SlideShare a Scribd company logo
FASISME<br />@ronzzykevin<br />Fasisme adalah sebuah ideologi yang lahir dan berkembang pada abad ke-20. Fasisme menyebar dengan sangat pesat di seluruh dunia pada permulaan Perang Dunia I, dengan berkuasanya rezim fasis di Jerman dan Italia pada khususnya, namun juga di negara-negara seperti Yunani, Spanyol dan Jepang. Pemerintahan fasis adalah pemerintahan yang penuh dengan kekerasan karena itulah rakyat sangat menderita dengan cara-cara pemerintahan ideologi ini. Diktator fasis dan pemerintahannya tidak segan-segan untuk melakukan pemerintahan yang brutal, penuh dengan agresi dan pertumpahan darah serta kekerasan dan semua itu dijadikan sebuah hukum pada pemerintahannya. Pemerintahan fasis mengirimkan gelombang teror ke seluruh rakyat melalui polisi rahasia dan milisi fasis mereka. Pemerintahan bahkan diterapkan hampir di semua tingkat kemasyarakatan mulai dari pendidikan, budaya, agama, seni, sistem pemerintahan, militer dan organisasi-organisasi politik.<br />Awal berkembangnya fasisme berasal dari Italia setelah tahun 1919 dan barulah setelah itu fasisme menyebar ke berbagai wilayah di Eropa. Istilah fasisme sendiri pertama kali digunakan di Italia oleh pemerintahan yang berkuasa pada tahun 1922-1924 pimpinan Benito Mussolini. Setelah itu pemerintahan fasis berkuasa pula di Jerman pada 1933 hingga 1945, dan Spanyol sejak 1939 hingga 1975. Setelah Perang Dunia II, rezim-rezim diktatoris yang muncul di Amerika Selatan dan negara-negara belum berkembang lain umumnya digambarkan sebagai fasis.<br />Mussolini menulis sebuah deskripsi untuk Ensiklopedi Italia pada tahun 1932 yang mempermudah kita untuk memahami falsafah yang kurang lebih mengungkapkan bahwa ternyata gagasan utama di balik fasisme adalah ide para Darwinis yang menganut Darwinise mengenai konflik dan perang. Darwinisme menyatakan beberapa klaim, salah satunya adalah bahwa melalui seleksi alam, yang kuat akan bertahan dan yang lemah akan tersingkir. Oleh karena itu, para fasis berpandangan bahwa manusia harus berada dalam perjuangan terus-menerus untuk dapat bertahan hidup. Karena dikembangkan dari gagasan ini, fasisme membangkitkan kepercayaan bahwa suatu bangsa hanya dapat maju melalui perang, dan memandang perdamaian sebagai bagian yang memperlambat kemajuan.<br />Menurut Ebenstein, unsur-unsur pokok fasisme terdiri dari tujuh unsur:<br />Pertama, ketidakpercayaan pada kemampuan nalar. Bagi fasisme, keyakinan yang bersifat fanatik dan dogmatic adalah sesuatu yang sudah pasti benar dan tidak boleh lagi didiskusikan. Terutama pemusnahan nalar digunakan dalam rangka “tabu” terhadap masalah ras, kerajaan atau pemimpin. Kedua, pengingkaran derajat kemanusiaan.  Bagi fasisme manusia tidaklah sama, justru pertidaksamaanlah yang mendorong munculnya idealisme mereka. Bagi fasisme, pria melampaui wanita, militer melampaui sipil, anggota partai melampaui bukan anggota partai, bangsa yang satu melampaui bangsa yang lain dan yang kuat harus melampaui yang lemah. Jadi fasisme menolak konsep persamaan tradisi yahudi-kristen (dan juga Islam) yang berdasarkan aspek kemanusiaan, dan menggantikan dengan ideologi yang mengedepankan kekuatan. Ketiga, kode prilaku yang didasarkan pada kekerasan dan kebohongan.  