SlideShare a Scribd company logo
FANGIRLS
     Atmi Ahsani Yusron, 0906492000, Ilmu Komunikasi/Industri Kreatif Penyiaran 2009


              Beberapa waktu yang lalu, saya pernah melakukan komunikasi dengan
       fangirl1 dari fandom2 bernama ELF3. Fandom ini merupakan nama resmi untuk
       fans Super Junior, boyband4 asal Korea Selatan. Fanatisme mereka pada
       boyband tersebut dapat dikatakan sangat tinggi tetapi dari sudut pandang orang
       awam hal tersebut bisa saya katakan berlebihan. Seperti namanya:
       boybandSuper Juniori adalah sebuah grup yang seluruh member5nya adalah
       laki-laki dengan kisaran usia 23-28 tahun, berwajah tampan, postur tinggi
       dengan badan atletis dan memiliki kemampuan bernyanyi dan menari yang
       memadai. Ketika saya melakukan komunikasi dengan mereka, saya selalu
       menempatkan diri saya sebagai seorang fans yang berbeda dan terkadang
       berpura-pura tidak tahu bagaimana kebiasaan para fangirl. Dengan cara seperti
       itu, saya dapat mengetahui bagaimana sebenarnya sifat para fans tersebut,
       bagaimana mereka bersikap jika ada isu tentang idola mereka, dan bagaimana
       sebenarnya mereka memandang idola mereka tersebut.
              Sesuai dengan pengamatan yang saya lakukan, kebanyakan dari para
       fangirl terutama para ELF, adalah fandom yang sangat mudah menunjukkan
       kefanatikan mereka dan termasuk juga dalam fandom yang sangat mudah
       tersinggung. Hal ini terlihat dari komentar-komentar mereka terhadap sebuah isu
       yang berkaitan dengan idola mereka. Kita ambil contoh, pairing6 member salah
       satu boyband (dalam hal ini Super Junior) dengan member girlband (kita ambil
       contoh Girls’ Generationii). Para ELF dengan fanatisme mereka, memiliki
       kedekatan secara psikologis yang pada akhirnya justru tampak seperti ‘rasa
       penguasaan’ terhadap idola mereka. Kebanyakan dari mereka menganggap
       bahwa idola mereka tersebut adalah ‘suami’ mereka yang tidak boleh disentuh
       ataupun dipasang-pasangkan dengan perempuan manapun. Fans yang demikian
       sangat mengutuk setiap pairing yang dilakukan oleh para fans girlband7 Girls’
       Generation yang pada akhirnya membuat mereka sangat membenci girlband
       tersebut. Menurut mereka, Super Junior adalah milik mereka dan mereka tidak
       suka jika Super Junior menjadi milik orang lain terlebih lagi orang lain tersebut
       adalah member dari sebuah girlband. Pernah suatu kali saya dengan sengaja
       memasangkan salah seorang member Super Junior (Choi Siwoniii) dengan salah
       seorang member Girls’ Generation (Im Yoonaiv) dan mengunggah foto mereka
       ke jejaring sosial twitter. Beberapa diantara fangirl tersebut marah besar sampai
       memblock twitter saya sedangkan beberapa diantara mereka terkesan santai dan
       tidak mempermasalahkan hal tersebut bahkan ada pula yang mendukung
       meskipun persentase yang menolak lebih banyak. Berangkat dari pengalaman
       tersebut saya mengambil kesimpulan bahwa, fanatisme mereka terhadap setiap
       member yang menjadi idola mereka membuat mereka memiliki rasa kepemilikan

1
  Sebutan untuk fans perempuan, fanboy adalah sebutan untuk fans laki-laki yaitu seseorang dengan rasa suka dan antusias
terhadap hal-hal tertentu (ex: olahragawan, politikus, selebriti) http://en.wikipedia.org/wiki/Fangirl
2
  Sebutan untuk komunitas yang memiliki kesukaan yang sama: http://en.wikipedia.org/wiki/Fandom
3
  Everlasting Friend
4
  Grup vokal yang semua personilnya adalah laki-laki
5
  Sebutan lain untuk personil. Fandom Boyband Korea secara umum menggunakan istilah member, bukan personil
6
  Istilah untuk memasang-masangkan member boyband dengan member lain (boyband atau girlband)
7
  Grup vokal yang semua personilnya adalah perempuan

                                                           1
yang kuat sehingga mereka akan menolak apapun yang menurut mereka tidak
       sesuai dengan keyakinan mereka.
             Pada kesempatan berbeda, saya menemukan fakta lain bahwa para ELF
       lebih menyukai jika pairing dilakukan hanya dengan sesama member boyband
       yang notabenenya adalah sesama laki-laki. Entah kenapa saya merasa ini sedikit
       aneh, karena secara tidak langsung, hal ini menunjukkan bahwa mereka
       mendukung homoseksual (dan memang pada kenyataannya para fangirl mulai
       terbiasa dengan hal-hal berbau gay dan homoseksual tersebut). Walaupun
       terdengar sangat aneh dan justru membuat mereka dianggap melenceng oleh
       orang-orang awam, tetapi pada kenyataannya, komunitas ELF secara umum
       mendukung hal itu. Namun kemudian ini menjadi sangat wajar karena berangkat
       dari kesenangan fans yang melakukan pairing dengan sesama member tersebut,
       para member boyband bersangkutan pun menjadi lebih sering melakukan kontak
       fisik dengan sesama member lainyang telah dipasangkan oleh fans
       sendiridiberbagai kesempatan seperti misalnya konser atau show mereka di
       atas panggung. Mereka menyebut hal ini sebagai fan service8 di mana para
       member akan melakukan apa yang memang disukai oleh para fans seperti
       misalnya berciuman dengan sesama member, melepas pakaian, melakukan
       kontak fisik, berpelukan dan sebagainya.
             Di sisi lain, ada pula tipe fans yang memang dengan terang-terangan
       menyatakan bahwa sebenarnya para member boyband tersebut memang adalah
       homoseksual (tanpa bermaksud menghina, tetapi memang benar-benar
       menganggap demikian dan menjadi suatu hal yang sudah tidak tabu lagi). Bagi
       fans yang menganut paham ini, mereka sangat menentang apapun yang berkaitan
       dengan pairing member boyband dengan member girlband manapun dan mereka
       sangat menyukai fan servicev berbau homoseksual yang dilakukan para member
       di atas panggung. Mereka menolak dikatakan menyimpang karena mereka
       merasa bahwa hal tersebut adalah real dan bukanlah sesuatu yang direkayasa.
       ***
       Jika contoh kasus di atas dikaitkan dengan pendekatan psikologi komunikasi, maka
contoh kasus tersebut dapat kita masukkan ke dalam pendekatan perilaku (behaviorisme).
Pendekatan perilaku dapat juga disebut dengan teori belajar karena perilaku manusia
didasarkan pada hasil dari proses belajar yang dilakukannya9. Manusia belajar segala sesuatu
yang diyakininya dari lingkungannya dan lingkungan juga dapat membentuk manusia asalkan
manusia tersebut merasa tepat dan cocok dengan lingkungan tersebut (manusia mesin).
       Seseorang yang pada awalnya tidak tahu dan tidak menyukai boyband Super Junior,
tetapi karena trend, jam terbang dan juga popularitas dari boyband tersebut memang sedang
tinggi, orang tersebut pada akhirnya mulai mencoba untuk mengenal boyband Super Junior.
Seiring dengan berjalannya waktu, orang tersebut akhirnya mengklaim dirinya sebagai fans
dan akan mencari dan bergabung dengan komunitas fans yang mengidolakan boyband yang
sama. Dengan modal pengetahuan yang minim karena termasuk fans baru, akhirnya orang
8
  Perilaku/kegiatan/apapun yang dilakukan oleh boyband di atas panggung yang biasanya sesuai dengan keinginan fans. Fan
Service bisa berupa apa saja.
9
  Psikologi Komunikasi - Drs. Jalaluddin Rakhmat, M.Sc.

