Dokumen tersebut membahas tentang budaya dan sistem kehidupan masyarakat Melayu di Riau, termasuk upacara-upacara tradisional, permainan rakyat, dan pengobatan tradisonal. Beberapa upacara yang dijelaskan adalah upacara perkawinan, kehamilan, dan kelahiran."
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
Dini Wulandari-Budaya Melayu.pptx
1. Budaya Melayu
Tata Cara Kehidupan dan Sistem Kepemimpinan
DINI WULANDARI (2007110696)
TEKNIK KIMIA B
2. Upacara/ ritual yang
ada di Masyarakat
Melayu Riau
01
Permainan
Rakyat
02
Pengobatan
Tradisional
03
B. Tata Cara Kehidupan
3. 1. Upacara/ ritual yang ada di Masyarakat
Melayu Riau
Upacara adat adalah salah satu tradisi masyarakat tradisional yang masih dianggap memiliki nilai-
nilai yang masih cukup relevan bagi kebutuhan masyarakat pendukungnya . upacara adat erat
kaitannya dengan ritual-ritual keagamaan ataupun perbuatan yang bertujuan mecari hubungan
dengan dunia gaib yang dirasakan oleh masyarakat sebagai saat-saat yang genting yang bisa
membawa bahaya gaib kesengsaraan dan penyakit kepada manusia maupun tanaman.
Adapun berbagai ritual dan tradisi yang dilakukan setelah memperkokoh eksistensi dari agama yang
dianut oleh masyarakatnya karena berbagai tradisi yang berkaitan dengan siklus kehidupan
berkembang dan menjadi kuat ketika ia telah mentradisi dan membudaya di tengah kehidupan
masyarakat. Tal terkecuali Masyarakat Melayu. Masyarakat Melayu adalah salah satu masyarakat
adat yang masih tetap menjaga seluruh kebudayaan warisan para leluhur. Beberapa Contoh
Upacara / Tradisi yang masih dilestarikan hingga sekarang antara lain:
4. Tradisi Tepuk Tepung Tawar
Tradisi Tepung Tawar atau Tepuk Tepung Tawar adalah
prosesi untuk mendo’akan keberhasilan seseorang.
Sebab, menurut kepercayaan Melayu di Riau, Tepuk
Tepung Tawar dapat menawarn semua yang berbisa,
menjauhkan yang menggila, semolak semua yang
menganiaya, menempis yang berbahaya, serta
mendinginkan semua yang menggoda.
5. Upacara Menyemah Laut, yaitu sebuah tradisi
masyaralat melayu untuk melestarikan laut dan
isinya, guna mendatangkan manfaat bagi manusia.
Salah satu manfaatnya ialah hasil laut berupa ikan
yang bisa untuk dimakan dan dijual dipasar.
Upacara Menyemah Laut
6. Upacara Balimau
Untuk menyambut datangnya bulan suci
Ramadhan, masyarakat Kampar, Riau biasa
melakukan Balimau Kasai. Acara ini bertujuan
sebagai bentuk pensucian dan pembersihan diri.
Air yang dipakai dalam acara ini, umumnya
merupakan campuran anatarai air dan perasan
jeruk limau, jeruk purut, jeruk kapas, atau jeruk
nipis.
7. Upacara Perkawinan
1. Merisik
Merisik berasal dari kata “risik” yang berarti “menyelidiki”. Ini artinya, sebelum adanya suatu perkawinan,
penyelidikan terhadap seorang gadis perlu dilakukan oleh pihak keluarga laki-laki. Untuk menilai dan
sekaligus menentukan apakah gadis tersebut layak menjadi menantu atau tidak.
2. Merasi
Tujan merasi adalah untuk memastikan apakah pasangan yang hendak di jodohkan itu sebenarnya cocok
atau tidak. Artinya merasi merupakan kegiatan meramal atau menilik keserasian antara pasangan yang
hendak dijodohkan. Kegiatan ini biasanya dilakukan melalui perantara seorang ahli yang sudah terbiasa
bertugas mencari jodoh kepada orang yang hendak menikah. Pencari jodoh tersebut akan memberikan
pendapatnya bahwa pasangan tersebut dinilai cocok (sesuai) atau tidak.
