Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai investigasi kontak dan pencegahan primer isoniazid (PP INH) pada anak yang berkontak dengan pasien tuberkulosis. Ia menjelaskan prosedur identifikasi kontak, pemeriksaan untuk menentukan infeksi laten atau sakit TB, dan tatalaksana berdasarkan hasil pemeriksaan seperti pemberian PP INH, observasi, atau pengobatan TB. Dokumen tersebut juga membahas investigasi kontak pada pasien TB
5. PENGERTIAN
Kasus indeks adalah semua pasien TB yang merupakan kasus
pertama yang ditemukan di suatu rumah atau tempat-tempat
lain (kantor, sekolah, tempat penitipan anak, lapas/rutan, panti,
dsb).
Kontak adalah orang yang terpajan/berkontak dengan kasus
indeks, misalnya orang serumah, sekamar, satu asrama, satu
tempat kerja, satu kelas, atau satu tempat
penitipan/pengasuhan.
Kontak serumah adalah orang yang tinggal serumah minimal
satu malam, atau sering tinggal serumah pada siang hari
dengan kasus indeks dalam 3 bulan terakhir sebelum kasus
indeks mulai mendapat obat anti tuberkulosis (OAT).
6. Kontak erat adalah orang yang tidak tinggal serumah, tetapi
sering bertemu dengan kasus indeks dalam waktu yang cukup
lama, yang intensitas pajanan/berkontaknya hampir sama
dengan kontak serumah. Misalnya orang yang berada pada
ruangan/lingkungan yang sama (misalnya tempat kerja, ruang
pertemuan, fasilitas umum, rumah sakit, sekolah, tempat
penitipan anak) dalam waktu yang cukup lama dengan kasus
indeks, dalam 3 bulan terakhir sebelum kasus indeks minum
OAT.
9. Investigasi
Kontak (IK)
Sasaran
Semua anak yang berkontak dengan pasien TB.
Alasan:
anak berisiko tinggi untuk menjadi sakit TB Kontak erat
dengan penderita TB paru yang infeksius,.
Anak berisiko lebih tinggi untuk menderita TB berat
Balita berisiko semakin meningkat jika kasus indeks adalah ibu
atau orang yang mengasuh anak tersebut lebih lama kontak
dengan kasus indeks
Tujuan
• Menemukan kasus TB.
• Memberikan pengobatan pencegahan
pada kontak yang terindikasi.
10. IK pada anak (0-14 tahun) ditujukan pada kelompok berikut:
1 Kontak dari kasus indeks TB yang infeksius (TB terkonfirmasi
bakteriologis)
2 Kontak dari kasus indeks TB resistan obat
3 Kontak dari kasus indeks TB yang terinfeksi HIV
4 Kontak yang terinfeksi HIV
11. Kader kesehatan
Pusat
1. Menyusun kebijakan, petunjuk, dan perencanaan terkait penerapan
investigasi kontak dan PP INH pada anak
2. Merencanakan dan memastikan ketersediaan logistik, sumber daya dan dana
3. Memonitor dan mengevaluasi kegiatan
Provinsi
1. Menyusun rencana kerja
2. Merencanakan dan memastikan ketersediaan logistik, sumber daya dan dana
3. Memonitor dan mengevaluasi kegiatan
4. Melakukankoordinasi lintas program dan lintas sektor terkait kegiatan IK
danPP INH
Kabupaten/Kota
1. Menyusun rencana kerja
2. Merencanakan dan memastikan ketersediaan logistik, sumber daya dan dana
3. Melakukankoordinasi lintas program dan lintas sektor terkait kegiatan IK dan
PP INH
4. Menindak lanjuti pasien yang mangkir
5. Memonitor dan mengevaluasi kegiatan
12. Kader kesehatan
Dokter
Melakukan penilaian klinis
Melakukan/merujuk untuk pemeriksaan penunjang
Menegakkan diagnosis dan menentukan tindak lanjut pd pasien
Memantau pengobatan pasien, termasuk identifikasi dan tatalaksana efek samping obat
Melaksanakan pencatatan dan pelaporan IK dan PP INH
Perawat/petugas
Melakukan identifikasi kontak dan menentukan prioritas kegiatan
Memberikan edukasi kepada pasien mengenai pentingnya penapisan pada kontak dan
pemberian PP INH
Memastikan kontak anak datang ke fasyankes dan menjalani investigasi kontak
Merencanakan kunjungan rumah dengan berjejaring dengan perawat komunitas atau
kader kesehatan terlatih
Melaksanakan pencatatan dan pelaporan IK dan PP INH
Melacak pasien yang putus berobat selama pemberian PP INH
Kader kesehatan
Menyuluh masyarakat mengenai pentingnya penapisan pada kontak dan pemberian PP
INH
Membantu tenaga kesehatan untuk kunjungan kerumah kontak yang telah teridentifikasi
Membantu melacak pasien yang putus berobat selama pemberian PP INH pd anak
13. Pengertian infeksi dan sakit TB
Kontak dengan pasien TB
Sakit TB
Terinfeksi
(Infeksi Laten)
Terpajan
Gejala (-)
Uji Tuberkulin (-)
Rontgen (-)
BTA/Kultur/Tes
Cepat TB (-)
Gejala (-)
Uji Tuberkulin (+)
Rontgen (-)
BTA/Kultur/Tes
Cepat TB (-)
Gejala (+)
Uji Tuberkulin (+)
Rontgen (+/-)
BTA/Kultur/Tes
Cepat TB (+/-)
INGAT
“Orang yang
kontak dengan
penderita TB
paru yang
infeksius
berisiko untuk
terinfeksi,
tetapi tidak
semuanya akan
sakit TB”
15. Identifikasi kontak
Tanya dan catat informasi berikut pada TB.01 kasus
indeks:
1) Apakah ada kontak serumah ataupun kontak
erat?
