3. Produksi Sediaan Farmasi Merupakan kegiatan tenaga farmasi untuk membuat, mencampur, merubah bentuk,
pengemasan kembali dan pengenceran sediaan farmasi steril atau non steril untuk memenuhi pelayanan
kesehatan khususnya pelayanan farmasi untuk menunjang dan memenuhi kebutuhan pasien, jika obat/ sediaan
farmasi tersebut tidak tersedia dipasaran atau diperdagangan secara komersial yang bertujuan Untuk
menyediakan kebutuhan pasien dgn menjamin mutu produk yang dihasilkan Untuk kepentingan penelitian
profesional kesehatan di Rumah Sakit
Latar belakang
7. larutan adalah sediaan cair yang mengandung
satu atau lebih zat kimia yang terlarut, misal: terdispersi
secara molekuler dalam pelarut yang sesuai atau campuran
pelarut yang saling bercampur. Dengan dispersi yang merata
dari molekul-molekul terlarut, maka bentuk sediaan larutan
relatif lebih mempunyai keseragaman dosis dibandingkan
dengan bentuk sediaan farmasi lainnya. Apabila larutan
diencerkan atau dicampur, juga memiliki ketelitian yang lebih
baik dibandingkan bentuk sediaan lainnya. Bentuk sediaan
larutan dapat digolongkan menurut cara pemberiannya,
misal: larutan oral dan larutan topikal.
8. Pengenceran obat atau pemicikan obat merupakan tahapan yang
harus dilakukan untuk meningkat keakuratan takaran obat dalam
resep disebabkan takaran obat <50 mg, sehingga dikhawatirkan alat
tidak akurat dalam menimbangnya, sehingga diperlukan pengenceran
obat. Pengenceran obat harus dilakukan dengan menambahkan bahan
yang tidak inert (tidak bereaksi) dan tidak memiliki efek farmakologi).
Pengenceran obat bisa dilakukan untuk membuat sediaan padat
(solid) maupun sediaan cair (liquid), untuk bahan padat misalnya
sacharum lactis dan untuk bahan cair aquadest
9. Metode Pengenceran Larutan (Sediaan Cair)
โข Timbang bahan obat 50 mg (batas
minimum penimbangan)
โข Larutkan obat dalam pelarut sejumlah
tertentu misalnya bahan obat dilarutkan
sampai volume 10 mL
โข Maka jumlah hasil pengenceran yang
digunakan: (takaran obat dalam resep
(mg)/50 mg) x 10 mL
10. 30%
70%
Contoh pengenceran obat cair : Bila dalam resep takaran
obat yang harus ditimbang 25 mg, dan dilakukan
pengenceran cair sampai volume 10 mL, maka
perhitungan pengenceran yang diambil adalah (25
mg/SO mg) x 10 mL = 5 mL hasil pengenceran obat yang
diambil untuk membuat sediaan
11. Aturan umum pengenceraan atau aturan perbandingan obat dan
pengencer :
Jika berat obat dalam resep 10-50 mg maka dibuat perbandingan
pengenceran 1:10, artinya bahan ditimbang 50 mg, eksipien 450
mg, total 500 mg
Jika berat obat dalam resep 1-10 mg maka dibuat perbandingan
pengenceran 1:50, artinya bahan ditimbang 50 mg, eksipien
pengencer 2450 mg, total 2500 mg.
Jika berat obat dalam resep 0,1-1 mg maka dilakukan pengenceran
bertingkat (dua kali pengenceran)