SlideShare a Scribd company logo
PENUNTUN DAN LAPORAN
PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
IMMUNOLOGI PENYAKIT INFEKSI
Prof. dr. Mochammad Hatta, Ph.D.,Sp.MK. (K)
BAGIAN MIKROBIOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
UNIVERSITAS HALU OLEO
1
UNTUK PENGGUNAAN KALANGAN SENDIRI
KARTU KONTROL
SISTIM IMUNOLOGI
Nama : Foto
NIM :
Kelompok :
R e g u :
Praktikum I Tanggal
Praktikum II Tanggal
2
UNTUK PENGGUNAAN KALANGAN SENDIRI
PERATURAN PRAKTIKUM
1. Selama berjalannya praktikum secara daring, mahasiswa wajib tetap
menyalakan kamera video dan mematikan mikropon, mikropon nanti
dinyalakan ketika interaktif
2. Disediakan oleh mahasiswa :
a. Baju praktikum yang harus dipakai selama praktikum secara
daring
b. Modul penuntun dan laporan yang dicetak secara mandiri
3. Selesai Praktikum secara daring :
a. Tanyakan hal yang belum jelas tentang materi praktikum
b. Isi halaman identitas (hal.1) pada modul
c. Jawab pertanyaan pada modul (hal.9 & hal.13) dengan tulisan
tangan.
d. Pindai atau foto halaman yang diisi tadi (Hal.1,9,&13) lalu
kirimkan ke admin lab (alamat email menyusul)
e. Modul hasil pindai atau foto dikirim selambat-lambatnya 1 hari
sebelum ujian praktikum sebagai syarat untuk mengikuti ujian
praktikum
SELAMAT MENGIKUTI PRAKTIKUM
3
UNTUK PENGGUNAAN KALANGAN SENDIRI
PRAKTIKUM I
TES PRESIPITASI LATERAL FLOW
TUJUAN :
Mendeteksi adanya presipitasi yang terjadi akibat reaksi antigen spesifik
dari Salmonella enteritica serovar typhi (Lypopolysacharida /LPS)
dengan antibodi IgM penderita dari serum penderita demam tifoid
dengan menggunakan lateral flow .
PRINSIP KERJA :
Typhoid lateral flow adalah test imunokromatografi dengan satu langkah.
Antigen yang digunakan adalah Lipopolisacharida (LPS) dari bakteri
Salmonella enteritica serovar typhi hasil isolasi dari penderita demam
tifoid di Makassar.
LPS dari hasil kultur dilewatkan pada garis didalam porus dari kertas
nitroselulosa pada daerah strip untuk test serum. Pemeriksaan ini
menggunakan reagen detetion yang telah dikeringkan didalam alat test
tersebut. Reagen sebagai alat deteksi terdiri dari anti-human antibodi
yang dilabel dengan partikel “red colloidal gold”. Test Salmonella IgM
lateral flow menggunakan anti-human IgM antibodi dan LPS Salmonella
enteritica serovar Typhi IgM dengan antihuman IgM antibodi. Untuk
melakukan test ini digunakan sampel spesimen berupa serum yang
diletakkan dalam tempat lubang sampel. Cairan “running solution”
ditambahkan untuk mencairkan reagen deteksi dan membawa molekul
4
UNTUK PENGGUNAAN KALANGAN SENDIRI
serum. Selanjutnya reagen deteksi akan melalui porus membran pada
daerah test.
Antibodi dalam serum yang spesifik untuk Salmonella serovar typhi akan
melekat dengan antigen LPS dan antibodi ini akan diwarnai dengan
adanya reagen deteksi. Adanya antibodi IgM yang spesifik terhadap LPS
Salmonella enteritica serovar Typhi akan terlihat garis berwarna merah di
daerah test pada test Salmonella Lateral flow. Hasil akhir akan
menunjukkan garis berupa pita merah akan terlihat didaerah test pada
test Salmonella lateral flow. Bila sampel serum tidak mengandung
antibodi IgM Salmonella serovar Typhi yang spesifik maka sampel akan
melewati daerah test dan tidak akan memperlihatkan warna merah pada
daerah test. Semua sampel akan memperlihat warna merah pada daerah
kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa reagen deteksi masih aktif dan hasil
akan akurat.
BAHAN :
Reagen yang digunakan dalam tes lateral flow ini adalah ;
1. Paket Lateral flow
2. Cairan Running buffer
3. Pipet untuk running buffer (130 ul per sampel)
4. Lateral flow terdiri dari : Strip putih yaitu pita antigen (lower band),
internal kontrol (upper band).
5
UNTUK PENGGUNAAN KALANGAN SENDIRI
CARA KERJA :
- Buka bungkus test typhoid lateral flow dan letakkan mendatar
dengan permukaan pada bagian atas lubang untuk memasukkan
sampel.
- Siapkan kapas alkohol, autoklik dan pipet kapiler
- Disinfeksi ujung jari dengan kapas alkohol
- Tusuk jari dengan posisi vertical menggunakan autoklik
- Darah yang keluar diisap dengan menggunakan pipet kapiler (±5 µl)
- Masukkan darah kedalam lubang dengan menempelkan ujung pipet
- Tambahkan 130 ul atau 5 tetes cairan “running buffer”
- Biarkan 10 - 15 menit dan lihat perubahan pada daerah test dan
daerah kontrol
- Bila muncul pita berwarna merah pada daerah kontrol dan/atau
daerah test, terang warna yang terjadi semakin menuju kearah nilai
positip tinggi.
6
UNTUK PENGGUNAAN KALANGAN SENDIRI
Pemeriksaan ini menggambarkan 5 : 130 larutan serum dalam running
buffer deteksi dan reagen deteksi pada kertas nitroselulose. Pewarnaan pita
antigen menggambarkan IgM antibodi spesifik S. typhi dalam serum sampel.
Pita horisontal kontrol untuk mencek integritas dari reagen deteksi.
Prinsip tes adalah terjadinya ikatan antara antibodi IgM spesifik
dengan LPS dari Salmonella enteritica serovar Typhi sebagai antigen
spesifik tifoid. Ikatan antibodi IgM spesifik pada reaksi non enzymatik dengan