Dalam pandangan fasisme, negara adalah satu sehingga tidak dikenal istilah “oposan”. Jika ada yang bertentangan dengan kehendak negara, maka mereka adalah musuh yang harus dimusnahkan. Dalam pendidikan mental, mereka mengenal adanya indoktrinasi pada kamp-kamp konsentrasi. Setiap orang akan dipaksa dengan jalan apapun untuk mengakui kebenaran doktrin pemerintah. Hitler konon pernah mengatakan, bahwa “kebenaran terletak pada perkataan yang berulang-ulang”. Jadi, bukan terletak pada nilai obyektif kebenarannya. Keempat, pemerintahan oleh kelompok elit. Dalam prinsip fasis, pemerintahan harus dipimpin oleh segelintir elit yang lebih tahu keinginan seluruh anggota masyarakat. Jika ada pertentangan pendapat, maka yang berlaku adalah keinginan si-elit. Kelima, totaliterisme. Untuk mencapai tujuannya, fasisme bersifat total dalam meminggirkan sesuatu yang dianggap “kaum pinggiran”. Hal inilah yang dialami kaum wanita, dimana mereka hanya ditempatkan pada wilayah 3K yaitu: kinder (anak-anak), kuche (dapur) dan kirche (gereja). Bagi anggota masyarakat, kaum fasis menerapkan pola pengawasan yang sangat ketat. Sedangkan bagi kaum penentang, maka totaliterisme dimunculkan dengan aksi kekerasan seperti pembunuhan dan penganiayaan. Keenam, Rasialisme dan imperialisme. Menurut doktrin fasis, dalam suatu negara kaum elit lebih unggul dari dukungan massa dan karenanya dapat memaksakan kekerasan kepada rakyatnya. Dalam pergaulan antar negara maka mereka melihat bahwa bangsa elit, yaitu mereka lebih berhak memerintah atas bangsa lainnya. Fasisme juga merambah jalur keabsahan secara rasialis, bahwa ras mereka lebih unggul dari pada lainnya, sehingga yang lain harus tunduk atau dikuasai. Dengan demikian hal ini memunculkan semangat imperialisme. Ketujuh, fasisme memiliki unsur menentang hukum dan ketertiban internasional. Konsensus internasional adalah menciptakan pola hubungan antar negara yang sejajar dan cinta damai. Sedangkan fasis dengan jelas menolak adanya persamaan tersebut. Dengan demikian fasisme mengangkat perang sebagai derajat tertinggi bagi peradaban manusia. Sehingga dengan kata lain bertindak menentang hukum dan ketertiban internasional.<br />Hal yang sangat erat kaitannya dengan fasisme yaitu antisemitisme. Antisemitisme adalah suatu sikap permusuhan atau prasangka terhadap kaum Yahudi dalam bentuk-bentuk penganiayaan/penyiksaan terhadap agama, etnik, maupun kelompok ras, mulai dari kebencian terhadap individu hingga lembaga. Fenomena yang paling terkenal akan anti-semitisme adalah ideologi Nazisme dari Adolf Hitler, yang menyebabkan pemusnahan terhadap kaum Yahudi Eropa. Jerman memusuhi yahudi, karena yahudi dianggap ras rendah yang senantiasa mengotori kemurnian ras arya. Jika merasa kekuatannya telah cukup untuk tidak sekedar berteori, maka kaum Fasis mulai menunjukkan sifat imperialisnya. Mereka akan menjanjikan kemenangan dalam permusuhan dengan bangsa lain. Kaum fasis senantiasa ingin menunjukkan bahwa mereka lebih unggul dari bangsa atau negara manapun. Nahasnya, apabila fasisme kalah, maka sang pemimpin fasis akan menjadi korban kehancuran rezimnya sendiri. Sejarah mencatat nasib tragis yang dialami Mussolini yang ditembak dan digantung oleh rakyatnya sendiri, setelah sebelumnya Italia mengumumkan kekalahannya dalam perang. Nasib Hitler mungkin sedikit lebih baik, karena ia “mati terhormat”  tanpa  harus tunduk kepada musuhnya.<br />
Politik fasisme
Politik fasisme

