SlideShare a Scribd company logo
1 of 17
PENDAHULUAN
          Makalah ini bertujuan untuk memberikan informasi kepada mahasiswa/i Fakultas
Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta mengenai kebudayaan
Kejawen yang berkonteks kepada UPACARA PERNIKAHAN DALAM MASYARAKAT
JAWA DILIHAT DARI SEGI AGAMA KEJAWEN. Pada masyarakat era sekarang ini
kebudayaan hanya menjadi sebuah simbol (sesuatu yang menunjukkan kepada sesuatu tetapi
sekaligus menyebabkan atau menghadirkan sesuatu yang lain, biasanya disepakati secara
sosial) semata untuk memberikan efek etnik terhadap upacara pernikahan yang
diselenggarakan.

          Upacara pernikahan ialah suatu kegiatan sakral yang dilakukan 1 kali dalam seumur
hidup dan memberikan cerita tersendiri terhadap sang pengantin. Pernikahan dalam
kebudayaan jawa bukan hanya terletak dalam acara ijab khobulnya saja melainkan ritual-
ritual lain yang memberikan nilai tersendiri terhadap upacara pernikahan tersebut.

          Dalam upacara pernikahan memiliki pemaknaan tersendiri mengenai ritual-ritual yang
dilakukan dalam serangkaian upacara pernikahan yang terkadang mengkaitkannya dengan
mitos. Mitos bukan berasal dari pemikiran intelektual semata dan bukan pula hasil dari
logika, tetapi hasil orintasi dari spiritual dan mental untuk berhubungan dengan yang Ilahi.
Mitos yang menjadi dasar dalam upacara pernikahan memberikan penilaian tersendiri
terhadap kehidupan bahtra rumah tangga yang akan dijalani oleh pengantin dimasa yang akan
datang.




RUMUSAN MASALAH
  I.      Pengertian Masyarakat Jawa ?
 II.      Maksud dari Agama Kejawen dalam masyarakat Jawa ?
III.      Pernikahan dan berbagai ritual-ritual dalam kebudayaan Jawa ?
IV.       Makna dari ritual-ritual yang terdapat dalam upacara pernikahan masyarakat jawa ?




                                                                                               1
PEMBAHASAN

 I.    Masyarakat Jawa

       . Jawa dalam kaitan ini bukan sekedar letak geografis melainkan lebih ditekankan
kepada etnis di salah satu kepulauan Indonesia ini. Orang jawa, saat ini dan bahkan pada
masa yang akan datang akan terus tersebar luas sampai luar kepulauan jawa melaikan
keantarpulau, bahkan antar benua.

       Masyarakat jawa, yang dimaksud disini adalah masyarakat yang beretnis jawa yang
masih berkomitmen terhadap kebudayaan jawa yang berkonteks pada upacara pernikahan.
Kebudayaan dalam upacara pernikahan ini bukan hanya dilakukan oleh masyarakat yang
beretnis jawa yang masih tinggal di Pulau Jawa atau tinggal di luar Pulau Jawa.

       Dalam masayarakat jawa terdapat dua penggolongan menurut Clifford Geertz, yakni
“santri” dan “abangan”. Santri, memiliki sikap fanatik tetapi tidak berlebihan terhadap
kebudayaan leluhurnya yaitu kebudayaan jawa. Abangan, tentu lebih memiliki sikap fanatik
terhadap kebudayaan jawa yang ia percayai dan ia yakini.

       Harus diakui, bahwa masyarakat jawa yang menganut atau memiliki sikap teguh
terhadap kebudayaan jawa sering kali mengalami pasang surut kehidupan terhadap suatu
kebudayaan terutama dalam kancah interaksi antar budaya. Secara tidak langsung,
masyarakat jawa dengan sendirinya masih mengagumi dan menitih beratkan lembaga keraton
sebagai pusat kebudayaan jawa.




II.    Agama Kejawen dalam Masyarakat Jawa

       Dalam masayarakat jawa sering terdengar mengenai “Kejawen”, apa yang dimaksud
“kejawen disini ialah tercampurnya suatu kompleks keyakinan dan konsep-konsep Hindu-
Buddha yang cendrung kearah mistik, yang tercampur menjadi satu dan diakui sebagai agama
Islam”. Hindu dan Buddha merupakan dua agama yang lebih dulu masuk ke Jawa sebelum
datangnya Islam dan Protestan serta Katolik. Sudah pasti religi masyarakat jawa terpengaruh
lebih dulu oleh agama tersebut, apalagi Hindu masuk ke jawa sejak abad ke-5an dan agama
Buddha di sekitar abad itu. Dapat dipahami bahwa hindu dan Buddha nampak kuat ajaran
mistiknya, keduannya sedikit banyak memberikan pengaruh terhadap mistik religi jawa.



                                                                                              2
Mistik merupakan salah satu bentuk dari hasil proses pembentukan kebudayaan religi
di Jawa. Tatkala Islam kultural dari tradisi besar pesantren bersentuhan dengan kebudayaan
religi jawa terjadilah interaksi diantara keduanya. Dari kedua itulah munculah bentuk mistik
baru yang disebut dengan “mistik Islam Kejawen”, yang sering dikaitan dengan kehidupan
kalangan keraton jawa.




III.    Pernikahan dan berbagai ritual-ritual dalam kebudayaan
        Jawa

Hubungan cinta kasih wanita dengan pria, setelah melalui proses dan pertimbangan , biasanya
dimantapkan dalam sebuah tali perkawinan, hubungan dan hidup bersama secara resmi selaku suami
istri dari segi hukum, agama dan adat.


Di Jawa seperti juga ditempat lain, pada prinsipnya perkawinan terjadi karena keputusan dua insan
yang saling jatuh cinta. Itu merupakan hal yang prinsip. Meski ada juga perkawinan yang terjadi
karena dijodohkan orang tua yang terjadi dimasa lalu. Sementara orang-orang tua zaman dulu berkilah
melalui pepatah : Witing tresno jalaran soko kulino, artinya : Cinta tumbuh karena terbiasa.


Di Jawa dimana kehidupan kekeluargaan masih kuat, sebuah perkawinan tentu akan mempertemukan
dua buah keluarga besar. Oleh karena itu, sesuai kebiasaan yang berlaku, kedua insan yang berkasihan
akan memberitahu keluarga masing-masing bahwa mereka telah menemukan pasangan yang cocok
dan ideal untuk dijadikan suami/istrinya.
Secara tradisional, pertimbangan penerimaan seorang calon menantu berdasarkan kepada 3
pertimbangan    :
    1. Bibit            : artinya mempunyai latar kehidupan keluarga yang baik.
    2. Bebet            : calon penganten, terutama pria, mampu memenuhi kebutuhan
                         keluarga.
    3. Bobot            : kedua calon penganten adalah orang yang berkwalitas, bermental baik dan
                         berpendidikan cukup.

Biasanya setelah kedua belah pihak orang tua atau keluarga menyetujui perkawinan, maka dilakukan
langkah-langkah selanjutnya, menurut kebiasaan adalah sebagai berikut :

 a) Pinangan




                                                                                                       3
Biasanya yang melamar adalah pihak calon penganten pria. Pada masa lalu, orang tua calon
penganten pria mengutus salah seorang anggota keluarganya untuk meminang. Tetapi kini,
untuk praktisnya orang tua pihak lelaki bisa langsung meminang kepada orang tua pihak
wanita. Bila sudah diterima,langsung akan dibicarakan langkah-langkah selanjutnya sampai
terjadinya upacara perkawinan.

Hal-hal yang perlu dibicarakan antara lain meliputi. Tanggal dan hari pelaksanaan
perkawinan, ditentukan kapan pernikahannya, jam berapa, biasanya dicari hari baik.Kalau
hari pernikahan sudah ditentukan, upacara lain yang terkait seperti : peningsetan, siraman,
midodareni,panggih, resepsi dll, tinggal disesuaikan.

Tidak kurang penting adalah pemilihan seorang pemaes, juru rias penganten tradisional.
Dalam upacara perkawinan tradisional, peran seorang perias temanten sangat besar, karena
dia beserta asisten-asistennya akan membimbing, paling tidak memberitahu seluruh
pelaksanaan upacara, lengkap dengan sesaji yang diperlukan. Seorang pemaes yang kondang,
mumpuni dan ahli dalam bidangnya, biasanya juga punya jadwal yang ketat, karena laris,
diminta merias dibanyak tempat, terlebih dibulan-bulan baik menurut perhitungan kalender
Jawa. Oleh karena itu, perias temanten harus dipesan jauh hari.

Perlu diprioritaskan pula pemilihan tempat untuk pelaksanaan upacara perkawinan itu.
Misalnya dimana tempat akad nikah, temu manten dan resepsinya. Apakah akan dilaksanakan
dirumah, disebuah gedung pertemuan atau dihotel.

Dalam pelaksanaan perkawinan adat Jawa, pihak calon penganten wanita secara resmi adalah
yang punya gawe, pihak pria membantu. Bagaimana pelaksanaan upacara perkawina, apakah
sederhana, sedang-sedang saja atau pesta besar yang mengundang banyak tamu dan lengkap
dengan hiburan, secara realitas itu tentu tergantung kepada anggaran yang tersedia. Pada saat
ini kedua pihak sudah lebih terbuka membicarakan budget tersebut.




Kesibukan dirumah calon penganten putri

Yang lebih sibuk memang pihak orang tua calon penganten wanita. Hal-hal yang mesti
dilakukan adalah :




                                                                                                4
1. Mengundang keluarga terdekat untuk membicarakan dan menyiapkan seluruh proses
   perkawinan. Secara tradisi dibentuk sebuah panitya yang terdiri dari anggota keluarga
   dan kenalan dekat dan masing-masing mempunyai tugas yang jelas. Hal yang penting
   pula adalah penunjukkan pihak yang bertanggungjawab tentang konsumsi, Catering
   mana yang akan ditunjuk. Penunjukkan catering berdasarkan pengalaman penting
   sekali, harus yang baik dan bertanggungjawab dan servicenya memuaskan.

