Makalah ini membahas tentang poligami menurut hukum Islam dan hukum positif Indonesia. Poligami dijelaskan sebagai pernikahan dengan lebih dari satu istri, yang diperbolehkan dalam agama Islam dengan batasan empat istri dan suami harus berlaku adil. Namun, hukum perkawinan Indonesia menganut asas monogami dan hanya mengizinkan poligami dengan syarat ketat seperti persetujuan istri dan jaminan keadilan suami.
PESAN: Jangan langsung di-copy tanpa cross-check dan meng-update informasi baru ya. PLUS, jangan lupa ubah template-nya. :)
Sumber: Siswa biasa.
Bila ada informasi yang kurang, dapat ditambahkan. Kritik dan pesan dapat langsung menghubungi saya. :) Semoga bermanfaat!
Memahami anatomi akad sangatlah penting bagi kalangan ekonom rabani dan orang yang terjun langsung di dunia bisnis. makalah ini meliputi penjelasan tentang definisi akad,rukun, syarat, jenis dan dampak hukum yang timbul dariya.
Sesungguhnya ISLAM itu mengatur segala hal. Bahkan urusan hubungan antara perempuan dan laki-laki terdapat syariat yang menjaga kemuliaan personalnya secara utuh.
Baca ini dan dalami lagi arti make relationship antara Laki\i2 dan Perempuan..Semoga Allah senantiasa menjaga kita dari godaan Syetan yang ingin menjerumuskan kita ke dalam Neraka.
PESAN: Jangan langsung di-copy tanpa cross-check dan meng-update informasi baru ya. PLUS, jangan lupa ubah template-nya. :)
Sumber: Siswa biasa.
Bila ada informasi yang kurang, dapat ditambahkan. Kritik dan pesan dapat langsung menghubungi saya. :) Semoga bermanfaat!
Memahami anatomi akad sangatlah penting bagi kalangan ekonom rabani dan orang yang terjun langsung di dunia bisnis. makalah ini meliputi penjelasan tentang definisi akad,rukun, syarat, jenis dan dampak hukum yang timbul dariya.
Sesungguhnya ISLAM itu mengatur segala hal. Bahkan urusan hubungan antara perempuan dan laki-laki terdapat syariat yang menjaga kemuliaan personalnya secara utuh.
Baca ini dan dalami lagi arti make relationship antara Laki\i2 dan Perempuan..Semoga Allah senantiasa menjaga kita dari godaan Syetan yang ingin menjerumuskan kita ke dalam Neraka.
We used to be 80% relevant, thanks to Persona and stereotypes.
But Marketing Automation, as a real game changer, allows us now to reach 100% relevance, without impacting our ROI.
Discover how to make your marketing evoluate, from a mass mailing that irritates, to a storytelling that converts.
The purpose of the present study was to test the psychometrics of the types of goal scale which was developed in three phases. In the first phase focus group were conducted with 6 elite sportspersons and discussed with 15 experts for item selection and content relevance. The second phase set out to identify latent factors in which 312 athletes were involved. The aim of third phase was to test the psychometrics by focusing on internal consistency of the items of identified factors of the types of goal. The results of an exploratory factor analysis provided a two-factor solution that accounted for 53.70 % of the overall variance (a) time bound goals (short-term, long-term & combined short-term and long-term goals) (3 items) (b) mixed combination of goals (process, performance & outcome goals) (3 items). Results from third phase supported the internal consistency of the scale and subscales of the types of goal.
En esta presentación encontrarán una serie de herramientas innovadoras que le permitirán tener un cuadro más completo de los distintos métodos que existen para recopilar o proveer información de una manera más dinámica y creativa.
Dalam tulisan ini, penulis akan membahas mengenai tentang poligami dalam perspektif alquran. Poligami ada sejak sebelum adanya Islam datang. Bangsa yang menjalankan poligami yaitu Arab jahiliyyah. Dan negara yang sudah tersebar luas budaya poligami adalah negara Ibrani, Rusia, Polandia, Jerman dan lain-lain. Di kalangan masyarakat Arab budaya laki-laki boleh menikahi sejumlah perempuan yang diinginkan tanpa adannya ikatan maupun syarat. Namun setelah lahirnya Islam dasar dan syariat poligami telah diatur sedimikian rupa sehingga dengan jelas laki-laki hanya boleh menikahi empat orang saja dan harus bisa berlaku adil . Poligami bukan wajib dan juga bukan sunnah, tetapi poligami bisa dikatakan wajib dalam pandangan Islam karena dengan tujuan kemaslahatan, dan poligami bisa dikatakan sunnah karena hanya dapat memenuhi kewajibannya saja. Dan di perbolehkannya poligami karena terbatas pada masalah yang sudah tidak ada lagi jalan keluarnya. Bila seorang laki-laki takut berbuat zhalim dan tidak bisa memenuhi kewajibannya maka haram hukumnya untuk berpoligami atau menikahi perempuan lebih dari satu.
