Filsafat memberikan manfaat seperti memberikan pengaturan pengetahuan secara tertib dan kepuasan akan kebenaran. Filsafat juga dapat memberikan ketenangan pikiran dan kemantapan hati. Tujuan utama filsafat adalah mencari kebenaran secara mendalam dan luas. Filsafat mempelajari segala sesuatu dengan mencari sebab-sebab terdalam menggunakan kekuatan berpikir manusia. Filsafat memiliki metode dan sistem
1. MANFAAT, KEBENARAN DAN
ILMU FILSAFAT
Hati dapat menciptakan perdamaian dan
ketentraman diri, karena hati dapat melihat
kebenaran 70kali lebih akurat dibandingkan
dengan indera lainnya (Jalaludin Rumi)
2.
3. Manfaat Filsafat
Dr Oemar A. Hoesin mengatakan: Ilmu memberi
kepada kita pengatahuan, dan filsafat memberikan
hikmah. Filsafat memberikan kepuasan kepada
keinginan manusia akan pengetahuan yang tersusun
dengan tertib, akan kebenaran. S. Takdir
Alisyahbana menulis dalam bukunya: filsafat itu
dapat memberikan ketenangan pikiran dan
kemantapan hati, sekalipun menghadapi maut.
Dalam tujuannya yang tunggal (yaitu kebenaran)
itulah letaknya kebesaran, kemuliaan, malahan
kebangsawanan filsafat di antara kerja manusia
yang lain. Kebenaran dalam arti yang sedalam-
dalamnya dan seluas-luasnya baginya, itulah tujuan
yang tertinggi dan satu-satunya.
4. Lanjutan…..
Bagi manusia, berfilsafat itu bererti mengatur hidupnya
seinsaf-insafnya, senetral-netralnya dengan perasaan
tanggung jawab, yakni tanggung jawab terhadap dasar hidup
yang sedalam-dalamnya, baik Tuhan, alam, atau pun
kebenaran. Radhakrishnan dalam bukunya, History of
Philosophy, menyebutkan: Tugasfilsafat bukanlah sekadar
mencerminkan semangat masa ketika kita hidup, melainkan
membimbingnya maju. Fungsi filsafat adalah kreatif,
menetapkan nilai, menetapkan tujuan, menentukan arah dan
menuntun pada jalan baru. Filsafat hendaknya mengilhamkan
keyakinan kepada kita untuk menompang dunia baru,
mencetak manusia-manusia yang menjadikan penggolongan-
penggolongan berdasarkan 'nation', ras, dan keyakinan
keagamaan mengabdi kepada cita mulia kemanusiaan.
5. Lanjutan…..
Filsafat tidak ada artinya sama sekali apabila tidak
universal, baik dalam ruang lingkupnya maupun
dalam semangatnya. Studi filsafat harus membantu
orang-orang untuk membangun keyakinan
keagamaan atas dasar yang matang secara
intelektual. Filsafat dapat mendukung kepercayaan
keagamaan seseorang, asal saja kepercayaan
tersebut tidak bergantung pada konsepsi prailmiah
yang usang, yang sempit dan yang dogmatis.
Urusan (concerns) utama agama ialah harmoni,
pengaturan, ikatan, pengabdian, perdamaian,
kejujuran, pembebasan, dan Tuhan.
6. Kebenaran Filsafati
Berdasarkan scope potensi subjek, maka susunan
tingkatan kebenaran itu menjadi :
Tingkatan kebenaran indera adalah tingakatan
yang paling sederhanan dan pertama yang dialami
manusia
Tingkatan ilmiah, pengalaman-pengalaman yang
didasarkan disamping melalui indara, diolah pula
dengan rasio
Tingkat filosofis,rasio dan pikir murni, renungan
yang mendalam mengolah kebenaran itu semakin
tinggi nilainya
Tingkatan religius, kebenaran mutlak yang
bersumber dari Tuhan yang Maha Esa dan dihayati
oleh kepribadian dengan integritas dengan iman
dan kepercayaan
7. Lanjutan…..
Teori-Teori Kebenaran Menurut Filsafat
1. Teori Corespondence ® menerangkan bahwa
kebenaran atau sesuatu kedaan benar itu terbukti
benar bila ada kesesuaian antara arti yang
dimaksud suatu pernyataan atau pendapat
dengan objek yang dituju/ dimaksud oleh
pernyataan atau pendapat tersebut.