.
8. 3. Meminang
pihak keluarga laki-laki mengirim rombongan peminangan yang
biasanya berjumlah 5 orang. Yaitu 1 orang ketua (laki-laki) dan 4
orang anggota (2 orang laki-laki dan 2 orang perempuan). Orang
yang dipilih untuk menjadi ketua rombongan peminangan adalah
orang yang bijak dan santun dalam berbicara dan bisa berpantun
atau berseloka.
4. Mengantar Tanda
Jika peminangan disambut baik oleh pihak keluarga perempuan
(disetujui), maka tahap berikutnya adalah mengantar tande.
Kegiatan ini dilakukan hari ke 4 atau ke 5 dari
peminangan. Adapun perlengkapan yang perlu dipersiapkan
dalam kegiatan ini adalah: (1) tepak sirih, (2) bunga rampai, (3)
cincin, dan (4) barang pengiring. Tepak sirih berisi: sebuah pinang
yang telah dikupas kulitnya, kapur-sirih dan gambir, tembakau,
daun sirih, dan kacip.
Halaman
9. 5. Mengantar Belanja
Mengantar belanja (hantaran keperluan pesta pernikahan) dalam tahap ini pihak laki-laki kembali datang kerumah
keluarga si gadis. Keperluan pesta pernikahan biasanya ditentukan atas permintaan keluarga pihak perempuan.
Sejumlah uang yang dibentuk sedemikian rupa dibawa beserta pengiringnya seperti seperangkat pakaian dan
benda-benda yang disenangi sang gadis.
6. Mengajak dan Menjemput
Acara mengajak dan menjemput adalah bagian dari persiapan yang dilakukan untuk melaksanakan pekerjaan dalam
majelis nikah-kawin. Pelaksanaan dalam pekerjaan ini didalamnya penuh mengandung nilai-nilai kebersamaan
antara sesama. Sebelum diadakan acara mengajak dan menjemput, terlebih dahulu diadakan musyawarah dirumah
calon pengantin perempuan untuk menentukan siapa yang akan diajak dan dijemput.
7. Menggantung-gantung
Pekerjaan menggantung-gantung ini biasanya dilakukan 4 atau 5 hari sebelum hari pernikahan. Pekerjaan yang
dilakukan dirumah calon pengantin perempuan ini adalah berupa persiapan-persiapan. Yaitu membersihkan dan
menghias rumah dengan menggunakan bermacam-macam tabir yang digantung dan membuat langit-langit dari
kain. Mengganti dan memasang ”lansi tingkap”, memasang dan menghias tempat tidur baru yang lengkap untuk
pengantin baru, dan hal-hal lainnya yang diperlukan untuk menghadapi majelis pernikahan tersebut.Termasuklah
membuat dapur dan bangsal, membuat “peterakne” atau “peti ratna/peti rakna”. Yaitu tempat pengantin duduk
bersanding, dan membuat pelaminan tempat tidur pengantin. Acara menggantung biasanya didahului dengan
tepung tawar dan kenduri kecil atau doa selamat. Supaya semua kerja yang dilakukan akan mendapat berkah dari
Allah.
10. Upacara Kehamilan dan Kelahiran
1. Upacara Kehamilan
Tujuan pelaksanaan upacara kehamilan adalah Memohon kepada Tuhan agar perempuan yang hamil selamat
sentosa, terhindar dari gangguan roh-roh halus.,Menjaga anak yang sedang dikandung agar tumbuh dan berkembang
jasmani dan rohaninya secara normal dan Agar selamat dan mudah dalam melahirkan dan anak yang dilahirkan
menjadi anak yang sempurna.
2. Melenggang Perut
Upacara ini biasanya dilakukan pada wanita yang mengandung anak sulung ketika kandungan berusia sekitar tujuh
atau delapan bulan. Itu dilakukan oleh seorang bidan untuk membuang geruh atau kecelakaan yang mungkin
menimpa wanita hamil yang bakal bersalin dan untuk memperbaiki posisi bayi di dalam perut.
