SlideShare a Scribd company logo
PENGENCERAN BERSERI DAN PERHITUNGAN MIKROBA SECARA
TIDAK LANGSUNG DENGAN METODE SEBAR (HITUNGAN CAWAN)
DAN SECARA LANGSUNG DENGAN ALAT HEMOSITOMETER
(HAEMOCYTOMETER)
(Laporan Praktikum Mikrobiologi Pertanian)
Oleh
Farida Lukmi
1514121052
JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2016
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada metode perhitungan cawan dilakukan pengenceran yang bertingkat yang
mana ditujukan untuk membentuk konsentrasi dari suatu suspensi bakteri. Sampel
yang telah di encerkan ini di hitung ke dalam cawan baru kemudian di tuang ke
mediumnya (metode tuang). Kemudian setelah diinkubasi selama 24- 48 jam,
amati koloni yang tumbuh dan koloni yanng diamati hanyalah koloni yang
berjumlah 30- 300 koloni.
Tingkat pengenceran yang diperlukan didasarkan pada pendugaan populasi
bakteri yang ada dalam contoh. Hasil yang baik adalah jika pada pengenceran
yang lebih rendah contoh yang diduga lebih banyak menunjukkan hasil uji positif
(adanya pertumbuhan bakteri) dan pada pengenceran lebih tinggi contoh yang
diduga lebih sedikit menunjukkan hasil uji negatif (tidak ada pertumbuhan
bakteri). Oleh karena itu jumlah populasi bakteri yang ada dalam contoh diduga
tinggi maka contoh harus diencerkan sampai diperoleh tingkat pengenceran yang
lebih tinggi sehingga nilai maksimum dapat dihitung. Metoda pengenceran yang
paling mudah dengan melakukan pengenceran 10 kali lipat dengan menggunakan
3 atau 5 tabung pengenceran sekali gus. Beberapa cara penghitungan jumlah
mikrobia yaitu cara penghitungan pada lempeng pembiakan, cara menghitung
langsung (metode kaca objek), metode ukur kekeruhan, metode turbidimetri dan
nefelometri serta dengan jumlah perkiraan terdekat (JPT).
Jumlah mikrobia pada suatu bahan dapat ditentukan dengan bermacam-macam
cara, tergantung pada bahan dan jenis mikrobia yang ditentukan. Jenis populasi
mikroba dalam tanah, air, bahan makanan dan lain-lainnya berbeda-beda
tergantung pada susunan bahan tersebut. Ada dua cara perhitungan jumlah
mikrobia yaitu perhitungan secara langsung dan perhitungan secara tidak
langsung.
Ada beberapa cara perhitungan mikroba secara langsung yaitu
menggunakan colony counter, menggunakan cara pengecatan dan pengamatan di
bawah mikroskop, dan cara lainnya dengan menggunakan filter membran. Cara
menghitung mikroba secara tidak langsung dipakai untuk menentukan jumlah
mikroba secara keseluruhan, baik yang hidup maupun yang mati atau hanya untuk
menentukan jumlah mikroba yang hidup saja, tergantung cara yang digunakan.
Untuk menentukan jumlah mikroba yang hidup dapat dilakukan setelah suspensi
bahan atau biakan mikroba diencerkan beberapa kali dan ditumbuhkan dalam
medium dengan cara tertentu tergantung dari macamnya bahan dan sifat mikroba.
Berapa cara menetukan jumlah mikroba secara tidak langsung yaitu menghitung
jumlah mikroba menggunakan sentrifuge, berdasarkan kekeruhan, menggunakan
perhitungan elektronik (elektronik counter), berdasarkan analisis kimia,
bedasarkan berat kering, menggunakan cara pengenceran, menggunakan
cara Most Probable Number (MPN) danmenggunakan metode hitungan cawan.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari dilakukannya praktikum ini adalah:
1. Mempelajari cara melakukan pengenceran berseri untuk menhitung jumlah
sel bakteri atau jumlah spora secara tidak langsung.
2. Mengamati pertumbuhan koloni bakteri atau koloni jamur dalam media PDA.
3. Mempelajari cara melakukan pengenceran berseri untuk menhitung jumlah
sel bakteri atau jumlah spora secara tidak langsung.
4. Mempelajari cara menggunakan alat Haemocytometer untuk menghitung
jumlah bakteri atau spora secara langsung.
II. METODOLOGI PRAKTIKUM
2.1 Alat dan Bahan
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah colony counter ,
tabung erlenmeyer, tabung reaksi, rak tabung reaksi, pipet tetes, gelas sebar,dan
pipet tetes. Sedangkan bahan yang digunakan adalah biakan bakteri atau jamur di
dalam cawan petri, aquades steril, dan media cawan.
2.2
Adapun prosedur percobaan kali ini adalah:
A. Pengenceran
1. Memasukkan 10 ml aquades ke dalam biakan jamur yang berada pada cawan.
2. Mengaduk hingga rata.
3. Memasukkan kedalam tabung reaksi dan menghomogenkannya.
4. Mengambil 1 ml suspensi jamur dengan menggunakan mikropipet lalu
memasukkannya ke dalam tabung reaksi yang berisi 9ml aquades dan
menghomogenkannya menggunakan rotamixer (pengenceran 10-1 ).
5. Mengambil 1ml suspensi jamur pada pengenceran 10-1 lalu memasukkannya ke
dalam tabung reaksi yang berisi aquades 9ml dan menghomogenkannya
menggunakan rotamixer.
6. Mengambil 1ml suspensi dari pengenceran 10-2 lalu memasukkannya ke dalam
tabung reaksi yang berisi 9ml aquades dan menghomogenkannya
menggunakan rotamixer (pengenceran 10-3 ).
B. Perhitungan Mikroba Secara Tidak Langsung
1. Menyiapkan media PDA rosebengal
2. Mengambil suspensi di dalam tabung reaksi yang ke tiga menggunakan pipet
tetes dan meletakkannya di media PDA rosebengal dibawah LAF dan didekat
api.
3. Meratakan jamur menggunakan drygalski yang sudah steril sambil memutar-
mutar cawan petri di dekat api bunsen.
4. Rekatkan menggunakan plastik perekat.
C. Perhitungan Mikroba Secara Langsung
1. Melakukan pengenceran berseri seperti pada praktikum sebelumnya.
2. Memulai pada pengenceran paling rendah, meneteskan suspensi bakteri
keatas bidang hitung pada permukaan hemositometer.
3. Menutup permukaan hemositometer dengan kaca penutup.
4. Meletakkan hemositometer di atas meja pentas mikroskop majemuk dan
mengatur perbesaran fokusnya sampai diperoleh bayangan sel yang cukup
jelas dan garis-garis pada permukaan bidang hitung hemositometer.
5. Menghitung jumlah sel dalam setiap kotak sedang, mengulangi sebanyak 5
kotak dan menghitung rata-ratanya.
6. Menentukan atau menghitung kerapatannya (jumlah spora per ml suspensi
awal).
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil Pengamatan
No. Foto Keterangan
1 Tampak jamur Trichoderma sp.
Tumbuh memenuhi media cawan,
marena media yang kita gunakan
dan proses yang kita lakukan dalam
kondisi steril.
3.2 Hasil Perhitungan
1. Perhitungan pada kelompok 1 season 1
Kotak 1 = 9
Kotak 2 = 9
Kotak 3 = 9
Jadi, x adalah 9 di dalam 0,004 mm3
 Jumlah spora/ml air
∑ = 9 x 2,5.105
= 22,5 . 105 spora/ml.
∑ = 22,5 . 105. 102
= 22,5 . 107 spora/ml.
2. Perhitungan pada kelompok 2 season 1
Kotak 7 = 29
Kotak 15 = 20
Kotak 19 = 32
Jadi, x adalah 27 di dalam 0,004 mm3
 Jumlah spora/ml air
∑ = 27 x 2,5.105
= 67,5 . 105 spora/ml.
∑ = 67,5 . 105 . 102
= 67,5 . 107 spora/ml.
3. Perhitungan pada kelompok 1 season 2
Kotak 6 = 18
Kotak 16 = 22
Kotak 1 = 17
Jadi, x adalah 19 di dalam 0,004 mm3
 Jumlah spora/ml air
∑ = 19 x 2,5.105
= 47,5 . 105 spora/ml.
∑ = 47,5 . 105 . 102
= 47,5 . 107 spora/ml.
4. Perhitungan pada kelompok 2 season 1
Kotak 2 = 14
Kotak 4 = 17
Kotak 6 = 19
Jadi, x adalah 18,3 di dalam 0,004 mm3
 Jumlah spora/ml air
∑ = 18,3 x 2,5.105
= 45,83 . 105 spora/ml.
∑ = 45,83 . 105 . 102
= 45,83 . 107 spora/ml.
3.3 Pembahasan
Metode cawan tuang merupakan teknik lain yang dapat digunakan untuk
mendapatkan koloni murni mikroorganisme. Kelemahan metode ini adalah
membutuhkan waktu dan bahan yang lama dan banyak, akan tetapi tidak
memerlukan keterampilan tinggi. Biakan campuran diencerkan dengan
menggunakan medium agar yang telah dicairkan dan didinginkan. Pengenceran
dilakukan dalam beberapa tahap hingga diperoleh koloni tunggal.
Metode lain yang digunakan adalah count plate . Metode ini merupakan metode
penaksiran jumlah kepadatan bakteri secara tidak langsung dan informasi yang
didapatkan hanya jumlah bakteri yang hidup saja, bakteri yang mati tidak ikut
dihitung. Metode ini pun didasarkan pada asumsi bahwa setiap sel
mikroorganisme hidup dalam suspensi akan tumbuh menjadi satu koloni setelah
ditumbuhkan dalam media pertumbuhan dan lingkungan yang sesuai. Setelah
diinkubasi, jumlah koloni yang tumbuh dihitung dan merupakan perkiraan atau
dugaan dari jumlah mikroorganisme dalam suspensi tersebut.
Koloni yang tumbuh tidak selalu berasal dari satu sel mikroorganisme karena
beberapa mikroorganisme tertentu cenderung membentuk kelompok atau berantai.
Berdasarkan hal tersebut digunakan istilah Coloni Forming Units (CFU’s) per ml.
koloni yang tumbuh berasal dari suspensi yang diperoleh menggunakan
pengenceran bertingkat dari sebuah sampel yang ingin diketahui jumlah
bakterinya.
Kelebihan dan kekurangan pengukuran menggunakan haemocytometer yaitu:
Kelebihan perhitungan sel dengan menggunakan hemositometer adalah dapat
menghitung jumlah sel yang hidup maupun yang mati, tergantung dari pewarna
yang digunakan.Misalnya, bila pewarna trypan blue dicampukan ke dalam larutan
sel maka sel yang hidup tidak akan berwarna dan sel yang mati akan berwarna
biru. Kelebihan lainnya adalah morfologi sel dapat diamati,
dapat mengevaluasi homogenitas dan datamendeteksi kontaminasi. Tetapi,
kekurangan dari jenis ini ialah lebih sensitif dalam pembersihan dan
perawatannya. Lapisan rhodium sangat mudah rusak atau terhapus pada saat
pembersihan sehingga untuk pembersihannya membutuhkan ketelitian ekstra.
IV. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang ditarik dari praktikum ini adalah:
1. Penghitungan bakteri dengan metoda hitungan cawan dilakukan karena
mempunyai kelebihan yakni mudah dan efektif dalam proses penghitungan
mikroba dan juga bakteri yang dihitung adalah bakteri yang tumbuh saja.
2. Kekurangannya yakni bahan yang digunakan relatif lebih banyak.
3. Hasil pengenceran bakteri dapat dikatakan berhasil karena semakin besar
pengencerannya maka jumlah koloni bakteri yang tumbuh akan semakin kecil
terkait konsentrasi bakteri yang semakin kecil pula, namun jumlah bakteri
yang tumbuh semakin besar karena dikalikan dengan faktor pengencernya.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2013.Kelebihan dan Kekurangan Pengukuran Menggunakan
Haemositometer. https://www.scribd.com/doc/186698477/Kelebihan-Dan-
Kekurangan-Haemositometer. Diakses pada tanggal 18 Mei 2016 pukul
19.00 WIB
Dwidjoseputro, D. 1994. Dasar dasar mikrobiologi.Djambatan.Jakarta.
Fardiaz, Srikandi. 1992. Mikrobiologi Pangan 1. Gramedia. Jakarta.
Pelczar, Michael, J. 1986. Dasar- Dasar Mikrobiologi. Universitas Indonesia.
Jakarta.
Sutedjo, M. 1991. Mikrobiologi Tanah. Renika Cipta. Jakarta.

