SlideShare a Scribd company logo
1 of 31
Analisis Kristal
Eva Musifa
1920412008
Material
Kristalinitas
Material
Teknik
Mikroskopi
Teknik Analisis
Termal
Teknik Analisis Ukuran
Partikel Luas Permukaan
• Identifikasi Material Baru
• Penentuan Kemurnian Sample
• Penentuan Parameter Kisi
• Penentuan Ukuran Kristal
• Pemurnian Struktur Material, dll
• Analisis Morfologi Dari Partikel
• Penentuan Komposisi Unsur (EDS)
• Titik Leleh
• Temperatur Fase
Transisi
• Stabilitas Termal
XRD
Difraksi
SEM
TEM
DTA
TGA
BET
SAA
Ultraviolet
POSISI PANJANG GELOMBANG SINAR X
1Hz - 1kHz 1kHz - 1014Hz
1014Hz - 1015Hz
1015Hz - 1021Hz
Extra-Low Frequency
(ELF)
Radio Microwave Infrared
Visible Light
X-Rays,
Gamma Rays
Low energy High energy
Rentangan  = 10-5 – 100 oA. Pemakaian umum  = 0,1 – 25 oA
Pembentukan Sinar-X
(E = hv, dimana E adalah perbedaan
energi antara orbital
ATOMe- e- K L M Ne-
e-
Kondisi Kuantum-K
EK
E = Sinar-X
e-
Tabung sinar-X
Elektron berasal dari kawat pijar
tungsten dalam daerah vakum,
dipercepat dengan voltase tinggi
(30.000 V) terhadap logam target.
Elektron inti dikeluarkan dari logam
target : sinar-X, (karakteristik dari
logam target yang digunakan). Sinar-X
keluar dari jendela berilium dalam
tabung.
Diagram skema tabung sinar -X
Vakum
Air pendingin
Jendela Berilium
Sinar -Xe-
Kawat pijar
Tungsten
Logam Target
Untuk memperoleh panjang gelombang tunggal, digunakan suatu monokromator kristal tunggal.
Digunakan Hukum Braggs untuk menyeleksi panjang gelombang tunggal.
Umumnya garis K1 diseleksi, jika mungkin, ia mempunyai intensitas yang paling besar.
Eksperimen sinar-X
Produksi
Difraksi
Deteksi
Interpretasi
Tahapan Kerja Alat XRD
Rahman R, 2008
Indeks Miller
Sinar-X berinteraksi dengan bidang atom dalam kisi tiga dimensi memperlihatkan simteri translasi
dari struktur.
Masing-masing bidang melambangkan anggota dari kumpulan paralel dari bidang ruang yang
sama, dan titik kisi masing-masing harus terletak pada satu bidang.
Label untuk menggambarkan bidang-bidang  Indeks Miller (h, k dan l) dimana h,k,l bernilai
bilangan bulat positif atau negatif atau nol.
Indeks Miller merupakan kebalikan dari pertemuan fraksi h,k,l disepanjang masing-masing
arah unit sel : perpotongan pada a/h, b/k dan c/l.
Contoh : Bidang 2,8,1
- memotong setengah bagian disepanjang a,
- memotong seperdelapan bagian disepanjang b
- dan semuanya disepanjang c.
Untuk bidang yang paralel untuk satu dari arah sel satuan perpotongan adalah tidak
terbatas, dan karenanya Indeks Miller untuk sumbu ini adalah nol.
Pemisahan bidang-bidang diketahui sebagai jarak d dan biasanya dilambangkan dengan dhkl.
Gambaran dari 281 kelompok bidang
Tetragonal unit cell
showing the 231 plane
and the d-spacing
Hamburan sinar-X dari bidang yang
paralel
Jarak celah = WX + XY = 2dhkl sin  = n
(Persamaan Bragg)
n adalah bilangan bulat,
 adalah panjang gelombang sinar X.
Hubungan antara sudut difraksi dan parameter kisi dengan
persamaan Bragg.
Misalnya, sistem kubus
Kombinasi persamaan geometri untuk sistem kubus (dimana
a adalah paramter kisi):
2
222
2
1
a
lkh
d

 n = 2d sin dengan persamaan Bragg :
dimana n=1 dan penyusunan ulang untuk d memberikan

sin21

d 2
2
2
sin41



d

Penggantian untuk 1/d2 dalam persamaan pertama dan
penyusunan ulang memberikan
)(
4
sin 222
2
2
2
lkh
a