   Pada masa kini, dengan pertimbangan praktis, ada keluarga yang punya hajat,
   menunjuk seluruh pelaksanaan upacara diserahkan kepada Event Organizer yang
   profesional.

   Mungkin penunjukan Event Organizer dimaksud supaya tidak merepotkan keluarga
   yang lain, ada baiknya. Tetapi perlu diingat bahwa upacara perkawinan tradisional itu
   adalah juga sebuah acara untuk keluarga, menyangkut segi sosial, dimana para tamu
   selain hadir untuk memberi selamat kepada kedua temanten, juga untuk mempererat
   persaudaraan dan persahabatan antara pihak pengundang dan yang diundang. Pada
   banyak kejadian,sebuah upacara perkawinan tradisional yang dikendalikan sepenuhnya
   oleh Event Organizer terasa kaku , meski mereka melaksanakan benar sesuai prosedur
   langkah-langkah yang dilaksanakan. Yang hilang dari upacara itu adalah “roh” dari
   upacara ritual tersebut.

   Oleh karena itu, beberapa pelestari budaya Jawa yang mau mengerti “segi kepraktisan
   zaman” berpendapat sebaiknya untuk pelaksanaan hal-hal inti, meski ada Event
   Organizer, tetap harus ada anggota keluarga yang terlibat. Bagaimanapun , keluarga
   yang punya gawe harus membentuk panitya kecil praktis yang mampu mengarahkan
   dan membantu dan kalau perlu meluruskan kerja para personil Event Organizer
   tersebut.

2. Pemasangan Bleketepe dan Tarub

   Sehari sebelum upacara perkawinan, rumah orang tua mempelai wanita dipasangi tarub
   dan bleketepe dipintu masuk halaman depan. Dibuat gapura yang dihiasi tarub yang
   terdiri dari berbagai tuwuhan ,yaitu tanaman dan dedaunan yang punya arti simbolis.




                                                                                           5
Dikiri kanan gapura dipasang pohon pisang yang sedang berbuah pisang yang telah
     matang. Artinya : Suami akan menjadi kepala keluarga ditengah kehidupan
     bermasyarakat. Seperti pohon pisang yang bisa tumbuh baik dimanapun dan rukun
     dengan lingkungan, keluarga baru ini juga akan hidup bahagia, sejahtera dan rukun
     dengan lingkungan sekitarnya.

     Sepasang tebu wulung, pohon tebu yang berwarna kemerahan, merupakan simbol
     mantapnya kalbu, pasangan baru ini akan membina dengan sepenuh hati keluarga
     mereka.

     Cengkir gading- kelapa kecil berwarna kuning, melambangkan kencangnya-kuatnya
     pikiran baik, sehingga pasangan ini dengan sungguh-sungguh terikat dalam kehidupan
     bersama yang saling mencinta.

     Berbagai macam dedaunan segar seperti : beringin, mojokoro,alang-alang,dadap srep,
     merupakan harapan supaya pasangan ini hidup dan tumbuh dalam keluarga yang selalu
     selamat dan sejahtera.

     Anyaman daun kelapa yang dinamakan bekletepe digantungkan digapura depan rumah,
     ini dimaksudkan untuk mengusir segala gangguan dan roh jahat dan sekaligus menjadi
     pertanda bahwa dirumah ini sedang dilakukan upacara perkawinan.

     Sesaji khusus diadakan sebelum pemasangan tarub dan bekletepe, yang terdiri dari :
     nasi tumpeng, berbagai macam buah-buahan termasuk pisang dan kelapa, berbagai
     macam lauk pauk, kue-kue, minuman, bunga, jamu, tempe, daging kerbau, gula kelapa
     dan sebuah lentera.

     Sesaji ini melambangkan permohonan supaya mendapatkan berkah dari Tuhan, Gusti
     dan restu dari para leluhur dan sekaligus sebagai sarana untuk menolak goda mahluk-
     mahluk halus jahat.

     Sesaji    ditempatkan    dibeberapa   tempat   dimana   prosesi   upacara   perkawinan
     dilaksanakan seperti didapur, kamar mandi, pintu depan, dibawah tarub, dijalan dekat
     rumah dll.

Makna dari ritual-ritual yang terdapat dalam upacara pernikahan masyarakat jawa




                                                                                              6
Upacara-upacara sebelum pernikahan

Siraman

Siraman dari asal kata siram ,artinya mandi. Sehari sebelum pernikahan, kedua calon
penganten disucikan dengan cara dimandikan yang disebut Upacara Siraman. Calon
penganten putri dimandikan dirumah orang tuanya, demikian juga calon mempelai pria juga
dimandikan dirumah orang tuanya.

Hal-hal yang perlu dipersiapkan untuk Siraman :

  1. Persiapan tempat untuk siraman, apakah dilakukan dikamar mandi atau dihalaman
     rumah belakang atau samping.

  2. Daftar orang-orang yang akan ikut memandikan. Sesuai tradisi selain kedua orang tua
     temanten, eyangtemanten, beberap pinisepuh. Yang diundang untuk ikut memandikan
     adalah mereka yang sudah sepuh, sebaiknya sudah punya cucu dan punya reputasi
     kehidupan yang baik.

  3. Sejumlah barang yang diperlukan seperti : tempat air, gayung, kursi, kembang setaman,
     kain, handuk, kendi dsb.

  4. Sesaji untuk siraman, ada lebih dari sepuluh macam, diantaranya adalah seekor ayam
     jago.

  5. Pihak keluarga penganten putri mengirimkankan sebaskom air kepada pihak keluarga
     penganten pria. Air itu disebut air suci perwitosari artinya sari kehidupan, yaitu air
     yang dicampur dengan beberapa macam bunga,yang ditaruh dalam wadah yang bagus ,
     untuk dicampurkan dengan air yang untuk memandikan penganten pria.

  6. Pihak terakhir yang memandikan penganten adalah pemaes, yang menyirami calon
     penganten dangan air dari sebuah kendi. Ketika kendi telah kosong, pemaes atau
     seorang pinisepuh yang ditunjuk, membanting kendi dilantai sambil berkata : Wis
     pecah pamore.artinya calon penganten yang cantik atau gagah sekarang sudah siap
     untuk kawin.

  7. Upacara siraman selesai dan calon penganten dengan memakai kain batik motif
     grompol dan ditutupi tubuhnya dengan kain batik motif nagasari, dituntun kembali
     keruang pelaminan.Calon temanten putri akan dikerik oleh pemaes.



                                                                                              7
Upacara Ngerik

Ngerik artinya rambut-rambut kecil diwajah calon pengantin wanita dengan hati-hati dikerik
oleh pemaes. Rambut penganten putri dikeringkan kemudian diasapi dengan ratus/dupa
wangi. Perias mulai merias calon penganten. Wajahnya dirias dan rambutnya digelung sesuai
dengan pola upacara perkawinan yang telah ditentukan.

Sesudah selesai, penganten didandani dengan kebaya yang bagus yang telah disiapkan dan
kain batik motif sidomukti dan sidoasih, melambangkan dia akan hidup makmur dan
dihormati oleh sesama.

Malam itu, ayah dan ibu calon mempelai putri memberikan suapan terakhir kepada putrinya,
karena mulai besok, dia sudah berada dibawah tanggung jawab suaminya.

Sesaji untuk ngerik sama dengan sesaji siraman. Jadi untuk praktisnya, seluruh sesaji
siraman dibawa masuk kekamar pelaminan dan menjadi sesaji untuk ngerik.

Upacara Midodareni

Pada upacara midodareni yang berlangsung dimalam hari sebelum Ijab dan Temu
Manten/Panggih di keesokkan harinya, kedua orang tua calon mempelai pria beserta calon
mempelai pria, diantar oleh keluarga dekatnya, berkunjung kerumah orang tua calon
mempelai putri.

Calon mempelai putri setelah dirias dikamar pelaminan, nampak cantik sekali bagai
widodari, bidadari, dewi dari kahyangan.

Sesuai kepercayaan kuno, malam itu mempelai putri ditemani oleh beberapa dewi cantik dari
kahyangan. Malam itu dia harus tinggal dikamar dan tidak boleh tidur dari jam enam sore
sampai tengah malam.Beberapa ibu sepuh menemani dan memberikan nasihat-nasihat
berharga.

Keluarga calon mempelai pria yang wanita, yang datang dimalam midodareni, boleh
menengok calon mempelai wanita yang sudah didandani cantik, siap untuk nikah esok
harinya.




                                                                                             8
Sesuai adat, dikamar pelaminan ada sesaji khusus untuk upacara midodareni, ada sebelas
macam makanan dan barang; selain itu ada tujuh macam barang yang lain .

Upacara diluar kamar pelaminan

Dimalam midodareni, orang tua dan keluarga calon penganten putri, menerima kunjungan
dari orang tua dan keluarga dari calon penganten pria. Mereka duduk didalam rumah, saling
berkenalan dan bersantap bersama. Calon penganten pria juga datang, tetapi dia tidak boleh
masuk rumah dan hanya boleh duduk diserambi depan rumah. Diapun hanya disuguhi segelas
air minum, tidak boleh makan atau minum yang lain.Ini konon untuk melatih kesabaran
seorang suami dan kepala keluarga.

Srah-srahan atau Peningsetan

Dalam upacara midodareni, bisa dilakukan srah-srahan atau peningsetan.(Pada zaman dulu,
peningsetan dilakukan sebelum malam midodareni). Orang tua dan keluarga calon penganten
pria memberikan beberapa barang kepada orang tua calon penganten wanita.

Peningsetan dari kata singset, artinya mengikat erat, dalam hal ini terjadinya komitmen akan
sebuah perkawinan antara putra putri kedua pihak dan para orang tua penganten akan menjadi
besan.

Pemberian itu berupa : Satu set suruh ayu sebagai perlambang harapan tulus supaya
mendapatkan keselamatan. Seperangkat pakaian untuk penganten wanita , termasuk beberapa
kain batik dengan motif yang melambangkan kebahagiaan hidup. Tidak boleh ketinggalan
sebuah stagen, ikat pinggang kain putih yang besar dan panjang, sebagai pertanda kuatnya
tekad.Beberapa hasil bumi a.l. beras, gula, garam, minyak goreng, buah-buahan dlsb sebagai
pralambang hidup kecukupan dan sejahtera bagi keluarga baru..

