SlideShare a Scribd company logo
Administrasi Kontrak Konstruksi
Embun Sari Ayu
Landasan Hukum
Kontrak (termasuk konstruksi) merupakan bentuk
kesepakatan yang termasuk dalam hukum PERJANJIAN
Diatur dalam Kitab Undang-undang Hukum
Perdata (KUHPt)
PERJANJIAN dan PERIKATAN
Perjanjian adalah peristiwa
dimana seorang berjanji pada
orang lain, atau dua orang
saling berjanji yang
mengakibatkan timbulnya
perikatan
Perjanjian atau Persetujuan
tertulis disebut KONTRAK
Timbulnya Perikatan
Perikatan adalah suatu
hubungan hukum antara dua
pihak (kreditur berhak
menuntut & Debitur
berkewajiban memenuhi
tuntutan)
• Suatu perjanjian : Dengan ada tanggung jawab
• Undang-undang
• Kesusilaan : Ikatan adat
 Harus tertentu dan dapat ditentukan
 Lump sum : obyek tertentu
 Unit price : obyek ditentukan kemudian
• Harus sah dan sesuai menurut undang-undang
• Prestasinya dimungkinkan untuk dilaksanakan
(secara objektif)
 Dua orang ( badan hukum ) atau lebih
 Satu pihak berkewajiban atas prestasi dan pihak
lain berhak atas prestasi
 Ada bentuk perikatan yang menyangkut pihak
ketiga (contoh : user)
Sistem dan Azas Perjanjian
Sistem Terbuka
System
dan Azaz
 Yang membuat kesepakatan/perjanjian bebasmengabaikan
ketentuan hukum perdata asal memenuhi syarat sah
perjanjian
 Pihak yang mengadakan perjanjian dapat membuat aturan
sendiri
 Semua persetujuan yang dibuat secara sah menjadi undang-
undang bagi mereka yang membuatnya
Azas Konsesualisme
 Perjanjian berlaku sejak detik dicapai kesepakatan
 Perjanjian sah jika hal-hal pokok yang disepakati
Syarat-syarat Sah Suatu Perjanjian
Azas
Konsesualisme
dalam KUHPt
Sepakat untuk mengikat diri
Cakap dalam membuat perjanjian
Menyangkut hal tertentu
Disebabkan oleh sesuatu yang
halal
Syarat
Subyektif
Tidak ada paksaan (suka rela)
Subyek mempunyai kapasitas
membuat perjanjia
Syarat
Obyektif
Obyek perjanjian tertentu
Klausanya legal atau tidak
bertentangan dengan hukum
Perjanjian membutuhkan akta notaris untuk memperoleh
kekuatan hukum dan kelak untuk pembuktian bila disangkal
oleh salah satu pihak
Batalnya Suatu Perjanjian
Suatu perjanjian
batal demi hukum
bila salah satu
atau kedua syarat
Obyektif tidak
dipenuhi
Perjanjian dapat
diminta untuk
dibatalkan bila
kedua syarat
Subyektif tidak
terpenuhi
Jika debitur tidak
dapat menepati janji,
maka dikuasakan
pada hakim untuk
mewujudkan :
• Perjanjian untuk
memberikan
sesuatu
• Perjanjian untuk
berbuat sesuatu
• Perjanjian untuk
tidak berbuat
sesuatu
Suatu perjanjian tidak
hanya mengikat untuk
hal-hal yang dengan
tegas dinyatakan
didalamnya, tetapi harus
memuat/dilengkapi
peraturan yang terdapat
dalam undang-undang,
adat kebiasaan setempat
Suatu perjanjian harus
memenuhi :
• Persyaratan atau
tuntutan kepastiaan
hukum
• Dilaksanakan dengan
itikad baik
( memenuhi tuntutan
keadilan )
Hal tidak menepati
janji dalam
pelaksanaan
perjanjian
Hal Undang-undang, adat
kebiasaan dan kepatuhan
pada pelaksanaan
perjanjian
Hal itikad baik pada
pelaksanaan
perjanjian
Pelaksanaan Perjanjian
Wanprestasi
Apabila debitur tidak dapat