antibodi IgM manusia yang bersifat stabil. Pada tes ini dilakukan
pencampuran 5 µl serum dengan 130 µl running buffer dengan melewatkan
pada kertas nitroselulose dan ditunggu selama 10 – 15 menit.
Reaksi positif akan terlihat warna merah pada pita antigen (pita
bawah) intensitas warna dapat memberikan nilai semi kuantitatif, tidak
berwarna berarti negative (-) dan merah kabur (1+), merah sedang (2+ / 3+),
merah jelas (4+) (lihat gambar 1).
7
UNTUK PENGGUNAAN KALANGAN SENDIRI
Gambar 1. Prinsip pemeriksaan Typhoid Lateral Flow
Gambar 2. Hasil pemeriksaan Typhoid Lateral Flow
C
T
+4 +3 +2 +1 - Invalid
8
UNTUK PENGGUNAAN KALANGAN SENDIRI
1. Jelaskan bagaimana proses terjadinya reaksi pada Typhoid Lateral flow
2. Sebutkan manfaat dari tes Typhoid Lateral flow
3. Jelaskan perbedaan antara tes Typhoid Lateral flow dengan MLPA tes
9
UNTUK PENGGUNAAN KALANGAN SENDIRI
PRAKTIKUM II
TES AGLUTINASI MLPA (MYCOBACTERIUM LEPRAE
PARTICLE AGGLUTINATION) KUALITATIF
TUJUAN :
Menentukan adanya aglutinasi/pengumpalan yang terjadi akibat reaksi
antara antigen yang spesifik Mycobacterium leprae (Phenolic Glycolipid-
1/PGL-1) dengan imunoglobulin M (IgM) dari serum penderita yang
menderita kusta / lepra.
BAHAN DAN ALAT :
a. Microplate yang setiap pelatnya berisi 96 buah sumur kecil berbentuk U
dan yang dipakai 3 buah sumur untuk setiap pemeriksaan qualitatif.
b. Micropipet serta multipipet dengan tips berbagai ukuran
c. Reading mirror
d. Kit MLPA lengkap yang terdiri atas :
1. Dropper yang setiap tetesnya setara dengan 25 ul
2. Reconstituting solution
3. Serum diluent
4. Sensitized particles yang berisi NT-P-BSA (Antigen semisintetik)
5. Unsensitized particles / kontrol negatif
6. Positive control
10
UNTUK PENGGUNAAN KALANGAN SENDIRI
Tes kualitatif dilakukan berturut sebagai berikut :
Sebelum tes dilakukan terlebih dahulu dibuat resgeansia dari KIT MLPA
yang telah tersedia, dengan membuat larutan homogen untuk tiap vial yang
berisi sensitized particle, control particle dan positif control dengan
reconstituting solution. Reagensia didiamkam selama 30 menit sebelum
digunakan.
1. Teteskan 75 ul (tiga tetes) zat pelarut serum (serum diluent) pada sumur
pertama dan masing-masing 25 ul (satu tetes) pada sumur kedua dan
ketiga.
2. Tambahkan 25 ul serum penderita pada sumur pertama dan dicampur
sampai larutan merata sehingga sumur pertama mengalami pengenceran
menjadi 1 : 4
3. Kemudian ambillah 25 ul larutan dari sumur pertama dan campurkan ke
sumur kedua sampai merata, selanjutnya ambil lagi 25 ul dari larutan
sumur kedua lalu tambahkan ke sumur ketiga dan campurlah sampai
merata. Pengenceran ini menghasilkan larutan serum di sumur kedua
menjadi 1 : 8 dan disumur ketiga menjadi 1 : 16.
4. Kemudian ke dalam sumur kedua ditambahkan 25 ul partikel kontrol
(unsensitized particle control ) sedangkan ke dalam sumur ketiga
ditambahkan 25 ul sensitized particle yang menghasilkan larutan serum 1
: 16 di sumur kedua dan larutan serum 1 : 32 di sumur ketiga.
5. Setelah proses tersebut selesai, maka pelat didiamkan pada suhu kamar
atau dalam lemari inkubator selama 2 jam.
6. Setelah 2 jam hasil tes dibaca dan hasil yang positif pada sumur ketiga
11
UNTUK PENGGUNAAN KALANGAN SENDIRI
1 2 3
A
C
B
D
Prosedur kerja
Well No. 1 2 3
Serum Diluent (ul) 75 25 25
Serum specimen (ul) 25 25 25
Serum dilution (Ratio) 1/4 1/8 1/16
Unsensitized particle (ul) - 25 -
Sensitized particle (ul) - - 25
Final dilution 1/16 1/32
HASIL PENGAMATAN
Buang
POSITIF
NEGATIF
INVALID
INVALID
12
UNTUK PENGGUNAAN KALANGAN SENDIRI
Tugas
1. Jelaskan dasar dari pemeriksaan MLPA ini
2. Jelaskan antigen yang dipakai dalam pemeriksaan MLPA ini
3. Jelaskan perbedaan antara pemeriksaan dengan cara ELISA dan MLPA
13
UNTUK PENGGUNAAN KALANGAN SENDIRI
Kepustakaan:
1. Mochammad Hatta, Marga D.A Goris, Evy Heerkens, George C
Gussenhoven, Jairo Goosken, Henk L Smits. Simple dipstick assay for
the detection of Salmonellla typhi-specific immunoglobulin M antibodies
and the evolution of the immune response in patients with typhoid fever
American J. Tropical Medicine and Hygiene. vol 66, no,4, hal 416-
421 (2002).
2. Mochammad Hatta, Mubin Halim, Theresia Abdoel, Henk L. Smits.
Antibody response in typhoid fever in endemic Indonesia and relevance
of serology and culture to diagnosis. Southeast Asian Journal of
Tropical Medicine and Public Health. vol 33 no, 4, hal 182-191 (2002)
3. Mochammad Hatta, Shinzo Izumi and Paul R Klatser. Evaluation of
the Mycobacterium leprae Particle Agglutination test as tool in the
epidemiology of leprosy in high prevalence village in South Sulawesi,
Indonesia. South-east Asia J. Tropical Medicine and Hygiene, vol
26, no.4 hal 631-635, Desember (1995).
4. Mochammad Hatta, Rob Pastoor, Theresia H. Abdoel, Henk L. Smits.
Simple, rapid and affordable point-of-care test for the serodiagnosis of
typhoid fever. J. Diagnostic Microbiology and Infectious Disease.
Vol 61 (2) : 129-134, Feb (2008).

