Dokumen ini membahas tentang gelombang cahaya dan berbagai fenomena yang terkait dengan cahaya seperti interferensi, difraksi, dan polarisasi cahaya. Dijelaskan prinsip-prinsip dasar dan contoh soal untuk setiap topik.
Bab ini membahas tentang ciri-ciri dan prinsip gelombang cahaya, termasuk difraksi, interferensi, dan polarisasi cahaya. Peserta akan mempelajari konsep-konsep kunci seperti cepat rambat cahaya, polarisasi linear dan sirkular, efek difraksi pada celah tunggal dan ganda, serta interferensi konstruktif dan destruktif.
Dokumen tersebut membahas tentang cahaya sebagai gelombang dan berbagai fenomena yang terjadi pada cahaya seperti interferensi, difraksi, polarisasi, dan dispersi cahaya."
Dokumen ini membahas tentang gelombang cahaya dan berbagai fenomena yang terkait dengan cahaya seperti interferensi, difraksi, dan polarisasi cahaya. Dijelaskan prinsip-prinsip dasar dan contoh soal untuk setiap topik.
Bab ini membahas tentang ciri-ciri dan prinsip gelombang cahaya, termasuk difraksi, interferensi, dan polarisasi cahaya. Peserta akan mempelajari konsep-konsep kunci seperti cepat rambat cahaya, polarisasi linear dan sirkular, efek difraksi pada celah tunggal dan ganda, serta interferensi konstruktif dan destruktif.
Dokumen tersebut membahas tentang cahaya sebagai gelombang dan berbagai fenomena yang terjadi pada cahaya seperti interferensi, difraksi, polarisasi, dan dispersi cahaya."
Dokumen tersebut membahas tentang gelombang cahaya dan konsep-konsep fisika yang terkait seperti interferensi, difraksi, polarisasi, dan refraksi ganda. Terdapat penjelasan teori, contoh soal, dan ilustrasi grafis untuk memudahkan pemahaman materi.
Dokumen tersebut membahas tentang difraksi sinar-X oleh kristal, meliputi sejarahnya, proses interaksinya dengan material, hukum Bragg, dan komponen-komponen eksperimen sinar-X.
Dokumen tersebut membahas beberapa topik dalam optika fisika, yaitu interferensi pada lapisan tipis, cincin Newton, difraksi cahaya pada celah tunggal dan kisi, serta polarisasi cahaya melalui refleksi, absorpsi selektif, pembiasan ganda, dan hamburan.
Dokumen tersebut membahas tentang interferensi lapisan tipis dan difraksi cahaya, termasuk contoh soal dan penjelasan tentang interferensi lapisan tipis, difraksi oleh celah tunggal dan grating, serta persamaan yang terkait.
Dokumen tersebut membahas tentang gelombang cahaya dan konsep-konsep terkaitnya seperti interferensi, difraksi, polarisasi, dan hamburan. Secara khusus membahas tentang bagaimana interferensi cahaya dapat menghasilkan warna pada bulu burung merak, dan bagaimana difraksi terjadi ketika cahaya melewati celah tunggal atau kisi. Juga menjelaskan tentang polarisasi cahaya akibat pemantulan, pembiasan ganda,
Dokumen tersebut membahas tentang cahaya, termasuk pengertian, teori, sifat, jenis, dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa teori cahaya dijelaskan seperti teori emisi, gelombang, dan dualisme cahaya menurut Einstein. Fenomena interferensi, difraksi, pemantulan, dan pembiasan cahaya juga dibahas beserta rumus-rumus yang terkait.
1. Dokumen tersebut membahas tentang gelombang cahaya, mencakup definisi cahaya, sifat-sifat cahaya, dan proses perambatan cahaya.
2. Fenomena yang dijelaskan termasuk interferensi, difraksi, polarisasi, pembiasan ganda, refleksi, dan dispersi cahaya.
3. Tujuan penulisan adalah untuk memahami konsep cahaya dan berbagai sifat dan fenomena yang terkait dengannya.
Dokumen tersebut membahas tentang interferensi gelombang, yaitu kombinasi gelombang yang terpisah di medium yang sama dan menghasilkan gelombang baru. Terdapat interferensi konstruktif yang menguatkan dan interferensi destruktif yang melemahkan. Dokumen juga menjelaskan percobaan interferensi gelombang cahaya oleh Thomas Young, Fresnel, dan interferensi pada lapisan tipis serta cincin Newton.