Persamaan ini memberikan informasi struktural dari kristal
Analisa hasil karakterisasi XRD
Kualitatif
 Identifikasi material
 Identifikasi kemurnian sampel
 Menentukan kristalinitas sampel
(kristal atau amorf)
 Penentuan posisi atom dan struktur
(teknik refinement)
Kuantitatif
 Penentuan ukuran kristal
Kemurnian fasa
Kemurnian fasa dapat diidentifikasi dengan melihat puncak-puncak yang puncul pada difraktogram.
Adanya kesesuaian antara standar dan sampel, menandakan sampel berupa fasa tunggal / murni
tanpa adanya senyawa lain yang terbentuk
Kristalinitas sampel
Suatu sampel dengan kristalinitas tinggi akan
memberikan intensitas difraksi yang tinggi dan
tajam. Jika suatu material berupa amorf, berapa
banyak fasa didalamnya tidak akan memberikan
puncak pola difraksi.
Crystalline
Amorphous
Hamburan dari sampel non-kristalin
Indeks Miller dengan bermacam-macam refleksi dalam pola, dapat digunakan untuk menentukan konstanta
sel. Penetapan ini mudah dicapai untuk sistem kristal dengan hubungan sederhana antara sudut difraksi
dan parameter kisi.
Hubungan persamaan sudut difraksi terhadap indeks Miller diberikan sebagai berikut:
)(
4
sin 222
2
2
2
lkh
a



Panjang gelombang dan parameter sel adalah konstan, dapat ditulis kembali sebagai
)(sin 2222
lkhC 
Penentuan dan refinement parameter kisi (pengideksan)
Membagi nilai sin 2 dari semua refleksi yang lain dengan refleksi yang pertama menghilangkan C dan
memberikan sejumlah yang cocok dengan perbandingan indeks Miller. Jika refleksi pertama adalah pada
sudut 2 dengan indeks Miller h,k,l dan refleksi umum adalah pada 2 dengan indeks Miller, h1,k1,l1,
kemudian:
222
2
1
2
1
2
1
2
2
sin
sin
lkh
lkh





Untuk kisi primitif, refleksi pertama adalah 100; jadi perbandingannya adalah:
2
2
1
2
1
2
1
2
2
1sin
sin lkh 



Jadi nilai h1,k1,l1 dapat dihitung.
Pengulangan prosedur untuk semua refleksi disebut data indeks Miller untuk refleksi 2
Tabel Indeks data difraksi serbuk
2 sin2 Perbandingan Indeks Miller
19.213
27.302
33.602
38.995
43.830
48.266
56.331
60.093
63.705
67.213
70.634
0.0279
0.0557
0.0836
0.1114
0.1393
0.1671
0.2228
0.2507
0.2785
0.3064
0.3342
1
2
3
4
5
6
8
9
10
11
12
100
110
111
200
210
211
220
300
310
311
222
Contoh: diberikan pembagi sin 2 untuk
refleksi 48,266 dalam Tabel dengan refleksi
pertama adalah 6. berapa nilai h, k dan l?
Maka dengan mencari nilai kuadrat yang
mungkin yaitu 22+12+12 = 6. Jadi refleksinya
adalah 211.
Pada kubus, abc sama akan sebanding dengan
121 atau 112.
Satu puncak dapat digunakan untuk menghitung parameter sel jika panjang gelombang
diketahui
Contoh: diberikan panjang gelombang sinar-X adalah 1,54 Å, menggunakan refleksi
222 pada Tabel sebelumnya, hitunglah paramter kisi a.
)(
4
sin 222
2
2
2
lkh
a



)222(
4
54.1
3342.0 222
2
2

a
Didapatkan a = 4.613 A0
Jawab :
Kemudian
Formula Scherrer menghubungkan ukuran kristal dengan
lebar puncak difraksinya, dan secara luas digunakan untuk
menentukan distribusi ukuran partikel :
t = Ukuran kristal (nm)
B = nilai FWHM
θ = Sudut Bragg
 = panjang gelombang cahaya sinar X.
K = konstanta “Shape Factor” (0,8-1)
Penurunan
ukuran partikel
dengan
pelebaran
puncak
Perkembangan lebar
puncak dengan penurunan
ukuran
Ukuran Kristal


