SlideShare a Scribd company logo
FUNGSI UNSUR HARA, GEJALA 
DEFISIENSI DAN 
PENANGGULANGANNYA 
1. FUNGSI UNSUR HARA MAKRO 
A. Unsur N (Nitrogen) 
a. Fungsi : Penting untuk pertumbuhan tanaman, dibutuhkan dalam pembentukan 
protein, perpaduan klorofil dan fotosintesa 
b. Gejala Defisiensi N : 
- Daun-daun pelepah tua berwarna hijau pucat, sampai kuning. 
- Kecepatan pembentukan pelepah (jumlah pelepah/pokok/tahun) menurun, oleh karena 
itu bentuk tajuk menjadi kelihatan rata (flat top) 
- Helaian anak daun menyempit dan menggulung pada lidinya, pada kasus berat lidi 
menjadi berwana kuning 
- Gejala ini disebut Yellow Frond (pelepah tua, lidi dan anak daunnya berwarna kuning, 
merupakan gejala kekurangan N pada lahan normal 
- Pada lahan becek, biasanya pada rendahan dengan drainase jelek mengakibatkan daun 
menguning secara keseluruhan, baik pelepah muda maupun pelepah tua, sehingga tajuk 
(mahkota) berwarna kuning, gejala ini dinamakan Yellow Palm 
- Pada TBM yang circle-nya ditutup dengan tandan kosong (mulching dengan empty 
bunch), maka sementara berlangsung proses pembusukan, tanaman akan menunjukkan 
defisiensi N 
- Tanaman yang baru ditanam di lahan (perakaran baru belum terbentuk) akan 
mengalami kekurangan N, gejala ini dinamakan transplanting shock 
- Bibit di PN, daunnya berwarna hijau pucat diikuti warna kekuningan dan adanya 
gejala nekrosis (jaringan mati) 
c. Penyebab Defisiensi N 
- Pada lahan normal, Yellow Frond terjadi karena adanya gulma jahat yang dominant 
(terutama lalang dan mikania), perkembangan akar terhambat oleh pemadatan tanah, 
lapisan tanah terlalu tipis 
- Ketersediaan N dalam tanah memang sedikit, sehingga tidak mampu menunjang 
pertumbuhan tanaman. Sementara pemberian pupuk N tidak memadai atau pemberian 
tidak efektif karena banyaknya penguapan, penghanyutan dan pencucian
- Yellow Palm terjadi karena tanah jenuh air, becek atau bahkan selalu tergenang, 
mengakibatkan penurunan mineralisasi dalam tanah dan menurunnya pH tanah (< 4) 
- Sebaliknya pada tanah gambut dengan drainase yang baik akan terjadi proses 
mineralisasi yang berlebihan sehingga N terikat dalam tanah. 
- Pengikatan N juga terjadi pada lahan normal yang LCC-nya mati dan yang sering 
dibabat interownya 
- Bibit di PN kekurangan N, biasanya karena perakaran busuk, tanah jenuh air sampai 
becek, kadang-kadang bedengan tergenang air, hal ini diakibatkan dari penyiraman yang 
berlebihan dan drainase yang jelek 
d. Penanggulangan 
- Pengendalian gulma dan mempertahankan keberadaan LCC selama mungkin sampai 
LCC-nya mati karena kekurangan sinar matahari, menembus tajuk. 
- Menghindarkan pemadatan tanah, membuat drainase yang efektif, terus mempertahan 
dan memeliharanya 
- Memberikan pupuk N extra pada TBM yang dimulching EFB (urea ditaburkan di atas 
EFB) 
- Memperlakukan root pruning pada bibit sebelum ditanam ke lahan 
- Menyiram bibit di PN secukupnya dan dibuatkan parit-parit 
- Pada lahan TM, memberikan pupuk N yang secukupnya sebagai acuan dapat 
digambarkan blok yang menghasilkan 25 ton TBS/ha/th, membutuhkan urea 1.0 – 1.3 
kg/pokok/tahun 
B. Unsur P (Phosphorus) 
a. Fungsi : Penting untuk pertumbuhan tanaman, terutama dalam pertumbuhan akar, 
sedangkan pertumbuhan akar merupakan sarana penting untuk tumbuh kokohnya tanaman 
pada tahap awal perkembangannya. 
b. Gejala Defisiensi P : 
- Tanaman yang kekurangan P, pertumbuhannya kerdil, pelepah memendek dan ada 
kecendrungan batang/bonggol batang mengerucut 
- Tanaman lain yang digunakan sebagai indicator, warna helaian daun lalang keunguan, 
LCC terutama PJ berdaun kerdil, sulit berkembang dan bintil-bintil N pada akar sangat 
jarang 
- Biasanya terdapat Senggani Merah (Melastoma malabathricum) dan pakis kawat 
(Dicranopteris linearis) mendominasi gulma di interow
c. Penyebab Umum Defisiensi P : 
- Lahan yang top soilnya telah habis tergusur atau hilang terbawa erosi (pucak bukit, 
tanah miring yang terbuka) 
- Pupuk P yang diberikan terikat oleh adanya senyawa Al dan Fe, pada pH rendah 
(tanah masam) sehingga tidak dapat diambil oleh akar tanaman 
- Pemberian pupuk P tidak mencukupi, terutama pada areal replanting dengan produksi 
yang tinggi tadinya. 
d. Penanggulangan : 
- Berikan pupuk P secukupnya pada masa pembibitan, waktu penanaman di lahan dan 
selama masa TBM, baik kelapa sawit maupun LCC untuk membangun persediaan phospat 
dalam tanah. RP dapat diberikan secara besar-besaran 1 ton/ha pada LCC 
- Membangun sarana pencegah erosi (benteng, tapak kuda, teras) untuk mengurangi 