More Related Content

What's hot

Analisis dan uji mikrob dalam Bahan Pangan
Analisis dan uji mikrob dalam Bahan PanganAnalisis dan uji mikrob dalam Bahan Pangan
Analisis dan uji mikrob dalam Bahan PanganAshiraa Mouri
 
Mikrobiologi dan Toksikologi Hasper
Mikrobiologi dan Toksikologi HasperMikrobiologi dan Toksikologi Hasper
Mikrobiologi dan Toksikologi Hasper
Ely John Karimela
 
Kromatografi
KromatografiKromatografi
Kromatografi
SMA Negeri 9 KERINCI
 
Lapak perhitungan cawan
Lapak perhitungan cawanLapak perhitungan cawan
Lapak perhitungan cawan
Jo Sugiharto
 
Alur diagnosis tb tb ro dan pemeriksaan lab tb ro
Alur diagnosis tb tb ro dan pemeriksaan lab tb roAlur diagnosis tb tb ro dan pemeriksaan lab tb ro
Alur diagnosis tb tb ro dan pemeriksaan lab tb ro
yosef sugi
 
Counting Chamber
Counting ChamberCounting Chamber
Counting Chamber
Putri Aprilia
 
Laboratorium uji sensori
Laboratorium uji sensoriLaboratorium uji sensori
Laboratorium uji sensori
Teknologi Hasil Pertanian
 
Kelompok 7
Kelompok 7Kelompok 7
Kelompok 7progsus6
 
Bab 3
Bab 3Bab 3
Pemeriksaan laboratorium mikrobiologi
Pemeriksaan laboratorium mikrobiologiPemeriksaan laboratorium mikrobiologi
Pemeriksaan laboratorium mikrobiologiFina Fe
 
Booklet spo mikroskopis tb
Booklet spo mikroskopis tbBooklet spo mikroskopis tb
Booklet spo mikroskopis tb
Novianto Sc
 
Analisis kariotype ii
Analisis kariotype iiAnalisis kariotype ii
Analisis kariotype ii
SMA Negeri 9 KERINCI
 
Prosedur kerja angka kuman e coli
Prosedur kerja angka kuman e coliProsedur kerja angka kuman e coli
Prosedur kerja angka kuman e coli
ariefchrez lobud
 
Pemeriksaan Tinja : Parasit Cacing
 Pemeriksaan Tinja : Parasit Cacing  Pemeriksaan Tinja : Parasit Cacing
Pemeriksaan Tinja : Parasit Cacing
pjj_kemenkes
 
Tkik5
Tkik5Tkik5
Tkik5
andreei
 
Sensitivitas tes, pewarnaan bta & Identifikasi strepto staphylo
Sensitivitas tes, pewarnaan bta & Identifikasi strepto staphyloSensitivitas tes, pewarnaan bta & Identifikasi strepto staphylo
Sensitivitas tes, pewarnaan bta & Identifikasi strepto staphylo
Listiana Dewi
 