2. Teori Consistency ® Teori ini merupakan suatu
usah apengujian (test) atas arti kebenaran. Hasil
test dan eksperimen dianggap relible jika kesan-
kesanyang berturut-turut dari satu penyelidik
bersifat konsisten dengan hasil test eksperimen
yang dilakukan penyelidik lain dalam waktu dan
tempat yang lain.
8. Lanjutan…..
3. Teori Pragmatisme ® Paragmatisme menguji kebenaran
dalam praktek yang dikenal apra pendidik sebagai metode
project atau medoe problem olving dai dalam pengajaran.
Mereka akan benar-benar hanya jika mereka berguna
mampu memecahkan problem yang ada. Artinya sesuatu
itu benar, jika mengmbalikan pribadi manusia di
dalamkeseimbangan dalam keadaan tanpa persoalan dan
kesulitan. Sebab tujuan utama pragmatisme ialah supaya
manusia selalu ada di dalam keseimbangan, untuk ini
manusia harus mampu melakukan penyesuaian dengan
tuntutan-tuntutan lingkungan.
4. Kebenaran Religius ® Kebenaran tak cukup hanya diukur
dnenga rasion dan kemauan individu. Kebenaran bersifat
objective, universal,berlaku bagi seluruh umat manusia,
karena kebenaran ini secara antalogis dan oxiologis
bersumber dari Tuhan yang disampaikan melalui wahyu.
9. Lanjutan…..
Kebenaran itu ialah fungsi kejiwaan, fungsi rohaniah.
Manusia selalu mencari kebanran itu, membina dan
menyempurnakannya sejalan dengan kematangan
kepribadiannya.
Ukuran Kebenarannya :
Berfikir merupakan suatu aktifitas manusia untuk
menemukan kebenaran
Apa yang disebut benar oleh seseorang belum tentu benar
bagi orang lain
Oleh karena itu diperlukan suatu ukuran atau kriteria
kebenaran
Jenis-jenis Kebenaran :
Kebenaran Epistemologi (berkaitan dengan pengetahuan)
Kebenaran ontologis (berkaitan dengan sesuatu yang ada/
diadakan)
Kebenaran semantis (berkaitan dengan bahasa dan tutur
kata)
10. Ilmu (pengetahuankah) Filsafat
Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki
segala sesuatu, dengan mencari sebab-sebab
terdalam, berdasarkan kekuatan pikiran manusia
sendiri. Ilmu pengetahuan adalah kumpulan
pengetahuan mengenai suatu hal tertentu (objek
atau lapangannya), yang merupakan kesatuan yang
sistematis, dan memberikan penjelasan yang dapat
dipertanggungjawabkan dengan menunjukkan
sebab-sebab hal itu. Jadi berarti ada metode, ada
sistem, ada satu pandangan yang dipersatukan
(memberi sintesis), dan yang dicari ialah sebab-
sebabnya.
11. Lanjutan…..
Demikian filsafat mempunyai metode dan sistem
sendiri dalam usahanya untuk mencari hakikat dari
segala sesuatu, dan yang dicari ialah sebab-sebab
yang terdalam. Ilmu-ilmu pengetahuan dirinci
menurut lapangan atau objek dan sudut pandangan.
Objek dan sudut pandangan filsafat disebut juga
dalam definisinya, yaitu "segala sesuatu". Lapangan
filsafat sangat jelas; ia meliputi segala apa yang ada.
Pertanyaan-pertanyaan kita itu mengenai
kesemuanya yang ada, tak ada yang dikecualikan.
Hal-hal yang tidak kentara pun (seperti jiwa
manusia, kebaikan, kebenaran, bahkan Tuhan
sendiri pun) dipersoalkan. Lapangan yang sangat
luas ini nanti kita bagi-bagi ke dalam beberapa
lapangan pokok.