Sepasang cincin kawin untuk kedua mempelai. Pada kesempatan ini, pihak calon mempelai
pria menyerahkan sejumlah uang, sebagai sumbangan untuk pelaksanaan upacara
perkawinan.Ini hanya formalitas belaka, karena urunan uang sudah diberikan jauh hari
sebelumnya.

Sesudah bersantap bersama dan saling berkenalan, seluruh keluarga rombongan orang tua
temanten pria berpamitan untuk pulang. Mereka perlu mempersiapkan diri untuk besok yaitu




                                                                                               9
pelaksanaan upacara perkawinan yang penting termasuk pernikahan secara agama, Upacara
adat temu manten dsb.

Catatan : Menurut adat perkawinan Surakarta, sewaktu rombongan tamu berpamitan pulang,
pihak tuan rumah memberikan angsul-angsulan, berupa buah-buahan, kue-kue dan
seperangkat pakaian temanten pria yang akan dipakai besok. Pada adat perkawinan gaya
Yogyakarta, tidak ada angsul-angsulan.

Nyantri

Sewaktu rombongan keluarga temanten pria pulang dari upacara midodareni, calon
penganten pria juga ikut diajak pulang.Tetapi, bila calon mempelai pria nyantri, maka dia
ditinggal dirumah calon mertuanya.Tentu nyantri sebelumnya sudah dibicarakan dan
disetujui kedua pihak. Begini tata caranya : Orang tua calon mempelai pria melalui jurubicara
keluarga mengatakan kepada orang tua calon mempelai wanita, bahwa calon mempelai pria
tidak diajak pulang dan menyerahkan tanggung jawab kepada orang tua calon mempelai
putri.

Setelah keluarganya pulang, ditengah malam dia dipersilahkan masuk rumah untuk makan,
tidak boleh ketemu calon istrinya dan sesudah itu diantar kekamar tidur untuk beristirahat.

Nyantri dilaksanakan untuk segi praktisnya, mengingat besok pagi dia sudah harus didandani
untuk pelaksanaan ijab kabul/pernikahan. Juga untuk keamanan pernikahan, kedua calon
mempelai sudah berada disatu tempat

Pelaksanaan Ijab

Ijab adalah hal paling penting untuk melegalisir sebuah perkawinan. Ijab atau perkawinan
dilaksanakan sesuai dengan agama yang dianut kedua penganten, bisa Islam, Kristen,
Katolik, Hindu, Budha, Konghucu.

Kini, warga Penghayat Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, perkawinannya juga
diakui sah oleh negara sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun
2006 tentang Administrasi Kependudukan dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 37 Tahun 2007 Tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang
Administrasi Kependudukan.




                                                                                                10
Persiapan untuk pernikahan/ Ijab, harus benar-benar cermat, supaya lancar dan aman.
Sesudah Ijab selesai, artinya temanten sudah sah sebagai suami istri. Tentu hati rasanya
“plong”, orang tua dan keluarga kedua pihak juga lega.

Upacara Panggih atau Temu Penganten.

Secara tradisional Upacara Panggih atau Temu Penganten dilaksanakan dirumah orang tua
penganten putri. Pada saat yang telah ditentukan, penganten pria diantar oleh saudara-
saudaranya kecuali kedua orang tuanya yang tidak boleh hadir dalam upacara ini, tiba
didepan rumah pengantin putri dan berhenti didepan pintu rumah. Sementara itu, pengantin
wanita dengan dikawal saudara-saudaranya dan diikuti kedua orang tuanya, menyongsong
kedatangan rombongan pengantin pria dan berhenti dipintu rumah depan

Didepan pengantin wanita, dua gadis kecil yang disebut patah membawa kipas. Dua anak
laki-laki muda atau dua orang ibu, masing-masing membawa sebuah rangkaian bunga khusus
yang namanya kembar mayang .Seorang ibu pengiring pengantin pria maju dan memberikan
Sanggan kepada ibu pengantin putri sebagai tanda penghormatan untuk penyelenggaraan
upacara perkawinan. Sanggan itu berupa buah pisang yang dibungkus rapi dengan daun
pisang dan ditaruh diatas nampan.

Pada waktu upacara panggih, kembar mayang dibawa keluar rumah dan dibuang
diperempatan jalan dekat rumah atau didekat berlangsungnya upacara perkawinan,
maksudnya supaya upacara berjalan selamat dan tidak ada gangguan apapun dan dari pihak
manapun.

Balangan suruh

Kedua penganten bertemu dan berhadapan langsung pada jarak sekitar dua atau tiga meter,
keduanya berhenti dan dengan sigap saling melempar ikatan daun sirih yang diisi dengan
kapur sirih dan diikat dengan benang. Ini yang disebut ritual balangan suruh.

Kedua penganten dengan sungguh-sungguh saling melempar sambil tersenyum, diiringi
kegembiraan semua pihak yang menyaksikan. Menurut kepercayaan kuno, daun sirih punya
daya untuk mengusir roh jahat. Sehingga dengan saling melempar daun sirih, kedua
pengantin adalah benar-benar pengantin sejati, bukan palsu.

Ritual Wiji Dadi



                                                                                           11
Penganten pria menginjak sebuah telur ayam kampung hingga pecah dengan telapak kaki
kanannya, kemudian kaki tersebut dibasuh oleh penganten putri dengan air kembang.
Pralambang nya : rumah tangga yang dipimpin seorang suami yang bertanggung jawab
dengan istri yang baik, tentu menghasilkan hal yang baik pula termasuk anak keturunan.

Ritual memecah telur ini ada versi lain dari Yogyakarta, pelaksanaannya sebagai berikut :
Pengantin pria dan wanita berdiri berhadapan tepat. Telapak kaki kanan mempelai pria
dibasuh dengan air kembang oleh mempelai putri dengan sikap jongkok. Perias temanten
sebagai pembimbing upacara, memegang telur ayam kampung itu ditangan kanannya. Ujung
telur tersebut oleh perias ditempelkan pada dahi pengantin pria dan kemudian pada dahi
pengantin wanita.Kemudian telur itu dipecah oleh perias diatas tumpukan bunga yang berada
diantara kedua pengantin Ini penggambaran kedua pengantin sudah mantap dalam satu
pikiran, sadar saling kasih membina rumah tangga yang bahagia sejahtera dan menghasilkan
anak keturunan yang baik-baik

Ritual Kacar Kucur atau Tampa Kaya.

Sepasang pengantin dengan bergandengan dengan jari kecilnya berjalan menuju depan
krobongan, tempat dimana upacara tampa kaya diadakan.Upacara kacar-kucur ini
menggambarkan : suami memberikan seluruh penghasilannya kepada istri. Dalam ritual ini
suami memberikan kepada istri : kacang, kedelai, beras, jagung, nasi kuning, dlingo bengle,
beberapa macam bunga dan uang logam dengan jumlah genap.Istri menerima dengan segenap
hati dengan selembar kain putih yang ditaruh diatas selembar tikar tua yang diletakkan diatas
pangkuannya. Artinya istri akan menjadi ibu rumah tangga yang baik dan berhati-hati

Catatan : Pada masa dulu, ritual tampa kaya, dhahar kembul dll, memang dilakukan didepan
krobongan yang ada disenthong tengah (Ruang tengah rumah kuno yang biasa dipakai untuk
melakukan sesaji). Pada masa kini, ritual tersebut tetap diadakan meskipun upacara
perkawinan diadakan digedung pertemuan atau hotel. Dekorasi dibelakang kursi temanten
adalah ukiran kayu yang berbentuk krobongan. Ini untuk mengikuti perkembangan zaman
dan sekaligus tetap melestarikan tradisi.

Ritual Dhahar Klimah atau Dhahar Kembul

Dengan disaksikan orang tua pengantin putri dan kerabat dekat, sepasang pengantin makan
bersama, saling menyuapi. Mempelai pria membuat tiga kepal nasi kuning dengan lauknya



                                                                                                12
berupa telor goreng,tempe, kedelai, abon, ati ayam. Lalu ia menyuapkan kepada istrinya,
sesudah itu ganti sang istri menyuapi suaminya, diakhiri dengan minum teh manis bersama.
Ini melambangkan bahwa mulai saat ini keduanya akan mempergunakan dan menikmati
bersama apa yang mereka punyai.

Mertui atau Mapag Besan

Kedua orang tua pengantin putri menjemput kedua orang tua pengantin pria didepan rumah
(untuk perkawinan digedung menjemputnya didepan ruangan tempat berlangsungnya acara
ritual) dan mempersilahkan mereka masuk rumah/ ruangan tempat upacara, selanjutnya
mereka berjalan bersama menuju ketempat upacara. Ibu-ibu berjalan didepan, bapak-bapak
mengiringi dari belakang. Kedua orang tua pengantin pria didudukkan sebelah kiri pengantin,
orang tua pengantin putri duduk disebelah kanan penganten.

Upacara Sungkeman

Sepasang pengantin melakukan sungkem kepada kedua belah pihak orang tua. Mula-mula
kepada orang tua pengantin wanita kemudian kepada orang tua pengantin pria. Sungkem
adalah merupakan bentuk penghormatan tulus kepada orang tua dan pinisepuh.

Pada waktu sungkem ( menghormat dengan posisi jongkok, kedua telapak tangan menyembah
dan mencium lutut yang di-sungkemi), keris yang dipakai pengantin pria dilepas dulu dan
dipegangi oleh perias, sesudah selesai sungkem, keris dikenakan kembali.

Orang tua dengan haru menerima penghormatan berupa sungkem dari putra putrinya dan
pada waktu yang bersamaan juga memberikan restunya supaya keduanya menempuh hidup
rukun, sejahtera. Tanpa mengucapkan kata-kata itu, sebenarnya para orang tua pengantin
sudah memberikan restu yang dilambangkan dari kain batik yang dikenakan yang polanya
truntum, artinya punyailah rejeki yang cukup selama hidup. Kedua orang tua juga
menggunakan ikat pinggang besar yang namanya sindhur dengan pola gambar dengan garis
yang melekuk-lekuk, artinya orang tua mewanti-wanti kedua anaknya supaya selalu bertindak
hati-hati, bijak dalam menjalani kehidupan nyata didunia ini.