                                                          2
tersebut akan belajar dari pengalaman dan pengetahuan lingkungan fandom nya yang tingkat
fanatismenya sudah bisa dikatakan tinggi. Dari sanalah akhirnya dia mengetahui lebih jauh
mengenai idolanya dan karena lingkungan fans yang fanatik itu pula lah yang membuat orang
tadi membangun ulang pola pikirnya tentang fangirl. Jika pada awalnya dia hanyalah seorang
fangirl yang hanya sekedar ‘suka’ pada boyband itu, maka ketika dia sudah bergabung
dengan fandom fanatik boyband tersebut, sudut pandang dan sikapnya terhadap boyband
tersebut akan berubah dan akan ikut menjadi fans ekstrim. Seperti yang dijelaskan dalam
buku Psychology (Ciccarelli & White, 2009: Pearson): Learning is any relatively permanent
change in behaviour brought about by experience or practice. The ‘relatively permanent’
means part of the definition refers to the fact that when people learn enything, some part of
their brain phsycally changed to record what they’ve learned. ‘Fans baru’ tadi mengalami
perubahan pola pikir karena merekam apa yang telah dia pelajari dari lingkungannya. Proses
belajar akan terus berlanjut (dari pengalaman kelompoknya atau pengalaman dan hal yang
dilakukannya sendiri) dan akan berdampak pada perilaku ‘fans baru’ tersebut. Sekali lagi ini
menunjukkan bahwa sikap diperoleh melalui proses pembelajaran, terbentuk dalam interaksi
bersama orang-orang disekitarnya, dan juga dibentuk melalui proses belajar sosial yaitu
proses di mana individu memperoleh informasi, tingkah laku, atau sikap baru dari orang lain
dan mengimplementasikannya pada sikap dan tingkah lakunya sendiri. Dari sinilah ‘fans
baru’ tersebut belajar tentang:
          1. Bias10-mu adalah suami mu,
          2. Peraturan ‘tidak ada pairing boyband-girlband’ dan pairing hanya boleh dilakukan
               sesama member boyband,
          3. Bahwa member boyband melakukan hal-hal berbau homoseksual adalah demi
               kepentingan fan service.
          Biasadalah istilah yang digunakan para fangirl untuk member idolanya dalam sebuah
boyband. Para fangirl yang fanatik akan menganggap bias mereka adalah suami mereka
karena adanya perasaan memiliki yang berlebihan terhadap bias tersebut yang membuat
perilaku paara fangirl terkesan over-reacted jika dilihat oleh orang awam. Kondisi ini
sebenarnya sangat wajar karena seorang fans yang lingkungan pergaulannya juga dengan
sesama fans memiliki kecenderungan belajar melalui pengamatan (observational learning,
learning by example11) di mana fans tersebut melakukan proses pembelajaran dengan cara
mengamati perilaku orang lain, kemudian mencontoh perilaku serupa. Anggapan bahwa bias

10
     Istilah yang digunakan untuk seorang fangirl sebagai kata ganti ‘member idola’ mereka
11
     Psikologi Sosial – Tim Penulis Fakultas Psikologi UI, BAB 5 halaman 85

                                                              3
mereka adalah suami mereka membuat para fans sangat sensitif terhadap isu apapun yang
berkaitan dengan bias mereka tersebut (stimulus-respon).
          Fans sebagai seorang manusia, di mana fanatisme membuat para fans memiliki
perasaan cinta yang berlebihan pada idolanya, akan merasakan sebuah kesenangan batin
(pleasurable consequence) terlebih lagi jika idola mereka tersebut tidak hanya sekedar
muncul dan menunjukkan bakat mereka seperti bernyanyi dan menari, tetapi fans akan lebih
merasakan pleasure ketika idola mereka melakukan fan service. Mungkin pada awalnya para
fans tidak pernah terpikir bahwa fan service ini akan menjadi hal yang menarik untuk
mereka. Tetapi karena idola mereka kerap kali melakukannya dalam setiap penampilan dan
show di atas panggung, fans menjadi terbiasa dan justru menuntut untuk selalu dilakukan.
Proses ini sesuai dengan apa yang disebut classical conditioning12 (Ivan Pavlov) di mana
proses pembelajaran dapat terjadi ketika suatu stimulus selalu diikuti dengan stimulus yang
lain sehingga stimulus pertama akan menjadi isyarat bagi stimulus kedua. Bagi fans,
penampilan boyband mereka diatas panggung dengan wajar (hanya bernyanyi dan menari)
merupakan sebuah stimulus dan dalam classical conditioning dapat dikategorikan sebagai
stimulus pertama. Stimulus kedua adalah ketika boyband melakukan fan service yang
merupakan tuntutan dari fans yang akhirnya selalu muncul karena kondisi tersebut dibuat
demikian oleh boyband itu sendiri. Respon yang diberikan pada saat fan service bisa
beragam. Pada pertama kali boyband melakukan itu misalnya, fans bisa saja memberi respon
negatif dengan mengatakan bahwa hal tersebut sangat tidak wajar atau bahkan secara
langsung mengatakan bahwa hal tersebut sangat gay, tetapi respon akan berubah ketika
fanatisme mulai meningkat ke level selanjutnya dan fan service mulai rutin dilakukan dalam
setiap penampilan dan show sehingga pada kondisi demikian, fans sudah merasa bahwa hal
tersebut adalah sesuatu yang wajar dan bukan menunjukkan bahwa boyband tersebut
homoseksual bahkan fans akan meminta untuk dilakukan lagi pada penampilan berikutnya.
          Sama halnya dengan dua point di atas, peraturan ‘tidak ada pairing boyband-girlband’
juga merupakan salah satu perilaku fans yang sudah mengakar dan turun temurun dari fans
pendahulu sebagai role model13 ke fans selanjutnya. Menurut saya, hal ini lebih kepada rasa
cemburu mereka sebagai fans yang telah menganggap bias mereka tersebut sebagai suami
mereka (walaupun mungkin ada juga faktor lain dengan alasan yang sangat spesifik,
misalnya: perilaku fangirl yang dianggap tidak appropriate) dan didasarkan pada rasa yang
hampir sama dengan ekstra-posesif (rasa memiliki yang berlebihan pada sesuatu). Perasaan