cos
9,0
22
stsp BB
t


Mikroskop Elektron
ME telah menjadi bagian yang sangat penting dibidang penentuan struktur, menghasilkan
informasi morfologi,
struktur permukaan dan
komposisi unsur untuk fasa yang baru atau yang belum diketahi.
Anlisis kristal tunggal.
Prinsipnya menggunakan sinar-X untuk mengimajinerkan strukur atomiknya. Panjang gelombang yang sangat
pendek memungkinkan resolusi yang lebih tajam dibandingkan mikroskop optik biasa.
TIPE
mode refleksi (elektron direfleksikan dari permukaan): SEM
mode transmisi (elektron melewati terus sampel) : TEM
What is Transmission Electron Microscope (TEM)???
works much like a light microscope, transmitting
a beam of electrons through a thin specimen
and then focusing the electrons to form an
image on a screen or on film.
Pass a beam of electrons through the specimen.
The electrons that pass through the specimen
are detected on a fluorescent screen on which
the image is displayed.
Pada TEM, sample yang sangat tipis ditembak
dengan berkas electron yang berenergi sangat
tinggi (dipercepat pada tegangan ratusan kV).
Berkas electron dapat menenbus bagian yang
“lunak” sample tetapi ditahan oleh bagian keras
sample (seperti partikel). Detektor yang berada di
belakang sample menangkap berkas electron yang
lolos dari bagian lunak sample. Akibatnya
detector menangkap bayangan yang bentuknya
sama dengan bentuk bagian keras sample (bentuk
partikel).
Pada sampel non konduktor
permukaan dilapisi dengan
emas atau grafit untuk
menghindari penumpukan
muatan permukaan.
What is Scanning Electron Microscope (SEM)???
Sampel yang terkena tembakan elektron akan
memancarkan elektron dan X-ray. Elektron yang
dipancarkan oleh sampel berupa backscattered
electron (BSE) primer, secondary electron (SE), dan
elektron auger. Pancaran elektron backscattered
primer dan elektron sekunder akan diperkuat,
kemudian detektor akan menangkap pancaran
tersebut (BSE dan SE) serta X-ray, selanjutnya
mengkonversi ketiganya menjadi sinyal yang
kemudian dikirim ke layar monitor. Gambar yang
terlihat pada monitor inilah hasil dari keseluruhan
prosesnya.
SEM TEM
Scanning Transmission Electron Microscope (STEM)
Teknik ini menggabungkan fitur dari SEM dan TEM, dan alat ini juga dapat digunakan
pada bidang analitik karena sinyal pemindaian dikumpulan secara simultan. Gambar
yang didapatkan dapat dianalisis untuk fitur seperti kedalaman, tekstur permukaan
dan lain-lain.
Analisis Termal
Metode termal digunakan untuk menentukan perubahan fasa sebagai fungsi temperatur dan untuk
menentukan jumlah yang tidak diketahui, seperti tingkat hidrasi atau kandungan oksigen.
Analisis termal dapat juga digunakan sebagai teknik untuk mengukur sifat material sebagai fungsi
temperatur.
a. Differential Scanning Calorimetry (DSC)
b. Thermogravimetry analysis (TGA)
c. Differential Thermal Analysis (DTA)
d. Thermochemical Analysis (TMA)
e. Dynamic Mechanical Analysis (DMA)
Analisis termogravimetri (TGA)
Jejak TGA untuk penguraian Al2Si2O7.xH2O dalam udara setelah pemanasan produk akhir adalah
Al2Si2O7, tentukan nilai x.
Jika masa formula relatif Al2Si2O7 adalah A, kemudian penyusunan ulang memberikan
jadi x = 2
7222722
7,22
.
4,26
OSiAlRMMOHOSiAlRMM

)18)(7,22(
)7,224,26( 

A
x
400 600 800 1000
Temperatur (C)
Diferensial 22,7
26,4
Berat(mg)
Gambar 3.23 Spektra TGA dan DTA dari penguraian kaolinit
sebagai fungsi dari temperatur
Kurva DTA untuk dekomposisi kalinit dan rekristalisasinya ke mulit ditunjukkan pada gambar 3.23
Differential Thermal Analysis (DTA)
Teknik Analisis Ukuran Partikel Luas Permukaan
Surface Area Analyzer (SAA) merupakan salah satu alat utama dalam karakterisasi
material. Alat ini khususnya berfungsi untuk menentukan luas permukaan material,
distribusi pori dari material dan isotherm adsorpsi suatu gas pada suatu bahan.
Proses Analisa
Contoh Hasil Analisa
Contoh Hasil Analisa
Teori BET dapat digunakan setelah dilakukan uji menggunakan alat SAA (Surface Area Analyzer). Alat
ini berfungsi untuk menentukan diameter dan volume pori, serta luas permukaan spesifik material

More Related Content

What's hot

What's hot (20)

Spektroskopi NMR
Spektroskopi NMRSpektroskopi NMR
Spektroskopi NMR
 
Bahan sem genap 2013
Bahan sem genap 2013Bahan sem genap 2013
Bahan sem genap 2013
 
