Dokumen tersebut membahas tentang administrasi kontrak konstruksi dari sudut hukum. Kontrak konstruksi merupakan perjanjian yang diatur dalam hukum perdata. Dokumen menjelaskan tentang landasan hukum, unsur-unsur, syarat sahnya, pelaksanaan, sanksi hukum apabila terjadi wanprestasi, serta kedudukan hukum elemen-elemen kontrak konstruksi.
2. Landasan Hukum
Kontrak (termasuk konstruksi) merupakan bentuk
kesepakatan yang termasuk dalam hukum PERJANJIAN
Diatur dalam Kitab Undang-undang Hukum
Perdata (KUHPt)
3. PERJANJIAN dan PERIKATAN
Perjanjian adalah peristiwa
dimana seorang berjanji pada
orang lain, atau dua orang
saling berjanji yang
mengakibatkan timbulnya
perikatan
Perjanjian atau Persetujuan
tertulis disebut KONTRAK
Timbulnya Perikatan
Perikatan adalah suatu
hubungan hukum antara dua
pihak (kreditur berhak
menuntut & Debitur
berkewajiban memenuhi
tuntutan)
• Suatu perjanjian : Dengan ada tanggung jawab
• Undang-undang
• Kesusilaan : Ikatan adat
4. Harus tertentu dan dapat ditentukan
Lump sum : obyek tertentu
Unit price : obyek ditentukan kemudian
• Harus sah dan sesuai menurut undang-undang
• Prestasinya dimungkinkan untuk dilaksanakan
(secara objektif)
Dua orang ( badan hukum ) atau lebih
Satu pihak berkewajiban atas prestasi dan pihak
lain berhak atas prestasi
Ada bentuk perikatan yang menyangkut pihak
ketiga (contoh : user)
5. Sistem dan Azas Perjanjian
Sistem Terbuka
System
dan Azaz
Yang membuat kesepakatan/perjanjian bebasmengabaikan
ketentuan hukum perdata asal memenuhi syarat sah
perjanjian
Pihak yang mengadakan perjanjian dapat membuat aturan
sendiri
Semua persetujuan yang dibuat secara sah menjadi undang-
undang bagi mereka yang membuatnya
Azas Konsesualisme
Perjanjian berlaku sejak detik dicapai kesepakatan
Perjanjian sah jika hal-hal pokok yang disepakati
6. Syarat-syarat Sah Suatu Perjanjian
Azas
Konsesualisme
dalam KUHPt
Sepakat untuk mengikat diri
Cakap dalam membuat perjanjian
Menyangkut hal tertentu
Disebabkan oleh sesuatu yang
halal
Syarat
Subyektif
Tidak ada paksaan (suka rela)
Subyek mempunyai kapasitas
membuat perjanjia
Syarat
Obyektif
Obyek perjanjian tertentu
Klausanya legal atau tidak
bertentangan dengan hukum
Perjanjian membutuhkan akta notaris untuk memperoleh
kekuatan hukum dan kelak untuk pembuktian bila disangkal
oleh salah satu pihak
7. Batalnya Suatu Perjanjian
Suatu perjanjian
batal demi hukum
bila salah satu
atau kedua syarat
Obyektif tidak
dipenuhi
Perjanjian dapat
diminta untuk
dibatalkan bila
kedua syarat
Subyektif tidak
terpenuhi
8. Jika debitur tidak
dapat menepati janji,
maka dikuasakan
pada hakim untuk
mewujudkan :
• Perjanjian untuk
memberikan
sesuatu
• Perjanjian untuk
berbuat sesuatu
• Perjanjian untuk
tidak berbuat
sesuatu
Suatu perjanjian tidak
hanya mengikat untuk
hal-hal yang dengan
tegas dinyatakan
didalamnya, tetapi harus
memuat/dilengkapi
peraturan yang terdapat
dalam undang-undang,
adat kebiasaan setempat
Suatu perjanjian harus
memenuhi :
• Persyaratan atau
tuntutan kepastiaan
hukum
• Dilaksanakan dengan
itikad baik
( memenuhi tuntutan
keadilan )
Hal tidak menepati
janji dalam
pelaksanaan
perjanjian
Hal Undang-undang, adat
kebiasaan dan kepatuhan
