Dokumen tersebut membahas tentang berbagai upacara tradisional dalam pernikahan masyarakat Jawa, mulai dari nontoni, lamaran, peningsetan, tarub, nyantri, siraman, langkahan, ijab, dan panggih. Dokumen juga menjelaskan arti penting bibit, bebet, dan bobot dalam pertimbangan penerimaan calon menantu, serta solusi bagi yang tidak mampu menyelenggarakan seluruh prosesi pernikahan dengan mengh
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
Pernikahan Adat Yogyakarta
1. Sastra Asia Barat FIB UGM
Guna Memenuhi Tugas Kebudayaan Indonesia
Kelompok 3
Cahyo Sadewo H Aang Khoirul A Saviera Es Salavia
Laila Nur H
Olivia Sarita
Ibnus Sakan A Zainurrakhmah
2.
3. Fungsi Pernikahan dalam Masyarakat Jawa
dipengaruhi oleh struktur pemikiran
masyarakat Jawa ( epistomologi) yakni
untuk memperluas kekuasaan atau
memperbesar Klan Jawa yang berujung
pada kekuasaan atau kekuatan. Karena
dalam Masyarakat Jawa menganut prinsip
diplomasi dalam melangsungkan
pernikahan.
4. Bibit, Bebet, Bobot
Secara tradisional, pertimbangan penerimaan
seorang calon menantu berdasarkan
kepada bibit, bebet dan bobot.
Bibit : mempunyai latar kehidupan
keluarga yang baik.
Bebet : calon penganten, terutama pria,
mampu memenuhi kebutuhan keluarga.
Bobot : kedua calon penganten adalah
orang yang berkualitas, bermental baik
dan berpendidikan cukup.
5.
6. A. Nontoni
Nontoni adalah upacara untuk melihat calon
pasangan yang akan dikawininya dan biasanya
diprakarsai oleh pihak pria.
7. B. Lamaran
Melamar artinya meminang. Dari sini bisa dirembug hari
baik untuk menerima lamaran dan melangsungkan
pernikahan atas persetujuan bersama. Biasanya yang
bertugas sebagai juru pelamar adalah orang lain, bukan
orangtua sang pria sendiri
8. C. Peningsetan
Kata peningsetan adalah dari kata dasar singset (Jawa) yang
berarti ikat, peningsetan jadi berarti pengikat.
Peningsetan adalah suatu upacara penyerahan sesuatu
sebagai pengikat dari orang tua pihak pengantin pria kepada pihak
calon pengantin putri.
9. D. Upacara Tarub
Tarub adalah hiasan janur
kuning ( daun kelapa yang
masih muda ) yang dipasang
tepi tratag yang terbuat dari
bleketepe ( anyaman daun
kelapa yang hijau ).
Pemasangan tarub biasanya
dipasang saat bersamaan
dengan memandikan calon
pengantin ( siraman, Jawa )
yaitu satu hari sebelum
pernikahan itu dilaksanakan.
10. E. Nyantri
Upacara nyantri adalah menitipkan calon
pengantin pria kepada keluarga pengantin
putri 1 sampai 2 hari sebelum pernikahan.
Calon pengantin pria ini akan ditempat
kan dirumah saudara atau tetangga dekat.
Nyantri juga bagian dari efisiensi karena
dengan nyantri pasangan calon menikah
akan mudah melangsungkan
pernikahannya tanpa kendala seperti
macet ataupun kejadian yang tidak
diinginkan.
11. F. Siraman
Siraman dari kata dasar siram ( Jawa ) yang
berarti mandi. Yang dimaksud dengan siraman
adalah memandikan calon pengantin yang
mengandung arti membersihkan diri agar
menjadi suci dan murni.
12. H. Upacara Langkahan
Langkahan berasal dari kata dasar langkah (Jawa)
yang berarti lompat, upacara langkahan disini
dimaksudkan apabila pengantin menikah mendahului
kakaknya yang belum nikah
13. I. Upacara Ijab
Ijab atau ijab kabul adalah pengesahan pernikahan
sesuai agama pasangan pengantin. Dalam upacara
ijab ada birokrasi terlibat, seperti aturan yang ada di
buku nikah, aturan untuk menghadirkan saksi serta
mas kawin.
14. J. Upacara Panggih
Panggih ( Jawa ) berarti bertemu, setelah upacara akad
nikah selesai baru upacara panggih bisa dilaksanakan.
15. Solusi untuk mereka yang tidak
mampu menyelenggarakan keseluruhan
prosesi pernikahan adalah dapat
menghilangkan beberapa prosesi untuk
menghemat biaya.