Dokumen tersebut membahas tentang gelombang optik, termasuk refleksi, refraksi, dan interferensi cahaya serta eksperimen Young. Juga dibahas prinsip Huygens, pembentukan bayangan cermin datar dan cekung, serta alat-alat optik.[/ringkasan]
Sumiati & eriandani kurniawan xii ipa 1 (gelombang cahaya)Paarief Udin
Dokumen tersebut membahas tentang sifat-sifat cahaya seperti pemantulan, pembiasan, difraksi, interferensi, dispersi, dan polarisasi. Teori-teori cahaya dikemukakan oleh ilmuwan seperti Newton, Huygens, Maxwell, dan Einstein. Dibahas pula hukum-hukum yang terkait dengan sifat-sifat cahaya tersebut.
Dokumen tersebut membahas tentang difraksi cahaya oleh celah tunggal dan ganda serta kisi difraksi. Secara khusus dijelaskan kondisi untuk terjadinya interferensi destruktif dan konstruktif serta distribusi intensitas cahaya untuk masing-masing kasus.
Dokumen tersebut membahas tentang interferensi dan difraksi cahaya. Interferensi terjadi ketika dua gelombang cahaya bertemu dan mempengaruhi satu sama lain, menghasilkan pola terang dan gelap. Difraksi adalah pembelokan cahaya ketika melalui celah sempit atau objek yang bergaris-garis halus. Kedua fenomena ini dapat digunakan untuk menentukan panjang gelombang cahaya.
Dokumen tersebut membahas tentang gelombang cahaya dan konsep-konsep fisika yang terkait seperti interferensi, difraksi, polarisasi, dan refraksi ganda. Terdapat penjelasan teori, contoh soal, dan ilustrasi grafis untuk memudahkan pemahaman materi.
Dokumen tersebut membahas tentang difraksi sinar-X oleh kristal, meliputi sejarahnya, proses interaksinya dengan material, hukum Bragg, dan komponen-komponen eksperimen sinar-X.
Dokumen tersebut membahas beberapa topik dalam optika fisika, yaitu interferensi pada lapisan tipis, cincin Newton, difraksi cahaya pada celah tunggal dan kisi, serta polarisasi cahaya melalui refleksi, absorpsi selektif, pembiasan ganda, dan hamburan.
Dokumen tersebut membahas tentang interferensi lapisan tipis dan difraksi cahaya, termasuk contoh soal dan penjelasan tentang interferensi lapisan tipis, difraksi oleh celah tunggal dan grating, serta persamaan yang terkait.
Dokumen tersebut membahas tentang gelombang cahaya dan konsep-konsep terkaitnya seperti interferensi, difraksi, polarisasi, dan hamburan. Secara khusus membahas tentang bagaimana interferensi cahaya dapat menghasilkan warna pada bulu burung merak, dan bagaimana difraksi terjadi ketika cahaya melewati celah tunggal atau kisi. Juga menjelaskan tentang polarisasi cahaya akibat pemantulan, pembiasan ganda,
Dokumen tersebut membahas tentang cahaya, termasuk pengertian, teori, sifat, jenis, dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa teori cahaya dijelaskan seperti teori emisi, gelombang, dan dualisme cahaya menurut Einstein. Fenomena interferensi, difraksi, pemantulan, dan pembiasan cahaya juga dibahas beserta rumus-rumus yang terkait.
1. Dokumen tersebut membahas tentang gelombang cahaya, mencakup definisi cahaya, sifat-sifat cahaya, dan proses perambatan cahaya.
2. Fenomena yang dijelaskan termasuk interferensi, difraksi, polarisasi, pembiasan ganda, refleksi, dan dispersi cahaya.
3. Tujuan penulisan adalah untuk memahami konsep cahaya dan berbagai sifat dan fenomena yang terkait dengannya.
Dokumen tersebut membahas tentang interferensi gelombang, yaitu kombinasi gelombang yang terpisah di medium yang sama dan menghasilkan gelombang baru. Terdapat interferensi konstruktif yang menguatkan dan interferensi destruktif yang melemahkan. Dokumen juga menjelaskan percobaan interferensi gelombang cahaya oleh Thomas Young, Fresnel, dan interferensi pada lapisan tipis serta cincin Newton.
Dokumen tersebut membahas tentang gelombang optik, termasuk refleksi, refraksi, dan interferensi cahaya serta eksperimen Young. Juga dibahas prinsip Huygens, pembentukan bayangan cermin datar dan cekung, serta alat-alat optik.[/ringkasan]
Sumiati & eriandani kurniawan xii ipa 1 (gelombang cahaya)Paarief Udin
Dokumen tersebut membahas tentang sifat-sifat cahaya seperti pemantulan, pembiasan, difraksi, interferensi, dispersi, dan polarisasi. Teori-teori cahaya dikemukakan oleh ilmuwan seperti Newton, Huygens, Maxwell, dan Einstein. Dibahas pula hukum-hukum yang terkait dengan sifat-sifat cahaya tersebut.