More Related Content

What's hot

Laporan isolasi bakteri
Laporan isolasi bakteriLaporan isolasi bakteri
Laporan isolasi bakteri
Janex Shikamaru
 
Laporan tetap mikum penegenceran
Laporan tetap mikum penegenceranLaporan tetap mikum penegenceran
Laporan tetap mikum penegenceran
Reza Fahlevi
 
Isolasi dan morfologi koloni bakteri
Isolasi  dan  morfologi koloni bakteriIsolasi  dan  morfologi koloni bakteri
Isolasi dan morfologi koloni bakteriAfifi Rahmadetiassani
 
Laporan Mikrobiologi - Sanitasi Lingkungan
Laporan Mikrobiologi -  Sanitasi LingkunganLaporan Mikrobiologi -  Sanitasi Lingkungan
Laporan Mikrobiologi - Sanitasi Lingkungan
Rukmana Suharta
 
Laporan praktikum isolasi
Laporan praktikum isolasiLaporan praktikum isolasi
Laporan praktikum isolasi
Tidar University
 
Cawan petri, jarum ose, spkulum
Cawan petri, jarum ose, spkulum Cawan petri, jarum ose, spkulum
Cawan petri, jarum ose, spkulum Okta Yosiana Dewi
 
Laporan sterilisasi, pembuatan media, dan teknik inokulasi
Laporan sterilisasi, pembuatan media, dan teknik inokulasiLaporan sterilisasi, pembuatan media, dan teknik inokulasi
Laporan sterilisasi, pembuatan media, dan teknik inokulasi
Dian Khairunnisa
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Sterilisasi
Laporan Mikrobiologi -  Teknik SterilisasiLaporan Mikrobiologi -  Teknik Sterilisasi
Laporan Mikrobiologi - Teknik Sterilisasi
Rukmana Suharta
 
