SlideShare a Scribd company logo
1 of 10
PENGELOLAAN KOLEKSI MUSEUM 
Museum adalah lembaga yang diberikan kewenangan sebagai tempat penyimpanan, 
perawatan, pengamanan, dan pemanfaatan benda-benda bukti materiil hasil budaya manusia 
serta alam dan lingkungannya guna menunjang upaya perlindungan dan pelestarian kekayaan 
budaya bangsa (Pasal 1 PP nomor 19 tahun 1995). Kaitannya dengan ilmu pengetahuan, 
museum bertugas mengadakan, melengkapi, dan mengembangkan tersedianya obyek 
penelitian ilmiah bagi siapapun. Obyek penelitian ilmiah inilah yang disebut sebagai koleksi 
museum. Untuk mewujudkan fungsi museum, diperlukan struktur organisasi museum. 
A. Struktur Organisasi Museum 
Museum memiliki tugas berat untuk mewujudkan fungsinya dalam bidang konservasi, 
edukasi, dan rekreasi. Untuk itu, diperlukan organisasi yang kuat dan sistematis, 
sehingga fungsi museum dapat terlaksana dengan baik. Berikut adalah struktur organisasi 
minimal yang dimiliki museum. 
1. Kepala/Direktur Museum, tugasnya memimpin pelaksanaan tugas dan fungsi 
1 
museum. 
2. Kepala Bagian Tata Usaha Museum, tugasnya memimpin penyelenggaraan urusan 
tata usaha, urusan rumah tangga dan ketertiban museum. 
3. Kepala Bagian Kuratorial, tugasnya memimpin penyelenggaraan pengumpulan, 
penelitian dan pembinaan koleksi. 
4. Kepala Bagian Konservasi dan Preparasi, tugasnya memimpin penyelenggaraan 
konservasi, restorasi dan reproduksi koleksi serta preparasi tata pameran. 
5. Kepala Bagian Bimbingan dan Publikasi, tugasnya memimpin penyelenggaraan 
kegiatan bimbingan dengan metode dan sistem edukatif kultural dalam rangka 
menanamkan daya apresiasi dan penghayatan nilai warisan budaya dan ilmu 
pengetahuan serta menyelenggarakan publikasi tentang koleksi museum. 
6. Kepala Bagian Registrasi dan Dokumentasi, tugasnya memimpin penyelenggaraan 
registrasi dan dokumentasi seluruh koleksi 
7. Perpustakaan, tugasnya menyelenggarakan perpustakaan, dan menyimpan hasil 
penelitian dan penerbitan museum. 
B. Pengadaan Koleksi Museum 
Museum tanpa koleksi tidak akan bisa hidup, karena koleksi adalah ruh dari museum itu 
sendiri. Untuk itu, pengelola museum tidak boleh berhenti dalam melengkapi koleksinya.
Semakin lengkap koleksi yang dimiliki, semakin hidup museum tersebut. Secara umum, 
pengadaan koleksi memiliki 2 tujuan pokok, yaitu: 
1. Penyelamatan warisan sejarah alam dan sejarah budaya; 
2. bahan penyebarluasan informasi mengenai kekayaan warisan sejarah alam dan 
2 
sejarah budaya. 
Kegiatan pengadaan kolesi museum meliputi: 
1. merancang kebijaksanaan pengadaan koleksi museum 
2. kegiatan penempatan koleksi 
3. kegiatan pengamanan koleksi 
4. kegiatan perlindungan dan penyediaan tempat bagi koleksi 
Proses pengadaan koleksi tersebut sebaiknya menyebutkan secara jelas cara dan 
dokumentasi yang harus dibuat, serta tempat dokumentasi itu disimpan. Kurator dalam 
kegiatan pengadaan koleksi bekerja sama dengan registrer. Berikut adalah hal-hal yang 
harus diperhatikan dalam pengadaan koleksi museum. 
1. Direncanakan dan dilakukan secara baik dan benar, objek harus konsisten dengan 
koleksi yang menjadi tujuan (visi dan misi) museum; 
2. Sesuai dengan kebutuhan pemilikan koleksi di museum, dilaksanakan dengan tujuan 
untuk melengkapi koleksi, tata pameran tetap atau temporer. Sebuah perencanaan 
pameran dapat menjadi salah satu sasaran dalam melakukan kegiatan pengadaan 
koleksi; 
3. Peraturan yang menyangkut kebijaksanaan pengadaan koleksi, dan juga menyangkut 
kelanjutannya: penempatan, pengamanan, perlindungan dan penyediaan tempat. 
4. Penyelamatan suatu benda, sebagai contoh suatu objek yang langka kemungkinan 
akan hilang jika pengelola museum tidak segera menjadikannya sebagai koleksi 
museum; 
5. Bila ada penawaran objek untuk dijual harus dapat dibandingkan dengan objek yang 
diperoleh dari hibah atau warisan; 
6. Objek harus sesuai dengan kemampuan museum dalam melakukan perawatan; 
7. Objek dapat digunakan sebagai koleksi pada masa yang akan datang 
Dalam menentukan kebijakan pengadaan koleksi, perlu mempertimbangkan hal-hal 
berikut ini. 
1. Prinsip dan persyaratan sebuah benda menjadi koleksi, antara lain: 
a. Memiliki nilai sejarah dan nilai ilmiah (termasuk nilai estetika);
b. Dapat diidentifikasikan mengenai bentuk, tipe, gaya, fungsi, makna, asal secara 
historis dan geografis, genus (untuk biologis), atau periodenya (dalam geologi, 
khususnya untuk benda alam); 
c. Harus dapat dijadikan dokumen, dalam arti sebagai bukti kenyataan dan 
3 
eksistensinya bagi penelitian ilmiah 
2. Pertimbangan skala prioritas, yaitu penilaian untuk benda-benda yang bersifat: 
a. Masterpiece, merupakan benda yang terbaik mutunya 
b. Unik, merupakan benda-benda yang memiliki ciri khas tertentu bila dibandingkan 
dengan benda-benda yang sejenis 
c. Hampir punah, merupakan benda yang sulit ditemukan karena dalam jangka 
waktu yang sudah terlalu lama tidak dibuat lagi 
d. Langka, merupakan benda-benda yang sulit ditemukan karena tidak dibuat lagi 
atau karena jumlah hasil pembuatannya hanya sedikit. 
Pengadaan koleksi dapat dilakukan melalui cara-cara berikut ini: 
1. Hibah, yaitu pemberian, hadiah, atau sumbangan 
2. Titipan 
3. Pinjaman 
4. Tukar menukar dengan museum lain 
5. Hasil temuan, baik dari hasil survey, ekskavasi, maupun sitaan 
6. Imbalan jasa, baik pembelian dari hasil penemuan ataupun warisan 
C. Administrasi Koleksi 
Administrasi koleksi adalah suatu tata-tertib dalam tatalaksana secara sistematis dalam 
hubungannya dengan objek museum. Administrasi koleksi juga merupakan suatu proses 
pengelolaan koleksi dan segenap kegiatan dalam pengelolaan koleksi untuk mencapai 
tujuan museum sesuai dengan visi dan misi museum. Administrasi koleksi sering 
dikaitkan dengan kegiatan tata usaha dalam pengelolaan koleksi, yaitu kegiatan 
penyelenggaraan urusan tulis menulis, dokumentasi dan kearsipan dalam pengelolaan 
koleksi. 
Peralatan administrasi yang diperlukan untuk perencanaan, pelaporan kegiatan dan untuk 
bahan evaluasi, adalah sebagai berikut: 
1) Berita Acara Pemeriksaan Koleksi, dibuat oleh seksi koleksi sebelum menyerahkan 
koleksi yang akan dipamerkan kepada seksi penyajian atau dikonservasi oleh seksi. 
Seksi penyajian/konservasi juga membuat Berita Acara yang sama kepada seksi 
koleksi pada saat pengembalian koleksi. Berita Acara itu juga dibuat apabila museum
