Dokumen tersebut membahas empat aliran filsafat pendidikan, yaitu idealisme, realisme, pragmatisme, dan eksistensialisme. Idealisme berfokus pada ide dan spiritual, realisme pada alam dan hukum alam, pragmatisme pada pengalaman, dan eksistensialisme pada kebebasan individu."
2. ①
IDEALISME
BERASAL DARI BAHASA YUNANI
‘ideal’ - Idea
‘isme’ – ajaran atau
faham
Idealisme sebagai sebuah falsafah
berarti sistem pemikiran yang
berpijak pada ide.ide idealisme
mempunyai pendirian bahwa
kenyataan itu terdiri atau tersusun
atas substansi sebagaimana
gagasan, ide, atau spirit.
3. Aliran ini menurut
Poedjawitjatna
memandang dan
menganggap yang
nyata hanya idea.Idea
tersebut selalu tetap
atau tidak mengalami
perubahan atau
pergeseran. Aliran
filsafat idealisme
menekankan moral dan
dan realitas spiritual
sebagai sumber-sumber
utama di alam ini.
Ide yaitu pemikiran
atau gagasan, jadi
menurut aliran ini,
bahwa idealnya
manusia itu memiliki
akal pikiran.
4. PRINSIP-PRINSIP
IDEALISME?
1.realiatas tersusun atas substansi
sebagaimana gagasan-gagasan atau
ide-ide (spirit). dunia beserta bagian-
bagiannya harus dipandang sebagai
suatu sistem yang masing-masing
unsurnya saling berhubungan. Dunia
adalah suatu totalitas, suatu kesatuan
yang logis dan bersifat spiritual.
2.Realitas atau kenyataan yang
tampak di alam ini bukanlah
kebenaran yang hakiki
3.manusia mengangap roh atau sukma
lebih berharga dan lebih tinggi dari
pada materi bagi kehidupan manusia.
Roh pada dasarnya dianggap sebagai
suatu hakikat yang sebenarnya,
sehingga benda atau materi disebut
sebagai penjelmaan dari roh atau
sukma.
4.berorientasi kepada ide-ide yang
theoo.sentris (berpusat kepada
Tuhan), kepada jiwa, spiritualitas, hal-
hal yang ideal (serbacita) dan kepada
norma-norma yang mengandung
kebenaran mutlak.
5. KESIMPULAN yang dapat kami
peroleh dari prinsip-prinsip diatas,
yaitu:
a. Bahwa idealisme adalah Filsafat
yang berpegang teguh
terhadap ide-ide atau gagasan
dan pikiran, serta sangat
berpegang teguh terhadap
spiritual atau agama serta
berpusat pada Tuhan dan
hanya menerima sesuatu yang
mutlak atau sesuatu yang tidak
bisa disanggah atau harga mati.
b. Bahwa kehidupan di dunia ini
bukanlah kehidupan yang
sesungguhnya. Serta mengakui
Tuhan adalah ide tertinggi
c. Roh atau jiwa itu hakiki.
6. ②
REALISME
Realisme berasal dari real yang berarti actual atau
yang ada.
REALISME:
Aliran yang patuh kepada yang ada (fakta).
Aliran ini berpijak atas dasar percaya akan hakikat-hakikat
yang kekal dan tidak mengalami perubahan dalam situasi dan
kondisi apapun.
Kaum Realisme memandang dunia ini Dari sudut materi.
Menurut mereka, realitas di dunia ini adalah alam.Segala sesuatu
berasal dari alam dan yang menjadi subjek adalah hukum alam
(dunia nyata, alam dan benda).
7. PRINSIP-PRINSIP
REALISME
1.
Terpusat pada dasar
bahwa substansi alam
manusia tergambar dalam
dua kekhususan, yaitu
berbicara dan berfikir.
Karenanya, manusia bisa
menggunakan pikirannya
untuk sampai kepada
hakikat-hakikat dan
mengenal alam yang ia
tempati.
2.
Memandang masyrakat
atas dasar tiga prinsip
pokok, yaitu: (1) Adanya
alam adalah nyata, wujud
dan tetap, tak ada peranan
manusia dalam
membinanya atau
menciptanya. (2) adanya
alam ini bisa dikenal
manusia dengan jalan akal.
(3) Pengenalan adalah
penuntun tingkah lakunya,
baik tingkah laku
perorangan atau
masyarakat.
3.
