Dokumen tersebut membahas tentang integrasi penguatan program penanggulangan tuberkulosis bagi tenaga kesehatan di rumah sakit dan puskesmas, yang mencakup penemuan pasien tuberkulosis, definisi operasional investigasi kontak, strategi penemuan terduga TB, dan jenis-jenis pemeriksaan laboratorium untuk diagnosis TB.
3. Tuberkulosis
Penyakit menular langsung
Disebabkan oleh kuman tuberkulosis (TB)
MycobacteriumTuberculosis.
Sebagian besar menyerang paru dan dapat juga
mengenai organ tubuh lainnya.
PasienTB paru menyebarkan kuman dalam
bentuk droplet (percikan dahak)
5. Strategi
Penemuan
TerdugaTB
Pasif Intensif Aktif Masif
Penemuan pasien TB
diluar fasyankes
Investigasi Kontak: pada
15-20 orang kontak erat
pasien TB
Penemuan ditempat
khusus
Penemuan dipopulasi
berisiko antara lain:
kuPAT
kuMIS
Penguatan jejaring layanan
antar Fasyankes
Jejaring layanan: bagian
dari kegiatan PPM.
Fasyankes yang tidak
memiliki TCM merujuk ke
Fasyankes yg punya alat
TCM
6. Pasif Intensif
Kolaborasi Layanan:
integrasi dan kolaborasi
penemuan pasien TB ke
layanan kes lain di
fasyankes
Penjaringan melalui
penapisan batuk oleh
petugas registrasi
Aktif Masif
Penemuan aktif berbasis
keluarga dan masyarakat
Penemuan aktif berkala:
oleh FKTP dikantungTB
Skrining massal:
penemuan aktif tahunan
diwilayah yang penemuan
kasusnya rendah
Strategi Penemuan
TerdugaTB
7. DEFINISI OPERASIONAL INVESTIGASIKONTAK
Investigasi kontak adalah kegiatan yang
dilakukan untuk meningkatkan penemuan
kasus TBC dengan cara mendeteksi
secara dini dan sistematis terhadap orang
yang kontak dengan sumber infeksi TBC
8. Menemukan kasus TBC secara dini dengan
melakukan skrining gejala dan faktor risiko TBC
terhadap seluruh kontak dari pasien TBC
Menemukan TBC laten pada anak di
bawah 5 tahun dan memberikan
pengobatan pencegahan dengan INH
dengan segera
Mencegah penularan pada kontak yang
sehat dengan cara memberikan edukasi
tentang perilaku hidup bersih dan
sehat.
Memutusmata rantai penularan TBC di
masyarakat.
TUJUAN
INVESTIGASI KONTAK
9. SASARAN
Investigasi kontak dilakukan terhadap seluruh kontak dari semua pasien TBC
baru/kambuh yang terkonfirmasi bakteriologis (TBC Sensitif Obat maupun TBC
Resisten Obat) dan TBC anak di lingkungan rumah tangga atau tempat-tempat
lain (tempat kerja, asrama, sekolah, tempat penitipan anak, lapas/rutan, panti,
dsb). Sumber data kasus indeks berasal dari data puskesmas, Rumah Sakit, dan
Fasyankes swasta.