mengadakan transaksi pembelian, penukaran dan peminjaman koleksi untuk berbagai 
keperluan, misalnya pameran temporer. 
2) Berita Acara Serah Terima Koleksi, dibuat apabila suatu seksi menerima atau 
4 
menyerahkan koleksi. 
3) Buku Penerimaan Koleksi, dipergunakan untuk mencatat setiap koleksi yang diterima, 
dicatat secara kronologis menurut hari/tanggal waktu koleksi itu diterima. Buku ini 
wajib dimiliki oleh setiap seksi. 
4) Kartu Koleksi/kartu katalog/kartu tik, memuat data tentang sekelompok koleksi. 
Disusun dan disimpan di dalam laci kartu yang diletakan pada gudang koleksi, atau 
dalam ruangan seksi koleksi. Kartu itu dapat menunjukkan adanya mutasi koleksi. 
5) Buku Pengeluaran Koleksi, terdapat pada seksi koleksi untuk mencatat koleksi-koleksi 
yang dikeluarkan dan ditulis secara kronologis menurut hari/tanggal 
pengeluaran. 
6) Tanda Pengeluaran Koleksi, berfungsi sebagai surat pengantar dalam penyerahan 
koleksi dari seksi koleksi kepada seksi pemeliharaan koleksi/seksi penyajian/seksi 
bimbingan dan publikasi. 
Dalam administrasi, di dalamnya mencakup dokumentasi objek museum. Dokumentasi 
objek museum adalah keterangan tertulis mengenai koleksi museum. Apabila objek 
museum tidak mempunyai keterangan tertulis perlu dicari keterangan dengan jalan 
melaksanakan: a. studi perbandingan koleksi yang menggunakan berbagai macam 
metode sesuai dengan kebutuhan, b. penelitian secara tipologis, c. penelitian secara 
historis, d. penelitian secara stylistik, dan e. penelitian secara antropologis, dsb. 
Dokumentasi koleksi dibagi dalam dua kategori umum, yaitu: 
1. dokumentasi yang biasanya disertai fungsi registrasi. Dokumen utama ini merupakan 
status legal dari sebuah objek atau pada pinjam-meminjam di museum, serta objek 
yang berpindah-pindah dan dijaga di bawah pengawasan museum. Dokumentasi 
registrasi berisi catatan dari dokumen resmi, seperti bukti legal kepemilikan atau 
pemilik objek sistem dokumentasi, berhubungan antara objek dengan nomor khusus, 
misalnya nomor inventaris dan nomor pinjam-meminjam, memberikan kemudahan 
dalam mendapatkan informasi objek atau lokasi yang terakhir, serta dokumentasi 
objek dalam pinjam-meminjam yang menunjukkan semua aktivitas objek tersebut 
sewaktu di bawah pengawasan museum; 
2. dokumentasi yang disertai dengan fungsi kuratorial, memberikan informasi yang 
lebih luas mengenai sebuah objek dan menempatkan objek pada tempat yang tepat
dan penting di dalam kebudayaan dan ilmu pengetahuan. Dokumentasi koleksi 
sebaiknya dibuat tepat pada waktunya, disimpan di lokasi yang aman dan terpelihara 
dengan penerangan yang tepat, disertai dengan metode penyimpanan yang baik, dan 
bila perlu dibuat duplikat dokumentasi yang disimpan di luar museum. 
Pendokumentasian yang umum dilakukan di museum adalah pembuatan kartu tik. 
D. Registrasi, Inventarisasi, dan Penelitian Koleksi 
5 
1. Registrasi 
Registrasi adalah kegiatan pencatatan suatu benda, setelah benda tersebut ditentukan 
secara resmi menjadi koleksi museum, ke dalam buku induk registrasi. Pencatatan 
dilakukan pula terhadap dokumen-dokumen yang terkait dengan koleksi tersebut, 
seperti berita acara, surat wasiat, dsb. Fungsi registrasi adalah: 
a. penelitian koleksi lebih lanjut, karena merupakan sumber informasi awal dari 
koleksi tersebut; 
b. registrasi diperlukan dalam proses pinjam-meminjam koleksi atau koleksi yang 
untuk sementara meninggalkan pengawasan museum, untuk beberapa maksud, 
misalya untuk pengujian atau identifikasi; 
c. registrasi disusun untuk membantu menginspeksi secara periodik terhadap 
koleksi untuk terjaminnya ketepatan dalam menangani koleksi, serta untuk 
mengetahui jumlah koleksi yang dimiliki, titipan, atau yang dikeluarkan. 
Sehingga dapat dicegah adanya penipuan atau pengakuan dari seseorang atas 
kepemilikan koleksi; 
d. membantu ilmuan dalam penelitian. 
Pencatat registrasi koleksi disebut registrar. Data koleksi yang dicatatat dalam buku 
registrasi sebagai berikut: 
1. nomor registrasi 
2. nomor invetarisasi 
3. nama koleksi (umum atau khusus) 
4. uraian singkat 
5. tempat pembuatan 
6. tempat perolehan 
7. cara perolehan 
8. ukuran 
9. tanggal/tahun masuk 
10. harga
6 
11. keterangan 
2. Inventarisasi 
Inventarisasi merupakan suatu kegiatan pencatatan benda-benda yang dijadikan 
koleksi museum ke dalam buku inventarisasi koleksi. Kurator dalam melaksanakan 
inventarisasi bekerjasama dengan Bagian Registrasi dan Dokumentasi, serta 
Konservasi untuk mengetahui keadaan koleksi. Kegiatan inventarisasi koleksi 
meliputi: 
a. Penomoran 
Penomoran ini untuk mengamankan dan mempermudah dalam pengelolaan 
koleksi. Penomoran pada registrasi koleksi adalah penomoran kepada seluruh 
koleksi museum secara berurutan, berdasarkan masuknya koleksi ke museum. 
Sedangkan penomoran inventarisasi koleksi didasarkan kepada jenis klasifikasi 
dan jumlah koleksi dalam satu jenis klasifikasi koleksi, kemudian diikuti oleh 
nomor urut koleksi dalam satu jenis klasifikasi. 
b. Klasifikasi 
Klasifikasi merupakan pengelompokan koleksi berdasarkan kriteria tertentu, yaitu 
menurut disiplin ilmu, subdisiplin ilmu, serta berdasarkan jenis, bahan, asal 
daerah, dan kronologi. Tujuan klasifikasi adalah untuk menciptakan 
pengelompokkan dan mempermudah dalam pengelolaan dan penelitian koleksi 
sehingga dapat dimanfaatkan secara optimal untuk kepentingan pendidikan, studi 
dan rekreasi. 
c. Katalogisasi koleksi 
Katalogisasi koleksi merupakan suatu kegiatan merekam, baik secara verbal 
maupun visual, serta menguraikan identifikasi koleksi pada lembaran kerja yang 
mempunyai format tertentu. Setiap satu kartu katalog hanya mencatat satu benda 
atau satu kelompok kesatuan kecil, berisi nama dan alamat museum, nomer 
inventaris/katalog, nama benda, deskripsi benda, ukuran dan timbangan, tempat 
asal, kurun waktu/zaman, cara pengadaan/mendapatkan, tanggal pengadaan, 
lokasi penyimpanan di museum, referensi publikasi/informasi, keterangan lain-lain. 
d. Pengukuran koleksi 
Pengukuran dilakukan oleh petugas museum yang bertugas sebagai tim survey 
dan pengadaan koleksi, registrar, dan curator, baik pada saat benda akan 
dijadikan koleksi maupun sudah menjadi koleksi museum.
7 
e. Pemotretan koleksi 
Pemotretan koleksi dilakukan mulai dari saat pengadaan koleksi (untuk laporan), 
dokumentasi dalam pengelolaan koleksi museum, bahkan pada setiap koleksi 