3. Upacara Melahirkan
merupakan upacara – upacara yang adalah karena bagi masyarakat orang Melayu Riau lautan orang yang melahirkan
sama halnya dengan orang yang pergi berperang. Dalam peperangan itu bertarung dengan maut, ia hanya
menghadapi dua kemungkinan, yaitu hidup dan mati.
4.Upacara Hari Tanggal Pusat
5.Upacara Mencuci Lantai
Maksud upacara mencuci lantai adalah untuk menyatakan Ibu dan bayi dalam keadaan dan Untuk mengucapkan rasa
terima kasih kepada segenap sanak keluarga dan kaum kerabat terutama kepada kedua ,Untuk mengucapkan syukur
kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan kurnia, sehingga selamat melalui peristiwa melahirkan yang
sangat kritis sekaligus membahagiakan.
11. 2. Permainan Rakyat
Permainan rakyat adalah permainan yang dimainkan secara
tradisional yang dimiliki oleh semua komunal yang diwariskan dari
generasi ke generasi secara lisan. permainan rakyat dimainkan
dengan metode yang sederhana misalnya berdasarkan gerak tubuh
seperti lari dan lompat atau berdasarkan kegiatan sosial sederhana
seperti kejar-kejaran atau berdasarkan matematika dasar atau
cekatan tangan seperti menghitung dan melempar batu ke suatu
lubang tertentu .Semuanya diekspresikan melalui gerakan fisik,
nyanyian ,dialog ,tebak-tebakan, kecermatan dalam perhitungan,
ketepatan menjawab pertanyaan belajar komunikasi dan sebagainya.
12. Sifat Permainan
Berdasarkan sifat permainan maka permainan rakyat dapat dibedakan menjadi
dua golongan besar yaitu :
1. permainan untuk bermain atau play (sifat mengisi waktu senggang atau rekreasi )
2. permainan untuk bertanding (dilaksanakan dengan metode pertandingan)
Di dalam pelaksanaannya setiap pemain mendapatkan peran tertentu dengan
diputuskan melalui Suten .Beberapa sulten yaitu sulten daun, sulten gajah,
sultan gunting dll. Dilakukan oleh dua orang pemain menggunakan jari tangan
sebagai media permainan .
Cara Memulai Permainan/ menentukan peran
13. CONTOH PERMAINAN
a. Gasing
b. Galah Panjang
c. Congkak
d. Setatak
e. Layang-layang
f. Main Guli
g. Tam-tam buku
h. Jong dll
14. a. Permainan Gasing
Gasing ini benda yang terbuat dari kayu, bentuknya bulat seperti buah labu, bawahnya runcing
sedangkan bagian atasnya seperti berkepala berbentuk bulat yang disebut jambul serta sedikit ada
lehernya yaitu lekukan kecil atau irisan antara badan dengan jambul gasing yang berfungsi untuk
melilitkan tali pemutar gasing ,sedangkan bawahnya yang runcing untuk gasing berputar di
porosnya pada satu titik ketika dimainkan di atas tanah atau lapangan yang datar seperti lantai
ataupun di atas papan Kapuk (keping papan kecil yang digunakan untuk mengangkat gasing yang
tengah berputar) .Bentuk gasing berbeda-beda ada yang bulat lonjong ada yang berbentuk seperti
jantung kerucut silinder dan juga berbagai bentuk lainnya
Gasing terdiri dari bagian kepala bagian badan dan bagian Kaki (Paksi). Kayu yang sering
digunakan membuat gasing antaranya kayu kempas Kemuning marbau Rambai baru durian dan
undang kayu yang paling sesuai adalah berbau.
15. Cara Permainan
Gasing dimainkan dengan cara dilempar atau ditarik.