Laporan Mikrobiologi - Pengamatan Morfologi Fungi
Laporan Mikrobiologi -  Pengamatan Morfologi FungiLaporan Mikrobiologi -  Pengamatan Morfologi Fungi
Laporan Mikrobiologi - Pengamatan Morfologi Fungi
Rukmana Suharta
 
Makalah kimia Pengenalan alat-alat di Laboratorium Kimia (Irdan Arjulian)
Makalah kimia Pengenalan alat-alat  di Laboratorium  Kimia (Irdan Arjulian)Makalah kimia Pengenalan alat-alat  di Laboratorium  Kimia (Irdan Arjulian)
Makalah kimia Pengenalan alat-alat di Laboratorium Kimia (Irdan Arjulian)
Irdan Arjulian
 
Laporan pengenalan alat
Laporan pengenalan alatLaporan pengenalan alat
Laporan pengenalan alat
Laode Syawal Fapet
 
Penanaman bakteri pada nutrien agar miring
Penanaman bakteri pada nutrien agar miringPenanaman bakteri pada nutrien agar miring
Penanaman bakteri pada nutrien agar miring
Tidar University
 
Laporan Mikrobiologi - Senyawa Anti Mikroba
Laporan Mikrobiologi -  Senyawa Anti MikrobaLaporan Mikrobiologi -  Senyawa Anti Mikroba
Laporan Mikrobiologi - Senyawa Anti Mikroba
Rukmana Suharta
 
Teknik bekerja secara aseptik
Teknik bekerja secara aseptikTeknik bekerja secara aseptik
Teknik bekerja secara aseptik
Farida Lukmi
 
Penetapan potensial air jaringan
Penetapan potensial air  jaringanPenetapan potensial air  jaringan
Penetapan potensial air jaringan
Ekal Kurniawan
 
Pengenalan Alat
Pengenalan AlatPengenalan Alat
Pengenalan Alat
Abulkhair Abdullah
 
LAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGI
LAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGILAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGI
LAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGI
EDIS BLOG
 
Laporan Praktikum Apus Darah@Laboratorium Biologi UNNES
Laporan Praktikum Apus Darah@Laboratorium Biologi UNNESLaporan Praktikum Apus Darah@Laboratorium Biologi UNNES
Laporan Praktikum Apus Darah@Laboratorium Biologi UNNES
dewisetiyana52
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Pembuatan Medium
Laporan Mikrobiologi -  Teknik Pembuatan MediumLaporan Mikrobiologi -  Teknik Pembuatan Medium
Laporan Mikrobiologi - Teknik Pembuatan Medium
Rukmana Suharta
 

What's hot (20)

Laporan isolasi bakteri
Laporan isolasi bakteriLaporan isolasi bakteri
Laporan isolasi bakteri
 
Laporan tetap mikum penegenceran
Laporan tetap mikum penegenceranLaporan tetap mikum penegenceran
Laporan tetap mikum penegenceran
 
Isolasi dan morfologi koloni bakteri
Isolasi  dan  morfologi koloni bakteriIsolasi  dan  morfologi koloni bakteri
Isolasi dan morfologi koloni bakteri
 
Laporan Mikrobiologi - Sanitasi Lingkungan
Laporan Mikrobiologi -  Sanitasi LingkunganLaporan Mikrobiologi -  Sanitasi Lingkungan
Laporan Mikrobiologi - Sanitasi Lingkungan
 
Laporan praktikum isolasi
Laporan praktikum isolasiLaporan praktikum isolasi
Laporan praktikum isolasi
 
Cawan petri, jarum ose, spkulum
Cawan petri, jarum ose, spkulum Cawan petri, jarum ose, spkulum
Cawan petri, jarum ose, spkulum
 
Laporan sterilisasi, pembuatan media, dan teknik inokulasi
Laporan sterilisasi, pembuatan media, dan teknik inokulasiLaporan sterilisasi, pembuatan media, dan teknik inokulasi
Laporan sterilisasi, pembuatan media, dan teknik inokulasi
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Sterilisasi
Laporan Mikrobiologi -  Teknik SterilisasiLaporan Mikrobiologi -  Teknik Sterilisasi
Laporan Mikrobiologi - Teknik Sterilisasi
 
Laporan Mikrobiologi - Pengamatan Morfologi Fungi
Laporan Mikrobiologi -  Pengamatan Morfologi FungiLaporan Mikrobiologi -  Pengamatan Morfologi Fungi
Laporan Mikrobiologi - Pengamatan Morfologi Fungi
 
Makalah kimia Pengenalan alat-alat di Laboratorium Kimia (Irdan Arjulian)
Makalah kimia Pengenalan alat-alat  di Laboratorium  Kimia (Irdan Arjulian)Makalah kimia Pengenalan alat-alat  di Laboratorium  Kimia (Irdan Arjulian)
Makalah kimia Pengenalan alat-alat di Laboratorium Kimia (Irdan Arjulian)
 
Laporan pengenalan alat
Laporan pengenalan alatLaporan pengenalan alat
Laporan pengenalan alat
 
Penanaman bakteri pada nutrien agar miring
Penanaman bakteri pada nutrien agar miringPenanaman bakteri pada nutrien agar miring
Penanaman bakteri pada nutrien agar miring
 
Laporan Mikrobiologi - Senyawa Anti Mikroba
Laporan Mikrobiologi -  Senyawa Anti MikrobaLaporan Mikrobiologi -  Senyawa Anti Mikroba
Laporan Mikrobiologi - Senyawa Anti Mikroba
 
Teknik bekerja secara aseptik
Teknik bekerja secara aseptikTeknik bekerja secara aseptik
Teknik bekerja secara aseptik
 
Penetapan potensial air jaringan
Penetapan potensial air  jaringanPenetapan potensial air  jaringan
Penetapan potensial air jaringan
 
Pengenalan Alat
Pengenalan AlatPengenalan Alat
Pengenalan Alat
 
LAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGI
LAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGILAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGI
LAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGI
 
Laporan Praktikum Apus Darah@Laboratorium Biologi UNNES
Laporan Praktikum Apus Darah@Laboratorium Biologi UNNESLaporan Praktikum Apus Darah@Laboratorium Biologi UNNES
Laporan Praktikum Apus Darah@Laboratorium Biologi UNNES
 
Identifikasi bakteri
Identifikasi bakteriIdentifikasi bakteri
Identifikasi bakteri
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Pembuatan Medium
Laporan Mikrobiologi -  Teknik Pembuatan MediumLaporan Mikrobiologi -  Teknik Pembuatan Medium
Laporan Mikrobiologi - Teknik Pembuatan Medium
 

Viewers also liked

ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 3 Perhitungan Mikroba
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 3 Perhitungan MikrobaITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 3 Perhitungan Mikroba
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 3 Perhitungan MikrobaFransiska Puteri
 
Pengenceran & metode sebar
Pengenceran & metode sebarPengenceran & metode sebar
Pengenceran & metode sebar
lampung university
 