12
     Psychology – Saundra K. Ciccarelli, J. Noland White, BAB 5 halaman 179
13
     Istilah untuk seseorang yang dijadikan contoh

                                                            4
ekstra-posesif dalam konteks fans menjadi hal yang wajar karena adanya keterikatan batin
antara fans dengan idolanya yang rumit sehingga pada suatu kondisi yang lebih parah
membuat fans akan merasa takut kehilangan sosok tersebut. Pada point ini, konsep Operant
Conditioning14 dari Skinner mungkin relevan untuk digunakan. Operant Conditioning adalah
sebuah voluntary action di mana seseorang akan berusaha untuk mendapatkan apa yang
mereka inginkan dan menghindari apa yang mereka tidak inginkan. Operant Conditioning
juga adalah proses belajar mengenai suatu perilaku. Satu hal yang ditekankan dalam operant
conditioning adalah konsekuensi dari sebuah perilaku (behavior). Konsekuensi dapat berupa
ganjaran dan dapat juga berupa hukuman. Jika kita kaitkan dengan masalah fans, pairing
dan juga pengalaman saya ketika berkomunikasi dengan mereka, kebanyakan dari fans
memiliki peraturan-peraturan yang memang sulit untuk dilanggar. Para fans dengan level
fanatisme yang sudah tinggi akan membuat fans yang ada di bawahnya untuk ikut dengan
mereka. Maka dari itu, jika ada orang-orang yang menyebut diri mereka fans tetapi tidak
mengikuti aturan mereka, maka mereka akan memberikan hukuman (punishment) para orang
tersebut, misalnya sesuai dengan pengalaman saya sendiri yaitu pemblokiran twitter, dan
dalam tahapan lebih lanjut akan diasingkan dari komunitas/fandom.
          Rasa fanatik seseorang terhadap suatu hal memang terkadang membuat orang tersebut
berperilaku berbeda. Tetapi perbedaan perilaku yang mereka lakukan tersebut memang
adalah perilaku yang diterima dalam komunitas/fandom mereka dan jika ada salah satu dari
fangirl yang tidak mengikuti apa yang biasanya komunitas/fandom lakukan, maka orang
tersebut bisa jadi dikucilkan. Sulit untuk melawan ataupun menentang peraturan-peraturan
yang dibuat oleh fandom sehingga jika ada fans yang berbeda biasanya akan lebih banyak
diam dan mengikuti apa yang biasanya dilakukan oleh mayoritas.




14
     Psychology – Saundra K. Ciccarelli, J. Noland White, BAB 5 halaman 189

                                                            5
i
     Super Junior http://en.wikipedia.org/wiki/Super_Junior




ii
      Girls Generation http://en.wikipedia.org/wiki/Girls'_Generation




iii
      Choi Siwon http://en.wikipedia.org/wiki/Choi_Siwon




iv
      Im Yoona http://en.wikipedia.org/wiki/Yoona
v




    Contoh Fan Servis:

More Related Content

What's hot

Jurnal inspirasi hubungan masyarakat asimetris dan simetris
Jurnal inspirasi hubungan masyarakat asimetris dan simetrisJurnal inspirasi hubungan masyarakat asimetris dan simetris
Jurnal inspirasi hubungan masyarakat asimetris dan simetris
Stisipol Candradimuka Palembang
 
5. hubungan internal dan ekternal public relations
5. hubungan internal dan ekternal public relations5. hubungan internal dan ekternal public relations
5. hubungan internal dan ekternal public relations
blade_net
 
Analisa Komunikasi Massa "Jika Aku Menjadi" Trans TV
Analisa Komunikasi Massa "Jika Aku Menjadi" Trans TVAnalisa Komunikasi Massa "Jika Aku Menjadi" Trans TV
Analisa Komunikasi Massa "Jika Aku Menjadi" Trans TV
Amalia Pranata
 
6. publik publik humas
6. publik publik humas6. publik publik humas
6. publik publik humas
blade_net
 
Contoh Review Jurnal Ilmiah (PENGARUH KEPEMIMPINAN, BUDAYA ORGANISASI DAN LIN...
Contoh Review Jurnal Ilmiah (PENGARUH KEPEMIMPINAN, BUDAYA ORGANISASI DAN LIN...Contoh Review Jurnal Ilmiah (PENGARUH KEPEMIMPINAN, BUDAYA ORGANISASI DAN LIN...
Contoh Review Jurnal Ilmiah (PENGARUH KEPEMIMPINAN, BUDAYA ORGANISASI DAN LIN...
Wulandari Rima Kumari
 
Dramatism Theory
Dramatism TheoryDramatism Theory
Dramatism Theory
mankoma2012
 
Tugas sosiologi (kenakalan remaja) untuk mata pelajaran Sosiologi SMA
Tugas sosiologi (kenakalan remaja) untuk mata pelajaran Sosiologi SMATugas sosiologi (kenakalan remaja) untuk mata pelajaran Sosiologi SMA
Tugas sosiologi (kenakalan remaja) untuk mata pelajaran Sosiologi SMA
Agnes Yodo
 
Computer Mediated Communication Theory
Computer Mediated Communication TheoryComputer Mediated Communication Theory
Computer Mediated Communication Theory
mankoma2012
 
Sikap sarjana profesional etik umb
Sikap sarjana profesional etik umbSikap sarjana profesional etik umb
Sikap sarjana profesional etik umb
PutriAndriyani5
 