yang akan dan sesudah dikonservasi atau direstorasi. 
f. Berita acara 
Berita acara adalah sebuah keterangan resmi tentang status atau keberadaan 
sebuah koleksi yang ditanda tangani dua pihak beserta saksi, atas sepengetahuan 
penanggung jawab koleksi. Berita acara biasanya dibuat dengan pihak luar atau 
antar penanggungjawab pengelola koleksi di museum. Berita acara dibuat oleh 
tim pengadaan koleksi ke bagian koleksi, kemudian dari bagian koleksi ke bagian 
preparasi, untuk disajikan atau disimpan di gudang. 
3. Penelitian Koleksi 
Penelitian koleksi dilakukan oleh kurator museum. Terdapat dua macam subyek 
penelitian di museum, yaitu: 
a. subyek penelitian yang bersumber pada masalah-masalah yang berkaitan dengan 
koleksi museum; 
b. bersumber pada masalah bahan koleksi, berkaitan dengan pengembangan 
museum. 
Penelitian koleksi secara garis besar dapat dibagi menjadi 3 jenis, yaitu: 
a. Suatu penelitian terhadap koleksi sepenuhnya bertujuan untuk memberikan 
penjelasan tentang riwayat koleksi itu sendiri; 
b. Penelitian tentang suatu koleksi dengan tujuan untuk menguraikan peranan suatu 
koleksi yang lebih luas dalam kerangka sejarah; 
c. Penelitian terhadap koleksi dengan tujuan hanya sebagai data pendukung dari 
suatu kajian peristiwa sejarah yang pernah terjadi. 
4. Penyajian dan Penyimpanan Koleksi 
Untuk kegiatan ini kurator bekerjasama dengan Bagian Preparasi. Koleksi yang tidak 
dipamerkan harus disimpan dengan baik di ruangan penyimpanan (storage). Agar 
tidak terjadi kebosanan terhadap pengunjung perlu diadakan pergantian koleksi yang 
dipamerkan dengan yang disimpan. Koleksi yang berada baik di ruang pamer 
maupun di ruang simpan harus cukup terlindung dari api, coretan dan bencana alam. 
Dalam penataan pameran perlu diperhatikan hal-hal berikut ini. 
a. Sasaran idiilnya, yaitu maksud dan tujuannya harus direncanakan oleh kurator 
bersangkutan. Kurator harus memperhatikan segala akibat dan memikirkan
dengan sesempurnanya sebelum menyelenggarakan pameran, sehingga pameran 
tidak bersifat sembrono dan serampangan, karena masyarakat yang akan 
mengunjungi pameran adalah masyarakat yang berlainan kehendak dan tingkat 
kecerdasan; 
8 
b. Persyaratan teknis 
Setelah kurator menentukan garis besar, tema dan tujuan pameran dengan 
sepengetahuan Kepala Museum, kemudian kurator menyerahkan koleksi yang 
akan dipamerkan dengan segala keterangannya kepada preparator. Preparator 
kemudian memikirkan segala rencana persyaratan teknisnya dengan tidak 
melupakan hubungan-hubungan yang erat antara koleksi, sasaran idiil, dan 
pengunjung. Persyaratan teknisnya meliputi tata pameran, cahaya, label, sirkulasi 
udara, peralatan audio-visual, lukisan dan diorama, keamanan, dan lalu lintas 
pengunjung. 
Museum juga sebaiknya mengadakan pameran keliling, dengan tujuan 
menyampaikan informasi tentang koleksi museum kepada masyarakat yang berada 
jauh dari museum tersebut. 
E. Reproduksi Koleksi 
Koleksi yang bersifat menarik dan langka, atau replikanya ingin dimiliki museum atau 
institusi lain perlu untuk dilakukan reproduksi dengan pembuatan replika koleksi 
tersebut, dalam hal ini kurator bekerjasama dengan Bagian Reproduksi. Dalam teknik 
pembuatan replika perlu dipilih teknik yang tidak bersifat destruktif, misalnya dalam 
pembuatan replika dengan bahan fiber, diupayakan agar tidak merusak dan merubah 
warna koleksi yang dipergunakan sebagai cetakannya. 
F. Perawatan dan Perbaikan Koleksi 
Koleksi yang dimiliki oleh sebuah museum agar tetap terjaga kelestariannya perlu 
dilakukan perawatan yang sesuai dengan karakteristik dan material koleksi. Selain 
konservasi, perlu tindakan pencegahan terhadap kerusakan koleksi atau preservasi 
sehingga koleksi tetap terjaga kelestariannya, dalam kegiatan tersebut dituntut peran aktif 
konservator dan preservator dan sebaiknya memiliki keahlian yang cukup tentang seni 
koleksi yang menjadi tanggung jawabnya, sehingga tidak menggantungkan masalah 
kelestarian koleksi sepenuhnya kepada kurator. Koleksi-koleksi yang mengalami 
kerusakan atau fragmentaris perlu diperbaiki atau direkonstruksi supaya dapat diperoleh 
bentuk seperti semula. Dalam kegiatan ini kurator bekerjasama dengan Bagian Restorasi. 
G. Penginformasian Koleksi pada Masyarakat
Museum sangat berperan dalam pengembangan kebudayaan nasional, terutama dalam 
pendidikan nasional, karena museum menyediakan sumber informasi yang meliputi 
segala aspek kebudayaan dan lingkungan yang dibudidayakan oleh manusia. Museum 
menyediakan berbagai macam sumber inspirasi bagi kreativitas yang inovatif yang 
dibutuhkan dalam pembangunan nasional. 
Hasil penelitian kurator harus dipublikasikan kepada publik, dalam kegiatan ini kurator 
bekerjasama dengan bagian publikasi. Publikasi dapat dilakukan melalui homepage 
museum atau kegiatan seminar dan diskusi ilmiah. 
9 
H. Pengurangan Koleksi 
Terdapat beberapa dasar pertimbangan di dalam menetapkan kriteria pengurangan, yaitu: 
1) Adanya batasan-batasan yang mungkin untuk melarang pengurangan serta prosedur 
untuk memutuskan hal itu; 
2) Pengurangan dapat dilakukan bilamana obyek sudah tidak relevan atau berguna dalam 
kegiatan museum; 
3) Timbulnya bahaya pada obyek karena ketidak mampuan merawatnya secara tepat; 
4) Kondisi obyek yang semakin buruk; 
5) Adanya keraguan tentang obyek yang tidak dapat digunakan di masa yang akan 
datang; 
6) Museum memiliki obyek yang melimpah yang tidak didukung oleh daya tampung 
tempat penyimpanannya; 
7) Untuk melengkapi obyek lainnya pada koleksi untuk tujuan museum selanjutnya, 
biasanya dengan melakukan tukar-menukar obyek; 
8) Mempertimbangkan perhatian dan reaksi masyarakat. 
Sewaktu keputusan pengurangan obyek dari koleksi diambil, harus diperhatikan: 
1) Cara yang tepat dalam tindakan pengurangan, misalnya menghadiahkan kepada 
museum lain; 
2) Merencanakan penggunaan obyek yang semakin rusak atau buruk keadaannya untuk 
kepentingan lain, seperti riset, eksperimen, dan sebagainya; 
3) Mempertimbangkan kepentingan lokal atau nasional yang akan menunjukkan 
keberatan dalam memutuskan pengurangan obyek dari koleksi; 
4) Mempertimbangkan cara pemberitahuan kepada pemberi sumbangan obyek yang akan 
dikurangi bila masih hidup, sebagai penghormatan.
Sumber: 
Direktorat Museum. 2007. Pengelolaan Koleksi Museum. Direktorat Jenderal Sejarah Dan 
Purbakala Departemen Kebudayaan Dan Pariwisata. 
10