melakukan apa yang telah
diperjanjikan maka dikatakan
melakukan wanprestasi,
yang berarti kelalaian atau
kealpaan
1. Tidak melakukan apa yang telah disanggupi akan
dilakukan
2. Melakukan apa yang dijanjikan tetapi tidak
sebagaimana telah dijanjikan
3. Melakukan apa yang dijanjikan, tetapi terlambat
4. Melakukan apa yang menurut perjanjian tidak boleh
dilakukan
1. Membayar ganti rugi
2. Pembatalan perjanjian
3. Pengalihan resiko
Ganti Rugi
Pengertian ganti rugi mencakup
3 hal :
1. Biaya adalah segala
perongkosan atau
pengeluaran yang nyata-
nyata telah dikeluarkan
2. Rugi adalah kerugian karena
kerusakan barang milik
kreditur akibat kelalaian
debitur
3. Bunga adalah kerugian
berupa kehilangan
keuntungan yang sudah
diperhitungkan sebelumnya
1. Rugi yang betul-betul diderita oleh kreditur
2. Keuntungan yang hilang yang semestinya diperoleh
kreditur
1. Ditetapkan dalam perjanjian
2. Bila tidak ditetapkan maka diberlakukan tingkat suku
bunga yang ditetapkan undang-undang
3. Sebesar bunga deposito pada bank pemerintah
Pembatalan perjanjian
 Sanksi hukum bagi debitur yang
lalai/gagal memenuhi perjanjian
 Pembatalan bertujuan untuk
membawa kedua pihak kembali
ke keadaan sebelum perjanjian
 Status pembatalan ; apakah
diperlukan keputusan hakim.
Peralihan Resiko
Peralihan resiko merupakan sanksi hukum bagi debitur
yang lalai/gagal memenuhi perjanjian ( wanprestasi )
Problematika
Dialihkan pada
pihak ketiga
Bagaimana dengan
status kepemilikan
dan tanggungjawab
terhadap obyek
perjanjian ?
Bagaimana
mekanisme dan
konsekuensi
hukumnya ?
Force Majeur (Keadaan Memaksa)
Debitur dibebaskan dari
kewajiban membayar
ganti rugi bila ia terkena
keadaan memaksa yang
membuatnya tidak
mungkin untuk
melaksanakan prestasi
yang diperjanjikan
Keadaan
memaksa
Tidak ada itikad buruk
dari debitur
Tidak sengaja
Tidak dapat
dipertanggung jawabkan
kepada debitur
Terjadi tidak terduga
Terjadi pada debitur
Terjadi setelah dibuatnya
perjanjian/ perikatan
Force Majeur
Teori
Obyektif
Teori
Subyektif
Keadaan memaksa
harus mempunyai
ketidakmungkinan
mutlak, bagi setiap
orang tidak mungkin
melaksanakan prestasi
tersebut
Keadaan memaksa harus
mempunyai ketidakmungkinan
yang tak mutlak, debitur masih
dapat melaksanakan prestasi tetapi
dengan pengorbanan yang sangat
besar sehingga tidak selayaknya
kreditur menuntut pemenuhan
prestasi
Kontrak Konstruksi
Pada dasarnya kedudukan para pelaku perjanjian (pihak
yang mengikatkan diri dalam perjanjian) adalah sama
Dalam perjanjian konstruksi banyak hal yang lebih rumit
daripada perjanjian (transaksi usaha) biasa
Perlu pemahaman yang mendalam terhadap konsep,
fungsi dan makna konstruksi
Kontrak konstruksi
merupakan suatu produk
hukum
KEDUDUKAN HUKUM ELEMEN
KOTRAK KONSTRUKSI
Elemen (bagian-bagian)
kontrak merupakan hal
yang tidak dapat
dipisahkan satu dari
lainnya, dan merupakan
suatu kesatuan yang
mengikat
Karena seluruh elemen
kontrak mempunyai
kedudukan dan
konsekuensi hukum yang
sama terhadap masing-
masing pihak yang
mengikatkan kontrak
TERIMA KASIH

