Dokumen tersebut memberikan informasi tentang cara penemuan pasien terduga tuberculosis (TB) melalui anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan laboratorium. Terduga TB dapat ditemukan melalui penemuan pasif di fasilitas kesehatan atau penemuan aktif di masyarakat dengan melibatkan kader posyandu. Setelah ditemukan, terduga TB akan dicatat dan hasil pemeriksaan dahaknya akan dilaporkan ke labor
1. 1
MATERI INTI 2 PENEMUAN PASIEN TB
Selamat datang
SELAMAT MEMBUKA MATERI INTI 2
PENEMUAN PASIEN TB
KEGIATAN BELAJAR 1 :
PENEMUAN TERDUGA TB
Penemuan pasien terduga TB merupakan langkah pertama dalam kegiatan
tatalaksana pasien TB di faskes termasuk DPM, dimulai dari anamnesis,
pemeriksaan fisik dan laboratorium
Apabila terduga TB dibiarkan maka akan menjadi sumber penularan
Penemuan dan penyembuhan pasien TB menular secara bermakna akan dapat
menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat TB
Berdasarkan hasil Riskesdas tahun 2010, 18-37% pasien TB mencari pengobatan
pada DPM sehingga sangat penting DPM melakukan penatalaksanaan TB sesuai
dengan PNPK TB
Pada materi ini Anda akan mempelajari tentang: penemuan terduga TB (melalui
anamnesis, pemeriksaan fisik, dan laboratorium) dan cara pencatatan penemuan
terduga TB
Tujuan pembelajaran umum:
Setelah mempelajari materi ini, peserta mampu memahami cara
melakukan Penemuan terduga TB
Tujuan pembelajaran khusus:
Setelah mempelajari materi ini, peserta mampu:
1. Menjelaskan Cara Penemuan Terduga TB
2. Melakukan Pencatatan Penemuan Terduga TB
2. 2
Pokok Bahasan dan sub pokok bahasan:
1. Cara penemuan terduga TB
a) Strategi penemuan TB
b) Kriteria terduga TB
c) Cara pengumpulan spesimen dahak
2. Pencatatan Penemuan Terduga TB
a) Pengisian Format Daftar Terduga TB yang diperiksa dahak (TB. 06)
b) Pengisian Format Permohonan laboratorium TB untuk Pemeriksaan Dahak
(TB. 05)
Uraian Materi
1. Cara penemuan terduga TB
Sebelum mempelajari materi berikut, apa yang anda ketahui tentang “Terduga
TB”………??
Mari kita bahas tentang penemuan TERDUGA TB:
Dimulai dengan materi Strategi penemuan terduga TB, kriteria terduga TB dan
cara pengumpulan spesimen dahak sebagai berikut
STRATEGI PENEMUAN TERDUGA TB
1. Penemuan pasien TB dilakukan secara pasif di fasilitas kesehatan; didukung
dengan promosi secara aktif oleh petugas kesehatan bersama masyarakat
2. Penemuan pasien TB secara intensif dilakukan melalui kolaborasi dengan
HIV, Diabetes Mellitus, status imun yang rendah dan malnutrisi,
pendekatan praktis kesehatan paru (PAL = Practical Approach to
Lung health), manajemen terpadu balita sakit (MTBS), manajemen
terpadu dewasa sakit (MTDS).
3. Penemuan pasien TB secara aktif berbasis keluarga dan
masyarakat, dapat dibantu oleh kader posyandu, pos TB desa,
meliputi beberapa kegiatan antara lain
a. Investigasi kontak pada paling sedikit 10 - 15 orang kontak erat dengan
pasien TB.
b. Penemuan di tempat khusus: Lapas/Rutan, , tempat kerja, asrama,
sekolah, panti jompo.
c. Penemuan di populasi berisiko: tempat penampungan pengungsi,
daerah kumuh
3. 3
d. Anak dibawah umur lima tahun yang kontak dengan pasien TB.
e. Kontak erat dengan pasien TB dan pasien TB-RO
4. Upaya penemuan pasien TB harus didukung dengan kegiatan promosi yang
aktif, sehingga semua terduga TB dapat ditemukan secara dini
Kriteria terduga TB Paru
Kita akan pelajari kriteria terduga TB Paru, terduga TB ekstra paru, terduga TB
resisten obat dan terduga TB pada ODHA
KRITERIA TERDUGA TB PARU
• Terduga TB Paru adalah seorang tersangka pasien
TB dengan
Gejala utama batuk selama 2 minggu
atau lebih
• Gejala tambahan yang sering dijumpai
Gejala respiratorik: dahak bercampur
darah, batuk darah, sesak nafas dan
nyeri dada
Gejala sistemik: badan lemah, nafsu
makan menurun, BB menurun, malaise,
berkeringat malam hari tanpa kegiatan
fisik, demam meriang lebih dari 1 bulan
Gejala-gejala tersebut dapat dijumpai pula pada penyakit paru selain TB,
seperti bronkiektasis, bronkitis kronik, asma, kanker paru, dan lain-lain
Setiap orang yang datang ke DPM dengan gejala tersebut di atas, harus
ditetapkan sebagai seorang terduga TB Paru dan perlu diperiksa dahak secara
mikroskopik langsung.
