SlideShare a Scribd company logo
BERANGKAI & PINDAH SILANG
NAMA:_________
NIM :_________
KROMOSOM
DASAR-DASAR
GENETIKA
K R O M O S O M
Apa Itu Kromosomâ€Ļ?
ī‚§ Kromosom berasal dari kata chrome (berwarna) dan soma (badan). Kromosom dapat diartikan sebagai
badan yang menyerap warna.
ī‚§ Terletak di dalam nukleus
ī‚§ Dapat diamati pada tahap metafase mitosis maupun meiosis. Saat sel tidak membelah diri, di dalam
nukleus tidak terbentuk badan kromosom, tetapi dalam bentuk benang-benang yang terurai (benang
kromatin).
ī‚§ Mempunyai susunan halus berbentuk batang panjang atau pendek, lurus atau bengkok [T. Boveri & W.S.
Sutton (1903)]
ī‚§ Teori kromosom tentang pewarisan sifat oleh T. Boveri & W.S. Sutton (1903), menyatakan bahwa:
a) gen berada dalam satu tempat di dalam kromosom yang disebut lokus;
b) alel dari setiap gen berada dalam satu kromosom homolog;
c) setiap gen yang berbeda, berada dalam lokus yang berbeda atau kromosom lain.
K R O M O S O M
Bagaimana Struktur Kromosomâ€Ļ?
ī‚§ Kromosom terdiri atas sentromer dan lengan kromosom.
ī‚§ Sentromer tidak mengandung gen dan merupakan tempat melekatnya kromosom. Jika dilihat
menggunakan mikroskop, sentromer terlihat terang karena kemampuan menyerap zat warna yang
rendah. Sentromer memiliki fungsi penting dalam pembelahan sel mitosis.
ī‚§ Lengan kromosom mengandung gen. Setiap kromosom memiliki satu atau dua lengan. Setiap lengan
kromosom terdapat benang halus yang terpilin. Benang-benang halus tersebut dikenal dengan
kromatin. Benang-benang kromatin merupakan untaian DNA (deoxyribonucleic acid) yang berpilin
dengan protein histon. Bentuk ikatan DNA dan protein histon disebut nukleosom.
K R O M O S O M
Keterangan:
1. Sentromer (kinetokhor)
2. Lengan
3. Selaput
4. Matriks
5. Kromonema
K R O M O S O M
Bagaimana Bentuk Kromosomâ€Ļ?
Kromosom memiliki bentuk yang berbeda-beda. Berdasarkan panjang lengan yang dimiliki, kromosom
dibedakan menjadi:
N
o
Jenis Panjang Lengan Kromosom Letak Sentromer
a. Metasentrik relatif sama
di tengah-tengah
kromosom
b. Submetasentrik satu lengan lebih pendek,
sedikit bergeser dari
tengah
c. Akrosentrik
salah satu lengan jauh lebih pendek
dibandingkan lengan lainnya
hampir di ujung
kromosom
d. Telosentrik hanya memiliki satu lengan di ujung kromosom
K R O M O S O M
Apa Saja Jenis Kromosom Ituâ€Ļ?
ī‚§ Kromosom dalam tubuh berdasarkan pengaruhnya terhadap penentuan jenis kelamin dan sifat tubuh
dibedakan menjadi dua: Autosom dan Genosom.
ī‚§ Autosom atau kromosom tubuh, tidak menentukan jenis kelamin organisme. Pada manusia dengan
jumlah kromosom sel somatis 46 buah, memiliki 44 autosom. Selebihnya, 2 kromosom, adalah
kromosom kelamin. Penulisan autosom dilambangkan dengan huruf A sehingga penulisan autosom sel
somatis manusia adalah 44A atau 22AA.
ī‚§ Gonosom atau kromosom kelamin/seks, menentukan jenis kelamin makhluk hidup. Jumlahnya
sepasang pada sel somatis. Pada manusia dengan jumlah kromosom sel somatis 46 buah, terdapat 44
autosom dan 2 gonosom. Terdapat 2 jenis gonosom, yaitu X dan Y. Umumnya pada makhluk hidup,
gonosom X menentukan jenis kelamin betina dan gonosom Y menentukan jenis kelamin jantan.
Susunan gonosom wanita XX dan gonosom pria XY. Oleh karena itu, penulisan kromosom sel somatis
(2n) adalah 44A + XY (pria) atau 44A + XX (wanita). Adapun untuk sel gamet (n) adalah 22A + X atau
22A + Y.
K R O M O S O M
Berapa Banyak Kromosom ituâ€Ļ?
ī‚§ Semua Eukariotik memiliki jumlah kromosom yang berbeda-beda. Pada sel tubuh atau sel somatis,
jumlah kromosom umumnya selalu genap, karena kromosom sel tubuh selalu berpasangan. Jumlah
kromosom sel somatis tersebut terdiri atas 2 set kromosom (diploid, 2n), dari induk jantan dan induk
betina. Pada sel gamet atau sel kelamin, seperti sel telur dan sel sperma, hanya memiliki setengah dari
jumlah kromosom sel tubuh. Jumlah kromosom sel gamet hanya satu set atau haploid (n). Pada
manusia dengan jumlah kromosom sel somatis 46, sel telur atau sel sperma hanya memiliki 23
kromosom. Adanya fertilisasi (peleburan sel telur dan sel sperma) mengembalikan jumlah kromosom sel
tubuh menjadi 46 buah.
K R O M O S O M
Penentuan Jenis Kelamin (Determinasi Seks)
ī‚§ Bergantung pada genosom.
ī‚§ Dilakukan sejak pembentukan gamet dan proses fertilisasi.
ī‚§ Berdasarkan tipe kromosom dan makhluk hidup yang memilikinya, determinasi seks dibedakan atas tipe
XY, Z , XO, dan ZO.
1a. Tipe XY pada Drosophila melanogaster
ī‚§ Pada betina, memiliki jenis genosom XX, sedangkan jantan XY.
ī‚§ Kromosom dalam sel tubuh (lalat Drosophila) berada dalam keadaan berpasangan dengan kromosom
homolognya. Pada Drosophila betina, mudah mengelompokkan 8 buah kromosom dalam 4 pasangan.
Tetapi, pada lalat jantan, hal tersebut berbeda, dapat dikelompokkan 6 buah kromosom dalam 3 pasang
kromosom sama, tetapi masih terdapat dua kromosom yang tidak mirip. Kedua kromosom ini, yaitu
kromosom X dan Y.
ī‚§ Formula kromosom untuk lalat Drosophila betina: 3AAXX (3 pasang autosom, sepasang kromosom-X)
disebut homogametik.
ī‚§ Formula kromosom untuk lalat Drosophila jantan: 3AAXY (3 pasang autosom, sebuah kromosom-X dan
sebuah kromosom-Y) disebut heterogametik.
K R O M O S O M
K R O M O S O M
Penentuan Jenis Kelamin (Determinasi Seks)
1b. Tipe XY pada Manusia
ī‚§ Inti sel tubuh manusia mengandung 46 kromosom (44 [22 pasang] autosom dan 2 [sepasang]
genosom).
ī‚§ Perempuan memiliki 22 pasang autosom dan sepasang kromosom-X, dengan formula kromosomnya
22AAXX.
ī‚§ Laki-laki memiliki 22 pasang autosom, sebuah kromosom-X dan sebuah kromosom-Y, dengan formula
kromosomnya 22AAXY.
2. Tipe XO
ī‚§ Pada serangga ordo Orthoptera dan Heteroptera (misalnya belalang) tidak terdapat kromosom-Y.
ī‚§ XO menunjukkan belalang jantan dan XX untuk belalang betina.
3. Tipe ZW
ī‚§ Berlaku untuk beberapa jenis kupu-kupu, beberapa jenis ikan, beberapa jenis reptil dan burung.
ī‚§ ZZ untuk yang jantan dan ZW untuk yang betina.
ī‚§ Semua spermatozoa mengandung genosom Z, sedangkan ovum ada kemungkinan mengandung
genosom Z dan kemungkinan mengandung genosom W
K R O M O S O M
Penentuan Jenis Kelamin (Determinasi Seks)
4. Tipe ZO
ī‚§ Berlaku untuk unggas.
ī‚§ Pada betina hanya mengandung sebuah genosom saja yaitu ZO, tetapi bentuknya lain dengan yang
dijumpai pada belalang
ī‚§ Pada jantan memiliki sepasang genosom yang sama bentuknya (homogametik) ZZ.
ī‚§ Pada spermatozoa mengandung genosom Z, sedangkan ovum ada kemungkinan mengandung genosom
Z dan kemungkinan tidak memiliki genosom samma sekali.
5. Tipe Haploid-Diploid
ī‚§ Berlaku untuk serangga ordo Hymenoptera (lebah madu, semut, lebah).
ī‚§ Penentuan jenis kelamin tidak berhubungan dengan dengan genosom.
ī‚§ Hewan jantan bersifat haploid, terjadi karena partenogenese (terbentuknya makhluk dari ovum tanpa
pembuahan).
ī‚§ Hewan betina bersifat diploid dan memiliki 32 kromosom.
ī‚§ Terjadinya karena letak gen-gen bukan alel berada dalam kromosom yang sama.
Ketika kromosom memisah saat meiosis dan membentuk gamet, kedua gen tetap
bersama
ī‚§ T. H. Morgan menyatakan bahwa gen-gen bersama alel-alelnya yang terletak pada
sepasang kromosom homolog berkelompok (kelompok berangkai/linkage group).
ī‚§ Banyaknya kelompok berangkai equivalen dengan jumlah kromosom haploid individu
bersangkutan.
ī‚§ Untuk membedakan apakah gen-gen letaknya terpisah ataukah terangkai pada
kromosom yang sama, dibuat perbedaan penulisan genotipe-nya.
ī‚§ Misal: gen A dengan a dan B dengan b, jika letaknya terpisah (tidak terpaut) sehingga
memisah saat meiosis, maka ditulis AaBb. Tetapi jika gen-gen tersebut terangkai,
maka ada 2 kemungkinan:
1. Gen-gen dominan terangkai pada 1 kromosom, sedangkan alel resesip terangkai
pada kromosom homolognya, sehingga ditulis:
BERANGKAI (linkage) pada AUTOSOM