International Refereed Journal of Engineering and Science (IRJES)
International Refereed Journal of Engineering and Science (IRJES)International Refereed Journal of Engineering and Science (IRJES)
International Refereed Journal of Engineering and Science (IRJES)
irjes
 
Pertumbuhan mikroba
Pertumbuhan mikrobaPertumbuhan mikroba
Pertumbuhan mikroba
Srimaria Revi
 
Cara pengawetan fungi 2
Cara pengawetan fungi 2Cara pengawetan fungi 2
Cara pengawetan fungi 2f' yagami
 
ITP UNS SEMESTER 2 Jenis bahan dan sifatnya
ITP UNS SEMESTER 2 Jenis bahan dan sifatnyaITP UNS SEMESTER 2 Jenis bahan dan sifatnya
ITP UNS SEMESTER 2 Jenis bahan dan sifatnyaFransiska Puteri
 
ITP UNS SEMESTER 2 Unit & dimensi
ITP UNS SEMESTER 2 Unit & dimensiITP UNS SEMESTER 2 Unit & dimensi
ITP UNS SEMESTER 2 Unit & dimensiFransiska Puteri
 
Colony Counter LA 660 HiMedia
Colony Counter LA 660 HiMediaColony Counter LA 660 HiMedia
Colony Counter LA 660 HiMedia
Alat Alat Laboratorium [dot] com
 
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 2 Pengecatan Bakteri
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 2 Pengecatan BakteriITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 2 Pengecatan Bakteri
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 2 Pengecatan BakteriFransiska Puteri
 
Percobaan 6 (total plate count)
Percobaan 6 (total plate count)Percobaan 6 (total plate count)
Percobaan 6 (total plate count)itatriewahyuni
 
Colony Counter Compatibility Mode
Colony Counter Compatibility ModeColony Counter Compatibility Mode
Colony Counter Compatibility Mode
deathful
 
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 5 Pengecatan Sederhana Sel Khamir
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 5 Pengecatan Sederhana Sel KhamirITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 5 Pengecatan Sederhana Sel Khamir
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 5 Pengecatan Sederhana Sel KhamirFransiska Puteri
 
Presentasi Kuliah Instrumentasi Incubator Shaker
Presentasi Kuliah Instrumentasi Incubator ShakerPresentasi Kuliah Instrumentasi Incubator Shaker
Presentasi Kuliah Instrumentasi Incubator Shaker
Mohammed Nurhady
 
Incubator sop
Incubator sopIncubator sop
Incubator sopNur Aini
 
Ada berbagai cara untuk menghitung jumlah sel bakteri
Ada berbagai cara untuk menghitung jumlah sel bakteriAda berbagai cara untuk menghitung jumlah sel bakteri
Ada berbagai cara untuk menghitung jumlah sel bakterifiolantonius9295
 
Pengenceran larutan stok
Pengenceran larutan stokPengenceran larutan stok
Pengenceran larutan stok
Agung Sugiharto
 
ITP UNS SEMESTER 2 Kromatografi pc dan tlc
ITP UNS SEMESTER 2 Kromatografi pc dan tlcITP UNS SEMESTER 2 Kromatografi pc dan tlc
ITP UNS SEMESTER 2 Kromatografi pc dan tlcFransiska Puteri
 
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 4
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 4ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 4
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 4Fransiska Puteri
 
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 1 Pengenalan alat dan teknik aseptis
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 1 Pengenalan alat dan teknik aseptisITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 1 Pengenalan alat dan teknik aseptis
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 1 Pengenalan alat dan teknik aseptisFransiska Puteri
 

Viewers also liked (20)

ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 3 Perhitungan Mikroba
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 3 Perhitungan MikrobaITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 3 Perhitungan Mikroba
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 3 Perhitungan Mikroba
 
Pengenceran & metode sebar
Pengenceran & metode sebarPengenceran & metode sebar
Pengenceran & metode sebar
 
International Refereed Journal of Engineering and Science (IRJES)
International Refereed Journal of Engineering and Science (IRJES)International Refereed Journal of Engineering and Science (IRJES)
International Refereed Journal of Engineering and Science (IRJES)
 
Pertumbuhan mikroba
Pertumbuhan mikrobaPertumbuhan mikroba
Pertumbuhan mikroba
 
Cara pengawetan fungi 2
Cara pengawetan fungi 2Cara pengawetan fungi 2
Cara pengawetan fungi 2
 
ITP UNS SEMESTER 2 Jenis bahan dan sifatnya
ITP UNS SEMESTER 2 Jenis bahan dan sifatnyaITP UNS SEMESTER 2 Jenis bahan dan sifatnya
ITP UNS SEMESTER 2 Jenis bahan dan sifatnya
 
ITP UNS SEMESTER 2 Unit & dimensi
ITP UNS SEMESTER 2 Unit & dimensiITP UNS SEMESTER 2 Unit & dimensi
ITP UNS SEMESTER 2 Unit & dimensi
 
Colony Counter LA 660 HiMedia
Colony Counter LA 660 HiMediaColony Counter LA 660 HiMedia
Colony Counter LA 660 HiMedia
 
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 2 Pengecatan Bakteri
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 2 Pengecatan BakteriITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 2 Pengecatan Bakteri
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 2 Pengecatan Bakteri
 
Percobaan 6 (total plate count)
Percobaan 6 (total plate count)Percobaan 6 (total plate count)
Percobaan 6 (total plate count)
 
Colony Counter Compatibility Mode
Colony Counter Compatibility ModeColony Counter Compatibility Mode
Colony Counter Compatibility Mode
 
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 5 Pengecatan Sederhana Sel Khamir
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 5 Pengecatan Sederhana Sel KhamirITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 5 Pengecatan Sederhana Sel Khamir
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 5 Pengecatan Sederhana Sel Khamir
 
Presentasi Kuliah Instrumentasi Incubator Shaker
Presentasi Kuliah Instrumentasi Incubator ShakerPresentasi Kuliah Instrumentasi Incubator Shaker
Presentasi Kuliah Instrumentasi Incubator Shaker
 
Incubator sop
Incubator sopIncubator sop
Incubator sop
 
Ada berbagai cara untuk menghitung jumlah sel bakteri
Ada berbagai cara untuk menghitung jumlah sel bakteriAda berbagai cara untuk menghitung jumlah sel bakteri
Ada berbagai cara untuk menghitung jumlah sel bakteri
 
Pengenceran larutan stok
Pengenceran larutan stokPengenceran larutan stok
Pengenceran larutan stok
 
ITP UNS SEMESTER 2 Kromatografi pc dan tlc
ITP UNS SEMESTER 2 Kromatografi pc dan tlcITP UNS SEMESTER 2 Kromatografi pc dan tlc
ITP UNS SEMESTER 2 Kromatografi pc dan tlc
 
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 4
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 4ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 4
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 4
 
Makalah incubator
Makalah incubatorMakalah incubator
Makalah incubator
 
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 1 Pengenalan alat dan teknik aseptis
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 1 Pengenalan alat dan teknik aseptisITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 1 Pengenalan alat dan teknik aseptis
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 1 Pengenalan alat dan teknik aseptis
 

Similar to Pengenceran berseri dan perhitungan mikroba secara tidak langsung dengan metode sebar

analisis kuantitatif mikroba
 analisis kuantitatif mikroba analisis kuantitatif mikroba
analisis kuantitatif mikroba
RegitaHusnulKhotimah
 