What's hot (20)

Analisis dan uji mikrob dalam Bahan Pangan
Analisis dan uji mikrob dalam Bahan PanganAnalisis dan uji mikrob dalam Bahan Pangan
Analisis dan uji mikrob dalam Bahan Pangan
 
Mikrobiologi dan Toksikologi Hasper
Mikrobiologi dan Toksikologi HasperMikrobiologi dan Toksikologi Hasper
Mikrobiologi dan Toksikologi Hasper
 
Kromatografi
KromatografiKromatografi
Kromatografi
 
Lapak perhitungan cawan
Lapak perhitungan cawanLapak perhitungan cawan
Lapak perhitungan cawan
 
Alur diagnosis tb tb ro dan pemeriksaan lab tb ro
Alur diagnosis tb tb ro dan pemeriksaan lab tb roAlur diagnosis tb tb ro dan pemeriksaan lab tb ro
Alur diagnosis tb tb ro dan pemeriksaan lab tb ro
 
Counting Chamber
Counting ChamberCounting Chamber
Counting Chamber
 
Laboratorium uji sensori
Laboratorium uji sensoriLaboratorium uji sensori
Laboratorium uji sensori
 
Kelompok 7
Kelompok 7Kelompok 7
Kelompok 7
 
Bakteri pada minuman
Bakteri pada minumanBakteri pada minuman
Bakteri pada minuman
 
Bab 3
Bab 3Bab 3
Bab 3
 
Penanganan sputum
Penanganan sputumPenanganan sputum
Penanganan sputum
 
Pemeriksaan laboratorium mikrobiologi
Pemeriksaan laboratorium mikrobiologiPemeriksaan laboratorium mikrobiologi
Pemeriksaan laboratorium mikrobiologi
 
Booklet spo mikroskopis tb
Booklet spo mikroskopis tbBooklet spo mikroskopis tb
Booklet spo mikroskopis tb
 
Analisis kariotype ii
Analisis kariotype iiAnalisis kariotype ii
Analisis kariotype ii
 
Prosedur kerja angka kuman e coli
Prosedur kerja angka kuman e coliProsedur kerja angka kuman e coli
Prosedur kerja angka kuman e coli
 
Pemeriksaan Tinja : Parasit Cacing
 Pemeriksaan Tinja : Parasit Cacing  Pemeriksaan Tinja : Parasit Cacing
Pemeriksaan Tinja : Parasit Cacing
 
Pemeriksaan dahak
Pemeriksaan dahakPemeriksaan dahak
Pemeriksaan dahak
 
Tkik5
Tkik5Tkik5
Tkik5
 
Tkk6
Tkk6Tkk6
Tkk6
 
Sensitivitas tes, pewarnaan bta & Identifikasi strepto staphylo
Sensitivitas tes, pewarnaan bta & Identifikasi strepto staphyloSensitivitas tes, pewarnaan bta & Identifikasi strepto staphylo
Sensitivitas tes, pewarnaan bta & Identifikasi strepto staphylo
 

Similar to Penuntun Praktikum Imunologi (Daring).pdf

BUKU PENUNTUN PRAKTIKUM IMUNOSEROLOGI II (1).pdf
BUKU PENUNTUN PRAKTIKUM IMUNOSEROLOGI II (1).pdfBUKU PENUNTUN PRAKTIKUM IMUNOSEROLOGI II (1).pdf
BUKU PENUNTUN PRAKTIKUM IMUNOSEROLOGI II (1).pdf
Ddokebi18
 
Uji potensi antibiotik secara mikrobiologi
Uji potensi antibiotik secara mikrobiologiUji potensi antibiotik secara mikrobiologi
Uji potensi antibiotik secara mikrobiologi
Guide_Consulting
 
Uji potensi antibiotik
Uji potensi antibiotikUji potensi antibiotik
Uji potensi antibiotik
amelialestari417
 
Uji Potensi Antibiotik.pptx
Uji Potensi Antibiotik.pptxUji Potensi Antibiotik.pptx
Uji Potensi Antibiotik.pptx
shendi suryana
 
Tibaru10
Tibaru10Tibaru10
Tibaru10andreei
 
Presentasi widal.ppt
Presentasi widal.pptPresentasi widal.ppt
Presentasi widal.ppt
materipptgc
 
Presentasi widal.ppt
Presentasi widal.pptPresentasi widal.ppt
Presentasi widal.ppt
materipptgc
 
WIDAL.pdf
WIDAL.pdfWIDAL.pdf
WIDAL.pdf
andinovriani1
 
Crosmatch
CrosmatchCrosmatch
Crosmatch
NoviErsanto
 
Uji cocok serasi untuk 1 donor (9)
Uji cocok serasi untuk 1 donor (9)Uji cocok serasi untuk 1 donor (9)
Uji cocok serasi untuk 1 donor (9)
Dewi Fitriani
 
PPT Imunologi CMIA.pptx
PPT Imunologi CMIA.pptxPPT Imunologi CMIA.pptx
PPT Imunologi CMIA.pptx
IndahAipassa1
 