More Related Content

What's hot

Sumber sejarah dan metode penelitian sejarah
Sumber sejarah dan metode penelitian sejarahSumber sejarah dan metode penelitian sejarah
Sumber sejarah dan metode penelitian sejarahmunir ikhwan
 
Prinsip Pariwisata Berkelanjutan - Partisipasi
Prinsip Pariwisata Berkelanjutan - PartisipasiPrinsip Pariwisata Berkelanjutan - Partisipasi
Prinsip Pariwisata Berkelanjutan - Partisipasifcsari
 
UU No. 11 tahun 2010 tentang Cagar Budaya
UU No. 11 tahun 2010 tentang Cagar BudayaUU No. 11 tahun 2010 tentang Cagar Budaya
UU No. 11 tahun 2010 tentang Cagar BudayaPenataan Ruang
 
PPT DAMPAK KOLONIALISME DAN IMPERIALISME.pptx
PPT DAMPAK KOLONIALISME DAN IMPERIALISME.pptxPPT DAMPAK KOLONIALISME DAN IMPERIALISME.pptx
PPT DAMPAK KOLONIALISME DAN IMPERIALISME.pptxDesyFitriana5
 
kerajaan-kerajaan maritim masa hindu-buddha
kerajaan-kerajaan maritim masa hindu-buddhakerajaan-kerajaan maritim masa hindu-buddha
kerajaan-kerajaan maritim masa hindu-buddhafian assan
 
Ruang Lingkup & Dasar Manajemen Persediaan _Materi Training "INVENTORY & WAR...
Ruang Lingkup & Dasar Manajemen Persediaan  _Materi Training "INVENTORY & WAR...Ruang Lingkup & Dasar Manajemen Persediaan  _Materi Training "INVENTORY & WAR...
Ruang Lingkup & Dasar Manajemen Persediaan _Materi Training "INVENTORY & WAR...Kanaidi ken
 
Ppt prosedur penggunaan arsip suryaa
Ppt prosedur penggunaan arsip suryaaPpt prosedur penggunaan arsip suryaa
Ppt prosedur penggunaan arsip suryaaNURULHIKMAH158
 
Pengakuan PBB terhadap Kemerdekaan RI.pptx
Pengakuan PBB terhadap Kemerdekaan RI.pptxPengakuan PBB terhadap Kemerdekaan RI.pptx
Pengakuan PBB terhadap Kemerdekaan RI.pptxIlhamBayuUmboh
 
Standarisasi Venue untuk MICE
Standarisasi Venue untuk MICEStandarisasi Venue untuk MICE
Standarisasi Venue untuk MICEShafigh Lontoh
 
Penelitian sejarah x
Penelitian sejarah xPenelitian sejarah x
Penelitian sejarah xbiancanzita
 
Penelitian manusia purba di sangiran
Penelitian manusia purba di sangiranPenelitian manusia purba di sangiran
Penelitian manusia purba di sangiranLusiana Diyan
 
PPT Perlawanan Rakyat Terhadap Penjajah
PPT Perlawanan Rakyat Terhadap PenjajahPPT Perlawanan Rakyat Terhadap Penjajah
PPT Perlawanan Rakyat Terhadap PenjajahDewi_Sejarah
 
Hasil Kebudayaan Praaksara Tingkat Lanjut
Hasil Kebudayaan Praaksara Tingkat LanjutHasil Kebudayaan Praaksara Tingkat Lanjut
Hasil Kebudayaan Praaksara Tingkat LanjutChristina Dwi Rahayu
 
PPT Perang Vietnam Sejarah Peminatan
PPT Perang Vietnam Sejarah PeminatanPPT Perang Vietnam Sejarah Peminatan
PPT Perang Vietnam Sejarah PeminatanRayse Aulia
 
Ppt kerajaan islam di Indonesia
Ppt kerajaan islam di IndonesiaPpt kerajaan islam di Indonesia
Ppt kerajaan islam di IndonesiaDoris Agusnita
 
Masyarakat Indonesia pada Masa Praaksara
Masyarakat Indonesia pada Masa PraaksaraMasyarakat Indonesia pada Masa Praaksara
Masyarakat Indonesia pada Masa PraaksaraErwin Tejasomantri
 
Sejarah Manusia Purba di Afrika
Sejarah Manusia Purba di AfrikaSejarah Manusia Purba di Afrika
Sejarah Manusia Purba di AfrikaHome
 
Sejarah kelas x wajib
Sejarah kelas x wajibSejarah kelas x wajib
Sejarah kelas x wajibfakhriza99
 

What's hot (20)

Sumber sejarah dan metode penelitian sejarah
Sumber sejarah dan metode penelitian sejarahSumber sejarah dan metode penelitian sejarah
Sumber sejarah dan metode penelitian sejarah
 
Prinsip Pariwisata Berkelanjutan - Partisipasi
Prinsip Pariwisata Berkelanjutan - PartisipasiPrinsip Pariwisata Berkelanjutan - Partisipasi
Prinsip Pariwisata Berkelanjutan - Partisipasi
 
UU No. 11 tahun 2010 tentang Cagar Budaya
UU No. 11 tahun 2010 tentang Cagar BudayaUU No. 11 tahun 2010 tentang Cagar Budaya
UU No. 11 tahun 2010 tentang Cagar Budaya
 
PPT DAMPAK KOLONIALISME DAN IMPERIALISME.pptx
PPT DAMPAK KOLONIALISME DAN IMPERIALISME.pptxPPT DAMPAK KOLONIALISME DAN IMPERIALISME.pptx
PPT DAMPAK KOLONIALISME DAN IMPERIALISME.pptx
 
kerajaan-kerajaan maritim masa hindu-buddha
kerajaan-kerajaan maritim masa hindu-buddhakerajaan-kerajaan maritim masa hindu-buddha
kerajaan-kerajaan maritim masa hindu-buddha
 
Peradaban Mesir Kuno
Peradaban Mesir KunoPeradaban Mesir Kuno
Peradaban Mesir Kuno
 
Ruang Lingkup & Dasar Manajemen Persediaan _Materi Training "INVENTORY & WAR...
Ruang Lingkup & Dasar Manajemen Persediaan  _Materi Training "INVENTORY & WAR...Ruang Lingkup & Dasar Manajemen Persediaan  _Materi Training "INVENTORY & WAR...
Ruang Lingkup & Dasar Manajemen Persediaan _Materi Training "INVENTORY & WAR...
 
Ppt prosedur penggunaan arsip suryaa
Ppt prosedur penggunaan arsip suryaaPpt prosedur penggunaan arsip suryaa
Ppt prosedur penggunaan arsip suryaa
 
Pengakuan PBB terhadap Kemerdekaan RI.pptx
Pengakuan PBB terhadap Kemerdekaan RI.pptxPengakuan PBB terhadap Kemerdekaan RI.pptx
Pengakuan PBB terhadap Kemerdekaan RI.pptx
 
Tugas sejarah kelas X
Tugas sejarah kelas XTugas sejarah kelas X
Tugas sejarah kelas X
 
Standarisasi Venue untuk MICE
Standarisasi Venue untuk MICEStandarisasi Venue untuk MICE
Standarisasi Venue untuk MICE
 
Penelitian sejarah x
Penelitian sejarah xPenelitian sejarah x
Penelitian sejarah x
 
Penelitian manusia purba di sangiran
Penelitian manusia purba di sangiranPenelitian manusia purba di sangiran
Penelitian manusia purba di sangiran
 
PPT Perlawanan Rakyat Terhadap Penjajah
PPT Perlawanan Rakyat Terhadap PenjajahPPT Perlawanan Rakyat Terhadap Penjajah
PPT Perlawanan Rakyat Terhadap Penjajah
 
Hasil Kebudayaan Praaksara Tingkat Lanjut
Hasil Kebudayaan Praaksara Tingkat LanjutHasil Kebudayaan Praaksara Tingkat Lanjut
Hasil Kebudayaan Praaksara Tingkat Lanjut
 
PPT Perang Vietnam Sejarah Peminatan
PPT Perang Vietnam Sejarah PeminatanPPT Perang Vietnam Sejarah Peminatan
PPT Perang Vietnam Sejarah Peminatan
 
Ppt kerajaan islam di Indonesia
Ppt kerajaan islam di IndonesiaPpt kerajaan islam di Indonesia
Ppt kerajaan islam di Indonesia
 
Masyarakat Indonesia pada Masa Praaksara
Masyarakat Indonesia pada Masa PraaksaraMasyarakat Indonesia pada Masa Praaksara
Masyarakat Indonesia pada Masa Praaksara
 
Sejarah Manusia Purba di Afrika
Sejarah Manusia Purba di AfrikaSejarah Manusia Purba di Afrika
Sejarah Manusia Purba di Afrika
 
Sejarah kelas x wajib
Sejarah kelas x wajibSejarah kelas x wajib
Sejarah kelas x wajib
 

Viewers also liked

Inventarisasi koleksi perpustakaan
Inventarisasi koleksi perpustakaanInventarisasi koleksi perpustakaan
Inventarisasi koleksi perpustakaanrsd kol abundjani
 
