SlideShare a Scribd company logo
1 of 3
Download to read offline
PROGRAM SKRINING PADA KASUS TUBERKULOSIS
Alfira Novitasari1
, Angsoka Rahingrat1
1
Program Studi Kesehatan Masyarakat Program Sarjana UPN Veteran Jakarta
Email: alfiranovitasari@upnvj.ac.id
Pembahasan
Indonesia memiliki permasalahan
besar dalam menghadapi penyakit TB.
Kasus tuberkulosis di Indonesia dalam
kurun tiga tahun terakhir ini mengalami
tren karena kasus terus meningkat setiap
tahunnya. Pada tahun 2015 jumlah kasus
tuberkulosis yang ditemukan sebesar
330.910 kasus, tahun 2016 sebesar
360.565 kasus, dan tahun 2017 sebesar
425.089 kasus. Berdasarkan Survei
Prevalensi Tuberkulosis tahun 2013-
2014, prevalensi TB dengan konfirmasi
bakteriologis di Indonesia sebesar 759 per
100.000 penduduk berumur 15 tahun
ke atas dan prevalensi TB BTA positif
sebesar 257 per 100.000 penduduk
berumur 15 tahun ke atas (Mathofani and
Febriyanti, 2020).
Oleh karena itu diberlakukanlah
skrining TB yang dibutuhkan bagi pasien
yang mengalami gejala (TB aktif) atau
memiliki kondisi tertentu yang dapat
meningkatkan risiko TB (Sukartini,
Hidayati and Pratiwi, 2019). Terdapat
beberapa jenis tes yang dilakukan untuk
mendeteksi tuberkulosis. Bagi anak-anak,
skrining TB umumnya dilakukan dengan
tes Mantoux. Sedangkan pada pasien
dewasa, pemeriksaan ini bisa berupa tes
dahak dan rontgen dada (Mardiah, 2019).
Sesuai Peraturan Menteri
Kesehatan RI No. 67/2016 tentang
Penanggulangan Tuberkulosis, skrining
atau penemuan kasus merupakan salah
satu strategi penanggulangan TB yang
dapat dilakukan secara aktif, pasif,
intensif, dan masif. Penemuan kasus TB
secara pasif-intensif dilaksanakan di
fasilitas kesehatan dengan memperkuat
jejaring layanan TB melalui Public-
Private Mix (PPM) dan memperkuat
kolaborasi layanan. Sedangkan penemuan
kasus TB secara aktif-masif dilakukan
berbasis keluarga dan masyarakat di luar
fasyankes dengan melibatkan semua
potensi masyarakat seperti kader
Kesehatan, pos TB desa, tokoh
masyarakat, dan pemuka agama.
Kegiatan penemuan kasus TB aktif-masif
berupa:
1. Investigasi kontak
Dilakukan pada paling sedikit 10 -
15 orang kontak erat dengan
pasien TB. Prioritas investigasi
kontak dilakukan pada orang-
orang dengan risiko TB seperti
anak usia <5 tahun, orang dengan
gangguan sistem imunitas,
malnutrisi, lansia, wanita hamil,
perokok dan mantan penderita TB.
Investigasi kontak pada pasien TB
anak yang ditemukan bertujuan
untuk mencari sumber penularan.
2. Penemuan di tempat khusus
Merupakan kegiatan penemuan
aktif yang dilakukan di lingkungan
yang mudah terjadi penularan TB
yaitu Lapas/Rutan, RS Jiwa,
tempat kerja, asrama, pondok
pesantren, sekolah, panti jompo.
3. Penemuan di populasi berisiko
Kegiatan penemuan aktif yang
dilakukan pada tempat yang
memiliki akses terbatas ke layanan
kesehatan, misalnya: tempat
penampungan pengungsi, daerah
kumuh dan DTPK (Daerah
Terpencil, Perbatasan dan
Kepulauan).
4. Penemuan aktif berbasis keluarga
dan masyarakat
Dilaksanakan secara rutin oleh
anggota keluarga maupun kader
kesehatan yang melakukan
pengawasan batuk terhadap orang
yang tinggal di lingkungannya dan
menyarankan orang dengan batuk
untuk memeriksakan diri ke
fasyankes terdekat.
5. Penemuan aktif berkala
Dilakukan oleh FKTP Puskesmas
di wilayah yang teridentifikasi
sebagai daerah kantung TB, yaitu
RT yang berdasarkan kegiatan
PWS (Pengawasan Wilayah
Setempat) dan analisis data TB
