Tim pengabmas membahas upaya pengendalian tuberkulosis (TB) paru di masyarakat, termasuk peran kader deteksi dini dan pengawas menelan obat. Dokumen ini menjelaskan pentingnya kader dalam menemukan kasus TB yang belum terdeteksi, serta tugas mereka untuk melakukan skrining gejala, menemani pasien ke fasilitas kesehatan, dan memantau kepatuhan minum obat.
2. Pendahuluan
Thn 2018 laporan who diperkirakan
terdapat 10 juta kasus
Latar Belakang
Tuberkulosis (TB) merupakan masalah kesehatan
masyarakat yang penting di dunia ini
3. Kader Deteksi Dini TB Paru
Peran serta masyarakat dalam upaya pengendalian TB
Paru
Sebanyak 1/3 kasus TB masih belum terakses atau
dilaporkan
4. KADER DETEKSI DINI TB PARU
Mengapa kader deteksi dini diperlukan?
TB sampai saat ini masih merupakan permasalahan
kesehatan di masyarakat.
Sebanyak 1/3 kasus TB masih belum terakses atau di
laporkan.
menemukan kasus TB yang ‘hilang’ dan tidak
terlaporkan serta untuk menjangkau kasus TB pada
kelompok rentan.
5. Apa Tujuannya pembentukan kader deteksi
dini TB Paru
Menemukan kasus TBC secara dini dengan melakukan
skrining gejala dan faktor risiko TBC terhadap seluruh
kontak dari pasien TBC.
Menemukan TBC laten pada anak di bawah 5 tahun
dan memberikan pengobatan pencegahan TBC
dengan segera.
Mencegah penularan pada kontak yang sehat dengan
cara memberikan edukasi tentang perilaku hidup
bersih dan sehat.
mutus mata rantai penularan TBC di masyarakat
6. Apa tugas kader deteksi TB Paru ?
Mendata kontak serumah dan kontak erat kasus.
Menyarankan untuk melakukan pemeriksaan
dahak ke sarana pelayanan kesehatan pada pasien
yang mempunyai gejala penyakit TB Paru.
Mengantar pasien dengan gejala TB Paru ke
Puskesmas.
Berkoordinasi dengan petugas Puskesmas untuk
melakukan kunjungan ulang bagi terduga TBC
yang sebelumnya menolak untuk dirujuk atau
terduga TBC yang sudah menerima surat rujukan
tetapi tidak datang memeriksakan diri.
7. Memberikan edukasi tentang TBC secara komprehensif ke
semua kontak
Mendampingi kontak lansia terduga TBC untuk
pemeriksaan ke fasyankes
Memantau munculnya gejala pada kontak serumah
berkoordinasi dengan PMO
Melakukan edukasi kepada pasien TBC dan kontak sekitar
Memantau kepatuhan berobat berkoordinasi dengan PMO
Memonitor proses pengobatan pada pasien TB
Paru(Kemenkes RI, 2019).
8. PENGAWAS MENELAN OBAT (PMO)
Apa yang di maksud PMO (Pengawas Menelan
Obat) ?
Pengawas menelan obat (PMO) adalah seseorangyang
membantu pasien TB untuk menjalani pengobatan
dengan cara mengingatkan dan mengawasi untuk
menelan obat dan memberi dorongan moril agar pasien
TB tidak berputus asa[2]
9. Mengapa menelan obat harus ada yang
mengawasi ?
Karena untuk mengobati TB harus minum obat cukup
lama yaitu minimal 6 bulan, kadang banyak yang
bosan.
Selain itu biasanya pasien TB setelah minum obat 2-3
minggu sudah merasa sehat jadi tidak mau
meneruskan pengobatan sampai sembuh[2].
10. Siapa yang di jadikan PMO ?
Sebaiknya PMO adalah petugas kesehatan misalnya
Bidan di Desa, Perawat, Pekarya, Sanitarian, Juru
Immunisai, dan lain-lain.
Bila tidak petugas kesehatan yang memungkinkan
PMO dapat berasal dari kader kesehatan, Guru, PKK,
atau tokoh masyarakat lainnya atau Anggota
keluarga[3]
11. Apa saja syarat PMO ?
Syarat PMO adalah :
Seseorang yang dikenal, dipercaya dan disetujui, baik
oleh petugas kesehatan maupun pasien, selain itu harus
di segani dan di hormati oleh pasien.
Seseorang yang tinggal dekat dengan pasien.
Bersedia membantu pasien dengan sukarela.
Bersedia dilatih dan atau mendapat penyeluhan
bersama-sama dengan pasien[3].
12. Apa tugas dari PMO ?
Tugas PMO adalah :
Mengawasi pasien TB agar menelan obat secara teratur
sampai selesai pengobatan.
Memberi dorongan kepada pasien agar mau berobat
teratur.
Mengingatkan pasiennya untuk periksa ulang dahak
pada waktu yang ditentukan
Memberi penyuluhan kepada Anggota keluarga pasien
TB yang mempunyai gejala-gejala mencurigakan TB
untuk segera memeriksakan diri ke Unit pelayanan
kesehatan[3]