TEORI KOMUNIKASI PENGURANGAN KETIDAKPASTIAN
TEORI KOMUNIKASIPENGURANGAN KETIDAKPASTIANTEORI KOMUNIKASIPENGURANGAN KETIDAKPASTIAN
TEORI KOMUNIKASI PENGURANGAN KETIDAKPASTIAN
Teddy Ayomi
 
Determinasi ekonomi
Determinasi ekonomiDeterminasi ekonomi
Determinasi ekonomi
Brigita Manohara
 
Diri dan pesan (teori interaksi simbolik)
Diri dan pesan (teori interaksi simbolik)Diri dan pesan (teori interaksi simbolik)
Diri dan pesan (teori interaksi simbolik)
Tami Amalia
 
Manusia dan Peradaban
Manusia dan PeradabanManusia dan Peradaban
Manusia dan Peradaban
Khairil Agustoria
 
Komunikasi organisasi "Komunikasi dan Struktur Organisasi"
Komunikasi organisasi "Komunikasi dan Struktur Organisasi"Komunikasi organisasi "Komunikasi dan Struktur Organisasi"
Komunikasi organisasi "Komunikasi dan Struktur Organisasi"
Amallya Luckyta
 
Konsep dan variabel
Konsep dan variabelKonsep dan variabel
Konsep dan variabel
University of Andalas
 
Gangguan dalam Komunikasi
Gangguan dalam KomunikasiGangguan dalam Komunikasi
Gangguan dalam Komunikasi
Universitas Kristen Petra
 
Uses and Gratification Theory
Uses and Gratification TheoryUses and Gratification Theory
Uses and Gratification Theorymankoma2013
 
Makalah pemberdayaan masyarakat desa
Makalah pemberdayaan masyarakat desaMakalah pemberdayaan masyarakat desa
Makalah pemberdayaan masyarakat desa
Septian Muna Barakati
 
Interpersonal deception
Interpersonal deceptionInterpersonal deception
Interpersonal deceptionmankoma2013
 

What's hot (20)

Jurnal inspirasi hubungan masyarakat asimetris dan simetris
Jurnal inspirasi hubungan masyarakat asimetris dan simetrisJurnal inspirasi hubungan masyarakat asimetris dan simetris
Jurnal inspirasi hubungan masyarakat asimetris dan simetris
 
5. hubungan internal dan ekternal public relations
5. hubungan internal dan ekternal public relations5. hubungan internal dan ekternal public relations
5. hubungan internal dan ekternal public relations
 
Analisa Komunikasi Massa "Jika Aku Menjadi" Trans TV
Analisa Komunikasi Massa "Jika Aku Menjadi" Trans TVAnalisa Komunikasi Massa "Jika Aku Menjadi" Trans TV
Analisa Komunikasi Massa "Jika Aku Menjadi" Trans TV
 
6. publik publik humas
6. publik publik humas6. publik publik humas
6. publik publik humas
 
Contoh Review Jurnal Ilmiah (PENGARUH KEPEMIMPINAN, BUDAYA ORGANISASI DAN LIN...
Contoh Review Jurnal Ilmiah (PENGARUH KEPEMIMPINAN, BUDAYA ORGANISASI DAN LIN...Contoh Review Jurnal Ilmiah (PENGARUH KEPEMIMPINAN, BUDAYA ORGANISASI DAN LIN...
Contoh Review Jurnal Ilmiah (PENGARUH KEPEMIMPINAN, BUDAYA ORGANISASI DAN LIN...
 
Dramatism Theory
Dramatism TheoryDramatism Theory
Dramatism Theory
 
Tugas sosiologi (kenakalan remaja) untuk mata pelajaran Sosiologi SMA
Tugas sosiologi (kenakalan remaja) untuk mata pelajaran Sosiologi SMATugas sosiologi (kenakalan remaja) untuk mata pelajaran Sosiologi SMA
Tugas sosiologi (kenakalan remaja) untuk mata pelajaran Sosiologi SMA
 
Computer Mediated Communication Theory
Computer Mediated Communication TheoryComputer Mediated Communication Theory
Computer Mediated Communication Theory
 
Makalah psikologi komunikasi
Makalah psikologi komunikasi Makalah psikologi komunikasi
Makalah psikologi komunikasi
 
Sikap sarjana profesional etik umb
Sikap sarjana profesional etik umbSikap sarjana profesional etik umb
Sikap sarjana profesional etik umb
 
TEORI KOMUNIKASI PENGURANGAN KETIDAKPASTIAN
TEORI KOMUNIKASIPENGURANGAN KETIDAKPASTIANTEORI KOMUNIKASIPENGURANGAN KETIDAKPASTIAN
TEORI KOMUNIKASI PENGURANGAN KETIDAKPASTIAN
 
Determinasi ekonomi
Determinasi ekonomiDeterminasi ekonomi
Determinasi ekonomi
 
Diri dan pesan (teori interaksi simbolik)
Diri dan pesan (teori interaksi simbolik)Diri dan pesan (teori interaksi simbolik)
Diri dan pesan (teori interaksi simbolik)
 
Manusia dan Peradaban
Manusia dan PeradabanManusia dan Peradaban
Manusia dan Peradaban
 
Komunikasi organisasi "Komunikasi dan Struktur Organisasi"
Komunikasi organisasi "Komunikasi dan Struktur Organisasi"Komunikasi organisasi "Komunikasi dan Struktur Organisasi"
Komunikasi organisasi "Komunikasi dan Struktur Organisasi"
 
Konsep dan variabel
Konsep dan variabelKonsep dan variabel
Konsep dan variabel
 
Gangguan dalam Komunikasi
Gangguan dalam KomunikasiGangguan dalam Komunikasi
Gangguan dalam Komunikasi
 
Uses and Gratification Theory
Uses and Gratification TheoryUses and Gratification Theory
Uses and Gratification Theory
 
Makalah pemberdayaan masyarakat desa
Makalah pemberdayaan masyarakat desaMakalah pemberdayaan masyarakat desa
Makalah pemberdayaan masyarakat desa
 
Interpersonal deception
Interpersonal deceptionInterpersonal deception
Interpersonal deception
 

Similar to Psikologi komunikasi - perilaku fans

Slide tik siti untari
Slide tik siti untariSlide tik siti untari
Slide tik siti untari
sitiuntari04
 
Psikologi sosial pengaruh sosial-kelompok 10
Psikologi sosial pengaruh sosial-kelompok 10Psikologi sosial pengaruh sosial-kelompok 10
Psikologi sosial pengaruh sosial-kelompok 10
Sely Ai
 
Perkembangan anak dan remaja
Perkembangan anak dan remajaPerkembangan anak dan remaja
Perkembangan anak dan remajaDhini Dien
 