Lalu berputar untuk beberapa saat. Lama waktu
berputar sangat tergantung kepada keterampilan si
pemain. Interaksi bagian kaki (paksi) dengan
permukaan tanah membuat gasing bisa tegak. Setelah
gasing berputar tegak untuk sementara waktu,
momentum sudut dan efek giroskopik berkurang sedikit
demi sedikit hingga akhirnya bagian badan terjatuh
secara kasar ke permukaan tanah. Gasing yang baik
dapat berputar dengan lancar dan enak dilihat.
Bahkan pemain yang terampil mampu membuat gasing
berputar di atas ujung jarinya.
16. b. Galah Panjang
Galah panjang / belon dikenal hampir di seluruh wilayah Indragiri
bahkan hampir wilayah Riau. Permainan ini masuk kategori
pertandingan dinamakan galah panjang karena merupakan
permainan berupa garis-garis yang memanjang seperti galah
dimainkan secara berkelompok sekurang-kurangnya 4 sampai 10
orang. Dilakukan di lapangan datar di area peta berukuran kira-
kira 6 m lalu dibuat garis tengah memanjang yang membagi sisi
kanan dan kiri di sama lebar dan garis lintang yang membagi peta
bagian menjadi tiga atau lebih bagian
17. 3. Pengobatan Tradisional
Orang Melayu memiliki sistem kesehatan yang sendiri pengobatan Melayu biasanya lebih kepada racikan dari
ramuan tumbuhan obat ,didoakan ( mantra ) dan ada pula yang berbentuk (ritua). Orang yang memiliki
keahlian sebagai pengobatan tradisional disebut tabib, dukun, Bomo, dan kemantan.
Dalam praktiknya tukang obat dibedakan diantarnya tabib (pengobatan dengan menggunakan racikan dari
tanaman obat). dukun bayi atau bidan ,dukun pijat, Bomoha (dukun perantara roh), dukun jalak (Mudin),
dukun wiwit (pawang yang pakar dalam upacara menuai), dll.
Obat dalam pemahaman orang Melayu yakni sebagai segala sesuatu yang dapat menawarkan penyakit atau
menyembuhkan berupa ramuan ,tangkal, doa atau syarat-syarat tertentu yang telah ditetapkan oleh dukun
atau bomor. Jika penyakit hilang orang tersebut sembuh maka disebut bahwa itulah hebatnya biasa aja tidak
sembuh setelah diobati maka tiada obat baginya di kalangan masyarakat melayu obat bisa dirujuk pada
bahan-bahan alami tumbuhan liar(herbal) yang telah di keringkan.
18. —TAM
Cara Pengobatan orang Melayu
1. Ramuan
Ramuan dapat diartikan sebagai suatu kumpulan yang berasal dari kata Rama bagi tempat atau
kumpulkan dengan kata ramuan dalam pengukuran di rantau Kuantan dimasukkan terhadap
sekumpulan bahan-bahan yang dipakai untuk pengobatan. Kebanyakan ramuan terdiri dari tumbuh-
tumbuhan yang berpotensi menjadi obat
2. Mantera Badukun
Mantra badukun merupakan suatu ritual pengobatan tradisional terhadap orang sakit parah. Ritual ini
disampaikan dengan gaya penyajian mantra (berbisik dan sesekali dengan pekikan kan/ teriakan) dan
disajikan oleh dua orang yaitu dukun dan Pebayu (pelayan dukun dalam)
3. Ritual
Ritual merupakan suatu Pola tindakan yang telah ditetapkan atau diakui untuk melengkapi sebagian
fase kehidupan dan menegaskan perayaan situasi tertentu dalam satu kelompok,secara sakral.Ritual
dalam masyarakat melayu cenderung mengarah pada proses pengobatan menempah diri dan
menolak bala secara umum ritual Melayu untuk hal-hal tentang wujud tujuan yakni sebagai
penghormatan, penyempurnaan dan perlawanan
19. Jenis pengobatan orang Melayu
1. Ritual dan upacara
Prosesi pengobatan yang dilakukan dengan
menggabungkan berbagai cara dalam satu rangkaian
pengobatan misalnya menggabungkan antara tarian,
mantra ,meditasi ,ramuan dan sebagainya .Ritual
adalah cara dukun untuk mengetahui penyakit
sebagai tindakan dalam mencari ramuan obat atau
prosesi pengobatan penyakit tibgkat akhir . Cara ini
dilakukan sebagai tindakan pengobatan penyakit
yang berat atau penyakit yang disebabkan gangguan
makhluk gaib . contohnya :
● Babalian
● Badewo
● Badikei
● Balian
● berlian atau Bulian
● Buang talam
● Kuayang
● Mandeo
● Turun tapak tuha
Pelaku perobatan yaitu ada tabib ,dukun, bidan,
bomoh, kumantan.
20. Model Kepemimpinan
di Masyarakat Melayu
Riau
01
Cara Pemilihan
Pemimpin
02
Marwah Pemimpin
03
Pergantian
Pemimpin
04
B. Sistem Kepemimpinan
21. 1. Model Kepemimpinan di Masyarakat Melayu Riau
Dari pendekatan bahasa Melayu, Pimpin bermakna bimbing atau tuntun, Kepemimpinan bermakna
perihal pemimpin dan/atau cara memimpin. Dalam pengertian umum Kepemimpinan adalah suatu
proses ketika seseorang memimpin (directs), membimbing (guides), memengaruhi (influences)
atau mengontrol (controls) pikiran, perasaan, atau tingkah laku orang lain.
Dalam kepemimpinan Melayu pemimpin adalah orang yang biasa disebut “orang yang dituakan,
didahulukan selangkah ditinggikan seranting” memiliki ungkapan yang mengandung pengertian
bahwa orang yang pemimpin baik dan benar adalah orang yang dituakan oleh masyarakatnya.
Namun, di antara pemimpin dan masyarakat tidak ada pembatas yang menjadi pemisah dan
haruslah saling bekerja sama. Pemimpin tidak boleh memiliki sikap angkuhseperti dalam ungkapan
“tinggi dapat dijangkau,dekatnya tidak beranjak “.
22. Pola kepemimpinan Melayu yang bercirikan demokratisasi - egaliter
(berkedudukan sama) dan menghargai kritik yang berorientasi pada
keahlian dan keunggulan mental spiritual dalam melaksanakan tugas-tugas
kepemimpinan, serta meletakkan keluwesan dengan pola ‘Dimana bumi
dipijak disitu langit dijunjung’.
23. 2. Cara Pemilihan Pemimpin
Pemimpin diambil dari masyarakat dengan kriteria tertentu yang dianggap layak
dijadikan panutan dan dapat mensejahterakan rakyat serta memajukan
negerinya.Dalam ungkapan adat melayu dinyatakan"bila rumah tidak bertua, celaka
datang bala menimpa, bila negeri tidak beraja, alamat hidup aniaya menganiaya, bila
tidak ada yang dituakan,banyaklah orang yang jadi menyeman, kalautak ada yang
memimpin, naas menimpa hidup pun lenjin." Ungkapan inilahyang mencerminkan begitu
pentingnya pemimpin dalam kehidupan masyarakat melayu atau dalam ungkapan lain
disebutkan, "bila negeri tidak beraja, bila kampong tidak berpenghulu, bila rumah tidak
tertuan, anginlalu tempias pun lalu, tuah hilang marwahpun terbuang, hidup celaka
sengketapun datang.“
Konsepsi mengenai persyaratan kepemimpinan itu harus selalu dikaitkan dengan tiga hal
penting, yaitu:kekuasaan,kewibawaan dan kemampuan
24. Amanah
jujur memiliki tolak ukur pada perilaku yang perkataan
perbuatan dan tindakan ini dapat dipercaya kejujuran
merupakan keberanian mengakhiri Sebuah Kenyataan apa
adanya sikap jujur berarti melandaskan ucapan kelahiran
dan perbuatan bersama berdasarkan ajaran Islam
Shiddiq
yaitu kepercayaan yang menjadikan seseorang
untuk memelihara dan menjaga sebaik-
baiknya hal yang diamanahkan kepadanya
tidak saja dari orang yang dipimpin tetapi juga
kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala
Fathanah
yaitu sifat yang dimiliki oleh
semua manusia yang berkaitan
dengan pemikiran fotona dapat
diartikan sebagai cerdas atau
kecerdikan dan bijaksana
Tabligh
arti dari komunikatif atau
seseorang yang memiliki sifat ini
akan menyampaikan dengan
benar dengan tutur kata yang
tepat.