Uji potensi antibiotik secara mikrobiologi
Uji potensi antibiotik secara mikrobiologiUji potensi antibiotik secara mikrobiologi
Uji potensi antibiotik secara mikrobiologi
Guide_Consulting
 
Uji potensi antibiotik
Uji potensi antibiotikUji potensi antibiotik
Uji potensi antibiotik
amelialestari417
 
Perhitungan kuantitas
Perhitungan kuantitasPerhitungan kuantitas
Perhitungan kuantitas
Muhammadwais16
 
Perhitungan kuantitas
Perhitungan kuantitasPerhitungan kuantitas
Perhitungan kuantitas
Muhammadwais16
 
Artikel Ilmiah: Uji Resistensi Bakteri Pada Bubur Kacang Hijau Terhadap Antib...
Artikel Ilmiah: Uji Resistensi Bakteri Pada Bubur Kacang Hijau Terhadap Antib...Artikel Ilmiah: Uji Resistensi Bakteri Pada Bubur Kacang Hijau Terhadap Antib...
Artikel Ilmiah: Uji Resistensi Bakteri Pada Bubur Kacang Hijau Terhadap Antib...
UNESA
 
Uji Potensi Antibiotik.pptx
Uji Potensi Antibiotik.pptxUji Potensi Antibiotik.pptx
Uji Potensi Antibiotik.pptx
shendi suryana
 
Lapak perhitungan cawan
Lapak perhitungan cawanLapak perhitungan cawan
Lapak perhitungan cawan
Jo Sugiharto
 
HITUNGAN_CAWAN.docx
HITUNGAN_CAWAN.docxHITUNGAN_CAWAN.docx
HITUNGAN_CAWAN.docx
PriscaFauzyan
 
Pewarnaan bakteri
Pewarnaan bakteriPewarnaan bakteri
Pewarnaan bakteri
lampung university
 
Artikel Ilmiah: Enumerasi Bakteri Sampel Air WC Dengan Metode Standart Plate ...
Artikel Ilmiah: Enumerasi Bakteri Sampel Air WC Dengan Metode Standart Plate ...Artikel Ilmiah: Enumerasi Bakteri Sampel Air WC Dengan Metode Standart Plate ...
Artikel Ilmiah: Enumerasi Bakteri Sampel Air WC Dengan Metode Standart Plate ...
UNESA
 
Mikrobiologi dan Toksikologi Hasper
Mikrobiologi dan Toksikologi HasperMikrobiologi dan Toksikologi Hasper
Mikrobiologi dan Toksikologi Hasper
Ely John Karimela
 
Analisis dan uji mikrob dalam Bahan Pangan
Analisis dan uji mikrob dalam Bahan PanganAnalisis dan uji mikrob dalam Bahan Pangan
Analisis dan uji mikrob dalam Bahan PanganAshiraa Mouri
 
Pertumbuhan mikroba
Pertumbuhan mikrobaPertumbuhan mikroba
Pertumbuhan mikrobaAhmad Fadli
 
Tekni Inokulasi Mikroba Dan Media Pertumbuhan Mikroba kelompok 6 (1B)
Tekni Inokulasi Mikroba Dan Media Pertumbuhan Mikroba kelompok 6 (1B) Tekni Inokulasi Mikroba Dan Media Pertumbuhan Mikroba kelompok 6 (1B)
Tekni Inokulasi Mikroba Dan Media Pertumbuhan Mikroba kelompok 6 (1B)
Universitas Muslim Nusantara Al-Washliyah
 
Kelompok 7
Kelompok 7Kelompok 7
Kelompok 7progsus6
 
Pemeriksaan Tinja : Parasit Cacing
 Pemeriksaan Tinja : Parasit Cacing  Pemeriksaan Tinja : Parasit Cacing
Pemeriksaan Tinja : Parasit Cacing
pjj_kemenkes
 
Pemeriksaan Tinja : Parasit Cacing
 Pemeriksaan Tinja : Parasit Cacing  Pemeriksaan Tinja : Parasit Cacing
Pemeriksaan Tinja : Parasit Cacing
pjj_kemenkes
 
Metode pengamatan kelompok a
Metode pengamatan kelompok aMetode pengamatan kelompok a
Metode pengamatan kelompok a
titinseptyani
 

Similar to Pengenceran berseri dan perhitungan mikroba secara tidak langsung dengan metode sebar (20)

analisis kuantitatif mikroba
 analisis kuantitatif mikroba analisis kuantitatif mikroba
analisis kuantitatif mikroba
 
Uji potensi antibiotik secara mikrobiologi
Uji potensi antibiotik secara mikrobiologiUji potensi antibiotik secara mikrobiologi
Uji potensi antibiotik secara mikrobiologi
 
Uji potensi antibiotik
Uji potensi antibiotikUji potensi antibiotik
Uji potensi antibiotik
 
Perhitungan kuantitas
Perhitungan kuantitasPerhitungan kuantitas
Perhitungan kuantitas
 
Perhitungan kuantitas
Perhitungan kuantitasPerhitungan kuantitas
Perhitungan kuantitas
 
Artikel Ilmiah: Uji Resistensi Bakteri Pada Bubur Kacang Hijau Terhadap Antib...
Artikel Ilmiah: Uji Resistensi Bakteri Pada Bubur Kacang Hijau Terhadap Antib...Artikel Ilmiah: Uji Resistensi Bakteri Pada Bubur Kacang Hijau Terhadap Antib...
Artikel Ilmiah: Uji Resistensi Bakteri Pada Bubur Kacang Hijau Terhadap Antib...
 
Uji Potensi Antibiotik.pptx
Uji Potensi Antibiotik.pptxUji Potensi Antibiotik.pptx
Uji Potensi Antibiotik.pptx
 
Lapak perhitungan cawan
Lapak perhitungan cawanLapak perhitungan cawan
Lapak perhitungan cawan
 
HITUNGAN_CAWAN.docx
HITUNGAN_CAWAN.docxHITUNGAN_CAWAN.docx
HITUNGAN_CAWAN.docx
 
Pewarnaan bakteri
Pewarnaan bakteriPewarnaan bakteri
Pewarnaan bakteri
 
Artikel Ilmiah: Enumerasi Bakteri Sampel Air WC Dengan Metode Standart Plate ...
Artikel Ilmiah: Enumerasi Bakteri Sampel Air WC Dengan Metode Standart Plate ...Artikel Ilmiah: Enumerasi Bakteri Sampel Air WC Dengan Metode Standart Plate ...
Artikel Ilmiah: Enumerasi Bakteri Sampel Air WC Dengan Metode Standart Plate ...
 