ī‚§ Gen-gen terpaut tersebut dikatakan terangkai dalam keadaan “coupling phase”, atau
gen-gen tersusun “sis”.
2. Gen dominan terangkai dengan gen resesip yang bukan alelnya pada 1 kromosom,
sedang alel resesip dari gen ke-1 dan alel dominan dari gen ke-2 terangkai pada
kromosom homolognya. Dapat ditulis:
BERANGKAI (linkage) pada AUTOSOM
ī‚§ Gen-gen terpaut tersebut dikatakan terangkai dalam keadaan “repulsion phase”,
atau gen-gen tersusun “trans”. Penulisan resminya adalah:
RANGKAI SEMPURNA
ī‚§ Gen-gen yang terangkai letaknya amat berdekatan satu dengan lain, gen-gen itu saat
meiosis letaknya tidak berubah sehingga bersama-sama menuju gamet.
ī‚§ Pada Drosophila dikenal gen-gen terangkai:
BERANGKAI (linkage) pada AUTOSOM
Cu = gen sayap normal
cu = gen sayap keriput (tidak dapat terbang)
Sr = gen dada polos (normal)
sr = gen dada bergaris
ī‚§ Lalat dihibrid dengan fenotipe sayap normal dan dada normal kemungkinan memiliki 2
macam genotipe:
īƒ˜Gen-gen terangkai dalam susunan sis
īƒ˜Gen-gen terangkai dalam susunan trans
ī‚§ Misal lalat jantan sayap kriput dada
bergaris dikawinkan dengan betina sayap
normal (baik sayap maupun dadanya)
tetapi heterozigotik.
ī‚§ Gen-gennya terangkai sempurna maka
lalat dihibrid F1 membentuk 2 macam
gamet (CuSr dan cusr).
ī‚§ Jika lalat F1 dibiarkan kawin sesamanya
akan didapat F2 (3 normal : 1 sayap kriput
dada bergaris)
BERANGKAI (linkage) pada AUTOSOM
RANGKAI SEMPURNA Susunan “cis”
ī‚§ Misal lalat jantan sayap kriput dada
normal homozigotik dikawinkan dengan
betina sayap normal homozigotik dada
bergaris.
ī‚§ Lalat F1 normal (baik sayap maupun
dadanya) tetapi heterozigotik.
ī‚§ Gen-gen terangkai sempurna, dihibrid F1
akan membentuk 2 macam gamet (Cusr
dan cuSr).
ī‚§ Jika lalat F1 dibiarkan kawin sesamanya
akan didapat F2 (2 normal : 1 sayap
normal dada bergaris :1 sayap kriput
dada normal)
BERANGKAI (linkage) pada AUTOSOM
RANGKAI SEMPURNA Susunan “trans”
RANGKAI TIDAK SEMPURNA
ī‚§ Gen-gen yang terangkai pada 1 kromosom biasanya letaknya tidak berdekatan satu
dengan lain, sehingga letaknya dapat berubah karena ada penukaran segmen
kromatid pasa sepasang kromosom homolog, disebut pindah silang/crossing over.
ī‚§ Pada kacang ercis (Pisum sativum) dikenal gen-gen terangkai:
BERANGKAI (linkage) pada AUTOSOM
+ (pengganti M) = gen warna ungu pada bunga
m = gen warna merah pada bunga
+ (pengganti B) = gen untuk pollen panjang
b = gen untuk pollen bulat
ī‚§ Kacang ercis dihibrid memiliki kemungkinan genotipe:
īƒ˜Gen-gen terangkai sis (bunga ungu, pollen panjang)
īƒ˜Gen-gen terangkai trans (bunga ungu, pollen panjang)
ī‚§ Misal kacang ercis bunga merah pollen bulat dikawinkan dengan kacang ercis bunga
ungu pollen panjang homozigotik.
ī‚§ Tanaman F1 bunga ungu pollen panjang heterozigotik.
ī‚§ Jika tanaman F1 diujisilang (testcross), didapat populasi F2 yang terdiri dari:
BERANGKAI (linkage) pada AUTOSOM
RANGKAI TIDAK SEMPURNA Susunan “cis”
192 tanaman bunga ungu pollen panjang
23 tanaman bunga ungu pollen pendek
30 tanaman bunga merah pollen panjang
182 tanaman bunga merah pollen pendek
ī‚§ Hasil ujisilang tidak memiliki perbandingan 1:1:1:1 (hasil ujisilang dihibrid). Ini karena
terjadi pindah silang gen-gen dihibrid.
ī‚§ Gamet-gamet yang tidak mengalami pindah silang gen-gennya (gamet + + dan gamet
m b) paling banyak dibentuk, sedangkan gamet-gamet yang gen-gennya mengalami
pindah silang (gamet + b dan gamet m +) dibentuk sedikit, sehingga keturunannya
pun sedikit.
BERANGKAI (linkage) pada AUTOSOM
RANGKAI TIDAK SEMPURNA Susunan “cis”
ī‚§ Hasil ujisilang yang jumlahnya banyak memiliki fenotipe seperti parental disebut tipe
parental.
ī‚§ Hasil ujisilang yang jumlahnya sedikit (disebabkan karena pindah silang gen-gen)
memiliki fenotipe baru (berbeda dengan fenotipe parental maupun dihibridnya) disebut
tipe rekombinasi.
ī‚§ Prosentasi banyaknya tipe rekombinasi:
ī‚§ Jadi tipe parentalnya: 100% - 12,41% = 87,59%
ī‚§ Jika n (hasil ujisilang jumlah banyak) dan 1 (hasil ujisilang jumlah sedikit), maka hasil
ujisilang dihidrid yang gen-gennya terangkai tidak sempurna dalam keadaan sis
memiliki perbandingan n:1:1:n
BERANGKAI (linkage) pada AUTOSOM
RANGKAI TIDAK SEMPURNA Susunan “cis”
ī‚§ Misal kacang ercis bunga merah pollen panjang homozigotik dikawinkan dengan
kacang ercis bunga ungu homozigotik pollen bulat.
ī‚§ Tanaman F1 bunga ungu pollen panjang heterozigotik.
ī‚§ Jika tanaman F1 diujisilang (testcross), didapat populasi F2 yang terdiri dari:
BERANGKAI (linkage) pada AUTOSOM
RANGKAI TIDAK SEMPURNA Susunan “trans”
14 tanaman bunga ungu pollen panjang
178 tanaman bunga ungu pollen pendek
160 tanaman bunga merah pollen panjang
18 tanaman bunga merah pollen pendek
ī‚§ Hasil ujisilang tidak memiliki perbandingan 1:1:1:1 (hasil ujisilang dihibrid), tetapi
menghasilkan perbandingan 1:n:n:1.
ī‚§ Prosentasi banyaknya tipe rekombinasi:
BERANGKAI (linkage) pada AUTOSOM
RANGKAI TIDAK SEMPURNA “Susunan “trans”
ī‚§ Adalah proses penukaran segmen dari kromatid-kromatid bukan kaka beradik
(nonsister cromatids) sepasang kromosom homolog.
ī‚§ Umum terjadi pada gametogenesis (manusia, hewan dan tumbuhan).
ī‚§ Terjadi pada fase meiose I (akhir profase I atau awal metafase I) saat kromosom telah
mengganda jadi dua kromotid.
ī‚§ Saat kromosom akan memisah (anafase I) kromatid yang bersilang melekat dan putus
pada bagian kiasma, lalu tiap potongan itu melekat pada kromatid sebelahnya secara
timbal balik.
ī‚§ Dibedakan menjadi 2:
1. Pindah silang tunggal: terjadi pada satu tempat.
--- terbentuk 4 macam gamet (2 gamet tipe parental, 2 gamet tipe rekombinasi)
--- gamet tipe parental > gamet tipe rekombinasi
2. Pindah silang ganda (double crossing over): terjadi pada dua tempat.
--- jika berlangsung diantara 2 gen terangkai, tidak tampak dalam fenotipe, tapi akan
tampak jika terjadi diantara 3 gen.
--- gamet yang terbentuk hanya dari tipe parental saja atau tipe rekombinasi saja.
--- gamet tipe kombinasi (parental + rekombinasi) terbentuk karena pindah silang
tunggal
PINDAH SILANG (Crossing Over)
Faktor yang mempengaruhi pindah silang:
1. Temperatur. Temperatur yang melebihi atau kurang dari temperatur normal dapat
memperbesar kemungkinan terjadi pindah silang.
2. Umur. Makin tua suatu individu, makin kurang mengalami pindah silang.
3. Zat kimia tertentu dapat memperbesar kemungkinan pindah silang.
4. Penyinaran sinar-X dapat memperbesar kemungkinan pindah silang.
5. Jarak antar gen-gen terangkai. Makin jauh jarak antar gen, makin besar
kemungkinan pindah silang.
6. Jenis kelamin. Pindah silang terjadi pada betina dan jantan. Tapi pada ulat sutra
(Bombix mori) betina dan lalat Drosophila jantan tidak pernah terjadi pindah silang.
PINDAH SILANG (Crossing Over)
Nilai Pindah Silang (NPS):
ī‚§ Adalah angka yang menunjukkan besarnya persentase kombinasi baru akibat pindah
silang. Dapat dibuat rumus:
ī‚§ NPS tidak akan melebihi 50% (biasanya <50%) karena:
1. Hanya dua dari 4 kromatid saja ikut berperan dalam pindah silang.
2. Pindah silang ganda mengurangi banaknya tipe rekombinasi yang dihasilkan.
PINDAH SILANG (Crossing Over)
ī‚§ Gen-gen pada kromosom-X pada lalt Drosophila, misalnya:
+ (atau Y) = gen tubuh warna kelabu (normal)
y = gen tubuh warna kuning
+ (atau W) = gen mata merah (normal)
w = gen mata putih
ī‚§ Dikawinkan lalat betina normal homozigotik (warna tubuh dan warna mata) dengan
lalat jantan tubuh kuning mata putih.
ī‚§ Semua F1 (jatan/betina) normal.
ī‚§ Jika F1 dibiarkan kawin sesamanya, semua F2 normal:
a. semua lalat betina mormal, meski ada macam genotipe
b. lalat jantan terbagi atas 4 kelas:
1. normal, baik warna tubuh maupun warna matanya
2. warna tubuh normal, mata putih
3. warna tubuh kuning, mata merah
4. warna tubuh kuning, mata putih
BERANGKAI (linkage) pada Kromosom-X
BERANGKAI (linkage) pada Kromosom-X
TERIMA KASIH