hinlangnya P (asli maupun pupuk P yang diberikan), oleh aliran air dipermukaan atau 
terbawa hanyut oleh erosi 
- PadaTM, diberikan pupuk diberikan pupuk P yang cukup sebagai acuan jika produksi 
25 ton/ha/th diperlukan pupuk RP sebanyak 0.5 – 0.7 kg/pokok/th 
C. Unsur K (Potassium) 
a. Fungsi : 
- K merupakan unsur penting untuk pertumbuhan tanaman, terutama berperan dalam 
optimalisasi fungsi stomata pada daun. Tanaman yang kekurangan K menjadi tidak tahan 
terhadap kekeringan 
- K berperan penting dalam tranportasi hasil asimilasi, mengaktifkan enzim serta 
berperan dalam proses pembentukan minyak pada tandan buah 
- K berpengaruh terhadap besar dan jumlah tandan buah dan factor yang penting untuk 
ketahanan tanaman terhadap penyakit 
- K penentu terbesar terhadap keberhasilan produksi lahan gambut 
b. Gejala Defisiensi K : 
- Defisiensi K pada tanaman kelapa sawit berupa : Orange Spotting (OS) Confluent 
Orange Spotting (COS), Diffused Mid-Crown Yellowing (MCY) dan White Stripe (WS) 
- Orange Spotting berupa bercak bentuk segi empat panjang dengan warna orange, 
tembus cahaya. Gejala ini nampak pada helaian daun pelepah tua, karena K bisa berpindah 
dari daun tua ke daun yang lebih muda
- Apabila bercak OS berubah warna menjadi orange mengkilat dan bersatu menjadi 
jaringan yang padu, maka menjadi COS, jaringan COS juga tembus cahaya 
- Bercak OS maupun COS, kerap kali berkembang menjadi jaringan yang mati karena 
terinfeksi oleh penyakit sebelum akhirnya pelepah menjadi kering dan mati 
- MCY terdapat pada tanah pasir yang masam dan tanah gambut, terutama sesudah 
kemarau panjang. Pada kasus defisiensi berat pelepah tua secara mendadak kering dan mati 
- WS kemungkinan disebabkan adanya ketidakseimbangan antara N dan K, 
sehubungan dengan pemberian N yang berlebihan disertai dengan pemberian K dan B yang 
tidak mencukupi 
- Defisiensi K diduga ada kaitannya dengan mudahnya tanaman terserang oleh 
berbagai penyakit seperti : Vascular wilt disease, Cercospora, Ganoderma serta kelainan 
fisiologis lainnya, yang berakibat gagalnya tandan buah dan bahkan gagalnya tanaman itu 
sendiri 
* Keterangan tambahan : N yang berlebihan, mengakibatkan tanaman disukai ulat. K 
yang berlebihan selain menyebabkan defisiensi B juga menyebabkan turunnya rendemen 
minyak 
c. Penyebab Umum Defisiensi K : 
- Kadar K tertukarkan dalam tanah, rendah (< 0.15 cmol/kg) 
- Defisiensi K umumnya terdapat pada areal : tanah gambut, tanah berpasir dengan 
induk batuan granit, tanah beraksi masam dengan Nilai Tukar Kation rendah 
- Pemupukan K yang tidak mencukupi untuk produktifitas tanaman, kasus ini terjadi 
pada awal TM, terutama pada progeny yang mulai dengan produksi awal yang tinggi 
sementara pemupukan K pada masa TBM tidak mencukupi 
d. Penanggulangan 
- Memberikan pemupukan K yang cukup 
- Mendaur ulang K yang terambil sebagai produksi, berupa pemupukan dengan abu 
tandan atau mulching dengan tandan kosong, Mulching dengan tandan kosong sangat 
diutamakan pada tanah berpasir, guna membangun daya simpan tanah terhadap makanan 
yang diberikan 
- Pada blok dengan produksi 25 ton/ha/th dibutuhkan pemupukan MoP dengan dosis 
1.2 – 1.5 kg/pokok/tahun 
D. Unsur Mg (Magnesium) 
a. Fungsi :
- Mg berfungsi sebagai pusat penghubung dalam klorofil dan karenanya menjadi unsur 
penting dalam proses fotosintesa 
- Mg juga penting untuk metabolisme phosphate, respirasi (pernapasan) serta 
mengaktifkan kerja enzim-enzim. 
b. Gejala Defisiensi Mg : 
- Gejala awal, nampak pada anak-anak daun diujung pelepah tua yaitu warna daun 
menjadi hijau pudar, kemudian berubah menjadi kuning tua terutama pada bagian-bagian 
yang terkena sinar matahari langsung 
- Pelepah yang baru muncul, biasanya tidak menampakkan gejala defisiensi 
- Pada kasus berat, pelepah menjadi kuning tua sampai kuning cerah dan kemudian 
menjadi mati dan kering 
- Helaian anak daun yang terlindung dari sinar matahari, tetap berwarna normal. 
- Pada bagian daun yang chlorotic (tidak hijau lagi) bisa diinvasi oleh jamur 
(Pestalotiopsis gracillis), inilah yang menyebabkan warna keunguan pada ujung pelepah 
dan pinggiran daun yang telah mati mongering 
c. Penyebab Umum Defisiensi MG 
- Gejala defisiensi Mg disebabkan tidak saja karena tidak cukupnya Mg, tetapi juga 
mungkin juga karena ketidakseimbangan antara Mg dengan kation lainnya 
- Keberadaan Mg dalam tanah < 0.3 cmol/kg 
- Sering terjadi pada daerah dengan curah hujan tinggi (> 3500 mm/th) 
- Tanah berpasir dengan topsoil yang dangkal (misalnya pada lahan miring yang 