Pendinginan atom dengan laser sampai ke limit doppler
Pendinginan atom dengan laser sampai ke limit dopplerPendinginan atom dengan laser sampai ke limit doppler
Pendinginan atom dengan laser sampai ke limit doppler
 
Laporan praktikum konstanta rydberg
Laporan praktikum konstanta rydbergLaporan praktikum konstanta rydberg
Laporan praktikum konstanta rydberg
 
Laporan konstanta rydberg
Laporan konstanta rydbergLaporan konstanta rydberg
Laporan konstanta rydberg
 
Laporan praktikum lanjutan fisika inti spektroskopi sinar gamma
Laporan praktikum lanjutan  fisika inti spektroskopi sinar gammaLaporan praktikum lanjutan  fisika inti spektroskopi sinar gamma
Laporan praktikum lanjutan fisika inti spektroskopi sinar gamma
 
Spektrofotometri infra merah
Spektrofotometri infra merahSpektrofotometri infra merah
Spektrofotometri infra merah
 
Fisika kuantum
Fisika kuantumFisika kuantum
Fisika kuantum
 
Analisis spektrometri-111117215444-phpapp01
Analisis spektrometri-111117215444-phpapp01Analisis spektrometri-111117215444-phpapp01
Analisis spektrometri-111117215444-phpapp01
 
Spektro uv-vis-21
Spektro uv-vis-21Spektro uv-vis-21
Spektro uv-vis-21
 
Ir indo
Ir indoIr indo
Ir indo
 
Spektrometri massa
Spektrometri massaSpektrometri massa
Spektrometri massa
 
kimia Farmasi Analisis Spektroskopi
kimia Farmasi Analisis Spektroskopikimia Farmasi Analisis Spektroskopi
kimia Farmasi Analisis Spektroskopi
 
Daftar judul seminar fisika
Daftar judul seminar  fisikaDaftar judul seminar  fisika
Daftar judul seminar fisika
 
MODUL FISIKA KUANTUM
MODUL FISIKA KUANTUMMODUL FISIKA KUANTUM
MODUL FISIKA KUANTUM
 
Analisis spektrometri
Analisis spektrometriAnalisis spektrometri
Analisis spektrometri
 
Sektrofotometri uv vis - sample
Sektrofotometri uv vis - sampleSektrofotometri uv vis - sample
Sektrofotometri uv vis - sample
 
Ppt elektron-Linac
Ppt elektron-LinacPpt elektron-Linac
Ppt elektron-Linac
 
Laporan praktikum spektrometer atom
Laporan praktikum spektrometer atomLaporan praktikum spektrometer atom
Laporan praktikum spektrometer atom
 
teori atom
teori atomteori atom
teori atom
 

Similar to Analisis kristal tugas pak ong

Ppt 2 difraksi kristal dan kisi balik
Ppt 2 difraksi kristal dan kisi balikPpt 2 difraksi kristal dan kisi balik
Ppt 2 difraksi kristal dan kisi balikwindyramadhani52
 
Struktur Atom Presentation
Struktur Atom PresentationStruktur Atom Presentation
Struktur Atom Presentationhafizona
 
2.difraksi sinar x
2.difraksi sinar x2.difraksi sinar x
2.difraksi sinar xIrfan Rifa'i
 
Gelombang Elektromagnetik
Gelombang ElektromagnetikGelombang Elektromagnetik
Gelombang Elektromagnetiknurwani
 
Gel Elektromagnetik
Gel ElektromagnetikGel Elektromagnetik
Gel Elektromagnetikguestda115d9
 
Bab 7 Struktur Elektron Atom
Bab 7 Struktur Elektron AtomBab 7 Struktur Elektron Atom
Bab 7 Struktur Elektron AtomJajang Sulaeman
 
PPT Tugas 3 fzp AziaRizkikaAwalia-20034002.pptx
PPT Tugas 3 fzp AziaRizkikaAwalia-20034002.pptxPPT Tugas 3 fzp AziaRizkikaAwalia-20034002.pptx
PPT Tugas 3 fzp AziaRizkikaAwalia-20034002.pptxritaayu559
 
10. PPT_Analisis_X_RAY_XRD_dan_XRF.pptx
10. PPT_Analisis_X_RAY_XRD_dan_XRF.pptx10. PPT_Analisis_X_RAY_XRD_dan_XRF.pptx
10. PPT_Analisis_X_RAY_XRD_dan_XRF.pptxkartikasari144
 
