Makalah ini membahas tentang makna simbol dalam upacara temu pengantin di Yogyakarta melalui pendekatan etnolinguistik. Ia menjelaskan prosesi temu pengantin dan makna simbol yang terkandung dalam berbagai hiasan upacara tersebut, seperti pecut, payung, belalang, dan bunga. Simbol-simbol tersebut bermakna agar keluarga baru terhindar dari hal-hal buruk dan memiliki kehidupan yang bahagia. Makalah
1. MAKNA SIMBOL DALAM ‘’ TEMU PENGANTIN’’ DI YOGYAKARTA
KAJIAN ETNOLINGUISTIK
Di susun untuk memenuhi tugas yang telah diberikan oleh dosen pengampu
Siti Maghfirotun M
12210141014
BSI/A/2012
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2014
PENDAHULUAN
2. 1. LATAR BELAKANG
Bahasa mempunyai peran penting untuk memberikan informasi kepada generasi penerus
berkenaan dalam kebudayaan. Kebudayaan akan berkembang jika ada peran bahasa, karena
bahasa sebagai alat untuk memperkenalkan kebudayaan. Tanpa adanya bisabahasa
kebudayaan di suatu daerah dipastikan akan mati. Bahasa dan budaya sangat erat kaitannya,
bahkan satu kesatuan yang tidak bisa berdiri sendiri.
Hipotesis Sapir-Whorf mengatakan bahwa bahasa mempengaruhi pola pikir, dan pola
pikir kolektif membentuk suatu budaya. Jadi, bahasa sanagt mempengaruhi budaya. Bahasa
bisa mengungkapkan makna simbol-simbol budaya yang tersembunyi. Makna simbol-simbol
budaya hanya diketahui oleh para orang-orang tua. Kemungkinan para generasi muda tidak
mengetahui makna dari simbol-simbol yang terkandung dalam budaya. Para generasi tidak
usah khawatir, karena dengan bahasa para generasi muda akan mengetahui makna simbol
yang terkandung dalam budaya.
Berbicara tentang budaya, di Yogyakarta adalah kota dengan banyak kebudayaan. Salah
satunya adalah budaya dalam upacara temu pengantin. Temu pengantin adalah serangkaian
upacara dalam perkawinan yang mempertemukan mempelai wanita dan pria. Di dalam ritus
temu pengantin ada hiasan-hiasan yang harus dipenuhi. Hiasan-hiasan temu pengantin ini
mengandung makna-makna tertentu, yang kebanyakan orang tidak mengetahui khususnya
dikalangan masyarakat.
Masyarakat Jawa masih melestarikan tradisi temu pengantin. Namun, dikalangan pemuda
mungkin belum mengetahui banyak tentang apa itu makna hiasan dari temu pengantin. Pada
makalah ini akan membahasa tentang hiasan temu pengantin dan makna simbol dalam hiasan
dalam temu pengantin. Simbol tanda berupa benda, ungkapan, aktifitas mempunyai makna.
Sebagai mahasiswa bahasa, harusnya ikut andil dalam pelestarian budaya. Kebudayaan
adalah hasil pola pikir masyarakat dahulu yang bersifat turun temurun. Turun dari generasi ke
generasi melalu media bahasalah kebudayaan masih tetap ada hingga sekarang.
2. KAJIAN TEORI
3. Etnolinguistik adalah cabang linguistik atau sosiolinguistik yang menyelidiki hubungan
antara bahasa dan masyarakat pedesaan atau masyarakat yang belum mempunyai tulisan.
Bidang ini juga disebut linguistik antropologi. Cabang linguistik antropologi yang
menyelediki hubungan bahasa dan sikap bahasawan terhadap bahasa. Salah satu aspek
etnolinguistik yang sangat menonjol ialah masalah relativitas bahasa (Kridalaksana: 2008;
59). Etnolinguistik berkenaan dengan bahasa dan budaya. Ini sama dengan hipotesis Sapir-
Wholf yang mengatakan bahwa bahasa mempengaruhi pola pikir sehingga akan membentuk
sebuah budaya. Jika di tarik garis linear menjadi bahasa-pola pikir-budaya. Ketiga hal
tersebut sangat mempengaruhi. Budaya adalah hasil dari pola masyarakat
Kebiasaan dalam kebudayaan di satu pihak sudah ada ketika seseorang lahir di dalamnya
hingga ia menerimanya sebagai warisan. Namun, dipihak lain si aktor mengolahnya,
meresapinya dan memberi wujud sebagai sikap dan dunia makna untuk menghadapi
tantangan baru dalam dinamika hidup dan ketika berhadapan dengan sistem-sistem nilai dari
luar yang masuk ke wilayah dunia makna sebuah komunitas (Sutrisno Mudji:2010; 17).