tererosi) 
- Pemupukan Mg yang tidak seimbang dengan produksi yang tinggi atau pemupukan 
Mg yang tidak cukup untuk memperbaiki defisiensi 
d. Penanggulangan : 
- Batas maksimal keseimbangan Ca : Mg = 5 : 1 ; Mg : K = 1.2 : 1, hal ini bisa 
diketahui dari hasil analisa tanah 
- Produksi TBS 25 ton/ha/th, membutuhkan kiesrite 0.75 – 1.0 kg/pokok/th 
- Pencegahan erosi terutama pada tanah berpasir dengan curah hujan yang tinggi 
- Pada tanah yang beraksi sangat masam dolomite dipakai sebagai sumber utama pupuk 
Mg, karena ada efek samping menaikkan pH tanah, bagaimanapun juga sebenarnya kiesrite 
lebih mudah tersedia bagi tanaman
2. FUNGSI UNSUR HARA MIKRO 
A. Unsur B (Boron) 
a. Fungsi : Boron diperlukan dalam proses sintesa gula dan karbohidrat dalam 
metabolisme inti (nucleus) dan asam protein dan yang terpenting adalah perannya dalam 
proses pembelahan sel (meristematicactivity) 
b. Gejala Defisiensi B : 
- Flat top yakni kenampakan tajuk yang rata, hal ini disebabkan pelepah yang keluar 
kemudian lebih pendek dari pelepah terdahulu 
- Daun berwarna hijau gelap, kaku dan rapuh 
- Ujung daun (lidi) berbentuk mata kail (hook leaf), ujung pelepah seperti terpotong 
(blind leaf), anak daun pada ujung pelepah melidi (bristle tip), anak daun koyak-koyak 
(leaf shatter), daun yang paling ujung pelepah berbentuk ekor ikan (fish tail leaf). 
- Pada kekurangan B yang lebih berat, pelepah membentuk daun yang pendek-pendek 
seperti tulang ikan (fish bone leaf), tingkat yang lebih parah lagi, pelepah mengecil, tidak 
berdaun, seperti tunggul (stump leaf) 
- Proses yang lebih parah lagi tanaman menjadi busuk pucuk dan busuk umbut 
akhirnya mati 
- Pokok yang terkena kekurangan B, cenderung berbuah partenocarpi 
- Tungau red spider mite menyukai pokok yang terkena defisiensi B 
c. Penyebab Umum Defisiensi B : 
- Tanah dengan kandungan B yang tidak mencukupi 
- Pemberian pupuk N, K dan Ca secara berlebihan 
- Kebutuhan tanaman terhadap unsur B yang meningkat, sehubungan dengan 
pengembangbiakan Elaeidobius camerunicus yang menyebabkan penyerbukan meningkat, 
fruit set meningkat 
d. Penanggulangan : 
- Memberikan pemupukan HGF Borate sebanyak 100 – 200 gram/pokok/tahun 
- Berikan HGF Borate dalam circle pokok Β± jari-jari 1 m, mepet ke batang, taburkan 
secara tipis dan merata. Frekuensi 1 – 2 kali/th 
B. Unsur Cu (Copper)
a. Fungsi : Cu perlu untuk pembentukan klorofil dan sebagai katalisator dalam proses 
bermacam reaksi dalam sistem fisiologis tanaman 
b. Gejala Defisiensi Cu : 
- Gejala awal terjadi pada pelepah muda yang telah sempurna membuka, warna daun 
mengalami perubahan dari hijau pucat sampai kuning keputih-putihan, pada anak daun 
yang telah menunjukkan garis-garis klorosis 
- Garis-garis klorosis berkembang dari pinggiran helaian daun sampai dengan kira-kira 
5 – 8 cm lebarnya 
- Tulang daun (lidi) nampak kontras dengan jaringan daun yang klorosis karena adanya 
akumulasi klorofil pada jaringan yang dekat ke lidi, gejala ini disebut mid crown chlorosis 
(MCC) 
- Pada tahap lebih lanjut, bintik kuning dengan garis klorosis tadi, berkembang menjadi 
warna kuning, gejala ini disebut peat yellow 
- Bila kasusnya bertambah parah lagi, pelepah memendek berwarna orange pucat, 
pelepah tua menjadi kering dan mati 
c. Penyebab Umum Defisiensi Cu : 
- Tanah banyak mengandung bahan organic (tanah gambut) 
- Tanah sangat berpasir 
- Bila kandungan Cu daun < 3 – 5 mg/kg 
- Bila K tertukarkan < 0.15 cmol/kg atau pemupukan Mg dalam jumlah yang besar 
telah diberikan 
- Ketersediaan N yang berlebihan dalam tanah sebagai akibat drainase yang baik pada 
tanah gambut atau pemupukan N yang berlebihan 
d. Penanggulangan : 
- Inspeksi lapangan agar gejala awal dapat terdeteksi secara dini 
- MOC dan peat yellow di nursery dipupuk dengan 400 – 500 gr/CuSO4/pokok/tahun 
- Defisiensi Cu di Nursery dilakukan drenching dengan 0.05 % larutan CuSO4 (0.5 
gram dalam 1 liter air) 
- Pemupukan koreksi terhadap defisiensi K pada tanah gambut maupun tanah berpasir, 
dapat memperbaiki pengambilan Cu
Komponen 
Jumlah Hara (Kg/ha/th) 
N P K Mg Ca 
Bagian 
Vegetatif 
40.9 3.1 55.7 11.5 13.8 
Pelepah yang 
Dipangkas 
67.2 8.9 86.2 22.4 61.6 
TBS (25 
ton/ha/th) 
73.2 11.6 93.4 20.8 19.5 
Bunga Jantan 11.2 2.4 16.1 6.6 4.4 
Total 192.5 26.07 251.4 61.3 89.3 
Stadia 
Berat Kering 
(kg/tanaman) 
Kadar Hara Rata-rata (% terhadap Berat 
Kering) 
N P K Mg Ca 
Bibit (12 
bulan) 
0.92 1.370 0.147 1.480 0.218 0.143 
TBM (29 
bulan)