PUSPITA WIDYASARI TUGAS 1 FISIKA.pptx
PUSPITA WIDYASARI TUGAS 1 FISIKA.pptxPUSPITA WIDYASARI TUGAS 1 FISIKA.pptx
PUSPITA WIDYASARI TUGAS 1 FISIKA.pptxPuspitaWidyasari2
 
Optical instrumentation system
Optical instrumentation systemOptical instrumentation system
Optical instrumentation systemayu bekti
 
Radiasi benda-hitam SMA
Radiasi benda-hitam SMARadiasi benda-hitam SMA
Radiasi benda-hitam SMAIrhuel_Abal2
 
Stuktur atom
Stuktur atomStuktur atom
Stuktur atomahmaddzul
 
Bab ii atom hidrogen
Bab ii atom hidrogenBab ii atom hidrogen
Bab ii atom hidrogenDwi Karyani
 
Materi 04 sifat partikel dari gelombang (ii)
Materi 04   sifat partikel dari gelombang (ii)Materi 04   sifat partikel dari gelombang (ii)
Materi 04 sifat partikel dari gelombang (ii)FauzulAreUzura
 

Similar to Analisis kristal tugas pak ong (20)

Ppt 2 difraksi kristal dan kisi balik
Ppt 2 difraksi kristal dan kisi balikPpt 2 difraksi kristal dan kisi balik
Ppt 2 difraksi kristal dan kisi balik
 
Struktur Atom Presentation
Struktur Atom PresentationStruktur Atom Presentation
Struktur Atom Presentation
 
Gel elektromagnetik
Gel elektromagnetikGel elektromagnetik
Gel elektromagnetik
 
2.difraksi sinar x
2.difraksi sinar x2.difraksi sinar x
2.difraksi sinar x
 
Gelombang Elektromagnetik
Gelombang ElektromagnetikGelombang Elektromagnetik
Gelombang Elektromagnetik
 
Gel Elektromagnetik
Gel ElektromagnetikGel Elektromagnetik
Gel Elektromagnetik
 
Bab 7 Struktur Elektron Atom
Bab 7 Struktur Elektron AtomBab 7 Struktur Elektron Atom
Bab 7 Struktur Elektron Atom
 
PPT Tugas 3 fzp AziaRizkikaAwalia-20034002.pptx
PPT Tugas 3 fzp AziaRizkikaAwalia-20034002.pptxPPT Tugas 3 fzp AziaRizkikaAwalia-20034002.pptx
PPT Tugas 3 fzp AziaRizkikaAwalia-20034002.pptx
 
10. PPT_Analisis_X_RAY_XRD_dan_XRF.pptx
10. PPT_Analisis_X_RAY_XRD_dan_XRF.pptx10. PPT_Analisis_X_RAY_XRD_dan_XRF.pptx
10. PPT_Analisis_X_RAY_XRD_dan_XRF.pptx
 
FISIKA_INTI-2.pptx
FISIKA_INTI-2.pptxFISIKA_INTI-2.pptx
FISIKA_INTI-2.pptx
 
Fisika atom bab 8
Fisika atom bab 8Fisika atom bab 8
Fisika atom bab 8
 
Fsk atom lengkap
Fsk atom lengkapFsk atom lengkap
Fsk atom lengkap
 
PUSPITA WIDYASARI TUGAS 1 FISIKA.pptx
PUSPITA WIDYASARI TUGAS 1 FISIKA.pptxPUSPITA WIDYASARI TUGAS 1 FISIKA.pptx
PUSPITA WIDYASARI TUGAS 1 FISIKA.pptx
 
Fisika atom sma kelas 12
Fisika atom sma kelas 12Fisika atom sma kelas 12
Fisika atom sma kelas 12
 
Optical instrumentation system
Optical instrumentation systemOptical instrumentation system
Optical instrumentation system
 
Radiasi benda-hitam SMA
Radiasi benda-hitam SMARadiasi benda-hitam SMA
Radiasi benda-hitam SMA
 
Stuktur atom
Stuktur atomStuktur atom
Stuktur atom
 
Bab ii atom hidrogen
Bab ii atom hidrogenBab ii atom hidrogen
Bab ii atom hidrogen
 
Materi 04 sifat partikel dari gelombang (ii)
Materi 04   sifat partikel dari gelombang (ii)Materi 04   sifat partikel dari gelombang (ii)
Materi 04 sifat partikel dari gelombang (ii)
 
SCANNING ELECTRON MICROSCOPE (SEM)
SCANNING ELECTRON MICROSCOPE (SEM)SCANNING ELECTRON MICROSCOPE (SEM)
SCANNING ELECTRON MICROSCOPE (SEM)
 