Konservasi koleksi jatinangor
Konservasi koleksi   jatinangorKonservasi koleksi   jatinangor
Konservasi koleksi jatinangorYosep Yosep
 
Manajemen dan pengelolaan museum kalbar
Manajemen dan pengelolaan museum kalbarManajemen dan pengelolaan museum kalbar
Manajemen dan pengelolaan museum kalbarMohamat Sukardi
 
Urgensi pembentukan organisasi layanan pengadaan pada pemerintah kota malang
Urgensi pembentukan organisasi layanan pengadaan pada pemerintah kota malangUrgensi pembentukan organisasi layanan pengadaan pada pemerintah kota malang
Urgensi pembentukan organisasi layanan pengadaan pada pemerintah kota malangramket
 
Modul01 Pengolahan Bahan Pustaka
Modul01 Pengolahan Bahan PustakaModul01 Pengolahan Bahan Pustaka
Modul01 Pengolahan Bahan PustakaKupuBuku
 
Berita acara serah terima barang milik negara
Berita acara serah terima barang milik negaraBerita acara serah terima barang milik negara
Berita acara serah terima barang milik negaraAivan Al Faouzan Siregar
 
Utilitas dan Tangga
Utilitas dan TanggaUtilitas dan Tangga
Utilitas dan TanggaArsitek 15
 

Viewers also liked (7)

Inventarisasi koleksi perpustakaan
Inventarisasi koleksi perpustakaanInventarisasi koleksi perpustakaan
Inventarisasi koleksi perpustakaan
 
Konservasi koleksi jatinangor
Konservasi koleksi   jatinangorKonservasi koleksi   jatinangor
Konservasi koleksi jatinangor
 
Manajemen dan pengelolaan museum kalbar
Manajemen dan pengelolaan museum kalbarManajemen dan pengelolaan museum kalbar
Manajemen dan pengelolaan museum kalbar
 
Urgensi pembentukan organisasi layanan pengadaan pada pemerintah kota malang
Urgensi pembentukan organisasi layanan pengadaan pada pemerintah kota malangUrgensi pembentukan organisasi layanan pengadaan pada pemerintah kota malang
Urgensi pembentukan organisasi layanan pengadaan pada pemerintah kota malang
 
Modul01 Pengolahan Bahan Pustaka
Modul01 Pengolahan Bahan PustakaModul01 Pengolahan Bahan Pustaka
Modul01 Pengolahan Bahan Pustaka
 
Berita acara serah terima barang milik negara
Berita acara serah terima barang milik negaraBerita acara serah terima barang milik negara
Berita acara serah terima barang milik negara
 
Utilitas dan Tangga
Utilitas dan TanggaUtilitas dan Tangga
Utilitas dan Tangga
 

Similar to MUSEUM KOLEKSI

Draft pedoman hasil fgd
Draft pedoman hasil fgdDraft pedoman hasil fgd
Draft pedoman hasil fgdYosep Yosep
 
Paparan jatinangor 2015 dani
Paparan jatinangor 2015 daniPaparan jatinangor 2015 dani
Paparan jatinangor 2015 daniYosep Yosep
 
Prinsip2 konservasi koleksi kayu
Prinsip2 konservasi koleksi kayuPrinsip2 konservasi koleksi kayu
Prinsip2 konservasi koleksi kayuMaulidha Dewi
 
Pencarian materi arsip aktip dan in aktip
Pencarian materi arsip aktip dan in aktipPencarian materi arsip aktip dan in aktip
Pencarian materi arsip aktip dan in aktipAsgrafo022019
 
KOLEKSI KAIN BESUREK MUSEUM NEGERI BENGKULU.pdf
KOLEKSI KAIN BESUREK MUSEUM NEGERI BENGKULU.pdfKOLEKSI KAIN BESUREK MUSEUM NEGERI BENGKULU.pdf
KOLEKSI KAIN BESUREK MUSEUM NEGERI BENGKULU.pdfnurjannahanggraini1
 
Materi Mengelola sistem kearsipan dan filing sistem
Materi Mengelola sistem kearsipan dan filing sistemMateri Mengelola sistem kearsipan dan filing sistem
Materi Mengelola sistem kearsipan dan filing sistemtianachris
 
Makalah teori sistem_manajemen_kearsipan
Makalah teori sistem_manajemen_kearsipanMakalah teori sistem_manajemen_kearsipan
Makalah teori sistem_manajemen_kearsipanDevi Arditya Nugraha
 
Analisis Restorasi dan Preservasi dari Museum Benteng Heritage
Analisis Restorasi dan Preservasi dari Museum Benteng HeritageAnalisis Restorasi dan Preservasi dari Museum Benteng Heritage
Analisis Restorasi dan Preservasi dari Museum Benteng HeritageJasmine Alya Pramesthi
 
Laporan perjalanan di
Laporan perjalanan diLaporan perjalanan di
Laporan perjalanan diRohman Efendi
 
Laporan Kunjungan Museum Ronggowarsito
Laporan Kunjungan Museum RonggowarsitoLaporan Kunjungan Museum Ronggowarsito
Laporan Kunjungan Museum RonggowarsitoDiah Dwi Ammarwati
 
Pengertian arsip
Pengertian arsipPengertian arsip
Pengertian arsipMhd Habib
 
Identifikasi & Pengendalian dokumen dan Arsip _Training "Document CONTROL & F...
Identifikasi & Pengendalian dokumen dan Arsip _Training "Document CONTROL & F...Identifikasi & Pengendalian dokumen dan Arsip _Training "Document CONTROL & F...
Identifikasi & Pengendalian dokumen dan Arsip _Training "Document CONTROL & F...Kanaidi ken
 
pertemuan-iv-kebijakan-akuisisi.pptx
pertemuan-iv-kebijakan-akuisisi.pptxpertemuan-iv-kebijakan-akuisisi.pptx
pertemuan-iv-kebijakan-akuisisi.pptxagustinadwijayanti1
 
UU No. 11 th 2010 ttg Cagar budaya
UU No. 11 th 2010 ttg Cagar budayaUU No. 11 th 2010 ttg Cagar budaya
UU No. 11 th 2010 ttg Cagar budayaSei Enim
 
arsip-dan-kearsipan-power-point.pptx
arsip-dan-kearsipan-power-point.pptxarsip-dan-kearsipan-power-point.pptx
arsip-dan-kearsipan-power-point.pptxririnakarimah
 

Similar to MUSEUM KOLEKSI (20)

Draft pedoman hasil fgd
Draft pedoman hasil fgdDraft pedoman hasil fgd
Draft pedoman hasil fgd
 
Paparan jatinangor 2015 dani
Paparan jatinangor 2015 daniPaparan jatinangor 2015 dani
Paparan jatinangor 2015 dani
 
Prinsip2 konservasi koleksi kayu
Prinsip2 konservasi koleksi kayuPrinsip2 konservasi koleksi kayu
Prinsip2 konservasi koleksi kayu
 
Kearsipan
KearsipanKearsipan
Kearsipan
 
Arsip
ArsipArsip
Arsip
 
Terminologi.ppt
Terminologi.pptTerminologi.ppt
Terminologi.ppt
 
Pencarian materi arsip aktip dan in aktip
Pencarian materi arsip aktip dan in aktipPencarian materi arsip aktip dan in aktip
Pencarian materi arsip aktip dan in aktip
 
KOLEKSI KAIN BESUREK MUSEUM NEGERI BENGKULU.pdf
KOLEKSI KAIN BESUREK MUSEUM NEGERI BENGKULU.pdfKOLEKSI KAIN BESUREK MUSEUM NEGERI BENGKULU.pdf
KOLEKSI KAIN BESUREK MUSEUM NEGERI BENGKULU.pdf
 
Materi Mengelola sistem kearsipan dan filing sistem
Materi Mengelola sistem kearsipan dan filing sistemMateri Mengelola sistem kearsipan dan filing sistem
Materi Mengelola sistem kearsipan dan filing sistem
 
Makalah teori sistem_manajemen_kearsipan
Makalah teori sistem_manajemen_kearsipanMakalah teori sistem_manajemen_kearsipan
Makalah teori sistem_manajemen_kearsipan
 