Conformity
Conformity Conformity
Conformity
TriMaryani17
 
gambaran pola.pdf
gambaran pola.pdfgambaran pola.pdf
gambaran pola.pdfdwicantik
 
122355 155.533 aul g - gambaran pola - kesimpulan
122355 155.533 aul g - gambaran pola - kesimpulan122355 155.533 aul g - gambaran pola - kesimpulan
122355 155.533 aul g - gambaran pola - kesimpulan
vdikamilanisti
 
Perkembangan seksual remaja
Perkembangan seksual remajaPerkembangan seksual remaja
Perkembangan seksual remaja
FitriaRamadhani16
 
Membimbing anak memilih teman hidup
Membimbing anak memilih teman hidupMembimbing anak memilih teman hidup
Membimbing anak memilih teman hidup
Ridho Hudayana
 
Asgmnt group 2
Asgmnt group 2Asgmnt group 2
Asgmnt group 2
Nazirah Nawang
 
Perbezaan Gaya Bercinta
Perbezaan Gaya BercintaPerbezaan Gaya Bercinta
Perbezaan Gaya Bercinta
Congkak Group
 
Seksualiti k.kursus
Seksualiti k.kursusSeksualiti k.kursus
Seksualiti k.kursus
Anuar Zainal Sepri
 
Kenakalan remaja masa kini
Kenakalan remaja masa kiniKenakalan remaja masa kini
Kenakalan remaja masa kini
kartika purwandari
 

Similar to Psikologi komunikasi - perilaku fans (12)

Slide tik siti untari
Slide tik siti untariSlide tik siti untari
Slide tik siti untari
 
Psikologi sosial pengaruh sosial-kelompok 10
Psikologi sosial pengaruh sosial-kelompok 10Psikologi sosial pengaruh sosial-kelompok 10
Psikologi sosial pengaruh sosial-kelompok 10
 
Perkembangan anak dan remaja
Perkembangan anak dan remajaPerkembangan anak dan remaja
Perkembangan anak dan remaja
 
Conformity
Conformity Conformity
Conformity
 
gambaran pola.pdf
gambaran pola.pdfgambaran pola.pdf
gambaran pola.pdf
 
122355 155.533 aul g - gambaran pola - kesimpulan
122355 155.533 aul g - gambaran pola - kesimpulan122355 155.533 aul g - gambaran pola - kesimpulan
122355 155.533 aul g - gambaran pola - kesimpulan
 
Perkembangan seksual remaja
Perkembangan seksual remajaPerkembangan seksual remaja
Perkembangan seksual remaja
 
Membimbing anak memilih teman hidup
Membimbing anak memilih teman hidupMembimbing anak memilih teman hidup
Membimbing anak memilih teman hidup
 
Asgmnt group 2
Asgmnt group 2Asgmnt group 2
Asgmnt group 2
 
Perbezaan Gaya Bercinta
Perbezaan Gaya BercintaPerbezaan Gaya Bercinta
Perbezaan Gaya Bercinta
 
Seksualiti k.kursus
Seksualiti k.kursusSeksualiti k.kursus
Seksualiti k.kursus
 
Kenakalan remaja masa kini
Kenakalan remaja masa kiniKenakalan remaja masa kini
Kenakalan remaja masa kini
 

More from Ronzzy Kevin

Politik fasisme
Politik fasismePolitik fasisme
Politik fasisme
Ronzzy Kevin
 
Uses and gratifications theory
Uses and gratifications theoryUses and gratifications theory
Uses and gratifications theoryRonzzy Kevin
 
Uncertainty reduction theory
Uncertainty reduction theoryUncertainty reduction theory
Uncertainty reduction theory
Ronzzy Kevin
 
Teori pengelolaan makna koordinatif
Teori pengelolaan makna koordinatifTeori pengelolaan makna koordinatif
Teori pengelolaan makna koordinatifRonzzy Kevin
 
Teori interaksi simbolik
Teori interaksi simbolikTeori interaksi simbolik
Teori interaksi simbolik
Ronzzy Kevin
 
Spiral of silence theory (2)
Spiral of silence theory (2)Spiral of silence theory (2)
Spiral of silence theory (2)
Ronzzy Kevin
 
Spiral of silence theory
Spiral of silence theorySpiral of silence theory
Spiral of silence theory
Ronzzy Kevin
 
Social penetration theory
Social penetration theorySocial penetration theory
Social penetration theoryRonzzy Kevin
 
Relational dialectics theory
Relational dialectics theoryRelational dialectics theory
Relational dialectics theoryRonzzy Kevin
 
Queer theory
Queer theoryQueer theory
Queer theory
Ronzzy Kevin
 
Muted group theory
Muted group theoryMuted group theory
Muted group theory
Ronzzy Kevin
 
Face negotiation theory
Face negotiation theoryFace negotiation theory
Face negotiation theory
Ronzzy Kevin
 
Expectancy violations theory
Expectancy violations theoryExpectancy violations theory
Expectancy violations theoryRonzzy Kevin
 
Cultivation analysis
Cultivation analysisCultivation analysis
Cultivation analysis
Ronzzy Kevin
 
Cognitive dissonance theory
Cognitive dissonance theoryCognitive dissonance theory
Cognitive dissonance theoryRonzzy Kevin
 
Functional theory
Functional theoryFunctional theory
Functional theory
Ronzzy Kevin
 
The rhetoric theory
The rhetoric theoryThe rhetoric theory
The rhetoric theoryRonzzy Kevin
 
Dangdut from Zero to Hero
Dangdut from Zero to HeroDangdut from Zero to Hero
Dangdut from Zero to Hero
Ronzzy Kevin
 

More from Ronzzy Kevin (20)

Politik fasisme
Politik fasismePolitik fasisme
Politik fasisme
 
Uses and gratifications theory
Uses and gratifications theoryUses and gratifications theory
Uses and gratifications theory
 
Uncertainty reduction theory
Uncertainty reduction theoryUncertainty reduction theory
Uncertainty reduction theory
 
Teori pengelolaan makna koordinatif
Teori pengelolaan makna koordinatifTeori pengelolaan makna koordinatif
Teori pengelolaan makna koordinatif
 
Teori interaksi simbolik
Teori interaksi simbolikTeori interaksi simbolik
Teori interaksi simbolik
 
Spiral of silence theory (2)
Spiral of silence theory (2)Spiral of silence theory (2)
Spiral of silence theory (2)
 
Spiral of silence theory
Spiral of silence theorySpiral of silence theory
Spiral of silence theory
 
Social penetration theory
Social penetration theorySocial penetration theory
Social penetration theory
 