More Related Content

Similar to adm proyek pertemuan 1.ppt

Hukum Perikatan
Hukum PerikatanHukum Perikatan
Hukum PerikatanDiarta
 
ppt bab 3 aspek hukum.pptx
ppt bab 3 aspek hukum.pptxppt bab 3 aspek hukum.pptx
ppt bab 3 aspek hukum.pptxArifArizky
 
Materi Kuliah OL H.Prkt (1- SH Kontrak) (1).ppt
Materi Kuliah OL H.Prkt (1- SH Kontrak) (1).pptMateri Kuliah OL H.Prkt (1- SH Kontrak) (1).ppt
Materi Kuliah OL H.Prkt (1- SH Kontrak) (1).pptSiumKarang
 
kontrak dalam dunia bisnis.pptx
kontrak dalam dunia bisnis.pptxkontrak dalam dunia bisnis.pptx
kontrak dalam dunia bisnis.pptxZULFAN31
 
1591504476264_Presentation+12+Hukum+Perdata.pptx
1591504476264_Presentation+12+Hukum+Perdata.pptx1591504476264_Presentation+12+Hukum+Perdata.pptx
1591504476264_Presentation+12+Hukum+Perdata.pptxakhedy1
 
3.Hk-Perikatan_22.ppt
3.Hk-Perikatan_22.ppt3.Hk-Perikatan_22.ppt
3.Hk-Perikatan_22.pptOSISSPENTIBEL
 
Hukum Bisnis, M.2_Final (1).pptx
Hukum Bisnis, M.2_Final (1).pptxHukum Bisnis, M.2_Final (1).pptx
Hukum Bisnis, M.2_Final (1).pptxQoirulBagas1
 
Aspek hukum dalam kontrak bisnis (The Law Aspect in Bussiness Contract)
Aspek hukum dalam kontrak bisnis (The Law Aspect in Bussiness Contract)Aspek hukum dalam kontrak bisnis (The Law Aspect in Bussiness Contract)
Aspek hukum dalam kontrak bisnis (The Law Aspect in Bussiness Contract)Aprinsya Panjaitan
 
PPT_Kelompok 1_Hukum Perikatan_Pengantar Hukum Bisnis.pptx
PPT_Kelompok 1_Hukum Perikatan_Pengantar Hukum Bisnis.pptxPPT_Kelompok 1_Hukum Perikatan_Pengantar Hukum Bisnis.pptx
PPT_Kelompok 1_Hukum Perikatan_Pengantar Hukum Bisnis.pptxFauziRusdianto1
 
HUKUM-PERIKATAN-PPM.pptx
HUKUM-PERIKATAN-PPM.pptxHUKUM-PERIKATAN-PPM.pptx
HUKUM-PERIKATAN-PPM.pptxDEWISARAH13
 
Hukum Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang
Hukum Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang Hukum Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang
Hukum Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang Leks&Co
 
Hkm Perikatan-Sesi 14a_Prodi S-1_FH-UMT Dr Suyud M.pptx
Hkm Perikatan-Sesi 14a_Prodi S-1_FH-UMT Dr Suyud M.pptxHkm Perikatan-Sesi 14a_Prodi S-1_FH-UMT Dr Suyud M.pptx
Hkm Perikatan-Sesi 14a_Prodi S-1_FH-UMT Dr Suyud M.pptxEkaratnaPutri
 
Azas Perikatan & Macam-macam Perikatan
Azas Perikatan & Macam-macam PerikatanAzas Perikatan & Macam-macam Perikatan
Azas Perikatan & Macam-macam PerikatanFair Nurfachrizi
 

Similar to adm proyek pertemuan 1.ppt (20)

Hukum Perikatan
Hukum PerikatanHukum Perikatan
Hukum Perikatan
 
ppt bab 3 aspek hukum.pptx
ppt bab 3 aspek hukum.pptxppt bab 3 aspek hukum.pptx
ppt bab 3 aspek hukum.pptx
 