Recently uploaded

CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxCASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxresidentcardio13usk
 
hormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanaman
hormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanamanhormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanaman
hormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanamanAprissiliaTaifany1
 
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptxPPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptxSDN1Wayhalom
 
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxMateri Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxIKLASSENJAYA
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfkaramitha
 
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaModul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaAnggrianiTulle
 
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxSyabilAfandi
 
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptxPower Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptxSitiRukmanah5
 
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...laila16682
 
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfssuser4743df
 

Recently uploaded (10)

CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxCASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
 
hormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanaman
hormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanamanhormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanaman
hormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanaman
 
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptxPPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
 
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxMateri Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
 
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaModul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
 
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
 
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptxPower Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
 
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
 
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
 

Analisis kristal tugas pak ong

  • 2. Material Kristalinitas Material Teknik Mikroskopi Teknik Analisis Termal Teknik Analisis Ukuran Partikel Luas Permukaan • Identifikasi Material Baru • Penentuan Kemurnian Sample • Penentuan Parameter Kisi • Penentuan Ukuran Kristal • Pemurnian Struktur Material, dll • Analisis Morfologi Dari Partikel • Penentuan Komposisi Unsur (EDS) • Titik Leleh • Temperatur Fase Transisi • Stabilitas Termal XRD Difraksi SEM TEM DTA TGA BET SAA
  • 3. Ultraviolet POSISI PANJANG GELOMBANG SINAR X 1Hz - 1kHz 1kHz - 1014Hz 1014Hz - 1015Hz 1015Hz - 1021Hz Extra-Low Frequency (ELF) Radio Microwave Infrared Visible Light X-Rays, Gamma Rays Low energy High energy Rentangan  = 10-5 – 100 oA. Pemakaian umum  = 0,1 – 25 oA
  • 4. Pembentukan Sinar-X (E = hv, dimana E adalah perbedaan energi antara orbital ATOMe- e- K L M Ne- e- Kondisi Kuantum-K EK E = Sinar-X e-
  • 5. Tabung sinar-X Elektron berasal dari kawat pijar tungsten dalam daerah vakum, dipercepat dengan voltase tinggi (30.000 V) terhadap logam target. Elektron inti dikeluarkan dari logam target : sinar-X, (karakteristik dari logam target yang digunakan). Sinar-X keluar dari jendela berilium dalam tabung. Diagram skema tabung sinar -X Vakum Air pendingin Jendela Berilium Sinar -Xe- Kawat pijar Tungsten Logam Target
  • 6. Untuk memperoleh panjang gelombang tunggal, digunakan suatu monokromator kristal tunggal. Digunakan Hukum Braggs untuk menyeleksi panjang gelombang tunggal. Umumnya garis K1 diseleksi, jika mungkin, ia mempunyai intensitas yang paling besar. Eksperimen sinar-X
  • 8. Indeks Miller Sinar-X berinteraksi dengan bidang atom dalam kisi tiga dimensi memperlihatkan simteri translasi dari struktur. Masing-masing bidang melambangkan anggota dari kumpulan paralel dari bidang ruang yang sama, dan titik kisi masing-masing harus terletak pada satu bidang. Label untuk menggambarkan bidang-bidang  Indeks Miller (h, k dan l) dimana h,k,l bernilai bilangan bulat positif atau negatif atau nol.