Analisis Restorasi dan Preservasi dari Museum Benteng Heritage
Analisis Restorasi dan Preservasi dari Museum Benteng HeritageAnalisis Restorasi dan Preservasi dari Museum Benteng Heritage
Analisis Restorasi dan Preservasi dari Museum Benteng Heritage
 
Laporan perjalanan di
Laporan perjalanan diLaporan perjalanan di
Laporan perjalanan di
 
Pp no 66_2015
Pp no 66_2015Pp no 66_2015
Pp no 66_2015
 
Laporan Kunjungan Museum Ronggowarsito
Laporan Kunjungan Museum RonggowarsitoLaporan Kunjungan Museum Ronggowarsito
Laporan Kunjungan Museum Ronggowarsito
 
Pengertian arsip
Pengertian arsipPengertian arsip
Pengertian arsip
 
Identifikasi & Pengendalian dokumen dan Arsip _Training "Document CONTROL & F...
Identifikasi & Pengendalian dokumen dan Arsip _Training "Document CONTROL & F...Identifikasi & Pengendalian dokumen dan Arsip _Training "Document CONTROL & F...
Identifikasi & Pengendalian dokumen dan Arsip _Training "Document CONTROL & F...
 
pertemuan-iv-kebijakan-akuisisi.pptx
pertemuan-iv-kebijakan-akuisisi.pptxpertemuan-iv-kebijakan-akuisisi.pptx
pertemuan-iv-kebijakan-akuisisi.pptx
 
UU No. 11 th 2010 ttg Cagar budaya
UU No. 11 th 2010 ttg Cagar budayaUU No. 11 th 2010 ttg Cagar budaya
UU No. 11 th 2010 ttg Cagar budaya
 
Study lapangan
Study lapanganStudy lapangan
Study lapangan
 
arsip-dan-kearsipan-power-point.pptx
arsip-dan-kearsipan-power-point.pptxarsip-dan-kearsipan-power-point.pptx
arsip-dan-kearsipan-power-point.pptx
 

Recently uploaded

DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxbkandrisaputra
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 

Recently uploaded (20)

DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 

MUSEUM KOLEKSI

  • 1. PENGELOLAAN KOLEKSI MUSEUM Museum adalah lembaga yang diberikan kewenangan sebagai tempat penyimpanan, perawatan, pengamanan, dan pemanfaatan benda-benda bukti materiil hasil budaya manusia serta alam dan lingkungannya guna menunjang upaya perlindungan dan pelestarian kekayaan budaya bangsa (Pasal 1 PP nomor 19 tahun 1995). Kaitannya dengan ilmu pengetahuan, museum bertugas mengadakan, melengkapi, dan mengembangkan tersedianya obyek penelitian ilmiah bagi siapapun. Obyek penelitian ilmiah inilah yang disebut sebagai koleksi museum. Untuk mewujudkan fungsi museum, diperlukan struktur organisasi museum. A. Struktur Organisasi Museum Museum memiliki tugas berat untuk mewujudkan fungsinya dalam bidang konservasi, edukasi, dan rekreasi. Untuk itu, diperlukan organisasi yang kuat dan sistematis, sehingga fungsi museum dapat terlaksana dengan baik. Berikut adalah struktur organisasi minimal yang dimiliki museum. 1. Kepala/Direktur Museum, tugasnya memimpin pelaksanaan tugas dan fungsi 1 museum. 2. Kepala Bagian Tata Usaha Museum, tugasnya memimpin penyelenggaraan urusan tata usaha, urusan rumah tangga dan ketertiban museum. 3. Kepala Bagian Kuratorial, tugasnya memimpin penyelenggaraan pengumpulan, penelitian dan pembinaan koleksi. 4. Kepala Bagian Konservasi dan Preparasi, tugasnya memimpin penyelenggaraan konservasi, restorasi dan reproduksi koleksi serta preparasi tata pameran. 5. Kepala Bagian Bimbingan dan Publikasi, tugasnya memimpin penyelenggaraan kegiatan bimbingan dengan metode dan sistem edukatif kultural dalam rangka menanamkan daya apresiasi dan penghayatan nilai warisan budaya dan ilmu pengetahuan serta menyelenggarakan publikasi tentang koleksi museum. 6. Kepala Bagian Registrasi dan Dokumentasi, tugasnya memimpin penyelenggaraan registrasi dan dokumentasi seluruh koleksi 7. Perpustakaan, tugasnya menyelenggarakan perpustakaan, dan menyimpan hasil penelitian dan penerbitan museum. B. Pengadaan Koleksi Museum Museum tanpa koleksi tidak akan bisa hidup, karena koleksi adalah ruh dari museum itu sendiri. Untuk itu, pengelola museum tidak boleh berhenti dalam melengkapi koleksinya.
  • 2. Semakin lengkap koleksi yang dimiliki, semakin hidup museum tersebut. Secara umum, pengadaan koleksi memiliki 2 tujuan pokok, yaitu: 1. Penyelamatan warisan sejarah alam dan sejarah budaya; 2. bahan penyebarluasan informasi mengenai kekayaan warisan sejarah alam dan 2 sejarah budaya. Kegiatan pengadaan kolesi museum meliputi: 1. merancang kebijaksanaan pengadaan koleksi museum 2. kegiatan penempatan koleksi 3. kegiatan pengamanan koleksi 4. kegiatan perlindungan dan penyediaan tempat bagi koleksi Proses pengadaan koleksi tersebut sebaiknya menyebutkan secara jelas cara dan dokumentasi yang harus dibuat, serta tempat dokumentasi itu disimpan. Kurator dalam kegiatan pengadaan koleksi bekerja sama dengan registrer. Berikut adalah hal-hal yang harus diperhatikan dalam pengadaan koleksi museum. 1. Direncanakan dan dilakukan secara baik dan benar, objek harus konsisten dengan koleksi yang menjadi tujuan (visi dan misi) museum; 2. Sesuai dengan kebutuhan pemilikan koleksi di museum, dilaksanakan dengan tujuan untuk melengkapi koleksi, tata pameran tetap atau temporer. Sebuah perencanaan pameran dapat menjadi salah satu sasaran dalam melakukan kegiatan pengadaan koleksi; 3. Peraturan yang menyangkut kebijaksanaan pengadaan koleksi, dan juga menyangkut kelanjutannya: penempatan, pengamanan, perlindungan dan penyediaan tempat. 4. Penyelamatan suatu benda, sebagai contoh suatu objek yang langka kemungkinan akan hilang jika pengelola museum tidak segera menjadikannya sebagai koleksi museum; 5. Bila ada penawaran objek untuk dijual harus dapat dibandingkan dengan objek yang diperoleh dari hibah atau warisan; 6. Objek harus sesuai dengan kemampuan museum dalam melakukan perawatan; 7. Objek dapat digunakan sebagai koleksi pada masa yang akan datang Dalam menentukan kebijakan pengadaan koleksi, perlu mempertimbangkan hal-hal berikut ini. 1. Prinsip dan persyaratan sebuah benda menjadi koleksi, antara lain: a. Memiliki nilai sejarah dan nilai ilmiah (termasuk nilai estetika);
  • 3. b. Dapat diidentifikasikan mengenai bentuk, tipe, gaya, fungsi, makna, asal secara historis dan geografis, genus (untuk biologis), atau periodenya (dalam geologi, khususnya untuk benda alam); c. Harus dapat dijadikan dokumen, dalam arti sebagai bukti kenyataan dan 3 eksistensinya bagi penelitian ilmiah 2. Pertimbangan skala prioritas, yaitu penilaian untuk benda-benda yang bersifat: a. Masterpiece, merupakan benda yang terbaik mutunya b. Unik, merupakan benda-benda yang memiliki ciri khas tertentu bila dibandingkan dengan benda-benda yang sejenis c. Hampir punah, merupakan benda yang sulit ditemukan karena dalam jangka waktu yang sudah terlalu lama tidak dibuat lagi d. Langka, merupakan benda-benda yang sulit ditemukan karena tidak dibuat lagi atau karena jumlah hasil pembuatannya hanya sedikit. Pengadaan koleksi dapat dilakukan melalui cara-cara berikut ini: 1. Hibah, yaitu pemberian, hadiah, atau sumbangan 2. Titipan 3. Pinjaman 4. Tukar menukar dengan museum lain 5. Hasil temuan, baik dari hasil survey, ekskavasi, maupun sitaan 6. Imbalan jasa, baik pembelian dari hasil penemuan ataupun warisan C. Administrasi Koleksi Administrasi koleksi adalah suatu tata-tertib dalam tatalaksana secara sistematis dalam hubungannya dengan objek museum. Administrasi koleksi juga merupakan suatu proses pengelolaan koleksi dan segenap kegiatan dalam pengelolaan koleksi untuk mencapai tujuan museum sesuai dengan visi dan misi museum. Administrasi koleksi sering dikaitkan dengan kegiatan tata usaha dalam pengelolaan koleksi, yaitu kegiatan penyelenggaraan urusan tulis menulis, dokumentasi dan kearsipan dalam pengelolaan koleksi. Peralatan administrasi yang diperlukan untuk perencanaan, pelaporan kegiatan dan untuk bahan evaluasi, adalah sebagai berikut: 1) Berita Acara Pemeriksaan Koleksi, dibuat oleh seksi koleksi sebelum menyerahkan koleksi yang akan dipamerkan kepada seksi penyajian atau dikonservasi oleh seksi. Seksi penyajian/konservasi juga membuat Berita Acara yang sama kepada seksi koleksi pada saat pengembalian koleksi. Berita Acara itu juga dibuat apabila museum
  • 4. mengadakan transaksi pembelian, penukaran dan peminjaman koleksi untuk berbagai keperluan, misalnya pameran temporer. 2) Berita Acara Serah Terima Koleksi, dibuat apabila suatu seksi menerima atau 4 menyerahkan koleksi. 3) Buku Penerimaan Koleksi, dipergunakan untuk mencatat setiap koleksi yang diterima, dicatat secara kronologis menurut hari/tanggal waktu koleksi itu diterima. Buku ini wajib dimiliki oleh setiap seksi. 4) Kartu Koleksi/kartu katalog/kartu tik, memuat data tentang sekelompok koleksi. Disusun dan disimpan di dalam laci kartu yang diletakan pada gudang koleksi, atau dalam ruangan seksi koleksi. Kartu itu dapat menunjukkan adanya mutasi koleksi. 5) Buku Pengeluaran Koleksi, terdapat pada seksi koleksi untuk mencatat koleksi-koleksi yang dikeluarkan dan ditulis secara kronologis menurut hari/tanggal pengeluaran. 6) Tanda Pengeluaran Koleksi, berfungsi sebagai surat pengantar dalam penyerahan koleksi dari seksi koleksi kepada seksi pemeliharaan koleksi/seksi penyajian/seksi bimbingan dan publikasi. Dalam administrasi, di dalamnya mencakup dokumentasi objek museum. Dokumentasi objek museum adalah keterangan tertulis mengenai koleksi museum. Apabila objek museum tidak mempunyai keterangan tertulis perlu dicari keterangan dengan jalan melaksanakan: a. studi perbandingan koleksi yang menggunakan berbagai macam metode sesuai dengan kebutuhan, b. penelitian secara tipologis, c. penelitian secara historis, d. penelitian secara stylistik, dan e. penelitian secara antropologis, dsb. Dokumentasi koleksi dibagi dalam dua kategori umum, yaitu: 1. dokumentasi yang biasanya disertai fungsi registrasi. Dokumen utama ini merupakan status legal dari sebuah objek atau pada pinjam-meminjam di museum, serta objek yang berpindah-pindah dan dijaga di bawah pengawasan museum. Dokumentasi registrasi berisi catatan dari dokumen resmi, seperti bukti legal kepemilikan atau pemilik objek sistem dokumentasi, berhubungan antara objek dengan nomor khusus, misalnya nomor inventaris dan nomor pinjam-meminjam, memberikan kemudahan dalam mendapatkan informasi objek atau lokasi yang terakhir, serta dokumentasi objek dalam pinjam-meminjam yang menunjukkan semua aktivitas objek tersebut sewaktu di bawah pengawasan museum; 2. dokumentasi yang disertai dengan fungsi kuratorial, memberikan informasi yang lebih luas mengenai sebuah objek dan menempatkan objek pada tempat yang tepat