Hukum perikatan
Hukum perikatanHukum perikatan
Hukum perikatan
 
Keadaan hukum
Keadaan hukumKeadaan hukum
Keadaan hukum
 
Materi Kuliah OL H.Prkt (1- SH Kontrak) (1).ppt
Materi Kuliah OL H.Prkt (1- SH Kontrak) (1).pptMateri Kuliah OL H.Prkt (1- SH Kontrak) (1).ppt
Materi Kuliah OL H.Prkt (1- SH Kontrak) (1).ppt
 
kontrak dalam dunia bisnis.pptx
kontrak dalam dunia bisnis.pptxkontrak dalam dunia bisnis.pptx
kontrak dalam dunia bisnis.pptx
 
Hukum perjanjian
Hukum perjanjianHukum perjanjian
Hukum perjanjian
 
1591504476264_Presentation+12+Hukum+Perdata.pptx
1591504476264_Presentation+12+Hukum+Perdata.pptx1591504476264_Presentation+12+Hukum+Perdata.pptx
1591504476264_Presentation+12+Hukum+Perdata.pptx
 
3.Hk-Perikatan_22.ppt
3.Hk-Perikatan_22.ppt3.Hk-Perikatan_22.ppt
3.Hk-Perikatan_22.ppt
 
Hukum perjanjian
Hukum perjanjianHukum perjanjian
Hukum perjanjian
 
Pertanyaan dan Jawaban seputar Hukum Perdata
Pertanyaan dan Jawaban seputar Hukum Perdata Pertanyaan dan Jawaban seputar Hukum Perdata
Pertanyaan dan Jawaban seputar Hukum Perdata
 
Hukum Bisnis, M.2_Final (1).pptx
Hukum Bisnis, M.2_Final (1).pptxHukum Bisnis, M.2_Final (1).pptx
Hukum Bisnis, M.2_Final (1).pptx
 
Aspek hukum dalam kontrak bisnis (The Law Aspect in Bussiness Contract)
Aspek hukum dalam kontrak bisnis (The Law Aspect in Bussiness Contract)Aspek hukum dalam kontrak bisnis (The Law Aspect in Bussiness Contract)
Aspek hukum dalam kontrak bisnis (The Law Aspect in Bussiness Contract)
 
Hukum Perikatan
Hukum PerikatanHukum Perikatan
Hukum Perikatan
 
PPT_Kelompok 1_Hukum Perikatan_Pengantar Hukum Bisnis.pptx
PPT_Kelompok 1_Hukum Perikatan_Pengantar Hukum Bisnis.pptxPPT_Kelompok 1_Hukum Perikatan_Pengantar Hukum Bisnis.pptx
PPT_Kelompok 1_Hukum Perikatan_Pengantar Hukum Bisnis.pptx
 
Hukum perikatan
Hukum perikatanHukum perikatan
Hukum perikatan
 
HUKUM-PERIKATAN-PPM.pptx
HUKUM-PERIKATAN-PPM.pptxHUKUM-PERIKATAN-PPM.pptx
HUKUM-PERIKATAN-PPM.pptx
 
Hukum Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang
Hukum Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang Hukum Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang
Hukum Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang
 
Hkm Perikatan-Sesi 14a_Prodi S-1_FH-UMT Dr Suyud M.pptx
Hkm Perikatan-Sesi 14a_Prodi S-1_FH-UMT Dr Suyud M.pptxHkm Perikatan-Sesi 14a_Prodi S-1_FH-UMT Dr Suyud M.pptx
Hkm Perikatan-Sesi 14a_Prodi S-1_FH-UMT Dr Suyud M.pptx
 
Azas Perikatan & Macam-macam Perikatan
Azas Perikatan & Macam-macam PerikatanAzas Perikatan & Macam-macam Perikatan
Azas Perikatan & Macam-macam Perikatan
 