Mikrobiologi dan Toksikologi Hasper
Mikrobiologi dan Toksikologi HasperMikrobiologi dan Toksikologi Hasper
Mikrobiologi dan Toksikologi Hasper
 
Analisis dan uji mikrob dalam Bahan Pangan
Analisis dan uji mikrob dalam Bahan PanganAnalisis dan uji mikrob dalam Bahan Pangan
Analisis dan uji mikrob dalam Bahan Pangan
 
Pertumbuhan mikroba
Pertumbuhan mikrobaPertumbuhan mikroba
Pertumbuhan mikroba
 
Tekni Inokulasi Mikroba Dan Media Pertumbuhan Mikroba kelompok 6 (1B)
Tekni Inokulasi Mikroba Dan Media Pertumbuhan Mikroba kelompok 6 (1B) Tekni Inokulasi Mikroba Dan Media Pertumbuhan Mikroba kelompok 6 (1B)
Tekni Inokulasi Mikroba Dan Media Pertumbuhan Mikroba kelompok 6 (1B)
 
Kelompok 7
Kelompok 7Kelompok 7
Kelompok 7
 
Pemeriksaan Tinja : Parasit Cacing
 Pemeriksaan Tinja : Parasit Cacing  Pemeriksaan Tinja : Parasit Cacing
Pemeriksaan Tinja : Parasit Cacing
 
Pemeriksaan Tinja : Parasit Cacing
 Pemeriksaan Tinja : Parasit Cacing  Pemeriksaan Tinja : Parasit Cacing
Pemeriksaan Tinja : Parasit Cacing
 
Penanganan sputum
Penanganan sputumPenanganan sputum
Penanganan sputum
 
Metode pengamatan kelompok a
Metode pengamatan kelompok aMetode pengamatan kelompok a
Metode pengamatan kelompok a
 

More from Farida Lukmi

Mikroskop dan penggunaannya
Mikroskop dan penggunaannyaMikroskop dan penggunaannya
Mikroskop dan penggunaannya
Farida Lukmi
 
Pola pola kebudayaan
Pola pola kebudayaanPola pola kebudayaan
Pola pola kebudayaan
Farida Lukmi
 
Karya Tulis Sman 1 Gaingrejo
Karya Tulis Sman 1 Gaingrejo Karya Tulis Sman 1 Gaingrejo
Karya Tulis Sman 1 Gaingrejo
Farida Lukmi
 
Believe and onbelieve
Believe and onbelieveBelieve and onbelieve
Believe and onbelieveFarida Lukmi
 
Persamaan kedudukan warga negara
Persamaan kedudukan warga negaraPersamaan kedudukan warga negara
Persamaan kedudukan warga negara
Farida Lukmi
 
Pendidikan kewarganegaraan
Pendidikan kewarganegaraanPendidikan kewarganegaraan
Pendidikan kewarganegaraanFarida Lukmi
 

More from Farida Lukmi (6)

Mikroskop dan penggunaannya
Mikroskop dan penggunaannyaMikroskop dan penggunaannya
Mikroskop dan penggunaannya
 
Pola pola kebudayaan
Pola pola kebudayaanPola pola kebudayaan
Pola pola kebudayaan
 
Karya Tulis Sman 1 Gaingrejo
Karya Tulis Sman 1 Gaingrejo Karya Tulis Sman 1 Gaingrejo
Karya Tulis Sman 1 Gaingrejo
 
Believe and onbelieve
Believe and onbelieveBelieve and onbelieve
Believe and onbelieve
 
Persamaan kedudukan warga negara
Persamaan kedudukan warga negaraPersamaan kedudukan warga negara
Persamaan kedudukan warga negara
 
Pendidikan kewarganegaraan
Pendidikan kewarganegaraanPendidikan kewarganegaraan
Pendidikan kewarganegaraan
 

Recently uploaded

Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docxLaporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
RUBEN Mbiliyora
 
Pendampingan Individu 2 Modul 1 PGP 10 Kab. Sukabumi Jawa Barat
Pendampingan Individu 2 Modul 1 PGP 10 Kab. Sukabumi Jawa BaratPendampingan Individu 2 Modul 1 PGP 10 Kab. Sukabumi Jawa Barat
Pendampingan Individu 2 Modul 1 PGP 10 Kab. Sukabumi Jawa Barat
Eldi Mardiansyah
 
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptxMateri 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
ahyani72
 
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdfPpt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
fadlurrahman260903
 
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
PreddySilitonga
 
Aksi Nyata Merdeka Belajar Lolos Validasi
Aksi Nyata Merdeka Belajar Lolos ValidasiAksi Nyata Merdeka Belajar Lolos Validasi
Aksi Nyata Merdeka Belajar Lolos Validasi
DinaSetiawan2
 
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Fathan Emran
 
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya PositifKoneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Rima98947
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
SurosoSuroso19
 
AKSI NYATA FASILITATOR PEMBELAJARAN.pptx
AKSI NYATA FASILITATOR PEMBELAJARAN.pptxAKSI NYATA FASILITATOR PEMBELAJARAN.pptx
AKSI NYATA FASILITATOR PEMBELAJARAN.pptx
AdeRinaMuliawati1
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
Kanaidi ken
 
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
Indah106914
 
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakatPPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
jodikurniawan341
 
Komunitas Belajar dalam Sekolah.Mari Melakukan Identifikasi! Apakah kombel Ib...
Komunitas Belajar dalam Sekolah.Mari Melakukan Identifikasi! Apakah kombel Ib...Komunitas Belajar dalam Sekolah.Mari Melakukan Identifikasi! Apakah kombel Ib...
Komunitas Belajar dalam Sekolah.Mari Melakukan Identifikasi! Apakah kombel Ib...
JokoPramono34
 
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR utkMAS052024 (2).pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR utkMAS052024 (2).pdfMATERI SOSIALISASI PPDB JABAR utkMAS052024 (2).pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR utkMAS052024 (2).pdf
solihin kadar
 
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdekaSOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
NiaTazmia2
 
PERILAKU MENYIMPANG DAN PENGENDALIAN SOSIAL.ppt
PERILAKU MENYIMPANG DAN PENGENDALIAN SOSIAL.pptPERILAKU MENYIMPANG DAN PENGENDALIAN SOSIAL.ppt
PERILAKU MENYIMPANG DAN PENGENDALIAN SOSIAL.ppt
EkaPuspita67
 
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdfRHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
asyi1
 
Penjelasan tentang Tahapan Sinkro PMM.pptx
Penjelasan tentang Tahapan Sinkro PMM.pptxPenjelasan tentang Tahapan Sinkro PMM.pptx
Penjelasan tentang Tahapan Sinkro PMM.pptx
GuneriHollyIrda
 
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdfPPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
SdyokoSusanto1
 

Recently uploaded (20)

Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docxLaporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
 
Pendampingan Individu 2 Modul 1 PGP 10 Kab. Sukabumi Jawa Barat
Pendampingan Individu 2 Modul 1 PGP 10 Kab. Sukabumi Jawa BaratPendampingan Individu 2 Modul 1 PGP 10 Kab. Sukabumi Jawa Barat
Pendampingan Individu 2 Modul 1 PGP 10 Kab. Sukabumi Jawa Barat
 
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptxMateri 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
 
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdfPpt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
 
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
 
Aksi Nyata Merdeka Belajar Lolos Validasi
Aksi Nyata Merdeka Belajar Lolos ValidasiAksi Nyata Merdeka Belajar Lolos Validasi
Aksi Nyata Merdeka Belajar Lolos Validasi
 
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
 
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya PositifKoneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
 
AKSI NYATA FASILITATOR PEMBELAJARAN.pptx
AKSI NYATA FASILITATOR PEMBELAJARAN.pptxAKSI NYATA FASILITATOR PEMBELAJARAN.pptx
AKSI NYATA FASILITATOR PEMBELAJARAN.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
 
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
 
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakatPPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
 
Komunitas Belajar dalam Sekolah.Mari Melakukan Identifikasi! Apakah kombel Ib...
Komunitas Belajar dalam Sekolah.Mari Melakukan Identifikasi! Apakah kombel Ib...Komunitas Belajar dalam Sekolah.Mari Melakukan Identifikasi! Apakah kombel Ib...
Komunitas Belajar dalam Sekolah.Mari Melakukan Identifikasi! Apakah kombel Ib...
 