  • 5. dan penting di dalam kebudayaan dan ilmu pengetahuan. Dokumentasi koleksi sebaiknya dibuat tepat pada waktunya, disimpan di lokasi yang aman dan terpelihara dengan penerangan yang tepat, disertai dengan metode penyimpanan yang baik, dan bila perlu dibuat duplikat dokumentasi yang disimpan di luar museum. Pendokumentasian yang umum dilakukan di museum adalah pembuatan kartu tik. D. Registrasi, Inventarisasi, dan Penelitian Koleksi 5 1. Registrasi Registrasi adalah kegiatan pencatatan suatu benda, setelah benda tersebut ditentukan secara resmi menjadi koleksi museum, ke dalam buku induk registrasi. Pencatatan dilakukan pula terhadap dokumen-dokumen yang terkait dengan koleksi tersebut, seperti berita acara, surat wasiat, dsb. Fungsi registrasi adalah: a. penelitian koleksi lebih lanjut, karena merupakan sumber informasi awal dari koleksi tersebut; b. registrasi diperlukan dalam proses pinjam-meminjam koleksi atau koleksi yang untuk sementara meninggalkan pengawasan museum, untuk beberapa maksud, misalya untuk pengujian atau identifikasi; c. registrasi disusun untuk membantu menginspeksi secara periodik terhadap koleksi untuk terjaminnya ketepatan dalam menangani koleksi, serta untuk mengetahui jumlah koleksi yang dimiliki, titipan, atau yang dikeluarkan. Sehingga dapat dicegah adanya penipuan atau pengakuan dari seseorang atas kepemilikan koleksi; d. membantu ilmuan dalam penelitian. Pencatat registrasi koleksi disebut registrar. Data koleksi yang dicatatat dalam buku registrasi sebagai berikut: 1. nomor registrasi 2. nomor invetarisasi 3. nama koleksi (umum atau khusus) 4. uraian singkat 5. tempat pembuatan 6. tempat perolehan 7. cara perolehan 8. ukuran 9. tanggal/tahun masuk 10. harga
  • 6. 6 11. keterangan 2. Inventarisasi Inventarisasi merupakan suatu kegiatan pencatatan benda-benda yang dijadikan koleksi museum ke dalam buku inventarisasi koleksi. Kurator dalam melaksanakan inventarisasi bekerjasama dengan Bagian Registrasi dan Dokumentasi, serta Konservasi untuk mengetahui keadaan koleksi. Kegiatan inventarisasi koleksi meliputi: a. Penomoran Penomoran ini untuk mengamankan dan mempermudah dalam pengelolaan koleksi. Penomoran pada registrasi koleksi adalah penomoran kepada seluruh koleksi museum secara berurutan, berdasarkan masuknya koleksi ke museum. Sedangkan penomoran inventarisasi koleksi didasarkan kepada jenis klasifikasi dan jumlah koleksi dalam satu jenis klasifikasi koleksi, kemudian diikuti oleh nomor urut koleksi dalam satu jenis klasifikasi. b. Klasifikasi Klasifikasi merupakan pengelompokan koleksi berdasarkan kriteria tertentu, yaitu menurut disiplin ilmu, subdisiplin ilmu, serta berdasarkan jenis, bahan, asal daerah, dan kronologi. Tujuan klasifikasi adalah untuk menciptakan pengelompokkan dan mempermudah dalam pengelolaan dan penelitian koleksi sehingga dapat dimanfaatkan secara optimal untuk kepentingan pendidikan, studi dan rekreasi. c. Katalogisasi koleksi Katalogisasi koleksi merupakan suatu kegiatan merekam, baik secara verbal maupun visual, serta menguraikan identifikasi koleksi pada lembaran kerja yang mempunyai format tertentu. Setiap satu kartu katalog hanya mencatat satu benda atau satu kelompok kesatuan kecil, berisi nama dan alamat museum, nomer inventaris/katalog, nama benda, deskripsi benda, ukuran dan timbangan, tempat asal, kurun waktu/zaman, cara pengadaan/mendapatkan, tanggal pengadaan, lokasi penyimpanan di museum, referensi publikasi/informasi, keterangan lain-lain. d. Pengukuran koleksi Pengukuran dilakukan oleh petugas museum yang bertugas sebagai tim survey dan pengadaan koleksi, registrar, dan curator, baik pada saat benda akan dijadikan koleksi maupun sudah menjadi koleksi museum.
  • 7. 7 e. Pemotretan koleksi Pemotretan koleksi dilakukan mulai dari saat pengadaan koleksi (untuk laporan), dokumentasi dalam pengelolaan koleksi museum, bahkan pada setiap koleksi yang akan dan sesudah dikonservasi atau direstorasi. f. Berita acara Berita acara adalah sebuah keterangan resmi tentang status atau keberadaan sebuah koleksi yang ditanda tangani dua pihak beserta saksi, atas sepengetahuan penanggung jawab koleksi. Berita acara biasanya dibuat dengan pihak luar atau antar penanggungjawab pengelola koleksi di museum. Berita acara dibuat oleh tim pengadaan koleksi ke bagian koleksi, kemudian dari bagian koleksi ke bagian preparasi, untuk disajikan atau disimpan di gudang. 3. Penelitian Koleksi Penelitian koleksi dilakukan oleh kurator museum. Terdapat dua macam subyek penelitian di museum, yaitu: a. subyek penelitian yang bersumber pada masalah-masalah yang berkaitan dengan koleksi museum; b. bersumber pada masalah bahan koleksi, berkaitan dengan pengembangan museum. Penelitian koleksi secara garis besar dapat dibagi menjadi 3 jenis, yaitu: a. Suatu penelitian terhadap koleksi sepenuhnya bertujuan untuk memberikan penjelasan tentang riwayat koleksi itu sendiri; b. Penelitian tentang suatu koleksi dengan tujuan untuk menguraikan peranan suatu koleksi yang lebih luas dalam kerangka sejarah; c. Penelitian terhadap koleksi dengan tujuan hanya sebagai data pendukung dari suatu kajian peristiwa sejarah yang pernah terjadi. 4. Penyajian dan Penyimpanan Koleksi Untuk kegiatan ini kurator bekerjasama dengan Bagian Preparasi. Koleksi yang tidak dipamerkan harus disimpan dengan baik di ruangan penyimpanan (storage). Agar tidak terjadi kebosanan terhadap pengunjung perlu diadakan pergantian koleksi yang dipamerkan dengan yang disimpan. Koleksi yang berada baik di ruang pamer maupun di ruang simpan harus cukup terlindung dari api, coretan dan bencana alam. Dalam penataan pameran perlu diperhatikan hal-hal berikut ini. a. Sasaran idiilnya, yaitu maksud dan tujuannya harus direncanakan oleh kurator bersangkutan. Kurator harus memperhatikan segala akibat dan memikirkan
  • 8. dengan sesempurnanya sebelum menyelenggarakan pameran, sehingga pameran tidak bersifat sembrono dan serampangan, karena masyarakat yang akan mengunjungi pameran adalah masyarakat yang berlainan kehendak dan tingkat kecerdasan; 8 b. Persyaratan teknis Setelah kurator menentukan garis besar, tema dan tujuan pameran dengan sepengetahuan Kepala Museum, kemudian kurator menyerahkan koleksi yang akan dipamerkan dengan segala keterangannya kepada preparator. Preparator kemudian memikirkan segala rencana persyaratan teknisnya dengan tidak melupakan hubungan-hubungan yang erat antara koleksi, sasaran idiil, dan pengunjung. Persyaratan teknisnya meliputi tata pameran, cahaya, label, sirkulasi udara, peralatan audio-visual, lukisan dan diorama, keamanan, dan lalu lintas pengunjung. Museum juga sebaiknya mengadakan pameran keliling, dengan tujuan menyampaikan informasi tentang koleksi museum kepada masyarakat yang berada jauh dari museum tersebut. E. Reproduksi Koleksi Koleksi yang bersifat menarik dan langka, atau replikanya ingin dimiliki museum atau institusi lain perlu untuk dilakukan reproduksi dengan pembuatan replika koleksi tersebut, dalam hal ini kurator bekerjasama dengan Bagian Reproduksi. Dalam teknik pembuatan replika perlu dipilih teknik yang tidak bersifat destruktif, misalnya dalam pembuatan replika dengan bahan fiber, diupayakan agar tidak merusak dan merubah warna koleksi yang dipergunakan sebagai cetakannya. F. Perawatan dan Perbaikan Koleksi Koleksi yang dimiliki oleh sebuah museum agar tetap terjaga kelestariannya perlu dilakukan perawatan yang sesuai dengan karakteristik dan material koleksi. Selain konservasi, perlu tindakan pencegahan terhadap kerusakan koleksi atau preservasi sehingga koleksi tetap terjaga kelestariannya, dalam kegiatan tersebut dituntut peran aktif konservator dan preservator dan sebaiknya memiliki keahlian yang cukup tentang seni koleksi yang menjadi tanggung jawabnya, sehingga tidak menggantungkan masalah kelestarian koleksi sepenuhnya kepada kurator. Koleksi-koleksi yang mengalami kerusakan atau fragmentaris perlu diperbaiki atau direkonstruksi supaya dapat diperoleh bentuk seperti semula. Dalam kegiatan ini kurator bekerjasama dengan Bagian Restorasi. G. Penginformasian Koleksi pada Masyarakat
  • 9. Museum sangat berperan dalam pengembangan kebudayaan nasional, terutama dalam pendidikan nasional, karena museum menyediakan sumber informasi yang meliputi segala aspek kebudayaan dan lingkungan yang dibudidayakan oleh manusia. Museum menyediakan berbagai macam sumber inspirasi bagi kreativitas yang inovatif yang dibutuhkan dalam pembangunan nasional. Hasil penelitian kurator harus dipublikasikan kepada publik, dalam kegiatan ini kurator bekerjasama dengan bagian publikasi. Publikasi dapat dilakukan melalui homepage museum atau kegiatan seminar dan diskusi ilmiah. 9 H. Pengurangan Koleksi Terdapat beberapa dasar pertimbangan di dalam menetapkan kriteria pengurangan, yaitu: 1) Adanya batasan-batasan yang mungkin untuk melarang pengurangan serta prosedur untuk memutuskan hal itu; 2) Pengurangan dapat dilakukan bilamana obyek sudah tidak relevan atau berguna dalam kegiatan museum; 3) Timbulnya bahaya pada obyek karena ketidak mampuan merawatnya secara tepat; 4) Kondisi obyek yang semakin buruk; 5) Adanya keraguan tentang obyek yang tidak dapat digunakan di masa yang akan datang; 6) Museum memiliki obyek yang melimpah yang tidak didukung oleh daya tampung tempat penyimpanannya; 7) Untuk melengkapi obyek lainnya pada koleksi untuk tujuan museum selanjutnya, biasanya dengan melakukan tukar-menukar obyek; 8) Mempertimbangkan perhatian dan reaksi masyarakat. Sewaktu keputusan pengurangan obyek dari koleksi diambil, harus diperhatikan: 1) Cara yang tepat dalam tindakan pengurangan, misalnya menghadiahkan kepada museum lain; 2) Merencanakan penggunaan obyek yang semakin rusak atau buruk keadaannya untuk kepentingan lain, seperti riset, eksperimen, dan sebagainya; 3) Mempertimbangkan kepentingan lokal atau nasional yang akan menunjukkan keberatan dalam memutuskan pengurangan obyek dari koleksi; 4) Mempertimbangkan cara pemberitahuan kepada pemberi sumbangan obyek yang akan dikurangi bila masih hidup, sebagai penghormatan.
  • 10. Sumber: Direktorat Museum. 2007. Pengelolaan Koleksi Museum. Direktorat Jenderal Sejarah Dan Purbakala Departemen Kebudayaan Dan Pariwisata. 10