Recently uploaded

Ukuran penyebaran data berkelompok (statistika)
Ukuran penyebaran data berkelompok (statistika)Ukuran penyebaran data berkelompok (statistika)
Ukuran penyebaran data berkelompok (statistika)hendriko8
 
Studi Kasus Pantai Kelan Provinsi Bali.pdf
Studi Kasus Pantai Kelan Provinsi Bali.pdfStudi Kasus Pantai Kelan Provinsi Bali.pdf
Studi Kasus Pantai Kelan Provinsi Bali.pdfnovia73231
 
Panduan Logging Ringkas Nickel laterite.
Panduan Logging Ringkas Nickel laterite.Panduan Logging Ringkas Nickel laterite.
Panduan Logging Ringkas Nickel laterite.aldreyuda
 
Daftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdf
Daftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdfDaftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdf
Daftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdfTsabitpattipeilohy
 
Matematika diskrit: metode pohon/trees.ppt
Matematika diskrit: metode pohon/trees.pptMatematika diskrit: metode pohon/trees.ppt
Matematika diskrit: metode pohon/trees.pptAzrilAld
 
Metode Kerja Borepile utk Proyek Jembantan Hauling Blok III Utara PT AGM Kals...
Metode Kerja Borepile utk Proyek Jembantan Hauling Blok III Utara PT AGM Kals...Metode Kerja Borepile utk Proyek Jembantan Hauling Blok III Utara PT AGM Kals...
Metode Kerja Borepile utk Proyek Jembantan Hauling Blok III Utara PT AGM Kals...MichaelBluer
 
Tugas 01 Penjelasan Cara Melakukan Gasifikasi.pdf
Tugas 01 Penjelasan Cara Melakukan Gasifikasi.pdfTugas 01 Penjelasan Cara Melakukan Gasifikasi.pdf
Tugas 01 Penjelasan Cara Melakukan Gasifikasi.pdfnimrodnapitu
 
SUPERVISOR K3 (MAULANA PANDU PERMANA).ppt
SUPERVISOR K3 (MAULANA PANDU PERMANA).pptSUPERVISOR K3 (MAULANA PANDU PERMANA).ppt
SUPERVISOR K3 (MAULANA PANDU PERMANA).pptwartonowartono11
 

Recently uploaded (8)

Ukuran penyebaran data berkelompok (statistika)
Ukuran penyebaran data berkelompok (statistika)Ukuran penyebaran data berkelompok (statistika)
Ukuran penyebaran data berkelompok (statistika)
 
Studi Kasus Pantai Kelan Provinsi Bali.pdf
Studi Kasus Pantai Kelan Provinsi Bali.pdfStudi Kasus Pantai Kelan Provinsi Bali.pdf
Studi Kasus Pantai Kelan Provinsi Bali.pdf
 
Panduan Logging Ringkas Nickel laterite.
Panduan Logging Ringkas Nickel laterite.Panduan Logging Ringkas Nickel laterite.
Panduan Logging Ringkas Nickel laterite.
 
Daftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdf
Daftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdfDaftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdf
Daftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdf
 
Matematika diskrit: metode pohon/trees.ppt
Matematika diskrit: metode pohon/trees.pptMatematika diskrit: metode pohon/trees.ppt
Matematika diskrit: metode pohon/trees.ppt
 
Metode Kerja Borepile utk Proyek Jembantan Hauling Blok III Utara PT AGM Kals...
Metode Kerja Borepile utk Proyek Jembantan Hauling Blok III Utara PT AGM Kals...Metode Kerja Borepile utk Proyek Jembantan Hauling Blok III Utara PT AGM Kals...
Metode Kerja Borepile utk Proyek Jembantan Hauling Blok III Utara PT AGM Kals...
 
