah yang perlu diwaspadai adalah apakah
keputihan tersebut normal atau ada sesuatu kelainan/ penyakit.
Jika keputihan menyebabkan gatal-gatal dan nyeri di dalam vagina, atau di sekeliling saluran
pembuka vulva, kondisi ini secara umum disebabkan oleh penyakit, dan tentunya memerlukan
pemeriksaan. Tiga jenis utama gangguan dapat menimbulkan masalah, yaitu candidiasis
penyebab paling umum gatal-gatal pada vagina. Infeksi sering mengenai vulva dan menimbulkan
gatal-gatal. Jamur menyerang sel pada saluran vagina dan sel kulit vulva. Pada beberapa wanita,
jamur masuk ke lapiran sel yang lebih dalam dan beristirahat di sana sampai diaktifkan kembali
karena satu alasan. Sel-sel yang terinfeksi tidak teralu parah gugur ke dalam vagina, sehingga
menyebabkan keputihan. Sekitar 15% wanita terinfeksi, tetapi gejala keputihan dan gatal-gatal
terjadi hanya dalam 3% sampai 5% wanita (Jones, 1997).
Keluarnya cairan dari vagina adalah normal pada usia reproduksi, cairan tersebut jumlahnya
tidak banyak, jernih, tidak bau dan tidak gatal. Secara alami cairan yang keluar merupakan
produksi dari kelenjar di mulut rahim, bercampur dengan sel-sel vagina, bakteri dan sekresi
kelenjar-kelenjar di jalan lahir. Secara fisiologis keluarnya cairan dapat dijumpai pada saat
ovulasi, saat menjelang dan setelah haid, rangsangan seksual, dan dalam kehamilan. Sifat dan
banyaknya keputihan dapat memberi petunjuk ke arah penyebab. Demikian pula halnya dengan
indikasi lain seperti lama keluhan, terus menerus atau pada waktu tertentu saja, warna, bau
disertai rasa gatal atau tidak (Purwanto, dalam www.sinarharapan.co.id.2005)
Secara alamiah bagian tubuh yang berongga dan berhubungan dengan dunia luar akan
mengeluarkan semacam getah atau lendir. Demikian pula halnya dengan saluran kelamin wanita
(vagina). Dalam keadaan normal, getah atau lendir vagina adalah cairan bening tidak berbau,
jumlahnya tidak terlalu banyak dan tanpa rasa gatal atau nyeri. Keputihan apabila tidak segera
diobati dapat berakibat lebih parah dan bukan tidak mungkin menjadi penyebab kemandulan.
Penyebab keputihan berlebihan terkait dengan cara kita merawat organ reproduksi. Misalnya,
mencucinya dengan air kotor, memakai pembilas secara berlebihan, menggunakan celana yang
tidak menyerap keringat, jarang mengganti celana dalam, tak sering mengganti pembalut
(Wahyurini dan Masum dalam www.kompas.com/kompas-cetak/0308/29/muda.2005)..
Hampir semua wanita pernah mengalami keputihan, bahkan ada yang sampai merasa sangat
terganggu. Namun, rasa malu untuk diperiksa pada bagian bawah tubuh yang satu ini, sering kali
mengalahkan keinginan untuk sembuh. Belum lagi masyarakat kita yang tidak terbiasa
memeriksa alat kelamin sendiri, sehingga kalau ada gangguan tertentu tidak segera bisa
diketahui. Rasa malu untuk periksa ke dokter juga menyebabkan banyak wanita mencoba untuk
mengobati keputihannya sendiri, baik dengan obat yang dibeli di toko obat, maupun dengan
ramuan tradisional. Apabila pengobatan yang dilakukan tidak sesuai dengan jenis penyebab
keputihan tersebut, tentu saja pengobatan akan sia-sia. Bahkan, bisa jadi justru menyebabkan
kerugian yang lain. Mestinya, rasa malu tersebut dibuang jauh-jauh. Apalagi, jika mengingat
betapa seriusnya akibat yang dapat ditimbulkan oleh keputihan yang berkepanjangan tanpa
penanganan yang tuntas (Wahyurini dan Masum dalam www.kompas.com/kompas-
cetak/0308/29/muda.2005).
Para remaja harus waspada terhadap gejala keputihan. Penelitian menunjukkan, keputihan yang
lama walau dengan gejala biasa-biasa saja, lama kelamaan dapat merusak selaput dara. Sebagian
besar cairan itu mengandung kuman-kuman penyakit, dan kuman penyakit dapat merusak selaput
dara sampai hampir habis, sehingga pada saat hubungan badan yang pertama tidak mengeluarkan
darah (www.indomedia.com.2005)
Batasan masalah dalam penelitian ini adalah tentang pengertian, penyebab dan perawatan yang
harus dilakukan jika terjadi keputihan. Berdasarkan data pra survey terhadap 10 remaja putri
yang berusia 10-19 tahun di Desa ............ Kecamatan ....... ........ Kabupaten .................. pada
bulan Desember tahun 2005, didapat bahwa 7 dari 10 remaja putri tersebut yang mengalami
keputihan mengatakan tidak mengetahui tentang pengertian, penyebab dan perawatan yang harus
dilakukan jika terjadi keputihan. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian
tentang “Gambaran tingkat pengetahuan remaja putri terhadap keputihan”.
1.2 Identifikasi Masalah
Dari latar belakang di atas maka identifikasi masalah yang ada yaitu bahwa di desa ............
Kecamatan ....... ........ banyak terdapat remaja putri yang berusia 10-19 tahun, sedangkan pada
data pra survey menunjukkan 7 dari 10 remaja putri di Desa ............ Kecamatan ....... ........
Kabupaten .................. tersebut mengalami keputihan dan belum mengetahui tentang pengertian,
penyebab, dan perawatan jika terjadi keputihan.
1.3 Rumusan Masalah dan Permasalahan
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka rumusan masalah pada karya
tulis ilmiah ini yaitu bagaimana gambaran pengetahuan remaja putri tentang pengertian,
penyebab, dan perawatan jika terjadi keputihan.
1.4 Pertanyaan Penelitian
1.4.1 Bagaimanakah tingkat pengetahuan remaja putri tentang pengertian keputihan?
1.4.2 Bagaimanakah tingkat pengetahuan remaja putri tentang penyebab keputihan?
1.4.3 Bagaimanakah tingkat pengetahuan remaja putri tentang perawatan yang harus dilakukan
jika terjadi keputihan?
1.5 Tujuan Penelitian
1.5.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan remaja putri terhadap keputihan di
Desa ............ Kecamatan ....... ........ Kabupaten .................. pada Bulan April sampai dengan Juni
tahun 2010.
1.5.2 Tujuan Khusus
1. Untuk dapat mengetahui tingkat pengetahuan remaja putri tentang pengertian keputihan
2. Untuk dapat mengetahui tingkat pengetahuan remaja putri tentang penyebab keputihan
3. Untuk dapat mengetahui tingkat pengetahuan remaja putri tentang perawatan yang harus
dilakukan jika terjadi keputihan
1.6 Manfaat Penelitian
1.6.1 Bagi Masyarakat
Manfaat penelitian bagi masyarakat khususnya remaja putri, yaitu untuk memberikan informasi
tentang pengertian, penyebab, dan penanganan keputihan.
1.6.2 Bagi Pihak Institusi Pendidikan
Sebagai bahan acuan untuk penelitian lebih lanjut mengenai penyebab maupun penanganan
keputihan yang terjadi pada wanita.
1.6.3 Bagi Peneliti
Untuk mengetahui gambaran pengetahuan remaja putri terhadap keputihan di Desa ............
Kecamatan ....... ........ .................. tahun 2010.
1.6.4 Bagi Responden
Sebagai bahan informasi tentang pengertian, penyebab dan cara perawatan jika terjadi keputihan.
1.6.5 Bagi Peneliti Lainnya
Dapat menjadi bahan pertimbangan untuk melakukan penelitian yang lengkap di tempat lain.
1.7 Ruang Lingkup Penelitian
Jenis Penelitian : Deskriptif
Subjek : Remaja putri dengan usia 10-19 tahun
Objek : Pengetahuan remaja putri tentang keputihan
Lokasi penelitian : Desa ............ Kecamatan ....... ........ Kabupaten ...................
Waktu : April sampai dengan Juni tahun 2010
Alasan : Di desa ............ Kecamatan ....... ........ banyak terdapat remaja putri yang berusia 10-19
tahun, sedangkan pada data pra survey menunjukkan 7 dari 10 remaja putri di Desa ............
Kecamatan ....... ........ Kabupaten .................. tersebut mengalami keputihan dan belum
mengetahui tentang pengertian, penyebab, dan perawatan jika terjadi keputihan.