Ritual lain

Upacara-upacara diatas adalah tradisi yang berlaku di Yogyakarta, didaerah Surakarta dan
lainnya masih ada tambahan ritual yang lain.



                                                                                              13
Sindhur Binayang

Sesudah ritual Wiji Dadi, ayah pengantin putri berjalan didepan kedua temanten menuju ke
kursi pengantin didepan krobongan, sedangkan ibu pengantin putri berjalan dibelakang kedua
temanten, sambil menutupi pundak kedua pengantin dengan kain sindhur. Ini melambangkan
, sang ayah menunjukkan jalan menuju ke kebahagiaan, sang ibu mendukung.

Timbang

Kedua penganten bersama-sama duduk dipangkuan ayahanda pengantin putri. Sesudah
menimbang-nimbang sejenak, ayahanda berkata : Sama beratnya, artinya ayah mencintai
keduanya , sama , tidak dibedakan.

Tanem

Selanjutnya, ayah mendudukkan sepasang pengantin dikursi mahligai perkawinan. Itu untuk
memperkuat persetujuannya terhadap perkawinan itu dan memberikan restunya.

Bubak Kawah

Ayah pengantin putri, sesudah upacara Panggih, minum rujak degan/ kelapa muda didepan
krobongan. Istrinya bertanya : Bagaimana Pak rasanya? Dijawab : Wah segar sekali, semoga
orang serumah juga segar. Lalu istrinya ikut mencicipi minuman tersebut sedikit dari gelas
yang sama, diikuti anak menantu dan terakhir pengantin wanita. Ini merupakan perlambang
permohonan supaya pengantin segera dikaruniai keturunan.

Tumplak Punjen

Ritual ini dilakukan oleh orang tua yang mengawinkan putrinya untuk terakhir kali. Tumplak
artinya menuang atau memberikan semua, punjen adalah harta orang tua yang telah
dikumpulkan sejak mereka berumah tangga.

Dalam ritual ini, orang tua yang berbahagia, didepan krobongan, memberikan
miliknya(punjen) kepada semua anak-anak dan keturunannya. Secara simbolis kepada
masing-masing diberikan sebuah bungkusan kecil yang berisi bumbu-bumbu,nasi
kuning,uang logam dari emas, perunggu dan tembaga dll.




                                                                                             14
Dengan mengadakan tumplak punjen, orang tua ingin memberi teladan kepada anak
keturunannya,bahwa mereka sudah purna tugas dan supaya generasi penerus selalu
menyukuri karunia Tuhan dan mampu melaksanakan tugas hidupnya dengan baik dan benar.

Tukar Kalpika

Pengantin melakukan tukar cincin sebagai tanda kasih dan keterikatan suami istri yang sah.

Resepsi Perkawinan

Sesudah seluruh rangkaian upacara perkawinan selesai, dilakukan resepsi, dimana kedua
temanten baru, dengan diapit kedua belah pihak orang tua, menerima ucapan selamat dari
para tamu.

Dalam acara resepsi, hadirin dipersilahkan menyantap hidangan yang sudah disediakan,
sambil beramah tamah dengan kerabat dan kenalan. Ada kalanya, sebelum resepsi dimulai,
diadakan pementasan fragmen tari Jawa klasik yang sesuai untuk perkawinan seperti fragmen
Pergiwo Gatotkaca atau tari Karonsih, yang melukiskan hubungan cinta kasih wanita dan
pria.

Upacara Perkawinan di Karaton

Tidak bisa dipungkiri bahwa karaton-karaton di Jawa, terutama Yogyakarta dan Surakarta
merupakan sumber dan benteng budaya Jawa yang masih eksis dan tetap aktif melestarikan
warisan budaya leluhur.

Pada masa kini, upacara perkawinan adat di karaton dan luar karaton, pada intinya sama.
Hanya saja di Karaton masih ada lagi ritual yang biasanya tidak dilakukan diluar , antara lain:

Ngapeman

Dikaraton Ngayogyakarta, sebelum malam midodareni, Sri Sultan Hamangubuwono X dan
permaisuri dibantu oleh beberapa putri karaton dan wanita abdi dalem, membuat kue apem di
Bangsal Keputren.

Tantingan




                                                                                                  15
Sri Sultan Hamangkubuwono X didampingi permaisuri, sebelum pelaksanaan Ijab,
menanyakan kepada putrinya yang akan menikah, apakah benar-benar menghendaki untuk
dinikahkan dengan calon mempelai pria.

Kelompok “edan-edanan”

Sewaktu prosesi perkawinan di Karaton Surakarta dan Yogyakarta, yaitu ketika pengantin
dan rombongan pengiring berjalan menuju kekursi tempat resepsi perkawinan, barisan iring-
iringan dipimpin oleh seorang Suba Manggala sebagai cucuk lampah, pembuka jalan
terdepan yang melangkahkan kaki dengan gerak tari mengikuti iringan gamelan. Dibelakang
pengantin yang bergandengan tangan dan berjalan anggun, berjalan dua gadis kecil yang
disebut patah dengan dandanan cantik. Diikuti beberapa penari berpakaian bagus-bagus
sambil menari menghibur hadirin.Dibelakangnya adalah bapak ibu kedua mempelai dan para
saudara mempelai. Pada prosesi pengantin di karaton Jogja dan Solo, masih ada rombongan
tambahan, yaitu kelompok “edan-edanan” ( edan artinya gila), yang terdiri dari beberapa
orang cebol, berbadan tidak normal dengan riasan aneh-aneh dan mencolok dan menari
dengan gerakan lucu.

Kelompok edan-edanan ini untuk tolak bala, mengusir semua gangguan berujud apapun
termasuk roh jahat

Disengker.

Calon mempelai di karaton, beberapa hari sebelumnya diharuskan sudah berada dilingkungan
karaton dan tidak boleh keluar,istilahnya disengker.




                                                                                            16
Daftar Pustaka

Geertz, Hildred. 1985. Keluarga Jawa. Jakarta : The Free Press of Glencoe, Inc., AS.
Damami, Muhammad. 2002. Makna Agama dalam masyarakat jawa. Yogyakarta : LESFI.




                                                                                       17

More Related Content

What's hot

Tata upacara pengantin banjar
Tata upacara pengantin banjarTata upacara pengantin banjar
Tata upacara pengantin banjarNolis Marliati
 
Presentation 1 s ejarah
Presentation 1 s ejarahPresentation 1 s ejarah
Presentation 1 s ejarahNurul Shafiqah
 
Masyarakat cina
Masyarakat cinaMasyarakat cina
Masyarakat cinaLaiIng
 
Tata rias untuk provinsi bangka belitung
Tata rias untuk provinsi bangka belitungTata rias untuk provinsi bangka belitung
Tata rias untuk provinsi bangka belitungNolis Marliati
 
Tata upacara dan tata rias pengantin ambon
Tata upacara dan tata rias pengantin ambonTata upacara dan tata rias pengantin ambon
Tata upacara dan tata rias pengantin ambonNolis Marliati
 

What's hot (6)

Tata upacara pengantin banjar
Tata upacara pengantin banjarTata upacara pengantin banjar
Tata upacara pengantin banjar
 
Presentation 1 s ejarah
Presentation 1 s ejarahPresentation 1 s ejarah
Presentation 1 s ejarah
 
Masyarakat cina
Masyarakat cinaMasyarakat cina
Masyarakat cina
 
Balairung sari
Balairung sariBalairung sari
Balairung sari
 
Tata rias untuk provinsi bangka belitung
Tata rias untuk provinsi bangka belitungTata rias untuk provinsi bangka belitung
Tata rias untuk provinsi bangka belitung
 
Tata upacara dan tata rias pengantin ambon
Tata upacara dan tata rias pengantin ambonTata upacara dan tata rias pengantin ambon
Tata upacara dan tata rias pengantin ambon
 

Similar to KEBUDAYAAN JAWA

Upacara perkawinan tradisional jawa
Upacara perkawinan tradisional jawa Upacara perkawinan tradisional jawa
Upacara perkawinan tradisional jawa Wiwit Suryani
 
Upacara kawinan adat jawa
Upacara kawinan adat jawaUpacara kawinan adat jawa
Upacara kawinan adat jawaFaisal ind
 
104367785 adat-resam-dan-kepercayaan
104367785 adat-resam-dan-kepercayaan104367785 adat-resam-dan-kepercayaan
104367785 adat-resam-dan-kepercayaanAzarina Arsat
 
Maklah perkawinan sebghai ikatan sosiokultural etika menuju keluarga sakinah
Maklah perkawinan sebghai ikatan sosiokultural etika menuju keluarga sakinahMaklah perkawinan sebghai ikatan sosiokultural etika menuju keluarga sakinah
Maklah perkawinan sebghai ikatan sosiokultural etika menuju keluarga sakinahOperator Warnet Vast Raha
 
Prenatal kalimantan
Prenatal kalimantanPrenatal kalimantan
Prenatal kalimantanIramulyasari
 
Makna Perkawinan Menurut Adat dan Budaya Aceh
Makna Perkawinan Menurut Adat dan Budaya AcehMakna Perkawinan Menurut Adat dan Budaya Aceh
Makna Perkawinan Menurut Adat dan Budaya AcehKeisya Kenshi
 
masyarakat pluraliti di alam melayu
 masyarakat pluraliti di alam melayu masyarakat pluraliti di alam melayu
masyarakat pluraliti di alam melayuNor Rishah Bakar
 
Makna Perkawinan Menurut Adat dan Budaya Aceh
Makna Perkawinan Menurut Adat dan Budaya AcehMakna Perkawinan Menurut Adat dan Budaya Aceh
Makna Perkawinan Menurut Adat dan Budaya AcehKeisya Kenshi
 
Makalah antropolgi
Makalah antropolgiMakalah antropolgi
Makalah antropolgiJUANDA S.E
 