More Related Content

Similar to Politik fasisme

Fasisme, ideologi berdarah darwinisme. indonesian. bahasa indonesia
Fasisme, ideologi berdarah darwinisme. indonesian. bahasa indonesiaFasisme, ideologi berdarah darwinisme. indonesian. bahasa indonesia
Fasisme, ideologi berdarah darwinisme. indonesian. bahasa indonesia
HarunyahyaBahasaIndonesia
 
PERBANDINGAN IDEOLOGI.pdf
PERBANDINGAN IDEOLOGI.pdfPERBANDINGAN IDEOLOGI.pdf
PERBANDINGAN IDEOLOGI.pdf
BobyDarmawan2
 
Nasionalisme, Demokrasi,Liberalisme.pptx
Nasionalisme, Demokrasi,Liberalisme.pptxNasionalisme, Demokrasi,Liberalisme.pptx
Nasionalisme, Demokrasi,Liberalisme.pptx
AhmadImranAriff
 
Kapita selekta (kebudayaan dan politik)
Kapita selekta (kebudayaan dan politik)Kapita selekta (kebudayaan dan politik)
Kapita selekta (kebudayaan dan politik)
guest038b46
 
Kapita selekta (kebudayaan dan politik)
Kapita selekta (kebudayaan dan politik)Kapita selekta (kebudayaan dan politik)
Kapita selekta (kebudayaan dan politik)guest038b46
 
Kapita selekta (kebudayaan dan politik)
Kapita selekta (kebudayaan dan politik)Kapita selekta (kebudayaan dan politik)
Kapita selekta (kebudayaan dan politik)
guest038b46
 
Kapita selekta (kebudayaan dan politik)
Kapita selekta (kebudayaan dan politik)Kapita selekta (kebudayaan dan politik)
Kapita selekta (kebudayaan dan politik)
guest038b46
 
materi poin 3.docx
materi poin 3.docxmateri poin 3.docx
materi poin 3.docx
AmaliaPutriMalia
 
KELAS 11 (KEBANGKITAN HEROISME DAN KESADARAN KEBANGSAAN).docx
KELAS 11 (KEBANGKITAN HEROISME DAN KESADARAN KEBANGSAAN).docxKELAS 11 (KEBANGKITAN HEROISME DAN KESADARAN KEBANGSAAN).docx
KELAS 11 (KEBANGKITAN HEROISME DAN KESADARAN KEBANGSAAN).docx
devvypertiwi
 
Perkembangan paham2 di dunia
Perkembangan paham2 di duniaPerkembangan paham2 di dunia
Perkembangan paham2 di dunia
Rinana Nanae
 
Perkembangan Nasionalisme di Dunia
Perkembangan Nasionalisme di DuniaPerkembangan Nasionalisme di Dunia
Perkembangan Nasionalisme di Dunia
Washfa Aulia
 
Sejarah Nasionalisme
Sejarah NasionalismeSejarah Nasionalisme
Sejarah Nasionalisme
Alat_Survey_Pemetaan
 
Paham-Paham Baru
Paham-Paham BaruPaham-Paham Baru
Paham-Paham Baru
leohggi
 
3. arent
3. arent3. arent
3. arent
evinurleni
 
perbedaan sistem pemerintahan
perbedaan sistem pemerintahan perbedaan sistem pemerintahan
perbedaan sistem pemerintahan
Eko wahyudi
 
4086793.ppt
4086793.ppt4086793.ppt
4086793.ppt
DinarDorotea
 
2
22
4. liberalisasi.ppt
4. liberalisasi.ppt4. liberalisasi.ppt
4. liberalisasi.ppt
PkuGontor1
 
Makalah genosida 2
Makalah genosida 2Makalah genosida 2
Makalah genosida 2
Arly Hidayat
 
Paham yang Mendasari Pergerakan Nasionalisme
Paham yang Mendasari Pergerakan NasionalismePaham yang Mendasari Pergerakan Nasionalisme
Paham yang Mendasari Pergerakan NasionalismeAidha Mariza
 

Similar to Politik fasisme (20)