  • 9. Indeks Miller merupakan kebalikan dari pertemuan fraksi h,k,l disepanjang masing-masing arah unit sel : perpotongan pada a/h, b/k dan c/l. Contoh : Bidang 2,8,1 - memotong setengah bagian disepanjang a, - memotong seperdelapan bagian disepanjang b - dan semuanya disepanjang c. Untuk bidang yang paralel untuk satu dari arah sel satuan perpotongan adalah tidak terbatas, dan karenanya Indeks Miller untuk sumbu ini adalah nol. Pemisahan bidang-bidang diketahui sebagai jarak d dan biasanya dilambangkan dengan dhkl. Gambaran dari 281 kelompok bidang Tetragonal unit cell showing the 231 plane and the d-spacing
  • 10. Hamburan sinar-X dari bidang yang paralel Jarak celah = WX + XY = 2dhkl sin  = n (Persamaan Bragg) n adalah bilangan bulat,  adalah panjang gelombang sinar X. Hubungan antara sudut difraksi dan parameter kisi dengan persamaan Bragg. Misalnya, sistem kubus Kombinasi persamaan geometri untuk sistem kubus (dimana a adalah paramter kisi): 2 222 2 1 a lkh d   n = 2d sin dengan persamaan Bragg : dimana n=1 dan penyusunan ulang untuk d memberikan  sin21  d 2 2 2 sin41    d  Penggantian untuk 1/d2 dalam persamaan pertama dan penyusunan ulang memberikan )( 4 sin 222 2 2 2 lkh a    Persamaan ini memberikan informasi struktural dari kristal
  • 11. Analisa hasil karakterisasi XRD Kualitatif  Identifikasi material  Identifikasi kemurnian sampel  Menentukan kristalinitas sampel (kristal atau amorf)  Penentuan posisi atom dan struktur (teknik refinement) Kuantitatif  Penentuan ukuran kristal
  • 12. Kemurnian fasa Kemurnian fasa dapat diidentifikasi dengan melihat puncak-puncak yang puncul pada difraktogram. Adanya kesesuaian antara standar dan sampel, menandakan sampel berupa fasa tunggal / murni tanpa adanya senyawa lain yang terbentuk
  • 13. Kristalinitas sampel Suatu sampel dengan kristalinitas tinggi akan memberikan intensitas difraksi yang tinggi dan tajam. Jika suatu material berupa amorf, berapa banyak fasa didalamnya tidak akan memberikan puncak pola difraksi. Crystalline Amorphous Hamburan dari sampel non-kristalin
  • 14. Indeks Miller dengan bermacam-macam refleksi dalam pola, dapat digunakan untuk menentukan konstanta sel. Penetapan ini mudah dicapai untuk sistem kristal dengan hubungan sederhana antara sudut difraksi dan parameter kisi. Hubungan persamaan sudut difraksi terhadap indeks Miller diberikan sebagai berikut: )( 4 sin 222 2 2 2 lkh a    Panjang gelombang dan parameter sel adalah konstan, dapat ditulis kembali sebagai )(sin 2222 lkhC  Penentuan dan refinement parameter kisi (pengideksan) Membagi nilai sin 2 dari semua refleksi yang lain dengan refleksi yang pertama menghilangkan C dan memberikan sejumlah yang cocok dengan perbandingan indeks Miller. Jika refleksi pertama adalah pada sudut 2 dengan indeks Miller h,k,l dan refleksi umum adalah pada 2 dengan indeks Miller, h1,k1,l1, kemudian: 222 2 1 2 1 2 1 2 2 sin sin lkh lkh     
  • 15. Untuk kisi primitif, refleksi pertama adalah 100; jadi perbandingannya adalah: 2 2 1 2 1 2 1 2 2 1sin sin lkh     Jadi nilai h1,k1,l1 dapat dihitung. Pengulangan prosedur untuk semua refleksi disebut data indeks Miller untuk refleksi 2 Tabel Indeks data difraksi serbuk 2 sin2 Perbandingan Indeks Miller 19.213 27.302 33.602 38.995 43.830 48.266 56.331 60.093 63.705 67.213 70.634 0.0279 0.0557 0.0836 0.1114 0.1393 0.1671 0.2228 0.2507 0.2785 0.3064 0.3342 1 2 3 4 5 6 8 9 10 11 12 100 110 111 200 210 211 220 300 310 311 222 Contoh: diberikan pembagi sin 2 untuk refleksi 48,266 dalam Tabel dengan refleksi pertama adalah 6. berapa nilai h, k dan l? Maka dengan mencari nilai kuadrat yang mungkin yaitu 22+12+12 = 6. Jadi refleksinya adalah 211. Pada kubus, abc sama akan sebanding dengan 121 atau 112.
  • 16. Satu puncak dapat digunakan untuk menghitung parameter sel jika panjang gelombang diketahui Contoh: diberikan panjang gelombang sinar-X adalah 1,54 Å, menggunakan refleksi 222 pada Tabel sebelumnya, hitunglah paramter kisi a. )( 4 sin 222 2 2 2 lkh a    )222( 4 54.1 3342.0 222 2 2  a Didapatkan a = 4.613 A0 Jawab : Kemudian
  • 17. Formula Scherrer menghubungkan ukuran kristal dengan lebar puncak difraksinya, dan secara luas digunakan untuk menentukan distribusi ukuran partikel : t = Ukuran kristal (nm) B = nilai FWHM θ = Sudut Bragg  = panjang gelombang cahaya sinar X. K = konstanta “Shape Factor” (0,8-1) Penurunan ukuran partikel dengan pelebaran puncak Perkembangan lebar puncak dengan penurunan ukuran Ukuran Kristal   cos 9,0 22 stsp BB t  