Penemuan Terduga TB ekstra paru
Selain Pasien TB Paru ada juga pasien TB ekstra paru,
TB EKSTRA PARU :
Gejala dan keluhan TB ekstra paru tergantung pada organ yang terkena
Diagnosis pasti pasien TB EP dilakukan pemeriksaan klinis, bakteriologis, dan
atau histopatologis dari contoh uji yang diambil dari organ tubuh yang terkena.
Apabila juga ditemukan keluhan dan gejala terduga TB paru harus dilakukan
pemeriksaan bakteriologis yang sesuai.
4. 4
Penemuan Terduga TB Resistan Obat
Apabila penatalaksanaan pasien TB tidak sesuai dengan PNPK Tatalaksana TB
maka akan terjadi TB resistan obat.
TB Resistan obat adalah keadaan dimana kuman M. Tuberkulosis sudah tidak
dapat lagi dibunuh dengan obat anti TB.
Untuk menemukan terduga TB resistan obat Anda harus mengetahui 9
(sembilan) kriteria terduga TB resistan obat.
Terduga TB resistan obat adalah semua orang yang mempunyai gejala TB yang
memenuhi satu atau lebih kriteria terduga di bawah ini:
9 KRITERIA TERDUGA TB RESISTAN OBAT
1. Pasien TB gagal pengobatan Kategori 2.
2. Pasien TB pengobatan kategori 2 yang tidak konversi setelah 3 bulan
pengobatan.
3. Pasien TB yang mempunyai riwayat pengobatan TB yang tidak standar serta
menggunakan kuinolon dan obat injeksi lini kedua minimal selama 1 bulan.
4. Pasien TB pengobatan kategori 1 yang gagal.
5. Pasien TB pengobatan kategori 1 yang tetap positif setelah 3 bulan
pengobatan.
6. Pasien TB kasus kambuh (relaps),kategori 1 dan kategori 2.
7. Pasien TB yang kembali setelah loss to follow-up (lalai berobat/default).
8. Terduga TB yang mempunyai riwayat kontak erat dengan pasien TB MDR,
termasuk dalam hal ini warga binaan yang ada di Lapas/Rutan.
9. Pasien ko-infeksi TB-HIV yang tidak respons secara bakteriologis maupun
klinis terhadap pemberian OAT (bila pada penegakan diagnosis awal tidak
menggunakan GeneXpert).
(Sumber BPN 2014 Bab V hal 57-59).
Bila Anda menemukan pasien dengan salah satu dari sembilan kriteria terduga TB
resistan obat, lakukan rujukan ke rumah sakit rujukan TB resistan obat (dapat
diketahui melalui Dinas Kesehatan setempat)
Penemuan Terduga TB-pada ODHA
Untuk menemukan terduga TB-HIV, beberapa hal yang harus diperhatikan adalah:
a. Anamnesa gejala TB
Gejala TB pada ODHA
Gejala klinis TB pada ODHA sering kali tidak spesifik.
Gejala klinis yang sering ditemukan adalah
5. 5
Demam
penurunan berat badan yang signifikan (lebih dari 10%) dan
gejala ekstra paru sesuai dengan organ yang terkena misalnya TB
pleura, TB perikard, TB milier, TB susunan saraf pusat, dan TB abdomen
(Sumber: BPN Bab VI hal 68)
b. Lakukan rujukan ke RS yang mempunyai layanan ARV
Bila Anda menemukan pasien dengan gejala terduga TB HIV lakukan rujukan
ke rumah sakit rujukan layanan TB HIV (dapat diketahui melalui Dinas
Kesehatan setempat)
Untuk mengetahui lebih banyak tentang penatalaksanaan TB-HIV bisa
dibaca Permenkes no 21 tahun 2013
Setelah Anda mengetahui tentang penemuan terduga TB dengan
mengenal kriterianya, selanjutnya Anda perlu mengetahui tentang
pentingnya pengumpulan dahak untuk pemeriksaan mikroskopis.