Hak WNA Terhadap Penguasaan Tanah di IndonesiaRizki Gumilar
Subjek hukum yang memiliki hak pengelolaan, khususnya yaitu hak milik adalah warga negara Indonesia, badan hukum nasional yang diberi kewenangan oleh undang-undang. Adapun warga negara asing dan badan hukum asing yang mempunyai perwakilan di Indonesia juga mendapatkan hak penguasaan tanah yang diatur dalam Pasal 41 dan 42 UUPA. Lebih lanjut diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 40 tahun 1996 Tentang Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan, dan Hak Pakai atas Tanah jo. PP nomor 41 tahun 1996 tentang Pemilikan Rumah Tempat Tinggal atau Hunian oleh Orang Asing yang Berkedudukan di Indonesia. Pasal 21 ayat 3 UUPA juga menentukan, bahwa orang asing yang sesudah tanggal 24 september 1960 memperoleh hak milik karena pewarisan tanpa wasiat atau percampuran harta karena perkawinan juga mendapatkan hak milik yang bersifat sementara yang setelahnya harus diserahkan kembali pada negara. Cara-cara yang disebutkan seperti diatas adalah cara memperoleh hak tanpa melakukan sesuatu tindakan positif yang sengaja ditujukan pada terjadinya peralihan hak yang bersangkutan.
Analisis penempatan ruang tempat pembuangan akhir (tpa)Rizki Gumilar
Pada dasarnya penempatan pengelolaan sampah harus sesuai dengan ketentuan peraturan yang berkenaan dengan tata ruang. Namun dalam pelaksanaannya di TPA Pasirbajing sendiri masih jauh dari konsep tata ruang yang ideal, artinya dari segi tempat yang dikatakan telah masuk kategori sesuai dengan tempat pembuangan akhir yakni jauh dari sumber mata air, jauh dari sungai, jauh dari pemukiman namun sebenarnya jika meruntut pada teknis operasional pengelolaan sampah sendiri banyak hal yang mesti dibenahi dan diperbaiki mulai dari sarana yang menjadi unsur utama dalam pengelolaan sampah seperti lahan yang tidak akan mencemari lingkungan, kemudian peralatan yang mendukung dalam operasional pengolahan sampah seperti alat berat, drainase, saluran lindi, pipa ventilasi pengaman gas dan lain sebagainya. Namun memang jika permasalahan-permasalahan yang timbul juga akibat kurangnya pendanaan dari pemerintah maka perlu dicermati hal ini menjadi tanggungjawab kita bersama terlebih unsur pemerintah sebagai penyelenggara pemerintahan, unsur tata ruang, dinas kebersihan, lingkungan hidup dan semua unsur yang ikut terlibat dalam pengelolaan tata ruang yang ada di Kabupaten Garut, karena ini semua tak lebih untuk kepentingan dan kebaikan kita bersama.
1. Poligami Menurut Hukum Islam dan
Hukum Positif
Di susun oleh:
Rizki Gumilar 201129002
Arie Sugara 201129023
Pandu Yuda P 201129041
2. BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Dari wikipedia dijelaskan bahwa Poligami merupakan praktik pernikahan kepada lebih dari
satu suami atau istri (sesuai dengan jenis kelamin orang bersangkutan).
Poligami merupakan perkawinan seorang laki-laki dengan lebih dari satu wanita atau
perkawinan yang banyak atau pemahaman tentang seorang laki-laki yang membagi kasih
sayangnya atau cintanya dengan beberapa wanita dengan menyunting atau menikahi
wanita lebih dari satu dan hal ini dapat mengundang persepsi setiap orang baik negatif
atau positif tentang baik buruknya moral seseorang yang melakukan poligami.
Poligami sendiri berasal dari bahasa Yunani. Kata ini merupakan penggalan kata poli dan
polus yang artinya banyak, dan kata gamein atau gamos, yang artinya kawin atau
perkawinan. Maka, ketika kedua kata ini digabungkan akan berarti suatu perkawinan yang
banyak.
3. Dalam Islam, poligami mempunyai arti perkawinan yang lebih dari satu,
dengan batasan, umumnya dibolehkan hanya sampai empat wanita.
Walaupun ada juga yang memahami ayat tentang poligami dengan
batasan lebih dari empat atau bahkan lebih dari sembilan istri. Poligami
dengan batasan empat nampaknya lebih didukung oleh bukti sejarah.
Karena Nabi melarang menikahi wanita lebih dari empat orang.