More Related Content

What's hot

4. Morfologi Bunga
4. Morfologi Bunga4. Morfologi Bunga
4. Morfologi Bunga
Nike Triwahyuningsih
 
Penetapan potensial air jaringan
Penetapan potensial air  jaringanPenetapan potensial air  jaringan
Penetapan potensial air jaringan
Ekal Kurniawan
 
Laporan praktikum mitosis akar Allium cepa
Laporan praktikum mitosis akar Allium cepaLaporan praktikum mitosis akar Allium cepa
Laporan praktikum mitosis akar Allium cepa
Nor Hidayati
 
Laporan Praktikum PEMBELAHAN SEL || Biologi Tanaman
Laporan Praktikum PEMBELAHAN SEL || Biologi TanamanLaporan Praktikum PEMBELAHAN SEL || Biologi Tanaman
Laporan Praktikum PEMBELAHAN SEL || Biologi Tanaman
shafirasalsa11
 
Perkawinan trihibrid
Perkawinan trihibridPerkawinan trihibrid
Perkawinan trihibridJeneng Omega
 
Table Perbedaan antara Tanaman C3, C4 dan CAM
Table Perbedaan antara Tanaman C3, C4 dan CAMTable Perbedaan antara Tanaman C3, C4 dan CAM
Table Perbedaan antara Tanaman C3, C4 dan CAM
RafiBio87
 
Laporan praktikum 3 tata letak daun rumus daun dan diagram daun (morfologi tu...
Laporan praktikum 3 tata letak daun rumus daun dan diagram daun (morfologi tu...Laporan praktikum 3 tata letak daun rumus daun dan diagram daun (morfologi tu...
Laporan praktikum 3 tata letak daun rumus daun dan diagram daun (morfologi tu...
Maedy Ripani
 
Laporan praktikum 7 rumus bunga dan diagram bunga (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 7 rumus bunga dan diagram bunga (morfologi tumbuhan)Laporan praktikum 7 rumus bunga dan diagram bunga (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 7 rumus bunga dan diagram bunga (morfologi tumbuhan)
Maedy Ripani
 
Laporan Praktikum IDENTIFIKASI & KLASIFIKASI TUMBUHAN || Biologi Tanaman
Laporan Praktikum IDENTIFIKASI & KLASIFIKASI TUMBUHAN || Biologi TanamanLaporan Praktikum IDENTIFIKASI & KLASIFIKASI TUMBUHAN || Biologi Tanaman
Laporan Praktikum IDENTIFIKASI & KLASIFIKASI TUMBUHAN || Biologi Tanaman
shafirasalsa11
 
Laporan praktikum 10 buah dan biji (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 10 buah dan biji (morfologi tumbuhan)Laporan praktikum 10 buah dan biji (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 10 buah dan biji (morfologi tumbuhan)
Maedy Ripani
 
Bukti–Bukti Evolusi
Bukti–Bukti EvolusiBukti–Bukti Evolusi
Bukti–Bukti Evolusi
NURSAPTIA PURWA ASMARA
 
Praktikum isolasi dna
Praktikum isolasi dnaPraktikum isolasi dna
Praktikum isolasi dna
Affandi Arrizandy
 
Sistem endokrin pada hewan
Sistem endokrin pada hewanSistem endokrin pada hewan
Sistem endokrin pada hewan
Devit Hari Ashari
 
Teori evolusi Power Point
Teori evolusi Power PointTeori evolusi Power Point
Teori evolusi Power Point
Husain Anker
 
Pola pola hereditas pautan
Pola pola hereditas pautanPola pola hereditas pautan
Pola pola hereditas pautan
Mey Sari
 
Buah (fructus)
Buah (fructus)Buah (fructus)
Buah (fructus)
Dokter Tekno
 
Hereditas pada mansia
Hereditas pada mansiaHereditas pada mansia
Hereditas pada mansia
Mey Sari
 
Tanya Jawab Biologi Molekuler
Tanya Jawab Biologi MolekulerTanya Jawab Biologi Molekuler
Tanya Jawab Biologi Molekuler
dewisetiyana52
 
Kelompok 10 power point pembelahan sel
Kelompok 10 power point pembelahan selKelompok 10 power point pembelahan sel
Kelompok 10 power point pembelahan sel
UNIB
 

What's hot (20)

4. Morfologi Bunga
4. Morfologi Bunga4. Morfologi Bunga
4. Morfologi Bunga
 
Penetapan potensial air jaringan
Penetapan potensial air  jaringanPenetapan potensial air  jaringan
Penetapan potensial air jaringan
 
Laporan praktikum mitosis akar Allium cepa
Laporan praktikum mitosis akar Allium cepaLaporan praktikum mitosis akar Allium cepa
Laporan praktikum mitosis akar Allium cepa
 
Laporan Praktikum PEMBELAHAN SEL || Biologi Tanaman
Laporan Praktikum PEMBELAHAN SEL || Biologi TanamanLaporan Praktikum PEMBELAHAN SEL || Biologi Tanaman
Laporan Praktikum PEMBELAHAN SEL || Biologi Tanaman
 
Perkawinan trihibrid
Perkawinan trihibridPerkawinan trihibrid
Perkawinan trihibrid
 
Table Perbedaan antara Tanaman C3, C4 dan CAM
Table Perbedaan antara Tanaman C3, C4 dan CAMTable Perbedaan antara Tanaman C3, C4 dan CAM
Table Perbedaan antara Tanaman C3, C4 dan CAM
 
Laporan praktikum 3 tata letak daun rumus daun dan diagram daun (morfologi tu...
Laporan praktikum 3 tata letak daun rumus daun dan diagram daun (morfologi tu...Laporan praktikum 3 tata letak daun rumus daun dan diagram daun (morfologi tu...
Laporan praktikum 3 tata letak daun rumus daun dan diagram daun (morfologi tu...
 