memiliki jumlah pasien TB di >3
orang.
6. Skrining masal
Kegiatan penemuan aktif yang
dilaksanakan sekali setahun untuk
meningkatkan penemuan pasien
TB di wilayah yang penemuan
kasusnya masih sangat rendah.
Mengingat prevalensi TB di
Indonesia saat ini masih tinggi maka
setiap orang yang datang ke fasilitas
kesehatan dengan gejala tersebut diatas
dianggap sebagai terduga pasien TB dan
perlu dilakukan pemeriksaan dahak secara
mikroskopis langsung (Khoirul Hafidzah,
2018). Selain identifikasi pada orang
dengan gejala tersebut, perlu
dipertimbangkan pula pemeriksaan pada
orang dengan faktor risiko TB, seperti:
kontak erat dengan pasien TB, tinggal di
daerah padat penduduk, wilayah kumuh,
daerah pengungsian, dan orang yang
bekerja dengan bahan kimia yang berisiko
menimbulkan paparan infeksi paru (Erni
and Qibtiyah, 2020). Pertimbangkan
untuk melakukan pemeriksaan
laboratorium TB untuk pasien yang
memiliki faktor risiko dan memiliki gejala
tambahan meskipun tanpa batuk berdahak
>2 minggu (Direktorat Jenderal
Pengendalian Penyakit dan Petunjuk
Penyehatan Lingkungan, 2017).
Simpulan
Faktor yang paling berhubungan
dengan keberhasilan penanggulangan TB
antara lain kepatuhan berobat dan akses
ke fasilitas kesehatan (Pulungan and
Permatasari, 2021). Untuk mengurangi
keterbatasan akses masyarakat dalam
menjangkau fasilitas kesehatan,
diperlukan skrining aktif untuk
memperluas jangkauan penemuan kasus
TB. Dengan dilakukannya skrining,
awareness masyarakat akan meningkat
dan berdampak pada penerapan PHBS
untuk mencegah transmisi TB. Selain itu,
dengan diadakannya skrining aktif maka
dapat membuka mata masyarakat bahwa
TB tidak hanya disebabkan oleh faktor
biologis, melainkan karena serangkaian
kausal yang saling berkaitan, dan dengan
demikian kerja sama lintas sektoral dapat
tercipta untuk mewujudkan Indonesia
bebas TB di tahun 2050.
DAFTAR PUSTAKA
Direktorat Jenderal Pengendalian
Penyakit dan Petunjuk Penyehatan
Lingkungan (2017) ‘Penemuan
Pasien Tuberkulosis’, Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia, pp.
1–53.
Erni, R. and Qibtiyah, S. M. (2020)
‘Hubungan Kontak Penderita
Tuberkulosis Terhadap Kejadian
Tuberkulosis Paru Pada Anak’,
Indonesian Journal of Nursing
Science and Practice, 3(1), pp. 35–
41.
Khoirul Hafidzah, U. (2018) Model
Skrining Massal Tuberkulosis
Kasus dan Kasus Tuberkulosis
(TBC) Paru Di Lembaga
Permasyarakatan Kelas II A
Kabupaten Jember, Jawa.
Mardiah, A. (2019) ‘Skrining
Tuberkulosis (Tb) Paru Di
Kabupaten Banyumas Provinsi Jawa
Tengah’, Jurnal Kedokteran, 4(1),
p. 694. doi:
10.36679/kedokteran.v4i1.62.
Mathofani, P. E. and Febriyanti, R. (2020)
‘Faktor-Faktor Yang Berhubungan
Dengan Kejadian Penyakit
Tuberkulosis ( TB ) Paru di
Wilayah Kerja Puskesmas Serang
Kota Tahun 2019 The Factors
Associated With The Incidence Of
Pulmonary Tuberculosis In The
Working Area Of Serang City
Health Center 2019’, Jurnal Ilmiah
Kesehatan Masyarakat, 12, pp. 1–
10.
Pulungan, R. M. and Permatasari, P.
(2021) ‘Predisposing and Enabling
Factors Relationship with
Successful Treatment of Pulmonary
Tuberculosis (TB)’, Jurnal
Kesehatan Prima, 15(1), pp. 57–67.
Sukartini, T., Hidayati, L. and Pratiwi, I.
N. (2019) ‘PROGRAM
KEMITRAAN MASYARAKAT
“PENANGGULANGAN
TUBERCULOSIS (TB)
MENGGUNAKAN MODEL
INTERAKSI GUNA MENCEGAH
KEJADIAN DROP OUT (DO) DI
SURABAYA”’, Jurnal Aplikasi
Ipteks untuk Masyarakat, 8(3), pp.