KLP 6 KENDALI MUTU.pptx
KLP 6 KENDALI MUTU.pptxKLP 6 KENDALI MUTU.pptx
KLP 6 KENDALI MUTU.pptx
Dewi319785
 
Pemeriksaan Imunoserologi.pptx
Pemeriksaan Imunoserologi.pptxPemeriksaan Imunoserologi.pptx
Pemeriksaan Imunoserologi.pptx
SeptiMuninggar1
 
IMUNOSEROLOGI LP SIFILIS.pptx
IMUNOSEROLOGI LP SIFILIS.pptxIMUNOSEROLOGI LP SIFILIS.pptx
IMUNOSEROLOGI LP SIFILIS.pptx
Jiah20
 
Transfusi Darah 5. pemeriksaan coomb’s test
Transfusi Darah 5. pemeriksaan coomb’s testTransfusi Darah 5. pemeriksaan coomb’s test
Transfusi Darah 5. pemeriksaan coomb’s test
Dewi Fitriani
 
Bioanalisis - Uji Sensitivitas Metode Spektrofotometri Visible Berdasarkan Pe...
Bioanalisis - Uji Sensitivitas Metode Spektrofotometri Visible Berdasarkan Pe...Bioanalisis - Uji Sensitivitas Metode Spektrofotometri Visible Berdasarkan Pe...
Bioanalisis - Uji Sensitivitas Metode Spektrofotometri Visible Berdasarkan Pe...
Nesha Mutiara
 
Pengenceran berseri dan perhitungan mikroba secara tidak langsung dengan meto...
Pengenceran berseri dan perhitungan mikroba secara tidak langsung dengan meto...Pengenceran berseri dan perhitungan mikroba secara tidak langsung dengan meto...
Pengenceran berseri dan perhitungan mikroba secara tidak langsung dengan meto...
Farida Lukmi
 

Similar to Penuntun Praktikum Imunologi (Daring).pdf (20)

BUKU PENUNTUN PRAKTIKUM IMUNOSEROLOGI II (1).pdf
BUKU PENUNTUN PRAKTIKUM IMUNOSEROLOGI II (1).pdfBUKU PENUNTUN PRAKTIKUM IMUNOSEROLOGI II (1).pdf
BUKU PENUNTUN PRAKTIKUM IMUNOSEROLOGI II (1).pdf
 
Uji potensi antibiotik secara mikrobiologi
Uji potensi antibiotik secara mikrobiologiUji potensi antibiotik secara mikrobiologi
Uji potensi antibiotik secara mikrobiologi
 
Uji potensi antibiotik
Uji potensi antibiotikUji potensi antibiotik
Uji potensi antibiotik
 
Uji Potensi Antibiotik.pptx
Uji Potensi Antibiotik.pptxUji Potensi Antibiotik.pptx
Uji Potensi Antibiotik.pptx
 
Ti16
Ti16Ti16
Ti16
 
Tibaru10
Tibaru10Tibaru10
Tibaru10
 
8
88
8
 
Presentasi widal.ppt
Presentasi widal.pptPresentasi widal.ppt
Presentasi widal.ppt
 
Presentasi widal.ppt
Presentasi widal.pptPresentasi widal.ppt
Presentasi widal.ppt
 
WIDAL.pdf
WIDAL.pdfWIDAL.pdf
WIDAL.pdf
 
Crosmatch
CrosmatchCrosmatch
Crosmatch
 
Uji cocok serasi untuk 1 donor (9)
Uji cocok serasi untuk 1 donor (9)Uji cocok serasi untuk 1 donor (9)
Uji cocok serasi untuk 1 donor (9)
 
PPT Imunologi CMIA.pptx
PPT Imunologi CMIA.pptxPPT Imunologi CMIA.pptx
PPT Imunologi CMIA.pptx
 
KLP 6 KENDALI MUTU.pptx
KLP 6 KENDALI MUTU.pptxKLP 6 KENDALI MUTU.pptx
KLP 6 KENDALI MUTU.pptx
 
Pemeriksaan Imunoserologi.pptx
Pemeriksaan Imunoserologi.pptxPemeriksaan Imunoserologi.pptx
Pemeriksaan Imunoserologi.pptx
 
Ti4
Ti4Ti4
Ti4
 
IMUNOSEROLOGI LP SIFILIS.pptx
IMUNOSEROLOGI LP SIFILIS.pptxIMUNOSEROLOGI LP SIFILIS.pptx
IMUNOSEROLOGI LP SIFILIS.pptx
 
Transfusi Darah 5. pemeriksaan coomb’s test
Transfusi Darah 5. pemeriksaan coomb’s testTransfusi Darah 5. pemeriksaan coomb’s test
Transfusi Darah 5. pemeriksaan coomb’s test
 
Bioanalisis - Uji Sensitivitas Metode Spektrofotometri Visible Berdasarkan Pe...
Bioanalisis - Uji Sensitivitas Metode Spektrofotometri Visible Berdasarkan Pe...Bioanalisis - Uji Sensitivitas Metode Spektrofotometri Visible Berdasarkan Pe...
Bioanalisis - Uji Sensitivitas Metode Spektrofotometri Visible Berdasarkan Pe...
 