Fasisme, ideologi berdarah darwinisme. indonesian. bahasa indonesia
Fasisme, ideologi berdarah darwinisme. indonesian. bahasa indonesiaFasisme, ideologi berdarah darwinisme. indonesian. bahasa indonesia
Fasisme, ideologi berdarah darwinisme. indonesian. bahasa indonesia
 
PERBANDINGAN IDEOLOGI.pdf
PERBANDINGAN IDEOLOGI.pdfPERBANDINGAN IDEOLOGI.pdf
PERBANDINGAN IDEOLOGI.pdf
 
Nasionalisme, Demokrasi,Liberalisme.pptx
Nasionalisme, Demokrasi,Liberalisme.pptxNasionalisme, Demokrasi,Liberalisme.pptx
Nasionalisme, Demokrasi,Liberalisme.pptx
 
Kapita selekta (kebudayaan dan politik)
Kapita selekta (kebudayaan dan politik)Kapita selekta (kebudayaan dan politik)
Kapita selekta (kebudayaan dan politik)
 
Kapita selekta (kebudayaan dan politik)
Kapita selekta (kebudayaan dan politik)Kapita selekta (kebudayaan dan politik)
Kapita selekta (kebudayaan dan politik)
 
Kapita selekta (kebudayaan dan politik)
Kapita selekta (kebudayaan dan politik)Kapita selekta (kebudayaan dan politik)
Kapita selekta (kebudayaan dan politik)
 
Kapita selekta (kebudayaan dan politik)
Kapita selekta (kebudayaan dan politik)Kapita selekta (kebudayaan dan politik)
Kapita selekta (kebudayaan dan politik)
 
materi poin 3.docx
materi poin 3.docxmateri poin 3.docx
materi poin 3.docx
 
KELAS 11 (KEBANGKITAN HEROISME DAN KESADARAN KEBANGSAAN).docx
KELAS 11 (KEBANGKITAN HEROISME DAN KESADARAN KEBANGSAAN).docxKELAS 11 (KEBANGKITAN HEROISME DAN KESADARAN KEBANGSAAN).docx
KELAS 11 (KEBANGKITAN HEROISME DAN KESADARAN KEBANGSAAN).docx
 
Perkembangan paham2 di dunia
Perkembangan paham2 di duniaPerkembangan paham2 di dunia
Perkembangan paham2 di dunia
 
Perkembangan Nasionalisme di Dunia
Perkembangan Nasionalisme di DuniaPerkembangan Nasionalisme di Dunia
Perkembangan Nasionalisme di Dunia
 
Sejarah Nasionalisme
Sejarah NasionalismeSejarah Nasionalisme
Sejarah Nasionalisme
 
Paham-Paham Baru
Paham-Paham BaruPaham-Paham Baru
Paham-Paham Baru
 
3. arent
3. arent3. arent
3. arent
 
perbedaan sistem pemerintahan
perbedaan sistem pemerintahan perbedaan sistem pemerintahan
perbedaan sistem pemerintahan
 
4086793.ppt
4086793.ppt4086793.ppt
4086793.ppt
 
2
22
2
 
4. liberalisasi.ppt
4. liberalisasi.ppt4. liberalisasi.ppt
4. liberalisasi.ppt
 
Makalah genosida 2
Makalah genosida 2Makalah genosida 2
Makalah genosida 2
 
Paham yang Mendasari Pergerakan Nasionalisme
Paham yang Mendasari Pergerakan NasionalismePaham yang Mendasari Pergerakan Nasionalisme
Paham yang Mendasari Pergerakan Nasionalisme
 

More from Ronzzy Kevin

Teori pengelolaan makna koordinatif
Teori pengelolaan makna koordinatifTeori pengelolaan makna koordinatif
Teori pengelolaan makna koordinatifRonzzy Kevin
 
Teori interaksi simbolik
Teori interaksi simbolikTeori interaksi simbolik
Teori interaksi simbolik
Ronzzy Kevin
 
Social penetration theory
Social penetration theorySocial penetration theory
Social penetration theoryRonzzy Kevin
 