Upacara kehamilan masyarakat sulawesi tengah
Upacara kehamilan masyarakat sulawesi tengahUpacara kehamilan masyarakat sulawesi tengah
Upacara kehamilan masyarakat sulawesi tengahNolis Marliati
 
5. tradisi dan_budaya_masyarakat_jawa_dalam_perspektif_islam
5. tradisi dan_budaya_masyarakat_jawa_dalam_perspektif_islam5. tradisi dan_budaya_masyarakat_jawa_dalam_perspektif_islam
5. tradisi dan_budaya_masyarakat_jawa_dalam_perspektif_islamdinnianggra
 
EDUP3073 Adat Resam Kaum
EDUP3073 Adat Resam KaumEDUP3073 Adat Resam Kaum
EDUP3073 Adat Resam KaumAfifah Yusoff
 
Makalah pelayanan kebidanan dalam pendekatan melalui pesantren
Makalah pelayanan kebidanan dalam pendekatan melalui pesantrenMakalah pelayanan kebidanan dalam pendekatan melalui pesantren
Makalah pelayanan kebidanan dalam pendekatan melalui pesantrenOperator Warnet Vast Raha
 
pengetahuan agama yang dianut oleh masyrakat lampung
pengetahuan agama yang dianut oleh masyrakat lampungpengetahuan agama yang dianut oleh masyrakat lampung
pengetahuan agama yang dianut oleh masyrakat lampungichaaquinalda
 

Similar to KEBUDAYAAN JAWA (20)

Upacara perkawinan tradisional jawa
Upacara perkawinan tradisional jawa Upacara perkawinan tradisional jawa
Upacara perkawinan tradisional jawa
 
Budaya 2 klb 2
Budaya 2 klb 2Budaya 2 klb 2
Budaya 2 klb 2
 
Adeliya
AdeliyaAdeliya
Adeliya
 
Upacara kawinan adat jawa
Upacara kawinan adat jawaUpacara kawinan adat jawa
Upacara kawinan adat jawa
 
104367785 adat-resam-dan-kepercayaan
104367785 adat-resam-dan-kepercayaan104367785 adat-resam-dan-kepercayaan
104367785 adat-resam-dan-kepercayaan
 
Maklah perkawinan sebghai ikatan sosiokultural etika menuju keluarga sakinah
Maklah perkawinan sebghai ikatan sosiokultural etika menuju keluarga sakinahMaklah perkawinan sebghai ikatan sosiokultural etika menuju keluarga sakinah
Maklah perkawinan sebghai ikatan sosiokultural etika menuju keluarga sakinah
 
Prenatal kalimantan
Prenatal kalimantanPrenatal kalimantan
Prenatal kalimantan
 
Makna Perkawinan Menurut Adat dan Budaya Aceh
Makna Perkawinan Menurut Adat dan Budaya AcehMakna Perkawinan Menurut Adat dan Budaya Aceh
Makna Perkawinan Menurut Adat dan Budaya Aceh
 
T1 a3
T1 a3T1 a3
T1 a3
 
masyarakat pluraliti di alam melayu
 masyarakat pluraliti di alam melayu masyarakat pluraliti di alam melayu
masyarakat pluraliti di alam melayu
 
Makna Perkawinan Menurut Adat dan Budaya Aceh
Makna Perkawinan Menurut Adat dan Budaya AcehMakna Perkawinan Menurut Adat dan Budaya Aceh
Makna Perkawinan Menurut Adat dan Budaya Aceh
 
Makalah antropolgi
Makalah antropolgiMakalah antropolgi
Makalah antropolgi
 
Makalah budaya
Makalah budayaMakalah budaya
Makalah budaya
 
Upacara kehamilan masyarakat sulawesi tengah
Upacara kehamilan masyarakat sulawesi tengahUpacara kehamilan masyarakat sulawesi tengah
Upacara kehamilan masyarakat sulawesi tengah
 
5. tradisi dan_budaya_masyarakat_jawa_dalam_perspektif_islam
5. tradisi dan_budaya_masyarakat_jawa_dalam_perspektif_islam5. tradisi dan_budaya_masyarakat_jawa_dalam_perspektif_islam
5. tradisi dan_budaya_masyarakat_jawa_dalam_perspektif_islam
 
EDUP3073 Adat Resam Kaum
EDUP3073 Adat Resam KaumEDUP3073 Adat Resam Kaum
EDUP3073 Adat Resam Kaum
 
Makalah pelayanan kebidanan dalam pendekatan melalui pesantren
Makalah pelayanan kebidanan dalam pendekatan melalui pesantrenMakalah pelayanan kebidanan dalam pendekatan melalui pesantren
Makalah pelayanan kebidanan dalam pendekatan melalui pesantren
 
Pernikahan Adat Yogyakarta
Pernikahan Adat YogyakartaPernikahan Adat Yogyakarta
Pernikahan Adat Yogyakarta
 
Sistem kasta
Sistem kastaSistem kasta
Sistem kasta
 
pengetahuan agama yang dianut oleh masyrakat lampung
pengetahuan agama yang dianut oleh masyrakat lampungpengetahuan agama yang dianut oleh masyrakat lampung
pengetahuan agama yang dianut oleh masyrakat lampung
 

Recently uploaded

Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 

Recently uploaded (20)

Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 

KEBUDAYAAN JAWA

  • 1. PENDAHULUAN Makalah ini bertujuan untuk memberikan informasi kepada mahasiswa/i Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta mengenai kebudayaan Kejawen yang berkonteks kepada UPACARA PERNIKAHAN DALAM MASYARAKAT JAWA DILIHAT DARI SEGI AGAMA KEJAWEN. Pada masyarakat era sekarang ini kebudayaan hanya menjadi sebuah simbol (sesuatu yang menunjukkan kepada sesuatu tetapi sekaligus menyebabkan atau menghadirkan sesuatu yang lain, biasanya disepakati secara sosial) semata untuk memberikan efek etnik terhadap upacara pernikahan yang diselenggarakan. Upacara pernikahan ialah suatu kegiatan sakral yang dilakukan 1 kali dalam seumur hidup dan memberikan cerita tersendiri terhadap sang pengantin. Pernikahan dalam kebudayaan jawa bukan hanya terletak dalam acara ijab khobulnya saja melainkan ritual- ritual lain yang memberikan nilai tersendiri terhadap upacara pernikahan tersebut. Dalam upacara pernikahan memiliki pemaknaan tersendiri mengenai ritual-ritual yang dilakukan dalam serangkaian upacara pernikahan yang terkadang mengkaitkannya dengan mitos. Mitos bukan berasal dari pemikiran intelektual semata dan bukan pula hasil dari logika, tetapi hasil orintasi dari spiritual dan mental untuk berhubungan dengan yang Ilahi. Mitos yang menjadi dasar dalam upacara pernikahan memberikan penilaian tersendiri terhadap kehidupan bahtra rumah tangga yang akan dijalani oleh pengantin dimasa yang akan datang. RUMUSAN MASALAH I. Pengertian Masyarakat Jawa ? II. Maksud dari Agama Kejawen dalam masyarakat Jawa ? III. Pernikahan dan berbagai ritual-ritual dalam kebudayaan Jawa ? IV. Makna dari ritual-ritual yang terdapat dalam upacara pernikahan masyarakat jawa ? 1
  • 2. PEMBAHASAN I. Masyarakat Jawa . Jawa dalam kaitan ini bukan sekedar letak geografis melainkan lebih ditekankan kepada etnis di salah satu kepulauan Indonesia ini. Orang jawa, saat ini dan bahkan pada masa yang akan datang akan terus tersebar luas sampai luar kepulauan jawa melaikan keantarpulau, bahkan antar benua. Masyarakat jawa, yang dimaksud disini adalah masyarakat yang beretnis jawa yang masih berkomitmen terhadap kebudayaan jawa yang berkonteks pada upacara pernikahan. Kebudayaan dalam upacara pernikahan ini bukan hanya dilakukan oleh masyarakat yang beretnis jawa yang masih tinggal di Pulau Jawa atau tinggal di luar Pulau Jawa. Dalam masayarakat jawa terdapat dua penggolongan menurut Clifford Geertz, yakni “santri” dan “abangan”. Santri, memiliki sikap fanatik tetapi tidak berlebihan terhadap kebudayaan leluhurnya yaitu kebudayaan jawa. Abangan, tentu lebih memiliki sikap fanatik terhadap kebudayaan jawa yang ia percayai dan ia yakini. Harus diakui, bahwa masyarakat jawa yang menganut atau memiliki sikap teguh terhadap kebudayaan jawa sering kali mengalami pasang surut kehidupan terhadap suatu kebudayaan terutama dalam kancah interaksi antar budaya. Secara tidak langsung, masyarakat jawa dengan sendirinya masih mengagumi dan menitih beratkan lembaga keraton sebagai pusat kebudayaan jawa. II. Agama Kejawen dalam Masyarakat Jawa Dalam masayarakat jawa sering terdengar mengenai “Kejawen”, apa yang dimaksud “kejawen disini ialah tercampurnya suatu kompleks keyakinan dan konsep-konsep Hindu- Buddha yang cendrung kearah mistik, yang tercampur menjadi satu dan diakui sebagai agama Islam”. Hindu dan Buddha merupakan dua agama yang lebih dulu masuk ke Jawa sebelum datangnya Islam dan Protestan serta Katolik. Sudah pasti religi masyarakat jawa terpengaruh lebih dulu oleh agama tersebut, apalagi Hindu masuk ke jawa sejak abad ke-5an dan agama Buddha di sekitar abad itu. Dapat dipahami bahwa hindu dan Buddha nampak kuat ajaran mistiknya, keduannya sedikit banyak memberikan pengaruh terhadap mistik religi jawa. 2
  • 3. Mistik merupakan salah satu bentuk dari hasil proses pembentukan kebudayaan religi di Jawa. Tatkala Islam kultural dari tradisi besar pesantren bersentuhan dengan kebudayaan religi jawa terjadilah interaksi diantara keduanya. Dari kedua itulah munculah bentuk mistik baru yang disebut dengan “mistik Islam Kejawen”, yang sering dikaitan dengan kehidupan kalangan keraton jawa. III. Pernikahan dan berbagai ritual-ritual dalam kebudayaan Jawa Hubungan cinta kasih wanita dengan pria, setelah melalui proses dan pertimbangan , biasanya dimantapkan dalam sebuah tali perkawinan, hubungan dan hidup bersama secara resmi selaku suami istri dari segi hukum, agama dan adat. Di Jawa seperti juga ditempat lain, pada prinsipnya perkawinan terjadi karena keputusan dua insan yang saling jatuh cinta. Itu merupakan hal yang prinsip. Meski ada juga perkawinan yang terjadi karena dijodohkan orang tua yang terjadi dimasa lalu. Sementara orang-orang tua zaman dulu berkilah melalui pepatah : Witing tresno jalaran soko kulino, artinya : Cinta tumbuh karena terbiasa. Di Jawa dimana kehidupan kekeluargaan masih kuat, sebuah perkawinan tentu akan mempertemukan dua buah keluarga besar. Oleh karena itu, sesuai kebiasaan yang berlaku, kedua insan yang berkasihan akan memberitahu keluarga masing-masing bahwa mereka telah menemukan pasangan yang cocok dan ideal untuk dijadikan suami/istrinya. Secara tradisional, pertimbangan penerimaan seorang calon menantu berdasarkan kepada 3 pertimbangan : 1. Bibit : artinya mempunyai latar kehidupan keluarga yang baik. 2. Bebet : calon penganten, terutama pria, mampu memenuhi kebutuhan keluarga. 3. Bobot : kedua calon penganten adalah orang yang berkwalitas, bermental baik dan berpendidikan cukup. Biasanya setelah kedua belah pihak orang tua atau keluarga menyetujui perkawinan, maka dilakukan langkah-langkah selanjutnya, menurut kebiasaan adalah sebagai berikut : a) Pinangan 3
  • 4. Biasanya yang melamar adalah pihak calon penganten pria. Pada masa lalu, orang tua calon penganten pria mengutus salah seorang anggota keluarganya untuk meminang. Tetapi kini, untuk praktisnya orang tua pihak lelaki bisa langsung meminang kepada orang tua pihak wanita. Bila sudah diterima,langsung akan dibicarakan langkah-langkah selanjutnya sampai terjadinya upacara perkawinan. Hal-hal yang perlu dibicarakan antara lain meliputi. Tanggal dan hari pelaksanaan perkawinan, ditentukan kapan pernikahannya, jam berapa, biasanya dicari hari baik.Kalau hari pernikahan sudah ditentukan, upacara lain yang terkait seperti : peningsetan, siraman, midodareni,panggih, resepsi dll, tinggal disesuaikan. Tidak kurang penting adalah pemilihan seorang pemaes, juru rias penganten tradisional. Dalam upacara perkawinan tradisional, peran seorang perias temanten sangat besar, karena dia beserta asisten-asistennya akan membimbing, paling tidak memberitahu seluruh pelaksanaan upacara, lengkap dengan sesaji yang diperlukan. Seorang pemaes yang kondang, mumpuni dan ahli dalam bidangnya, biasanya juga punya jadwal yang ketat, karena laris, diminta merias dibanyak tempat, terlebih dibulan-bulan baik menurut perhitungan kalender Jawa. Oleh karena itu, perias temanten harus dipesan jauh hari. Perlu diprioritaskan pula pemilihan tempat untuk pelaksanaan upacara perkawinan itu. Misalnya dimana tempat akad nikah, temu manten dan resepsinya. Apakah akan dilaksanakan dirumah, disebuah gedung pertemuan atau dihotel. Dalam pelaksanaan perkawinan adat Jawa, pihak calon penganten wanita secara resmi adalah yang punya gawe, pihak pria membantu. Bagaimana pelaksanaan upacara perkawina, apakah sederhana, sedang-sedang saja atau pesta besar yang mengundang banyak tamu dan lengkap dengan hiburan, secara realitas itu tentu tergantung kepada anggaran yang tersedia. Pada saat ini kedua pihak sudah lebih terbuka membicarakan budget tersebut. Kesibukan dirumah calon penganten putri Yang lebih sibuk memang pihak orang tua calon penganten wanita. Hal-hal yang mesti dilakukan adalah : 4
  • 5. 1. Mengundang keluarga terdekat untuk membicarakan dan menyiapkan seluruh proses perkawinan. Secara tradisi dibentuk sebuah panitya yang terdiri dari anggota keluarga dan kenalan dekat dan masing-masing mempunyai tugas yang jelas. Hal yang penting pula adalah penunjukkan pihak yang bertanggungjawab tentang konsumsi, Catering mana yang akan ditunjuk. Penunjukkan catering berdasarkan pengalaman penting sekali, harus yang baik dan bertanggungjawab dan servicenya memuaskan. Pada masa kini, dengan pertimbangan praktis, ada keluarga yang punya hajat, menunjuk seluruh pelaksanaan upacara diserahkan kepada Event Organizer yang profesional. Mungkin penunjukan Event Organizer dimaksud supaya tidak merepotkan keluarga yang lain, ada baiknya. Tetapi perlu diingat bahwa upacara perkawinan tradisional itu adalah juga sebuah acara untuk keluarga, menyangkut segi sosial, dimana para tamu selain hadir untuk memberi selamat kepada kedua temanten, juga untuk mempererat persaudaraan dan persahabatan antara pihak pengundang dan yang diundang. Pada banyak kejadian,sebuah upacara perkawinan tradisional yang dikendalikan sepenuhnya oleh Event Organizer terasa kaku , meski mereka melaksanakan benar sesuai prosedur langkah-langkah yang dilaksanakan. Yang hilang dari upacara itu adalah “roh” dari upacara ritual tersebut. Oleh karena itu, beberapa pelestari budaya Jawa yang mau mengerti “segi kepraktisan zaman” berpendapat sebaiknya untuk pelaksanaan hal-hal inti, meski ada Event Organizer, tetap harus ada anggota keluarga yang terlibat. Bagaimanapun , keluarga yang punya gawe harus membentuk panitya kecil praktis yang mampu mengarahkan dan membantu dan kalau perlu meluruskan kerja para personil Event Organizer tersebut. 2. Pemasangan Bleketepe dan Tarub Sehari sebelum upacara perkawinan, rumah orang tua mempelai wanita dipasangi tarub dan bleketepe dipintu masuk halaman depan. Dibuat gapura yang dihiasi tarub yang terdiri dari berbagai tuwuhan ,yaitu tanaman dan dedaunan yang punya arti simbolis. 5