More Related Content

What's hot

Mpkk1 pengetahuan dan paradigma
Mpkk1 pengetahuan dan paradigmaMpkk1 pengetahuan dan paradigma
Mpkk1 pengetahuan dan paradigmadantihp
 
Teknik Kuantitatif Prof. DR. Azhari Samudra, M.Si
Teknik Kuantitatif Prof. DR. Azhari Samudra, M.SiTeknik Kuantitatif Prof. DR. Azhari Samudra, M.Si
Teknik Kuantitatif Prof. DR. Azhari Samudra, M.SiBram Ibrahim
 
ilmu pengetahuan (filsafat sains)
ilmu pengetahuan (filsafat sains)ilmu pengetahuan (filsafat sains)
ilmu pengetahuan (filsafat sains)Dina Amalina
 
Makalah jenis pengetahuan_anisa_dkk
Makalah jenis pengetahuan_anisa_dkkMakalah jenis pengetahuan_anisa_dkk
Makalah jenis pengetahuan_anisa_dkkMuhammadIzzah
 
Makalah filsafat ilmu ILMU PENGETAHUAN DAN PENGETAHUAN ILMIAH
Makalah filsafat ilmu ILMU PENGETAHUAN DAN PENGETAHUAN ILMIAHMakalah filsafat ilmu ILMU PENGETAHUAN DAN PENGETAHUAN ILMIAH
Makalah filsafat ilmu ILMU PENGETAHUAN DAN PENGETAHUAN ILMIAHSoga Biliyan Jaya
 
Psikologi pendidikan
Psikologi pendidikanPsikologi pendidikan
Psikologi pendidikanmartinrusmaja
 
Persepsi Lingkungan Dan Kognisi Lingkungan (Psikologi Lingkungan) oleh GustiG...
Persepsi Lingkungan Dan Kognisi Lingkungan (Psikologi Lingkungan) oleh GustiG...Persepsi Lingkungan Dan Kognisi Lingkungan (Psikologi Lingkungan) oleh GustiG...
Persepsi Lingkungan Dan Kognisi Lingkungan (Psikologi Lingkungan) oleh GustiG...Gusti Gina
 
Persepsi dan komunikasi dalam organisasi
Persepsi dan komunikasi dalam organisasiPersepsi dan komunikasi dalam organisasi
Persepsi dan komunikasi dalam organisasihaniftravel
 
Persepsi Sosial - ppt
Persepsi Sosial - pptPersepsi Sosial - ppt
Persepsi Sosial - pptNofrida Atika
 
Persepsi dan berpikir
Persepsi dan berpikirPersepsi dan berpikir
Persepsi dan berpikirRatih Aini
 
Hakekat Ilmu : Mencari Alternatif Kebenaran Baru
Hakekat Ilmu : Mencari Alternatif Kebenaran BaruHakekat Ilmu : Mencari Alternatif Kebenaran Baru
Hakekat Ilmu : Mencari Alternatif Kebenaran BaruAli Murfi
 
Tugas 1. iqbal_paper_konsep_dasar_berfikir_ilmiah_dengan_penalaran_deduktif,_...
Tugas 1. iqbal_paper_konsep_dasar_berfikir_ilmiah_dengan_penalaran_deduktif,_...Tugas 1. iqbal_paper_konsep_dasar_berfikir_ilmiah_dengan_penalaran_deduktif,_...
Tugas 1. iqbal_paper_konsep_dasar_berfikir_ilmiah_dengan_penalaran_deduktif,_...'Mhiiaa Ntuu Cie BieberBeiibebh
 

What's hot (20)

Chapter ii
Chapter iiChapter ii
Chapter ii
 
Mpkk1 pengetahuan dan paradigma
Mpkk1 pengetahuan dan paradigmaMpkk1 pengetahuan dan paradigma
Mpkk1 pengetahuan dan paradigma
 
Teknik Kuantitatif Prof. DR. Azhari Samudra, M.Si
Teknik Kuantitatif Prof. DR. Azhari Samudra, M.SiTeknik Kuantitatif Prof. DR. Azhari Samudra, M.Si
Teknik Kuantitatif Prof. DR. Azhari Samudra, M.Si
 
Persepsi Manusia
Persepsi ManusiaPersepsi Manusia
Persepsi Manusia
 
Materi kuliah mps i
Materi kuliah mps iMateri kuliah mps i
Materi kuliah mps i
 
ilmu pengetahuan (filsafat sains)
ilmu pengetahuan (filsafat sains)ilmu pengetahuan (filsafat sains)
ilmu pengetahuan (filsafat sains)
 
Makalah jenis pengetahuan_anisa_dkk
Makalah jenis pengetahuan_anisa_dkkMakalah jenis pengetahuan_anisa_dkk
Makalah jenis pengetahuan_anisa_dkk
 
Aktiviti pengamatan
Aktiviti pengamatanAktiviti pengamatan
Aktiviti pengamatan
 
Makalah filsafat ilmu ILMU PENGETAHUAN DAN PENGETAHUAN ILMIAH
Makalah filsafat ilmu ILMU PENGETAHUAN DAN PENGETAHUAN ILMIAHMakalah filsafat ilmu ILMU PENGETAHUAN DAN PENGETAHUAN ILMIAH
Makalah filsafat ilmu ILMU PENGETAHUAN DAN PENGETAHUAN ILMIAH
 
PERSEPSI
PERSEPSIPERSEPSI
PERSEPSI
 
Presentasi persepsi
Presentasi persepsiPresentasi persepsi
Presentasi persepsi
 
Psikologi pendidikan
Psikologi pendidikanPsikologi pendidikan
Psikologi pendidikan
 
Sensasi dan persepsi
Sensasi dan persepsiSensasi dan persepsi
Sensasi dan persepsi
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
Persepsi Lingkungan Dan Kognisi Lingkungan (Psikologi Lingkungan) oleh GustiG...
Persepsi Lingkungan Dan Kognisi Lingkungan (Psikologi Lingkungan) oleh GustiG...Persepsi Lingkungan Dan Kognisi Lingkungan (Psikologi Lingkungan) oleh GustiG...
Persepsi Lingkungan Dan Kognisi Lingkungan (Psikologi Lingkungan) oleh GustiG...
 
Persepsi dan komunikasi dalam organisasi
Persepsi dan komunikasi dalam organisasiPersepsi dan komunikasi dalam organisasi
Persepsi dan komunikasi dalam organisasi
 
Persepsi Sosial - ppt
Persepsi Sosial - pptPersepsi Sosial - ppt
Persepsi Sosial - ppt
 
Persepsi dan berpikir
Persepsi dan berpikirPersepsi dan berpikir
Persepsi dan berpikir
 
Hakekat Ilmu : Mencari Alternatif Kebenaran Baru
Hakekat Ilmu : Mencari Alternatif Kebenaran BaruHakekat Ilmu : Mencari Alternatif Kebenaran Baru
Hakekat Ilmu : Mencari Alternatif Kebenaran Baru
 
Tugas 1. iqbal_paper_konsep_dasar_berfikir_ilmiah_dengan_penalaran_deduktif,_...
Tugas 1. iqbal_paper_konsep_dasar_berfikir_ilmiah_dengan_penalaran_deduktif,_...Tugas 1. iqbal_paper_konsep_dasar_berfikir_ilmiah_dengan_penalaran_deduktif,_...
Tugas 1. iqbal_paper_konsep_dasar_berfikir_ilmiah_dengan_penalaran_deduktif,_...
 