Relational dialectics theory
Relational dialectics theoryRelational dialectics theory
Relational dialectics theoryRonzzy Kevin
 
Queer theory
Queer theoryQueer theory
Queer theory
Ronzzy Kevin
 
Muted group theory
Muted group theoryMuted group theory
Muted group theory
Ronzzy Kevin
 
Face negotiation theory
Face negotiation theoryFace negotiation theory
Face negotiation theory
Ronzzy Kevin
 
Expectancy violations theory
Expectancy violations theoryExpectancy violations theory
Expectancy violations theoryRonzzy Kevin
 
Cultivation analysis
Cultivation analysisCultivation analysis
Cultivation analysis
Ronzzy Kevin
 
Cognitive dissonance theory
Cognitive dissonance theoryCognitive dissonance theory
Cognitive dissonance theoryRonzzy Kevin
 
Functional theory
Functional theoryFunctional theory
Functional theory
Ronzzy Kevin
 
The rhetoric theory
The rhetoric theoryThe rhetoric theory
The rhetoric theoryRonzzy Kevin
 
Dangdut from Zero to Hero
Dangdut from Zero to HeroDangdut from Zero to Hero
Dangdut from Zero to Hero
Ronzzy Kevin
 
Distribusi Stasiun TV via Satelit Palapa D dan C2
Distribusi Stasiun TV via Satelit Palapa D dan C2Distribusi Stasiun TV via Satelit Palapa D dan C2
Distribusi Stasiun TV via Satelit Palapa D dan C2
Ronzzy Kevin
 
Cinta Fitri Sinetron Terpanjang
Cinta Fitri Sinetron TerpanjangCinta Fitri Sinetron Terpanjang
Cinta Fitri Sinetron Terpanjang
Ronzzy Kevin
 
Kepemilikan media dan politik
Kepemilikan media dan politikKepemilikan media dan politik
Kepemilikan media dan politik
Ronzzy Kevin
 
MD versus Sinemart
MD versus SinemartMD versus Sinemart
MD versus Sinemart
Ronzzy Kevin
 
Psikologi komunikasi - perilaku fans
Psikologi komunikasi - perilaku fansPsikologi komunikasi - perilaku fans
Psikologi komunikasi - perilaku fans
Ronzzy Kevin
 

More from Ronzzy Kevin (20)

Teori pengelolaan makna koordinatif
Teori pengelolaan makna koordinatifTeori pengelolaan makna koordinatif
Teori pengelolaan makna koordinatif
 
Teori interaksi simbolik
Teori interaksi simbolikTeori interaksi simbolik
Teori interaksi simbolik
 
Social penetration theory
Social penetration theorySocial penetration theory
Social penetration theory
 
Relational dialectics theory
Relational dialectics theoryRelational dialectics theory
Relational dialectics theory
 
Queer theory
Queer theoryQueer theory
Queer theory
 
Muted group theory
Muted group theoryMuted group theory
Muted group theory
 
Groupthink
GroupthinkGroupthink
Groupthink
 
Groupthink theor1
Groupthink theor1Groupthink theor1
Groupthink theor1
 
Face negotiation theory
Face negotiation theoryFace negotiation theory
Face negotiation theory
 
Expectancy violations theory
Expectancy violations theoryExpectancy violations theory
Expectancy violations theory
 
Cultivation analysis
Cultivation analysisCultivation analysis
Cultivation analysis
 
Cognitive dissonance theory
Cognitive dissonance theoryCognitive dissonance theory
Cognitive dissonance theory
 
Functional theory
Functional theoryFunctional theory
Functional theory
 
The rhetoric theory
The rhetoric theoryThe rhetoric theory
The rhetoric theory
 
Dangdut from Zero to Hero
Dangdut from Zero to HeroDangdut from Zero to Hero
Dangdut from Zero to Hero
 
Distribusi Stasiun TV via Satelit Palapa D dan C2
Distribusi Stasiun TV via Satelit Palapa D dan C2Distribusi Stasiun TV via Satelit Palapa D dan C2
Distribusi Stasiun TV via Satelit Palapa D dan C2
 