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR utkMAS052024 (2).pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR utkMAS052024 (2).pdfMATERI SOSIALISASI PPDB JABAR utkMAS052024 (2).pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR utkMAS052024 (2).pdf
 
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdekaSOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
 
PERILAKU MENYIMPANG DAN PENGENDALIAN SOSIAL.ppt
PERILAKU MENYIMPANG DAN PENGENDALIAN SOSIAL.pptPERILAKU MENYIMPANG DAN PENGENDALIAN SOSIAL.ppt
PERILAKU MENYIMPANG DAN PENGENDALIAN SOSIAL.ppt
 
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdfRHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
 
Penjelasan tentang Tahapan Sinkro PMM.pptx
Penjelasan tentang Tahapan Sinkro PMM.pptxPenjelasan tentang Tahapan Sinkro PMM.pptx
Penjelasan tentang Tahapan Sinkro PMM.pptx
 
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdfPPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
 

Pengenceran berseri dan perhitungan mikroba secara tidak langsung dengan metode sebar

  • 1. PENGENCERAN BERSERI DAN PERHITUNGAN MIKROBA SECARA TIDAK LANGSUNG DENGAN METODE SEBAR (HITUNGAN CAWAN) DAN SECARA LANGSUNG DENGAN ALAT HEMOSITOMETER (HAEMOCYTOMETER) (Laporan Praktikum Mikrobiologi Pertanian) Oleh Farida Lukmi 1514121052 JURUSAN AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG 2016
  • 2. I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada metode perhitungan cawan dilakukan pengenceran yang bertingkat yang mana ditujukan untuk membentuk konsentrasi dari suatu suspensi bakteri. Sampel yang telah di encerkan ini di hitung ke dalam cawan baru kemudian di tuang ke mediumnya (metode tuang). Kemudian setelah diinkubasi selama 24- 48 jam, amati koloni yang tumbuh dan koloni yanng diamati hanyalah koloni yang berjumlah 30- 300 koloni. Tingkat pengenceran yang diperlukan didasarkan pada pendugaan populasi bakteri yang ada dalam contoh. Hasil yang baik adalah jika pada pengenceran yang lebih rendah contoh yang diduga lebih banyak menunjukkan hasil uji positif (adanya pertumbuhan bakteri) dan pada pengenceran lebih tinggi contoh yang diduga lebih sedikit menunjukkan hasil uji negatif (tidak ada pertumbuhan bakteri). Oleh karena itu jumlah populasi bakteri yang ada dalam contoh diduga tinggi maka contoh harus diencerkan sampai diperoleh tingkat pengenceran yang lebih tinggi sehingga nilai maksimum dapat dihitung. Metoda pengenceran yang paling mudah dengan melakukan pengenceran 10 kali lipat dengan menggunakan 3 atau 5 tabung pengenceran sekali gus. Beberapa cara penghitungan jumlah mikrobia yaitu cara penghitungan pada lempeng pembiakan, cara menghitung langsung (metode kaca objek), metode ukur kekeruhan, metode turbidimetri dan nefelometri serta dengan jumlah perkiraan terdekat (JPT). Jumlah mikrobia pada suatu bahan dapat ditentukan dengan bermacam-macam cara, tergantung pada bahan dan jenis mikrobia yang ditentukan. Jenis populasi mikroba dalam tanah, air, bahan makanan dan lain-lainnya berbeda-beda tergantung pada susunan bahan tersebut. Ada dua cara perhitungan jumlah mikrobia yaitu perhitungan secara langsung dan perhitungan secara tidak langsung. Ada beberapa cara perhitungan mikroba secara langsung yaitu menggunakan colony counter, menggunakan cara pengecatan dan pengamatan di
  • 3. bawah mikroskop, dan cara lainnya dengan menggunakan filter membran. Cara menghitung mikroba secara tidak langsung dipakai untuk menentukan jumlah mikroba secara keseluruhan, baik yang hidup maupun yang mati atau hanya untuk menentukan jumlah mikroba yang hidup saja, tergantung cara yang digunakan. Untuk menentukan jumlah mikroba yang hidup dapat dilakukan setelah suspensi bahan atau biakan mikroba diencerkan beberapa kali dan ditumbuhkan dalam medium dengan cara tertentu tergantung dari macamnya bahan dan sifat mikroba. Berapa cara menetukan jumlah mikroba secara tidak langsung yaitu menghitung jumlah mikroba menggunakan sentrifuge, berdasarkan kekeruhan, menggunakan perhitungan elektronik (elektronik counter), berdasarkan analisis kimia, bedasarkan berat kering, menggunakan cara pengenceran, menggunakan cara Most Probable Number (MPN) danmenggunakan metode hitungan cawan. 1.2 Tujuan Adapun tujuan dari dilakukannya praktikum ini adalah: 1. Mempelajari cara melakukan pengenceran berseri untuk menhitung jumlah sel bakteri atau jumlah spora secara tidak langsung. 2. Mengamati pertumbuhan koloni bakteri atau koloni jamur dalam media PDA. 3. Mempelajari cara melakukan pengenceran berseri untuk menhitung jumlah sel bakteri atau jumlah spora secara tidak langsung. 4. Mempelajari cara menggunakan alat Haemocytometer untuk menghitung jumlah bakteri atau spora secara langsung.
  • 4. II. METODOLOGI PRAKTIKUM 2.1 Alat dan Bahan Adapun alat yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah colony counter , tabung erlenmeyer, tabung reaksi, rak tabung reaksi, pipet tetes, gelas sebar,dan pipet tetes. Sedangkan bahan yang digunakan adalah biakan bakteri atau jamur di dalam cawan petri, aquades steril, dan media cawan. 2.2 Adapun prosedur percobaan kali ini adalah: A. Pengenceran 1. Memasukkan 10 ml aquades ke dalam biakan jamur yang berada pada cawan. 2. Mengaduk hingga rata. 3. Memasukkan kedalam tabung reaksi dan menghomogenkannya. 4. Mengambil 1 ml suspensi jamur dengan menggunakan mikropipet lalu memasukkannya ke dalam tabung reaksi yang berisi 9ml aquades dan menghomogenkannya menggunakan rotamixer (pengenceran 10-1 ). 5. Mengambil 1ml suspensi jamur pada pengenceran 10-1 lalu memasukkannya ke dalam tabung reaksi yang berisi aquades 9ml dan menghomogenkannya menggunakan rotamixer. 6. Mengambil 1ml suspensi dari pengenceran 10-2 lalu memasukkannya ke dalam tabung reaksi yang berisi 9ml aquades dan menghomogenkannya menggunakan rotamixer (pengenceran 10-3 ). B. Perhitungan Mikroba Secara Tidak Langsung 1. Menyiapkan media PDA rosebengal