Tujuan hidup keluarga adalah untuk mendapatkan kebahagiaan lahir dan
batin. Namun dengan adanya Polligami yang dilakukan sang suami,
kebahagiaan dalam keluarga dapat menjadi hilang. Hal ini tentunya
merugikan bagi kaum istri dan anak-anaknya karena mereka
beranggapan tidak akan mendapatkan perlakuan yang adil dari sang
suami
4. Identifikasi masalah
Dalam penulisan makalah ini, permasalahan-permasalahan yang akan
dibahas adalah sebagai berikut :
1. Bagaimanakah pelaksanaan poligami dan sejauh apa kaitannya
dengan hokum islam dan hukum positif ?
2. Bagaimanakah akibat hukum terhadap Poligami dalam hokum
positif Indonesia ?
5. Rumusan Masalah
Rumusan yang dibuat adalah yang dikutip dari internet ataupun buku
rujukan mengenai Poligami adalah sebagai suatu lembaga hukum yang
menyebabkan seorang beralih ke hubungan kekeluargaan lain, sehingga
timbul hubungan-hubungan hukum yang sah dengan isteri kedua
ataupun seterusnya sesuai jumlah istrinya, Ditambahkan bahwa
Poligami itu dilakukan sedemikian rupa, sehingga Suami itu baik secara
lahir maupun batin harus bias berlaku adil terhadap isteri-isterinya
sebagaimana yang di tentukan oleh ahlulkitab.
6. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini diantaranya adalah untuk memenuhi
salah satu tugas mata kuliah Kapsel Hukum Islam. Selain itu, penulisan
makalah ini bertujuan untuk menelaah lebih jauh, menambah
pemahaman serta memperluas pengetahuan mengenai Poligami
menurut Hukum Islam dan Hukum Positif.
7. Manfaat Penulisan Makalah
1. Secara Teoretis
Makalah ini diharapkan dapat memperluas serta menambah
khazanah pengetahuan dalam bidang Hukum Keluarga khususnya
mengenai Poligami menurut hokum Islam dan hukum positif
2. Secara Praktis
Diharapkan uraian dalam makalah ini dapat memberikan dasar
dan pengarahan dalam pemahaman mengenai Poligami dikaitkan
dengan hokum positif dan hokum islam
8. BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Poligami
Dari wikipedia dijelaskan bahwa Poligami merupakan praktik pernikahan
kepada lebih dari satu suami atau istri (sesuai dengan jenis kelamin orang
bersangkutan).
Poligami merupakan perkawinan seorang laki-laki dengan lebih dari satu
wanita atau perkawinan yang banyak atau pemahaman tentang seorang
laki-laki yang membagi kasih sayangnya atau cintanya dengan beberapa
wanita dengan menyunting atau menikahi wanita lebih dari satu dan hal ini
dapat mengundang persepsi setiap orang baik negatif atau positif tentang
baik buruknya moral seseorang yang melakukan poligami.
Poligami sendiri berasal dari bahasa Yunani. Kata ini merupakan penggalan
kata poli dan polus yang artinya banyak, dan kata gamein atau gamos,
yang artinya kawin atau perkawinan. Maka, ketika kedua kata ini
digabungkan akan berarti suatu perkawinan yang banyak.
9. B. Poligami Menurut Pandangan Hukum Islam
Poligami adalah isyarat islam yang merupakan sunah Rasulullah
SAW tentunya dengan syarat sang suami memiliki kemampuan untuk
adil diantara para isteri. Sebagai mana pada ayat yang artiya :
“Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap(hak-hak)
perempuan yatim (bilamana kamu mengawininya),maka kawinilah
wanita-wanita (lain) yang kamu senang, dua, tiga atau empat.
Kemudian jika kamu takut tidak dapat berlaku adil,maka (kawinilah)
seorang saja, atau budak-budak yangkamu miliki. Yang demikian itu
adalah lebih dekat daripada tidak berbuat aniaya.” (QS.An-Nisa ayat
ke-3)
10. Factor –faktor Yang Mempengeruhi Poligami
1. Fator Biologis
a) Istri yang Sakit
b) Hasrat Seksual yang Tinggi
c) Rutinitas Alami Setiap Wanita
d) Masa Subur Kaum Pria Lebih Lama
2. Faktor Internal Rumah Tangga
a) Kemandulan
b) Istri yang Lemah
c) Kepribadian yang Buruk
3. Faktor Sosial
a) Banyaknya Jumlah Wanita
b) Kesiapan Menikah dan Harapan Hidup pada Wanita
c) Berkurangnya Jumlah Kaum Pria
d) Lingkungan dan Tradisi
e) Kemapanan Ekonomi
11. Dampak Negatif Poligami
1. Terhadap Kehidupan Rumah Tangga
a) Dampak poligami terhadap kehidupan rumah tangga antara
lain
b) Ketidakharmonisan hubungan anggota keluarga.
c) Sering timbul permasalahan atau percek-cokan.
d) Tidak adanya rasa saling pecaya.
e) Tidak adanya kepedulian yang besar dari suami terhadap
anak dan isteri.
f) Kemungkinan dapat menyebabkan perceraian.
12. Poligami Mneurut Pandangan Hukum
Positif
Poligami sendiri mempunyai arti suatu sistem perkawinan antara satu orang pria dengan
lebih dari seorang istri. (Dikutip dari Undang-Undang Perkawinan Nomor 1 tahun 1974).
Pada dasarnya dalam Undang-Undang Perkawinan No. 1/1974 menganut adanya asas
monogami dalam perkawinan. Hal ini disebut dengan tegas dalam pasal 3 ayat 1 yang
menyebutkan bahwa ¿Pada asasnya seorang pria hanya boleh mempunyai seorang istri
dan seorang wanita hanya boleh mempunyai seorang suami. Akan tetapi asas monogami
dalam UU Perkawinan tidak bersifat mutlak, artinya hanya bersifat pengarahan pada
pembentukan perkawinan monogami dengan jalan mempersulit dan mempersempit
penggunaan lembaga poligami dan bukan menghapus sama sekali sistem poligami. Ini
dapat diambil sebuah argumen yaitu jika perkawinan poligami ini dipermudah maka setiap
laki-laki yang sudah beristri maupun yang belum tentu akan beramai-ramai untuk
melakukan poligami dan ini tentunya akan sangat merugikan pihak perempuan juga anak-
anak yang dilahirkannya nanti dikemudian hari.
13. Syarat-syarat diperbolehkanya Poligami
1. Istri tidak dapat menjalankan kewajiban sebagai istri
2. Istri mendapat cacat badan atau penyakit yang tidak dapat
disembuhkan
3. Istri tidak dapat melahirkan keturunan
14. Syarat-syarat pendukung
diperbolehkanya Poligami
Adanya persetujuan dari istri
Ada kepastian bahwa suami mampu menjamin keperluan hidup istri
dan anak-anaknya
Ada jaminan bahwa suami berlaku adil terhadap para istri dan anak-
anaknya.
15. Dalam PP Nomor 10 tahun 1983 pejabat
dari Pegawai Negeri Sipil yang
bersangkutan akan memberikan ijin
apabila ternyata :
1. Tidak bertentangan dengan ajaran atau peraturan agama yang dianut
oleh Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan.
2. Memenuhi syarat alternatif dan semua syarat komulatif
3. Tidak bertentangan dengan peraturan yang berlaku.
4. Tidak bertentangan dengan akal sehat.
5. Tidak ada kemungkinan mengganggu tugas kedinasan yang
dinyatakan dalam surat keterangan atasan langsung Pegawai Negeri
Sipil yang bersangkutan, serendah-rendahnya pejabat eselon IV atau
setingkat dengan itu.
16. BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan :
Dari data-data yang saya peroleh, baik dari buku, internet serta
dari teman-teman yang saya mintai pendapat, Saya dapat
menyimpulkan bahwa pada dasarnya poligami diperbolehkan oleh
agama apabila tujuannya baik dan sang suami dapat berlaku adil
terhadap istri-istrinya dan jumlah istrinya tidak melebihi 4 orang.
Namun masyarakat masih beranggapan negatif kepada orang-orang
yang berpoligami. Hal ini terjadi karena masalah poligami masih tabu di
masyarakat.
17. B. Saran :
Sebaiknya masyarakat tidak selalu beranggapan negatif terhadap seseorang yang
melakukan poligami karena ia pasti memiliki alasan-alasan serta faktor-faktor yang jelas
untuk melakukan poligami. Selain itu, sebaiknya para suami jangan melakukan poligami
apabila tidak dapat berlaku adil bagi istri-istrinya karena hukuman bagi suami yang tidak
bisa berlaku adil sangatlah pedih.
Nabi bersabda, “Barang siapa beristri dua dan tidak berlaku adil pada keduanya maka ia
akan datang pada hari kiamat dalam keadaan tubuhnya.” (HR Tirmidzi dan Al Hakim)
Pemakalah juga memberikan saran, khususnya kepada para suami yang ada di Negara
Indonesia sebaiknya :
a) Janganlah melakukan poligami, jika isteri masih dapat memenuhi kebutuhan baik
secara lahir dan bathin.
b) Disamping itu pula jika ingin melakukan poligami, maka bersikaplah adil terhadap
isteri dan anak – anak, dan juga harus mendapatkan persetujuan dari isteri baik
secara lisan maupun tulisan sebagaimana yang telah ditetapkan dalam UU No. 1
Tahun 1974 Tentang Perkawinan