  • 18. Mikroskop Elektron ME telah menjadi bagian yang sangat penting dibidang penentuan struktur, menghasilkan informasi morfologi, struktur permukaan dan komposisi unsur untuk fasa yang baru atau yang belum diketahi. Anlisis kristal tunggal. Prinsipnya menggunakan sinar-X untuk mengimajinerkan strukur atomiknya. Panjang gelombang yang sangat pendek memungkinkan resolusi yang lebih tajam dibandingkan mikroskop optik biasa. TIPE mode refleksi (elektron direfleksikan dari permukaan): SEM mode transmisi (elektron melewati terus sampel) : TEM
  • 19. What is Transmission Electron Microscope (TEM)???
  • 20. works much like a light microscope, transmitting a beam of electrons through a thin specimen and then focusing the electrons to form an image on a screen or on film. Pass a beam of electrons through the specimen. The electrons that pass through the specimen are detected on a fluorescent screen on which the image is displayed. Pada TEM, sample yang sangat tipis ditembak dengan berkas electron yang berenergi sangat tinggi (dipercepat pada tegangan ratusan kV). Berkas electron dapat menenbus bagian yang “lunak” sample tetapi ditahan oleh bagian keras sample (seperti partikel). Detektor yang berada di belakang sample menangkap berkas electron yang lolos dari bagian lunak sample. Akibatnya detector menangkap bayangan yang bentuknya sama dengan bentuk bagian keras sample (bentuk partikel).
  • 21. Pada sampel non konduktor permukaan dilapisi dengan emas atau grafit untuk menghindari penumpukan muatan permukaan. What is Scanning Electron Microscope (SEM)???
  • 22. Sampel yang terkena tembakan elektron akan memancarkan elektron dan X-ray. Elektron yang dipancarkan oleh sampel berupa backscattered electron (BSE) primer, secondary electron (SE), dan elektron auger. Pancaran elektron backscattered primer dan elektron sekunder akan diperkuat, kemudian detektor akan menangkap pancaran tersebut (BSE dan SE) serta X-ray, selanjutnya mengkonversi ketiganya menjadi sinyal yang kemudian dikirim ke layar monitor. Gambar yang terlihat pada monitor inilah hasil dari keseluruhan prosesnya.
  • 24. Scanning Transmission Electron Microscope (STEM) Teknik ini menggabungkan fitur dari SEM dan TEM, dan alat ini juga dapat digunakan pada bidang analitik karena sinyal pemindaian dikumpulan secara simultan. Gambar yang didapatkan dapat dianalisis untuk fitur seperti kedalaman, tekstur permukaan dan lain-lain.
  • 25. Analisis Termal Metode termal digunakan untuk menentukan perubahan fasa sebagai fungsi temperatur dan untuk menentukan jumlah yang tidak diketahui, seperti tingkat hidrasi atau kandungan oksigen. Analisis termal dapat juga digunakan sebagai teknik untuk mengukur sifat material sebagai fungsi temperatur. a. Differential Scanning Calorimetry (DSC) b. Thermogravimetry analysis (TGA) c. Differential Thermal Analysis (DTA) d. Thermochemical Analysis (TMA) e. Dynamic Mechanical Analysis (DMA)
  • 26. Analisis termogravimetri (TGA) Jejak TGA untuk penguraian Al2Si2O7.xH2O dalam udara setelah pemanasan produk akhir adalah Al2Si2O7, tentukan nilai x. Jika masa formula relatif Al2Si2O7 adalah A, kemudian penyusunan ulang memberikan jadi x = 2 7222722 7,22 . 4,26 OSiAlRMMOHOSiAlRMM  )18)(7,22( )7,224,26(   A x
  • 27. 400 600 800 1000 Temperatur (C) Diferensial 22,7 26,4 Berat(mg) Gambar 3.23 Spektra TGA dan DTA dari penguraian kaolinit sebagai fungsi dari temperatur Kurva DTA untuk dekomposisi kalinit dan rekristalisasinya ke mulit ditunjukkan pada gambar 3.23 Differential Thermal Analysis (DTA)
  • 28. Teknik Analisis Ukuran Partikel Luas Permukaan Surface Area Analyzer (SAA) merupakan salah satu alat utama dalam karakterisasi material. Alat ini khususnya berfungsi untuk menentukan luas permukaan material, distribusi pori dari material dan isotherm adsorpsi suatu gas pada suatu bahan.
  • 31. Contoh Hasil Analisa Teori BET dapat digunakan setelah dilakukan uji menggunakan alat SAA (Surface Area Analyzer). Alat ini berfungsi untuk menentukan diameter dan volume pori, serta luas permukaan spesifik material