Sifat dan Karakter seorang Pemimpin
Karakter Pemimpin dalam Buku Tenas Effendi menyebutkan 55 karakter kepemimpinan Melayu yang
masih dimiliki seorang pemimpin. 55 karakter tersebut dapat dikelompokkan pada empat karakter yaitu:
25. Tunjuk Ajar Melayu tentang
Kepemimpinan
“Kalau hendak tahu pemimpin sejati, tengoklah ia memimpin
negeri: memerintahnya di jalan Allah, memerintahnya dengan
petuah amanah, memerintah tidak semena-mena, memerintah
tidak mengada-ada, memerintah dengan berlapang dada,
memerintah dengan akal budinya, memerintah dengan bermanis
muka, memerintah dengan berlembut lidah, memerintah dengan
adilnya, berkuasa tidak membinasakan, kuat tidak mematahkan,
besar tidak mengecilkan, tinggi tidak merendahkan, kaya tidak
menistakan”.
26. 3. Marwah Pemimpin
Tradisi Melayu mengenal ungkapan ‘Menjeput tuah menjunjung marwah’. Ungkapan
ini berlaku pada pola kepemimpinan tradisional yang tetap mengutamakan tuah
(keberuntungan) dan marwah (harkat martabat). Seorang pemimpin mesti memiliki
tuah dan martabat itu. Dalam tunjuk ajarnya, Tuah dan Marwah pemimpin Melayu
ada dalam ungkapan;
“Didahulukan selangkah,Dilebihkan sehari,Dilebarkan setapak
tangan,Ditinggikan seranting,Dilebihkan sebenang”.Mereka tetap didahulukan,
dilebihkan, ditinggikan dan dilebarkan; namun tetap tidak berlebihan melampaui
watas tuah dan marwah”.
27. 4. Pergantian Pemimpin
Masyarakat adat adalah masyarakat yang terpelihara dan tersusun dari nilai-nilai adat yang terbingkai
dalam ketentuan adat sehingga susunan masyarakatnya terbagi oleh norma-norma adat. Sistem nilai
adat telah membuat masyarakat adat berada dalam satu bingkai yang terdiri dari lembaga adat dan
anak kemenakan.
Lembaga adat telah dikemudikan oleh tiga pemegang teraju adat yaitu dikendalikan oleh
1. penghulu(Melayu muda),
2. Batin atau datuk kaya(Melayu tua).
3. pengulu didampingi oleh Monti, Hulubalang atau tongkai .
Ketiga pembesar ini didampingi oleh seorang malim atau Ulama untuk teraju agama.
Satu kesatuan masyarakat adat biasanya terdiri dari satu Puak atau bagian dari suku bangsa contoh
puak kampar, puak pelalawan. Dalam satu puah dipimpin oleh beberapa teraju .
Masyarakat adat juga mempunyai mekanisme pergantian pemangku adat pemangku adat ini harus
diganti bukan ditukar, sebab dengan diganti terbuka peluang yang mengganti akan lebih baik dari yang
digantikan sebaliknya jika dikatakan ditukar berarti nilai yang ditukar sama saja dengan penukarannya
sehingga tidak terjadi kemajuan atau perbaikannya.
28. Adapun pergantian pemangku adat paling kurang merujuk pada empat perkara :
pertama ,yaitu sudah tua atau uzur dimakan usia
Kedua, lalim yakni orang yang dzhalim melakukan atau penindasan dalam
kepemimpinannya,
Ketiga ,meninggal dunia dan
Keempat, pemimpin lembaga adat juga dapat digantikan Apabila ada permintaan
dari pada yang bersangkutan