More Related Content

Similar to Program Skrining TB Aktif Masif

Hubungan pemberian imunisasi bcg dengan kejadian tuberkulosis paru pada anak ...
Hubungan pemberian imunisasi bcg dengan kejadian tuberkulosis paru pada anak ...Hubungan pemberian imunisasi bcg dengan kejadian tuberkulosis paru pada anak ...
Hubungan pemberian imunisasi bcg dengan kejadian tuberkulosis paru pada anak ...Operator Warnet Vast Raha
 
Tingkat keberhasilan penyembuhan tuberkulosis paru primer pada anak usia 1 6 ...
Tingkat keberhasilan penyembuhan tuberkulosis paru primer pada anak usia 1 6 ...Tingkat keberhasilan penyembuhan tuberkulosis paru primer pada anak usia 1 6 ...
Tingkat keberhasilan penyembuhan tuberkulosis paru primer pada anak usia 1 6 ...Operator Warnet Vast Raha
 
Hubungan pola perawatan pada anak uberkulosis paru primer dengan lama penyemb...
Hubungan pola perawatan pada anak uberkulosis paru primer dengan lama penyemb...Hubungan pola perawatan pada anak uberkulosis paru primer dengan lama penyemb...
Hubungan pola perawatan pada anak uberkulosis paru primer dengan lama penyemb...Operator Warnet Vast Raha
 
PEDOMAN_TATALAKSANA_SIFILIS_PUSKESMAS___merah_ok-1.pdf
PEDOMAN_TATALAKSANA_SIFILIS_PUSKESMAS___merah_ok-1.pdfPEDOMAN_TATALAKSANA_SIFILIS_PUSKESMAS___merah_ok-1.pdf
PEDOMAN_TATALAKSANA_SIFILIS_PUSKESMAS___merah_ok-1.pdfhengky212
 
JURNAL DETERMINAN PENYAKIT KUSTA_SRI WAHYUNI.pdf
JURNAL DETERMINAN PENYAKIT KUSTA_SRI WAHYUNI.pdfJURNAL DETERMINAN PENYAKIT KUSTA_SRI WAHYUNI.pdf
JURNAL DETERMINAN PENYAKIT KUSTA_SRI WAHYUNI.pdfsriwahyuni25836
 
Hubungan pendekatan strategi dots (direcly observed treatment shortcorse) den...
Hubungan pendekatan strategi dots (direcly observed treatment shortcorse) den...Hubungan pendekatan strategi dots (direcly observed treatment shortcorse) den...
Hubungan pendekatan strategi dots (direcly observed treatment shortcorse) den...Operator Warnet Vast Raha
 
Insani vol 5_no_1_juni_2018_david-07bc7-2142_541
Insani vol 5_no_1_juni_2018_david-07bc7-2142_541Insani vol 5_no_1_juni_2018_david-07bc7-2142_541
Insani vol 5_no_1_juni_2018_david-07bc7-2142_541STISIPWIDURI
 
Anamnesis dan Tindakan pada Kasus.pptx
Anamnesis dan Tindakan pada Kasus.pptxAnamnesis dan Tindakan pada Kasus.pptx
Anamnesis dan Tindakan pada Kasus.pptxtohahakim
 