Pengenceran berseri dan perhitungan mikroba secara tidak langsung dengan meto...
Pengenceran berseri dan perhitungan mikroba secara tidak langsung dengan meto...Pengenceran berseri dan perhitungan mikroba secara tidak langsung dengan meto...
Pengenceran berseri dan perhitungan mikroba secara tidak langsung dengan meto...
 

Recently uploaded

Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptxPemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
ssuser4dafea
 
modul 1.4 Desiminasi-Budaya-Positif.pptx.pptx
modul 1.4 Desiminasi-Budaya-Positif.pptx.pptxmodul 1.4 Desiminasi-Budaya-Positif.pptx.pptx
modul 1.4 Desiminasi-Budaya-Positif.pptx.pptx
IrfanAudah1
 
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul AjarPowerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
MashudiMashudi12
 
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptxPPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
AqlanHaritsAlfarisi
 
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdfPanduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
MildayantiMildayanti
 
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdfTokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Mutia Rini Siregar
 
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptxFORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
NavaldiMalau
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan Regulasi Terbaru P...
PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan  Regulasi  Terbaru P...PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan  Regulasi  Terbaru P...
PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan Regulasi Terbaru P...
Kanaidi ken
 
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKANSAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
NURULNAHARIAHBINTIAH
 
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
SABDA
 
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Fathan Emran
 
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdfMODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
YuristaAndriyani1
 
Pembelajaran Ekosistem Kelas 5 Semester 1
Pembelajaran Ekosistem Kelas 5 Semester 1Pembelajaran Ekosistem Kelas 5 Semester 1
Pembelajaran Ekosistem Kelas 5 Semester 1
niswati10
 
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remajamateri penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
DewiInekePuteri
 
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi KomunikasiMateri Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
AdePutraTunggali
 
Perencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMP
Perencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMPPerencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMP
Perencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMP
TriSutrisno48
 
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs KonsekuensiAksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
sabir51
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIANSINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
NanieIbrahim
 

Recently uploaded (20)

Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptxPemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
 
modul 1.4 Desiminasi-Budaya-Positif.pptx.pptx
modul 1.4 Desiminasi-Budaya-Positif.pptx.pptxmodul 1.4 Desiminasi-Budaya-Positif.pptx.pptx
modul 1.4 Desiminasi-Budaya-Positif.pptx.pptx
 
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul AjarPowerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
 
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptxPPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
 
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdfPanduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
 
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdfTokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
 
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptxFORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan Regulasi Terbaru P...
PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan  Regulasi  Terbaru P...PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan  Regulasi  Terbaru P...
PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan Regulasi Terbaru P...
 
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKANSAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
 
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
 
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
 
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdfMODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
 
Pembelajaran Ekosistem Kelas 5 Semester 1
Pembelajaran Ekosistem Kelas 5 Semester 1Pembelajaran Ekosistem Kelas 5 Semester 1
Pembelajaran Ekosistem Kelas 5 Semester 1
 
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remajamateri penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
 
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi KomunikasiMateri Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
 
Perencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMP
Perencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMPPerencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMP
Perencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMP
 
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs KonsekuensiAksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
 
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIANSINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
 