More Related Content

Viewers also liked

Bab v reaksi reduksi oksidasi
Bab v reaksi reduksi oksidasiBab v reaksi reduksi oksidasi
Bab v reaksi reduksi oksidasiAndreas Cahyadi
Β 
Makalah unsur hara
Makalah unsur haraMakalah unsur hara
Makalah unsur hara
f' yagami
Β 
Fotosintesis
FotosintesisFotosintesis
Fotosintesis
Astri
Β 
Difusi dan Osmosis
Difusi dan OsmosisDifusi dan Osmosis
Difusi dan Osmosis
NURSAPTIA PURWA ASMARA
Β 
Hara Mineral
Hara MineralHara Mineral
Hara Mineral
NURSAPTIA PURWA ASMARA
Β 
Hubungan air dengan tanaman
Hubungan air dengan tanamanHubungan air dengan tanaman
Hubungan air dengan tanaman
Astri
Β 
Hidroponik Modern
Hidroponik ModernHidroponik Modern
Hidroponik ModernHaris Setiawan
Β 
Power point tanaman
Power point tanamanPower point tanaman
Power point tanamanSi Mata Duitan
Β 
Kesuburan tanah
Kesuburan tanahKesuburan tanah
Kesuburan tanah
Buyung Amin
Β 
Peranan inovasi dalam pembangunan pertanian
Peranan inovasi dalam pembangunan pertanianPeranan inovasi dalam pembangunan pertanian
Peranan inovasi dalam pembangunan pertanian
Joel mabes
Β 
Fotosintesis
FotosintesisFotosintesis
Fotosintesis
adon lembang
Β 
Pupuk dan pemupukan
Pupuk dan pemupukanPupuk dan pemupukan
Pupuk dan pemupukan
Astri
Β 
Standar ber-Hidroponik
Standar ber-HidroponikStandar ber-Hidroponik
Standar ber-Hidroponik
SMK Muhammadiyah Kramat
Β 
Pengaruh Lingkungan Terhadap Respon Tumbuhan
Pengaruh Lingkungan Terhadap Respon TumbuhanPengaruh Lingkungan Terhadap Respon Tumbuhan
Pengaruh Lingkungan Terhadap Respon Tumbuhan
NURSAPTIA PURWA ASMARA
Β 
pH tanah
pH tanahpH tanah
pH tanah
De Nur
Β 
Fotosintesis
FotosintesisFotosintesis
Fotosintesis
Nicholas Setiawan Jodi
Β 
Penyerapan dan Transpor Zat Hara
Penyerapan dan Transpor Zat HaraPenyerapan dan Transpor Zat Hara
Penyerapan dan Transpor Zat Hara
NURSAPTIA PURWA ASMARA
Β 
Pembangunan pertanian 1
Pembangunan pertanian 1Pembangunan pertanian 1
Pembangunan pertanian 1sagantujuh
Β 
Penyerapan air dan evapotranspirasi
Penyerapan air dan evapotranspirasiPenyerapan air dan evapotranspirasi
Penyerapan air dan evapotranspirasiYeyen Hito
Β 

Viewers also liked (20)

Bab v reaksi reduksi oksidasi
Bab v reaksi reduksi oksidasiBab v reaksi reduksi oksidasi
Bab v reaksi reduksi oksidasi
Β 
Makalah unsur hara
Makalah unsur haraMakalah unsur hara
Makalah unsur hara
Β 
Fotosintesis
FotosintesisFotosintesis
Fotosintesis
Β 
Difusi dan Osmosis
Difusi dan OsmosisDifusi dan Osmosis
Difusi dan Osmosis
Β 
Petani rasional
Petani rasionalPetani rasional
Petani rasional
Β 
Hara Mineral
Hara MineralHara Mineral
Hara Mineral
Β 
Hubungan air dengan tanaman
Hubungan air dengan tanamanHubungan air dengan tanaman
Hubungan air dengan tanaman
Β 
Hidroponik Modern
Hidroponik ModernHidroponik Modern
Hidroponik Modern
Β 
Power point tanaman
Power point tanamanPower point tanaman
Power point tanaman
Β 
Kesuburan tanah
Kesuburan tanahKesuburan tanah
Kesuburan tanah
Β 
Peranan inovasi dalam pembangunan pertanian
Peranan inovasi dalam pembangunan pertanianPeranan inovasi dalam pembangunan pertanian
Peranan inovasi dalam pembangunan pertanian
Β 
Fotosintesis
FotosintesisFotosintesis
Fotosintesis
Β 
Pupuk dan pemupukan
Pupuk dan pemupukanPupuk dan pemupukan
Pupuk dan pemupukan
Β 
Standar ber-Hidroponik
Standar ber-HidroponikStandar ber-Hidroponik
Standar ber-Hidroponik
Β 
Pengaruh Lingkungan Terhadap Respon Tumbuhan
Pengaruh Lingkungan Terhadap Respon TumbuhanPengaruh Lingkungan Terhadap Respon Tumbuhan
Pengaruh Lingkungan Terhadap Respon Tumbuhan
Β 
pH tanah
pH tanahpH tanah
pH tanah
Β 
Fotosintesis
FotosintesisFotosintesis
Fotosintesis
Β 
Penyerapan dan Transpor Zat Hara
Penyerapan dan Transpor Zat HaraPenyerapan dan Transpor Zat Hara
Penyerapan dan Transpor Zat Hara
Β 
Pembangunan pertanian 1
Pembangunan pertanian 1Pembangunan pertanian 1
Pembangunan pertanian 1
Β 
Penyerapan air dan evapotranspirasi
Penyerapan air dan evapotranspirasiPenyerapan air dan evapotranspirasi
Penyerapan air dan evapotranspirasi
Β 