Permasalahan TBC Balita dan Skrining TBC Balita.pdf
Permasalahan TBC Balita dan Skrining TBC Balita.pdfPermasalahan TBC Balita dan Skrining TBC Balita.pdf
Permasalahan TBC Balita dan Skrining TBC Balita.pdfsusisusanti305451
 
PPT Proposal.pptx ppt proposal tentang kesehatan dan kebidanan
PPT Proposal.pptx ppt proposal tentang kesehatan dan kebidananPPT Proposal.pptx ppt proposal tentang kesehatan dan kebidanan
PPT Proposal.pptx ppt proposal tentang kesehatan dan kebidanandevi Narti
 
Tugas bu reka epidemologi
Tugas bu reka epidemologiTugas bu reka epidemologi
Tugas bu reka epidemologiratu adil
 
1446-Article Text-9877-1-10-20190227.docx
1446-Article Text-9877-1-10-20190227.docx1446-Article Text-9877-1-10-20190227.docx
1446-Article Text-9877-1-10-20190227.docxSadhiraGita
 

Similar to Program Skrining TB Aktif Masif (20)

Hubungan pemberian imunisasi bcg dengan kejadian tuberkulosis paru pada anak ...
Hubungan pemberian imunisasi bcg dengan kejadian tuberkulosis paru pada anak ...Hubungan pemberian imunisasi bcg dengan kejadian tuberkulosis paru pada anak ...
Hubungan pemberian imunisasi bcg dengan kejadian tuberkulosis paru pada anak ...
 
Tingkat keberhasilan penyembuhan tuberkulosis paru primer pada anak usia 1 6 ...
Tingkat keberhasilan penyembuhan tuberkulosis paru primer pada anak usia 1 6 ...Tingkat keberhasilan penyembuhan tuberkulosis paru primer pada anak usia 1 6 ...
Tingkat keberhasilan penyembuhan tuberkulosis paru primer pada anak usia 1 6 ...
 
Jurnal pengetahuan masker
Jurnal pengetahuan maskerJurnal pengetahuan masker
Jurnal pengetahuan masker
 
Bab 1 2 uda siap
Bab 1 2 uda siapBab 1 2 uda siap
Bab 1 2 uda siap
 
Hubungan pola perawatan pada anak uberkulosis paru primer dengan lama penyemb...
Hubungan pola perawatan pada anak uberkulosis paru primer dengan lama penyemb...Hubungan pola perawatan pada anak uberkulosis paru primer dengan lama penyemb...
Hubungan pola perawatan pada anak uberkulosis paru primer dengan lama penyemb...
 
PEDOMAN_TATALAKSANA_SIFILIS_PUSKESMAS___merah_ok-1.pdf
PEDOMAN_TATALAKSANA_SIFILIS_PUSKESMAS___merah_ok-1.pdfPEDOMAN_TATALAKSANA_SIFILIS_PUSKESMAS___merah_ok-1.pdf
PEDOMAN_TATALAKSANA_SIFILIS_PUSKESMAS___merah_ok-1.pdf
 
JURNAL DETERMINAN PENYAKIT KUSTA_SRI WAHYUNI.pdf
JURNAL DETERMINAN PENYAKIT KUSTA_SRI WAHYUNI.pdfJURNAL DETERMINAN PENYAKIT KUSTA_SRI WAHYUNI.pdf
JURNAL DETERMINAN PENYAKIT KUSTA_SRI WAHYUNI.pdf
 
Kelompok 3 TBC (1).pptx
Kelompok 3 TBC (1).pptxKelompok 3 TBC (1).pptx
Kelompok 3 TBC (1).pptx
 
Hubungan pendekatan strategi dots (direcly observed treatment shortcorse) den...
Hubungan pendekatan strategi dots (direcly observed treatment shortcorse) den...Hubungan pendekatan strategi dots (direcly observed treatment shortcorse) den...
Hubungan pendekatan strategi dots (direcly observed treatment shortcorse) den...
 