Penuntun Praktikum Imunologi (Daring).pdf

  • 1. PENUNTUN DAN LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI IMMUNOLOGI PENYAKIT INFEKSI Prof. dr. Mochammad Hatta, Ph.D.,Sp.MK. (K) BAGIAN MIKROBIOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN UNIVERSITAS HALU OLEO
  • 2. 1 UNTUK PENGGUNAAN KALANGAN SENDIRI KARTU KONTROL SISTIM IMUNOLOGI Nama : Foto NIM : Kelompok : R e g u : Praktikum I Tanggal Praktikum II Tanggal
  • 3. 2 UNTUK PENGGUNAAN KALANGAN SENDIRI PERATURAN PRAKTIKUM 1. Selama berjalannya praktikum secara daring, mahasiswa wajib tetap menyalakan kamera video dan mematikan mikropon, mikropon nanti dinyalakan ketika interaktif 2. Disediakan oleh mahasiswa : a. Baju praktikum yang harus dipakai selama praktikum secara daring b. Modul penuntun dan laporan yang dicetak secara mandiri 3. Selesai Praktikum secara daring : a. Tanyakan hal yang belum jelas tentang materi praktikum b. Isi halaman identitas (hal.1) pada modul c. Jawab pertanyaan pada modul (hal.9 & hal.13) dengan tulisan tangan. d. Pindai atau foto halaman yang diisi tadi (Hal.1,9,&13) lalu kirimkan ke admin lab (alamat email menyusul) e. Modul hasil pindai atau foto dikirim selambat-lambatnya 1 hari sebelum ujian praktikum sebagai syarat untuk mengikuti ujian praktikum SELAMAT MENGIKUTI PRAKTIKUM
  • 4. 3 UNTUK PENGGUNAAN KALANGAN SENDIRI PRAKTIKUM I TES PRESIPITASI LATERAL FLOW TUJUAN : Mendeteksi adanya presipitasi yang terjadi akibat reaksi antigen spesifik dari Salmonella enteritica serovar typhi (Lypopolysacharida /LPS) dengan antibodi IgM penderita dari serum penderita demam tifoid dengan menggunakan lateral flow . PRINSIP KERJA : Typhoid lateral flow adalah test imunokromatografi dengan satu langkah. Antigen yang digunakan adalah Lipopolisacharida (LPS) dari bakteri Salmonella enteritica serovar typhi hasil isolasi dari penderita demam tifoid di Makassar. LPS dari hasil kultur dilewatkan pada garis didalam porus dari kertas nitroselulosa pada daerah strip untuk test serum. Pemeriksaan ini menggunakan reagen detetion yang telah dikeringkan didalam alat test tersebut. Reagen sebagai alat deteksi terdiri dari anti-human antibodi yang dilabel dengan partikel “red colloidal gold”. Test Salmonella IgM lateral flow menggunakan anti-human IgM antibodi dan LPS Salmonella enteritica serovar Typhi IgM dengan antihuman IgM antibodi. Untuk melakukan test ini digunakan sampel spesimen berupa serum yang diletakkan dalam tempat lubang sampel. Cairan “running solution” ditambahkan untuk mencairkan reagen deteksi dan membawa molekul
  • 5. 4 UNTUK PENGGUNAAN KALANGAN SENDIRI serum. Selanjutnya reagen deteksi akan melalui porus membran pada daerah test. Antibodi dalam serum yang spesifik untuk Salmonella serovar typhi akan melekat dengan antigen LPS dan antibodi ini akan diwarnai dengan adanya reagen deteksi. Adanya antibodi IgM yang spesifik terhadap LPS Salmonella enteritica serovar Typhi akan terlihat garis berwarna merah di daerah test pada test Salmonella Lateral flow. Hasil akhir akan menunjukkan garis berupa pita merah akan terlihat didaerah test pada test Salmonella lateral flow. Bila sampel serum tidak mengandung antibodi IgM Salmonella serovar Typhi yang spesifik maka sampel akan melewati daerah test dan tidak akan memperlihatkan warna merah pada daerah test. Semua sampel akan memperlihat warna merah pada daerah kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa reagen deteksi masih aktif dan hasil akan akurat. BAHAN : Reagen yang digunakan dalam tes lateral flow ini adalah ; 1. Paket Lateral flow 2. Cairan Running buffer 3. Pipet untuk running buffer (130 ul per sampel) 4. Lateral flow terdiri dari : Strip putih yaitu pita antigen (lower band), internal kontrol (upper band).
  • 6. 5 UNTUK PENGGUNAAN KALANGAN SENDIRI CARA KERJA : - Buka bungkus test typhoid lateral flow dan letakkan mendatar dengan permukaan pada bagian atas lubang untuk memasukkan sampel. - Siapkan kapas alkohol, autoklik dan pipet kapiler - Disinfeksi ujung jari dengan kapas alkohol - Tusuk jari dengan posisi vertical menggunakan autoklik - Darah yang keluar diisap dengan menggunakan pipet kapiler (±5 µl) - Masukkan darah kedalam lubang dengan menempelkan ujung pipet - Tambahkan 130 ul atau 5 tetes cairan “running buffer” - Biarkan 10 - 15 menit dan lihat perubahan pada daerah test dan daerah kontrol - Bila muncul pita berwarna merah pada daerah kontrol dan/atau daerah test, terang warna yang terjadi semakin menuju kearah nilai positip tinggi.
  • 7. 6 UNTUK PENGGUNAAN KALANGAN SENDIRI Pemeriksaan ini menggambarkan 5 : 130 larutan serum dalam running buffer deteksi dan reagen deteksi pada kertas nitroselulose. Pewarnaan pita antigen menggambarkan IgM antibodi spesifik S. typhi dalam serum sampel. Pita horisontal kontrol untuk mencek integritas dari reagen deteksi. Prinsip tes adalah terjadinya ikatan antara antibodi IgM spesifik dengan LPS dari Salmonella enteritica serovar Typhi sebagai antigen spesifik tifoid. Ikatan antibodi IgM spesifik pada reaksi non enzymatik dengan antibodi IgM manusia yang bersifat stabil. Pada tes ini dilakukan pencampuran 5 µl serum dengan 130 µl running buffer dengan melewatkan pada kertas nitroselulose dan ditunggu selama 10 – 15 menit. Reaksi positif akan terlihat warna merah pada pita antigen (pita bawah) intensitas warna dapat memberikan nilai semi kuantitatif, tidak berwarna berarti negative (-) dan merah kabur (1+), merah sedang (2+ / 3+), merah jelas (4+) (lihat gambar 1).