Similar to Fungsi unsur hara

5 penyakit non infeksius 2 defisiensi hara
5 penyakit non infeksius 2 defisiensi hara5 penyakit non infeksius 2 defisiensi hara
5 penyakit non infeksius 2 defisiensi hara
sat rahayuwati
Β 
4 penyakit non infeksius 1 defisiensi hara
4 penyakit non infeksius 1 defisiensi hara4 penyakit non infeksius 1 defisiensi hara
4 penyakit non infeksius 1 defisiensi hara
sat rahayuwati
Β 
Tanah Masam 2023.pptx
Tanah Masam 2023.pptxTanah Masam 2023.pptx
Tanah Masam 2023.pptx
SalsabillahAnnanta
Β 
Pedosfer
PedosferPedosfer
penyakit abiotik.ppt
penyakit abiotik.pptpenyakit abiotik.ppt
penyakit abiotik.ppt
SiskaGiasi
Β 
unsur mikro
unsur mikrounsur mikro
unsur mikro
Jhon Sinambela
Β 
Mekanika Tanah I (Teori Klasifikasi Tanah)
Mekanika Tanah I (Teori Klasifikasi Tanah)Mekanika Tanah I (Teori Klasifikasi Tanah)
Mekanika Tanah I (Teori Klasifikasi Tanah)
Muhammad Zhabri Gaffari Darmawan
Β 
Tugas Mulok XII IPA 1 SMAN 1 Kalukku
Tugas Mulok XII IPA 1 SMAN 1 KalukkuTugas Mulok XII IPA 1 SMAN 1 Kalukku
Tugas Mulok XII IPA 1 SMAN 1 Kalukku
Meganekko Weaboo
Β 
Power point ips tanah
Power point ips tanahPower point ips tanah
Power point ips tanah
krisnaandra10
Β 
A
AA
A
cakidot
Β 
5. KEGUNAAN DAN GEJALA KEKURANGAN HARA.pdf
5. KEGUNAAN DAN GEJALA KEKURANGAN HARA.pdf5. KEGUNAAN DAN GEJALA KEKURANGAN HARA.pdf
5. KEGUNAAN DAN GEJALA KEKURANGAN HARA.pdf
Wan Na
Β 
PELESTARIAN SUMBER DAYA LAHAN KERING
 PELESTARIAN SUMBER DAYA LAHAN KERING PELESTARIAN SUMBER DAYA LAHAN KERING
PELESTARIAN SUMBER DAYA LAHAN KERING
Dzuhri06
Β 
61121-UNSUR-HARA-MIKRO.pdf
61121-UNSUR-HARA-MIKRO.pdf61121-UNSUR-HARA-MIKRO.pdf
61121-UNSUR-HARA-MIKRO.pdf
MapriRudiansyah
Β 
61121-UNSUR-HARA-MIKRO.pdf
61121-UNSUR-HARA-MIKRO.pdf61121-UNSUR-HARA-MIKRO.pdf
61121-UNSUR-HARA-MIKRO.pdf
MapriRudiansyah
Β 

Similar to Fungsi unsur hara (18)

Defisiensi pupuk
Defisiensi pupukDefisiensi pupuk
Defisiensi pupuk
Β 
5 penyakit non infeksius 2 defisiensi hara
5 penyakit non infeksius 2 defisiensi hara5 penyakit non infeksius 2 defisiensi hara
5 penyakit non infeksius 2 defisiensi hara
Β 
4 penyakit non infeksius 1 defisiensi hara
4 penyakit non infeksius 1 defisiensi hara4 penyakit non infeksius 1 defisiensi hara
4 penyakit non infeksius 1 defisiensi hara
Β 
Tanah Masam 2023.pptx
Tanah Masam 2023.pptxTanah Masam 2023.pptx
Tanah Masam 2023.pptx
Β 
Pedosfer
PedosferPedosfer
Pedosfer
Β 
penyakit abiotik.ppt
penyakit abiotik.pptpenyakit abiotik.ppt
penyakit abiotik.ppt
Β 
unsur mikro
unsur mikrounsur mikro
unsur mikro
Β 
Mekanika Tanah I (Teori Klasifikasi Tanah)
Mekanika Tanah I (Teori Klasifikasi Tanah)Mekanika Tanah I (Teori Klasifikasi Tanah)
Mekanika Tanah I (Teori Klasifikasi Tanah)
Β 
Budidaya tomat kuliah
Budidaya tomat kuliahBudidaya tomat kuliah
Budidaya tomat kuliah
Β 
Tugas Mulok XII IPA 1 SMAN 1 Kalukku
Tugas Mulok XII IPA 1 SMAN 1 KalukkuTugas Mulok XII IPA 1 SMAN 1 Kalukku
Tugas Mulok XII IPA 1 SMAN 1 Kalukku
Β 
Power point ips tanah
Power point ips tanahPower point ips tanah
Power point ips tanah
Β 
A
AA
A
Β 
Bab ii (individu)
Bab ii (individu)Bab ii (individu)
Bab ii (individu)
Β 
Bab ii (individu)
Bab ii (individu)Bab ii (individu)
Bab ii (individu)
Β 
5. KEGUNAAN DAN GEJALA KEKURANGAN HARA.pdf
5. KEGUNAAN DAN GEJALA KEKURANGAN HARA.pdf5. KEGUNAAN DAN GEJALA KEKURANGAN HARA.pdf
5. KEGUNAAN DAN GEJALA KEKURANGAN HARA.pdf
Β 
PELESTARIAN SUMBER DAYA LAHAN KERING
 PELESTARIAN SUMBER DAYA LAHAN KERING PELESTARIAN SUMBER DAYA LAHAN KERING
PELESTARIAN SUMBER DAYA LAHAN KERING
Β 
61121-UNSUR-HARA-MIKRO.pdf
61121-UNSUR-HARA-MIKRO.pdf61121-UNSUR-HARA-MIKRO.pdf
61121-UNSUR-HARA-MIKRO.pdf
Β 
61121-UNSUR-HARA-MIKRO.pdf
61121-UNSUR-HARA-MIKRO.pdf61121-UNSUR-HARA-MIKRO.pdf
61121-UNSUR-HARA-MIKRO.pdf
Β 

Recently uploaded

Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdfKisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
indraayurestuw
Β 
Biografi Presiden Republik Indonesia.pdf
Biografi Presiden Republik Indonesia.pdfBiografi Presiden Republik Indonesia.pdf
Biografi Presiden Republik Indonesia.pdf
pristayulianabila
Β 
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptxPembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Sosdiklihparmassdm
Β 
Tugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdf
Tugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdfTugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdf
Tugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdf
nurfaridah271
Β 
peluang kejadian total dan kaidah nbayes
peluang kejadian total dan kaidah nbayespeluang kejadian total dan kaidah nbayes
peluang kejadian total dan kaidah nbayes
ayyurah2004
Β 
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi KomunikasiMateri Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
AdePutraTunggali
Β 
Fisiologi Fonasi dan Saluran Napas Atas.pptx
Fisiologi Fonasi dan Saluran Napas Atas.pptxFisiologi Fonasi dan Saluran Napas Atas.pptx
Fisiologi Fonasi dan Saluran Napas Atas.pptx
arielardinda2
Β 
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdfKelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
JALANJALANKENYANG
Β 
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARUAKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
junaedikuluri1
Β 
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIANSINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
NanieIbrahim
Β 
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
SABDA
Β 
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptxNovel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
NirmalaJane
Β 
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptxRPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
YongYongYong1
Β 
5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx
5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx
5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx
StevanusOkiRudySusan
Β 
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdfMODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
YuristaAndriyani1
Β 
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Kanaidi ken
Β 
Demonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdf
Demonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdfDemonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdf
Demonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdf
d2spdpnd9185
Β 
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdfPanduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
MildayantiMildayanti
Β 
LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...
LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG  MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG  MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...
LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...
HengkiRisman
Β 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Fathan Emran
Β 