Dokumen tersebut membahas tentang difraksi cahaya oleh celah tunggal dan ganda serta kisi difraksi. Secara khusus dijelaskan kondisi untuk terjadinya interferensi destruktif dan konstruktif serta distribusi intensitas cahaya untuk masing-masing kasus.
Dokumen tersebut membahas tentang interferensi dan difraksi cahaya. Interferensi terjadi ketika dua gelombang cahaya bertemu dan mempengaruhi satu sama lain, menghasilkan pola terang dan gelap. Difraksi adalah pembelokan cahaya ketika melalui celah sempit atau objek yang bergaris-garis halus. Kedua fenomena ini dapat digunakan untuk menentukan panjang gelombang cahaya.
Similar to Gelombang Bunyi dan Cahaya FIX.pptx (20)
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka - abdiera.com, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka
PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1Arumdwikinasih
Pembelajaran berdiferensiasi merupakan pembelajaran yang mengakomodasi dari semua perbedaan murid, terbuka untuk semua dan memberikan kebutuhan-kebutuhan yang dibutuhkan oleh setiap individu.kelas 1 ........
Panduan untuk memilih mata pelajaran pilihan yang akan dilaksanakan di jenjang SMK, yang mana sebagian besar sudah melakasanakan kurikulum merdeka. mata pelajaran pilihan bisa dipilih dari konsentrasi yang ada di sekolah, atau bisa juga memilih matqa pelajaran diluar konsentrasi keahlian yang dimiliki, dengan catatan sarana dan prasarana tersedia untuk melaksanakan pembelajaran.
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka - abdiera.com, Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka
3. Cahaya sebagai Gelombang
Interferensi pada Celah Ganda Young
1
Interferensi cahaya merupakan perpaduan antara dua
gelombang cahaya.
y1
y2
y1 + y2
t
t
t
y1
y2
y1 + y2
t
t
t
4. Analisis percobaan interferensi celah ganda Young.
S0
d
S1
S2
C θ
θ
B
l
A
P
O
Syarat interferensi maksimum (pita terang)
adalah ketika dua gelombang yang
bersuperposisi memiliki fase yang sama.
Dua gelombang memiliki fase yang sama
jika beda lintasannya merupakan kelipatan
bilangan cacah dari panjang gelombang.
ΔS = mλ
d sin θ = mλ
m = 0, 1, 2, 3, …
ΔS = S2A – S1A
ΔS = d sin θ
5. S0
d
S1
S2
C θ
θ
B
l
A
P
O
Syarat interferensi minimum (pita
gelap) adalah ketika dua gelombang
yang bersuperposisi memiliki
fase yang berlawanan.
Dua gelombang memiliki fase yang
berlawanan jika beda lintasannya
merupakan kelipatan bilangan ganjil
dari setengah panjang gelombang
m = 1, 2, 3, …
6. S0
d
S1
S2
C θ
θ
B
l
A
P
O
Persamaan interferensi maksimum
Untuk θ yang
sangat kecil;
sehingga
Persamaan interferensi minimum
dengan: d = jarak antar celah (m);
l = jarak celah ke layar (m);
P = jarak titik pusat interferensi (O) ke garis terang A; dan
7. Difraksi oleh Celah Tunggal
3
Difraksi atau lenturan cahaya terjadi
ketika berkas cahaya melewati celah
sempit atau penghalang.
Pola gelap (minimum) pada layar
akibat difraksi celah tunggal. d sin θ = m λ
Pola terang (maksimum) pada layar
akibat difraksi celah tunggal.
dengan: d = jarak antar celah (m);
m = orde difraksi, m = 1, 2, 3, ….
λ = panjang gelombang (m); dan
9. Contoh Soal
Jawab
Dengan menggunakan penghalang celah tunggal, pada layar
tampak pola difraksi. Garis terang pusat dan garis gelap keempat
membentuk sudut 30° terhadap garis normal. Jika cahaya yang
digunakan memiliki panjang gelombang 6.000 Å, tentukanlah
lebar celah yang digunakan.
Diketahui: θ = 30°; m = 4; dan λ = 6.000 Å.
d sin θ = m λ
d sin 30° = 4(6.000 Å)
d = 48.000 Å = 4,8 μm
Jadi, lebar celahnya adalah 4,8 μm.