Laporan praktikum 7 rumus bunga dan diagram bunga (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 7 rumus bunga dan diagram bunga (morfologi tumbuhan)Laporan praktikum 7 rumus bunga dan diagram bunga (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 7 rumus bunga dan diagram bunga (morfologi tumbuhan)
 
Laporan Praktikum IDENTIFIKASI & KLASIFIKASI TUMBUHAN || Biologi Tanaman
Laporan Praktikum IDENTIFIKASI & KLASIFIKASI TUMBUHAN || Biologi TanamanLaporan Praktikum IDENTIFIKASI & KLASIFIKASI TUMBUHAN || Biologi Tanaman
Laporan Praktikum IDENTIFIKASI & KLASIFIKASI TUMBUHAN || Biologi Tanaman
 
Laporan praktikum 10 buah dan biji (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 10 buah dan biji (morfologi tumbuhan)Laporan praktikum 10 buah dan biji (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 10 buah dan biji (morfologi tumbuhan)
 
Bukti–Bukti Evolusi
Bukti–Bukti EvolusiBukti–Bukti Evolusi
Bukti–Bukti Evolusi
 
Praktikum isolasi dna
Praktikum isolasi dnaPraktikum isolasi dna
Praktikum isolasi dna
 
Sistem endokrin pada hewan
Sistem endokrin pada hewanSistem endokrin pada hewan
Sistem endokrin pada hewan
 
Teori evolusi Power Point
Teori evolusi Power PointTeori evolusi Power Point
Teori evolusi Power Point
 
Pola pola hereditas pautan
Pola pola hereditas pautanPola pola hereditas pautan
Pola pola hereditas pautan
 
Gastrula
GastrulaGastrula
Gastrula
 
Buah (fructus)
Buah (fructus)Buah (fructus)
Buah (fructus)
 
Hereditas pada mansia
Hereditas pada mansiaHereditas pada mansia
Hereditas pada mansia
 
Tanya Jawab Biologi Molekuler
Tanya Jawab Biologi MolekulerTanya Jawab Biologi Molekuler
Tanya Jawab Biologi Molekuler
 
Kelompok 10 power point pembelahan sel
Kelompok 10 power point pembelahan selKelompok 10 power point pembelahan sel
Kelompok 10 power point pembelahan sel
 

Viewers also liked

7. linkage, crossing over & peta kromosom
7. linkage, crossing over & peta kromosom7. linkage, crossing over & peta kromosom
7. linkage, crossing over & peta kromosom
De Nur
 
Tes Urine (Biologi)
Tes Urine (Biologi)Tes Urine (Biologi)
Tes Urine (Biologi)Monika Sihaloho
 
menunjukkan gejala difusi dan osmosis
menunjukkan gejala difusi dan osmosismenunjukkan gejala difusi dan osmosis
menunjukkan gejala difusi dan osmosisZanne Arienta
 
Tugas Game Inteligent Stackelberg-Duopoly
Tugas Game Inteligent Stackelberg-Duopoly Tugas Game Inteligent Stackelberg-Duopoly
Tugas Game Inteligent Stackelberg-Duopoly
Aila Gema Safitri
 
TSP Algorithm
TSP Algorithm TSP Algorithm
TSP Algorithm
Aila Gema Safitri
 
Dna sebagai materi genetik
Dna sebagai materi genetikDna sebagai materi genetik
Dna sebagai materi genetikRavensky Yurianty
 
Makalah Genetika Alel Ganda_Dewi Setiyana
Makalah Genetika Alel Ganda_Dewi SetiyanaMakalah Genetika Alel Ganda_Dewi Setiyana
Makalah Genetika Alel Ganda_Dewi Setiyana
dewisetiyana52
 
Makalah gametogenisis
Makalah gametogenisisMakalah gametogenisis
Makalah gametogenisisfahmiganteng
 
Kurikulum di Jepang
Kurikulum di JepangKurikulum di Jepang
Kurikulum di Jepang
Nailul Hasibuan
 
Permintaan dan-penawaran
Permintaan dan-penawaranPermintaan dan-penawaran
Permintaan dan-penawaran
Haidar Bashofi
 

Viewers also liked (10)

7. linkage, crossing over & peta kromosom
7. linkage, crossing over & peta kromosom7. linkage, crossing over & peta kromosom
7. linkage, crossing over & peta kromosom
 
Tes Urine (Biologi)
Tes Urine (Biologi)Tes Urine (Biologi)
Tes Urine (Biologi)
 
menunjukkan gejala difusi dan osmosis
menunjukkan gejala difusi dan osmosismenunjukkan gejala difusi dan osmosis
menunjukkan gejala difusi dan osmosis
 
Tugas Game Inteligent Stackelberg-Duopoly
Tugas Game Inteligent Stackelberg-Duopoly Tugas Game Inteligent Stackelberg-Duopoly
Tugas Game Inteligent Stackelberg-Duopoly
 
TSP Algorithm
TSP Algorithm TSP Algorithm
TSP Algorithm
 
Dna sebagai materi genetik
Dna sebagai materi genetikDna sebagai materi genetik
Dna sebagai materi genetik
 
Makalah Genetika Alel Ganda_Dewi Setiyana
Makalah Genetika Alel Ganda_Dewi SetiyanaMakalah Genetika Alel Ganda_Dewi Setiyana
Makalah Genetika Alel Ganda_Dewi Setiyana
 
Makalah gametogenisis
Makalah gametogenisisMakalah gametogenisis
Makalah gametogenisis
 
Kurikulum di Jepang
Kurikulum di JepangKurikulum di Jepang
Kurikulum di Jepang
 
Permintaan dan-penawaran
Permintaan dan-penawaranPermintaan dan-penawaran
Permintaan dan-penawaran
 

Similar to KROMOSOM, BERANGKAI dan PINDAH SILANG

Materi Substansi Genetik
Materi Substansi GenetikMateri Substansi Genetik
Materi Substansi Genetik
Sharah Sharah
 
Pewarisan Sifat
Pewarisan SifatPewarisan Sifat
Pewarisan SifatIsma Jihan
 
M 2 kb2 silsilah keluarga dan kromosom
M 2 kb2 silsilah keluarga dan kromosomM 2 kb2 silsilah keluarga dan kromosom
M 2 kb2 silsilah keluarga dan kromosom
pjj_kemenkes
 
Kb2 silsilah keluarga dan kromosom
Kb2 silsilah keluarga dan kromosomKb2 silsilah keluarga dan kromosom
Kb2 silsilah keluarga dan kromosom
pjj_kemenkes
 
Makalah Evolusi Kromosom Y
Makalah Evolusi Kromosom YMakalah Evolusi Kromosom Y
Makalah Evolusi Kromosom Y
dewisetiyana52
 
Kromosom OK 3.pptx
Kromosom OK 3.pptxKromosom OK 3.pptx
Kromosom OK 3.pptx
elsy zuriyami
 
kromosom dan bagian-bagiannya pada manusia.ppt
kromosom dan bagian-bagiannya pada manusia.pptkromosom dan bagian-bagiannya pada manusia.ppt
kromosom dan bagian-bagiannya pada manusia.ppt
KelasBiologi2
 
Genetik
GenetikGenetik
Genetik
aufia w
 
Bab 5 hereditas manusia - Kelas 3 SMA
Bab 5   hereditas manusia - Kelas 3 SMABab 5   hereditas manusia - Kelas 3 SMA
Bab 5 hereditas manusia - Kelas 3 SMA
State Uiversity Of Medan (UNIMED)
 
Dna, gen, dan kromosom
Dna, gen, dan kromosomDna, gen, dan kromosom
Dna, gen, dan kromosom
yanto azah
 
Substansi genetika HS XII
Substansi genetika HS XII Substansi genetika HS XII
Substansi genetika HS XII
Fathia Dinanti
 
Dasar Geetika Kromosom, Lokus, Gen Alel.pptx
Dasar Geetika Kromosom, Lokus, Gen Alel.pptxDasar Geetika Kromosom, Lokus, Gen Alel.pptx
Dasar Geetika Kromosom, Lokus, Gen Alel.pptx
renanda8
 