Budaya adalah warisan kemudian di olah sehingga mengandung makna tertentu. Kebudayaan
tak ubahnya seperti bahasa.
Menurut Saussure, makna diproduksi melalui proses seleksi dan kombinasi tanda-tanda di
sekitar dua poros paradigmatis (arena tanda misalnya sinonim), yang ditata di dalam sistem
penandaan. Tanda yang terdiri dari penanda (media) dan petanda (makna), tidak dijelaskan
dengan mengacu kepada entitas didunia nyata;namun ia membentuk makna dengan mengacu
satu sama lain(Barker Chris;2004;18). Ilmu yang mempelajari tanda ialah ilmu semiotik.
Konsep semiotik Saussure terkenal dengan tanda yang terdiri atas penanda dan petanda.
Kedua konsep tersebut satu kesatuan yang tidak dapat terpisahkan. Begitu juga dengan
budaya dan bahasa. Tanpa adanya bahasa,budaya juga akan punah bahkan akan mati.
Pikiran adalah sistem nilai yang mengungkapkan dalam representasi bahasa dan simbol-
simbol maka bagian budaya yang memuat ‘’ruh’’ nilai dan makna hidup dikategorikan
sebagai ‘’intangible’’ bukan benda. Sedangkan bagian budaya yang dipegang, diinderai
dengan lima indera disebut ‘’tangible’’ atau benda-benda budaya(Strisno Mudji; 2010;17).
Ada yang berasumsi bahwa manusia adala mahkluk bersimbol. Dalam artian lain, bahwa
dunia kebudayaan adalah dunia penuh simbol.
4. Kebudayaan terdiri atas gagasan-gagasan, simbol-simbol, dan nilai-nilai sebagai hasil
karya dan perilaku manusia. Perangkat lambang (simbolik) dalam suatu upacara pada
hakekatnya bermakna sebagai pengatur tingkah laku disamping berfungsi sebagai informasi.
Sekaligus sebagai petunjuk bahwa manusia membuktikan dirinya sebagai mahkluk yang
berbudi luhur. Melalu lambang-lambang manusia dapat menyebarluaskan kebudayaan,
karena tidak hanya sekedar mengandung makna, tetapi juga merangsang orang untuk
bersikap sesuai dengan lambang tersebut(Murtiadji, 1993:7.
3. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana prosesi dalam temu pengantin
2. Apa makna simbol dalam temu pengantin
4. TUJUAN
1. Untuk menjelaskan prosesi dalam temu pengantin
2. Untuk menjelaskan makna simbol bentuk hiasan dalam temu pengantin
5. MANFAAT
1. Menggambarkan prosesi dalam temu pengantin
2. Mengetahui makna simbol bentuk hiasan dalam temu pengantin
5. PEMBAHASAN
Upacara perkawinan memiliki beberapa prosesi. Setelah proses pemasangan tarub
selesai, proses selanjutnya ialah adalah siraman kemudian upacara midodareni. Midodareni
diadakan pada malam hari sebelum dilangsungkan upacara pernikahan. Midodareni berasal
dari kata benda. Widodari-bidadari.. Tujuan dari modareni adalah untuk menolak balak. Jadi,
midodareni dilaksanakan agar acara pernikahan keesokan harinya berjalan tanpa halangan.
Pada malam tingkatan midodareni calon pengantin prempuan akan didatangi oleh beberapa
dewi khayangan sesuai dengan kepercayaan kuno. Setelah acara midodareni keesokan
harinya prosesi ijab qobul langsung dilanjut temu pengantin. Prosesi temu pengantin
memiliki tahapan. Biasanya prosesi temu pengantin kedua mempelai sudah berhias
menggunakan busana Jawa. Kemudian dipertemukan dengan rangkaian acara tertentu.