Recently uploaded (20)

Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdfKisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Β 
Biografi Presiden Republik Indonesia.pdf
Biografi Presiden Republik Indonesia.pdfBiografi Presiden Republik Indonesia.pdf
Biografi Presiden Republik Indonesia.pdf
Β 
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptxPembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Β 
Tugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdf
Tugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdfTugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdf
Tugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdf
Β 
peluang kejadian total dan kaidah nbayes
peluang kejadian total dan kaidah nbayespeluang kejadian total dan kaidah nbayes
peluang kejadian total dan kaidah nbayes
Β 
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi KomunikasiMateri Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Β 
Fisiologi Fonasi dan Saluran Napas Atas.pptx
Fisiologi Fonasi dan Saluran Napas Atas.pptxFisiologi Fonasi dan Saluran Napas Atas.pptx
Fisiologi Fonasi dan Saluran Napas Atas.pptx
Β 
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdfKelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Β 
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARUAKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
Β 
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIANSINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
Β 
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Β 
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptxNovel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Β 
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptxRPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
Β 
5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx
5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx
5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx
Β 
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdfMODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
Β 
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Β 
Demonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdf
Demonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdfDemonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdf
Demonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdf
Β 
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdfPanduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Β 
LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...
LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG  MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG  MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...
LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...
Β 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Β 