Kelas 9 SMP IPA Materi PEMBELAHAN sel mitosis dan meiosis
Kelas 9 SMP IPA Materi PEMBELAHAN sel mitosis dan meiosisKelas 9 SMP IPA Materi PEMBELAHAN sel mitosis dan meiosis
Kelas 9 SMP IPA Materi PEMBELAHAN sel mitosis dan meiosis
fajrinadifah1
 
MATERI GENETIK.pptx
MATERI GENETIK.pptxMATERI GENETIK.pptx
MATERI GENETIK.pptx
FarelZuwa
 
Aspek klinis kelainan kongenital dan penyakit keturunanan
Aspek klinis kelainan kongenital dan penyakit keturunananAspek klinis kelainan kongenital dan penyakit keturunanan
Aspek klinis kelainan kongenital dan penyakit keturunanan
Kampus-Sakinah
 
PEWARISAN_SIFAT_GENETIKA.pptx
PEWARISAN_SIFAT_GENETIKA.pptxPEWARISAN_SIFAT_GENETIKA.pptx
PEWARISAN_SIFAT_GENETIKA.pptx
halohaibandung97
 
dokumen.tips_presentasi-bab-substansi-genetika-kelas-12-ipa-bab-substansi-gen...
dokumen.tips_presentasi-bab-substansi-genetika-kelas-12-ipa-bab-substansi-gen...dokumen.tips_presentasi-bab-substansi-genetika-kelas-12-ipa-bab-substansi-gen...
dokumen.tips_presentasi-bab-substansi-genetika-kelas-12-ipa-bab-substansi-gen...
AldiPraseptio
 
PRESENTASI BAB Substansi genetika KELAS 12 IPA BAB SUBSTANSI GENETIKA KURIKUL...
PRESENTASI BAB Substansi genetika KELAS 12 IPA BAB SUBSTANSI GENETIKA KURIKUL...PRESENTASI BAB Substansi genetika KELAS 12 IPA BAB SUBSTANSI GENETIKA KURIKUL...
PRESENTASI BAB Substansi genetika KELAS 12 IPA BAB SUBSTANSI GENETIKA KURIKUL...
Dhea Rizky
 
M2 kb2 silsilah keluarga dan kromosom
M2 kb2 silsilah keluarga dan kromosomM2 kb2 silsilah keluarga dan kromosom
M2 kb2 silsilah keluarga dan kromosom
pjj_kemenkes
 

Similar to KROMOSOM, BERANGKAI dan PINDAH SILANG (20)

Materi Substansi Genetik
Materi Substansi GenetikMateri Substansi Genetik
Materi Substansi Genetik
 
Pewarisan Sifat
Pewarisan SifatPewarisan Sifat
Pewarisan Sifat
 
M 2 kb2 silsilah keluarga dan kromosom
M 2 kb2 silsilah keluarga dan kromosomM 2 kb2 silsilah keluarga dan kromosom
M 2 kb2 silsilah keluarga dan kromosom
 
Kb2 silsilah keluarga dan kromosom
Kb2 silsilah keluarga dan kromosomKb2 silsilah keluarga dan kromosom
Kb2 silsilah keluarga dan kromosom
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Makalah Evolusi Kromosom Y
Makalah Evolusi Kromosom YMakalah Evolusi Kromosom Y
Makalah Evolusi Kromosom Y
 
Kromosom OK 3.pptx
Kromosom OK 3.pptxKromosom OK 3.pptx
Kromosom OK 3.pptx
 
kromosom dan bagian-bagiannya pada manusia.ppt
kromosom dan bagian-bagiannya pada manusia.pptkromosom dan bagian-bagiannya pada manusia.ppt
kromosom dan bagian-bagiannya pada manusia.ppt
 
Genetik
GenetikGenetik
Genetik
 
Bab 5 hereditas manusia - Kelas 3 SMA
Bab 5   hereditas manusia - Kelas 3 SMABab 5   hereditas manusia - Kelas 3 SMA
Bab 5 hereditas manusia - Kelas 3 SMA
 
Dna, gen, dan kromosom
Dna, gen, dan kromosomDna, gen, dan kromosom
Dna, gen, dan kromosom
 
Substansi genetika HS XII
Substansi genetika HS XII Substansi genetika HS XII
Substansi genetika HS XII
 
Dasar Geetika Kromosom, Lokus, Gen Alel.pptx
Dasar Geetika Kromosom, Lokus, Gen Alel.pptxDasar Geetika Kromosom, Lokus, Gen Alel.pptx
Dasar Geetika Kromosom, Lokus, Gen Alel.pptx
 
Kelas 9 SMP IPA Materi PEMBELAHAN sel mitosis dan meiosis
Kelas 9 SMP IPA Materi PEMBELAHAN sel mitosis dan meiosisKelas 9 SMP IPA Materi PEMBELAHAN sel mitosis dan meiosis
Kelas 9 SMP IPA Materi PEMBELAHAN sel mitosis dan meiosis
 
MATERI GENETIK.pptx
MATERI GENETIK.pptxMATERI GENETIK.pptx
MATERI GENETIK.pptx
 
Aspek klinis kelainan kongenital dan penyakit keturunanan
Aspek klinis kelainan kongenital dan penyakit keturunananAspek klinis kelainan kongenital dan penyakit keturunanan
Aspek klinis kelainan kongenital dan penyakit keturunanan
 
PEWARISAN_SIFAT_GENETIKA.pptx
PEWARISAN_SIFAT_GENETIKA.pptxPEWARISAN_SIFAT_GENETIKA.pptx
PEWARISAN_SIFAT_GENETIKA.pptx
 
dokumen.tips_presentasi-bab-substansi-genetika-kelas-12-ipa-bab-substansi-gen...
dokumen.tips_presentasi-bab-substansi-genetika-kelas-12-ipa-bab-substansi-gen...dokumen.tips_presentasi-bab-substansi-genetika-kelas-12-ipa-bab-substansi-gen...
dokumen.tips_presentasi-bab-substansi-genetika-kelas-12-ipa-bab-substansi-gen...
 
PRESENTASI BAB Substansi genetika KELAS 12 IPA BAB SUBSTANSI GENETIKA KURIKUL...
PRESENTASI BAB Substansi genetika KELAS 12 IPA BAB SUBSTANSI GENETIKA KURIKUL...PRESENTASI BAB Substansi genetika KELAS 12 IPA BAB SUBSTANSI GENETIKA KURIKUL...
PRESENTASI BAB Substansi genetika KELAS 12 IPA BAB SUBSTANSI GENETIKA KURIKUL...
 
M2 kb2 silsilah keluarga dan kromosom
M2 kb2 silsilah keluarga dan kromosomM2 kb2 silsilah keluarga dan kromosom
M2 kb2 silsilah keluarga dan kromosom
 

More from NURSAPTIA PURWA ASMARA

Penyerapan dan Transpor Zat Hara
Penyerapan dan Transpor Zat HaraPenyerapan dan Transpor Zat Hara
Penyerapan dan Transpor Zat Hara
NURSAPTIA PURWA ASMARA
 
Penyerapan dan Pengangkutan Air
Penyerapan dan Pengangkutan AirPenyerapan dan Pengangkutan Air
Penyerapan dan Pengangkutan Air
NURSAPTIA PURWA ASMARA
 
Difusi dan Osmosis
Difusi dan OsmosisDifusi dan Osmosis
Difusi dan Osmosis
NURSAPTIA PURWA ASMARA
 
Transpirasi
TranspirasiTranspirasi
Transpirasi
NURSAPTIA PURWA ASMARA
 
Fotosintesis
FotosintesisFotosintesis
Fotosintesis
NURSAPTIA PURWA ASMARA
 
Hubungan Air dan Tanaman
Hubungan Air dan TanamanHubungan Air dan Tanaman
Hubungan Air dan Tanaman
NURSAPTIA PURWA ASMARA
 
Anatomi Fisiologi Batang
Anatomi Fisiologi BatangAnatomi Fisiologi Batang
Anatomi Fisiologi Batang
NURSAPTIA PURWA ASMARA
 
Siklus Nitrogen
Siklus NitrogenSiklus Nitrogen
Siklus Nitrogen
NURSAPTIA PURWA ASMARA
 
Pertumbuhan Buah
Pertumbuhan BuahPertumbuhan Buah
Pertumbuhan Buah
NURSAPTIA PURWA ASMARA
 
Pengaruh Lingkungan Terhadap Respon Tumbuhan
Pengaruh Lingkungan Terhadap Respon TumbuhanPengaruh Lingkungan Terhadap Respon Tumbuhan
Pengaruh Lingkungan Terhadap Respon Tumbuhan
NURSAPTIA PURWA ASMARA
 
Gerak pada Tumbuhan
Gerak pada TumbuhanGerak pada Tumbuhan
Gerak pada Tumbuhan
NURSAPTIA PURWA ASMARA
 
Fisiologi Biji
Fisiologi  BijiFisiologi  Biji
Fisiologi Biji
NURSAPTIA PURWA ASMARA
 
Hara Mineral
Hara MineralHara Mineral
Hara Mineral
NURSAPTIA PURWA ASMARA
 
Sistem Endokrin
Sistem EndokrinSistem Endokrin
Sistem Endokrin
NURSAPTIA PURWA ASMARA
 
Sistem Digesti
Sistem DigestiSistem Digesti
Sistem Digesti
NURSAPTIA PURWA ASMARA
 
Fisiologi Kulit
Fisiologi KulitFisiologi Kulit
Fisiologi Kulit
NURSAPTIA PURWA ASMARA
 
Sistem Respirasi
Sistem RespirasiSistem Respirasi
Sistem Respirasi
NURSAPTIA PURWA ASMARA
 
Sistem Reproduksi
Sistem ReproduksiSistem Reproduksi
Sistem Reproduksi
NURSAPTIA PURWA ASMARA
 
Sistem Kekebalan Tubuh (IMMUN)
Sistem Kekebalan Tubuh (IMMUN)Sistem Kekebalan Tubuh (IMMUN)
Sistem Kekebalan Tubuh (IMMUN)
NURSAPTIA PURWA ASMARA
 
Fisiologi Kardiovaskular
Fisiologi KardiovaskularFisiologi Kardiovaskular
Fisiologi Kardiovaskular
NURSAPTIA PURWA ASMARA
 

More from NURSAPTIA PURWA ASMARA (20)

Penyerapan dan Transpor Zat Hara
Penyerapan dan Transpor Zat HaraPenyerapan dan Transpor Zat Hara
Penyerapan dan Transpor Zat Hara
 
Penyerapan dan Pengangkutan Air
Penyerapan dan Pengangkutan AirPenyerapan dan Pengangkutan Air
Penyerapan dan Pengangkutan Air
 
Difusi dan Osmosis
Difusi dan OsmosisDifusi dan Osmosis
Difusi dan Osmosis
 
Transpirasi
TranspirasiTranspirasi
Transpirasi
 
Fotosintesis
FotosintesisFotosintesis
Fotosintesis
 
Hubungan Air dan Tanaman
Hubungan Air dan TanamanHubungan Air dan Tanaman
Hubungan Air dan Tanaman
 
Anatomi Fisiologi Batang
Anatomi Fisiologi BatangAnatomi Fisiologi Batang
Anatomi Fisiologi Batang
 
Siklus Nitrogen
Siklus NitrogenSiklus Nitrogen
Siklus Nitrogen
 
Pertumbuhan Buah
Pertumbuhan BuahPertumbuhan Buah
Pertumbuhan Buah
 
Pengaruh Lingkungan Terhadap Respon Tumbuhan
Pengaruh Lingkungan Terhadap Respon TumbuhanPengaruh Lingkungan Terhadap Respon Tumbuhan
Pengaruh Lingkungan Terhadap Respon Tumbuhan
 
Gerak pada Tumbuhan
Gerak pada TumbuhanGerak pada Tumbuhan
Gerak pada Tumbuhan
 
Fisiologi Biji
Fisiologi  BijiFisiologi  Biji
Fisiologi Biji
 
Hara Mineral
Hara MineralHara Mineral
Hara Mineral
 
Sistem Endokrin
Sistem EndokrinSistem Endokrin
Sistem Endokrin
 
Sistem Digesti
Sistem DigestiSistem Digesti
Sistem Digesti
 
Fisiologi Kulit
Fisiologi KulitFisiologi Kulit
Fisiologi Kulit
 
Sistem Respirasi
Sistem RespirasiSistem Respirasi
Sistem Respirasi
 
Sistem Reproduksi
Sistem ReproduksiSistem Reproduksi
Sistem Reproduksi
 
Sistem Kekebalan Tubuh (IMMUN)
Sistem Kekebalan Tubuh (IMMUN)Sistem Kekebalan Tubuh (IMMUN)
Sistem Kekebalan Tubuh (IMMUN)
 
Fisiologi Kardiovaskular
Fisiologi KardiovaskularFisiologi Kardiovaskular
Fisiologi Kardiovaskular
 

Recently uploaded

KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
Dedi Dwitagama
 
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
MirnasariMutmainna1
 
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptxJuknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
mattaja008
 
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdfPETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
Hernowo Subiantoro
 
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
ferrydmn1999
 
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdfProgram Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
erlita3
 
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptxPRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
muhammadyudiyanto55
 
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdfTugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
muhammadRifai732845
 
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
AgusRahmat39
 
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfPaparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
SEMUELSAMBOKARAENG
 
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
lindaagina84
 
tugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogor
tugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogortugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogor
tugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogor
WILDANREYkun
 
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
setiatinambunan
 
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
rohman85
 
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 BandungBahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Galang Adi Kuncoro
 
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdfRHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
asyi1
 
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptxSOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
astridamalia20
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
UditGheozi2
 
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdfLaporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
heridawesty4
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
kinayaptr30
 

Recently uploaded (20)

KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
 
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
 
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptxJuknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
 
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdfPETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
 
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
 
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdfProgram Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
 
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptxPRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
 
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdfTugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
 
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
 
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfPaparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
 
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
 
tugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogor
tugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogortugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogor
tugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogor
 
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
 
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
 
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 BandungBahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
 
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdfRHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
 
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptxSOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
 
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdfLaporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
 

KROMOSOM, BERANGKAI dan PINDAH SILANG

  • 1. BERANGKAI & PINDAH SILANG NAMA:_________ NIM :_________ KROMOSOM DASAR-DASAR GENETIKA
  • 2. K R O M O S O M Apa Itu Kromosomâ€Ļ? ī‚§ Kromosom berasal dari kata chrome (berwarna) dan soma (badan). Kromosom dapat diartikan sebagai badan yang menyerap warna. ī‚§ Terletak di dalam nukleus ī‚§ Dapat diamati pada tahap metafase mitosis maupun meiosis. Saat sel tidak membelah diri, di dalam nukleus tidak terbentuk badan kromosom, tetapi dalam bentuk benang-benang yang terurai (benang kromatin). ī‚§ Mempunyai susunan halus berbentuk batang panjang atau pendek, lurus atau bengkok [T. Boveri & W.S. Sutton (1903)] ī‚§ Teori kromosom tentang pewarisan sifat oleh T. Boveri & W.S. Sutton (1903), menyatakan bahwa: a) gen berada dalam satu tempat di dalam kromosom yang disebut lokus; b) alel dari setiap gen berada dalam satu kromosom homolog; c) setiap gen yang berbeda, berada dalam lokus yang berbeda atau kromosom lain.
  • 3. K R O M O S O M Bagaimana Struktur Kromosomâ€Ļ? ī‚§ Kromosom terdiri atas sentromer dan lengan kromosom. ī‚§ Sentromer tidak mengandung gen dan merupakan tempat melekatnya kromosom. Jika dilihat menggunakan mikroskop, sentromer terlihat terang karena kemampuan menyerap zat warna yang rendah. Sentromer memiliki fungsi penting dalam pembelahan sel mitosis. ī‚§ Lengan kromosom mengandung gen. Setiap kromosom memiliki satu atau dua lengan. Setiap lengan kromosom terdapat benang halus yang terpilin. Benang-benang halus tersebut dikenal dengan kromatin. Benang-benang kromatin merupakan untaian DNA (deoxyribonucleic acid) yang berpilin dengan protein histon. Bentuk ikatan DNA dan protein histon disebut nukleosom.
  • 4. K R O M O S O M Keterangan: 1. Sentromer (kinetokhor) 2. Lengan 3. Selaput 4. Matriks 5. Kromonema
  • 5. K R O M O S O M Bagaimana Bentuk Kromosomâ€Ļ? Kromosom memiliki bentuk yang berbeda-beda. Berdasarkan panjang lengan yang dimiliki, kromosom dibedakan menjadi: N o Jenis Panjang Lengan Kromosom Letak Sentromer a. Metasentrik relatif sama di tengah-tengah kromosom b. Submetasentrik satu lengan lebih pendek, sedikit bergeser dari tengah c. Akrosentrik salah satu lengan jauh lebih pendek dibandingkan lengan lainnya hampir di ujung kromosom d. Telosentrik hanya memiliki satu lengan di ujung kromosom
  • 6. K R O M O S O M Apa Saja Jenis Kromosom Ituâ€Ļ? ī‚§ Kromosom dalam tubuh berdasarkan pengaruhnya terhadap penentuan jenis kelamin dan sifat tubuh dibedakan menjadi dua: Autosom dan Genosom. ī‚§ Autosom atau kromosom tubuh, tidak menentukan jenis kelamin organisme. Pada manusia dengan jumlah kromosom sel somatis 46 buah, memiliki 44 autosom. Selebihnya, 2 kromosom, adalah kromosom kelamin. Penulisan autosom dilambangkan dengan huruf A sehingga penulisan autosom sel somatis manusia adalah 44A atau 22AA. ī‚§ Gonosom atau kromosom kelamin/seks, menentukan jenis kelamin makhluk hidup. Jumlahnya sepasang pada sel somatis. Pada manusia dengan jumlah kromosom sel somatis 46 buah, terdapat 44 autosom dan 2 gonosom. Terdapat 2 jenis gonosom, yaitu X dan Y. Umumnya pada makhluk hidup, gonosom X menentukan jenis kelamin betina dan gonosom Y menentukan jenis kelamin jantan. Susunan gonosom wanita XX dan gonosom pria XY. Oleh karena itu, penulisan kromosom sel somatis (2n) adalah 44A + XY (pria) atau 44A + XX (wanita). Adapun untuk sel gamet (n) adalah 22A + X atau 22A + Y.
  • 7. K R O M O S O M Berapa Banyak Kromosom ituâ€Ļ? ī‚§ Semua Eukariotik memiliki jumlah kromosom yang berbeda-beda. Pada sel tubuh atau sel somatis, jumlah kromosom umumnya selalu genap, karena kromosom sel tubuh selalu berpasangan. Jumlah kromosom sel somatis tersebut terdiri atas 2 set kromosom (diploid, 2n), dari induk jantan dan induk betina. Pada sel gamet atau sel kelamin, seperti sel telur dan sel sperma, hanya memiliki setengah dari jumlah kromosom sel tubuh. Jumlah kromosom sel gamet hanya satu set atau haploid (n). Pada manusia dengan jumlah kromosom sel somatis 46, sel telur atau sel sperma hanya memiliki 23 kromosom. Adanya fertilisasi (peleburan sel telur dan sel sperma) mengembalikan jumlah kromosom sel tubuh menjadi 46 buah.
  • 8. K R O M O S O M Penentuan Jenis Kelamin (Determinasi Seks) ī‚§ Bergantung pada genosom. ī‚§ Dilakukan sejak pembentukan gamet dan proses fertilisasi. ī‚§ Berdasarkan tipe kromosom dan makhluk hidup yang memilikinya, determinasi seks dibedakan atas tipe XY, Z , XO, dan ZO. 1a. Tipe XY pada Drosophila melanogaster ī‚§ Pada betina, memiliki jenis genosom XX, sedangkan jantan XY. ī‚§ Kromosom dalam sel tubuh (lalat Drosophila) berada dalam keadaan berpasangan dengan kromosom homolognya. Pada Drosophila betina, mudah mengelompokkan 8 buah kromosom dalam 4 pasangan. Tetapi, pada lalat jantan, hal tersebut berbeda, dapat dikelompokkan 6 buah kromosom dalam 3 pasang kromosom sama, tetapi masih terdapat dua kromosom yang tidak mirip. Kedua kromosom ini, yaitu kromosom X dan Y. ī‚§ Formula kromosom untuk lalat Drosophila betina: 3AAXX (3 pasang autosom, sepasang kromosom-X) disebut homogametik. ī‚§ Formula kromosom untuk lalat Drosophila jantan: 3AAXY (3 pasang autosom, sebuah kromosom-X dan sebuah kromosom-Y) disebut heterogametik.
  • 9. K R O M O S O M
  • 10. K R O M O S O M Penentuan Jenis Kelamin (Determinasi Seks) 1b. Tipe XY pada Manusia ī‚§ Inti sel tubuh manusia mengandung 46 kromosom (44 [22 pasang] autosom dan 2 [sepasang] genosom). ī‚§ Perempuan memiliki 22 pasang autosom dan sepasang kromosom-X, dengan formula kromosomnya 22AAXX. ī‚§ Laki-laki memiliki 22 pasang autosom, sebuah kromosom-X dan sebuah kromosom-Y, dengan formula kromosomnya 22AAXY. 2. Tipe XO ī‚§ Pada serangga ordo Orthoptera dan Heteroptera (misalnya belalang) tidak terdapat kromosom-Y. ī‚§ XO menunjukkan belalang jantan dan XX untuk belalang betina. 3. Tipe ZW ī‚§ Berlaku untuk beberapa jenis kupu-kupu, beberapa jenis ikan, beberapa jenis reptil dan burung. ī‚§ ZZ untuk yang jantan dan ZW untuk yang betina. ī‚§ Semua spermatozoa mengandung genosom Z, sedangkan ovum ada kemungkinan mengandung genosom Z dan kemungkinan mengandung genosom W
  • 11. K R O M O S O M Penentuan Jenis Kelamin (Determinasi Seks) 4. Tipe ZO ī‚§ Berlaku untuk unggas. ī‚§ Pada betina hanya mengandung sebuah genosom saja yaitu ZO, tetapi bentuknya lain dengan yang dijumpai pada belalang ī‚§ Pada jantan memiliki sepasang genosom yang sama bentuknya (homogametik) ZZ. ī‚§ Pada spermatozoa mengandung genosom Z, sedangkan ovum ada kemungkinan mengandung genosom Z dan kemungkinan tidak memiliki genosom samma sekali. 5. Tipe Haploid-Diploid ī‚§ Berlaku untuk serangga ordo Hymenoptera (lebah madu, semut, lebah). ī‚§ Penentuan jenis kelamin tidak berhubungan dengan dengan genosom. ī‚§ Hewan jantan bersifat haploid, terjadi karena partenogenese (terbentuknya makhluk dari ovum tanpa pembuahan). ī‚§ Hewan betina bersifat diploid dan memiliki 32 kromosom.
  • 12. ī‚§ Terjadinya karena letak gen-gen bukan alel berada dalam kromosom yang sama. Ketika kromosom memisah saat meiosis dan membentuk gamet, kedua gen tetap bersama ī‚§ T. H. Morgan menyatakan bahwa gen-gen bersama alel-alelnya yang terletak pada sepasang kromosom homolog berkelompok (kelompok berangkai/linkage group). ī‚§ Banyaknya kelompok berangkai equivalen dengan jumlah kromosom haploid individu bersangkutan. ī‚§ Untuk membedakan apakah gen-gen letaknya terpisah ataukah terangkai pada kromosom yang sama, dibuat perbedaan penulisan genotipe-nya. ī‚§ Misal: gen A dengan a dan B dengan b, jika letaknya terpisah (tidak terpaut) sehingga memisah saat meiosis, maka ditulis AaBb. Tetapi jika gen-gen tersebut terangkai, maka ada 2 kemungkinan: 1. Gen-gen dominan terangkai pada 1 kromosom, sedangkan alel resesip terangkai pada kromosom homolognya, sehingga ditulis: BERANGKAI (linkage) pada AUTOSOM
  • 13. ī‚§ Gen-gen terpaut tersebut dikatakan terangkai dalam keadaan “coupling phase”, atau gen-gen tersusun “sis”. 2. Gen dominan terangkai dengan gen resesip yang bukan alelnya pada 1 kromosom, sedang alel resesip dari gen ke-1 dan alel dominan dari gen ke-2 terangkai pada kromosom homolognya. Dapat ditulis: BERANGKAI (linkage) pada AUTOSOM ī‚§ Gen-gen terpaut tersebut dikatakan terangkai dalam keadaan “repulsion phase”, atau gen-gen tersusun “trans”. Penulisan resminya adalah:
  • 14. RANGKAI SEMPURNA ī‚§ Gen-gen yang terangkai letaknya amat berdekatan satu dengan lain, gen-gen itu saat meiosis letaknya tidak berubah sehingga bersama-sama menuju gamet. ī‚§ Pada Drosophila dikenal gen-gen terangkai: BERANGKAI (linkage) pada AUTOSOM Cu = gen sayap normal cu = gen sayap keriput (tidak dapat terbang) Sr = gen dada polos (normal) sr = gen dada bergaris ī‚§ Lalat dihibrid dengan fenotipe sayap normal dan dada normal kemungkinan memiliki 2 macam genotipe: īƒ˜Gen-gen terangkai dalam susunan sis īƒ˜Gen-gen terangkai dalam susunan trans
  • 15. ī‚§ Misal lalat jantan sayap kriput dada bergaris dikawinkan dengan betina sayap normal (baik sayap maupun dadanya) tetapi heterozigotik. ī‚§ Gen-gennya terangkai sempurna maka lalat dihibrid F1 membentuk 2 macam gamet (CuSr dan cusr). ī‚§ Jika lalat F1 dibiarkan kawin sesamanya akan didapat F2 (3 normal : 1 sayap kriput dada bergaris) BERANGKAI (linkage) pada AUTOSOM RANGKAI SEMPURNA Susunan “cis”
  • 16. ī‚§ Misal lalat jantan sayap kriput dada normal homozigotik dikawinkan dengan betina sayap normal homozigotik dada bergaris. ī‚§ Lalat F1 normal (baik sayap maupun dadanya) tetapi heterozigotik. ī‚§ Gen-gen terangkai sempurna, dihibrid F1 akan membentuk 2 macam gamet (Cusr dan cuSr). ī‚§ Jika lalat F1 dibiarkan kawin sesamanya akan didapat F2 (2 normal : 1 sayap normal dada bergaris :1 sayap kriput dada normal) BERANGKAI (linkage) pada AUTOSOM RANGKAI SEMPURNA Susunan “trans”
  • 17. RANGKAI TIDAK SEMPURNA ī‚§ Gen-gen yang terangkai pada 1 kromosom biasanya letaknya tidak berdekatan satu dengan lain, sehingga letaknya dapat berubah karena ada penukaran segmen kromatid pasa sepasang kromosom homolog, disebut pindah silang/crossing over. ī‚§ Pada kacang ercis (Pisum sativum) dikenal gen-gen terangkai: BERANGKAI (linkage) pada AUTOSOM + (pengganti M) = gen warna ungu pada bunga m = gen warna merah pada bunga + (pengganti B) = gen untuk pollen panjang b = gen untuk pollen bulat ī‚§ Kacang ercis dihibrid memiliki kemungkinan genotipe: īƒ˜Gen-gen terangkai sis (bunga ungu, pollen panjang) īƒ˜Gen-gen terangkai trans (bunga ungu, pollen panjang)
  • 18. ī‚§ Misal kacang ercis bunga merah pollen bulat dikawinkan dengan kacang ercis bunga ungu pollen panjang homozigotik. ī‚§ Tanaman F1 bunga ungu pollen panjang heterozigotik. ī‚§ Jika tanaman F1 diujisilang (testcross), didapat populasi F2 yang terdiri dari: BERANGKAI (linkage) pada AUTOSOM RANGKAI TIDAK SEMPURNA Susunan “cis” 192 tanaman bunga ungu pollen panjang 23 tanaman bunga ungu pollen pendek 30 tanaman bunga merah pollen panjang 182 tanaman bunga merah pollen pendek ī‚§ Hasil ujisilang tidak memiliki perbandingan 1:1:1:1 (hasil ujisilang dihibrid). Ini karena terjadi pindah silang gen-gen dihibrid. ī‚§ Gamet-gamet yang tidak mengalami pindah silang gen-gennya (gamet + + dan gamet m b) paling banyak dibentuk, sedangkan gamet-gamet yang gen-gennya mengalami pindah silang (gamet + b dan gamet m +) dibentuk sedikit, sehingga keturunannya pun sedikit.
  • 19. BERANGKAI (linkage) pada AUTOSOM RANGKAI TIDAK SEMPURNA Susunan “cis”
  • 20. ī‚§ Hasil ujisilang yang jumlahnya banyak memiliki fenotipe seperti parental disebut tipe parental. ī‚§ Hasil ujisilang yang jumlahnya sedikit (disebabkan karena pindah silang gen-gen) memiliki fenotipe baru (berbeda dengan fenotipe parental maupun dihibridnya) disebut tipe rekombinasi. ī‚§ Prosentasi banyaknya tipe rekombinasi: ī‚§ Jadi tipe parentalnya: 100% - 12,41% = 87,59% ī‚§ Jika n (hasil ujisilang jumlah banyak) dan 1 (hasil ujisilang jumlah sedikit), maka hasil ujisilang dihidrid yang gen-gennya terangkai tidak sempurna dalam keadaan sis memiliki perbandingan n:1:1:n BERANGKAI (linkage) pada AUTOSOM RANGKAI TIDAK SEMPURNA Susunan “cis”
  • 21. ī‚§ Misal kacang ercis bunga merah pollen panjang homozigotik dikawinkan dengan kacang ercis bunga ungu homozigotik pollen bulat. ī‚§ Tanaman F1 bunga ungu pollen panjang heterozigotik. ī‚§ Jika tanaman F1 diujisilang (testcross), didapat populasi F2 yang terdiri dari: BERANGKAI (linkage) pada AUTOSOM RANGKAI TIDAK SEMPURNA Susunan “trans” 14 tanaman bunga ungu pollen panjang 178 tanaman bunga ungu pollen pendek 160 tanaman bunga merah pollen panjang 18 tanaman bunga merah pollen pendek ī‚§ Hasil ujisilang tidak memiliki perbandingan 1:1:1:1 (hasil ujisilang dihibrid), tetapi menghasilkan perbandingan 1:n:n:1. ī‚§ Prosentasi banyaknya tipe rekombinasi:
  • 22. BERANGKAI (linkage) pada AUTOSOM RANGKAI TIDAK SEMPURNA “Susunan “trans”
  • 23. ī‚§ Adalah proses penukaran segmen dari kromatid-kromatid bukan kaka beradik (nonsister cromatids) sepasang kromosom homolog. ī‚§ Umum terjadi pada gametogenesis (manusia, hewan dan tumbuhan). ī‚§ Terjadi pada fase meiose I (akhir profase I atau awal metafase I) saat kromosom telah mengganda jadi dua kromotid. ī‚§ Saat kromosom akan memisah (anafase I) kromatid yang bersilang melekat dan putus pada bagian kiasma, lalu tiap potongan itu melekat pada kromatid sebelahnya secara timbal balik. ī‚§ Dibedakan menjadi 2: 1. Pindah silang tunggal: terjadi pada satu tempat. --- terbentuk 4 macam gamet (2 gamet tipe parental, 2 gamet tipe rekombinasi) --- gamet tipe parental > gamet tipe rekombinasi 2. Pindah silang ganda (double crossing over): terjadi pada dua tempat. --- jika berlangsung diantara 2 gen terangkai, tidak tampak dalam fenotipe, tapi akan tampak jika terjadi diantara 3 gen. --- gamet yang terbentuk hanya dari tipe parental saja atau tipe rekombinasi saja. --- gamet tipe kombinasi (parental + rekombinasi) terbentuk karena pindah silang tunggal PINDAH SILANG (Crossing Over)
  • 24. Faktor yang mempengaruhi pindah silang: 1. Temperatur. Temperatur yang melebihi atau kurang dari temperatur normal dapat memperbesar kemungkinan terjadi pindah silang. 2. Umur. Makin tua suatu individu, makin kurang mengalami pindah silang. 3. Zat kimia tertentu dapat memperbesar kemungkinan pindah silang. 4. Penyinaran sinar-X dapat memperbesar kemungkinan pindah silang. 5. Jarak antar gen-gen terangkai. Makin jauh jarak antar gen, makin besar kemungkinan pindah silang. 6. Jenis kelamin. Pindah silang terjadi pada betina dan jantan. Tapi pada ulat sutra (Bombix mori) betina dan lalat Drosophila jantan tidak pernah terjadi pindah silang. PINDAH SILANG (Crossing Over)
  • 25. Nilai Pindah Silang (NPS): ī‚§ Adalah angka yang menunjukkan besarnya persentase kombinasi baru akibat pindah silang. Dapat dibuat rumus: ī‚§ NPS tidak akan melebihi 50% (biasanya <50%) karena: 1. Hanya dua dari 4 kromatid saja ikut berperan dalam pindah silang. 2. Pindah silang ganda mengurangi banaknya tipe rekombinasi yang dihasilkan. PINDAH SILANG (Crossing Over)
  • 26. ī‚§ Gen-gen pada kromosom-X pada lalt Drosophila, misalnya: + (atau Y) = gen tubuh warna kelabu (normal) y = gen tubuh warna kuning + (atau W) = gen mata merah (normal) w = gen mata putih ī‚§ Dikawinkan lalat betina normal homozigotik (warna tubuh dan warna mata) dengan lalat jantan tubuh kuning mata putih. ī‚§ Semua F1 (jatan/betina) normal. ī‚§ Jika F1 dibiarkan kawin sesamanya, semua F2 normal: a. semua lalat betina mormal, meski ada macam genotipe b. lalat jantan terbagi atas 4 kelas: 1. normal, baik warna tubuh maupun warna matanya 2. warna tubuh normal, mata putih 3. warna tubuh kuning, mata merah 4. warna tubuh kuning, mata putih BERANGKAI (linkage) pada Kromosom-X

Editor's Notes

  1. NOTE: Want a different image on this slide? Select the picture and delete it. Now click the Pictures icon in the placeholder to insert your own image.