Insani vol 5_no_1_juni_2018_david-07bc7-2142_541
Insani vol 5_no_1_juni_2018_david-07bc7-2142_541Insani vol 5_no_1_juni_2018_david-07bc7-2142_541
Insani vol 5_no_1_juni_2018_david-07bc7-2142_541
 
Anamnesis dan Tindakan pada Kasus.pptx
Anamnesis dan Tindakan pada Kasus.pptxAnamnesis dan Tindakan pada Kasus.pptx
Anamnesis dan Tindakan pada Kasus.pptx
 
Permasalahan TBC Balita dan Skrining TBC Balita.pdf
Permasalahan TBC Balita dan Skrining TBC Balita.pdfPermasalahan TBC Balita dan Skrining TBC Balita.pdf
Permasalahan TBC Balita dan Skrining TBC Balita.pdf
 
Sabun sirih
Sabun sirihSabun sirih
Sabun sirih
 
PPT Proposal.pptx ppt proposal tentang kesehatan dan kebidanan
PPT Proposal.pptx ppt proposal tentang kesehatan dan kebidananPPT Proposal.pptx ppt proposal tentang kesehatan dan kebidanan
PPT Proposal.pptx ppt proposal tentang kesehatan dan kebidanan
 
makalah askeb.docx
makalah askeb.docxmakalah askeb.docx
makalah askeb.docx
 
PPT BARU.docx
PPT BARU.docxPPT BARU.docx
PPT BARU.docx
 
PPT BARU.docx
PPT BARU.docxPPT BARU.docx
PPT BARU.docx
 
Tugas bu reka epidemologi
Tugas bu reka epidemologiTugas bu reka epidemologi
Tugas bu reka epidemologi
 
Proposal penelitian
Proposal penelitianProposal penelitian
Proposal penelitian
 
1446-Article Text-9877-1-10-20190227.docx
1446-Article Text-9877-1-10-20190227.docx1446-Article Text-9877-1-10-20190227.docx
1446-Article Text-9877-1-10-20190227.docx
 

Recently uploaded

kebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatan
kebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatankebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatan
kebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatanMeiRianitaElfridaSin
 
implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docx
implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docximplementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docx
implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docxhurufd86
 
mater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUAR
mater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUARmater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUAR
mater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUARGregoryStevanusGulto
 
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdfPROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdfMeiRianitaElfridaSin
 
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptxDASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptxNadiraShafa1
 
Metode dan media pendidikan dan promosi kesehatan
Metode dan media pendidikan dan promosi kesehatanMetode dan media pendidikan dan promosi kesehatan
Metode dan media pendidikan dan promosi kesehatanMeiRianitaElfridaSin
 
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdfMATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdfestidiyah35
 
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.pptPENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.pptssuser940815
 
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdfDiagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdfAlanRahmat
 
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRBimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRJessieArini1
 
Kemitraan masyarakat dalam program kesehatan
Kemitraan masyarakat dalam program kesehatanKemitraan masyarakat dalam program kesehatan
Kemitraan masyarakat dalam program kesehatanMeiRianitaElfridaSin
 
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.ppt
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.pptKEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.ppt
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.pptmutupkmbulu
 

Recently uploaded (12)

kebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatan
kebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatankebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatan
kebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatan
 
implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docx
implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docximplementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docx
implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docx
 
mater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUAR
mater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUARmater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUAR
mater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUAR
 
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdfPROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
 
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptxDASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
 
Metode dan media pendidikan dan promosi kesehatan
Metode dan media pendidikan dan promosi kesehatanMetode dan media pendidikan dan promosi kesehatan
Metode dan media pendidikan dan promosi kesehatan
 
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdfMATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
 
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.pptPENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
 
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdfDiagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
 
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRBimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
 
Kemitraan masyarakat dalam program kesehatan
Kemitraan masyarakat dalam program kesehatanKemitraan masyarakat dalam program kesehatan
Kemitraan masyarakat dalam program kesehatan
 
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.ppt
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.pptKEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.ppt
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.ppt
 