Tugas 01 Penjelasan Cara Melakukan Gasifikasi.pdf
Tugas 01 Penjelasan Cara Melakukan Gasifikasi.pdfTugas 01 Penjelasan Cara Melakukan Gasifikasi.pdf
Tugas 01 Penjelasan Cara Melakukan Gasifikasi.pdf
 
SUPERVISOR K3 (MAULANA PANDU PERMANA).ppt
SUPERVISOR K3 (MAULANA PANDU PERMANA).pptSUPERVISOR K3 (MAULANA PANDU PERMANA).ppt
SUPERVISOR K3 (MAULANA PANDU PERMANA).ppt
 

adm proyek pertemuan 1.ppt

  • 2. Landasan Hukum Kontrak (termasuk konstruksi) merupakan bentuk kesepakatan yang termasuk dalam hukum PERJANJIAN Diatur dalam Kitab Undang-undang Hukum Perdata (KUHPt)
  • 3. PERJANJIAN dan PERIKATAN Perjanjian adalah peristiwa dimana seorang berjanji pada orang lain, atau dua orang saling berjanji yang mengakibatkan timbulnya perikatan Perjanjian atau Persetujuan tertulis disebut KONTRAK Timbulnya Perikatan Perikatan adalah suatu hubungan hukum antara dua pihak (kreditur berhak menuntut & Debitur berkewajiban memenuhi tuntutan) • Suatu perjanjian : Dengan ada tanggung jawab • Undang-undang • Kesusilaan : Ikatan adat
  • 4.  Harus tertentu dan dapat ditentukan  Lump sum : obyek tertentu  Unit price : obyek ditentukan kemudian • Harus sah dan sesuai menurut undang-undang • Prestasinya dimungkinkan untuk dilaksanakan (secara objektif)  Dua orang ( badan hukum ) atau lebih  Satu pihak berkewajiban atas prestasi dan pihak lain berhak atas prestasi  Ada bentuk perikatan yang menyangkut pihak ketiga (contoh : user)
  • 5. Sistem dan Azas Perjanjian Sistem Terbuka System dan Azaz  Yang membuat kesepakatan/perjanjian bebasmengabaikan ketentuan hukum perdata asal memenuhi syarat sah perjanjian  Pihak yang mengadakan perjanjian dapat membuat aturan sendiri  Semua persetujuan yang dibuat secara sah menjadi undang- undang bagi mereka yang membuatnya Azas Konsesualisme  Perjanjian berlaku sejak detik dicapai kesepakatan  Perjanjian sah jika hal-hal pokok yang disepakati
  • 6. Syarat-syarat Sah Suatu Perjanjian Azas Konsesualisme dalam KUHPt Sepakat untuk mengikat diri Cakap dalam membuat perjanjian Menyangkut hal tertentu Disebabkan oleh sesuatu yang halal Syarat Subyektif Tidak ada paksaan (suka rela) Subyek mempunyai kapasitas membuat perjanjia Syarat Obyektif Obyek perjanjian tertentu Klausanya legal atau tidak bertentangan dengan hukum Perjanjian membutuhkan akta notaris untuk memperoleh kekuatan hukum dan kelak untuk pembuktian bila disangkal oleh salah satu pihak
  • 7. Batalnya Suatu Perjanjian Suatu perjanjian batal demi hukum bila salah satu atau kedua syarat Obyektif tidak dipenuhi Perjanjian dapat diminta untuk dibatalkan bila kedua syarat Subyektif tidak terpenuhi
  • 8. Jika debitur tidak dapat menepati janji, maka dikuasakan pada hakim untuk mewujudkan : • Perjanjian untuk memberikan sesuatu • Perjanjian untuk berbuat sesuatu • Perjanjian untuk tidak berbuat sesuatu Suatu perjanjian tidak hanya mengikat untuk hal-hal yang dengan tegas dinyatakan didalamnya, tetapi harus memuat/dilengkapi peraturan yang terdapat dalam undang-undang, adat kebiasaan setempat Suatu perjanjian harus memenuhi : • Persyaratan atau tuntutan kepastiaan hukum • Dilaksanakan dengan itikad baik ( memenuhi tuntutan keadilan ) Hal tidak menepati janji dalam pelaksanaan perjanjian Hal Undang-undang, adat kebiasaan dan kepatuhan pada pelaksanaan perjanjian Hal itikad baik pada pelaksanaan perjanjian Pelaksanaan Perjanjian