pada pelaksanaan
perjanjian
Hal itikad baik pada
pelaksanaan
perjanjian
Pelaksanaan Perjanjian
9. Wanprestasi
Apabila debitur tidak dapat
melakukan apa yang telah
diperjanjikan maka dikatakan
melakukan wanprestasi,
yang berarti kelalaian atau
kealpaan
1. Tidak melakukan apa yang telah disanggupi akan
dilakukan
2. Melakukan apa yang dijanjikan tetapi tidak
sebagaimana telah dijanjikan
3. Melakukan apa yang dijanjikan, tetapi terlambat
4. Melakukan apa yang menurut perjanjian tidak boleh
dilakukan
1. Membayar ganti rugi
2. Pembatalan perjanjian
3. Pengalihan resiko
10. Ganti Rugi
Pengertian ganti rugi mencakup
3 hal :
1. Biaya adalah segala
perongkosan atau
pengeluaran yang nyata-
nyata telah dikeluarkan
2. Rugi adalah kerugian karena
kerusakan barang milik
kreditur akibat kelalaian
debitur
3. Bunga adalah kerugian
berupa kehilangan
keuntungan yang sudah
diperhitungkan sebelumnya
1. Rugi yang betul-betul diderita oleh kreditur
2. Keuntungan yang hilang yang semestinya diperoleh
kreditur
1. Ditetapkan dalam perjanjian
2. Bila tidak ditetapkan maka diberlakukan tingkat suku
bunga yang ditetapkan undang-undang
3. Sebesar bunga deposito pada bank pemerintah
11. Pembatalan perjanjian
Sanksi hukum bagi debitur yang
lalai/gagal memenuhi perjanjian
Pembatalan bertujuan untuk
membawa kedua pihak kembali
ke keadaan sebelum perjanjian
Status pembatalan ; apakah
diperlukan keputusan hakim.
12. Peralihan Resiko
Peralihan resiko merupakan sanksi hukum bagi debitur
yang lalai/gagal memenuhi perjanjian ( wanprestasi )
Problematika
Dialihkan pada
pihak ketiga
Bagaimana dengan
status kepemilikan
dan tanggungjawab
terhadap obyek
perjanjian ?
Bagaimana
mekanisme dan
konsekuensi
hukumnya ?
13. Force Majeur (Keadaan Memaksa)
Debitur dibebaskan dari
kewajiban membayar
ganti rugi bila ia terkena
keadaan memaksa yang
membuatnya tidak
mungkin untuk
melaksanakan prestasi
yang diperjanjikan
Keadaan
memaksa
Tidak ada itikad buruk
dari debitur
Tidak sengaja
Tidak dapat
dipertanggung jawabkan
kepada debitur
Terjadi tidak terduga
Terjadi pada debitur
Terjadi setelah dibuatnya
perjanjian/ perikatan
14. Force Majeur
Teori
Obyektif
Teori
Subyektif
Keadaan memaksa
harus mempunyai
ketidakmungkinan
mutlak, bagi setiap
orang tidak mungkin
melaksanakan prestasi
tersebut
Keadaan memaksa harus
mempunyai ketidakmungkinan
yang tak mutlak, debitur masih
dapat melaksanakan prestasi tetapi
dengan pengorbanan yang sangat
besar sehingga tidak selayaknya
kreditur menuntut pemenuhan
prestasi
15. Kontrak Konstruksi
Pada dasarnya kedudukan para pelaku perjanjian (pihak
yang mengikatkan diri dalam perjanjian) adalah sama
Dalam perjanjian konstruksi banyak hal yang lebih rumit
daripada perjanjian (transaksi usaha) biasa
Perlu pemahaman yang mendalam terhadap konsep,
fungsi dan makna konstruksi
16. Kontrak konstruksi
merupakan suatu produk
hukum
KEDUDUKAN HUKUM ELEMEN
KOTRAK KONSTRUKSI
Elemen (bagian-bagian)
kontrak merupakan hal
yang tidak dapat
dipisahkan satu dari
lainnya, dan merupakan
suatu kesatuan yang
mengikat
Karena seluruh elemen
kontrak mempunyai
kedudukan dan
konsekuensi hukum yang
sama terhadap masing-
masing pihak yang
mengikatkan kontrak