SlideShare a Scribd company logo
1 of 20
2.Menjelaskan Proses Pembentukan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
• Berdasarkan Pasal 20 ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945 (“UUD 1945”), kekuasaan untuk
membentuk undang-undang (“UU”) ada pada Dewan Perwakilan Rakyat (“DPR”). Selanjutnya,
di dalam Pasal 20 ayat (2) UUD 1945 diatur bahwa setiap rancangan undang-undang (“RUU”)
dibahas oleh DPR dan Presiden untuk mendapatkan persetujuan bersama.
• Proses pembentukan UU diatur dalam UU No. 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-Undangan (“UU 12/2011”) . Selain itu, proses pembentukan UU juga diatur dalam
UU No. 27 Tahun 2009 tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat,
Dewan perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (“UU 27/2009”).
Berdasarkan Pasal 10 ayat (1) UU 12/2011, materi muatan yang harus diatur melalui undang-
undang adalah:
• a. pengaturan lebih lanjut mengenai ketentuan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945;
• b. perintah suatu Undang-Undang untuk diatur dengan Undang-Undang;
• c. pengesahan perjanjian internasional tertentu;
• d. tindak lanjut atas putusan Mahkamah Konstitusi; dan/atau
• e. pemenuhan kebutuhan hukum dalam masyarakat.
• Dalam UU 12/2011, proses pembuatan undang-undang diatur dalam Pasal 16 s.d. Pasal 23, Pasal 43
s.d. Pasal 51, dan Pasal 65 s.d. Pasal 74. Sedangkan, dalam UU 27/2009, pembentukan UU diatur dalam
Pasal 142 s.d. 163. Untuk proses selengkapnya, Saudara juga dapat melihat pada Tata Tertib DPR
mengenai Tata Cara Pembentukan Undang-undang. Berdasarkan ketentuan UU 12/2011, UU 27/2009
dan Tata Tertib DPR tersebut, kami sarikan proses pembentukan undang-undang sebagai berikut:
• 1. RUU dapat berasal dari DPR atau Presiden.
• 2. RUU dari DPR diajukan oleh anggota DPR, komisi, gabungan komisi, atau alat kelengkapan DPR
yang khusus menangani bidang legislasi atau Dewan Perwakilan Daerah (DPD)
• 3. RUU yang diajukan oleh Presiden disiapkan oleh menteri atau pimpinan lembaga pemerintah non-
kementerian sesuai dengan lingkup tugas dan tanggung jawabnya
• 4. RUU tersebut kemudian disusun dalam Program Legislasi Nasional (prolegnas) oleh Badan
Legislasi DPR untuk jangka waktu 5 tahun serta dibuat pula dalam jangka waktu tahunan yang berisi
RUU yang telah diurutkan prioritas pembahasannya.
• 5. Setiap RUU yang diajukan harus dilengkapi dengan Naskah Akademik kecuali untuk RUU
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), RUU penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang-Undang (Perpu) menjadi UU, serta RUU pencabutan UU atau pencabutan Perpu.
• 6. Pimpinan DPR memberitahukan adanya RUU dan membagikan RUU kepada seluruh anggota
DPR dalam rapat paripurna
• 7. DPR dalam rapat paripurna berikutnya memutuskan RUU tersebut berupa persetujuan, persetujuan dengan perubahan,
atau penolakan
• 8. Selanjutnya RUU ditindaklanjuti dengan dua tingkat pembicaraan.
• 9. Pembicaraan tingkat I dilakukan dalam rapat komisi, rapat gabungan komisi, rapat Badan Legislasi, rapat Badan
Anggaran, atau rapat panitia khusus
• 10.Kegiatan dalam pembicaraan tingkat I dilakukan dengan pengantar musyawarah, pembahasan daftar inventarisasi
masalah, dan penyampaian pendapat mini fraksi
• 11.Pembicaraan tingkat II dilakukan dalam rapat paripurna. Dalam rapat paripurna berisi:
a. penyampaian laporan yang berisi proses, pendapat mini fraksi, pendapat mini DPD, dan hasil Pembicaraan Tingkat I;
b. pernyataan persetujuan atau penolakan dari tiap-tiap fraksi dan anggota secara lisan yang diminta oleh pimpinan rapat
paripurna; dan
c. pendapat akhir Presiden yang disampaikan oleh menteri yang mewakilinya.
• 12.Bila tidak tercapai kesepakatan melalui musyawarah mufakat, keputusan diambil dengan suara terbanyak
• 13.RUU yang membahas tentang otonomi daerah; hubungan pusat dan daerah; pembentukan, pemekaran, dan penggabungan
wilayah; pengelolaan sumber daya alam atau sumber daya lainnya; dan perimbangan keuangan pusat dan daerah, dilakukan
dengan melibatkan DPD tetapi hanya pada pembicaraan tingkat I saja.
• 14.Dalam penyiapan dan pembahasan RUU, termasuk pembahasan RUU tentang APBN, masyarakat berhak memberikan
masukan secara lisan dan/atau tertulis kepada DPR melalui pimpinan DPR dan/atau alat kelengkapan DPR lainnya.
• 15.RUU yang telah mendapat persetujuan bersama DPR dengan Presiden diserahkan kepada Presiden untuk dibubuhkan
tanda tangan, ditambahkan kalimat pengesahan, serta diundangkan dalam lembaran Negara Republik Indonesia
3.Menganalisis Keterkaitan Proklamasi dengan Pembukaan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Hubungan Proclamation of independence dengan Declaration of
independence digambarkannya bahwa Proklamasi kita memberikan tahu
kepada kita sendiri dan kepada seluruh dunia, bahwa rakyat Indonesia telah
menjadi satu bangsa yang merdeka. Sedangkan Undang-Undang Dasar 1945
serta Pembukaannya, mengikat bangsa Indonesia kepada beberapa prinsip
sendiri, dan memberi tahu kepada seluruh dunia apa prinsip-prinsip kita itu.
Pembukaan Undang- Undang Dasar 1945, memberikan pedoman-pedoman
tertentu untuk mengisi kemerdekaan nasional kita, untuk melaksanakan
kenegaraan kita, untuk mengetahui tujuan dalam memperkembangkan
kebangsaan kita, untuk setia kepada suara batin yang hidup dalam kalbu
rakyat kita.
4.Menjelaskan Isi Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Pembukaan UUD1945
"Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan diatas dunia harus
dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan."
"Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat yang berbahagia dengan selamat
sentosa mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan negara Indonesia, yang merdeka, bersatu,
berdaulat, adil dan makmur."
"Atas berkat rahmat AllahYang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan
kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya."
"Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintah negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan
bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial,
maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar negara Indonesia, yang
terbentuk dalam suatu susunan negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada :
• Ketuhanan Yang Maha Esa,
• kemanusiaan yang adil dan beradab,
• persatuan Indonesia, dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan,
• serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia."
5.Menjelaskan Pokok Pikiran Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
• Pokok Pikiran Pertama : Negara melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia
dengan berdasar asas persatuan dengan mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
• Pokok pikiran Kedua ; Negara hendak mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Pokok pikiran ini menempatkan suatu tujuan atau cita-cita yang ingin dicapai dalam Pembukaan, dan merupakan
suatu kuasa finalis (sebab tujuan), sehingga dapat menentukan jalan serta aturan-aturan mana yang harus
dilaksanakan dalam Undang-Undang Dasar untuk sampai pada tujuan itu yang didasari dengan bekal
persatuan.
• Pokok Pikiran Ketiga ; Negara yang berkedaulatan rakyat, berdasarkan atas kerakyatan dan
permusyawaratan/perwakilan.
Pokok pikiran ini dalam ‘pembukaan’ mengandung konsekuensi logis bahwa sistem negara yang terbentuk dalam
Undang-Undang Dasar harus berdasarkan atas kedaulatan rakyat dan berdasarkan permusyawaratan/perwakilan
• Pokok Pikiran Keempat : Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa, menurut dasar kemanusiaan
yang adil dan beradab.
Hal ini menegaskan pokok pikiran Ketuhanan Yang Maha Esa, yang mengandung pengertian taqwa terhadap
Tuhan Yang Maha Esa, dan pokok pikiran kemanusiaan yang adil dan beradab yang mengandung pengertian
menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia atau nilai kemanusiaan yang luhur. Pokok pikiran keempat itu
merupakan Dasar Moral Negara yang pada hakikatnya merupakan suatu penjabaran dari Sila Kedua Pancasila.
6.Menguraikan Makna yang Terkandung dalam Tiap Alinea Pembukaan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
• Alinea 1 : “Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh
sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai
dengan prikemanusiaan dan prikeadilan”.
Hak akan kemerdekaan yang dimaksud di atas adalah hak dari segala bangsa untuk
memperoleh kemerdekaan, karena ada dan berlakunya hak kemerdekaan adalah sejalan
dengan tuntunan prikemanusiaan dan perikeadilan
• Alinea 2 : “ Dan pejuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah
kepada saat yang berbahagia dengan selamat sentausa mengantarkan rakyat
Indonesia kedepan pintu gerbang kemerdekaan Negara Indonesia, yang merdeka,
bersatu, berdaulat, adil dan makmur”.
Atas dasar pemikiran yang merupakan dorongan kuat terhadap perjuangan pergerakan
kemerdekaan adalah hak yang bersifat universal untuk segala bangsa dan merupakan
hak kodrat manusia.
• Alinea 3 : “ Atas berkat rahmat Allah yang Maha Kuasa dan dengan
didorongkan oleh keinginan luhur, supaya bekehidupan kebangsan yang
bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaaannya”.
Pengertian yang terkandung dalam alinea ini mengingatkan kembali kepada
Proklamasi 17 Agustus 1945 sehari sebelum Pembukaan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia tahun 1945 ini ditetapkan,yang bunyinya sebagai
berikut:
“Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia. Hal-
hal yang mengenai pemindahan kekuasaan dan lain-lain diselenggarakan denan
cara seksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya”.
Inti yang terkandung dalam Pembukaan alinea ketiga dan Proklamasi
Kemerdekaan, keduanya mengandung isi yang sama walaupun rangkaian
konteks kalimatnya berbeda.
• Alinea 4 : “ Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintah
Negara Indonesia dan seluruh tumpa darah Indonesia dan untuk memajukan
kesejahteraan umum mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan perdamaian abadi dan
keadilan sosial, maka disusunlah Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu
dalam suatu Undang-UndangDasar Negara Indonesia yang terbentuk dalam
suatu susunanNegara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan
berdasarkepada : Ketuhananyang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan
beradab, Persatuan Indonesia, dan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaandalam permusyawaratan perwakilan, serta dengan mewujudkan
suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”.
Setelah dalam alinea pertama, kedua, dan ketiga dijelaskan tentang alasan dasar
serta hubungan langsung dengan kemerdekaan maka dalam alinea keempat ini
sebagai kelanjutan berdirinya Negara Republik Indonesia tanggal 17 Agustus
1945, dirinci lebih lanjut tentang prinsip-prinsip serta pokok-pokok kaidah
penbentukan pemerintah NegaraIndonesia.
7.Menjelaskan Upaya Mewujudkan Cita-Cita dan Tujuan Nasional
berdasarkan Pancasila
• Memberikan kepastian dan perlindungan hukum terhadap semua warga
Negara tanpa diskriminatif
• Menyediakan fasilitas umum yang memadai yang berdampak pada
kesejehtaraan masyarakat
• Menyediakan sarana pendidikan yang memadai dan merata di seluruh tanah
air
• Memberikan biaya pendidikan gratis terhadap seluruh jenjang pendidikan
bagi seluruh warga Negara
• Menyediakan infrastruktur serta sarana transportasi yang memadai dan
menunjangtingkat perekonomian rakyat
• Menyediakan lapangan kerja yang dapat menyerap jumlah angkatan kerja
dalam rangka penghidupan yanglayak bagi seluruh warga Negara
• Mengirimkan pasukan perdamaian dalam rangka ikut serta berpartisipasi
aktif dalam menjaga dan memelihara perdamaian dunia
8. MendeskripsikanPerwujudanKedaulatan Rakyat dalam Konteks Negara Hukum
Penegasan kedaulatanrakyat dalamkonteks negara hukumIndonesia
termaktub dalam pasal 1 ayat (2) dan (3) Undang-UndangDasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 yang berbunyisebagai berikut : “Kedaulatan berada di tangan
rakyat dan dilaksanakanmenurut Undang-UndangDasar”, Ayat (2) dan “Negara
Indonesia adalah negara hukum” , Ayat (3).
Dengan demikian,kedaulatan beradadi tangan rakyat dan segala sikap tindakan
yangdilakukan ataupun diputuskanoleh alat negara dan masyarakat haruslah
didasarkan pada aturan hukum.
Dalam konteksnegara hukum,kedaulatanrakyat Indonesia didelegasikan
melalui peran lembaga perwakilanyang ada dalam hal ini adalah alat kelembagaan
negara denganmenggunakan sistemperimbangankekuasaan “check and balances”
antara badan legislatif,eksekutif,dan yudikatif.
9.Menjelaskan Upaya Mewujudkan Cita-Cita dan Tujuan Nasional berdasarkan Pancasila serta
Kedaulatan Rakyat dalam Konteks Negara Hukum
Proklamasi dan Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945
Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia memiliki hubungan yang erat dan tidak dapat
dipisahkan dengan Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Proklamasi kemerdekaan dengan Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 merupakan suatu kesatuan yang utuh karena apa yang terkandung dalam Pembukaan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 merupakan suatu amanat yang
luhur dan suci dari Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945.
Proklamasi Kemerdekaan merupakan pernyataan bangsa Indonesia kepada diri sendiri maupun
kepada dunia luar bahwa bangsa Indonesia telah merdeka, dan adanya tindakan-tindakan yang
harus segera dilaksanakan berkaitan dengan pernyataan kemerdekaan tersebut yang dirinci dalam
Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Hal ini dapat dilihat
pada: Bagian pertama rumusan Proklamasi “Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan
kemerdekaan Indonesia” mendapat penegasan dalam alinea pertama sampai dengan alinea ketiga
Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Bagian kedua rumusan Proklamasi “Hal-hal yang mengenai pemindahan
kekuasaan dan lain-lain diselenggarakan dengan cara seksama dan dalam
tempo yang sesingkat-singkatnya” merupakan amanat atas tindakan yang
segera harus dilaksanakan yaitu pembentukan negara Republik Indonesia
yang berdasarkan Pancasila dan termuat dalam alinea keempat
Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945.
Dengan demikian Proklamasi kemerdekaan merupakan jembatan emas
dalam membangun bangsa untuk mencapai cita-cita nasional, yaitu
menuju masyarakat yang adil, makmur, dan sejahtera. Pembukaan
merupakan satu rangkaian dengan Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus
1945 yang tidak dapat diubah oleh siapa pun termasuk MPR hasil
pemilihan umum. Jika mengubah isi Pembukaan berarti sama dengan
membubarkan Negara Republik Indonesia. Dengan demikian, Proklamasi
bukan merupakan tujuan tetapi sebagai prasayarat untuk mencapai cita-
cita dan tujuan nasional sehingga merupakan sumber hukum formal
10.Menjelaskan PolitikLuar Negeri Bebas Aktif
Ada beberapa pengertian Politik luar negeri yang bebas dan aktif telah disampaikan oleh para pakar, diantaranya adalah
• a. Menurut A. W. Wijaya merumuskan : bebas berati tidak terikat oleh satu ideology atau oleh satu politiknegara
asing atau blok negaraa tertentu, atau negara adikuasa (super power). Aktif artinya dengan sumbangan realistisgiat
mengembangkan kebebasan persahabatan dan kerja sama internasional dengan menghormati kedaulatan negara
lain.
• b. Menurut Mochtar kusumaatmaja merumuskan bebas aktif sebagai berikut : bebas berarti Indonesia tidak
memihak pada kekuatan-kekuatan yang pada dasarnya tidak sesuai dengan kepribadian bangsa sebagaimana
dicerminkan dalam Pancasila. Aktif berarti di dalam menjalankan kebijaksanaan luar negerinya, Indonesia tidak
bersifat pasif-reaktif atas kejadian-kejadian intenasionalnya melainkan bersifat aktif.
• c. Menurut UU No. 37 Tahun 1999 tentang Hubungan Luar Negeri,politik luar negeri adalah kebijaksanaan ,
sikap, dan langkah pemerintah RI yang diambil dalam melakukan hubungan internasional, dan subjek hukum
internasional lainnya dalam rangka menghadapi masalah internasional guna mencapai tujuan nasional.
• DlamUU No. 37 Tahun 1999, politik luar negeri menganut prinsip bebas aktif yang diabdikan untuk kepentingan
nasional. Kepentingan nasional bangsa Indonesia tersebut selanjutnya dirumuskan dalam Rencana Pembangunan
Jangka Menegah (RPJM)
Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa bebas berarti tidak memihak salah satu blok
baik blok barat maupun blok timur atau bersifat netral. Sedangkan aktif berarti ikut secara aktif mewujudkan
perdamaian dunia.
11.Membangun Partisipasi Aktif dalam Perdamaian Dunia
• 11.Membangun Partisipasi Aktif dalam Perdamaian Dunia
• Penyelanggaraan konfrensi Asia-Afrika Tahun 1955,yang melahirkan
semangat dan solidaritas negara-negara Asia-Afrika yang kemudian
melahirkan Dekrasi Bandung
• Keaktifan Indonesia sebagai salah satu negara pendiri Gerakan non Blok
Tahun 1961 yang berusaha membantu dunia internasional untuk
meredakan ketegangan perang dingin antara Blok Barat dan Blok Timur
• Indonesia aktif dalam merintis dan mengembangkan organisasi di Kawasan
Asia Tenggara(ASEAN)
• Ikut aktif membantu penyelesaian konflik di Kamboja, perang saudara di
Bosnia,pertikaian dan konflik antara pemerintah Filiphina dan Bangsa
Moro.
12.Mendeskripsikan Upaya Membangun Partisipasi Aktif dalam
Perdamaian Dunia
• Menjalankan politik damai dan bersahabat dengan segala bangsa atas dasar
saling menghargai dengan tidak mencampuri urusan negara lain.
• Menegaskan arah politik luar negeri Indonesia yang bebas dan aktif serta
berorientasi pada kepentingan Nasional,menitikberatkan pada solidaritas
antarnegara berkembang, mendukung perjuangan kemerdekaan bangsa,
menolak penjajahan,dan meningkatkan kemandirian bangsa,serta memiliki
kerjasama Internasional bagi kesejehtaraan rakyat.
• Bangsa Indonesia memperkuat sendi-sendi hukum Internasional untuk
menjamin perdamaian yang kekal dan abadi.
• Meningkatkan kerja sama dalam segala bidang dengan Negara
tetangga yang berbatasan langsung dan kerjasama kawasan ASEAN
untuk memelihara stabilitas, melaksanakan pembangunan, dan
meningkatkan kesejehtaraan rakyat.
• Meningkatkan kesiapan Indonesia dalam segala bidang untuk
menghadapi perdagangan bebas,terutama dalam menyongsong
pemberlakuan AFTA,APEC,dan WTO.
• Meningkatkan kualitas dan kinerja aparatur luar negeri agar mampu
melakukan diplomasi proaktif dalam segala bidang untuk membangun
citra positif Indonesia di dunia Internasional, memberikan
perlindungan dan pembelaan terhadap warga negara,serta
kepentingan Indonesia,dan memanfaatkan setiap peluang positif bagi
kepentingan nasional.
• Meningkatkan kualitas diplomasi baik regional maupun Internasional
dalam rangka stabilitas, kerja sama,dan pembangunan kawasan.

More Related Content

What's hot

Perubahan uud 1945
Perubahan uud 1945Perubahan uud 1945
Perubahan uud 1945swirawan
 
Makalah penyebab dan kosekuensi terjadinya perubahan konstitusi
Makalah penyebab dan kosekuensi terjadinya perubahan konstitusiMakalah penyebab dan kosekuensi terjadinya perubahan konstitusi
Makalah penyebab dan kosekuensi terjadinya perubahan konstitusiOperator Warnet Vast Raha
 
Rpp ppkn sma xi bab 4 pertemuan 2
Rpp ppkn sma xi bab 4 pertemuan 2Rpp ppkn sma xi bab 4 pertemuan 2
Rpp ppkn sma xi bab 4 pertemuan 2eli priyatna laidan
 
Periodisasi konstitusi di Indonesia
Periodisasi konstitusi di IndonesiaPeriodisasi konstitusi di Indonesia
Periodisasi konstitusi di IndonesiaIswi Haniffah
 
IMPLEMENTASI PANCASILA, UUD NRI TH 1945, DAN SISTEM KETATANEGARAAN (PERMASALA...
IMPLEMENTASI PANCASILA, UUD NRI TH 1945, DAN SISTEM KETATANEGARAAN(PERMASALA...IMPLEMENTASI PANCASILA, UUD NRI TH 1945, DAN SISTEM KETATANEGARAAN(PERMASALA...
IMPLEMENTASI PANCASILA, UUD NRI TH 1945, DAN SISTEM KETATANEGARAAN (PERMASALA...Yani Antariksa
 
= Kuliah htn 2=
= Kuliah htn 2== Kuliah htn 2=
= Kuliah htn 2=Amir Sabri
 
kekuasaan dalam pelaksanaan konsitusi
kekuasaan dalam pelaksanaan konsitusikekuasaan dalam pelaksanaan konsitusi
kekuasaan dalam pelaksanaan konsitusiWahyudi Arsyad
 
Negara dan konstitusi
Negara dan konstitusiNegara dan konstitusi
Negara dan konstitusinanda_auliana
 
Ppt Mengupas penyelenggara kekuasaan negara
Ppt Mengupas penyelenggara kekuasaan negaraPpt Mengupas penyelenggara kekuasaan negara
Ppt Mengupas penyelenggara kekuasaan negaraDoris Agusnita
 
Konstitusi di indonesia
Konstitusi di indonesiaKonstitusi di indonesia
Konstitusi di indonesiaAhmad Thoriq
 
Sitem pemerintahan indonesia
Sitem pemerintahan indonesiaSitem pemerintahan indonesia
Sitem pemerintahan indonesiaAmran Jaya
 
Periodisasi konstitusi yang pernah berlaku di indonesia
Periodisasi konstitusi yang pernah berlaku di indonesiaPeriodisasi konstitusi yang pernah berlaku di indonesia
Periodisasi konstitusi yang pernah berlaku di indonesiaYosua S L
 

What's hot (19)

Uud nri tahun 1945
Uud nri tahun 1945Uud nri tahun 1945
Uud nri tahun 1945
 
Perubahan uud 1945
Perubahan uud 1945Perubahan uud 1945
Perubahan uud 1945
 
Makalah penyebab dan kosekuensi terjadinya perubahan konstitusi
Makalah penyebab dan kosekuensi terjadinya perubahan konstitusiMakalah penyebab dan kosekuensi terjadinya perubahan konstitusi
Makalah penyebab dan kosekuensi terjadinya perubahan konstitusi
 
Rpp ppkn sma xi bab 4 pertemuan 2
Rpp ppkn sma xi bab 4 pertemuan 2Rpp ppkn sma xi bab 4 pertemuan 2
Rpp ppkn sma xi bab 4 pertemuan 2
 
Periodisasi konstitusi di Indonesia
Periodisasi konstitusi di IndonesiaPeriodisasi konstitusi di Indonesia
Periodisasi konstitusi di Indonesia
 
Lembaga Pemerintahan dan Perundang undangan
Lembaga Pemerintahan dan Perundang undanganLembaga Pemerintahan dan Perundang undangan
Lembaga Pemerintahan dan Perundang undangan
 
IMPLEMENTASI PANCASILA, UUD NRI TH 1945, DAN SISTEM KETATANEGARAAN (PERMASALA...
IMPLEMENTASI PANCASILA, UUD NRI TH 1945, DAN SISTEM KETATANEGARAAN(PERMASALA...IMPLEMENTASI PANCASILA, UUD NRI TH 1945, DAN SISTEM KETATANEGARAAN(PERMASALA...
IMPLEMENTASI PANCASILA, UUD NRI TH 1945, DAN SISTEM KETATANEGARAAN (PERMASALA...
 
PKN
PKNPKN
PKN
 
= Kuliah htn 2=
= Kuliah htn 2== Kuliah htn 2=
= Kuliah htn 2=
 
kekuasaan dalam pelaksanaan konsitusi
kekuasaan dalam pelaksanaan konsitusikekuasaan dalam pelaksanaan konsitusi
kekuasaan dalam pelaksanaan konsitusi
 
Negara dan konstitusi
Negara dan konstitusiNegara dan konstitusi
Negara dan konstitusi
 
Bahantayang UUD 1945
Bahantayang UUD 1945Bahantayang UUD 1945
Bahantayang UUD 1945
 
Ppt Mengupas penyelenggara kekuasaan negara
Ppt Mengupas penyelenggara kekuasaan negaraPpt Mengupas penyelenggara kekuasaan negara
Ppt Mengupas penyelenggara kekuasaan negara
 
Konstitusi negara indonesia
Konstitusi negara indonesiaKonstitusi negara indonesia
Konstitusi negara indonesia
 
Konstitusi di indonesia
Konstitusi di indonesiaKonstitusi di indonesia
Konstitusi di indonesia
 
UUD 1945
UUD 1945UUD 1945
UUD 1945
 
Sitem pemerintahan indonesia
Sitem pemerintahan indonesiaSitem pemerintahan indonesia
Sitem pemerintahan indonesia
 
Makalah perubahan uud
Makalah  perubahan uudMakalah  perubahan uud
Makalah perubahan uud
 
Periodisasi konstitusi yang pernah berlaku di indonesia
Periodisasi konstitusi yang pernah berlaku di indonesiaPeriodisasi konstitusi yang pernah berlaku di indonesia
Periodisasi konstitusi yang pernah berlaku di indonesia
 

Similar to PKN Kd 3.2

Elvira dhana (15)
Elvira dhana (15)Elvira dhana (15)
Elvira dhana (15)Vira Sherli
 
Pancasila dalam konteks ketatanegaraan republik indonesia
Pancasila dalam konteks ketatanegaraan republik indonesiaPancasila dalam konteks ketatanegaraan republik indonesia
Pancasila dalam konteks ketatanegaraan republik indonesia07051994
 
PANCASILA_DALAM_KONTEKS_KETATANEGARAAN_R.pptx
PANCASILA_DALAM_KONTEKS_KETATANEGARAAN_R.pptxPANCASILA_DALAM_KONTEKS_KETATANEGARAAN_R.pptx
PANCASILA_DALAM_KONTEKS_KETATANEGARAAN_R.pptxivanagusta1
 
Bab XII pancasila dan amandemen undang undang dasar tahun 1945
Bab XII pancasila dan amandemen undang undang dasar tahun 1945Bab XII pancasila dan amandemen undang undang dasar tahun 1945
Bab XII pancasila dan amandemen undang undang dasar tahun 1945yudikrismen1
 
Makalah pancasila matakuliah mku
Makalah pancasila matakuliah mkuMakalah pancasila matakuliah mku
Makalah pancasila matakuliah mkurydestopper
 
Implementasi pancasila dengan uud 1945
Implementasi pancasila dengan uud 1945Implementasi pancasila dengan uud 1945
Implementasi pancasila dengan uud 1945Iko Ishva
 
Rangkuman Materi PPKN SMP Kelas 9 Bab 2 Bagian B Semester Ganjil
Rangkuman Materi PPKN SMP Kelas 9 Bab 2 Bagian B Semester GanjilRangkuman Materi PPKN SMP Kelas 9 Bab 2 Bagian B Semester Ganjil
Rangkuman Materi PPKN SMP Kelas 9 Bab 2 Bagian B Semester GanjilIWAN SUKMA NURICHT
 
Undang-Undang Dasar 1945 (Slide 4.lanjutan minggu 5 ).ppt
Undang-Undang Dasar 1945 (Slide 4.lanjutan minggu 5 ).pptUndang-Undang Dasar 1945 (Slide 4.lanjutan minggu 5 ).ppt
Undang-Undang Dasar 1945 (Slide 4.lanjutan minggu 5 ).pptRipreme
 
Kuliah kewarganegaraan-lima-2012
Kuliah kewarganegaraan-lima-2012Kuliah kewarganegaraan-lima-2012
Kuliah kewarganegaraan-lima-2012Mardoto Sleman
 
Mengenai Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Mengenai Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945Mengenai Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Mengenai Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945Eisa Swastika
 
UUD Republik Indonesia tahun 1945
UUD Republik Indonesia tahun 1945UUD Republik Indonesia tahun 1945
UUD Republik Indonesia tahun 1945Luthfi Syuhada
 
Makalah sistem ketatanegaraan
Makalah sistem ketatanegaraanMakalah sistem ketatanegaraan
Makalah sistem ketatanegaraanWarnet Raha
 
Wawasan pembukaan uud 1945
Wawasan pembukaan uud 1945Wawasan pembukaan uud 1945
Wawasan pembukaan uud 1945Stanford15_
 
Hubungan dasar negara dan konstitusi
Hubungan dasar negara dan konstitusi Hubungan dasar negara dan konstitusi
Hubungan dasar negara dan konstitusi Umi Azizah
 

Similar to PKN Kd 3.2 (20)

Elvira dhana (15)
Elvira dhana (15)Elvira dhana (15)
Elvira dhana (15)
 
Pancasila dalam konteks ketatanegaraan republik indonesia
Pancasila dalam konteks ketatanegaraan republik indonesiaPancasila dalam konteks ketatanegaraan republik indonesia
Pancasila dalam konteks ketatanegaraan republik indonesia
 
PANCASILA_DALAM_KONTEKS_KETATANEGARAAN_R.pptx
PANCASILA_DALAM_KONTEKS_KETATANEGARAAN_R.pptxPANCASILA_DALAM_KONTEKS_KETATANEGARAAN_R.pptx
PANCASILA_DALAM_KONTEKS_KETATANEGARAAN_R.pptx
 
Bab XII pancasila dan amandemen undang undang dasar tahun 1945
Bab XII pancasila dan amandemen undang undang dasar tahun 1945Bab XII pancasila dan amandemen undang undang dasar tahun 1945
Bab XII pancasila dan amandemen undang undang dasar tahun 1945
 
PANCASILA PEMBUKAAN UUD 45
PANCASILA PEMBUKAAN UUD 45PANCASILA PEMBUKAAN UUD 45
PANCASILA PEMBUKAAN UUD 45
 
Makalah pancasila matakuliah mku
Makalah pancasila matakuliah mkuMakalah pancasila matakuliah mku
Makalah pancasila matakuliah mku
 
Implementasi pancasila dengan uud 1945
Implementasi pancasila dengan uud 1945Implementasi pancasila dengan uud 1945
Implementasi pancasila dengan uud 1945
 
Rangkuman Materi PPKN SMP Kelas 9 Bab 2 Bagian B Semester Ganjil
Rangkuman Materi PPKN SMP Kelas 9 Bab 2 Bagian B Semester GanjilRangkuman Materi PPKN SMP Kelas 9 Bab 2 Bagian B Semester Ganjil
Rangkuman Materi PPKN SMP Kelas 9 Bab 2 Bagian B Semester Ganjil
 
Undang-Undang Dasar 1945 (Slide 4.lanjutan minggu 5 ).ppt
Undang-Undang Dasar 1945 (Slide 4.lanjutan minggu 5 ).pptUndang-Undang Dasar 1945 (Slide 4.lanjutan minggu 5 ).ppt
Undang-Undang Dasar 1945 (Slide 4.lanjutan minggu 5 ).ppt
 
Uud 1945
Uud 1945Uud 1945
Uud 1945
 
Kuliah kewarganegaraan-lima-2012
Kuliah kewarganegaraan-lima-2012Kuliah kewarganegaraan-lima-2012
Kuliah kewarganegaraan-lima-2012
 
Mengenai Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Mengenai Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945Mengenai Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Mengenai Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
 
UUD Republik Indonesia tahun 1945
UUD Republik Indonesia tahun 1945UUD Republik Indonesia tahun 1945
UUD Republik Indonesia tahun 1945
 
NKRI Harga Mati PPT
NKRI Harga Mati PPTNKRI Harga Mati PPT
NKRI Harga Mati PPT
 
Makalah sistem ketatanegaraan
Makalah sistem ketatanegaraanMakalah sistem ketatanegaraan
Makalah sistem ketatanegaraan
 
Makalah sistem ketatanegaraan
Makalah sistem ketatanegaraanMakalah sistem ketatanegaraan
Makalah sistem ketatanegaraan
 
Wawasan pembukaan uud 1945
Wawasan pembukaan uud 1945Wawasan pembukaan uud 1945
Wawasan pembukaan uud 1945
 
Pembelajaran inovatif ppkn klas 7 (1)
Pembelajaran inovatif ppkn klas 7 (1)Pembelajaran inovatif ppkn klas 7 (1)
Pembelajaran inovatif ppkn klas 7 (1)
 
Negara dan Konstitusi
Negara dan KonstitusiNegara dan Konstitusi
Negara dan Konstitusi
 
Hubungan dasar negara dan konstitusi
Hubungan dasar negara dan konstitusi Hubungan dasar negara dan konstitusi
Hubungan dasar negara dan konstitusi
 

More from Andi Widya

More from Andi Widya (20)

PKN KD. 1.1
PKN KD. 1.1PKN KD. 1.1
PKN KD. 1.1
 
PKN Kd. 1.1
PKN Kd. 1.1PKN Kd. 1.1
PKN Kd. 1.1
 
PKN Kd. 6.3
PKN Kd. 6.3PKN Kd. 6.3
PKN Kd. 6.3
 
PKN Kd. 6.2
PKN Kd. 6.2PKN Kd. 6.2
PKN Kd. 6.2
 
PKN Kd. 6.1
PKN Kd. 6.1PKN Kd. 6.1
PKN Kd. 6.1
 
PKN Kd. 5.3
PKN Kd. 5.3PKN Kd. 5.3
PKN Kd. 5.3
 
PKN Kd. 5.2
PKN Kd. 5.2PKN Kd. 5.2
PKN Kd. 5.2
 
PKN Kd. 5.1
PKN Kd. 5.1PKN Kd. 5.1
PKN Kd. 5.1
 
PKN Kd. 4.4
PKN Kd. 4.4PKN Kd. 4.4
PKN Kd. 4.4
 
PKN Kd. 4.3
PKN Kd. 4.3PKN Kd. 4.3
PKN Kd. 4.3
 
PKN Kd 4.2
PKN Kd 4.2PKN Kd 4.2
PKN Kd 4.2
 
PKN Kd 4.1
PKN Kd 4.1PKN Kd 4.1
PKN Kd 4.1
 
Peristiwa
PeristiwaPeristiwa
Peristiwa
 
PKN Kd 3.3 no. 6 12
PKN Kd 3.3 no. 6 12PKN Kd 3.3 no. 6 12
PKN Kd 3.3 no. 6 12
 
PKN Kd 3.1
PKN Kd 3.1PKN Kd 3.1
PKN Kd 3.1
 
K.d 3.3 ppkn
K.d 3.3 ppknK.d 3.3 ppkn
K.d 3.3 ppkn
 
PKN KD. 3.3
PKN KD. 3.3PKN KD. 3.3
PKN KD. 3.3
 
PKN KD.3.4 dan 4.4
PKN KD.3.4 dan 4.4PKN KD.3.4 dan 4.4
PKN KD.3.4 dan 4.4
 
PKN kd 3.3 no. 6 12
PKN kd 3.3 no. 6 12PKN kd 3.3 no. 6 12
PKN kd 3.3 no. 6 12
 
Softball
SoftballSoftball
Softball
 

PKN Kd 3.2

  • 1.
  • 2.
  • 3.
  • 4. 2.Menjelaskan Proses Pembentukan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 • Berdasarkan Pasal 20 ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945 (“UUD 1945”), kekuasaan untuk membentuk undang-undang (“UU”) ada pada Dewan Perwakilan Rakyat (“DPR”). Selanjutnya, di dalam Pasal 20 ayat (2) UUD 1945 diatur bahwa setiap rancangan undang-undang (“RUU”) dibahas oleh DPR dan Presiden untuk mendapatkan persetujuan bersama. • Proses pembentukan UU diatur dalam UU No. 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (“UU 12/2011”) . Selain itu, proses pembentukan UU juga diatur dalam UU No. 27 Tahun 2009 tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (“UU 27/2009”). Berdasarkan Pasal 10 ayat (1) UU 12/2011, materi muatan yang harus diatur melalui undang- undang adalah: • a. pengaturan lebih lanjut mengenai ketentuan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; • b. perintah suatu Undang-Undang untuk diatur dengan Undang-Undang; • c. pengesahan perjanjian internasional tertentu; • d. tindak lanjut atas putusan Mahkamah Konstitusi; dan/atau • e. pemenuhan kebutuhan hukum dalam masyarakat.
  • 5. • Dalam UU 12/2011, proses pembuatan undang-undang diatur dalam Pasal 16 s.d. Pasal 23, Pasal 43 s.d. Pasal 51, dan Pasal 65 s.d. Pasal 74. Sedangkan, dalam UU 27/2009, pembentukan UU diatur dalam Pasal 142 s.d. 163. Untuk proses selengkapnya, Saudara juga dapat melihat pada Tata Tertib DPR mengenai Tata Cara Pembentukan Undang-undang. Berdasarkan ketentuan UU 12/2011, UU 27/2009 dan Tata Tertib DPR tersebut, kami sarikan proses pembentukan undang-undang sebagai berikut: • 1. RUU dapat berasal dari DPR atau Presiden. • 2. RUU dari DPR diajukan oleh anggota DPR, komisi, gabungan komisi, atau alat kelengkapan DPR yang khusus menangani bidang legislasi atau Dewan Perwakilan Daerah (DPD) • 3. RUU yang diajukan oleh Presiden disiapkan oleh menteri atau pimpinan lembaga pemerintah non- kementerian sesuai dengan lingkup tugas dan tanggung jawabnya • 4. RUU tersebut kemudian disusun dalam Program Legislasi Nasional (prolegnas) oleh Badan Legislasi DPR untuk jangka waktu 5 tahun serta dibuat pula dalam jangka waktu tahunan yang berisi RUU yang telah diurutkan prioritas pembahasannya. • 5. Setiap RUU yang diajukan harus dilengkapi dengan Naskah Akademik kecuali untuk RUU Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), RUU penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perpu) menjadi UU, serta RUU pencabutan UU atau pencabutan Perpu. • 6. Pimpinan DPR memberitahukan adanya RUU dan membagikan RUU kepada seluruh anggota DPR dalam rapat paripurna
  • 6. • 7. DPR dalam rapat paripurna berikutnya memutuskan RUU tersebut berupa persetujuan, persetujuan dengan perubahan, atau penolakan • 8. Selanjutnya RUU ditindaklanjuti dengan dua tingkat pembicaraan. • 9. Pembicaraan tingkat I dilakukan dalam rapat komisi, rapat gabungan komisi, rapat Badan Legislasi, rapat Badan Anggaran, atau rapat panitia khusus • 10.Kegiatan dalam pembicaraan tingkat I dilakukan dengan pengantar musyawarah, pembahasan daftar inventarisasi masalah, dan penyampaian pendapat mini fraksi • 11.Pembicaraan tingkat II dilakukan dalam rapat paripurna. Dalam rapat paripurna berisi: a. penyampaian laporan yang berisi proses, pendapat mini fraksi, pendapat mini DPD, dan hasil Pembicaraan Tingkat I; b. pernyataan persetujuan atau penolakan dari tiap-tiap fraksi dan anggota secara lisan yang diminta oleh pimpinan rapat paripurna; dan c. pendapat akhir Presiden yang disampaikan oleh menteri yang mewakilinya. • 12.Bila tidak tercapai kesepakatan melalui musyawarah mufakat, keputusan diambil dengan suara terbanyak • 13.RUU yang membahas tentang otonomi daerah; hubungan pusat dan daerah; pembentukan, pemekaran, dan penggabungan wilayah; pengelolaan sumber daya alam atau sumber daya lainnya; dan perimbangan keuangan pusat dan daerah, dilakukan dengan melibatkan DPD tetapi hanya pada pembicaraan tingkat I saja. • 14.Dalam penyiapan dan pembahasan RUU, termasuk pembahasan RUU tentang APBN, masyarakat berhak memberikan masukan secara lisan dan/atau tertulis kepada DPR melalui pimpinan DPR dan/atau alat kelengkapan DPR lainnya. • 15.RUU yang telah mendapat persetujuan bersama DPR dengan Presiden diserahkan kepada Presiden untuk dibubuhkan tanda tangan, ditambahkan kalimat pengesahan, serta diundangkan dalam lembaran Negara Republik Indonesia
  • 7. 3.Menganalisis Keterkaitan Proklamasi dengan Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Hubungan Proclamation of independence dengan Declaration of independence digambarkannya bahwa Proklamasi kita memberikan tahu kepada kita sendiri dan kepada seluruh dunia, bahwa rakyat Indonesia telah menjadi satu bangsa yang merdeka. Sedangkan Undang-Undang Dasar 1945 serta Pembukaannya, mengikat bangsa Indonesia kepada beberapa prinsip sendiri, dan memberi tahu kepada seluruh dunia apa prinsip-prinsip kita itu. Pembukaan Undang- Undang Dasar 1945, memberikan pedoman-pedoman tertentu untuk mengisi kemerdekaan nasional kita, untuk melaksanakan kenegaraan kita, untuk mengetahui tujuan dalam memperkembangkan kebangsaan kita, untuk setia kepada suara batin yang hidup dalam kalbu rakyat kita.
  • 8. 4.Menjelaskan Isi Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pembukaan UUD1945 "Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan diatas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan." "Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat yang berbahagia dengan selamat sentosa mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan negara Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur." "Atas berkat rahmat AllahYang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya." "Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintah negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada : • Ketuhanan Yang Maha Esa, • kemanusiaan yang adil dan beradab, • persatuan Indonesia, dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, • serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia."
  • 9. 5.Menjelaskan Pokok Pikiran Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 • Pokok Pikiran Pertama : Negara melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dengan berdasar asas persatuan dengan mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. • Pokok pikiran Kedua ; Negara hendak mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Pokok pikiran ini menempatkan suatu tujuan atau cita-cita yang ingin dicapai dalam Pembukaan, dan merupakan suatu kuasa finalis (sebab tujuan), sehingga dapat menentukan jalan serta aturan-aturan mana yang harus dilaksanakan dalam Undang-Undang Dasar untuk sampai pada tujuan itu yang didasari dengan bekal persatuan. • Pokok Pikiran Ketiga ; Negara yang berkedaulatan rakyat, berdasarkan atas kerakyatan dan permusyawaratan/perwakilan. Pokok pikiran ini dalam ‘pembukaan’ mengandung konsekuensi logis bahwa sistem negara yang terbentuk dalam Undang-Undang Dasar harus berdasarkan atas kedaulatan rakyat dan berdasarkan permusyawaratan/perwakilan • Pokok Pikiran Keempat : Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa, menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab. Hal ini menegaskan pokok pikiran Ketuhanan Yang Maha Esa, yang mengandung pengertian taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, dan pokok pikiran kemanusiaan yang adil dan beradab yang mengandung pengertian menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia atau nilai kemanusiaan yang luhur. Pokok pikiran keempat itu merupakan Dasar Moral Negara yang pada hakikatnya merupakan suatu penjabaran dari Sila Kedua Pancasila.
  • 10. 6.Menguraikan Makna yang Terkandung dalam Tiap Alinea Pembukaan Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 • Alinea 1 : “Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan prikemanusiaan dan prikeadilan”. Hak akan kemerdekaan yang dimaksud di atas adalah hak dari segala bangsa untuk memperoleh kemerdekaan, karena ada dan berlakunya hak kemerdekaan adalah sejalan dengan tuntunan prikemanusiaan dan perikeadilan • Alinea 2 : “ Dan pejuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat yang berbahagia dengan selamat sentausa mengantarkan rakyat Indonesia kedepan pintu gerbang kemerdekaan Negara Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur”. Atas dasar pemikiran yang merupakan dorongan kuat terhadap perjuangan pergerakan kemerdekaan adalah hak yang bersifat universal untuk segala bangsa dan merupakan hak kodrat manusia.
  • 11. • Alinea 3 : “ Atas berkat rahmat Allah yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur, supaya bekehidupan kebangsan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaaannya”. Pengertian yang terkandung dalam alinea ini mengingatkan kembali kepada Proklamasi 17 Agustus 1945 sehari sebelum Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 ini ditetapkan,yang bunyinya sebagai berikut: “Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia. Hal- hal yang mengenai pemindahan kekuasaan dan lain-lain diselenggarakan denan cara seksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya”. Inti yang terkandung dalam Pembukaan alinea ketiga dan Proklamasi Kemerdekaan, keduanya mengandung isi yang sama walaupun rangkaian konteks kalimatnya berbeda.
  • 12. • Alinea 4 : “ Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintah Negara Indonesia dan seluruh tumpa darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-UndangDasar Negara Indonesia yang terbentuk dalam suatu susunanNegara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasarkepada : Ketuhananyang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, dan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaandalam permusyawaratan perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”. Setelah dalam alinea pertama, kedua, dan ketiga dijelaskan tentang alasan dasar serta hubungan langsung dengan kemerdekaan maka dalam alinea keempat ini sebagai kelanjutan berdirinya Negara Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945, dirinci lebih lanjut tentang prinsip-prinsip serta pokok-pokok kaidah penbentukan pemerintah NegaraIndonesia.
  • 13. 7.Menjelaskan Upaya Mewujudkan Cita-Cita dan Tujuan Nasional berdasarkan Pancasila • Memberikan kepastian dan perlindungan hukum terhadap semua warga Negara tanpa diskriminatif • Menyediakan fasilitas umum yang memadai yang berdampak pada kesejehtaraan masyarakat • Menyediakan sarana pendidikan yang memadai dan merata di seluruh tanah air • Memberikan biaya pendidikan gratis terhadap seluruh jenjang pendidikan bagi seluruh warga Negara • Menyediakan infrastruktur serta sarana transportasi yang memadai dan menunjangtingkat perekonomian rakyat • Menyediakan lapangan kerja yang dapat menyerap jumlah angkatan kerja dalam rangka penghidupan yanglayak bagi seluruh warga Negara • Mengirimkan pasukan perdamaian dalam rangka ikut serta berpartisipasi aktif dalam menjaga dan memelihara perdamaian dunia
  • 14. 8. MendeskripsikanPerwujudanKedaulatan Rakyat dalam Konteks Negara Hukum Penegasan kedaulatanrakyat dalamkonteks negara hukumIndonesia termaktub dalam pasal 1 ayat (2) dan (3) Undang-UndangDasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berbunyisebagai berikut : “Kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakanmenurut Undang-UndangDasar”, Ayat (2) dan “Negara Indonesia adalah negara hukum” , Ayat (3). Dengan demikian,kedaulatan beradadi tangan rakyat dan segala sikap tindakan yangdilakukan ataupun diputuskanoleh alat negara dan masyarakat haruslah didasarkan pada aturan hukum. Dalam konteksnegara hukum,kedaulatanrakyat Indonesia didelegasikan melalui peran lembaga perwakilanyang ada dalam hal ini adalah alat kelembagaan negara denganmenggunakan sistemperimbangankekuasaan “check and balances” antara badan legislatif,eksekutif,dan yudikatif.
  • 15. 9.Menjelaskan Upaya Mewujudkan Cita-Cita dan Tujuan Nasional berdasarkan Pancasila serta Kedaulatan Rakyat dalam Konteks Negara Hukum Proklamasi dan Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia memiliki hubungan yang erat dan tidak dapat dipisahkan dengan Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Proklamasi kemerdekaan dengan Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 merupakan suatu kesatuan yang utuh karena apa yang terkandung dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 merupakan suatu amanat yang luhur dan suci dari Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945. Proklamasi Kemerdekaan merupakan pernyataan bangsa Indonesia kepada diri sendiri maupun kepada dunia luar bahwa bangsa Indonesia telah merdeka, dan adanya tindakan-tindakan yang harus segera dilaksanakan berkaitan dengan pernyataan kemerdekaan tersebut yang dirinci dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Hal ini dapat dilihat pada: Bagian pertama rumusan Proklamasi “Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia” mendapat penegasan dalam alinea pertama sampai dengan alinea ketiga Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
  • 16. Bagian kedua rumusan Proklamasi “Hal-hal yang mengenai pemindahan kekuasaan dan lain-lain diselenggarakan dengan cara seksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya” merupakan amanat atas tindakan yang segera harus dilaksanakan yaitu pembentukan negara Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan termuat dalam alinea keempat Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Dengan demikian Proklamasi kemerdekaan merupakan jembatan emas dalam membangun bangsa untuk mencapai cita-cita nasional, yaitu menuju masyarakat yang adil, makmur, dan sejahtera. Pembukaan merupakan satu rangkaian dengan Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 yang tidak dapat diubah oleh siapa pun termasuk MPR hasil pemilihan umum. Jika mengubah isi Pembukaan berarti sama dengan membubarkan Negara Republik Indonesia. Dengan demikian, Proklamasi bukan merupakan tujuan tetapi sebagai prasayarat untuk mencapai cita- cita dan tujuan nasional sehingga merupakan sumber hukum formal
  • 17. 10.Menjelaskan PolitikLuar Negeri Bebas Aktif Ada beberapa pengertian Politik luar negeri yang bebas dan aktif telah disampaikan oleh para pakar, diantaranya adalah • a. Menurut A. W. Wijaya merumuskan : bebas berati tidak terikat oleh satu ideology atau oleh satu politiknegara asing atau blok negaraa tertentu, atau negara adikuasa (super power). Aktif artinya dengan sumbangan realistisgiat mengembangkan kebebasan persahabatan dan kerja sama internasional dengan menghormati kedaulatan negara lain. • b. Menurut Mochtar kusumaatmaja merumuskan bebas aktif sebagai berikut : bebas berarti Indonesia tidak memihak pada kekuatan-kekuatan yang pada dasarnya tidak sesuai dengan kepribadian bangsa sebagaimana dicerminkan dalam Pancasila. Aktif berarti di dalam menjalankan kebijaksanaan luar negerinya, Indonesia tidak bersifat pasif-reaktif atas kejadian-kejadian intenasionalnya melainkan bersifat aktif. • c. Menurut UU No. 37 Tahun 1999 tentang Hubungan Luar Negeri,politik luar negeri adalah kebijaksanaan , sikap, dan langkah pemerintah RI yang diambil dalam melakukan hubungan internasional, dan subjek hukum internasional lainnya dalam rangka menghadapi masalah internasional guna mencapai tujuan nasional. • DlamUU No. 37 Tahun 1999, politik luar negeri menganut prinsip bebas aktif yang diabdikan untuk kepentingan nasional. Kepentingan nasional bangsa Indonesia tersebut selanjutnya dirumuskan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menegah (RPJM) Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa bebas berarti tidak memihak salah satu blok baik blok barat maupun blok timur atau bersifat netral. Sedangkan aktif berarti ikut secara aktif mewujudkan perdamaian dunia.
  • 18. 11.Membangun Partisipasi Aktif dalam Perdamaian Dunia • 11.Membangun Partisipasi Aktif dalam Perdamaian Dunia • Penyelanggaraan konfrensi Asia-Afrika Tahun 1955,yang melahirkan semangat dan solidaritas negara-negara Asia-Afrika yang kemudian melahirkan Dekrasi Bandung • Keaktifan Indonesia sebagai salah satu negara pendiri Gerakan non Blok Tahun 1961 yang berusaha membantu dunia internasional untuk meredakan ketegangan perang dingin antara Blok Barat dan Blok Timur • Indonesia aktif dalam merintis dan mengembangkan organisasi di Kawasan Asia Tenggara(ASEAN) • Ikut aktif membantu penyelesaian konflik di Kamboja, perang saudara di Bosnia,pertikaian dan konflik antara pemerintah Filiphina dan Bangsa Moro.
  • 19. 12.Mendeskripsikan Upaya Membangun Partisipasi Aktif dalam Perdamaian Dunia • Menjalankan politik damai dan bersahabat dengan segala bangsa atas dasar saling menghargai dengan tidak mencampuri urusan negara lain. • Menegaskan arah politik luar negeri Indonesia yang bebas dan aktif serta berorientasi pada kepentingan Nasional,menitikberatkan pada solidaritas antarnegara berkembang, mendukung perjuangan kemerdekaan bangsa, menolak penjajahan,dan meningkatkan kemandirian bangsa,serta memiliki kerjasama Internasional bagi kesejehtaraan rakyat. • Bangsa Indonesia memperkuat sendi-sendi hukum Internasional untuk menjamin perdamaian yang kekal dan abadi.
  • 20. • Meningkatkan kerja sama dalam segala bidang dengan Negara tetangga yang berbatasan langsung dan kerjasama kawasan ASEAN untuk memelihara stabilitas, melaksanakan pembangunan, dan meningkatkan kesejehtaraan rakyat. • Meningkatkan kesiapan Indonesia dalam segala bidang untuk menghadapi perdagangan bebas,terutama dalam menyongsong pemberlakuan AFTA,APEC,dan WTO. • Meningkatkan kualitas dan kinerja aparatur luar negeri agar mampu melakukan diplomasi proaktif dalam segala bidang untuk membangun citra positif Indonesia di dunia Internasional, memberikan perlindungan dan pembelaan terhadap warga negara,serta kepentingan Indonesia,dan memanfaatkan setiap peluang positif bagi kepentingan nasional. • Meningkatkan kualitas diplomasi baik regional maupun Internasional dalam rangka stabilitas, kerja sama,dan pembangunan kawasan.