Percaya dengan keazalian,
keabadian hakikat-hakikat,
maka tidaklah kewajiban
manusia selain menyikapi
nilai-nilai yang ada. Dalam
konteks ini, manusia bisa
jadi objek (sasaran) dalam
pandangan tingkah
lakunya.Hal ini berarti
bahwa manusia wajib
menurut moral warisan
yang turun kepadanya
melalui warisan sosial.
Substansi manusia: Berbicara dan
berfikir, dengan Menggunakan akal
manusia bisa mengenal alam.
Menggunakan akal untuk
menemukan kebenaran
penciptaan alam
Manusia adalah objek
(sasaran), maka manusia musti
taat dan patuh pada aturan.
8. “Aliran Fragmatisme: aliran yang memandang
realitas sebagai sesuatu yang secara tetap mengalami
perubahan (terus menerus berubah).Untuk itu,
realitas hanya dapat dikenal melalui
pengalaman.Tidak pengetahuan yang
absolut (permanen). Realitas dan pengetahuan
bersifat sementara, begitupun dengan nilai-nilai.
Tidak ada yang kekal, yang kekal hanya perubahan
itu sendiri.
PENGALAMAN
PENYELESAIAN
MASALAH
Mereka percaya
pengalaman
manusia itu
menggambarkan
realita
K
A
T
A
K
U
N
C
I
FRAGMATISME
③
9. PRINSIP-PRINSIP
PRAGMATISME?
1. Tidak mengakui bahwa dalam
diri manusia terdapat kemampuan
moralitas dan spiritualitas. Hal ini
disebabkan, karena manusia
adalah makhluk yang bergantung
hanya pada kemampuan
kreativitas, kecerdasan dan cara
berbuat dalam masyarakat.
2. Manusia ideal adalah
manusia yang mampu
merealisasikan kemanfaatan
(utilitas) dirinya dalam
masyarakat melalui ilmu
pengetahuan yang dimiliki.
Ukuran baik dan buruk, benar
dan salah didasarkan pada
kemanfaatan tingkah laku
manusia dalam masyarakat.
3. Kebenaran adalah suatu
yang dilakukan
(pragmatisme) sebuah fungsi
dan nilai praktis, sengaja
dibuat untuk terjadi, lebih
bersifat menyempurnakan
dan pada menemukan suatu
kasus.
4. Ukuran kebenaran ialah
pengalaman yang berguna bagi
manusia. Tidak ada kebenaran
yang bersifat azali (kekal).
Kebenaran hanya ada apabila
kebenaran memberi manfaat
bagi manusia. Aliran ini tidak
percaya dengan adanya nilai
rohani yang tertinggi, sebelum
adanya manusia.
5. Mempergunakan
pengalaman sebagai upaya
mencapai kebenaran yang
hakiki. Hal ini berarti bahwa
manusia akan mampu
membuat hakikat bagi dirinya.
Sebab, manusia merupakan
subjek yang mengalami dan
membahas hasil pengalaman.
7. Untuk keluar dari pikiran
yang abstrak ke dunia nyata
(praktis) di gunakan metode
ilmiah. Untuk itu, agar
manusia sampai kepada
hakikat, maka metode yang
digunakan adalah metode
induktif. Ilmu pengetahuan
diambil sifatnya dari dan
dalam kerja.
6. Pertumbuhan
pengetahuan
diperoleh melalui
jalan keahlian
(pengalaman)
Pertumbuhan
adalah kekhususan
hidup. Untuk itu,
pendidikan dan
pertumbuhan ilmu
pengetahuan tidak
mengenal batas
akhir.
10. KESIMPULAN MENURUT penjelasan
prinsip-prinsip tersebut yang KAMI
peroleh, YAITU:
1. Fragmatisme itu sangat
bertentangan dengan idealism,
dimana pragmatisme tidak
percaya akan kekuatan
spiritual.karena itulah mereka
hanya mengandalkan
pengalaman yang mereka alami.
Untuk itu mereka musti mampu
beradaptasi dengan lingkungan
untuk memiliki pengalaman
yang akan dijadikan
pengetahuan
2. Manusia dikatakan
sempurna bilamana ia mampu
merealisasikan apa-apa
pengalaman yang ia alami
dalalm masyarakat. Kemudian
segalanya akan dinilai Baik dan
buruk apabila masyarakat
menilai itu baik dan sebaliknya.
Ini bermakna bahwa hal itu
akan selalu berubah-ubah dan
tidak menyeluruh karena
bersifat awam setiap manusia
itu berbeda-beda sifatnya.