Program Skrining TB Aktif Masif

  • 1. PROGRAM SKRINING PADA KASUS TUBERKULOSIS Alfira Novitasari1 , Angsoka Rahingrat1 1 Program Studi Kesehatan Masyarakat Program Sarjana UPN Veteran Jakarta Email: alfiranovitasari@upnvj.ac.id Pembahasan Indonesia memiliki permasalahan besar dalam menghadapi penyakit TB. Kasus tuberkulosis di Indonesia dalam kurun tiga tahun terakhir ini mengalami tren karena kasus terus meningkat setiap tahunnya. Pada tahun 2015 jumlah kasus tuberkulosis yang ditemukan sebesar 330.910 kasus, tahun 2016 sebesar 360.565 kasus, dan tahun 2017 sebesar 425.089 kasus. Berdasarkan Survei Prevalensi Tuberkulosis tahun 2013- 2014, prevalensi TB dengan konfirmasi bakteriologis di Indonesia sebesar 759 per 100.000 penduduk berumur 15 tahun ke atas dan prevalensi TB BTA positif sebesar 257 per 100.000 penduduk berumur 15 tahun ke atas (Mathofani and Febriyanti, 2020). Oleh karena itu diberlakukanlah skrining TB yang dibutuhkan bagi pasien yang mengalami gejala (TB aktif) atau memiliki kondisi tertentu yang dapat meningkatkan risiko TB (Sukartini, Hidayati and Pratiwi, 2019). Terdapat beberapa jenis tes yang dilakukan untuk mendeteksi tuberkulosis. Bagi anak-anak, skrining TB umumnya dilakukan dengan tes Mantoux. Sedangkan pada pasien dewasa, pemeriksaan ini bisa berupa tes dahak dan rontgen dada (Mardiah, 2019). Sesuai Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 67/2016 tentang Penanggulangan Tuberkulosis, skrining atau penemuan kasus merupakan salah satu strategi penanggulangan TB yang dapat dilakukan secara aktif, pasif, intensif, dan masif. Penemuan kasus TB secara pasif-intensif dilaksanakan di fasilitas kesehatan dengan memperkuat jejaring layanan TB melalui Public- Private Mix (PPM) dan memperkuat kolaborasi layanan. Sedangkan penemuan kasus TB secara aktif-masif dilakukan berbasis keluarga dan masyarakat di luar fasyankes dengan melibatkan semua potensi masyarakat seperti kader Kesehatan, pos TB desa, tokoh masyarakat, dan pemuka agama. Kegiatan penemuan kasus TB aktif-masif berupa: 1. Investigasi kontak Dilakukan pada paling sedikit 10 - 15 orang kontak erat dengan pasien TB. Prioritas investigasi kontak dilakukan pada orang- orang dengan risiko TB seperti anak usia <5 tahun, orang dengan gangguan sistem imunitas, malnutrisi, lansia, wanita hamil, perokok dan mantan penderita TB. Investigasi kontak pada pasien TB anak yang ditemukan bertujuan untuk mencari sumber penularan. 2. Penemuan di tempat khusus Merupakan kegiatan penemuan aktif yang dilakukan di lingkungan yang mudah terjadi penularan TB yaitu Lapas/Rutan, RS Jiwa, tempat kerja, asrama, pondok pesantren, sekolah, panti jompo. 3. Penemuan di populasi berisiko Kegiatan penemuan aktif yang dilakukan pada tempat yang memiliki akses terbatas ke layanan kesehatan, misalnya: tempat penampungan pengungsi, daerah kumuh dan DTPK (Daerah Terpencil, Perbatasan dan Kepulauan). 4. Penemuan aktif berbasis keluarga dan masyarakat Dilaksanakan secara rutin oleh anggota keluarga maupun kader kesehatan yang melakukan pengawasan batuk terhadap orang