Viewers also liked

Penyuluhan Keputihan
Penyuluhan KeputihanPenyuluhan Keputihan
Penyuluhan Keputihanannisalh
 
Kti fidartin akbid paramata AKBID PARAMATA RAHA
Kti fidartin akbid paramata AKBID PARAMATA RAHA Kti fidartin akbid paramata AKBID PARAMATA RAHA
Kti fidartin akbid paramata AKBID PARAMATA RAHA Operator Warnet Vast Raha
 
MANAJEMENDANPENDOKUMENTASIANASUHANKEBIDANAN PADABAYINY.“L” DENGANASFIKSIASEDA...
MANAJEMENDANPENDOKUMENTASIANASUHANKEBIDANAN PADABAYINY.“L” DENGANASFIKSIASEDA...MANAJEMENDANPENDOKUMENTASIANASUHANKEBIDANAN PADABAYINY.“L” DENGANASFIKSIASEDA...
MANAJEMENDANPENDOKUMENTASIANASUHANKEBIDANAN PADABAYINY.“L” DENGANASFIKSIASEDA...Warnet Raha
 
LEMBAR KONSULTASI ASUHAN KEBIDANAN KARYA TULIS ILMIAH
LEMBAR KONSULTASI ASUHAN KEBIDANAN  KARYA TULIS ILMIAHLEMBAR KONSULTASI ASUHAN KEBIDANAN  KARYA TULIS ILMIAH
LEMBAR KONSULTASI ASUHAN KEBIDANAN KARYA TULIS ILMIAHWarnet Raha
 
Cover dan lain lain
Cover dan lain lainCover dan lain lain
Cover dan lain lainWarnet Raha
 
Kti dina rianti
Kti dina riantiKti dina rianti
Kti dina riantiDINARIANTI
 
ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN RETENSIO PLASENTA DI RUANG DELIMA RUMAH SAKIT...
ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN RETENSIO PLASENTA DI RUANG DELIMA RUMAH SAKIT...ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN RETENSIO PLASENTA DI RUANG DELIMA RUMAH SAKIT...
ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN RETENSIO PLASENTA DI RUANG DELIMA RUMAH SAKIT...Warnet Raha
 
FAKTOR RISIKO PENYEBAB ASFIKSIA NEONATORUM DI RUANG TERATAI RSUD KABUPATEN MU...
FAKTOR RISIKO PENYEBAB ASFIKSIA NEONATORUM DI RUANG TERATAI RSUD KABUPATEN MU...FAKTOR RISIKO PENYEBAB ASFIKSIA NEONATORUM DI RUANG TERATAI RSUD KABUPATEN MU...
FAKTOR RISIKO PENYEBAB ASFIKSIA NEONATORUM DI RUANG TERATAI RSUD KABUPATEN MU...Warnet Raha
 
TINJAUAN EFEK SAMPING KONTRASEPSI PIL PADA AKSEPTOR KB DI KELURAHAN PALAGGA W...
TINJAUAN EFEK SAMPING KONTRASEPSI PIL PADA AKSEPTOR KB DI KELURAHAN PALAGGA W...TINJAUAN EFEK SAMPING KONTRASEPSI PIL PADA AKSEPTOR KB DI KELURAHAN PALAGGA W...
TINJAUAN EFEK SAMPING KONTRASEPSI PIL PADA AKSEPTOR KB DI KELURAHAN PALAGGA W...Warnet Raha
 

Viewers also liked (20)

Penyuluhan Keputihan
Penyuluhan KeputihanPenyuluhan Keputihan
Penyuluhan Keputihan
 
makalah Keputihan
makalah Keputihanmakalah Keputihan
makalah Keputihan
 
Kti sarifa milawati AKBID YKN BAU BAU
Kti sarifa milawati AKBID YKN BAU BAUKti sarifa milawati AKBID YKN BAU BAU
Kti sarifa milawati AKBID YKN BAU BAU
 
Jurnal ilmiah 5235125319-jumat-3
Jurnal ilmiah 5235125319-jumat-3Jurnal ilmiah 5235125319-jumat-3
Jurnal ilmiah 5235125319-jumat-3
 
Kti fidartin akbid paramata AKBID PARAMATA RAHA
Kti fidartin akbid paramata AKBID PARAMATA RAHA Kti fidartin akbid paramata AKBID PARAMATA RAHA
Kti fidartin akbid paramata AKBID PARAMATA RAHA
 
MANAJEMENDANPENDOKUMENTASIANASUHANKEBIDANAN PADABAYINY.“L” DENGANASFIKSIASEDA...
MANAJEMENDANPENDOKUMENTASIANASUHANKEBIDANAN PADABAYINY.“L” DENGANASFIKSIASEDA...MANAJEMENDANPENDOKUMENTASIANASUHANKEBIDANAN PADABAYINY.“L” DENGANASFIKSIASEDA...
MANAJEMENDANPENDOKUMENTASIANASUHANKEBIDANAN PADABAYINY.“L” DENGANASFIKSIASEDA...
 
LEMBAR KONSULTASI ASUHAN KEBIDANAN KARYA TULIS ILMIAH
LEMBAR KONSULTASI ASUHAN KEBIDANAN  KARYA TULIS ILMIAHLEMBAR KONSULTASI ASUHAN KEBIDANAN  KARYA TULIS ILMIAH
LEMBAR KONSULTASI ASUHAN KEBIDANAN KARYA TULIS ILMIAH
 
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
 
Cover dan lain lain
Cover dan lain lainCover dan lain lain
Cover dan lain lain
 
Makalah leukorea akbid paramata
Makalah leukorea akbid paramataMakalah leukorea akbid paramata
Makalah leukorea akbid paramata
 
Kti
KtiKti
Kti
 
Kti wahyu andriyani
Kti wahyu andriyaniKti wahyu andriyani
Kti wahyu andriyani
 
Keputihan
KeputihanKeputihan
Keputihan
 
Kti dina rianti
Kti dina riantiKti dina rianti
Kti dina rianti
 
Rahmaningsih
RahmaningsihRahmaningsih
Rahmaningsih
 
Kti setiya rahayu
Kti setiya rahayuKti setiya rahayu
Kti setiya rahayu
 
ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN RETENSIO PLASENTA DI RUANG DELIMA RUMAH SAKIT...
ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN RETENSIO PLASENTA DI RUANG DELIMA RUMAH SAKIT...ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN RETENSIO PLASENTA DI RUANG DELIMA RUMAH SAKIT...
ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN RETENSIO PLASENTA DI RUANG DELIMA RUMAH SAKIT...
 
Kti hikmat AKBID YKN RAHA
Kti hikmat AKBID YKN RAHA Kti hikmat AKBID YKN RAHA
Kti hikmat AKBID YKN RAHA
 
FAKTOR RISIKO PENYEBAB ASFIKSIA NEONATORUM DI RUANG TERATAI RSUD KABUPATEN MU...
FAKTOR RISIKO PENYEBAB ASFIKSIA NEONATORUM DI RUANG TERATAI RSUD KABUPATEN MU...FAKTOR RISIKO PENYEBAB ASFIKSIA NEONATORUM DI RUANG TERATAI RSUD KABUPATEN MU...
FAKTOR RISIKO PENYEBAB ASFIKSIA NEONATORUM DI RUANG TERATAI RSUD KABUPATEN MU...
 
TINJAUAN EFEK SAMPING KONTRASEPSI PIL PADA AKSEPTOR KB DI KELURAHAN PALAGGA W...
TINJAUAN EFEK SAMPING KONTRASEPSI PIL PADA AKSEPTOR KB DI KELURAHAN PALAGGA W...TINJAUAN EFEK SAMPING KONTRASEPSI PIL PADA AKSEPTOR KB DI KELURAHAN PALAGGA W...
TINJAUAN EFEK SAMPING KONTRASEPSI PIL PADA AKSEPTOR KB DI KELURAHAN PALAGGA W...
 

Similar to KONSEP PENGETAHUAN

Persepsi Sosial - doc
Persepsi Sosial - docPersepsi Sosial - doc
Persepsi Sosial - docNofrida Atika
 
Metodologi penelitian pendidikan
Metodologi penelitian pendidikanMetodologi penelitian pendidikan
Metodologi penelitian pendidikanFppi Unila
 
1. Konsep Dasar penelitian keperawatan.pptx
1. Konsep Dasar penelitian keperawatan.pptx1. Konsep Dasar penelitian keperawatan.pptx
1. Konsep Dasar penelitian keperawatan.pptxLisLubis1
 
Materi pengantar filsafat ilmu
Materi pengantar filsafat ilmuMateri pengantar filsafat ilmu
Materi pengantar filsafat ilmuLaurenzoTalaud
 
Rangkuman seluruh ppt kelompok 10 pengantar filsafat ilmu kelas s
Rangkuman seluruh ppt kelompok 10 pengantar filsafat ilmu kelas sRangkuman seluruh ppt kelompok 10 pengantar filsafat ilmu kelas s
Rangkuman seluruh ppt kelompok 10 pengantar filsafat ilmu kelas sDwiKhusnulRahmat
 
Makalah Ranah Perilaku
Makalah Ranah PerilakuMakalah Ranah Perilaku
Makalah Ranah Perilakuuyunk93
 
Metodologi penelitian
Metodologi penelitianMetodologi penelitian
Metodologi penelitianMBSHOLEH
 
004 metode mendapatkan pengetahuan
004 metode mendapatkan pengetahuan004 metode mendapatkan pengetahuan
004 metode mendapatkan pengetahuanYuana Tri Utomo
 
96-Article Text-176-1-10-20210306.pdf
96-Article Text-176-1-10-20210306.pdf96-Article Text-176-1-10-20210306.pdf
96-Article Text-176-1-10-20210306.pdfjunysantya
 
KEL.6 Implikasi Filsafat Ilmu.pptx
KEL.6 Implikasi Filsafat Ilmu.pptxKEL.6 Implikasi Filsafat Ilmu.pptx
KEL.6 Implikasi Filsafat Ilmu.pptxssuserc12fc21
 

Similar to KONSEP PENGETAHUAN (20)

Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
Kel12_EPISTEMOLOGI.pptx
Kel12_EPISTEMOLOGI.pptxKel12_EPISTEMOLOGI.pptx
Kel12_EPISTEMOLOGI.pptx
 
Makalah konsep perilaku
Makalah konsep perilakuMakalah konsep perilaku
Makalah konsep perilaku
 
Filsafat Komunikasi
Filsafat KomunikasiFilsafat Komunikasi
Filsafat Komunikasi
 
Persepsi Sosial - doc
Persepsi Sosial - docPersepsi Sosial - doc
Persepsi Sosial - doc
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
Review henry kurniawan
Review henry kurniawanReview henry kurniawan
Review henry kurniawan
 
Metodologi penelitian pendidikan
Metodologi penelitian pendidikanMetodologi penelitian pendidikan
Metodologi penelitian pendidikan
 
120126447 kebidanan
120126447 kebidanan120126447 kebidanan
120126447 kebidanan
 
120126447 kebidanan
120126447 kebidanan120126447 kebidanan
120126447 kebidanan
 
120126447 kebidanan
120126447 kebidanan120126447 kebidanan
120126447 kebidanan
 
1. Konsep Dasar penelitian keperawatan.pptx
1. Konsep Dasar penelitian keperawatan.pptx1. Konsep Dasar penelitian keperawatan.pptx
1. Konsep Dasar penelitian keperawatan.pptx
 
Materi pengantar filsafat ilmu
Materi pengantar filsafat ilmuMateri pengantar filsafat ilmu
Materi pengantar filsafat ilmu
 
Rangkuman seluruh ppt kelompok 10 pengantar filsafat ilmu kelas s
Rangkuman seluruh ppt kelompok 10 pengantar filsafat ilmu kelas sRangkuman seluruh ppt kelompok 10 pengantar filsafat ilmu kelas s
Rangkuman seluruh ppt kelompok 10 pengantar filsafat ilmu kelas s
 
Makalah Ranah Perilaku
Makalah Ranah PerilakuMakalah Ranah Perilaku
Makalah Ranah Perilaku
 
Metodologi penelitian
Metodologi penelitianMetodologi penelitian
Metodologi penelitian
 
004 metode mendapatkan pengetahuan
004 metode mendapatkan pengetahuan004 metode mendapatkan pengetahuan
004 metode mendapatkan pengetahuan
 
96-Article Text-176-1-10-20210306.pdf
96-Article Text-176-1-10-20210306.pdf96-Article Text-176-1-10-20210306.pdf
96-Article Text-176-1-10-20210306.pdf
 
hakikat penelitian pendidikan
hakikat penelitian pendidikanhakikat penelitian pendidikan
hakikat penelitian pendidikan
 
KEL.6 Implikasi Filsafat Ilmu.pptx
KEL.6 Implikasi Filsafat Ilmu.pptxKEL.6 Implikasi Filsafat Ilmu.pptx
KEL.6 Implikasi Filsafat Ilmu.pptx
 

More from Chenk Alie Patrician (20)

Senam hamil
Senam hamilSenam hamil
Senam hamil
 
Ibu bayi sehat
Ibu bayi sehatIbu bayi sehat
Ibu bayi sehat
 
Tanda tanda bahaya nifasdan bbl
Tanda tanda bahaya nifasdan bblTanda tanda bahaya nifasdan bbl
Tanda tanda bahaya nifasdan bbl
 
Tanda tanda bahaya nifasdan bbl
Tanda tanda bahaya nifasdan bblTanda tanda bahaya nifasdan bbl
Tanda tanda bahaya nifasdan bbl
 
Senam nifas
Senam nifasSenam nifas
Senam nifas
 
Senam hamil
Senam hamilSenam hamil
Senam hamil
 
Memandikan bayi
Memandikan bayiMemandikan bayi
Memandikan bayi
 
Memandikan bayi haha
Memandikan bayi hahaMemandikan bayi haha
Memandikan bayi haha
 
Liflet payudara kel 7
Liflet payudara kel 7Liflet payudara kel 7
Liflet payudara kel 7
 
Leaflet tnda bhya
Leaflet tnda bhyaLeaflet tnda bhya
Leaflet tnda bhya
 
Leaflet senam hamil
Leaflet senam hamilLeaflet senam hamil
Leaflet senam hamil
 
Leaflet pemeriksaan ibu hamil
Leaflet pemeriksaan ibu hamilLeaflet pemeriksaan ibu hamil
Leaflet pemeriksaan ibu hamil
 
Leaflet panduan pijat bayi cie
Leaflet panduan pijat bayi cieLeaflet panduan pijat bayi cie
Leaflet panduan pijat bayi cie
 
Leaflet imunisasi
Leaflet imunisasiLeaflet imunisasi
Leaflet imunisasi
 
Leaflet hamil berkualitas
Leaflet hamil berkualitasLeaflet hamil berkualitas
Leaflet hamil berkualitas
 
Leaflet bersalin
Leaflet bersalinLeaflet bersalin
Leaflet bersalin
 
Leaflet perawatan payudarah
Leaflet   perawatan payudarahLeaflet   perawatan payudarah
Leaflet perawatan payudarah
 
Ketidaknyamanan masa kehamilan
Ketidaknyamanan masa kehamilanKetidaknyamanan masa kehamilan
Ketidaknyamanan masa kehamilan
 
Kb kumplit
Kb kumplitKb kumplit
Kb kumplit
 
Kb k omplit
Kb k omplitKb k omplit
Kb k omplit
 

KONSEP PENGETAHUAN

  • 1. Dr. Suparyanto, M.Kes KONSEP PENGETAHUAN PENGERTIAN PENGETAHUAN  Pengetahuan adalah hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia di peroleh melalui mata dan telinga (Notoatmojo, 2007).  Pengetahuan adalah merupakan hasil mengingat suatu hal, termasuk mengingat kembali kejadian yang pernah dialami baik secara sengaja maupun tidak sengaja dan ini terjadi setelah orang malakukan kontak atau pengamatan terhadap suatu obyek tertentu (Mubarok, dkk, 2007)  Pengetahuan merupakan justified true believe. Seorang individu membenarkan (justifies) kebenaran atas kepercayaannya berdasarkan observasinya mengenai dunia. Jadi bila seseorang menciptakan pengetahuan, ia menciptakan pemahaman atas suatu situasi baru dengan cara berpegang pada kepercayaan yang telah dibenarkan. Dalam definisi ini, pengetahuan merupakan konstruksi dari kenyataan, dibandingkan sesuatu yang benar secara abstrak. Penciptaan pengetahuan tidak hanya merupakan kompilasi dari fakta- fakta, namun suatu proses yang unik pada manusia yang sulit disederhanakan atau ditiru. Penciptaaan pengetahuan melibatkan perasaan dan sistem kepercayaan (belief sistems) dimana perasaan atau sistem kepercayaan itu bisa tidak disadari (Bambang, 2008). TINGKATAN PENGETAHUAN  Menurut Rogers, pengetahuan di cakup di dalam domain kognitif 6 tingkatan (Notoatmojo, 2007). 1. Tahu (Know)  Tahu di artikan sebagai mengingat suatu materi yang telah di pelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap
  • 2. situasi yang sangat spesifik dari seluruh bahan yang di pelajari atau rangsangan yang telah di terima. Oleh sebab itu, ini adalah merupakan tingkatan pengetahuan yang paling rendah. 2. Memahami (Comprehention)  Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham harus dapat menjelaskan, menyimpulkan, meramalkan terhadap objek yang dipelajari. Misalnya dapat menjelaskan mengapa harus makan makanan yang bergizi. 3. Aplikasi (Aplication)  Aplikasi adalah kemampuan menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi nyata. Aplikasi dapat diartikan sebagai penggunaan hukum-hukum, rumus-rumus, metode-metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain. Misalnya dapat menggunakan rumus statistik dalam perhitungan-perhitungan hasil penelitian, dapat menggunakan prinsip-prinsip siklus pemecahan masalah kesehatan dari kasus yang diberikan. 4. Analisis (Analysis)  Suatu kemampuan menjabarkan materi atau kedalam komponen-komponen tetapi masih dalam struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat diteliti dari penggantian kata seperti dapat menggambarkan (menurut bagian), membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya. 5. Sintesis (Syntesis)  Menunjukkan kepada suatu komponen untuk meletakkan atau menghubungkan bagian- bagian di dalam satu bentuk keseluruhan yang baru. Merupakan kemampuan menyusun, merencanakan, meringkaskan, menyesuaikan dan sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang ada. 6. Evaluasi (Evaluation)  Berkaitan dengan kemampuan melakukan justifikasi atau penelitian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau
  • 3. menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada misalnya : dapat membandingkan antara anak-anak yang cukup gizi dengan anak-anak yang kekurangan gizi, dapat menanggapi terjadinya wabah diare di suatu tempat, dapat menafsirkan sebab ibu-ibu tidak mau ikut KB dan sebagainya.  Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt behavior). Karena dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dibandingkan dengan perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Penelitian Rogers (1974) mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru (berperilaku baru), di dalam diri seseorang tersebut terjadi proses yang berurutan, yakni : 1. Awareness (kesadaran), dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus objek. 2. Interest (merasa tertarik) terhadap stimulus atau objek tersebut. Disini sikap subjek sudah mulai timbul. 3. Evalution (menimbang-nimbang) terhadap baik atau buruknya stimulus tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi. 4. Trial, dimana subjek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh stimulus. 5. Adoption, dimana subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus. (Notoatmodjo, 2007) CARA MEMPEROLEH PENGETAHUAN  Menurut Notoatmodjo (2007) pengetahuan sepanjang sejarah dapat dikelompokkan menjadi dua berdasarkan cara yang tetah digunakan untuk memperoleh kebenaran, yaitu : 1.Cara kuno untuk memperoleh pengetahuan a. Cara coba-coba salah (Trial dan Error)
  • 4.  Cara ini telah dipakai orang sebelum adanya kebudayaan dan bahkan mungkin sebelum adanya peradapan yang dilakukan dengan menggunakan kemungkinaan yang lain sampai masalah dapat dipecahkan. b. Cara kekuasaan atau otoriter  Sumber pengetahuan cara ini dapat berupa pemimpin-pemimpin masyarakat baik formal maupun informal, ahli agama, pemegang pemerintahan. Prinsip ini adalah orang lain menerima pendapat yang dikemukakan oleh orang yang punya otoriter, tanpa terlebih dahulu membuktikan kebenarannya, baik berdasarkan fakta empiris maupun berdasarkan masa lalu. c. Berdasarkan pengalaman pribadi  Pengalaman pribadi dapat digunakan sebagai upaya memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapkan pada masa lalu. d. Melalui jalan pikiran  Dalam memperoleh kebenaran pengetahuan manusia telah menggunakan jalan pikiran, baik melalui induksi maupun deduksi. Apabila proses pembuatan kesimpulan itu melalui pernyataan-pernyataan khusus kepada yang umum dinamakan induksi, sedangkan deduksi adalah pembuatan kesimpulan dari pernyataan-pernyataan umum kepada yang khusus. 2. Cara modern dalam memperoleh pengetahuan  Cara ini disebut “metode penelitian ilmiah“ atau lebih populer disebut metodologi penelitian. Cara ini mula-mula dikembangkan oleh Franeuis Bacor (1561-1626) kemudian dikembangkan oleh Deobold van Dallien akhirnya lahir suatu cara penelitian yang dewasa ini kita kenal sebagai metodologi penelitian ilmiah. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PENGETAHUAN  Menurut berbagai sumber dari berbagai literatur yang berhubungan, berikut adalah beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang tentang sesuatu hal :
  • 5. 1. Umur  Usia adalah umur yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai saat ia akan berulang tahun. Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berpikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat yang lebih dewasa akan lebih dipercaya dari pada orang yang belum cukup tinggi tingkat kedewasaannya. Hal ini sebagai akibat dari pengalaman dan kematangan jiwanya. 2. Pendidikan  Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan oleh seseorang terhadap perkembangan orang lain menuju ke arah suatu cita-cita tertentu. Makin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka makin mudah dalam menerima informasi, sehingga semakin banyak pula pengetahuan yang dimiliki. Sebaliknya pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap nilai-nilai yang baru dikenal. 3. Lingkungan  Lingkungan adalah seluruh kondisi yang ada di sekitar manusia dan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi perkembangan dan perilaku orang atau kelompok. Lingkungan adalah input kedalam diri seseorang sehingga sistem adaptif yang melibatkan baik faktor internal maupun faktor eksternal. Seseorang yang hidup dalam lingkungan yang berpikiran luas maka pengetahuannya akan lebih baik daripada orang yang hidup di lingkungan yang berpikiran sempit. 4. Pekerjaan  Pekerjaan adalah serangkaian tugas atau kegiatan yang harus dilaksanakan atau diselesaikan oleh seseorang sesuai dengan jabatan atau profesi masing-masing. Status pekerjaan yang rendah sering mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang.  Pekerjaan biasanya sebagai simbol status sosial di masyarakat. Masyarakat akan memandang seseorang dengan penuh penghormatan apabila pekerjaannya sudah pegawai negeri atau pejabat di pemerintahan. 5. Sosial Ekonomi  Variabel ini sering dilihat angka kesakitan dan kematian, variabel ini menggambarkan tingkat kehidupan seseorang yang ditentukan unsur seperti pendidikan, pekerjaan,
  • 6. penghasilan dan banyak contoh serta ditentukan pula oleh tempat tinggal karena hal ini dapat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan termasuk pemeliharaan kesehatan. 6. Informasi yang diperoleh  Informasi dapat diperoleh di rumah, di sekolah, lembaga organisasi, media cetak dan tempat pelayanan kesehatan. Ilmu pengetahuan dan teknologi membutuhkan informasi sekaligus menghasilkan informasi. Jika pengetahuan berkembang sangat cepat maka informasi berkembang sangat cepat pula. Adanya ledakan pengetahuan sebagai akibat perkembangan dalam bidang ilmu dan pengetahuan, maka semakin banyak pengetahuan baru bermunculan. Pemberian informasi seperti cara-cara pencapaian hidup sehat akan meningkatkan pengetahuan masyarakat yang dapat menambah kesadaran untuk berperilaku sesuai dengan pengetahuan yang dimiliki. 7. Pengalaman  Merupakan sumber pengetahuan atau suatu cara untuk memperoleh kebenaran dan pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi di masa lalu. Orang yang memiliki pengalaman akan mempunyai pengetahuan yang baik bila dibandingkan dengan orang yang tidak memiliki pengalaman dalam segi apapun (Mubarok, 2007). PENGUKURAN TINGKAT PENGETAHUAN  Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket, menyatakan isi materi yang ingin diukur dari subyek penelitian atau responden. 1. Pengetahuan baik = 76 – 100% 2. Pengetahuan cukup = 60 – 75% 3. Pengetahuan Kurang = < 60% (Arikunto, 2006) DASAR-DASAR PENGETAHUAN 1. Tradisi 2. Otoriter
  • 7. 3. Meminjam dari disiplin orang lain 4. Pengalaman trial dan error 5. Alasan yang logis 6. Metode ilmiah DAFTAR PUSTAKA 1. Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta. 2. Depkes, RI. (2009). Profil Kesehatan Indonesia 2008. Jakarta : di akses 18 Mei 2011. 3. Erfandi. (2008). Metode AKDR/IUD. diakses 20 Mei 2011. From http://puskesmas- oke.Blogspot.com 4. Handayani, S (2010). Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta : Pustaka Rihana. 5. Hartanto, H. (2007). Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta : Sinar Harapan. 6. Mansjoer Arif. (2009). Kapita Selekta Kedokteran I. Jakarta: Media Ausculapieus. 7. Mubarak. Wahid Iqbal. (2007). Promosi Kesehatan. Jogjakarta : Graha ilmu. 8. Mubarak, Wahit Iqbal.2007.Promosi Kesehatan.Jogjakarta:Graha Ilmu 9. Mubarak, Wahit Iqbal, dkk.2007.Ilmu Keperawatan Komunitas Konsep dan aplikasi.Jakarta:Salemba Medika 10. Manuaba, IBG. (2010). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC. 11. Notoatmodjo, S. 2007.Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta 12. Notoatmodjo, Soekidjo. 2010.Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta 13. Nursalam, (2008) .Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika 14. Suyanto. S. Kp. M. kep. ( 2009 ). Riset Kebidanan Metodologi dan Aplikasi. Jogjakarta :
  • 8. 15. Saifudin Abdul Bari. (2006). Buku acuan Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 16. Sarwono, P. (2005). Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 17. Setiadi. 2007. Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan.Jogjakarta: Graha Ilmu 18. Setya Arum, Dyah N. (2009). Panduan Lengkap Pelayanan KB terkini. Jogjakarta : Nuha Medika. 19. Suyanto dan Ummi Salamah.2009.Riset Kebidanan Metodologi dan Aplikasi. Jogjakarta:Mitra Cendekia 20. Varney, Helen. (2007). Buku Ajar Asuhan Kebidanan edisi 4 volume 1. jakarta : EGC. Dr. Suparyanto, M.Kes KEPUTIHAN / LEUKORRHE / FLOUR ALBUS. PENGERTIAN KEPUTIHAN  Keputihan adalah semacam silim yang keluar terlalu banyak, warnanya putih seperti sagu kental dan agak kekuning-kuningan. Jika silim atau lendir ini tidak terlalu banyak, tidak menjadi persoalan.(Handayani, 2008)  Keputihan adalah nama gejala yang diberikan kepada cairan yang di keluarkan dari alat – alat genital yang tidak berupa darah (Sarwono, 2005)  Keputihan di definisikan sebagai cairan dari kelamin perempuan (vagina ) yang berlebihan selain air kencing atau darah. Sifatnya bisa normal atau tidak normal (Indriatmi, 2007)  Keputihan adalah semua pengeluaran cairan alat genetalia yang bukan darah. Keputihan bukan penyakit tersendiri, tetapi merupakan manifestasi gejala dari hampir semua penyakit kandungan (Manuaba, 2005)
  • 9.  Keputihan adalah gejala penyakit yang ditandai oleh keluarnya cairan dari organ reproduksi dan bukan berupa darah. Keputihan yang berbahaya adalah keputihan yang tidak normal (Blankast, 2008) KEPUTIHAN PADA IBU HAMIL  Keputihan adalah cairan yang keluar dari vagina yang berwarna putih yang biasanya keluar menjelang haid atau pada masa kehamilan. Keputihan biasanya terjadi menjelang ovulasi, badan lelah atau akibat rangsangan seksual (Purwanty astuti, 2004)  Keputihan muncul dikarenakan adanya peningkatan hormonal selama kehamilan. Dalam hal ini vagina akan mengeluarkan cairan berwarna putih seperti susu, encer dan tidak berbau. Cairan akan bertambah banyak seiring dengan bertambahnya usia kehamilan anda. Hal ini merupakan hal yang wajar, untuk itu kebersihan dan kelembaban disekitar area vagina harus tetap terjaga, juga pakailah pakaian dalam yang tidak terlalu ketat dan menyerap keringat. Namun jika keputihan disertai gatal-gatal dan berbau segera periksa ke dokter anda. Karena dengan kondisi ini kemungkinan terjadi adanya infeksi, jika tidak segera mendapatkan pengobatan dapat menyebabkan perlunakan dalam leher rahim dan akan timbul kontraksi sebelum waktunya. (Kusumawati, 2008)  Seorang wanita lebih rentan mengalami keputihan pada saat hamil karena pada saat hamil terjadi perubahan hormonal yang salah satu dampaknya adalah peningkatan jumlah produksi cairan dan penurunan keasaman vagina serta terjadi pula perubahan pada kondisi pencernaan. Semua ini berpengaruh terhadap peningkatan risiko terjadinya keputihan, khususnya yang disebabkan oleh infeksi jamur. Selama belum terjadi persalinan dan selaput ketuban masih utuh, dimana janin masih terlindungi oleh selaput ketuban dan air ketuban yang steril, umumnya tidak ada efek langsung infeksi vagina yang menyebabkan terjadinya keputihan pada janin. (Ocvyanti, 2008) KLASIFIKASI KEPUTIHAN  Ada dua jenis keputihan yaitu : 1. Keputihan tidak normal (patologis)
  • 10. 2. Keputihan normal (fisiologis)  Perbedaan keputihan fisiologis dan yang patologis. Keputihan fisiologis terdiri atas cairan yang kadang – kadang berupa mukus yang mengandung banyak epitel dengan leukosit yang jarang, sedang pada keputihan patologis terdapat banyak leukosit. (Sarwono, 2005) GEJALA KEPUTIHAN  Keputihan normal mempunyai ciri – ciri : 1. Cairan yang keluar encer 2. Berwarna bening atau krem 3. Tidak berbau 4. Tidak gatal 5. Jumlahnya sedikit  Disebut keputihan tidak normal jika mempunyai ciri-ciri sebagai berikut : 1. Cairan yang keluar bersifat kental 2. Berwarna putih susu, kuning atau hijau 3. Terasa gatal 4. Berbau tidak sedap 5. Menyisakan bercak pada pakaian dalam 6. Jumlahnya banyak FAKTOR PENYEBAB KEPUTIHAN  Adapun beberapa penyebab keputihan antara lain : a. Infeksi vagina oleh jamur (candida albicans) atau parasit (tricomonas)  Jenis infeksi yang terjadi pada vagina yakni, bacterial vaginosis, trikomonas, dan kandidiasis. Bakterial vaginosis merupakan gangguan vagina yang sering terjadi ditandai dengan keputihan dan bau tak sedap. Hal ini di sebabkan oleh lactobacillus menurun, bakteri patogen (penyebab infeksi) meningkat, dan pH vagina meningkat.
  • 11. b. Faktor hygiene yang jelek  Kebersihan daerah vagina yang jelek dapat menyebabkan timbulnya keputihan. Hal ini terjadi karena kelembaban vagina yang meningkat sehingga bakteri patogen penyebab infeksi mudah menyebar. c. Pemakaian obat-obatan (antibiotik, kortikosteroid, dan pil KB) dalam waktu lama.  Karena pemakaian obat- obatan khususnya antibiotik yang terlalu lama dapat menimbulkan sistem imunitas dalam tubuh. Sedangkan penggunaan KB mempengaruhi keseimbangan hormonal wanita. Biasanya pada wanita yang mengkonsumsi antibiotik timbul keputihan. d. Stres  Otak mempengaruhi kerja semua organ tubuh, jadi jika reseptor otak mengalami stress maka hormonal di dalam tubuh mengalami perubahan keseimbangan dan dapat menyebabkan timbulnya keputihan. Hal ini sesuai dengan pendapat Purwantyastuti (2004) mengatakan bahwa wanita bisa mengalami gangguan siklus menstruasi / keputihan yang disebabkan oleh stres.  Penyebab lain keputihan adalah alergi akibat benda-benda yang dimasukkan secara sengaja atau tidak sengaja ke dalam vagina, seperti tampon, obat atau alat kontrasepsi, rambut kemaluan, benang yang berasal dari selimut, celana dan lainnya. Bisa juga karena luka seperti tusukan, benturan, tekanan atau iritasi yang berlangsung lama. Karena keputihan, seorang ibu bahkan bisa kehilangan bayinya. (Suryana, 2009) AKIBAT KEPUTIHAN PADA KEHAMILAN  Keputihan akibat infeksi yang terjadi pada masa kehamilan akan meningkatkan risiko persalinan prematur dan janinnya juga berisiko mengalami infeksi.(Atiwicaksono, 2008)  Namun jika keputihan disertai gatal-gatal dan berbau segera periksa ke dokter anda. Karena dengan kondisi ini kemungkinan terjadi adanya infeksi, jika tidak segera mendapatkan pengobatan dapat menyebabkan perlunakan dalam leher rahim dan akan timbul kontraksi sebelum waktunya. (Kusumawati, 2008)
  • 12.  Misalnya, pada infeksi chlamydia dapat terjadi keguguran hingga persalinan sebelum waktunya (persalinan prematur). Infeksi virus herpes simpleks dapat menyebabkan radang pada otak bayi (ensefalitis). Infeksi jamur candida sp dapat meningkatkan risiko terjadinya ayan (epilepsi). Infeksi virusHPV dapat menyebabkan terjadinya papiloma laring pada bayi yang menyebabkan gangguan pernapasan dan gangguan pencernaan bayi hingga kematian. Infeksi bakteri Neisserea gonorrhoeae dapat menyebabkan infeksi pada mata bayi hingga terjadi kebutaan. (Dwiana, 2008) CARA MENGATASI KEPUTIHAN a. Tanpa Obat 1. Menjaga agar daerah genetalia senantiasa bersih serta memperhatikan sabun yang di gunakan sebaiknya sabun yang tidak berparfum 2. Hindari mandi dengan berendam 3. Menggunakan celana dalam dari bahan katun, tidak menggunakan celana dalam yang ketat. 4. Menghindari beraktivitas yang terlalu lelah, panas dan keringat yang berlebih. 5. Liburan untuk mengurangi stres karena stres merupakan suatu faktor timbulnya keputihan. b. Dengan obat  Konsultasi dengan dokter karena dokter akan memberikan obat-obatan sesuai dengan jenis keputihan yang dialami.  Keputihan sangat tidak mengenakan, terlebih bagi wanita hamil. Untuk keputihan normal tidak perlu dilakukan terapi khusus. Yang penting, bagaimana membersihkan organ intim secara benar dan teratur. Umumnya, cukup dengan sabun khusus vagina dan air bersih serta menjaga agar pakaian dalam tetap kering dan bersih. Sedangkan keputihan yang tidak normal harus segera mendapatkan pengobatan media. Keputihan yang terjadi selama kehamilan, misalnya disebabkan oleh infeksi jamur Candida sp, pengobatan yang paling aman adalah dengan menggunakan obat lokal berbahan krim atau sejenis kapsul
  • 13. yang dimasukkan ke dalam vagina. Sementara keputihan yang dialami wanita hamil akibat infeksi bakteri diberikan obat dalam bentuk kapsul atau tablet yang aman dikonsumsi. Pada infeksi niceriagonorrhoeae, ada obat dalam bentuk kapsul yang dapat diminum. Sebaiknya, segera periksakan kandungan jika terjadi keputihan. Pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan alat khusus untuk mendapatkan gambaran alat kelamin secara lebih baik, seperti melakukan kolpokopi yang berupa optik untuk memperbesar gambaran leher rahim, liang senggama, dan bibir kemaluan. Selain pengobatan medis, biasanya orang akan menggunakan daun sirih untuk mengurangi keputihan. Caranya, dengan meminum air daun sirih yang telah direbus terlebih dahulu. Cara ini cukup aman bagi ibu hamil dan bayinya. (Suryana, 2009)  Dan yang terpenting bila suatu keputihan yang tidak sembuh dengan pengobatan biasa (antibiotika dan anti jamur) harus dipikirkan keputihan tersebut disebabkan oleh suatu penyakit keganasan seperti kanker leher rahim. Ini biasanya ditandai dengan cairan banyak, bau busuk, sering disertai darah tak segar. (Blankast, 2008 ) DAFTAR PUSTAKA 1. Blankast, Ariev. (2008). Mengatasi Keputihan dengan Herbal, http://gealgeol.com/2008/08/27/agar-keputihan-tak-berulang.html. di akses 20 Mei 2009 2. Caprnito, Lynda Juall. 2006. Diagnosa Keperawatan. Jakarta : EGC 3. Handayani, Tri Asih. (2008). Memberantas dan mengobati keputihan, http://sangwanita.blogspot.com. Di akses 16 Mei 2009 4. Kartono, (2006). Perilaku Manusia. PT Refika Aditama. Bandung 5. Kusumawati, (2008). Kehamilan dan persalinan. Tugu Publiser.Yogyakarta. 6. Majalah Kesehatan Keluarga edisi desember 2007 7. Mansjoer, Arif. (2001). Kapita Selekta Kedokteran Jilid I. Jakarta. Media Aesculapius. 8. Manuaba, Ida bagus Gde, (2005). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga berencana untuk Pendidikan Bidan. EGC. Jakarta.
  • 14. 9. Morgan. 2002. Kecemasan Pada Ibu Hamil. Http// .www.Info-online.com.diakses pada tanggal 15 juli 2009. 10. Narbuko,Kholid. (2005). Metodologi Penelitian. Jakarta. Bumi Aksara 11. Notoatmodjo,Soekidjo. (2003). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta. PT Rineka Cipta. 12. Nursalam. (2003). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Pedoman Skripsi, Tesis dan Instumen Penelitian Keperawatan. Jakarta. Salemba Medika. 13. Ocvyanti, Dwiana. (2009). Dunia Bunda www. Dunia bunda.com. di akses15 Mei 2009 14. Prawirohardjo, Sarwono. (2005). Ilmu Kandungan, Jakarta, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 15. Prawirohardjo,Sarwono. (2002). Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 16. Purwantiastuti, (2004). Penyakit terapi dan obatnya. Intisari Mediatama. 17. Setiadi. (2007). Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta. Graha Ilmu. 18. Solihah. 2006. Kecemasan Selama Persalinan. Jakarta : ISBN 19. Sugiyono. 2007. Statistik Untuk Kesehatan. Bandung : Alfabeta. 20. Suryana, Hadi. (2009). Keputihan_dapat_sebabkan_keguguran, Http ://lifestyle. Okezone. Come / read/2009/01/20/27/184444/27. di akses 23 Mei 2009 KTI KEBIDANAN GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TERHADAP KEPUTIHAN DI DESA BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di Indonesia, kesehatan dan jasa-jasa lainnya secara umum semakin lama mulai menanggapi
  • 15. kebutuhan-kebutuhan dan permintaan dari kebanyakan remaja. Sejumlah proyek dan program yang didukung oleh pemerintah dengan atau tanpa bantuan donatur telah ada selama beberapa waktu, namun kebanyakan dari mereka hanya berfokus pada sejumlah isu-isu yang terbatas saja yang berhubungan dengan remaja dan tidak pada kebutuhan mereka secara keseluruhan. Fokus projek untuk tahun 2004-2005 adalah untuk mendukung pengembangan lebih lanjut dari rencana pembangunan remaja nasional dan daerah dan pelaksanaannya, termasuk kebutuhan koordinasi antara para mitra, akses dan mutu dari jasa kesehatan yang ramah remaja dalam konteks pendekatan yang lebih "ramah publik" dan akses bagi remaja ke informasi yang dapat diandalkan dan relevan yang mana remaja dapat mendasarkan keputusannya (www.kompas.com.2005). Keputihan merupakan gejala yang sangat sering dialami oleh sebagian besar wanita. Gangguan ini merupakan masalah kedua sesudah gangguan haid. Keputihan seringkali tidak ditangani dengan serius oleh para remaja. Padahal, keputihan bisa jadi indikasi adanya penyakit. Hampir semua perempuan pernah mengalami keputihan. Pada umumnya, orang menganggap keputihan pada wanita sebagai hal yang normal. Pendapat ini tidak sepenuhnya benar, karena ada berbagai sebab yang dapat mengakibatkan keputihan. Keputihan yang normal memang merupakan hal yang wajar. Namun, keputihan yang tidak normal dapat menjadi petunjuk adanya penyakit yang harus diobati (www.kompas.com.2005). Keluarnya (rabas) cairan dari vagina merupakan salah satu keluhan yang sering dinyatakan oleh kaum wanita. Beberapa rembesan adalah umum dan normal, dengan bahan yang dikeluarkan hanya terdiri atas lendir yang disekreasi oleh kelenjar-kelenjar di dalam rahim dan leher rahim, serta cairan yang keluar melalui dinding vagina dari jaringan di sekitarnya (Youngson, 1994). Menurut Manuaba (1999) infeksi pada vulva yang lazim disebut vulvitis sebagian besar dengan gejala keputihan atau leukorea dan tanda infeksi lokal. Keputihan didefinisikan sebagai keluarnya cairan dari vagina. Cairan tersebut bervariasi dalam konsistensi (padat, cair, kental), dalam warna (jernih, putih, kuning, hijau) dan bau (normal, berbau). Sebagian wanita menganggap cairan yang keluar dari vagina masalah biasa ada juga yang menganggap masalah keputihan mengganggu aktivitas sehari-hari. Masalah yang perlu diwaspadai adalah apakah keputihan tersebut normal atau ada sesuatu kelainan/ penyakit. Jika keputihan menyebabkan gatal-gatal dan nyeri di dalam vagina, atau di sekeliling saluran pembuka vulva, kondisi ini secara umum disebabkan oleh penyakit, dan tentunya memerlukan pemeriksaan. Tiga jenis utama gangguan dapat menimbulkan masalah, yaitu candidiasis
  • 16. penyebab paling umum gatal-gatal pada vagina. Infeksi sering mengenai vulva dan menimbulkan gatal-gatal. Jamur menyerang sel pada saluran vagina dan sel kulit vulva. Pada beberapa wanita, jamur masuk ke lapiran sel yang lebih dalam dan beristirahat di sana sampai diaktifkan kembali karena satu alasan. Sel-sel yang terinfeksi tidak teralu parah gugur ke dalam vagina, sehingga menyebabkan keputihan. Sekitar 15% wanita terinfeksi, tetapi gejala keputihan dan gatal-gatal terjadi hanya dalam 3% sampai 5% wanita (Jones, 1997). Keluarnya cairan dari vagina adalah normal pada usia reproduksi, cairan tersebut jumlahnya tidak banyak, jernih, tidak bau dan tidak gatal. Secara alami cairan yang keluar merupakan produksi dari kelenjar di mulut rahim, bercampur dengan sel-sel vagina, bakteri dan sekresi kelenjar-kelenjar di jalan lahir. Secara fisiologis keluarnya cairan dapat dijumpai pada saat ovulasi, saat menjelang dan setelah haid, rangsangan seksual, dan dalam kehamilan. Sifat dan banyaknya keputihan dapat memberi petunjuk ke arah penyebab. Demikian pula halnya dengan indikasi lain seperti lama keluhan, terus menerus atau pada waktu tertentu saja, warna, bau disertai rasa gatal atau tidak (Purwanto, dalam www.sinarharapan.co.id.2005) Secara alamiah bagian tubuh yang berongga dan berhubungan dengan dunia luar akan mengeluarkan semacam getah atau lendir. Demikian pula halnya dengan saluran kelamin wanita (vagina). Dalam keadaan normal, getah atau lendir vagina adalah cairan bening tidak berbau, jumlahnya tidak terlalu banyak dan tanpa rasa gatal atau nyeri. Keputihan apabila tidak segera diobati dapat berakibat lebih parah dan bukan tidak mungkin menjadi penyebab kemandulan. Penyebab keputihan berlebihan terkait dengan cara kita merawat organ reproduksi. Misalnya, mencucinya dengan air kotor, memakai pembilas secara berlebihan, menggunakan celana yang tidak menyerap keringat, jarang mengganti celana dalam, tak sering mengganti pembalut (Wahyurini dan Masum dalam www.kompas.com/kompas-cetak/0308/29/muda.2005).. Hampir semua wanita pernah mengalami keputihan, bahkan ada yang sampai merasa sangat terganggu. Namun, rasa malu untuk diperiksa pada bagian bawah tubuh yang satu ini, sering kali mengalahkan keinginan untuk sembuh. Belum lagi masyarakat kita yang tidak terbiasa memeriksa alat kelamin sendiri, sehingga kalau ada gangguan tertentu tidak segera bisa diketahui. Rasa malu untuk periksa ke dokter juga menyebabkan banyak wanita mencoba untuk mengobati keputihannya sendiri, baik dengan obat yang dibeli di toko obat, maupun dengan ramuan tradisional. Apabila pengobatan yang dilakukan tidak sesuai dengan jenis penyebab keputihan tersebut, tentu saja pengobatan akan sia-sia. Bahkan, bisa jadi justru menyebabkan
  • 17. kerugian yang lain. Mestinya, rasa malu tersebut dibuang jauh-jauh. Apalagi, jika mengingat betapa seriusnya akibat yang dapat ditimbulkan oleh keputihan yang berkepanjangan tanpa penanganan yang tuntas (Wahyurini dan Masum dalam www.kompas.com/kompas- cetak/0308/29/muda.2005). Para remaja harus waspada terhadap gejala keputihan. Penelitian menunjukkan, keputihan yang lama walau dengan gejala biasa-biasa saja, lama kelamaan dapat merusak selaput dara. Sebagian besar cairan itu mengandung kuman-kuman penyakit, dan kuman penyakit dapat merusak selaput dara sampai hampir habis, sehingga pada saat hubungan badan yang pertama tidak mengeluarkan darah (www.indomedia.com.2005) Batasan masalah dalam penelitian ini adalah tentang pengertian, penyebab dan perawatan yang harus dilakukan jika terjadi keputihan. Berdasarkan data pra survey terhadap 10 remaja putri yang berusia 10-19 tahun di Desa ............ Kecamatan ....... ........ Kabupaten .................. pada bulan Desember tahun 2005, didapat bahwa 7 dari 10 remaja putri tersebut yang mengalami keputihan mengatakan tidak mengetahui tentang pengertian, penyebab dan perawatan yang harus dilakukan jika terjadi keputihan. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Gambaran tingkat pengetahuan remaja putri terhadap keputihan”. 1.2 Identifikasi Masalah Dari latar belakang di atas maka identifikasi masalah yang ada yaitu bahwa di desa ............ Kecamatan ....... ........ banyak terdapat remaja putri yang berusia 10-19 tahun, sedangkan pada data pra survey menunjukkan 7 dari 10 remaja putri di Desa ............ Kecamatan ....... ........ Kabupaten .................. tersebut mengalami keputihan dan belum mengetahui tentang pengertian, penyebab, dan perawatan jika terjadi keputihan. 1.3 Rumusan Masalah dan Permasalahan Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka rumusan masalah pada karya tulis ilmiah ini yaitu bagaimana gambaran pengetahuan remaja putri tentang pengertian, penyebab, dan perawatan jika terjadi keputihan. 1.4 Pertanyaan Penelitian
  • 18. 1.4.1 Bagaimanakah tingkat pengetahuan remaja putri tentang pengertian keputihan? 1.4.2 Bagaimanakah tingkat pengetahuan remaja putri tentang penyebab keputihan? 1.4.3 Bagaimanakah tingkat pengetahuan remaja putri tentang perawatan yang harus dilakukan jika terjadi keputihan? 1.5 Tujuan Penelitian 1.5.1 Tujuan Umum Untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan remaja putri terhadap keputihan di Desa ............ Kecamatan ....... ........ Kabupaten .................. pada Bulan April sampai dengan Juni tahun 2010. 1.5.2 Tujuan Khusus 1. Untuk dapat mengetahui tingkat pengetahuan remaja putri tentang pengertian keputihan 2. Untuk dapat mengetahui tingkat pengetahuan remaja putri tentang penyebab keputihan 3. Untuk dapat mengetahui tingkat pengetahuan remaja putri tentang perawatan yang harus dilakukan jika terjadi keputihan 1.6 Manfaat Penelitian 1.6.1 Bagi Masyarakat Manfaat penelitian bagi masyarakat khususnya remaja putri, yaitu untuk memberikan informasi tentang pengertian, penyebab, dan penanganan keputihan. 1.6.2 Bagi Pihak Institusi Pendidikan Sebagai bahan acuan untuk penelitian lebih lanjut mengenai penyebab maupun penanganan keputihan yang terjadi pada wanita. 1.6.3 Bagi Peneliti Untuk mengetahui gambaran pengetahuan remaja putri terhadap keputihan di Desa ............ Kecamatan ....... ........ .................. tahun 2010. 1.6.4 Bagi Responden Sebagai bahan informasi tentang pengertian, penyebab dan cara perawatan jika terjadi keputihan. 1.6.5 Bagi Peneliti Lainnya Dapat menjadi bahan pertimbangan untuk melakukan penelitian yang lengkap di tempat lain.
  • 19. 1.7 Ruang Lingkup Penelitian Jenis Penelitian : Deskriptif Subjek : Remaja putri dengan usia 10-19 tahun Objek : Pengetahuan remaja putri tentang keputihan Lokasi penelitian : Desa ............ Kecamatan ....... ........ Kabupaten ................... Waktu : April sampai dengan Juni tahun 2010 Alasan : Di desa ............ Kecamatan ....... ........ banyak terdapat remaja putri yang berusia 10-19 tahun, sedangkan pada data pra survey menunjukkan 7 dari 10 remaja putri di Desa ............ Kecamatan ....... ........ Kabupaten .................. tersebut mengalami keputihan dan belum mengetahui tentang pengertian, penyebab, dan perawatan jika terjadi keputihan.