  • 6. Dikiri kanan gapura dipasang pohon pisang yang sedang berbuah pisang yang telah matang. Artinya : Suami akan menjadi kepala keluarga ditengah kehidupan bermasyarakat. Seperti pohon pisang yang bisa tumbuh baik dimanapun dan rukun dengan lingkungan, keluarga baru ini juga akan hidup bahagia, sejahtera dan rukun dengan lingkungan sekitarnya. Sepasang tebu wulung, pohon tebu yang berwarna kemerahan, merupakan simbol mantapnya kalbu, pasangan baru ini akan membina dengan sepenuh hati keluarga mereka. Cengkir gading- kelapa kecil berwarna kuning, melambangkan kencangnya-kuatnya pikiran baik, sehingga pasangan ini dengan sungguh-sungguh terikat dalam kehidupan bersama yang saling mencinta. Berbagai macam dedaunan segar seperti : beringin, mojokoro,alang-alang,dadap srep, merupakan harapan supaya pasangan ini hidup dan tumbuh dalam keluarga yang selalu selamat dan sejahtera. Anyaman daun kelapa yang dinamakan bekletepe digantungkan digapura depan rumah, ini dimaksudkan untuk mengusir segala gangguan dan roh jahat dan sekaligus menjadi pertanda bahwa dirumah ini sedang dilakukan upacara perkawinan. Sesaji khusus diadakan sebelum pemasangan tarub dan bekletepe, yang terdiri dari : nasi tumpeng, berbagai macam buah-buahan termasuk pisang dan kelapa, berbagai macam lauk pauk, kue-kue, minuman, bunga, jamu, tempe, daging kerbau, gula kelapa dan sebuah lentera. Sesaji ini melambangkan permohonan supaya mendapatkan berkah dari Tuhan, Gusti dan restu dari para leluhur dan sekaligus sebagai sarana untuk menolak goda mahluk- mahluk halus jahat. Sesaji ditempatkan dibeberapa tempat dimana prosesi upacara perkawinan dilaksanakan seperti didapur, kamar mandi, pintu depan, dibawah tarub, dijalan dekat rumah dll. Makna dari ritual-ritual yang terdapat dalam upacara pernikahan masyarakat jawa 6
  • 7. Upacara-upacara sebelum pernikahan Siraman Siraman dari asal kata siram ,artinya mandi. Sehari sebelum pernikahan, kedua calon penganten disucikan dengan cara dimandikan yang disebut Upacara Siraman. Calon penganten putri dimandikan dirumah orang tuanya, demikian juga calon mempelai pria juga dimandikan dirumah orang tuanya. Hal-hal yang perlu dipersiapkan untuk Siraman : 1. Persiapan tempat untuk siraman, apakah dilakukan dikamar mandi atau dihalaman rumah belakang atau samping. 2. Daftar orang-orang yang akan ikut memandikan. Sesuai tradisi selain kedua orang tua temanten, eyangtemanten, beberap pinisepuh. Yang diundang untuk ikut memandikan adalah mereka yang sudah sepuh, sebaiknya sudah punya cucu dan punya reputasi kehidupan yang baik. 3. Sejumlah barang yang diperlukan seperti : tempat air, gayung, kursi, kembang setaman, kain, handuk, kendi dsb. 4. Sesaji untuk siraman, ada lebih dari sepuluh macam, diantaranya adalah seekor ayam jago. 5. Pihak keluarga penganten putri mengirimkankan sebaskom air kepada pihak keluarga penganten pria. Air itu disebut air suci perwitosari artinya sari kehidupan, yaitu air yang dicampur dengan beberapa macam bunga,yang ditaruh dalam wadah yang bagus , untuk dicampurkan dengan air yang untuk memandikan penganten pria. 6. Pihak terakhir yang memandikan penganten adalah pemaes, yang menyirami calon penganten dangan air dari sebuah kendi. Ketika kendi telah kosong, pemaes atau seorang pinisepuh yang ditunjuk, membanting kendi dilantai sambil berkata : Wis pecah pamore.artinya calon penganten yang cantik atau gagah sekarang sudah siap untuk kawin. 7. Upacara siraman selesai dan calon penganten dengan memakai kain batik motif grompol dan ditutupi tubuhnya dengan kain batik motif nagasari, dituntun kembali keruang pelaminan.Calon temanten putri akan dikerik oleh pemaes. 7
  • 8. Upacara Ngerik Ngerik artinya rambut-rambut kecil diwajah calon pengantin wanita dengan hati-hati dikerik oleh pemaes. Rambut penganten putri dikeringkan kemudian diasapi dengan ratus/dupa wangi. Perias mulai merias calon penganten. Wajahnya dirias dan rambutnya digelung sesuai dengan pola upacara perkawinan yang telah ditentukan. Sesudah selesai, penganten didandani dengan kebaya yang bagus yang telah disiapkan dan kain batik motif sidomukti dan sidoasih, melambangkan dia akan hidup makmur dan dihormati oleh sesama. Malam itu, ayah dan ibu calon mempelai putri memberikan suapan terakhir kepada putrinya, karena mulai besok, dia sudah berada dibawah tanggung jawab suaminya. Sesaji untuk ngerik sama dengan sesaji siraman. Jadi untuk praktisnya, seluruh sesaji siraman dibawa masuk kekamar pelaminan dan menjadi sesaji untuk ngerik. Upacara Midodareni Pada upacara midodareni yang berlangsung dimalam hari sebelum Ijab dan Temu Manten/Panggih di keesokkan harinya, kedua orang tua calon mempelai pria beserta calon mempelai pria, diantar oleh keluarga dekatnya, berkunjung kerumah orang tua calon mempelai putri. Calon mempelai putri setelah dirias dikamar pelaminan, nampak cantik sekali bagai widodari, bidadari, dewi dari kahyangan. Sesuai kepercayaan kuno, malam itu mempelai putri ditemani oleh beberapa dewi cantik dari kahyangan. Malam itu dia harus tinggal dikamar dan tidak boleh tidur dari jam enam sore sampai tengah malam.Beberapa ibu sepuh menemani dan memberikan nasihat-nasihat berharga. Keluarga calon mempelai pria yang wanita, yang datang dimalam midodareni, boleh menengok calon mempelai wanita yang sudah didandani cantik, siap untuk nikah esok harinya. 8
  • 9. Sesuai adat, dikamar pelaminan ada sesaji khusus untuk upacara midodareni, ada sebelas macam makanan dan barang; selain itu ada tujuh macam barang yang lain . Upacara diluar kamar pelaminan Dimalam midodareni, orang tua dan keluarga calon penganten putri, menerima kunjungan dari orang tua dan keluarga dari calon penganten pria. Mereka duduk didalam rumah, saling berkenalan dan bersantap bersama. Calon penganten pria juga datang, tetapi dia tidak boleh masuk rumah dan hanya boleh duduk diserambi depan rumah. Diapun hanya disuguhi segelas air minum, tidak boleh makan atau minum yang lain.Ini konon untuk melatih kesabaran seorang suami dan kepala keluarga. Srah-srahan atau Peningsetan Dalam upacara midodareni, bisa dilakukan srah-srahan atau peningsetan.(Pada zaman dulu, peningsetan dilakukan sebelum malam midodareni). Orang tua dan keluarga calon penganten pria memberikan beberapa barang kepada orang tua calon penganten wanita. Peningsetan dari kata singset, artinya mengikat erat, dalam hal ini terjadinya komitmen akan sebuah perkawinan antara putra putri kedua pihak dan para orang tua penganten akan menjadi besan. Pemberian itu berupa : Satu set suruh ayu sebagai perlambang harapan tulus supaya mendapatkan keselamatan. Seperangkat pakaian untuk penganten wanita , termasuk beberapa kain batik dengan motif yang melambangkan kebahagiaan hidup. Tidak boleh ketinggalan sebuah stagen, ikat pinggang kain putih yang besar dan panjang, sebagai pertanda kuatnya tekad.Beberapa hasil bumi a.l. beras, gula, garam, minyak goreng, buah-buahan dlsb sebagai pralambang hidup kecukupan dan sejahtera bagi keluarga baru.. Sepasang cincin kawin untuk kedua mempelai. Pada kesempatan ini, pihak calon mempelai pria menyerahkan sejumlah uang, sebagai sumbangan untuk pelaksanaan upacara perkawinan.Ini hanya formalitas belaka, karena urunan uang sudah diberikan jauh hari sebelumnya. Sesudah bersantap bersama dan saling berkenalan, seluruh keluarga rombongan orang tua temanten pria berpamitan untuk pulang. Mereka perlu mempersiapkan diri untuk besok yaitu 9
  • 10. pelaksanaan upacara perkawinan yang penting termasuk pernikahan secara agama, Upacara adat temu manten dsb. Catatan : Menurut adat perkawinan Surakarta, sewaktu rombongan tamu berpamitan pulang, pihak tuan rumah memberikan angsul-angsulan, berupa buah-buahan, kue-kue dan seperangkat pakaian temanten pria yang akan dipakai besok. Pada adat perkawinan gaya Yogyakarta, tidak ada angsul-angsulan. Nyantri Sewaktu rombongan keluarga temanten pria pulang dari upacara midodareni, calon penganten pria juga ikut diajak pulang.Tetapi, bila calon mempelai pria nyantri, maka dia ditinggal dirumah calon mertuanya.Tentu nyantri sebelumnya sudah dibicarakan dan disetujui kedua pihak. Begini tata caranya : Orang tua calon mempelai pria melalui jurubicara keluarga mengatakan kepada orang tua calon mempelai wanita, bahwa calon mempelai pria tidak diajak pulang dan menyerahkan tanggung jawab kepada orang tua calon mempelai putri. Setelah keluarganya pulang, ditengah malam dia dipersilahkan masuk rumah untuk makan, tidak boleh ketemu calon istrinya dan sesudah itu diantar kekamar tidur untuk beristirahat. Nyantri dilaksanakan untuk segi praktisnya, mengingat besok pagi dia sudah harus didandani untuk pelaksanaan ijab kabul/pernikahan. Juga untuk keamanan pernikahan, kedua calon mempelai sudah berada disatu tempat Pelaksanaan Ijab Ijab adalah hal paling penting untuk melegalisir sebuah perkawinan. Ijab atau perkawinan dilaksanakan sesuai dengan agama yang dianut kedua penganten, bisa Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha, Konghucu. Kini, warga Penghayat Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, perkawinannya juga diakui sah oleh negara sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2007 Tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan. 10
  • 11. Persiapan untuk pernikahan/ Ijab, harus benar-benar cermat, supaya lancar dan aman. Sesudah Ijab selesai, artinya temanten sudah sah sebagai suami istri. Tentu hati rasanya “plong”, orang tua dan keluarga kedua pihak juga lega. Upacara Panggih atau Temu Penganten. Secara tradisional Upacara Panggih atau Temu Penganten dilaksanakan dirumah orang tua penganten putri. Pada saat yang telah ditentukan, penganten pria diantar oleh saudara- saudaranya kecuali kedua orang tuanya yang tidak boleh hadir dalam upacara ini, tiba didepan rumah pengantin putri dan berhenti didepan pintu rumah. Sementara itu, pengantin wanita dengan dikawal saudara-saudaranya dan diikuti kedua orang tuanya, menyongsong kedatangan rombongan pengantin pria dan berhenti dipintu rumah depan Didepan pengantin wanita, dua gadis kecil yang disebut patah membawa kipas. Dua anak laki-laki muda atau dua orang ibu, masing-masing membawa sebuah rangkaian bunga khusus yang namanya kembar mayang .Seorang ibu pengiring pengantin pria maju dan memberikan Sanggan kepada ibu pengantin putri sebagai tanda penghormatan untuk penyelenggaraan upacara perkawinan. Sanggan itu berupa buah pisang yang dibungkus rapi dengan daun pisang dan ditaruh diatas nampan. Pada waktu upacara panggih, kembar mayang dibawa keluar rumah dan dibuang diperempatan jalan dekat rumah atau didekat berlangsungnya upacara perkawinan, maksudnya supaya upacara berjalan selamat dan tidak ada gangguan apapun dan dari pihak manapun. Balangan suruh Kedua penganten bertemu dan berhadapan langsung pada jarak sekitar dua atau tiga meter, keduanya berhenti dan dengan sigap saling melempar ikatan daun sirih yang diisi dengan kapur sirih dan diikat dengan benang. Ini yang disebut ritual balangan suruh. Kedua penganten dengan sungguh-sungguh saling melempar sambil tersenyum, diiringi kegembiraan semua pihak yang menyaksikan. Menurut kepercayaan kuno, daun sirih punya daya untuk mengusir roh jahat. Sehingga dengan saling melempar daun sirih, kedua pengantin adalah benar-benar pengantin sejati, bukan palsu. Ritual Wiji Dadi 11