10. Keterangan
: Dilakukan oleh Kader
: Dilakukan oleh Tenaga Kesehatan
Usia ≥ 5 tahun Usia <5 tahun
Mendapatkan data Kasus Indeks dari Petugas Puskesmas
Pembuatan Jadwal dan Pemetaan Kasus Indeks
Mengunjungi Rumah Kasus Indeks Minimal 20 Kontak
Skrining pada Kontak
Rujuk ke Fasyankes
Rujuk ke
Fasyankes
Diagnosis sesuai
standar
PP TBC
Tidak Batuk Batuk
Tidak Batuk tetapi ada faktor
risiko dan gejala lain
Ada Gejala
Skrining gejala TBC oleh Petugas Kesehatan
Tidak ada Gejala
Edukasi TBC
Dilakukan skrining
ulang setelah 6 bulan
LANGKAH-
LANGKAH
PELAKSANAAN IK
(SAAT NON
PANDEMI)
PP TBC
11. INVESTIGASI KONTAK SAATPANDEMI
Proses skrining dengan
pengisian melalui
google
form/Whatsapp/te
lepon dengan
menanyakan
pertanyaan kunci
tertutup terkait gejala
TBC (ya/tidak) oleh
kontak serumah yang
akan dipandu oleh
kader
12. Investigasi
Kontak pada
Anak
Prinsip , tujuan dan langkah IK pada kasus
indeksTB RO adalah sama dengan IKTB SO,
perbedaannya adalah:
1. Kasus indeks adalah pasienTB RO
2. Anak yang berkontak dengan pasienTB RO dirujuk ke
spesialis anak untuk pemeriksaan lebih lanjut, sebagai
berikut:
13. PokokBahasan 3:DiagnosisTBAnak–SistemSkoring
Parameter 0 1 2 3
KontakTB Tidak jelas - Laporan keluarga, BTA
(-)/BTA tidak
jelas/tidaktahu
BTA(+)
Uji tuberculin
(Mantoux)
Negatif - - Positif (≥10 mm atau ≥5
mm pada
imunokompromais)
Berat Badan/ Keadaan Gizi - BB/TB<90% atau
BB/U<80%
Klinis gizi buruk atau
BB/TB<70%
atau BB/U<60%
-
Demam yang tidak diketahui
Penyebabnya
- ≥2 minggu - -
Batuk kronik - ≥3 minggu - -
Pembesaran kelenjar limfekolli,
aksila, inguinal
- ≥1 cm, lebih dari 1
KGB,tidak nyeri
- -
Pembengkakan tulang/sendi
panggul, lutut, falang
- Ada pembengkakan - -
Foto toraks Normal/Kelain an Gambaran - -
14. Alur Investigasi Kontak (IK)
pada Anak yang berkontak
dengan pasien TB sensitif
obat
Tidak
Umur < 5 thn atau HIV
(+)
Follow up rutin
Timbul gejala atau tanda TB
TIDAK
Umur > 5 thn dan HIV
(-)
Tidak perlu PP
INH
YA
PP INH
Lengkapi pemberian INH selama 6
bulan
Observasi
Ada
Lihat alur diagnosis TB
pada Anak
Anak berkontak dengan pasien TB sensitif OAT
gejala TB
16. Definisi Kasus
Definisi PasienTB:
1. PasienTBTerkonfirmasi
Bakteriologis
a. PasienTB Paru BTA Positif
b. PasienTB Paru hasil biakan MTb positif
c. PasienTB Ekstra Paru terkonfirmasi
Bakteriologis BTA, Biakan,Tes
Cepat
d. TB Anak terdiagnosis secara
bakteriologis.
17. Definisi Kasus
2. PasienTBTerdiagnosis secara
Klinis
a. PasienTB Paru BTA negatif/Tes cepat
MTb negatif hasil foto toraks
mendukungTB
b. PasienTB Paru BTA negatif/Tes cepat
MTb negatif tidak ada perbaikan paska
pemberian Antibiotik non OAT
c. PasienTB ekstra Paru terdiagnosis
secara klinis/laboratoris/histopatologis
tanpa ada konfirmasi bakteriologis
d. TB Anak terdiagnosis dengan sistem
skoring
18. Identifikasi
TerdugaTB
1. IdentifikasiTerduga dengan melakukan Skrining
Gejala:
a. Gejala Utama : batuk berdahak.
b. GejalaTambahan : dahak bercampur darah,
batuk darah, sesak napas dan rasa nyeri
dada, badan lemah, nafsu makan menurun,
berat badan turun, rasa kurang enak badan
(malaise), berkeringat pada malam hari
2. Skrining Radiologis (pada pemeriksaan
kesehatan umum = medical check-up)
19. Identifikasi
TerdugaTB RO
TerdugaTB-RO yaitu pasien yang
mempunyai gejalaTB yang memiliki riwayat
satu atau lebih di bawah ini:
1) PasienTB gagal pengobatan Kategori 2.
2) PasienTB pengobatan kategori 2 yang
tidak konversi setelah 3 bulan
pengobatan.