Fungsi unsur hara

  • 1. FUNGSI UNSUR HARA, GEJALA DEFISIENSI DAN PENANGGULANGANNYA 1. FUNGSI UNSUR HARA MAKRO A. Unsur N (Nitrogen) a. Fungsi : Penting untuk pertumbuhan tanaman, dibutuhkan dalam pembentukan protein, perpaduan klorofil dan fotosintesa b. Gejala Defisiensi N : - Daun-daun pelepah tua berwarna hijau pucat, sampai kuning. - Kecepatan pembentukan pelepah (jumlah pelepah/pokok/tahun) menurun, oleh karena itu bentuk tajuk menjadi kelihatan rata (flat top) - Helaian anak daun menyempit dan menggulung pada lidinya, pada kasus berat lidi menjadi berwana kuning - Gejala ini disebut Yellow Frond (pelepah tua, lidi dan anak daunnya berwarna kuning, merupakan gejala kekurangan N pada lahan normal - Pada lahan becek, biasanya pada rendahan dengan drainase jelek mengakibatkan daun menguning secara keseluruhan, baik pelepah muda maupun pelepah tua, sehingga tajuk (mahkota) berwarna kuning, gejala ini dinamakan Yellow Palm - Pada TBM yang circle-nya ditutup dengan tandan kosong (mulching dengan empty bunch), maka sementara berlangsung proses pembusukan, tanaman akan menunjukkan defisiensi N - Tanaman yang baru ditanam di lahan (perakaran baru belum terbentuk) akan mengalami kekurangan N, gejala ini dinamakan transplanting shock - Bibit di PN, daunnya berwarna hijau pucat diikuti warna kekuningan dan adanya gejala nekrosis (jaringan mati) c. Penyebab Defisiensi N - Pada lahan normal, Yellow Frond terjadi karena adanya gulma jahat yang dominant (terutama lalang dan mikania), perkembangan akar terhambat oleh pemadatan tanah, lapisan tanah terlalu tipis - Ketersediaan N dalam tanah memang sedikit, sehingga tidak mampu menunjang pertumbuhan tanaman. Sementara pemberian pupuk N tidak memadai atau pemberian tidak efektif karena banyaknya penguapan, penghanyutan dan pencucian
  • 2. - Yellow Palm terjadi karena tanah jenuh air, becek atau bahkan selalu tergenang, mengakibatkan penurunan mineralisasi dalam tanah dan menurunnya pH tanah (< 4) - Sebaliknya pada tanah gambut dengan drainase yang baik akan terjadi proses mineralisasi yang berlebihan sehingga N terikat dalam tanah. - Pengikatan N juga terjadi pada lahan normal yang LCC-nya mati dan yang sering dibabat interownya - Bibit di PN kekurangan N, biasanya karena perakaran busuk, tanah jenuh air sampai becek, kadang-kadang bedengan tergenang air, hal ini diakibatkan dari penyiraman yang berlebihan dan drainase yang jelek d. Penanggulangan - Pengendalian gulma dan mempertahankan keberadaan LCC selama mungkin sampai LCC-nya mati karena kekurangan sinar matahari, menembus tajuk. - Menghindarkan pemadatan tanah, membuat drainase yang efektif, terus mempertahan dan memeliharanya - Memberikan pupuk N extra pada TBM yang dimulching EFB (urea ditaburkan di atas EFB) - Memperlakukan root pruning pada bibit sebelum ditanam ke lahan - Menyiram bibit di PN secukupnya dan dibuatkan parit-parit - Pada lahan TM, memberikan pupuk N yang secukupnya sebagai acuan dapat digambarkan blok yang menghasilkan 25 ton TBS/ha/th, membutuhkan urea 1.0 – 1.3 kg/pokok/tahun B. Unsur P (Phosphorus) a. Fungsi : Penting untuk pertumbuhan tanaman, terutama dalam pertumbuhan akar, sedangkan pertumbuhan akar merupakan sarana penting untuk tumbuh kokohnya tanaman pada tahap awal perkembangannya. b. Gejala Defisiensi P : - Tanaman yang kekurangan P, pertumbuhannya kerdil, pelepah memendek dan ada kecendrungan batang/bonggol batang mengerucut - Tanaman lain yang digunakan sebagai indicator, warna helaian daun lalang keunguan, LCC terutama PJ berdaun kerdil, sulit berkembang dan bintil-bintil N pada akar sangat jarang - Biasanya terdapat Senggani Merah (Melastoma malabathricum) dan pakis kawat (Dicranopteris linearis) mendominasi gulma di interow
  • 3. c. Penyebab Umum Defisiensi P : - Lahan yang top soilnya telah habis tergusur atau hilang terbawa erosi (pucak bukit, tanah miring yang terbuka) - Pupuk P yang diberikan terikat oleh adanya senyawa Al dan Fe, pada pH rendah (tanah masam) sehingga tidak dapat diambil oleh akar tanaman - Pemberian pupuk P tidak mencukupi, terutama pada areal replanting dengan produksi yang tinggi tadinya. d. Penanggulangan : - Berikan pupuk P secukupnya pada masa pembibitan, waktu penanaman di lahan dan selama masa TBM, baik kelapa sawit maupun LCC untuk membangun persediaan phospat dalam tanah. RP dapat diberikan secara besar-besaran 1 ton/ha pada LCC - Membangun sarana pencegah erosi (benteng, tapak kuda, teras) untuk mengurangi hinlangnya P (asli maupun pupuk P yang diberikan), oleh aliran air dipermukaan atau terbawa hanyut oleh erosi - PadaTM, diberikan pupuk diberikan pupuk P yang cukup sebagai acuan jika produksi 25 ton/ha/th diperlukan pupuk RP sebanyak 0.5 – 0.7 kg/pokok/th C. Unsur K (Potassium) a. Fungsi : - K merupakan unsur penting untuk pertumbuhan tanaman, terutama berperan dalam optimalisasi fungsi stomata pada daun. Tanaman yang kekurangan K menjadi tidak tahan terhadap kekeringan - K berperan penting dalam tranportasi hasil asimilasi, mengaktifkan enzim serta berperan dalam proses pembentukan minyak pada tandan buah - K berpengaruh terhadap besar dan jumlah tandan buah dan factor yang penting untuk ketahanan tanaman terhadap penyakit - K penentu terbesar terhadap keberhasilan produksi lahan gambut b. Gejala Defisiensi K : - Defisiensi K pada tanaman kelapa sawit berupa : Orange Spotting (OS) Confluent Orange Spotting (COS), Diffused Mid-Crown Yellowing (MCY) dan White Stripe (WS) - Orange Spotting berupa bercak bentuk segi empat panjang dengan warna orange, tembus cahaya. Gejala ini nampak pada helaian daun pelepah tua, karena K bisa berpindah dari daun tua ke daun yang lebih muda
  • 4. - Apabila bercak OS berubah warna menjadi orange mengkilat dan bersatu menjadi jaringan yang padu, maka menjadi COS, jaringan COS juga tembus cahaya - Bercak OS maupun COS, kerap kali berkembang menjadi jaringan yang mati karena terinfeksi oleh penyakit sebelum akhirnya pelepah menjadi kering dan mati - MCY terdapat pada tanah pasir yang masam dan tanah gambut, terutama sesudah kemarau panjang. Pada kasus defisiensi berat pelepah tua secara mendadak kering dan mati - WS kemungkinan disebabkan adanya ketidakseimbangan antara N dan K, sehubungan dengan pemberian N yang berlebihan disertai dengan pemberian K dan B yang tidak mencukupi - Defisiensi K diduga ada kaitannya dengan mudahnya tanaman terserang oleh berbagai penyakit seperti : Vascular wilt disease, Cercospora, Ganoderma serta kelainan fisiologis lainnya, yang berakibat gagalnya tandan buah dan bahkan gagalnya tanaman itu sendiri * Keterangan tambahan : N yang berlebihan, mengakibatkan tanaman disukai ulat. K yang berlebihan selain menyebabkan defisiensi B juga menyebabkan turunnya rendemen minyak c. Penyebab Umum Defisiensi K : - Kadar K tertukarkan dalam tanah, rendah (< 0.15 cmol/kg) - Defisiensi K umumnya terdapat pada areal : tanah gambut, tanah berpasir dengan induk batuan granit, tanah beraksi masam dengan Nilai Tukar Kation rendah - Pemupukan K yang tidak mencukupi untuk produktifitas tanaman, kasus ini terjadi pada awal TM, terutama pada progeny yang mulai dengan produksi awal yang tinggi sementara pemupukan K pada masa TBM tidak mencukupi d. Penanggulangan - Memberikan pemupukan K yang cukup - Mendaur ulang K yang terambil sebagai produksi, berupa pemupukan dengan abu tandan atau mulching dengan tandan kosong, Mulching dengan tandan kosong sangat diutamakan pada tanah berpasir, guna membangun daya simpan tanah terhadap makanan yang diberikan - Pada blok dengan produksi 25 ton/ha/th dibutuhkan pemupukan MoP dengan dosis 1.2 – 1.5 kg/pokok/tahun D. Unsur Mg (Magnesium) a. Fungsi :
  • 5. - Mg berfungsi sebagai pusat penghubung dalam klorofil dan karenanya menjadi unsur penting dalam proses fotosintesa - Mg juga penting untuk metabolisme phosphate, respirasi (pernapasan) serta mengaktifkan kerja enzim-enzim. b. Gejala Defisiensi Mg : - Gejala awal, nampak pada anak-anak daun diujung pelepah tua yaitu warna daun menjadi hijau pudar, kemudian berubah menjadi kuning tua terutama pada bagian-bagian yang terkena sinar matahari langsung - Pelepah yang baru muncul, biasanya tidak menampakkan gejala defisiensi - Pada kasus berat, pelepah menjadi kuning tua sampai kuning cerah dan kemudian menjadi mati dan kering - Helaian anak daun yang terlindung dari sinar matahari, tetap berwarna normal. - Pada bagian daun yang chlorotic (tidak hijau lagi) bisa diinvasi oleh jamur (Pestalotiopsis gracillis), inilah yang menyebabkan warna keunguan pada ujung pelepah dan pinggiran daun yang telah mati mongering c. Penyebab Umum Defisiensi MG - Gejala defisiensi Mg disebabkan tidak saja karena tidak cukupnya Mg, tetapi juga mungkin juga karena ketidakseimbangan antara Mg dengan kation lainnya - Keberadaan Mg dalam tanah < 0.3 cmol/kg - Sering terjadi pada daerah dengan curah hujan tinggi (> 3500 mm/th) - Tanah berpasir dengan topsoil yang dangkal (misalnya pada lahan miring yang tererosi) - Pemupukan Mg yang tidak seimbang dengan produksi yang tinggi atau pemupukan Mg yang tidak cukup untuk memperbaiki defisiensi d. Penanggulangan : - Batas maksimal keseimbangan Ca : Mg = 5 : 1 ; Mg : K = 1.2 : 1, hal ini bisa diketahui dari hasil analisa tanah - Produksi TBS 25 ton/ha/th, membutuhkan kiesrite 0.75 – 1.0 kg/pokok/th - Pencegahan erosi terutama pada tanah berpasir dengan curah hujan yang tinggi - Pada tanah yang beraksi sangat masam dolomite dipakai sebagai sumber utama pupuk Mg, karena ada efek samping menaikkan pH tanah, bagaimanapun juga sebenarnya kiesrite lebih mudah tersedia bagi tanaman
  • 6. 2. FUNGSI UNSUR HARA MIKRO A. Unsur B (Boron) a. Fungsi : Boron diperlukan dalam proses sintesa gula dan karbohidrat dalam metabolisme inti (nucleus) dan asam protein dan yang terpenting adalah perannya dalam proses pembelahan sel (meristematicactivity) b. Gejala Defisiensi B : - Flat top yakni kenampakan tajuk yang rata, hal ini disebabkan pelepah yang keluar kemudian lebih pendek dari pelepah terdahulu - Daun berwarna hijau gelap, kaku dan rapuh - Ujung daun (lidi) berbentuk mata kail (hook leaf), ujung pelepah seperti terpotong (blind leaf), anak daun pada ujung pelepah melidi (bristle tip), anak daun koyak-koyak (leaf shatter), daun yang paling ujung pelepah berbentuk ekor ikan (fish tail leaf). - Pada kekurangan B yang lebih berat, pelepah membentuk daun yang pendek-pendek seperti tulang ikan (fish bone leaf), tingkat yang lebih parah lagi, pelepah mengecil, tidak berdaun, seperti tunggul (stump leaf) - Proses yang lebih parah lagi tanaman menjadi busuk pucuk dan busuk umbut akhirnya mati - Pokok yang terkena kekurangan B, cenderung berbuah partenocarpi - Tungau red spider mite menyukai pokok yang terkena defisiensi B c. Penyebab Umum Defisiensi B : - Tanah dengan kandungan B yang tidak mencukupi - Pemberian pupuk N, K dan Ca secara berlebihan - Kebutuhan tanaman terhadap unsur B yang meningkat, sehubungan dengan pengembangbiakan Elaeidobius camerunicus yang menyebabkan penyerbukan meningkat, fruit set meningkat d. Penanggulangan : - Memberikan pemupukan HGF Borate sebanyak 100 – 200 gram/pokok/tahun - Berikan HGF Borate dalam circle pokok Β± jari-jari 1 m, mepet ke batang, taburkan secara tipis dan merata. Frekuensi 1 – 2 kali/th B. Unsur Cu (Copper)
  • 7. a. Fungsi : Cu perlu untuk pembentukan klorofil dan sebagai katalisator dalam proses bermacam reaksi dalam sistem fisiologis tanaman b. Gejala Defisiensi Cu : - Gejala awal terjadi pada pelepah muda yang telah sempurna membuka, warna daun mengalami perubahan dari hijau pucat sampai kuning keputih-putihan, pada anak daun yang telah menunjukkan garis-garis klorosis - Garis-garis klorosis berkembang dari pinggiran helaian daun sampai dengan kira-kira 5 – 8 cm lebarnya - Tulang daun (lidi) nampak kontras dengan jaringan daun yang klorosis karena adanya akumulasi klorofil pada jaringan yang dekat ke lidi, gejala ini disebut mid crown chlorosis (MCC) - Pada tahap lebih lanjut, bintik kuning dengan garis klorosis tadi, berkembang menjadi warna kuning, gejala ini disebut peat yellow - Bila kasusnya bertambah parah lagi, pelepah memendek berwarna orange pucat, pelepah tua menjadi kering dan mati c. Penyebab Umum Defisiensi Cu : - Tanah banyak mengandung bahan organic (tanah gambut) - Tanah sangat berpasir - Bila kandungan Cu daun < 3 – 5 mg/kg - Bila K tertukarkan < 0.15 cmol/kg atau pemupukan Mg dalam jumlah yang besar telah diberikan - Ketersediaan N yang berlebihan dalam tanah sebagai akibat drainase yang baik pada tanah gambut atau pemupukan N yang berlebihan d. Penanggulangan : - Inspeksi lapangan agar gejala awal dapat terdeteksi secara dini - MOC dan peat yellow di nursery dipupuk dengan 400 – 500 gr/CuSO4/pokok/tahun - Defisiensi Cu di Nursery dilakukan drenching dengan 0.05 % larutan CuSO4 (0.5 gram dalam 1 liter air) - Pemupukan koreksi terhadap defisiensi K pada tanah gambut maupun tanah berpasir, dapat memperbaiki pengambilan Cu
  • 8. Komponen Jumlah Hara (Kg/ha/th) N P K Mg Ca Bagian Vegetatif 40.9 3.1 55.7 11.5 13.8 Pelepah yang Dipangkas 67.2 8.9 86.2 22.4 61.6 TBS (25 ton/ha/th) 73.2 11.6 93.4 20.8 19.5 Bunga Jantan 11.2 2.4 16.1 6.6 4.4 Total 192.5 26.07 251.4 61.3 89.3 Stadia Berat Kering (kg/tanaman) Kadar Hara Rata-rata (% terhadap Berat Kering) N P K Mg Ca Bibit (12 bulan) 0.92 1.370 0.147 1.480 0.218 0.143 TBM (29 bulan)