10. Difraksi oleh Kisi
4
Kisi adalah sejumlah celah sempit sejajar dan terpisah dengan
jarak yang sama.
Jika pada sebuah kisi, setiap daerah selebar
1 cm terdapat N = 2.000 celah. Artinya, kisi
terdiri atas 2.000 celah per centimeter.
Dengan demikian, jarak antarcelah sama
dengan tetapan kisi, yaitu
d
θ
d sin θ
m = 0
11. Pola difraksi maksimum pita terang
dengan: d = jarak antar celah (m);
d sin θ = m λ
Untuk θ yang kecil
Pola difraksi minimum (pita gelap)
Untuk θ yang sangat kecil
L = jarak celah ke layar (m);
P = jarak titik pusat interferensi (O) ke garis terang A; dan
12. Polarisasi Cahaya
5
Polarisasi adalah peristiwa terserapnya sebagian atau seluruh
arah getar gelombang.
Gejala polarisasi hanya terjadi pada gelombang transversal
Arah getar
Celah sempit
Gelombang
terpolarisasi
13. a. Polarisasi karena Pemantulan
dan Pembiasan
Sinar datang sebagian akan
dipantulkan dan sebagian akan
dibiaskan
Ketika sinar pantul membentuk
sudut 90° terhadap sinar bias
maka sinar pantul terpolarisasi
linear.
Sudut datang yang menghasilkan
sinar pantul terpolarisasi disebut
sudut polarisasi atau sudut
Brewster (ip).
14. Menurut Hukum Snellius
n1 sin ip = n2 sin r, dengan r + ip = 90
atau r = 90 – ip
n1 sin ip = n2 sin (90 – ip)
n1 sin ip = n2 cos ip
dengan: ip = sudut polarisasi;
n1 = indeks bias medium 1; dan
r = sudut bias;
n2 = indeks bias medium 2.
15. Pelajari dan pahami Example 2.13 halaman 62
pada Buku Advanced Learning Physics 3A
Mengapa pada gambar B tidak ada cahaya yang
diteruskan?
Sumber cahaya
polarisator analisator
cahaya yang
diteruskan
terpolarisasi
Sumber cahaya
polarisator analisator
tidak ada cahaya
a
b
16. b. Polarisasi karena Serapan Selektif
Cahaya terpolarisasi bisa diperoleh dari sinar tak terpolarisasi
dengan menggunakan dua buah polaroid.
Polaroid pertama sebagai polarisator dan polaroid kedua
sebagai analisator.
Intensitas cahaya yang dilewatkan polarisator adalah
Setelah melewati analisator yang membentuk
sudut θ terhadap sumbu polarisator maka intensitas
cahaya yang diteruskan analisator menjadi
arah cahaya
cahaya tak
terpolarisasi
polarisator
cahaya
terpolarisasi
bidang
analisator
17. Terima Kasih
“Gagal dalam sebuah pertempuran akan lebih ksatria,
daripada gagal sebelum sempat menarik pedang”
– Julius Caesar –
Untuk pemahaman awal kita, mari kita perhatikan animasi sederhana dari percobaan interferensi pada celah ganda berikut ini.
Percobaan ini dilakukan oleh Thomas Young pda tahun 1804. Kita perhatikan disini ada dua penghalang, penghalang 1 memiliki satu celah dan penghalang 2 memiliki 2 celah. Dan fokus perhatian kita adalah untuk penghalang yang memiliki 2 celah.
Kita perhatikan ketika cahaya melewati kedua celah (S1 dan S2), maka kedua celah itu akan berinterferensi (berpadu) dan hasilnya bisa diperhatikan pada sebuah layar.
Kemudian pada pusat layar itu akan terbentuk yang namanya garis terang pusat
Kemudian setelah garis terang pusat ke atas dan ke bawah itu akan dihasilkan yang namanya garis gelap, dan pola nya akan selalu tetap yaitu setelah garis terang menghasilkan garis gelap, selanjutnya mengasilkan garis yang terang.
Dua gelombang sefase menghasilkan interferensi konstruktif (terjadi dari puncak ke puncak atau dalam kondisi satu fase, menyebabkan amplitudo gelombang bertambah)
Dua gelombang berlawanan fase menghasilkan interferensi destruktif (terjadi dari puncak ke palung atau dalam kondisi berlawan arah menyebabkan amplitudo nol)
Nah, interferensi konstruktif dan destruktif ini ternyata akan menghasilkan dua pola yang berbeda, yaitu terang dan gelap.