Dalam temu pengantin dilengkapi hiasan yang harus dipenuhi. Hiasan ini memiliki
makna tertentu. Bentuk hiasan seperti pecut, payung, belalang, burung, daun beringin, daun
kruton, daun dadap srep, dlingo-bengle, Bunga Patra Manggala. Bentuk hiasan tersebut
memiliki makna tertentu. Bentuk-bentuknya memiliki nilai-nilai tersembunyi yang
kebanyakan orang tidak tahu.
Biasanya bentuk-bentuk hiasan tersebut dibuat menggunakan daun janur atau daun
kelapa muda. Esensi dari menggunakan daun janur memiliki makna ‘’kemauan yang keras’’
untuk dapat mencapai tujuan hidup yang penuh perjuangan bahagia dan harmonis.
Makna simbol bentuk hiasan dalam temu pengantin.
6. NO SIMBOL MAKNA
1. Pecut Pasangan itu tidak mudah putus asa,
selalu optimis dan dengan ketetapan
hati membina kehidupan yang baik.
2. Payung Supaya mereka pelindung keluargadan
masyarakat
3. Belalang Supaya mereka bersemangat,cepat
dalam berfikir dan bertidak untuk
menyelamatkan keluarga
4. Burung Supaya mempunyai motivasi tinggi
dalam hidupnya.
5. Daun beringin Supaya mereka melindungi keluarga
dan orang lain.
6. Daun kruton Supaya terlepasdari godaan mahkluk-
mahkluk jahat
7. Dada srep Dikenal sebagai kompres baik untuk
menurunkan panas, dimaksudkan
supaya keluarga itu selalu mempunyai
pikiran yang jernih dan tenang dalam
menghadapi berbagai macam masalah.
8. Dlingo-bengle Jamu ini bisa mengobati infeksi dan
berbagai penyakit, maksudnya untuk
melindungi diri dari gangguan roh-roh
jahat
9. Bunga Patra Manggala Untuk memperindah hiasan dan
sekaligus menolak perbuatan jahat
Kesimpulan dari simbol bentuk hiasan diatas memiliki makna agar terhindar dari
perbuata jahat. Hal ini dilakukan untuk masa depan pengantin agar kelak menjadi keluarga
yang bahagia terhindar dari perbuatan jahat dari orang lain. Sebuah keluarga yang akan kekal
7. abadi selamanya. Hiasan ini harus ada dalam upacara temu pengantin. Biasanya hiasan-
hiasan tersebut dibawa oleh orang laki-laki dan prempuan.
Dalam prosesi temu pengantin ada hal-hal yang harus dilaksanakan yaitu
1. Ritual Wiji Dadi
Ritual ini adalah pengantin pria menginjak telur hingga pecah. Telur yang diinjak
telur ayam dengan kaki kanannya, kemudian pengantin wanita membersihkan kaki
tersebut dengan airyang dicampuri oleh beberapa macam bunga. Makna dari hal
tersebut adalah pengantin pria telah siap untuk menjadi ayah yang bertanggung
jawab sedangkan pengantin putri akan mengurusi suaminya dengan setia. Sebagai
seorang kepala rumah tangga seorang laki-laki harus bertanggung jawab dengan
istri. Sebagai seorang istri harus menurut apa yang diperintahkan suami asalkan
bersifat positif.
2. Ritual dakar klimah atau dahar kembul.
Ritual ini sang pengantin makan bersama, saling menyuapi. Ibu pemaes sebagai
pemimpin upacara memberikan sebuah piring, serbet kepada mempelai wanita dan juga
nasi kuning dengan lauk-pauk berupa telur goreng, kedelai, teme, abon dan ati ayam.
Mempelai pria membuat tiga kepal nasi dan lauk-pauknya. Mempelai wanita makan dulu
kemudian mempelai pria, sesudah itu minum teh manis. Acara ini melambangkan
mereka akan bersama-sama mempergunakan dan menikmati kekayaannya.
3. Sinduran
Ritual ini pengantin berdua bergandengan tangan menghadap kepelaminan, bapak
dari pengantin wanita didepan, kedua pengantin dibelakang dan masing-masing pegangan
ujung baju belakang kiri kanan bapaknya. Di belakang ibunya mengkerodongkan
‘’sindur’’di bahu kedua pengantin dan bersama-sama menuju pelaminan.