Cinta Fitri Sinetron Terpanjang
Cinta Fitri Sinetron TerpanjangCinta Fitri Sinetron Terpanjang
Cinta Fitri Sinetron Terpanjang
 
Kepemilikan media dan politik
Kepemilikan media dan politikKepemilikan media dan politik
Kepemilikan media dan politik
 
MD versus Sinemart
MD versus SinemartMD versus Sinemart
MD versus Sinemart
 
Psikologi komunikasi - perilaku fans
Psikologi komunikasi - perilaku fansPsikologi komunikasi - perilaku fans
Psikologi komunikasi - perilaku fans
 

Recently uploaded

Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F  kelasModul Ajar Statistika Data Fase F  kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
ananda238570
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdekaSOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
NiaTazmia2
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdfMODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
sitispd78
 
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamiiAksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
esmaducoklat
 
2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...
2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...
2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...
PikeKusumaSantoso
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
Kanaidi ken
 
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOKPENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
GusniartiGusniarti5
 
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdfKelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
JALANJALANKENYANG
 
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada AnakDefenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Yayasan Pusat Kajian dan Perlindungan Anak
 
Laporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdf
Laporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdfLaporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdf
Laporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdf
OcitaDianAntari
 
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIANSINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
NanieIbrahim
 
705368319-Ppt-Aksi-Nyata-Membuat-Rancangan-Pembelajaran-Dengan-Metode-Fonik.pptx
705368319-Ppt-Aksi-Nyata-Membuat-Rancangan-Pembelajaran-Dengan-Metode-Fonik.pptx705368319-Ppt-Aksi-Nyata-Membuat-Rancangan-Pembelajaran-Dengan-Metode-Fonik.pptx
705368319-Ppt-Aksi-Nyata-Membuat-Rancangan-Pembelajaran-Dengan-Metode-Fonik.pptx
nimah111
 
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
SABDA
 
refleksi tindak lanjut d pmm agar lebih mudah
refleksi tindak lanjut d pmm agar lebih mudahrefleksi tindak lanjut d pmm agar lebih mudah
refleksi tindak lanjut d pmm agar lebih mudah
muhamadsufii48
 
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
PreddySilitonga
 
Kebijakan PPDB Siswa SMA dan SMK DIY 2024
Kebijakan PPDB Siswa SMA dan SMK DIY 2024Kebijakan PPDB Siswa SMA dan SMK DIY 2024
Kebijakan PPDB Siswa SMA dan SMK DIY 2024
DrEngMahmudKoriEffen
 
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdfKisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
indraayurestuw
 
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdfPanduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
MildayantiMildayanti
 

Recently uploaded (20)

Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F  kelasModul Ajar Statistika Data Fase F  kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
 
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdekaSOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
 
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdfMODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
 
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamiiAksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
 
2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...
2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...
2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
 
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOKPENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
 
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdfKelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
 
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada AnakDefenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
 
Laporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdf
Laporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdfLaporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdf
Laporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdf
 
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIANSINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
 
705368319-Ppt-Aksi-Nyata-Membuat-Rancangan-Pembelajaran-Dengan-Metode-Fonik.pptx
705368319-Ppt-Aksi-Nyata-Membuat-Rancangan-Pembelajaran-Dengan-Metode-Fonik.pptx705368319-Ppt-Aksi-Nyata-Membuat-Rancangan-Pembelajaran-Dengan-Metode-Fonik.pptx
705368319-Ppt-Aksi-Nyata-Membuat-Rancangan-Pembelajaran-Dengan-Metode-Fonik.pptx
 
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
 
refleksi tindak lanjut d pmm agar lebih mudah
refleksi tindak lanjut d pmm agar lebih mudahrefleksi tindak lanjut d pmm agar lebih mudah
refleksi tindak lanjut d pmm agar lebih mudah
 
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
 
Kebijakan PPDB Siswa SMA dan SMK DIY 2024
Kebijakan PPDB Siswa SMA dan SMK DIY 2024Kebijakan PPDB Siswa SMA dan SMK DIY 2024
Kebijakan PPDB Siswa SMA dan SMK DIY 2024
 