Jadi, kalau kamu lihat pada gambar di atas, S1 (sinar 1) dan S2 (sinar 2) dipisahkan oleh jarak (d). Untuk mencapai titik A (paling atas di layar), S2 harus menempuh lintasan yang lebih panjang daripada S1. Di sini terbentuk suatu sudut antara sinar ke layar. Nah, ingat beda lintasan berpengaruh terhadap fase dan juga interferensi cahaya. Karena perbedaan fase antargelombang akan menghasilkan kelipatan genap atau ganjil yang akan menentukan jenis interferensi itu sendiri. Jadi, bisa disimpulkan rumus beda lintasannya, yaitu d sin θ
Kalau hasil beda lintasannya adalah nol atau kelipatan bulat lainnya dari panjang gelombang, berarti terjadi interferensi konstruktif, sehingga kondisi yang terlihat pada layar adalah terang. Tetapi, jika hasil beda lintasannya adalah kelipatan ganjil dari setengah panjang gelombang (λ/2, 3λ/2, 5λ/2, ... ), berarti terjadi interferensi destruktif, sehingga kondisi layar akan menjadi gelap.
Ini kita sebut sebagai celah yang memiliki lebar = d, kemudian kita akan mengarahkan seberkas cahaya seperti di gambar dmna cahaya mula-mula muka gelombangnya berbentuk garis lurus dan panjang gelombangnya kita misalkan = lambda.
Kita perhatikan lagi kesini, kalau kita tarik garis dari ujung atas ini tegak lurus terhadap lintasan (S2), maka sudut theta yang disini akan sama membentuk sudut theta yang disini, maka (d) akan berubah menjadi sisi miring karena garis tdi menunjukkan tegak lurus. Sehingga beda lintasan
Maka untk menentukan perbedaan panjang lintasan 1 dan 2, kita gunakan aturan sinus panjang ini = sisi miring d dikalikan dengan sinus theta
Kemudian untuk mengamati hasil difraksi cahaya yang diarahkan menuju celah tunggal ini, maka dibagian belakang daripda celah ini di tempatkan sebuah layar yang memiliki jarak sejauh L.
Kemudian pda layar itu akan kelihatan di tengah itu adalah terang pusat
Kemudian menurut teori Huygens, bahwa setiap bagian pada celah itu bisa merupakan sumber cahaya. Disini kita bisa ambil contoh sumber cahaya itu dari bagias atas celah dan bagian bawah celah.
Dari bagian celah atas dan bawah, cahaya ini akan berinterferensi pda suatu titik
Kalo kita misalkan, kita tarik garis pusat dari celah sampai ke hasil interferensi dengan sudut = theta, maka kita akan bisa menentukan beda lintasan yang ditempuh oleh cahaya 1 dan cahaya 2. Disini terlihat dengan jelas bahwa diantara S1 dan S2 itu lebih panjang lintasannya dibandingkan dngn S1
Artinya kedua cahaya ini memiliki yang namanya beda lintasan
Ada arah getar tertentu yang dapat diteruskan oleh keping poalroid, sedangkan arah yang tegak lurus tidak diteruskan. Arah getar yang dapat diteruskan disebut arah polarisasinya.
Pada gambar (a) arah transmisi polarisator dan analisator sejajar dan gambar (b) arah transmisi analosator tegak lurus terhadap arah transmisi polarisator sehingga tidak ada getaran yang datang ke analistor yang dapat diteruskan. Apabila seberkas cahaya alamiah dengan intensitas 𝐼 0 dlewatkan pada sebuah polarisator iedeal, intensitas cahaya yang dilewatkan adalah 50% atau 1 2 𝐼 0 . Akan tetapi, apabila keduanya dipasang bersilangan tidak ada intensitas cahaya yang lewat analisator.
Apabila arah polarisasi analisator membuat sudut terhadap arah transmisi polariastor maka komponen arah getar cahaya terpolarisasi linear. Perhatikan gambar berikut ini.
Misalkan arah polarisasi, polarisator searah sumbu-y maka gelombang yang telah melewatinya memiliki getaran searah sumbu y. Jika arah polarisasi analisator jatuh searah sumbu y maka dikatakan polarisator dan analisator dipasang sejajar dan seluruh cahaya yang dilewatkan polarisator juga dilewatkan oleh analisator. Apabila arah polarisasi analisator saerah sumbu z, artinya sudut antara arah polarisasi polarisator dan analisator sebesar 90 0 maka dikatakan polariastor dan analisator dipasang bersilang dan tidak ada cahaya yang diteruskan analisator. Secara umum persarmaan yang diperoleh dari percobaan di atas adalah