3) PasienTB yang mempunyai riwayat
pengobatanTB yang tidak standar serta
menggunakan kuinolon dan obat injeksi
lini kedua paling sedikit selama 1 bulan.
4) PasienTB gagal pengobatan kategori 1.
20. Identifikasi
TerdugaTB RO
5) PasienTB pengobatan kategori 1 yang tidak
konversi setelah 2 bulan pengobatan.
6) PasienTB kasus kambuh (relaps), dengan
pengobatan OAT kategori 1 dan kategori 2.
7) PasienTB yang kembali setelah loss to follow-
up (lalai berobat/default).
8) TerdugaTB yang mempunyai riwayat kontak
erat dengan pasienTB- RO (warga binaan
yang ada di Lapas/Rutan, hunian padat
seperti asrama, barak, buruh pabrik).
9) Pasien ko-infeksiTB-HIV yang tidak respons
secara bakteriologis maupun klinis terhadap
pemberian OAT
21. Identifikasi
TerdugaTB RO
Pasien dengan risiko rendahTB-RO:
KasusTB-RO dapat juga dijumpai pada kasus
TB baru, sehingga pada kasus ini perlu
dilakukan penegakan diagnosis denganTCM
TB.
Pada kelompok ini, jika hasil pemeriksaan tes
cepat memberikan hasilTB RR, maka
pemeriksaanTCMTB perlu dilakukan sekali
lagi. Untuk menegakan diagnosis digunakan
hasil pemeriksaan yang kedua.
22. Identifikasi
TerdugaTBAnak
Gejala klinisTB pada anak: gejala sistemik/umum
atau sesuai organ terkait.
Gejala umumTB pada anak:
1) Berat badan turun atau tidak naik dalam 2
bulan sebelumnya atau terjadi gagal
tumbuh (failure to thrive).
2) Demam lama (≥2 minggu) dan/atau
berulang tanpa sebab yang jelas (bukan
demam tifoid, infeksi saluran kemih,
malaria, dan lain-lain). Demam umumnya
tidak tinggi. Keringat malam saja bukan
merupakan gejala spesifikTB pada anak.
3) Lesu atau malaise, anak kurang aktif
bermain
23. Identifikasi
TerdugaTB
Ekstra Paru
Seseorang yang menderitaTB ekstra paru mungkin
mempunyai keluhan/gejala terkait dengan organ
yang terkena, misalnya:
Pembesaran pada getah bening yang kadang juga
mengeluarkan nanah
Nyeri dan pembengkakan sendi yang terkenaTB
Sakit kepala, demam, kaku kuduk dan gangguan
kesadaran apabila selaput otak atau otak terkenaTB.
PasienTB ekstra paru dapat juga menderitaTB
paru, tetap perlu dilakukan evaluasiTB paru.
24. Identifikasi
TerdugaTB
pada pasien
Komorbid
InfeksiTB mudah berkembang menjadi
penyakit pada pasien dengan daya tahan
tubuh yang terganggu.
HIV dan Diabetes Mellitus (DM) adalah
penyakit yang sudah diketahui
berhubungan erat denganTB.
Oleh karena itu, setiap pasien dengan HIV
positif (ODHA) dan penyandang Diabetes
Mellitus (DM) harus dievaluasi untukTB
meskipun belum ada gejala.
25. Jenis
Pemeriksaan
Laboratorium
Jenis Pemeriksaan Keterangan
Bakteriologis Pemeriksaa Dahak Mikroskopik Langsung
Pemeriksaan Biakan
PemeriksaanTes Cepat Molekuler (TCM)TB
Penunjang Lain Pemeriksaan FotoToraks
Pemeriksaan Histopatologi pada kasus terduga
TB Ekstra Paru
Uji Kepekaan Obat o Uji kepekaan obat bertujuan untuk menentukan
jenis obat yang sudah resisten.
o Uji kepekaan obat dilakukan di laboratorium
yang sudah tersertifikasi secara nasional
maupun internasional.
o Line Probe Assay (LPA)
Pemeriksaan
serologis
Sampai saat ini belum direkomendasikan