  • 12. Penganten pria menginjak sebuah telur ayam kampung hingga pecah dengan telapak kaki kanannya, kemudian kaki tersebut dibasuh oleh penganten putri dengan air kembang. Pralambang nya : rumah tangga yang dipimpin seorang suami yang bertanggung jawab dengan istri yang baik, tentu menghasilkan hal yang baik pula termasuk anak keturunan. Ritual memecah telur ini ada versi lain dari Yogyakarta, pelaksanaannya sebagai berikut : Pengantin pria dan wanita berdiri berhadapan tepat. Telapak kaki kanan mempelai pria dibasuh dengan air kembang oleh mempelai putri dengan sikap jongkok. Perias temanten sebagai pembimbing upacara, memegang telur ayam kampung itu ditangan kanannya. Ujung telur tersebut oleh perias ditempelkan pada dahi pengantin pria dan kemudian pada dahi pengantin wanita.Kemudian telur itu dipecah oleh perias diatas tumpukan bunga yang berada diantara kedua pengantin Ini penggambaran kedua pengantin sudah mantap dalam satu pikiran, sadar saling kasih membina rumah tangga yang bahagia sejahtera dan menghasilkan anak keturunan yang baik-baik Ritual Kacar Kucur atau Tampa Kaya. Sepasang pengantin dengan bergandengan dengan jari kecilnya berjalan menuju depan krobongan, tempat dimana upacara tampa kaya diadakan.Upacara kacar-kucur ini menggambarkan : suami memberikan seluruh penghasilannya kepada istri. Dalam ritual ini suami memberikan kepada istri : kacang, kedelai, beras, jagung, nasi kuning, dlingo bengle, beberapa macam bunga dan uang logam dengan jumlah genap.Istri menerima dengan segenap hati dengan selembar kain putih yang ditaruh diatas selembar tikar tua yang diletakkan diatas pangkuannya. Artinya istri akan menjadi ibu rumah tangga yang baik dan berhati-hati Catatan : Pada masa dulu, ritual tampa kaya, dhahar kembul dll, memang dilakukan didepan krobongan yang ada disenthong tengah (Ruang tengah rumah kuno yang biasa dipakai untuk melakukan sesaji). Pada masa kini, ritual tersebut tetap diadakan meskipun upacara perkawinan diadakan digedung pertemuan atau hotel. Dekorasi dibelakang kursi temanten adalah ukiran kayu yang berbentuk krobongan. Ini untuk mengikuti perkembangan zaman dan sekaligus tetap melestarikan tradisi. Ritual Dhahar Klimah atau Dhahar Kembul Dengan disaksikan orang tua pengantin putri dan kerabat dekat, sepasang pengantin makan bersama, saling menyuapi. Mempelai pria membuat tiga kepal nasi kuning dengan lauknya 12
  • 13. berupa telor goreng,tempe, kedelai, abon, ati ayam. Lalu ia menyuapkan kepada istrinya, sesudah itu ganti sang istri menyuapi suaminya, diakhiri dengan minum teh manis bersama. Ini melambangkan bahwa mulai saat ini keduanya akan mempergunakan dan menikmati bersama apa yang mereka punyai. Mertui atau Mapag Besan Kedua orang tua pengantin putri menjemput kedua orang tua pengantin pria didepan rumah (untuk perkawinan digedung menjemputnya didepan ruangan tempat berlangsungnya acara ritual) dan mempersilahkan mereka masuk rumah/ ruangan tempat upacara, selanjutnya mereka berjalan bersama menuju ketempat upacara. Ibu-ibu berjalan didepan, bapak-bapak mengiringi dari belakang. Kedua orang tua pengantin pria didudukkan sebelah kiri pengantin, orang tua pengantin putri duduk disebelah kanan penganten. Upacara Sungkeman Sepasang pengantin melakukan sungkem kepada kedua belah pihak orang tua. Mula-mula kepada orang tua pengantin wanita kemudian kepada orang tua pengantin pria. Sungkem adalah merupakan bentuk penghormatan tulus kepada orang tua dan pinisepuh. Pada waktu sungkem ( menghormat dengan posisi jongkok, kedua telapak tangan menyembah dan mencium lutut yang di-sungkemi), keris yang dipakai pengantin pria dilepas dulu dan dipegangi oleh perias, sesudah selesai sungkem, keris dikenakan kembali. Orang tua dengan haru menerima penghormatan berupa sungkem dari putra putrinya dan pada waktu yang bersamaan juga memberikan restunya supaya keduanya menempuh hidup rukun, sejahtera. Tanpa mengucapkan kata-kata itu, sebenarnya para orang tua pengantin sudah memberikan restu yang dilambangkan dari kain batik yang dikenakan yang polanya truntum, artinya punyailah rejeki yang cukup selama hidup. Kedua orang tua juga menggunakan ikat pinggang besar yang namanya sindhur dengan pola gambar dengan garis yang melekuk-lekuk, artinya orang tua mewanti-wanti kedua anaknya supaya selalu bertindak hati-hati, bijak dalam menjalani kehidupan nyata didunia ini. Ritual lain Upacara-upacara diatas adalah tradisi yang berlaku di Yogyakarta, didaerah Surakarta dan lainnya masih ada tambahan ritual yang lain. 13
  • 14. Sindhur Binayang Sesudah ritual Wiji Dadi, ayah pengantin putri berjalan didepan kedua temanten menuju ke kursi pengantin didepan krobongan, sedangkan ibu pengantin putri berjalan dibelakang kedua temanten, sambil menutupi pundak kedua pengantin dengan kain sindhur. Ini melambangkan , sang ayah menunjukkan jalan menuju ke kebahagiaan, sang ibu mendukung. Timbang Kedua penganten bersama-sama duduk dipangkuan ayahanda pengantin putri. Sesudah menimbang-nimbang sejenak, ayahanda berkata : Sama beratnya, artinya ayah mencintai keduanya , sama , tidak dibedakan. Tanem Selanjutnya, ayah mendudukkan sepasang pengantin dikursi mahligai perkawinan. Itu untuk memperkuat persetujuannya terhadap perkawinan itu dan memberikan restunya. Bubak Kawah Ayah pengantin putri, sesudah upacara Panggih, minum rujak degan/ kelapa muda didepan krobongan. Istrinya bertanya : Bagaimana Pak rasanya? Dijawab : Wah segar sekali, semoga orang serumah juga segar. Lalu istrinya ikut mencicipi minuman tersebut sedikit dari gelas yang sama, diikuti anak menantu dan terakhir pengantin wanita. Ini merupakan perlambang permohonan supaya pengantin segera dikaruniai keturunan. Tumplak Punjen Ritual ini dilakukan oleh orang tua yang mengawinkan putrinya untuk terakhir kali. Tumplak artinya menuang atau memberikan semua, punjen adalah harta orang tua yang telah dikumpulkan sejak mereka berumah tangga. Dalam ritual ini, orang tua yang berbahagia, didepan krobongan, memberikan miliknya(punjen) kepada semua anak-anak dan keturunannya. Secara simbolis kepada masing-masing diberikan sebuah bungkusan kecil yang berisi bumbu-bumbu,nasi kuning,uang logam dari emas, perunggu dan tembaga dll. 14
  • 15. Dengan mengadakan tumplak punjen, orang tua ingin memberi teladan kepada anak keturunannya,bahwa mereka sudah purna tugas dan supaya generasi penerus selalu menyukuri karunia Tuhan dan mampu melaksanakan tugas hidupnya dengan baik dan benar. Tukar Kalpika Pengantin melakukan tukar cincin sebagai tanda kasih dan keterikatan suami istri yang sah. Resepsi Perkawinan Sesudah seluruh rangkaian upacara perkawinan selesai, dilakukan resepsi, dimana kedua temanten baru, dengan diapit kedua belah pihak orang tua, menerima ucapan selamat dari para tamu. Dalam acara resepsi, hadirin dipersilahkan menyantap hidangan yang sudah disediakan, sambil beramah tamah dengan kerabat dan kenalan. Ada kalanya, sebelum resepsi dimulai, diadakan pementasan fragmen tari Jawa klasik yang sesuai untuk perkawinan seperti fragmen Pergiwo Gatotkaca atau tari Karonsih, yang melukiskan hubungan cinta kasih wanita dan pria. Upacara Perkawinan di Karaton Tidak bisa dipungkiri bahwa karaton-karaton di Jawa, terutama Yogyakarta dan Surakarta merupakan sumber dan benteng budaya Jawa yang masih eksis dan tetap aktif melestarikan warisan budaya leluhur. Pada masa kini, upacara perkawinan adat di karaton dan luar karaton, pada intinya sama. Hanya saja di Karaton masih ada lagi ritual yang biasanya tidak dilakukan diluar , antara lain: Ngapeman Dikaraton Ngayogyakarta, sebelum malam midodareni, Sri Sultan Hamangubuwono X dan permaisuri dibantu oleh beberapa putri karaton dan wanita abdi dalem, membuat kue apem di Bangsal Keputren. Tantingan 15
  • 16. Sri Sultan Hamangkubuwono X didampingi permaisuri, sebelum pelaksanaan Ijab, menanyakan kepada putrinya yang akan menikah, apakah benar-benar menghendaki untuk dinikahkan dengan calon mempelai pria. Kelompok “edan-edanan” Sewaktu prosesi perkawinan di Karaton Surakarta dan Yogyakarta, yaitu ketika pengantin dan rombongan pengiring berjalan menuju kekursi tempat resepsi perkawinan, barisan iring- iringan dipimpin oleh seorang Suba Manggala sebagai cucuk lampah, pembuka jalan terdepan yang melangkahkan kaki dengan gerak tari mengikuti iringan gamelan. Dibelakang pengantin yang bergandengan tangan dan berjalan anggun, berjalan dua gadis kecil yang disebut patah dengan dandanan cantik. Diikuti beberapa penari berpakaian bagus-bagus sambil menari menghibur hadirin.Dibelakangnya adalah bapak ibu kedua mempelai dan para saudara mempelai. Pada prosesi pengantin di karaton Jogja dan Solo, masih ada rombongan tambahan, yaitu kelompok “edan-edanan” ( edan artinya gila), yang terdiri dari beberapa orang cebol, berbadan tidak normal dengan riasan aneh-aneh dan mencolok dan menari dengan gerakan lucu. Kelompok edan-edanan ini untuk tolak bala, mengusir semua gangguan berujud apapun termasuk roh jahat Disengker. Calon mempelai di karaton, beberapa hari sebelumnya diharuskan sudah berada dilingkungan karaton dan tidak boleh keluar,istilahnya disengker. 16
  • 17. Daftar Pustaka Geertz, Hildred. 1985. Keluarga Jawa. Jakarta : The Free Press of Glencoe, Inc., AS. Damami, Muhammad. 2002. Makna Agama dalam masyarakat jawa. Yogyakarta : LESFI. 17