  • 9. Wanprestasi Apabila debitur tidak dapat melakukan apa yang telah diperjanjikan maka dikatakan melakukan wanprestasi, yang berarti kelalaian atau kealpaan 1. Tidak melakukan apa yang telah disanggupi akan dilakukan 2. Melakukan apa yang dijanjikan tetapi tidak sebagaimana telah dijanjikan 3. Melakukan apa yang dijanjikan, tetapi terlambat 4. Melakukan apa yang menurut perjanjian tidak boleh dilakukan 1. Membayar ganti rugi 2. Pembatalan perjanjian 3. Pengalihan resiko
  • 10. Ganti Rugi Pengertian ganti rugi mencakup 3 hal : 1. Biaya adalah segala perongkosan atau pengeluaran yang nyata- nyata telah dikeluarkan 2. Rugi adalah kerugian karena kerusakan barang milik kreditur akibat kelalaian debitur 3. Bunga adalah kerugian berupa kehilangan keuntungan yang sudah diperhitungkan sebelumnya 1. Rugi yang betul-betul diderita oleh kreditur 2. Keuntungan yang hilang yang semestinya diperoleh kreditur 1. Ditetapkan dalam perjanjian 2. Bila tidak ditetapkan maka diberlakukan tingkat suku bunga yang ditetapkan undang-undang 3. Sebesar bunga deposito pada bank pemerintah
  • 11. Pembatalan perjanjian  Sanksi hukum bagi debitur yang lalai/gagal memenuhi perjanjian  Pembatalan bertujuan untuk membawa kedua pihak kembali ke keadaan sebelum perjanjian  Status pembatalan ; apakah diperlukan keputusan hakim.
  • 12. Peralihan Resiko Peralihan resiko merupakan sanksi hukum bagi debitur yang lalai/gagal memenuhi perjanjian ( wanprestasi ) Problematika Dialihkan pada pihak ketiga Bagaimana dengan status kepemilikan dan tanggungjawab terhadap obyek perjanjian ? Bagaimana mekanisme dan konsekuensi hukumnya ?
  • 13. Force Majeur (Keadaan Memaksa) Debitur dibebaskan dari kewajiban membayar ganti rugi bila ia terkena keadaan memaksa yang membuatnya tidak mungkin untuk melaksanakan prestasi yang diperjanjikan Keadaan memaksa Tidak ada itikad buruk dari debitur Tidak sengaja Tidak dapat dipertanggung jawabkan kepada debitur Terjadi tidak terduga Terjadi pada debitur Terjadi setelah dibuatnya perjanjian/ perikatan
  • 14. Force Majeur Teori Obyektif Teori Subyektif Keadaan memaksa harus mempunyai ketidakmungkinan mutlak, bagi setiap orang tidak mungkin melaksanakan prestasi tersebut Keadaan memaksa harus mempunyai ketidakmungkinan yang tak mutlak, debitur masih dapat melaksanakan prestasi tetapi dengan pengorbanan yang sangat besar sehingga tidak selayaknya kreditur menuntut pemenuhan prestasi
  • 15. Kontrak Konstruksi Pada dasarnya kedudukan para pelaku perjanjian (pihak yang mengikatkan diri dalam perjanjian) adalah sama Dalam perjanjian konstruksi banyak hal yang lebih rumit daripada perjanjian (transaksi usaha) biasa Perlu pemahaman yang mendalam terhadap konsep, fungsi dan makna konstruksi
  • 16. Kontrak konstruksi merupakan suatu produk hukum KEDUDUKAN HUKUM ELEMEN KOTRAK KONSTRUKSI Elemen (bagian-bagian) kontrak merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan satu dari lainnya, dan merupakan suatu kesatuan yang mengikat Karena seluruh elemen kontrak mempunyai kedudukan dan konsekuensi hukum yang sama terhadap masing- masing pihak yang mengikatkan kontrak