2) Nama, jenis kelamin dan usia kontak
3) Pekerjaan kasus indeks yang berhubungan
dengan anak-anak, misalnya guru atau
pengasuh
Identifikasi kontak dilakukan
pada saat kasus indeks memulai
pengobatan.
Jika ada anak kontak, pasien diminta membawa
anak tersebut ke fasyankes
Jika kontak tidak dibawa ke fasyankes, maka
petugas/kader kesehatan dapat mendatangi kontak
tersebut.
18. Pemeriksaan
untuk menentukan ada tidaknya
infeksi laten TB (ILTB) atau sakit TB
Pada kontak
dengan
gejala TB
Periksa:
Bakteriologis,
Foto Rontgen dada dan Uji
tuberkulin.
19. Simpulan hasil pemeriksaan
• Terkonfirmasi bakteriologis
• Anak dengan minimal 1 gejala khas TB dan hasil
foto Rontgen dada sesuai dengan gambaran TB,
tanpa memandang hasil uji tuberkulin
• Anak dengan minimal 1 gejala khas TB yang
menetap dalam 1-2 bulan dan berada di
fasyankes yang tidak tersedia pemeriksaan uji
tuberkulin, Rontgen dada dan BTA sputum
Uji tuberkulin positif
tanpa bukti sakit TB
Sakit TB
Infeksi
Laten TB
Tidak ada bukti infeksi
atau sakit TB
Terpajan
20. Tatalaksana pada
kontak anak
Umur HIV Hasil
pemeriksan
Tata laksana
Balita (+)/(-) ILTB PPINH
Balita (+)/(-) Terpajan PPINH
> 5 th (+) ILTB PPINH
> 5 th (+) Terpajan PPINH
> 5 th (-) ILTB observasi
> 5 th (-) Terpajan observasi
22. • Diagnosis dan pengobatan TB RO di Indonesia sejak tahun 2009
• Saat ini hampir setiap provinsi sudah mempunyai minimal 1 tes cepat
Xpert MTB/RIF
• Setiap provinsi telah mempunyai minimal 1 RS Rujukan untuk
pengobatan TB RO.
• Pengobatan dini pasien TB RO lebih efektif dibandingkan dengan TB
RO yang terlambat terdeteksi.
• Pada prinsipnya, tujuan dan langkah-langkah IK pada TB RO sama
dengan IK TB pada umumnya.
23. Investigasi
Kontak pada
Kontak Anak
Pasien TB RO
Perbedaan:
Prinsipnya sama dengan
kontak pasien TB sensitif
OAT
Kasus indeks adalah pasien TB RO
Pemeriksaan kontak pada pasien yang bergejala menggunakan tes
cepat Xpert MTB/RIF
Untuk pemeriksaan Xpert MTB/RIF, induksi sputum adalah salah
satu metode untuk menghasilkan sputum yang telah terbukti
aman dan efektif pada anak-anak, cara lain yaitu kumbah
lambung, bronkoskopi, dan aspirat nasofaringeal
Pengobatan TB sesuai hasil pemeriksaan tes cepat Xpert MTB/RIF
dan penunjang lain
24. Anak yang berkontak dengan Kasus Indeks TB RO
Pemeriksaan tes cepat Xpert MTB/RIF
Gejala TB (a)
Satu atau lebih gejala(b)
Mtb Resistan
Rifampisin (RR)
Mtb Negatif
Mtb Sensitif
Rifampisin (SR)
Rontgen dada, uji Tuberkulin
RHZE
Tatalaksana
TB RO Anak
TB (+)(c) TB (-)
≤ 5 tahun
> 5 tahun
PP INH dosis tinggi(d)
Observasi
HIV
RHZE,
konfirmasi ulang
setelah 2 bulan
Tidak ada gejala
25. Bila hasil foto Rontgen dada/Uji tuberkulin menunjukkan sugestif TB,
Jika klinis ada perburukan
selama masa pengobatan,
pengobatan TB dengan 4 macam obat (RHZE)
pemantauan intensif setiap bulan.
Setelah pengobatan
2 bulan
Jika gejala klinis menetap setelah
pengobatan selama 1 bulan,
Mtb Resistan
Rifampisin (RR)
Mtb Sensitif
Rifampisin (SR)
Teruskan RHZE
Tatalaksana TB RO Anak
Mtb Negatif
Ulang dengan tes cepat Xpert MTB/RIF
Bila bergejala dan hasil Mtb negatif
Pekerjaan kasus indeks yang berhubungan dengan anak-anak, misalnya guru (baik guru di sekolah, guru mengaji maupun guru les di rumah), pengasuh di tempat penitipan anak, atau perawat di bangsal anak.
Pekerjaan kasus indeks yang berhubungan dengan anak-anak, misalnya guru (baik guru di sekolah, guru mengaji maupun guru les di rumah), pengasuh di tempat penitipan anak, atau perawat di bangsal anak.
Pekerjaan kasus indeks yang berhubungan dengan anak-anak, misalnya guru (baik guru di sekolah, guru mengaji maupun guru les di rumah), pengasuh di tempat penitipan anak, atau perawat di bangsal anak.
Pekerjaan kasus indeks yang berhubungan dengan anak-anak, misalnya guru (baik guru di sekolah, guru mengaji maupun guru les di rumah), pengasuh di tempat penitipan anak, atau perawat di bangsal anak.