11. Lanjutan...
3. Adanya unsur
kesengajaan, karena mereka
ingin terjun langsung dan
merasakan pengalaman.
Tentunya hal ini akan
membuat pengetahuan
seseorang itu akan berbeda-
beda dan tingkat
kecerdasannya dalam
memahami sesuatupun
berbeda, dan dampaknya
mereka akan
menyimpulkannya dengan
versi, opini dan perspektif
mereka sendiri.
4. Dalam upaya mencari
kebenaran yang hakikipun mereka
Menggunakan pengalaman.
Bagaimana jika pengalaman itu
buruk atau tidak bermanfaat?
Maka merekapun menilai hal
tersebut bukanlah kebenaran. Hal
ini menunjukkan bahwa
pragmatisme sangat bertumpu
kepada pengalaman. Dan mereka
akan terus-menerus tanpa henti
untuk mengasah pengalaman
mereka untuk memperoleh
kebenaran yang tinggi.
12. Van Cleve
Morris:
dalam
Exsistentialisme and
Education, bahwa
“Eksistensialisme”
tidak menghendaki
adanya aturan-
aturan pendidikan
dalam segala
bentuk. Oleh sebab
itu eksistensialisme
dalam hal ini
menolak bentuk-
bentuk pendidikan
sebagaimana yang
ada sekarang.
Mendambakan
KEBEBASAN, tidak
terikat oleh berbagai aturan-
aturan. Manusia bebas
menentukan hidupnya
sendiri, sesuai keinginannya
dan TIDAK ADA
PAKSAAN.
EKSISTENSIALISME
④
13. “Bagus (1996: 185-186)”
1. Eksistensialisme adalah sebuah
gerakan filsafat yang menentang
esensialisme
2. Eksistensialisme adalah filsafat yang
memandang segala gejala berawal dari
eksistensi
3. Eksistensi bukanlah objek dari berfikir abstrak
(pengalaman kognitif atau akal, pikiran) tetapi
merupakan eksistensi atau pengalaman langsung,
bersifat pribadi dan dalam batin individu. Dalam
hal ini ditegaskan bahwa eksistensi mendahului
esensi.
14. PRINSIP-PRINSIP
EKSISTENSIALISME?1. Aliran ini tidak mementingkan metafisika (Tuhan).
Aliran ini mengandung bahwa manusia tidak
diarahkan.Manusia yang menciptakan kehidupannya
sendiri dan oleh sebab itu manusia bertanggung
jawab sepenuhnya atas pilihan-pilihan yang dibuat.
Aliarn ini memberikan pemahaman kepada
individual, kebebasan dan penanggung jawabannya.
2. Pengetahuan lebih merupakan suatu
keadaan dan kecenderungan seseorang.
Karena manusia tidak tunduk terhadap apa
yang ada di luar dirinya, baik atau buruk
tergantung atas keyakinan pribadinya.
3. memandang individu dalam
keadaan tunggal selama hidupnya
dan individu hanya mengenal dirinya
dalam interaksi dirinya sendiri dengan
kehidupan.
4. manusia harus mencari
jawaban-jawaban terhadap
masalah-masalah dengan cara
mengenal diri sendiri.
5. Jiwa aliran ini
mengutamakan manusia,
memperkembangkan eksistensi
pribadinya atas alasan bahwa
manusia akan mati. Karena itu,
manusia harus menyiapkan
dirinya untuk kematian.
15. KESIMPULAN dari
prinsip-prinsip
tersebut…
1. Aliran ini berlawanan dengan
idealisme, dimana aliran ini
sangat tidak mementingkan
Tuhan (metafisika). Aliran ini
menganggap bahwa manusia
itu kuat sehingga tidak perlu
arahan dan ia bebas memilih
jalan hidupnya namun juga
bertanggung jawab sepenuhnya
dengan keputusan yang telah
diambil.
5. Keberadaan
Manusia pada
hakikatnya akan mati.
Dan manusia musti
menyiapkan bekal
untuk menjadi pribadi
yang berkembang.
4. Dengan mengenal dirinya sendiri, manusia
bisa mengatasi semua masalah dalam
kehidupannya, karna didalm dirinya itu ada
jawaban dari setiap masalah yang dihadapinya.
3. Manusia adalah
makhluk individu,
maksudnya adalah bahwa
manusia hanya
berinteraksi dan hanya
mengenal dirinya.
2. Manusia bebas
melakukan apa saja,
dan dia juga yang
menilai baik atau
buruk menurut
opininya.