  • 8. 7 UNTUK PENGGUNAAN KALANGAN SENDIRI Gambar 1. Prinsip pemeriksaan Typhoid Lateral Flow Gambar 2. Hasil pemeriksaan Typhoid Lateral Flow C T +4 +3 +2 +1 - Invalid
  • 9. 8 UNTUK PENGGUNAAN KALANGAN SENDIRI 1. Jelaskan bagaimana proses terjadinya reaksi pada Typhoid Lateral flow 2. Sebutkan manfaat dari tes Typhoid Lateral flow 3. Jelaskan perbedaan antara tes Typhoid Lateral flow dengan MLPA tes
  • 10. 9 UNTUK PENGGUNAAN KALANGAN SENDIRI PRAKTIKUM II TES AGLUTINASI MLPA (MYCOBACTERIUM LEPRAE PARTICLE AGGLUTINATION) KUALITATIF TUJUAN : Menentukan adanya aglutinasi/pengumpalan yang terjadi akibat reaksi antara antigen yang spesifik Mycobacterium leprae (Phenolic Glycolipid- 1/PGL-1) dengan imunoglobulin M (IgM) dari serum penderita yang menderita kusta / lepra. BAHAN DAN ALAT : a. Microplate yang setiap pelatnya berisi 96 buah sumur kecil berbentuk U dan yang dipakai 3 buah sumur untuk setiap pemeriksaan qualitatif. b. Micropipet serta multipipet dengan tips berbagai ukuran c. Reading mirror d. Kit MLPA lengkap yang terdiri atas : 1. Dropper yang setiap tetesnya setara dengan 25 ul 2. Reconstituting solution 3. Serum diluent 4. Sensitized particles yang berisi NT-P-BSA (Antigen semisintetik) 5. Unsensitized particles / kontrol negatif 6. Positive control
  • 11. 10 UNTUK PENGGUNAAN KALANGAN SENDIRI Tes kualitatif dilakukan berturut sebagai berikut : Sebelum tes dilakukan terlebih dahulu dibuat resgeansia dari KIT MLPA yang telah tersedia, dengan membuat larutan homogen untuk tiap vial yang berisi sensitized particle, control particle dan positif control dengan reconstituting solution. Reagensia didiamkam selama 30 menit sebelum digunakan. 1. Teteskan 75 ul (tiga tetes) zat pelarut serum (serum diluent) pada sumur pertama dan masing-masing 25 ul (satu tetes) pada sumur kedua dan ketiga. 2. Tambahkan 25 ul serum penderita pada sumur pertama dan dicampur sampai larutan merata sehingga sumur pertama mengalami pengenceran menjadi 1 : 4 3. Kemudian ambillah 25 ul larutan dari sumur pertama dan campurkan ke sumur kedua sampai merata, selanjutnya ambil lagi 25 ul dari larutan sumur kedua lalu tambahkan ke sumur ketiga dan campurlah sampai merata. Pengenceran ini menghasilkan larutan serum di sumur kedua menjadi 1 : 8 dan disumur ketiga menjadi 1 : 16. 4. Kemudian ke dalam sumur kedua ditambahkan 25 ul partikel kontrol (unsensitized particle control ) sedangkan ke dalam sumur ketiga ditambahkan 25 ul sensitized particle yang menghasilkan larutan serum 1 : 16 di sumur kedua dan larutan serum 1 : 32 di sumur ketiga. 5. Setelah proses tersebut selesai, maka pelat didiamkan pada suhu kamar atau dalam lemari inkubator selama 2 jam. 6. Setelah 2 jam hasil tes dibaca dan hasil yang positif pada sumur ketiga
  • 12. 11 UNTUK PENGGUNAAN KALANGAN SENDIRI 1 2 3 A C B D Prosedur kerja Well No. 1 2 3 Serum Diluent (ul) 75 25 25 Serum specimen (ul) 25 25 25 Serum dilution (Ratio) 1/4 1/8 1/16 Unsensitized particle (ul) - 25 - Sensitized particle (ul) - - 25 Final dilution 1/16 1/32 HASIL PENGAMATAN Buang POSITIF NEGATIF INVALID INVALID
  • 13. 12 UNTUK PENGGUNAAN KALANGAN SENDIRI Tugas 1. Jelaskan dasar dari pemeriksaan MLPA ini 2. Jelaskan antigen yang dipakai dalam pemeriksaan MLPA ini 3. Jelaskan perbedaan antara pemeriksaan dengan cara ELISA dan MLPA
  • 14. 13 UNTUK PENGGUNAAN KALANGAN SENDIRI Kepustakaan: 1. Mochammad Hatta, Marga D.A Goris, Evy Heerkens, George C Gussenhoven, Jairo Goosken, Henk L Smits. Simple dipstick assay for the detection of Salmonellla typhi-specific immunoglobulin M antibodies and the evolution of the immune response in patients with typhoid fever American J. Tropical Medicine and Hygiene. vol 66, no,4, hal 416- 421 (2002). 2. Mochammad Hatta, Mubin Halim, Theresia Abdoel, Henk L. Smits. Antibody response in typhoid fever in endemic Indonesia and relevance of serology and culture to diagnosis. Southeast Asian Journal of Tropical Medicine and Public Health. vol 33 no, 4, hal 182-191 (2002) 3. Mochammad Hatta, Shinzo Izumi and Paul R Klatser. Evaluation of the Mycobacterium leprae Particle Agglutination test as tool in the epidemiology of leprosy in high prevalence village in South Sulawesi, Indonesia. South-east Asia J. Tropical Medicine and Hygiene, vol 26, no.4 hal 631-635, Desember (1995). 4. Mochammad Hatta, Rob Pastoor, Theresia H. Abdoel, Henk L. Smits. Simple, rapid and affordable point-of-care test for the serodiagnosis of typhoid fever. J. Diagnostic Microbiology and Infectious Disease. Vol 61 (2) : 129-134, Feb (2008).