PENGUMPULAN DAHAK UNTUK PEMERIKSAAAN MIKROSKOPIS
Setiap terduga TB harus menjalani pemeriksaan dahak untuk memastikan apakah
dalam dahaknya dijumpai kuman TB atau tidak.
Pemeriksaan dahak berfungsi untuk:
1. menegakkan diagnosis,
2. menilai keberhasilan pengobatan, dan
3. menentukan potensi penularan.
Mengapa pemeriksaan dahak itu penting?
Mengingatkan kembali Postulat Robert Koch:
bahwa jangan menetapkan penderita TB apabila Anda belum
menemukan kuman mycobaterium tuberkulosis
Untuk menemukan kuman M. TB perlu pemeriksaan dahak mikroskopis
langsung
Pemeriksaan dahak, akurat (tepat) bila dilakukan pemeriksaan 2 spesimen
dahak sewaktu–pagi (SP) yang dilakukan pada laboratorium yang telah
ditetapkan oleh Dinas Kesehatan setempat.
Permohonan pemeriksaan laboratorium menggunakan format TB 05
Pemeriksaan dahak untuk penegakan diagnosis dilakukan dengan mengumpulkan 2
contoh uji dahak yang dikumpulkan dalam dua hari kunjungan yang berurutan
berupa dahak Sewaktu-Pagi (SP):
6. 6
Cara pengumpulan spesimen dahak
cara batuk yang benar untuk mendapatkan dahak yang kental dan purulen
Apabila terduga/pasien sulit mengeluarkan dahak, dapat dilakukan hal-hal sebagai
berikut:
a. Di rumah: malam hari sebelum tidur menelan tablet gliseril guayakolat
200 mg;
b. Di Fasilitas Kesehatan: minum satu gelas teh manis sebelum melakukan olah
raga ringan (lari-lari kecil), kemudian menarik nafas yang dalam beberapa
kali, kemudian menahan nafas beberapa saat, lalu batukkan dengan kuat
untuk mengeluarkan riak/dahak. Waspada terhadap kemungkinan terjadinya
Pneumothorax.
Pemberian Nomor Identitas Sediaan. (Kolom 2 pada format buku TB 06)
a. Pemberian nomor identitas sediaan bertujuan untuk mencegah kemungkinan
tertukarnya sediaan, baik yang berasal dari Fasilitas Kesehatan itu sendiri
maupun dari Fasilitas Kesehatan lain.
b. Nomor identitas sediaan terdiri dari 3 kelompok angka, sebagai berikut:
1) Kelompok angka pertama terdiri dari 2 angka, misalnya 02, yang
merupakan nomor urut kabupaten / kota.
2) elompok angka kedua juga terdiri dari 5 angka, misalnya 00015, yang
merupakan nomor urut Fasilitas Kesehatan Kelompok angka ketiga terdiri
dari 4 angka, misalnya 0117, yang merupakan nomor urut sediaan. Nomor
urut sediaan dimulai dengan nomor 0001 setiap awal tahun.
Huruf A atau B dicantumkan pada kaca slide, A menunjukan dahak sewaktu
pertama, B untuk dahak pagi .
Contoh nomor identitas sediaan :
02/0015/00117A, 02/0015//00117B .
c. Kode huruf pada sediaan dahak adalah sebagai berikut:
1) Diagnosis : A, B,
2) Follow up
Tahap awal : D, E
Bulan kelima : F, G
Akhir Pengobatan (AP) : H, I
Bulan ke 3 : J,K
Cara batuk yang benar untuk mendapatkan dahak yang kental dan purulen:
1. Tarik nafas dada dalam-dalam beberapa kali, tahan beberapa saat.
2. Kemudian batukkan dengan keras seolah-olah mengosongkan rongga dada.
3. Pot (yang sudah diberi label) didekatkan kebibirnya.
4. Masukkan dahak kedalam pot secara hati-hati dan segera tutup
7. 7
Pencatatan Tatalaksana Laboratorium (TB.06, 05 dan TB 04)
Salah satu komponen strategi DOTS adalah pencatatan dan pelaporan yang baku
untuk memudahkan pemantauan dan evaluasi.
Setelah anda menemukan pasien terduga TB lakukan pencatatan dengan
menggunakan Buku Daftar Terduga TB (TB.06), yang bermanfaat untuk menilai
kinerja DPM dalam menjaring terduga TB.
Tindak lanjut dari penemuan terduga TB, DPM harus mengirimkan terduga ke
laboratorium dengan menggunakan format Permohonan laboratorium TB untuk
Pemeriksaan Dahak (TB.05) dan Buku Register Laboratorium TB (TB.04) yang ada
di laboratorium