  • 2. yang tinggal di lingkungannya dan menyarankan orang dengan batuk untuk memeriksakan diri ke fasyankes terdekat. 5. Penemuan aktif berkala Dilakukan oleh FKTP Puskesmas di wilayah yang teridentifikasi sebagai daerah kantung TB, yaitu RT yang berdasarkan kegiatan PWS (Pengawasan Wilayah Setempat) dan analisis data TB memiliki jumlah pasien TB di >3 orang. 6. Skrining masal Kegiatan penemuan aktif yang dilaksanakan sekali setahun untuk meningkatkan penemuan pasien TB di wilayah yang penemuan kasusnya masih sangat rendah. Mengingat prevalensi TB di Indonesia saat ini masih tinggi maka setiap orang yang datang ke fasilitas kesehatan dengan gejala tersebut diatas dianggap sebagai terduga pasien TB dan perlu dilakukan pemeriksaan dahak secara mikroskopis langsung (Khoirul Hafidzah, 2018). Selain identifikasi pada orang dengan gejala tersebut, perlu dipertimbangkan pula pemeriksaan pada orang dengan faktor risiko TB, seperti: kontak erat dengan pasien TB, tinggal di daerah padat penduduk, wilayah kumuh, daerah pengungsian, dan orang yang bekerja dengan bahan kimia yang berisiko menimbulkan paparan infeksi paru (Erni and Qibtiyah, 2020). Pertimbangkan untuk melakukan pemeriksaan laboratorium TB untuk pasien yang memiliki faktor risiko dan memiliki gejala tambahan meskipun tanpa batuk berdahak >2 minggu (Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Petunjuk Penyehatan Lingkungan, 2017). Simpulan Faktor yang paling berhubungan dengan keberhasilan penanggulangan TB antara lain kepatuhan berobat dan akses ke fasilitas kesehatan (Pulungan and Permatasari, 2021). Untuk mengurangi keterbatasan akses masyarakat dalam menjangkau fasilitas kesehatan, diperlukan skrining aktif untuk memperluas jangkauan penemuan kasus TB. Dengan dilakukannya skrining, awareness masyarakat akan meningkat dan berdampak pada penerapan PHBS untuk mencegah transmisi TB. Selain itu, dengan diadakannya skrining aktif maka dapat membuka mata masyarakat bahwa TB tidak hanya disebabkan oleh faktor biologis, melainkan karena serangkaian kausal yang saling berkaitan, dan dengan demikian kerja sama lintas sektoral dapat tercipta untuk mewujudkan Indonesia bebas TB di tahun 2050. DAFTAR PUSTAKA Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Petunjuk Penyehatan Lingkungan (2017) ‘Penemuan Pasien Tuberkulosis’, Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, pp. 1–53. Erni, R. and Qibtiyah, S. M. (2020) ‘Hubungan Kontak Penderita Tuberkulosis Terhadap Kejadian Tuberkulosis Paru Pada Anak’, Indonesian Journal of Nursing Science and Practice, 3(1), pp. 35– 41. Khoirul Hafidzah, U. (2018) Model Skrining Massal Tuberkulosis Kasus dan Kasus Tuberkulosis (TBC) Paru Di Lembaga Permasyarakatan Kelas II A Kabupaten Jember, Jawa. Mardiah, A. (2019) ‘Skrining Tuberkulosis (Tb) Paru Di Kabupaten Banyumas Provinsi Jawa Tengah’, Jurnal Kedokteran, 4(1), p. 694. doi: 10.36679/kedokteran.v4i1.62. Mathofani, P. E. and Febriyanti, R. (2020) ‘Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Penyakit Tuberkulosis ( TB ) Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Serang
  • 3. Kota Tahun 2019 The Factors Associated With The Incidence Of Pulmonary Tuberculosis In The Working Area Of Serang City Health Center 2019’, Jurnal Ilmiah Kesehatan Masyarakat, 12, pp. 1– 10. Pulungan, R. M. and Permatasari, P. (2021) ‘Predisposing and Enabling Factors Relationship with Successful Treatment of Pulmonary Tuberculosis (TB)’, Jurnal Kesehatan Prima, 15(1), pp. 57–67. Sukartini, T., Hidayati, L. and Pratiwi, I. N. (2019) ‘PROGRAM KEMITRAAN MASYARAKAT “PENANGGULANGAN TUBERCULOSIS (TB) MENGGUNAKAN MODEL INTERAKSI GUNA MENCEGAH KEJADIAN DROP OUT (DO) DI SURABAYA”’, Jurnal Aplikasi Ipteks untuk Masyarakat, 8(3), pp.