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdfKisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
 
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdfPanduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
 

Politik fasisme

  • 1. FASISME<br />@ronzzykevin<br />Fasisme adalah sebuah ideologi yang lahir dan berkembang pada abad ke-20. Fasisme menyebar dengan sangat pesat di seluruh dunia pada permulaan Perang Dunia I, dengan berkuasanya rezim fasis di Jerman dan Italia pada khususnya, namun juga di negara-negara seperti Yunani, Spanyol dan Jepang. Pemerintahan fasis adalah pemerintahan yang penuh dengan kekerasan karena itulah rakyat sangat menderita dengan cara-cara pemerintahan ideologi ini. Diktator fasis dan pemerintahannya tidak segan-segan untuk melakukan pemerintahan yang brutal, penuh dengan agresi dan pertumpahan darah serta kekerasan dan semua itu dijadikan sebuah hukum pada pemerintahannya. Pemerintahan fasis mengirimkan gelombang teror ke seluruh rakyat melalui polisi rahasia dan milisi fasis mereka. Pemerintahan bahkan diterapkan hampir di semua tingkat kemasyarakatan mulai dari pendidikan, budaya, agama, seni, sistem pemerintahan, militer dan organisasi-organisasi politik.<br />Awal berkembangnya fasisme berasal dari Italia setelah tahun 1919 dan barulah setelah itu fasisme menyebar ke berbagai wilayah di Eropa. Istilah fasisme sendiri pertama kali digunakan di Italia oleh pemerintahan yang berkuasa pada tahun 1922-1924 pimpinan Benito Mussolini. Setelah itu pemerintahan fasis berkuasa pula di Jerman pada 1933 hingga 1945, dan Spanyol sejak 1939 hingga 1975. Setelah Perang Dunia II, rezim-rezim diktatoris yang muncul di Amerika Selatan dan negara-negara belum berkembang lain umumnya digambarkan sebagai fasis.<br />Mussolini menulis sebuah deskripsi untuk Ensiklopedi Italia pada tahun 1932 yang mempermudah kita untuk memahami falsafah yang kurang lebih mengungkapkan bahwa ternyata gagasan utama di balik fasisme adalah ide para Darwinis yang menganut Darwinise mengenai konflik dan perang. Darwinisme menyatakan beberapa klaim, salah satunya adalah bahwa melalui seleksi alam, yang kuat akan bertahan dan yang lemah akan tersingkir. Oleh karena itu, para fasis berpandangan bahwa manusia harus berada dalam perjuangan terus-menerus untuk dapat bertahan hidup. Karena dikembangkan dari gagasan ini, fasisme membangkitkan kepercayaan bahwa suatu bangsa hanya dapat maju melalui perang, dan memandang perdamaian sebagai bagian yang memperlambat kemajuan.<br />Menurut Ebenstein, unsur-unsur pokok fasisme terdiri dari tujuh unsur:<br />Pertama, ketidakpercayaan pada kemampuan nalar. Bagi fasisme, keyakinan yang bersifat fanatik dan dogmatic adalah sesuatu yang sudah pasti benar dan tidak boleh lagi didiskusikan. Terutama pemusnahan nalar digunakan dalam rangka “tabu” terhadap masalah ras, kerajaan atau pemimpin. Kedua, pengingkaran derajat kemanusiaan.  Bagi fasisme manusia tidaklah sama, justru pertidaksamaanlah yang mendorong munculnya idealisme mereka. Bagi fasisme, pria melampaui wanita, militer melampaui sipil, anggota partai melampaui bukan anggota partai, bangsa yang satu melampaui bangsa yang lain dan yang kuat harus melampaui yang lemah. Jadi fasisme menolak konsep persamaan tradisi yahudi-kristen (dan juga Islam) yang berdasarkan aspek kemanusiaan, dan menggantikan dengan ideologi yang mengedepankan kekuatan. Ketiga, kode prilaku yang didasarkan pada kekerasan dan kebohongan.  