Makna dari ritual tersebut adalah seorang ayah harus memberi contoh dan
menunjukkan jalan ke bahagiaan keluarga dan sang ibu memberikan restunya untuk
mencapai cita-citanya dengan bekal persatu paduan mempelai berdua abadi.
4. Tanem
8. Ritual ini setelah bapaknya memutar menghadapi kedua mempelai tersebut, dan
dengan memegang bahu kedua mempelai tersebut, dan dengan memegang bahu kedua
mempelai, mendudukan mereka di atas pelaminan. Kemudian diambil rucuh kelapa muda
diminum bapak ibunya serta sang pengantin. Maknanya, kedua orang tua sudah
mengesahkan dan merestui kedua mempelai sebagai suami istri.Rucuh dengan rasanya
yang segar, dingin dan berkhasiat kekuatan. Makna lainnya, permulaan perjalanan
hidup berkeluarga, supaya jiwa raganya segar, sehat dan tenang untuk menghadapi
tugas-tugas yang berat sebagai suami istri.
5. Kacar Kucur
Mempelai wanita membeberkan kacu ‘’bangun tulak’’ diapngkuannya dan mempelai
pria menyertakan ‘’gunokoyo’’(kacang-kacangan) dari kantung tikar ke atasnya, sampai
habis dan pengantin wanita membungkusnya rapat-rapat dengan kacu tersebut dan setelah
diikatnya, diserahkan kepada ibunya untuk disimpan. Maknanya, semua jerih payah suami
diserahkan seluruhnya kepada sang istri, untuk disimpan dan dimanfaatkan bagi
keluarganya. Biasanya direalitas sosial ada yang tidak mengetahui hasil jerih payah suami.
Hal itu bisa memperpecah rumah tangga. Agar tidak terjadi hal yang demikian maka istri
harus mengetahui hasil jerih laki-laki.
Dalam prosesi temu pengantin di setiap daerah berbeda-beda. Mungkin di setiap
daerah memiliki kekhasan masing-masing. Dalam makna –makna yang terkandung dalam
prosesi temu pengantin mencerminkan pola pikir masyarakat Jawa. Adat istiadat Jawa perlu
dilestarikan karena mencerminkan perilaku masyarakat. Adat istiadat dalam prosesi
perkawinan merupakan kearifan lokal yang perlu dijaga. Karena hal itu dapat digunakan
untuk menunjukan identitas daerah.
KESIMPULAN
Makna –makna dalam prosesi temu pengantin memiliki nilai filosofis yang dapat
digunakan untuk pedoman hidup berumah tangga. Orang yang sudah siap berumah tangga
harus mengetahui makna-makna yang terkandung dalam prosesi sakral tersebut. Karena hal
itu, sangat bermanfaat bagi pasangan baru.
9. Namun, pada realitasnya pasangan pengantin tidak mengetahui nilai filosofis dalam
prosesi yang sedang dilaksanakan. Yang lebih mengetahui adalah seorang dukun pengantin
atau tukang rias pengantin. Padahal, makna simbol yang terkandung dalam prosesi temu
pengantin sangat penting diketahui oleh kedua mempelai. Bahkan orang tua saja juga ada
yang tidak tahu simbol dari prosesi tersebut. Seharusnya ada yang memberikan informasi
tentang makna simbol yang termuat dalam prosesi temu pengantin atau prosesi upacara
pengantin.
SARAN DAN KRITIK
Makalah ini tidak lepas dari kekurangan, masih banyak kesalahan-kesalahan dari segi
kata maupun kalimat. Oleh karena itu penulis mengharap kritik dan saran dari pembaca. Atas
kritik dan saran dari pembaca kami ucapkan terimakasih.
DAFTAR PUSTAKA
Barker, Chris. 2004.Culture Studies. London. Kreasi wacana.
Kridalaksana. 2008. Kamus Linguistik edisi keempat.Jakarta. PT Gramedia Pustakan Utama.
Sutrisno, Mudji.2O10.’’Ranah filsafat dankebudayaan. Yogyakarta.. Galangpress Center.
Purwadi. 2007.Upacara Pengantin Jawa. Yogyakarta. Panji Pustaka
Purwadi. 2005. Upacara Tradisional Jawa. Yogyakarta. Pustaka Pelajar