  • 5. 2. Mengambil suspensi di dalam tabung reaksi yang ke tiga menggunakan pipet tetes dan meletakkannya di media PDA rosebengal dibawah LAF dan didekat api. 3. Meratakan jamur menggunakan drygalski yang sudah steril sambil memutar- mutar cawan petri di dekat api bunsen. 4. Rekatkan menggunakan plastik perekat. C. Perhitungan Mikroba Secara Langsung 1. Melakukan pengenceran berseri seperti pada praktikum sebelumnya. 2. Memulai pada pengenceran paling rendah, meneteskan suspensi bakteri keatas bidang hitung pada permukaan hemositometer. 3. Menutup permukaan hemositometer dengan kaca penutup. 4. Meletakkan hemositometer di atas meja pentas mikroskop majemuk dan mengatur perbesaran fokusnya sampai diperoleh bayangan sel yang cukup jelas dan garis-garis pada permukaan bidang hitung hemositometer. 5. Menghitung jumlah sel dalam setiap kotak sedang, mengulangi sebanyak 5 kotak dan menghitung rata-ratanya. 6. Menentukan atau menghitung kerapatannya (jumlah spora per ml suspensi awal).
  • 6. III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil Pengamatan No. Foto Keterangan 1 Tampak jamur Trichoderma sp. Tumbuh memenuhi media cawan, marena media yang kita gunakan dan proses yang kita lakukan dalam kondisi steril. 3.2 Hasil Perhitungan 1. Perhitungan pada kelompok 1 season 1 Kotak 1 = 9 Kotak 2 = 9 Kotak 3 = 9 Jadi, x adalah 9 di dalam 0,004 mm3  Jumlah spora/ml air ∑ = 9 x 2,5.105 = 22,5 . 105 spora/ml. ∑ = 22,5 . 105. 102
  • 7. = 22,5 . 107 spora/ml. 2. Perhitungan pada kelompok 2 season 1 Kotak 7 = 29 Kotak 15 = 20 Kotak 19 = 32 Jadi, x adalah 27 di dalam 0,004 mm3  Jumlah spora/ml air ∑ = 27 x 2,5.105 = 67,5 . 105 spora/ml. ∑ = 67,5 . 105 . 102 = 67,5 . 107 spora/ml. 3. Perhitungan pada kelompok 1 season 2 Kotak 6 = 18 Kotak 16 = 22 Kotak 1 = 17 Jadi, x adalah 19 di dalam 0,004 mm3  Jumlah spora/ml air ∑ = 19 x 2,5.105 = 47,5 . 105 spora/ml. ∑ = 47,5 . 105 . 102 = 47,5 . 107 spora/ml. 4. Perhitungan pada kelompok 2 season 1
  • 8. Kotak 2 = 14 Kotak 4 = 17 Kotak 6 = 19 Jadi, x adalah 18,3 di dalam 0,004 mm3  Jumlah spora/ml air ∑ = 18,3 x 2,5.105 = 45,83 . 105 spora/ml. ∑ = 45,83 . 105 . 102 = 45,83 . 107 spora/ml. 3.3 Pembahasan Metode cawan tuang merupakan teknik lain yang dapat digunakan untuk mendapatkan koloni murni mikroorganisme. Kelemahan metode ini adalah membutuhkan waktu dan bahan yang lama dan banyak, akan tetapi tidak memerlukan keterampilan tinggi. Biakan campuran diencerkan dengan menggunakan medium agar yang telah dicairkan dan didinginkan. Pengenceran dilakukan dalam beberapa tahap hingga diperoleh koloni tunggal. Metode lain yang digunakan adalah count plate . Metode ini merupakan metode penaksiran jumlah kepadatan bakteri secara tidak langsung dan informasi yang didapatkan hanya jumlah bakteri yang hidup saja, bakteri yang mati tidak ikut dihitung. Metode ini pun didasarkan pada asumsi bahwa setiap sel mikroorganisme hidup dalam suspensi akan tumbuh menjadi satu koloni setelah ditumbuhkan dalam media pertumbuhan dan lingkungan yang sesuai. Setelah diinkubasi, jumlah koloni yang tumbuh dihitung dan merupakan perkiraan atau dugaan dari jumlah mikroorganisme dalam suspensi tersebut. Koloni yang tumbuh tidak selalu berasal dari satu sel mikroorganisme karena
  • 9. beberapa mikroorganisme tertentu cenderung membentuk kelompok atau berantai. Berdasarkan hal tersebut digunakan istilah Coloni Forming Units (CFU’s) per ml. koloni yang tumbuh berasal dari suspensi yang diperoleh menggunakan pengenceran bertingkat dari sebuah sampel yang ingin diketahui jumlah bakterinya. Kelebihan dan kekurangan pengukuran menggunakan haemocytometer yaitu: Kelebihan perhitungan sel dengan menggunakan hemositometer adalah dapat menghitung jumlah sel yang hidup maupun yang mati, tergantung dari pewarna yang digunakan.Misalnya, bila pewarna trypan blue dicampukan ke dalam larutan sel maka sel yang hidup tidak akan berwarna dan sel yang mati akan berwarna biru. Kelebihan lainnya adalah morfologi sel dapat diamati, dapat mengevaluasi homogenitas dan datamendeteksi kontaminasi. Tetapi, kekurangan dari jenis ini ialah lebih sensitif dalam pembersihan dan perawatannya. Lapisan rhodium sangat mudah rusak atau terhapus pada saat pembersihan sehingga untuk pembersihannya membutuhkan ketelitian ekstra.
  • 10. IV. KESIMPULAN Adapun kesimpulan yang ditarik dari praktikum ini adalah: 1. Penghitungan bakteri dengan metoda hitungan cawan dilakukan karena mempunyai kelebihan yakni mudah dan efektif dalam proses penghitungan mikroba dan juga bakteri yang dihitung adalah bakteri yang tumbuh saja. 2. Kekurangannya yakni bahan yang digunakan relatif lebih banyak. 3. Hasil pengenceran bakteri dapat dikatakan berhasil karena semakin besar pengencerannya maka jumlah koloni bakteri yang tumbuh akan semakin kecil terkait konsentrasi bakteri yang semakin kecil pula, namun jumlah bakteri yang tumbuh semakin besar karena dikalikan dengan faktor pengencernya.
  • 11. DAFTAR PUSTAKA Anonim.2013.Kelebihan dan Kekurangan Pengukuran Menggunakan Haemositometer. https://www.scribd.com/doc/186698477/Kelebihan-Dan- Kekurangan-Haemositometer. Diakses pada tanggal 18 Mei 2016 pukul 19.00 WIB Dwidjoseputro, D. 1994. Dasar dasar mikrobiologi.Djambatan.Jakarta. Fardiaz, Srikandi. 1992. Mikrobiologi Pangan 1. Gramedia. Jakarta. Pelczar, Michael, J. 1986. Dasar- Dasar Mikrobiologi. Universitas Indonesia. Jakarta. Sutedjo, M. 1991. Mikrobiologi Tanah. Renika Cipta. Jakarta.