Dokumen tersebut merangkum Hukum Warisan Mendel, yang menjelaskan bahwa Gregor Mendel melakukan percobaan persilangan tanaman kacang dan menemukan dua hukum warisan, yaitu Hukum Segregasi yang menyatakan pembentukan gamet memisahkan alel orang tua, dan Hukum Asortasi Bebas yang menyatakan sifat diturunkan secara independen.
9. Gregor Johann Mendel dilahirkan dalam sebuah etnis Jerman keluarga di Heinzendorf
bei Odrau, Austria Silesiaa, Gregor Mendel, yang dikenal sebagai "bapak genetika
modern", ia melakukan penelitian di biara kebun percobaan. Antara 1856 dan 1863
Mendel membudidayakan dan menguji 29.000 tanaman kacang (Pisum sativum). Studi
ini menunjukkan bahwa satu dari empat tanaman kacang memiliki ras resesif alel, dua
dari empatnya hibrida (intermediet) dan satu dari empat ras yang dominan.
Percobaannya memimpin dia untuk membuat dua generalisasi, yang Hukum
Segregasi dan Hukum Assortment Independen, yang kemudian lebih dikenal sebagai
Hukum Mendel Warisan. Karya Mendel ditolak pada awalnya, dan tidak diterima secara
luas sampai setelah dia meninggal pada 1884. tetapi mulai diakui kembali pada awal
abad ke-20.
10. Hukum pewarisan Mendel adalah hukum mengenai pewarisan
sifat pada organisme yang dijabarkan oleh Gregor Johann Mendel
dalam karyanya 'Percobaan mengenai Persilangan Tanaman'.
Hukum ini terdiri dari dua bagian:
• Hukum pemisahan (segregation) dari Mendel, juga dikenal
sebagai Hukum Mendel Pertama, dan
• Hukum berpasangan secara bebas (independent assortment)
dari Mendel, juga dikenal sebagai Hukum Mendel Kedua.
11.
12. Bunyi Hukum Mendel I (Segregasi)
“pembentukan gamet (sel kelamin), kedua gen induk
(Parent) yang merupakan pasangan alel akan memisah
sehingga tiap-tiap gamet menerima satu gen dari
induknya.”
Hukum ini berlaku untuk persilangan dengan satu sifat
beda (monohibrid) berupa uji silang dan persilangan
balik.
15. P : ♀ BB (Hitam) >< ♂ bb (Putih)
(G) : B b
F1 : Bb (Hitam)
Testcross :♀ Bb (Hitam) >< ♂ bb(putih)
G : B b
b
F2 : Bb (Hitam) bb (putih)
Dari hasil uji silang tersebut diperoleh fenotip yang merata pada keturunan
yang dihasilkan dengan rasio fenotip hitam : putih = 50% : 50% atau 1 :1.
Dengan demikian, dapat diketahui bahwa genotip individu F1
adalah heterozigot. Dalam kasus ini, individu F1 berfenotip hitam dengan
genotip Bb.
16. P : ♀ BB (Hitam) >< ♂ bb (Putih)
(G) : B b
F1 : Bb (Hitam)
F1 >< F1 :♀ BB (Hitam) >< ♂ Bb(Hitam)
G : B B
b
F2 : BB (Hitam) Bb (Hitam)
Dari uji persilangan balik (backcross) di atas, jelas terlihat bahwa fenotip
berwarna hitam dapat memiliki genotip BB atau Bb. Dengan demikian terbukti
bahwa individu yang memiliki fenotip sama dapat memiliki genotip yang
berbeda.
17. Bunyi Hukum Mendel II (Asortasi Bebas)
“Bila dua individu mempunyai dua pasang atau lebih
sifat, maka diturunkannya sepasang sifat secara bebas,
tidak bergantung pada pasangan sifat yang lain.”
Hukum ini berlaku untuk persilangan dengan dua sifat
beda (dihibrid) atau lebih (polihibrid) berupa ujisilang
dua sifat.
18.
19. P : ♀ BM(Bulat manis) >< ♂ Bm (Bulat asam)
F1 : BBMm (Bulat asam manis)
Testcross :♀ BM (Bulat manis) >< ♂ Bm (Bulat asam)
F2 : BBMM (Bulat manis), BBMm (Bulat asam manis), BBmm (Bulat
asam)
Dari hasil uji silang tersebut diperoleh fenotip pada keturunan yang dihasilkan
dengan rasio fenotip Bulat manis:Bulat asam manis:Bulat asam = 1:2:1.
Dengan demikian, dapat diketahui bahwa genotip individu F1
adalah heterozigot. Dalam kasus ini, individu F1 berfenotip Bulat asam manis
dengan genotip BBMm.
20. Penyimpangan semu hukum Mendel merupakan bentuk persilangan yang
menghasilkan rasio fenotif yang berbeda dengan dasar dihibrid menurut hukum
Mendel. Meskipun tampak berbeda sebenarnya rasio fenotif yang diperoleh
merupakan modifikasi dari penjumlahan rasio fenotif hukum Mendel semula.
Macam penyimpangan hukum Mendel adalah sebagai berikut:
•Atavisme
•Polimeri
•Kriptomeri
•Epistasis dan Hipostasis