Dalam pandangan fasisme, negara adalah satu sehingga tidak dikenal istilah “oposan”. Jika ada yang bertentangan dengan kehendak negara, maka mereka adalah musuh yang harus dimusnahkan. Dalam pendidikan mental, mereka mengenal adanya indoktrinasi pada kamp-kamp konsentrasi. Setiap orang akan dipaksa dengan jalan apapun untuk mengakui kebenaran doktrin pemerintah. Hitler konon pernah mengatakan, bahwa “kebenaran terletak pada perkataan yang berulang-ulang”. Jadi, bukan terletak pada nilai obyektif kebenarannya. Keempat, pemerintahan oleh kelompok elit. Dalam prinsip fasis, pemerintahan harus dipimpin oleh segelintir elit yang lebih tahu keinginan seluruh anggota masyarakat. Jika ada pertentangan pendapat, maka yang berlaku adalah keinginan si-elit. Kelima, totaliterisme. Untuk mencapai tujuannya, fasisme bersifat total dalam meminggirkan sesuatu yang dianggap “kaum pinggiran”. Hal inilah yang dialami kaum wanita, dimana mereka hanya ditempatkan pada wilayah 3K yaitu: kinder (anak-anak), kuche (dapur) dan kirche (gereja). Bagi anggota masyarakat, kaum fasis menerapkan pola pengawasan yang sangat ketat. Sedangkan bagi kaum penentang, maka totaliterisme dimunculkan dengan aksi kekerasan seperti pembunuhan dan penganiayaan. Keenam, Rasialisme dan imperialisme. Menurut doktrin fasis, dalam suatu negara kaum elit lebih unggul dari dukungan massa dan karenanya dapat memaksakan kekerasan kepada rakyatnya. Dalam pergaulan antar negara maka mereka melihat bahwa bangsa elit, yaitu mereka lebih berhak memerintah atas bangsa lainnya. Fasisme juga merambah jalur keabsahan secara rasialis, bahwa ras mereka lebih unggul dari pada lainnya, sehingga yang lain harus tunduk atau dikuasai. Dengan demikian hal ini memunculkan semangat imperialisme. Ketujuh, fasisme memiliki unsur menentang hukum dan ketertiban internasional. Konsensus internasional adalah menciptakan pola hubungan antar negara yang sejajar dan cinta damai. Sedangkan fasis dengan jelas menolak adanya persamaan tersebut. Dengan demikian fasisme mengangkat perang sebagai derajat tertinggi bagi peradaban manusia. Sehingga dengan kata lain bertindak menentang hukum dan ketertiban internasional.<br />Hal yang sangat erat kaitannya dengan fasisme yaitu antisemitisme. Antisemitisme adalah suatu sikap permusuhan atau prasangka terhadap kaum Yahudi dalam bentuk-bentuk penganiayaan/penyiksaan terhadap agama, etnik, maupun kelompok ras, mulai dari kebencian terhadap individu hingga lembaga. Fenomena yang paling terkenal akan anti-semitisme adalah ideologi Nazisme dari Adolf Hitler, yang menyebabkan pemusnahan terhadap kaum Yahudi Eropa. Jerman memusuhi yahudi, karena yahudi dianggap ras rendah yang senantiasa mengotori kemurnian ras arya. Jika merasa kekuatannya telah cukup untuk tidak sekedar berteori, maka kaum Fasis mulai menunjukkan sifat imperialisnya. Mereka akan menjanjikan kemenangan dalam permusuhan dengan bangsa lain. Kaum fasis senantiasa ingin menunjukkan bahwa mereka lebih unggul dari bangsa atau negara manapun. Nahasnya, apabila fasisme kalah, maka sang pemimpin fasis akan menjadi korban kehancuran rezimnya sendiri. Sejarah mencatat nasib tragis yang dialami Mussolini yang ditembak dan digantung oleh rakyatnya sendiri, setelah sebelumnya Italia mengumumkan kekalahannya dalam perang. Nasib Hitler mungkin sedikit lebih baik, karena ia “mati terhormat”  tanpa  harus tunduk kepada musuhnya.<br />