Relational dialectics theory
Relational dialectics theoryRelational dialectics theory
Relational dialectics theory
 
Queer theory
Queer theoryQueer theory
Queer theory
 
Muted group theory
Muted group theoryMuted group theory
Muted group theory
 
Groupthink
GroupthinkGroupthink
Groupthink
 
Groupthink theor1
Groupthink theor1Groupthink theor1
Groupthink theor1
 
Face negotiation theory
Face negotiation theoryFace negotiation theory
Face negotiation theory
 
Expectancy violations theory
Expectancy violations theoryExpectancy violations theory
Expectancy violations theory
 
Cultivation analysis
Cultivation analysisCultivation analysis
Cultivation analysis
 
Cognitive dissonance theory
Cognitive dissonance theoryCognitive dissonance theory
Cognitive dissonance theory
 
Functional theory
Functional theoryFunctional theory
Functional theory
 
The rhetoric theory
The rhetoric theoryThe rhetoric theory
The rhetoric theory
 
Dangdut from Zero to Hero
Dangdut from Zero to HeroDangdut from Zero to Hero
Dangdut from Zero to Hero
 

Recently uploaded

Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdfPanduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
MildayantiMildayanti
 
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOKPENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
GusniartiGusniarti5
 
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdfTokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Mutia Rini Siregar
 
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdfMODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
sitispd78
 
POWERPOINT ASAS PERMAINAN CATUR MSSD.pptx
POWERPOINT ASAS PERMAINAN CATUR MSSD.pptxPOWERPOINT ASAS PERMAINAN CATUR MSSD.pptx
POWERPOINT ASAS PERMAINAN CATUR MSSD.pptx
cikgumeran1
 
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptxGERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
fildiausmayusuf1
 
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptx
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptxPemaparan budaya positif di sekolah.pptx
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptx
maulatamah
 
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdfRANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
junarpudin36
 
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdfKisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
indraayurestuw
 
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
SABDA
 
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdekaSOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
NiaTazmia2
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Fathan Emran
 
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptxRENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
mukminbdk
 
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdfJuknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
HendraSagita2
 
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata anginMedia Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
margagurifma2023
 
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptxPemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
ssuser4dafea
 
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptxFORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
NavaldiMalau
 
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdfMODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
YuristaAndriyani1
 
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPALANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
Annisa Syahfitri
 
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptxPPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
AqlanHaritsAlfarisi
 

Recently uploaded (20)

Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdfPanduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
 
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOKPENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
 
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdfTokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
 
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdfMODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
 
POWERPOINT ASAS PERMAINAN CATUR MSSD.pptx
POWERPOINT ASAS PERMAINAN CATUR MSSD.pptxPOWERPOINT ASAS PERMAINAN CATUR MSSD.pptx
POWERPOINT ASAS PERMAINAN CATUR MSSD.pptx
 
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptxGERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
 
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptx
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptxPemaparan budaya positif di sekolah.pptx
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptx
 
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdfRANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
 
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdfKisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
 
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
 
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdekaSOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
 
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptxRENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
 
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdfJuknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
 
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata anginMedia Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
 
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptxPemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
 
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptxFORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
 
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdfMODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
 
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPALANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
 
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptxPPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
 

Psikologi komunikasi - perilaku fans

  • 1. FANGIRLS Atmi Ahsani Yusron, 0906492000, Ilmu Komunikasi/Industri Kreatif Penyiaran 2009 Beberapa waktu yang lalu, saya pernah melakukan komunikasi dengan fangirl1 dari fandom2 bernama ELF3. Fandom ini merupakan nama resmi untuk fans Super Junior, boyband4 asal Korea Selatan. Fanatisme mereka pada boyband tersebut dapat dikatakan sangat tinggi tetapi dari sudut pandang orang awam hal tersebut bisa saya katakan berlebihan. Seperti namanya: boybandSuper Juniori adalah sebuah grup yang seluruh member5nya adalah laki-laki dengan kisaran usia 23-28 tahun, berwajah tampan, postur tinggi dengan badan atletis dan memiliki kemampuan bernyanyi dan menari yang memadai. Ketika saya melakukan komunikasi dengan mereka, saya selalu menempatkan diri saya sebagai seorang fans yang berbeda dan terkadang berpura-pura tidak tahu bagaimana kebiasaan para fangirl. Dengan cara seperti itu, saya dapat mengetahui bagaimana sebenarnya sifat para fans tersebut, bagaimana mereka bersikap jika ada isu tentang idola mereka, dan bagaimana sebenarnya mereka memandang idola mereka tersebut. Sesuai dengan pengamatan yang saya lakukan, kebanyakan dari para fangirl terutama para ELF, adalah fandom yang sangat mudah menunjukkan kefanatikan mereka dan termasuk juga dalam fandom yang sangat mudah tersinggung. Hal ini terlihat dari komentar-komentar mereka terhadap sebuah isu yang berkaitan dengan idola mereka. Kita ambil contoh, pairing6 member salah satu boyband (dalam hal ini Super Junior) dengan member girlband (kita ambil contoh Girls’ Generationii). Para ELF dengan fanatisme mereka, memiliki kedekatan secara psikologis yang pada akhirnya justru tampak seperti ‘rasa penguasaan’ terhadap idola mereka. Kebanyakan dari mereka menganggap bahwa idola mereka tersebut adalah ‘suami’ mereka yang tidak boleh disentuh ataupun dipasang-pasangkan dengan perempuan manapun. Fans yang demikian sangat mengutuk setiap pairing yang dilakukan oleh para fans girlband7 Girls’ Generation yang pada akhirnya membuat mereka sangat membenci girlband tersebut. Menurut mereka, Super Junior adalah milik mereka dan mereka tidak suka jika Super Junior menjadi milik orang lain terlebih lagi orang lain tersebut adalah member dari sebuah girlband. Pernah suatu kali saya dengan sengaja memasangkan salah seorang member Super Junior (Choi Siwoniii) dengan salah seorang member Girls’ Generation (Im Yoonaiv) dan mengunggah foto mereka ke jejaring sosial twitter. Beberapa diantara fangirl tersebut marah besar sampai memblock twitter saya sedangkan beberapa diantara mereka terkesan santai dan tidak mempermasalahkan hal tersebut bahkan ada pula yang mendukung meskipun persentase yang menolak lebih banyak. Berangkat dari pengalaman tersebut saya mengambil kesimpulan bahwa, fanatisme mereka terhadap setiap member yang menjadi idola mereka membuat mereka memiliki rasa kepemilikan 1 Sebutan untuk fans perempuan, fanboy adalah sebutan untuk fans laki-laki yaitu seseorang dengan rasa suka dan antusias terhadap hal-hal tertentu (ex: olahragawan, politikus, selebriti) http://en.wikipedia.org/wiki/Fangirl 2 Sebutan untuk komunitas yang memiliki kesukaan yang sama: http://en.wikipedia.org/wiki/Fandom 3 Everlasting Friend 4 Grup vokal yang semua personilnya adalah laki-laki 5 Sebutan lain untuk personil. Fandom Boyband Korea secara umum menggunakan istilah member, bukan personil 6 Istilah untuk memasang-masangkan member boyband dengan member lain (boyband atau girlband) 7 Grup vokal yang semua personilnya adalah perempuan 1
  • 2. yang kuat sehingga mereka akan menolak apapun yang menurut mereka tidak sesuai dengan keyakinan mereka. Pada kesempatan berbeda, saya menemukan fakta lain bahwa para ELF lebih menyukai jika pairing dilakukan hanya dengan sesama member boyband yang notabenenya adalah sesama laki-laki. Entah kenapa saya merasa ini sedikit aneh, karena secara tidak langsung, hal ini menunjukkan bahwa mereka mendukung homoseksual (dan memang pada kenyataannya para fangirl mulai terbiasa dengan hal-hal berbau gay dan homoseksual tersebut). Walaupun terdengar sangat aneh dan justru membuat mereka dianggap melenceng oleh orang-orang awam, tetapi pada kenyataannya, komunitas ELF secara umum mendukung hal itu. Namun kemudian ini menjadi sangat wajar karena berangkat dari kesenangan fans yang melakukan pairing dengan sesama member tersebut, para member boyband bersangkutan pun menjadi lebih sering melakukan kontak fisik dengan sesama member lainyang telah dipasangkan oleh fans sendiridiberbagai kesempatan seperti misalnya konser atau show mereka di atas panggung. Mereka menyebut hal ini sebagai fan service8 di mana para member akan melakukan apa yang memang disukai oleh para fans seperti misalnya berciuman dengan sesama member, melepas pakaian, melakukan kontak fisik, berpelukan dan sebagainya. Di sisi lain, ada pula tipe fans yang memang dengan terang-terangan menyatakan bahwa sebenarnya para member boyband tersebut memang adalah homoseksual (tanpa bermaksud menghina, tetapi memang benar-benar menganggap demikian dan menjadi suatu hal yang sudah tidak tabu lagi). Bagi fans yang menganut paham ini, mereka sangat menentang apapun yang berkaitan dengan pairing member boyband dengan member girlband manapun dan mereka sangat menyukai fan servicev berbau homoseksual yang dilakukan para member di atas panggung. Mereka menolak dikatakan menyimpang karena mereka merasa bahwa hal tersebut adalah real dan bukanlah sesuatu yang direkayasa. *** Jika contoh kasus di atas dikaitkan dengan pendekatan psikologi komunikasi, maka contoh kasus tersebut dapat kita masukkan ke dalam pendekatan perilaku (behaviorisme). Pendekatan perilaku dapat juga disebut dengan teori belajar karena perilaku manusia didasarkan pada hasil dari proses belajar yang dilakukannya9. Manusia belajar segala sesuatu yang diyakininya dari lingkungannya dan lingkungan juga dapat membentuk manusia asalkan manusia tersebut merasa tepat dan cocok dengan lingkungan tersebut (manusia mesin). Seseorang yang pada awalnya tidak tahu dan tidak menyukai boyband Super Junior, tetapi karena trend, jam terbang dan juga popularitas dari boyband tersebut memang sedang tinggi, orang tersebut pada akhirnya mulai mencoba untuk mengenal boyband Super Junior. Seiring dengan berjalannya waktu, orang tersebut akhirnya mengklaim dirinya sebagai fans dan akan mencari dan bergabung dengan komunitas fans yang mengidolakan boyband yang sama. Dengan modal pengetahuan yang minim karena termasuk fans baru, akhirnya orang 8 Perilaku/kegiatan/apapun yang dilakukan oleh boyband di atas panggung yang biasanya sesuai dengan keinginan fans. Fan Service bisa berupa apa saja. 9 Psikologi Komunikasi - Drs. Jalaluddin Rakhmat, M.Sc. 2
  • 3. tersebut akan belajar dari pengalaman dan pengetahuan lingkungan fandom nya yang tingkat fanatismenya sudah bisa dikatakan tinggi. Dari sanalah akhirnya dia mengetahui lebih jauh mengenai idolanya dan karena lingkungan fans yang fanatik itu pula lah yang membuat orang tadi membangun ulang pola pikirnya tentang fangirl. Jika pada awalnya dia hanyalah seorang fangirl yang hanya sekedar ‘suka’ pada boyband itu, maka ketika dia sudah bergabung dengan fandom fanatik boyband tersebut, sudut pandang dan sikapnya terhadap boyband tersebut akan berubah dan akan ikut menjadi fans ekstrim. Seperti yang dijelaskan dalam buku Psychology (Ciccarelli & White, 2009: Pearson): Learning is any relatively permanent change in behaviour brought about by experience or practice. The ‘relatively permanent’ means part of the definition refers to the fact that when people learn enything, some part of their brain phsycally changed to record what they’ve learned. ‘Fans baru’ tadi mengalami perubahan pola pikir karena merekam apa yang telah dia pelajari dari lingkungannya. Proses belajar akan terus berlanjut (dari pengalaman kelompoknya atau pengalaman dan hal yang dilakukannya sendiri) dan akan berdampak pada perilaku ‘fans baru’ tersebut. Sekali lagi ini menunjukkan bahwa sikap diperoleh melalui proses pembelajaran, terbentuk dalam interaksi bersama orang-orang disekitarnya, dan juga dibentuk melalui proses belajar sosial yaitu proses di mana individu memperoleh informasi, tingkah laku, atau sikap baru dari orang lain dan mengimplementasikannya pada sikap dan tingkah lakunya sendiri. Dari sinilah ‘fans baru’ tersebut belajar tentang: 1. Bias10-mu adalah suami mu, 2. Peraturan ‘tidak ada pairing boyband-girlband’ dan pairing hanya boleh dilakukan sesama member boyband, 3. Bahwa member boyband melakukan hal-hal berbau homoseksual adalah demi kepentingan fan service. Biasadalah istilah yang digunakan para fangirl untuk member idolanya dalam sebuah boyband. Para fangirl yang fanatik akan menganggap bias mereka adalah suami mereka karena adanya perasaan memiliki yang berlebihan terhadap bias tersebut yang membuat perilaku paara fangirl terkesan over-reacted jika dilihat oleh orang awam. Kondisi ini sebenarnya sangat wajar karena seorang fans yang lingkungan pergaulannya juga dengan sesama fans memiliki kecenderungan belajar melalui pengamatan (observational learning, learning by example11) di mana fans tersebut melakukan proses pembelajaran dengan cara mengamati perilaku orang lain, kemudian mencontoh perilaku serupa. Anggapan bahwa bias 10 Istilah yang digunakan untuk seorang fangirl sebagai kata ganti ‘member idola’ mereka 11 Psikologi Sosial – Tim Penulis Fakultas Psikologi UI, BAB 5 halaman 85 3
  • 4. mereka adalah suami mereka membuat para fans sangat sensitif terhadap isu apapun yang berkaitan dengan bias mereka tersebut (stimulus-respon). Fans sebagai seorang manusia, di mana fanatisme membuat para fans memiliki perasaan cinta yang berlebihan pada idolanya, akan merasakan sebuah kesenangan batin (pleasurable consequence) terlebih lagi jika idola mereka tersebut tidak hanya sekedar muncul dan menunjukkan bakat mereka seperti bernyanyi dan menari, tetapi fans akan lebih merasakan pleasure ketika idola mereka melakukan fan service. Mungkin pada awalnya para fans tidak pernah terpikir bahwa fan service ini akan menjadi hal yang menarik untuk mereka. Tetapi karena idola mereka kerap kali melakukannya dalam setiap penampilan dan show di atas panggung, fans menjadi terbiasa dan justru menuntut untuk selalu dilakukan. Proses ini sesuai dengan apa yang disebut classical conditioning12 (Ivan Pavlov) di mana proses pembelajaran dapat terjadi ketika suatu stimulus selalu diikuti dengan stimulus yang lain sehingga stimulus pertama akan menjadi isyarat bagi stimulus kedua. Bagi fans, penampilan boyband mereka diatas panggung dengan wajar (hanya bernyanyi dan menari) merupakan sebuah stimulus dan dalam classical conditioning dapat dikategorikan sebagai stimulus pertama. Stimulus kedua adalah ketika boyband melakukan fan service yang merupakan tuntutan dari fans yang akhirnya selalu muncul karena kondisi tersebut dibuat demikian oleh boyband itu sendiri. Respon yang diberikan pada saat fan service bisa beragam. Pada pertama kali boyband melakukan itu misalnya, fans bisa saja memberi respon negatif dengan mengatakan bahwa hal tersebut sangat tidak wajar atau bahkan secara langsung mengatakan bahwa hal tersebut sangat gay, tetapi respon akan berubah ketika fanatisme mulai meningkat ke level selanjutnya dan fan service mulai rutin dilakukan dalam setiap penampilan dan show sehingga pada kondisi demikian, fans sudah merasa bahwa hal tersebut adalah sesuatu yang wajar dan bukan menunjukkan bahwa boyband tersebut homoseksual bahkan fans akan meminta untuk dilakukan lagi pada penampilan berikutnya. Sama halnya dengan dua point di atas, peraturan ‘tidak ada pairing boyband-girlband’ juga merupakan salah satu perilaku fans yang sudah mengakar dan turun temurun dari fans pendahulu sebagai role model13 ke fans selanjutnya. Menurut saya, hal ini lebih kepada rasa cemburu mereka sebagai fans yang telah menganggap bias mereka tersebut sebagai suami mereka (walaupun mungkin ada juga faktor lain dengan alasan yang sangat spesifik, misalnya: perilaku fangirl yang dianggap tidak appropriate) dan didasarkan pada rasa yang hampir sama dengan ekstra-posesif (rasa memiliki yang berlebihan pada sesuatu). Perasaan 12 Psychology – Saundra K. Ciccarelli, J. Noland White, BAB 5 halaman 179 13 Istilah untuk seseorang yang dijadikan contoh 4
  • 5. ekstra-posesif dalam konteks fans menjadi hal yang wajar karena adanya keterikatan batin antara fans dengan idolanya yang rumit sehingga pada suatu kondisi yang lebih parah membuat fans akan merasa takut kehilangan sosok tersebut. Pada point ini, konsep Operant Conditioning14 dari Skinner mungkin relevan untuk digunakan. Operant Conditioning adalah sebuah voluntary action di mana seseorang akan berusaha untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan dan menghindari apa yang mereka tidak inginkan. Operant Conditioning juga adalah proses belajar mengenai suatu perilaku. Satu hal yang ditekankan dalam operant conditioning adalah konsekuensi dari sebuah perilaku (behavior). Konsekuensi dapat berupa ganjaran dan dapat juga berupa hukuman. Jika kita kaitkan dengan masalah fans, pairing dan juga pengalaman saya ketika berkomunikasi dengan mereka, kebanyakan dari fans memiliki peraturan-peraturan yang memang sulit untuk dilanggar. Para fans dengan level fanatisme yang sudah tinggi akan membuat fans yang ada di bawahnya untuk ikut dengan mereka. Maka dari itu, jika ada orang-orang yang menyebut diri mereka fans tetapi tidak mengikuti aturan mereka, maka mereka akan memberikan hukuman (punishment) para orang tersebut, misalnya sesuai dengan pengalaman saya sendiri yaitu pemblokiran twitter, dan dalam tahapan lebih lanjut akan diasingkan dari komunitas/fandom. Rasa fanatik seseorang terhadap suatu hal memang terkadang membuat orang tersebut berperilaku berbeda. Tetapi perbedaan perilaku yang mereka lakukan tersebut memang adalah perilaku yang diterima dalam komunitas/fandom mereka dan jika ada salah satu dari fangirl yang tidak mengikuti apa yang biasanya komunitas/fandom lakukan, maka orang tersebut bisa jadi dikucilkan. Sulit untuk melawan ataupun menentang peraturan-peraturan yang dibuat oleh fandom sehingga jika ada fans yang berbeda biasanya akan lebih banyak diam dan mengikuti apa yang biasanya dilakukan oleh mayoritas. 14 Psychology – Saundra K. Ciccarelli, J. Noland White, BAB 5 halaman 189 5
  • 6. i Super Junior http://en.wikipedia.org/wiki/Super_Junior ii Girls Generation http://en.wikipedia.org/wiki/Girls'_Generation iii Choi Siwon http://en.wikipedia.org/wiki/Choi_Siwon iv Im Yoona http://en.wikipedia.org/wiki/Yoona v Contoh Fan Servis: