SlideShare a Scribd company logo
PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE TPS (Think-
Phair-Share) DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA
POKOK BAHASAN OPERASI HITUNG BENTUK
ALJABAR
(Untuk memenuhi tugas mata kuliah Belajar dan Pembelajaran)
DISUSUN OLEH :
MEINITO SYNDI
201410060311077
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIDKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
PENDIDIKAN MATEMATIKA
2015/2016
ii
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT.
yang memiliki keistimewaan dan pemberian segala kenikmatan besar, baik nikmat
iman, kesehatan dan kekuatan didalam penyusunan makalah makalah yang berjudul
“Penerapan Model Kooperatif Tipe TPS (Think – Phair – Share) Dalam
Pembelajaran Matematika Pokok Bahasan Operasi Hitung Bentuk Aljabar”. Salawat
dan salam senantiasa tercurahkan kepada Sayyidina Muhammad SAW. keluarga dan
para sahabatnya dan penegak sunnah-Nya sampai kelak akhir zaman.
Makalah ini disusun sebagai untuk memenuhi tugas mata kuliah Belajar dan
Pembelajaran. Dalam proses pembuatan makalah ini tidak terlepas dari bantuan
berbagai pihak, oleh karena itu saya menyampaikan terimakasih kepada :
1. Bapak Drs. Imam Turmudzi, M.Si selaku dosen pembimbing mata kuliah
Belajar dan Pembelajaran.
2. Orang tua saya yang senantiasa memberikan dukungan dan bantuan baik
secara moral ataupun materiil.
3. Teman-teman saya yang selalu memberikan semangat serta bantuan.
Penulis menyadari makalah ini masih banyak kekurangan baik dalam hal isi
maupun sistematika dan teknik penulisan. Kritik dan saran yang membangun
diharapkan demi kesempurnaan makah ini. Semoga makalah ini bisa memberikan
manfaat bagi penulis dan pembaca.
Malang, 10 Juni 2015
Penulis
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................... ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................... iii
BAB I............................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ............................................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang............................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ......................................................................................... 3
1.3. Tujuan Penulisan........................................................................................... 3
BAB II.............................................................................................................................. 4
DASAR TEORI................................................................................................................... 4
2.1. Proses Belajar Mengajar................................................................................. 4
2.2. Model Pembelajaran...................................................................................... 5
2.3. Pembelajaran Kooperatif ............................................................................... 6
2.4. Tahap-Tahap Pembelajaran Kooperatif..........................................................10
2.5. Model Pembelajaran Tipe TPS (Think-Pair-Share) ...........................................12
2.6. KelebihandanKelemahanPembelajaranKooperatifTipe TPS(Think-Pair-Share)
13
BAB III............................................................................................................................15
LANGKAH – LANGKAH PENERAPAN..................................................................................15
4.1. Implementasi PembelajaranKooperatif Tipe TPS(Think-Pair-Share)PadaMateri
Operasi Hitung BentukAljabar..................................................................................15
BAB IV............................................................................................................................17
PENUTUP .......................................................................................................................17
Kesimpulan .............................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................18
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Perkembangan teknologi yang sangat pesat berpengaruh dalam dunia
pendidikan. Dengan berkembangnya teknologi ini mengakibatkan berkembangnya
ilmu pengetahuan yang memiliki dampak positif maupun negatif. Perkembangan
teknologi ini dimulai dari negara maju, sehingga sebagai negara berkembang seperti
negara Indonesia ini perlu menyamakan diri dengan negara maju lainnya. Dengan
perkembangan teknologi ini pemerintah perlu meningkatkan pembangunan di bidang
pendidikan baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Peningkatan kualitas ini
dilakukan dengan peningkatan sarana dan prasarana, peningkatan tenaga
profesionalisme, tenaga pendidik, dan peningkatan mutu anak didik. Dalam
meningkatkan mutu pendidikan, penguasaan materi merupakan salah satu unsur
penting yang harus diperhatikan guru dan siswa karena mencakup nilai – nilai aspek
dalam pendidikan.
Pada dasarnya pendidikan merupakan proses untuk membantu dalam
mengembangkan diri siswa dan untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia,
sehingga manusia mampu untuk menghadapi setiap perubahan yang terjadi, menuju
arah yang lebih baik. Pendidikan ini dapat berupa pembelajaran. Salah satu
komponen dalam pembelajaran adalah pemanfaatan berbagai macam strategi dan
metode pembelajaran secara dinamis dan fleksibel sesuai dengan materi, siswa, dan
konteks pembelajaran. Inti dari pembelajaran adalah siswa yang belajar.
Dalam pembelajaran di sekolah aspek pemahaman suatu konsep termasuk
pemahaman konsep dan aplikasinya merupakan hal yang sangat penting yang harus
dimiliki siswa. Jika konsep dasar dimiliki murid secara salah, maka sukar untuk
memperbaiki kembali, terutama jika sudah diterapkan dalam menyelesaikan soal –
soal matematika. Jika murid bersifat terbuka masih ada harapan untuk
memperbaikinya sebelum siswa menerapkannya dalam menyelesaikan soal – soal
matematika. Namun jika murid bersifat tertutup, maka kesalahan itu akan dibawa
terus sampai pada suatu saat mereka menyadari bahwa konsep – konsep yang mereka
2
miliki adalah keliru. Oleh karena itu yang terpenting adalah bagaimana siswa
memahami konsep matematika secara bulat dan utuh, sehingga jika diterapkan dalam
menyelesaikan soal – soal matematika siswa tidak mengalami kesulitan. Gambaran
permasalahan tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran matematika perlu
diperbaiki guna meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep – konsep
matematika.
Dalam hal ini penuslis mengambil model pembelajaran kooperatif tipe Think-
Pair-Share (TPS) dalam pembelajaran matematika untuk diterapkan. Karena dalam
model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share (TPS), siswa dihadapkan pada
masalah-masalah nyata yang ada di lingkungan serta mengajarkan mereka berdiskusi
atau belajar secara berkelompok, sedangkan guru sebagai fasilitator bagi siswa.
Sehingga aktivitas belajar siswa khususnya aktivitas mental siswa dapat teramati oleh
guru. Melalui pembelajaran ini diharapkan siswa memperoleh pengetahuan yang
bermakna dan menumbuhkan motivasi siswa sehingga pembelajaran matematika
dapat terlaksana secara optimal.
Langkah dalam model pembelajaran tipe TPS ini adalah membagi kelompok
yang terdiri dari dua orang anggota dalam satu kelompok dengan tingkat kemampuan
yang berbeda. Model pembelajaran tipe Think-Pair-Share (TPS) ini dapat diterapkan
dalam kelas yang besar dan juga tidak perlu waktu yang lama untuk pembentukan
kelompok. Dengan cara mengelompokkan siswa secara berpasangan akan lebih
mudah dan banyak waktu bagi siswa dalam berpikir dan merespon serta berpartisipasi
dalam pelajaran. Selain itu juga akan memperkecil peluang siswa untuk tidak aktif
dalam pelajaran.
3
1.2. Rumusan Masalah
A. Apakah yang dimaaksud proses belajar mengajar ?
B. Apakah yang dimaksud model pembelajaran ?
C. Apakah yang dimaksud pembelajaran kooperatif ?
D. Apa saja tahap – tahap pembelajaran kooperatif ?
E. Apakakah model pembelajaran tipe TPS (Think-Pair-Share) ?
1.3. Tujuan Penulisan
A. Mengetahui proses belajar mengajar
B. Mengetahui model pembelajaran
C. Mengetahui pembelajaran kooperatif
D. Mengetahui tahap – tahap pembelajaran kooperatif
E. Mengetahui kelebihan dan kelemahan pembelajaran kooperatif tipe TPS
(Think-Pair-Share)
4
BAB II
DASAR TEORI
2.1. Proses Belajar Mengajar
Menurut Morgan (Ratumanan, 2004: 1) belajar dapat didefinisikan setiap
perubahan tingkah laku yang relatif tetap dan terjadi sebagai hasil latihan atau
pengalaman. Selanjutnya ada yang mendefinisikan: “Belajar adalah berubah”. Dalam
hal ini yang dimaksud belajar berarti usaha mengubah tingkah laku. Jadi belajar akan
membawa suatu perubahan pada individu-individu yang belajar. Perubahan tidak
hanya berkaitan dengan penambahan ilmu pengetahuan, tetapi juga berbentuk
kecakapan, keterampilan, sikap, pengertian, harga diri, minat, watak, penyesuaian
diri. Jelasnya menyangkut segala aspek organisme dan tingkah laku pribadi
seseorang. Dengan demikian, dapatlah di katakan bahwa belajar itu sebagai rangkaian
kegiatan jiwa raga, Psiko-fisik untuk menuju ke perkembangan pribadi manusia
seutuhnya, yang berarti menyangkut unsur cipta, rasa dan karsa, ranah kogitif, afektif,
dan psikomotorik (Sardiman, 2007: 21) Sementara itu menurut Usman (2007: 5)
belajar diartikan sebagai proses perubahan tingkah laku individu berkat adanya
interaksi antara individu dan individu dengan lingkungannya. Dalam pengertian ini
terdapat kata “perubahan” yang berarti bahwa seseorang setelah mengalami proses
belajar, akan mengalami perubahan tingkah laku, baik aspek pengetahuan,
keterampilannya, maupun aspek sikapnya. Misalnya dari tidak bisa menjadi bisa, dari
tidak mengerti menjadi mengerti, dari ragu-ragu menjadi yakin, dari tidak sopan
menjadi sopan.
Kata “Teach” atau mengajar berasal dari bahasa Inggris yaitu taecan. Kata ini
berasal dari bahasa Jerman kuno. Taikjan, yang berasal dari kata dasar teik, yang
berarti memperlihatkan. Dengan demikian To teach (mengajar) di lihat dari asal usul
katanya berarti perlihatkan sesuatu kepada seseorang melalui tanda atau symbol,
penggunaan tanda atau symbol itu dimaksudkan untuk membangkitkan atau
menumbuhkan respon mengenai kejadian (Sanjaya, 2006: 94). Selanjutnya ada yang
mendefinisikan,” Mengajar adalah suatu proses, yakni proses mengatur,
mengorganisasi lingkungan yang ada di sekitar siswa sehingga dapat menumbuhkan
5
dan mendorong siswa melakukan proses belajar” (Sudjana, 2005: 29). Mengajar
merupakan suatu perbuatan yang memerlukan tanggung jawab moral yang cukup
berat. Mengajar juga merupakan suatu perbuatan atau pekerjaan yang bersifat “unik”
tetapi “sederhana”. Dikatakan unik karena hal itu berkenaan dengan manusia yang
belajar, yakni siswa, dan yang mengajar, yakni guru, dan berkaitan erat dengan
manusia di dalam masyarakat yang semuanya menunjukkan keunikan. Dikatakan
sederhana karena mengajar dilaksanakan dalam keadaan praktis dalam kehidupan
sehari-hari, mudah dihayati oleh siapa saja (Usman, 2007:6). Jadi mengajar adalah
suatu proses penyampaian informasi atau pengetahuan kepada siswa dan diharapkan
siswa aktif dan akan dapat memahami serta melaksanakan apa yang diberikan oleh
guru.
Proses dalam pengertiannya disini merupakan interaksi semua komponen
yang terdapat dalam belajar mengajar yang satu sama lainnya saling berhubungan
dalam ikatan untuk mencapai tujuan (Usman, 2007: 5). Dari definisi-definisi belajar
dan mengajar tersebut maka dapat disimpulkan bahwa proses belajar mengajar adalah
suatu proses yang dilakukan oleh dua pihak yaitu guru dan siswa dalam hal ini guru
sebagai pembimbing dan siswa sebagai obyek bimbingan saling berinteraksi yang
mengakibatkan perubahan sikap dan tingkah laku pada siswa sesuai dengan apa yang
diharapkan oleh guru.
2.2. Model Pembelajaran
Sidarti (dalam Sony, 2006: 10) menyatakan bahwa model adalah cara yang
teratur dan memiliki sintaks tertentu dalam mencapai tujuan pembelajaran yang
melibatkan semua komponen dalam pembelajaran. Dapat disimpulkan bahwa model
adalah kerangka yang memiliki langkah-langkah atau prosedur tertentu untuk
mencapai tujuan pembelajaran.
Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang
digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas menurut
Joyce. Selanjutnya Joyce menyatakan bahwa setiap model pembelajaran
mengarahkan kita ke dalam mendesain pembelajaran untuk membantu peserta didik
sedemikian rupa sehingga tujuan tercapai.
6
Adapun jenis – jenis model pembelajaran dilihat dari segi keefektifannya yaitu :
1. Model pembelajaran klasikal
a. Guru menjelaskan definisi
b. Membuktikan rumus
c. Memberi contoh
d. Memberi soal latihan
2. Model pembelajaran individual
Model pembelajaran yang memperhatikan perbedaan individual.
Adapun pembelajaran individual mempunyai beberapa ciri:
a. Siswa belajar secara tuntas.
b. Setiap unit yang dipelajari memuat tujuan pembelajaran khusus yang jelas.
c. Keberhasilan siswa diukur berdasarkan pada sistem yang mutlak.
d. Siswa belajar sesuai dengan kecepatannya masing-masing.
Salah satu model pembelajaran individual yang sangat populer adalah modul.
Modul adalah suatu paket pembelajaran yang memuat suatu unit konsep
pembelajaran yang dapat dipelajari oleh siswa sendiri.
3. Model pembelajaran kooperatif
Model Pembelajaran Kooperatif adalah pembelajaran yang
mengharuskan siswa untuk bekerja dalam suatu tim untuk menyelesaikan
masalah, menyelesaikan tugas, atau mengerjakan sesuatu untuk tujuan
bersama
Jadi, model pembelajaran merupakan suatu kerangka yang memiliki
prosedur yang sistematis yang digunakan oleh para perancang pembelajaran
dan pengajar dalam merancang dan melaksanakan aktivitas pembelajaran
berdasarkan pengalaman belajar perancang pembelajaran dan pengajar guna
mencapai tujuan pembelajaran.
2.3. Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif berasal dari kata kooperatif yang artinya
mengerjakan sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu satu sama
7
lainnya sebagai satu kelompok atau satu tim. Slavin (dalam Isjoni, 2007: 17)
menyebutkan pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang telah
dikenal sejak lama, dimana pada saat itu guru mendorong para siswa untuk
melakukan kerja sama dalam kegiatan-kegiatan tertentu seperti diskusi atau
pengajaran oleh teman sebaya. Dalam melakukan proses belajar mengajar, guru tidak
lagi mendominasi seperti lazimnya pada saat ini, sehingga siswa dituntut untuk
berbagi informasi dengan siswa yang lainnya dan saling belajar mengajar sesama
siswa.
Isjoni (2007: 16) menyatakan bahwa pembelajaran Kooperatif adalah suatu
pembelajaran yang saat ini banyak digunakan untuk mewujudkan kegiatan belajar
mengajar yang berpusat pada siswa (studend oriented), terutama untuk mengatasi
permasalahan yang ditemukan oleh guru dalam mengaktifkan siswa, yang tidak dapat
bekerja sama dengan orang lain, siswa yang agresif dan tidak peduli pada orang lain.
Berdasarkan pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa Pembelajaran
Kooperatif merupakan strategi pembelajaran yang melibatkan siswa untuk bekerja
secara kelompok dalam mencapai tujuan.
Agar pembelajaran kooperatif lebih efektif, maka perlu ditanamkan pula pada
diri siswa unsur-unsur dasar pembelajaran kooperatif antara lain sebagai berikut:
a. Siswa harus dapat memiliki persepsi bahwa mereka sehidup
sepenanggungan bersama.
b. Siswa bertanggung jawab terhadap tiap siswa lain dalam kelompok
seperti terhadap dirinya sendiri dalam mempelajari materi yang
dihadapinya.
c. Siswa dalam kelompok harus berpandangan bahwa mereka semuanya
memiliki tujuan yang sama.
d. Siswa haruslah membagi tugas dan juga tanggung jawab yang sama
besarnya diantara anggota kelompoknya.
e. Siswa akan diberikan suatu evaluasi atau penghargaan yang akan ikut
berpengaruh terhadap evaluasi anggota kelompok.
8
f. Siswa berbagi kepemimpinan dan mereka memperoleh keterampilan
bekerja sama selama belajar.
g. Siswa akan diminta mempertanggung jawabkan secara individu
materi dalam kelompok kooperatif.
Model pembelajaran kooperatif ini menekankan adanya kerja sama, saling
ketergantungan dan menghormati pendapat orang lain dalam menyelesaikan tugas
untuk mencapai tujuan pembelajaran dan satu penghargaan bersama.
Berdasarkan unsur-unsur yang ada, maka pembelajaran kooperatif memiliki ciri-ciri
sebagai berikut:
1. Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan materi
belajar mereka.
2. Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan
rendah.
3. Penghargaan lebih berorientasi pada kelompok daripada individu.
Menurut Ibrahim,(2000: 2) semua model mengajar termasuk di dalamnya model
pembelajaran kooperatif ditandai dengan adanya struktur tugas, struktur tujuan, dan
struktur penghargaan (reward).
1. Struktur Tugas
Struktur tugas mengacu pada dua hal, yaitu pada cara pembelajaran itu
diorganisasikan dan jenis kegiatan yang dilakukan oleh siswa di dalam kelas.
Struktur tugas berbeda sesuai dengan berbagai macam kegiatan yang terlibat
di dalam pendekatan pengajaran tertentu: misalnya beberapa pelajaran
menghendaki siswa duduk pasif sambil menerima informasi dari ceramah
guru. Pelajaran lain menghendaki siswa mengerjakan LKS dan pelajaran lain
lagi menghendaki diskusi dan berdebat.
2. Struktur Tujuan
Struktur tujuan suatu pelajaran adalah jumlah saling ketergantungan yang
dibutuhkan siswa pada saat mereka mengerjakan tugas.
Terdapat 3 macam struktur yang telah diidentifikasi, yaitu:
a. Struktur Tujuan Individualistik (Perorangan)
9
Pencapaian tujuan yang tidak memerlukan interaksi dengan orang lain
dan tidak bergantung pada baik buruknya pencapaian orang lain.
b. Struktur Tujuan Kompetitif (Persaingan)
Pencapaian tujuan yang terjadi bila seorang siswa dapat mencapai
sudut tujuan dan hanya jika siswa lain tidak mencapai tujuan tersebut.
Dengan demikian setiap usaha-usaha yang dilakukan oleh suatu
individu untuk mencapai tujuan merupakan saingan bagi individu
lainnya.
c. Struktur Tujuan Kooperatif (Kerjasama)
Pencapaian tujuan yang terjadi jika siswa dapat mencapai tujuan
mereka. Hanya jika siswa lain dengan siapa mereka bekerja sama
mencapai tujuan tersebut. Tujuan akan tercapai apabila semua anggota
kelompok mencapai tujuan secara bersama-sama.
3. Struktur Penghargaan
a. Struktur Penghargaan Individualistik (Perorangan)
Terjadi apabila suatu penghargaan itu bisa dicapai oleh siswa manapun
tidak bergantung pada pencapaian individu lain.
b. Struktur Penghargaan Kompetitif (Persaingan)
Terjadi apabila penghargaan itu diperoleh sebagai upaya individu melalui
persaingan dengan orang lain.
c. Struktur Penghargaan Kooperatif (Kerja sama)
d. Situasi dimana upaya individu membantu individu lain mendapat
penghargaan.
Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai tiga tujuan, yaitu:
1. Hasil Belajar Akademik
Model pembelajaran kooperatif bertujuan untuk meningkatkan kinerja siswa
dalam menyelesaikan tugas-tugas akademik. Model ini dapat membantu siswa
dalam memahami konsep-konsep yang sulit. Siswa yang mempunyai
kemampuan lebih akan menjadi tutor pada siswa yang memiliki kemampuan
kurang.
10
2. Penerimaan terhadap Perbedaan Individu
Efek penting yang kedua dari model pembelajaran kooperatif ialah
penerimaan yang luas terhadap orang yang berbeda menurut ras, budaya,
kelas sosial, kemampuan, maupun ketidakmampuan. Pembelajaran kooperatif
memberi peluang kepada siswa yang berbeda latar belakang dan kondisi untuk
bekerja saling bergantung satu sama lain atau tugas-tugas bersama.
3. Pengembangan Keterampilan Sosial
Tujuan penting dari pembelajaran kooperatif yang ketiga yaitu untuk
mengajarkan kepada siswa keterampilan kerjasama dan kolaborasi.
Keterampilan ini amat penting untuk dimiliki karena di dalam masyarakat
setiap manusia saling bergantung satu sama lainnya dan kehidupan
masyarakat secara budaya semakin beragam.
2.4. Tahap-Tahap Pembelajaran Kooperatif
Adapun tahap-tahap model pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut:
a. Tahap1 Menyampaikan tujuan dan motivasi
Guru menyampaikan semua pembelajaran yang ingin dicapai pada
pembelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar.
b. Tahap 2 Menyajikan Informasi
Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demokrasi atau
lewat bahan bacaan.
c. Tahap 3 Mengorganisasi siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar
Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk
kelompok belajar dan membentuk setiap kelompok agar melakukan secara
efisien.
d. Tahap 4 Membimbing kelompok bekerja dan belajar.
Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka
mengerjakan tugas mereka.
e. Tahap5 Evaluasi
Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau
masing-masing kelompok mempersentasikan hasil belajarnya.
11
f. Tahap 6 Memberikan penghargaan.
Guru mencari cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil individu
dan kelompok.
Dalam Model Pembelajaran kooperatif terdapat empat pendekatan yaitu:
1. STAD (Student Teams Achievement Dimension)
Dalam model ini terdiri dari kelompok-kelompok heterogen yang tiap
kelompok terdiri dari 4-5 siswa dan setiap anggota dalam kelompok saling
membantu satu sama lain belajar dengan menggunakan materi pelajaran,
kemudian secara berkala diadakan kuis individu, yang dapat digunakan
sebagai skor perkembangan.
2. JIGSAW
Dalam model ini terdiri dari kelompok-kelompok heterogen yang setiap
kelompok terdiri dari 5-6 siswa setiap anggota tim bertanggung jawab untuk
mempelajari materi pembelajaran yang ditugaskan kepadanya, kemudian
mengajarkan materi tersebut kepada teman sekelompoknya yang lain.
3. Investigasi Kelompok (IK)
Dalam kelompok ini terdiri dari kelompok heterogen yang setiap kelompok
terdiri dari 5-6 siswa, dalam model ini siswa tidak hanya bekerja sama namun
terlibat merencakan baik topik untuk dipelajari maupun prosedur yang
digunakan.
4. Pendekatan Struktural
Pendekatan ini dikembangkan oleh Spencer Kagen, dkk (Ibrahim, 2000).
Pendekatan ini memberikan penekanan pada penggunaan struktur tertentu
yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa. Struktur yang
dikembangkan oleh Kagen ini dimaksudkan sebagai alternatif terhadap
struktur kelas tradisional, seperti resitasi, dimana guru mengajukan pertanyaan
kepada seluruh kelas dan siswa memberikan jawaban setelah mengangkat
tangan dan ditunjuk. Struktur ini menghendaki siswa bekerja saling membantu
dalam kelompok kecil dan lebih dicirikan oleh penghargaan kooperatif, dari
12
pada penghargaan individual. Dua macam struktur yang terkenal adalah think-
pair-share (TPS) dan numbered-head-together (NHT).
Dalam Think-Pair-Share (TPS), kelas dibagi dalam kelompok-kelompok yang
terdiri dari 2 siswa. Prosedur dalam Think-Pair-Share (TPS) memberikan siswa
waktu lebih banyak untuk berpikir, menjawab dan saling bekerjsama. Sehingga
Think-Pair-Share (TPS) dapat digunakan oleh guru yang menginginkan siswa
mendalami apa yang telah dijelaskan atau dipahami.
Sedangkan Numbered-Head-Together (NHT), kelas dibagi dalam kelompok-
kelompok yang terdiri dari 3-5 siswa, yang setiap siswa diberi label. Numbered-
Head-Together (NHT) dapat digunakan guru untuk mengecek pemahaman mereka
atas materi yang telah diajarkan. Numbered-Head-Together (NHT) menunjukkan
kesiapan setiap siswa, karena guru menunjuk siswa secara acak berdasarkan label
siswa.
2.5. Model Pembelajaran Tipe TPS (Think-Pair-Share)
Strategi Think-Pair-Share (TPS) atau berpikir berpasangan berbagi adalah
merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola
interaksi siswa. Strategi Think-Pair-Share (TPS) ini berkembang dari penelitian
belajar kooperatif dan waktu tunggu. Pertama kali dikembangkan oleh Frank Lymann
dan koleganya di Universitas Maryland. Arends (dalam Trianto, 2007: 61),
menyatakan bahwa Think-Pair-Share (TPS) merupakan suatu cara yang efektif untuk
membuat variasi suasana pola diskusi kelas. Dengan asumsi bahwa semua resitasi
atau diskusi membutuhkan pengaturan untuk mengendalikan kelas secara
keseluruhan, dan prosedur yang digunakan dalam Think-Pair-Share (TPS) dapat
memberikan siswa lebih banyak waktu berpikir, untuk merespon dan saling
membantu. Selain itu interaksi dalam kelompok, makin besar kelompok, makin
kurang intensif interaksi dan makin lama kerja yang dibutuhkan untuk mencapai
tujuan. Oleh karena itu, pendekatan struktural tipe Think-Pair-Share (TPS) ini dipilih
untuk diterapkan dalam penelitian ini.
Dalam pembelajaran Kooperatif tipe Think-Pair-Share (TPS), siswa di
kelompokkan secara berpasangan untuk bekerja sama dalam mencapai tujuan
13
bersama. Adapun langkah-langkah pembelajaran Kooperatif tipe Think-Pair-Share
(TPS) adalah sebagai berikut:
1. Tahap 1 : Thinking (berfikir)
Guru mengajukan pertanyaan yang berhubungan dengan pelajaran, kemudian
meminta siswa menggunakan waktu beberapa menit untuk memikirkan
pertanyaan atau masalah tersebut secara individu/ mandiri untuk beberapa
saat.
2. Tahap 2 : Pairing (berpasangan)
Guru meminta siswa untuk berpasangan dengan teman sebangkunya untuk
mendiskusikan permasalahan pada tahap pertama. Pada tahap ini diharapkan
siswa berbagi jawaban bila sudah diberi pertanyaan atau berbagi ide jika
permasalahan yang ada telah teridentifikasi oleh masing-masing siswa
sehingga pada akhirnya mereka dapat menentukan kesepakatan.
Secara normal biasanya guru memberi waktu tidak lebih dari 4 atau 5 menit
untuk berpasangan.
3. Tahap3 : Sharing (berbagi)
Pada tahap ini guru meminta pasangan siswa untuk berbagi hasil diskusi yang
telah mereka bicarakan kepada teman satu kelas. Ini efektif dilakukan secara
bergiliran sampai seperempat pasangan mendapat kesempatan untuk melapor.
2.6. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS (Think-
Pair-Share)
Menurut Ranak Lince model pembelajaran kooperatif dengan pendekatan TPS
mempunyai kelebihan dan kekurangan diantaranya:
1. Kelebihan :
a. Memberikan lebih banyak waktu kepada siswa untuk berpikir dan
saling membantu dalam menuntaskan materi sehingga dapat
meningkatkan hasil belajar siswa.
b. Membantu meningkatkan hubungan yang lebih diantara siswa, juga
secara bersamaan dapat meningkatkan kemampuan akademik siswa.
14
2. Kekurangan :
a. Memerlukan biaya dan waktu yang relatif banyak.
b. Apabila banyak siswa dalam kelas sangat besar, maka guru akan
kesulitan dalam membimbing siswa secara keseluruhan.
15
BAB III
LANGKAH – LANGKAH PENERAPAN
4.1. Implementasi Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS (Think-Pair-Share)
Pada Materi Operasi Hitung Bentuk Aljabar
Pada dasarnya penerapan pembelajaran kooperatif tipe TPS adalah sebagai berikut:
1. Fase 1: Menyampaikan tujuan dam memotivasi siswa
Dalam fase ini, guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan menjelaskan
tentang kegiatan belajar yang akan dilakukan dan guru menjelaskan pada siswa
bahwa mereka akan belajar dan bekerja dalam kelompok. Kemudian guru
memberikan contoh dalam kehidupan sehari-hari yang dapat diselesaikan dengan
menggunakan sub pokok bahasan yang akan dibahas (pokok bahasan operasi hitung
bentuk aljabar), dengan harapan siswa akan merasa bahwa kegiatan pembelajaran
yang akan mereka ikuti memiliki nilai, bermanfaat dan berguna bagi kehidupan
mereka.
2. Fase II: Guru menerangkan materi secara singkat
Pada fase 2 guru menerangkan materi secara singkat kemudian guru memberikan
pertanyaan yang berhubungan dengan materi operasi hitung bentuk aljabar yang telah
dijelaskan kepada siswa, dan guru menyuruh siswa untuk memikirkan jawaban
daripada pertanyaan itu secara mandiri dalam beberapa saat (tahap 1 atau Thinking).
3. Fase III: Guru mengorganisasikan siswa kedalam kelompok-kelompok
belajar.
Setiap anggota terdiri dari dua orang anggota/berpasangan. (Tahap Pairing)
4. Fase IV: Membimbing kelompok bekerja dan belajar
Saat para siswa bekerja dalam kelompok guru membimbing siswa bekerja dan belajar
5. Fase V: Evaluasi
Guru mengadakan evaluasi bagi siswa dengan cara menyuruh setiap pasangan untuk
mempresentasikan apa yang telah dibicarakan dengan pasangannya (Tahap Sharing).
6. Fase VI: Memberikan penghargaan
16
Setelah sekitar seperempat pasangan telah mendapat kesempatan untuk menyajikan
hasil diskusinya, guru menerapkan fase terakhir dari pembelajaran kooperatif yaitu
memberikan penghargaan. Sehingga siswa akan merasa bangga atau puas atas hal
yang telah dicapai.
17
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
belajar mengajar adalah suatu proses yang dilakukan oleh dua pihak yaitu guru dan
siswa dalam hal ini guru sebagai pembimbing dan siswa sebagai obyek bimbingan
saling berinteraksi yang mengakibatkan perubahan sikap dan tingkah laku pada siswa
sesuai dengan apa yang diharapkan oleh guru.
model pembelajaran adalah suatu pola, ragam atau rancangan yang sudah
direncanakan sedemikian rupa dan digunakan untuk menyusun kurikulum, mengatur
materi pelajaran, dan memberi petunjuk kepada pengajar di kelas
Pembelajaran Kooperatif merupakan strategi pembelajaran yang melibatkan siswa
untuk bekerja secara kelompok dalam mencapai tujuan.
Strategi Think-Pair-Share (TPS) atau berpikir berpasangan berbagi adalah merupakan
jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi
siswa. Strategi Think-Pair-Share (TPS) ini berkembang dari penelitian belajar
kooperatif dan waktu tunggu. Pertama kali dikembangkan oleh Frank Lymann dan
koleganya di Universitas Maryland.
18
DAFTAR PUSTAKA
1. Sutomo, Aloysius. Eksperimentasi model pembelajaran kooperatif tipe stad
pada pokok bahasan fungsi ditinjau dari motivasi belajar siswa kelas viii Smp
negeri kota surakarta Tahun pelajaran 2008/2009. Diss. Universitas Sebelas
Maret, 2004.
2. Sukamto, B. E. T. I. "PERBANDINGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA
MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN EXCLUSIVE ANTARA
METODE INKUIRI DENGAN VERIFIKASI." (2014).
3. Widoyoko, Eko Putro. "Evaluasi program pembelajaran." Yogyakarta:
Pustaka Pelajar (2000).
4. Kusuma, Febrian Widya, and Mimin Nur Aisyah. "Implementasi Model
Pembelajaran Kooperatif tipe Think Pair Share untuk Meningkatkan Aktivitas
Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI IPS 1 SMA Negeri 2 Wonosari Tahun
Ajaran 2011/2012." Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia 10.2 (2012).
5. Sulastri, Yeti, and Diana Rochintaniawati. "Pengaruh Penggunaan
Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dalam Pembelajaran matematika di
SMPN 2 Cimalaka." Jurnal Pengajaran Matematika 13.1 (2009): 7.
6. Anggraeni, Dessy. "PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN
MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE
COURSE REVIEW HORAY”. KREATIF 1.2 (2000).
7. Umar, RUSTAM EFFENDI. "UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN
HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN
KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION
(STAD)(Studi pada Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Sidomulyo
Semester GenapTahun Pelajaran 2012/2013)." (2013).

More Related Content

What's hot

pembuktian volume limas dan prisma
pembuktian volume limas dan prismapembuktian volume limas dan prisma
pembuktian volume limas dan prisma
anggi syahputra
 
Angket matematika lia
Angket matematika liaAngket matematika lia
Angket matematika lia
myzero
 
Pendekatan open ended
Pendekatan open endedPendekatan open ended
Pendekatan open ended
Andi Tenritte AN
 
Makalah matematika
Makalah matematikaMakalah matematika
Makalah matematika
MutiaIranda
 
Laporan gabungan media pembelajaran ALAT PERAGA mtk 3_2018
Laporan gabungan media pembelajaran ALAT PERAGA mtk 3_2018Laporan gabungan media pembelajaran ALAT PERAGA mtk 3_2018
Laporan gabungan media pembelajaran ALAT PERAGA mtk 3_2018
Islamic State University of Raden Fatah Palembang
 
Pendidikan Masa Orde Baru sd. Masa Reformasi
Pendidikan Masa Orde Baru sd. Masa ReformasiPendidikan Masa Orde Baru sd. Masa Reformasi
Pendidikan Masa Orde Baru sd. Masa Reformasi
Annisa Ikhsanah
 
Rpp. kelas 7 smp. kd 3.11(anti antika)
Rpp. kelas 7 smp. kd 3.11(anti antika)Rpp. kelas 7 smp. kd 3.11(anti antika)
Rpp. kelas 7 smp. kd 3.11(anti antika)
antiantika
 
Tugas Media pembelajaran ppt bangun ruang
Tugas Media pembelajaran ppt bangun ruangTugas Media pembelajaran ppt bangun ruang
Tugas Media pembelajaran ppt bangun ruanguly22fatul
 
PEMBAHASAN SOAL2 NON RUTIN
PEMBAHASAN SOAL2 NON RUTINPEMBAHASAN SOAL2 NON RUTIN
PEMBAHASAN SOAL2 NON RUTIN
Hiriza Hiriza
 
10 Strategi Pemecahan Masalah Matematika
10 Strategi Pemecahan Masalah Matematika10 Strategi Pemecahan Masalah Matematika
10 Strategi Pemecahan Masalah Matematika
Rudi Hartono
 
Modul 4 kongruensi linier
Modul 4   kongruensi linierModul 4   kongruensi linier
Modul 4 kongruensi linier
Acika Karunila
 
Rpp bilangan bulat dan pecahan
Rpp bilangan bulat dan pecahanRpp bilangan bulat dan pecahan
Rpp bilangan bulat dan pecahan
AYU Hardiyanti
 
Bahan Ajar Materi Bilangan Berpangkat K13 untuk Kelas VII SMP
Bahan Ajar Materi Bilangan Berpangkat K13 untuk Kelas VII SMPBahan Ajar Materi Bilangan Berpangkat K13 untuk Kelas VII SMP
Bahan Ajar Materi Bilangan Berpangkat K13 untuk Kelas VII SMP
Ira Marion
 
Alat Peraga Geo board
Alat Peraga Geo boardAlat Peraga Geo board
Alat Peraga Geo board
anggi syahputra
 
Model pembelajaran matematika tipe jigsaw
Model pembelajaran matematika tipe jigsawModel pembelajaran matematika tipe jigsaw
Model pembelajaran matematika tipe jigsaw
kikiismayanti
 
Makalah teori belajar bruner
Makalah teori belajar brunerMakalah teori belajar bruner
Makalah teori belajar bruner
Aisyah Turidho
 
Kurikulum dan pembelajaran Matematika
Kurikulum dan pembelajaran  Matematika Kurikulum dan pembelajaran  Matematika
Kurikulum dan pembelajaran Matematika
devi kumala sari
 
Metode diskusi dan kaitannya dengan teori belajar van hiele pada materi bang...
Metode diskusi  dan kaitannya dengan teori belajar van hiele pada materi bang...Metode diskusi  dan kaitannya dengan teori belajar van hiele pada materi bang...
Metode diskusi dan kaitannya dengan teori belajar van hiele pada materi bang...
nurwa ningsih
 
PENERAPAN TEORI BELAJAR VAN HIELE PADA MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR KELAS ...
PENERAPAN TEORI BELAJAR VAN HIELE  PADA MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR KELAS ...PENERAPAN TEORI BELAJAR VAN HIELE  PADA MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR KELAS ...
PENERAPAN TEORI BELAJAR VAN HIELE PADA MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR KELAS ...
Muhammad Alfiansyah Alfi
 
Makalah manajemen peserta didik
Makalah manajemen peserta didikMakalah manajemen peserta didik
Makalah manajemen peserta didikArfa Mantoeng
 

What's hot (20)

pembuktian volume limas dan prisma
pembuktian volume limas dan prismapembuktian volume limas dan prisma
pembuktian volume limas dan prisma
 
Angket matematika lia
Angket matematika liaAngket matematika lia
Angket matematika lia
 
Pendekatan open ended
Pendekatan open endedPendekatan open ended
Pendekatan open ended
 
Makalah matematika
Makalah matematikaMakalah matematika
Makalah matematika
 
Laporan gabungan media pembelajaran ALAT PERAGA mtk 3_2018
Laporan gabungan media pembelajaran ALAT PERAGA mtk 3_2018Laporan gabungan media pembelajaran ALAT PERAGA mtk 3_2018
Laporan gabungan media pembelajaran ALAT PERAGA mtk 3_2018
 
Pendidikan Masa Orde Baru sd. Masa Reformasi
Pendidikan Masa Orde Baru sd. Masa ReformasiPendidikan Masa Orde Baru sd. Masa Reformasi
Pendidikan Masa Orde Baru sd. Masa Reformasi
 
Rpp. kelas 7 smp. kd 3.11(anti antika)
Rpp. kelas 7 smp. kd 3.11(anti antika)Rpp. kelas 7 smp. kd 3.11(anti antika)
Rpp. kelas 7 smp. kd 3.11(anti antika)
 
Tugas Media pembelajaran ppt bangun ruang
Tugas Media pembelajaran ppt bangun ruangTugas Media pembelajaran ppt bangun ruang
Tugas Media pembelajaran ppt bangun ruang
 
PEMBAHASAN SOAL2 NON RUTIN
PEMBAHASAN SOAL2 NON RUTINPEMBAHASAN SOAL2 NON RUTIN
PEMBAHASAN SOAL2 NON RUTIN
 
10 Strategi Pemecahan Masalah Matematika
10 Strategi Pemecahan Masalah Matematika10 Strategi Pemecahan Masalah Matematika
10 Strategi Pemecahan Masalah Matematika
 
Modul 4 kongruensi linier
Modul 4   kongruensi linierModul 4   kongruensi linier
Modul 4 kongruensi linier
 
Rpp bilangan bulat dan pecahan
Rpp bilangan bulat dan pecahanRpp bilangan bulat dan pecahan
Rpp bilangan bulat dan pecahan
 
Bahan Ajar Materi Bilangan Berpangkat K13 untuk Kelas VII SMP
Bahan Ajar Materi Bilangan Berpangkat K13 untuk Kelas VII SMPBahan Ajar Materi Bilangan Berpangkat K13 untuk Kelas VII SMP
Bahan Ajar Materi Bilangan Berpangkat K13 untuk Kelas VII SMP
 
Alat Peraga Geo board
Alat Peraga Geo boardAlat Peraga Geo board
Alat Peraga Geo board
 
Model pembelajaran matematika tipe jigsaw
Model pembelajaran matematika tipe jigsawModel pembelajaran matematika tipe jigsaw
Model pembelajaran matematika tipe jigsaw
 
Makalah teori belajar bruner
Makalah teori belajar brunerMakalah teori belajar bruner
Makalah teori belajar bruner
 
Kurikulum dan pembelajaran Matematika
Kurikulum dan pembelajaran  Matematika Kurikulum dan pembelajaran  Matematika
Kurikulum dan pembelajaran Matematika
 
Metode diskusi dan kaitannya dengan teori belajar van hiele pada materi bang...
Metode diskusi  dan kaitannya dengan teori belajar van hiele pada materi bang...Metode diskusi  dan kaitannya dengan teori belajar van hiele pada materi bang...
Metode diskusi dan kaitannya dengan teori belajar van hiele pada materi bang...
 
PENERAPAN TEORI BELAJAR VAN HIELE PADA MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR KELAS ...
PENERAPAN TEORI BELAJAR VAN HIELE  PADA MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR KELAS ...PENERAPAN TEORI BELAJAR VAN HIELE  PADA MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR KELAS ...
PENERAPAN TEORI BELAJAR VAN HIELE PADA MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR KELAS ...
 
Makalah manajemen peserta didik
Makalah manajemen peserta didikMakalah manajemen peserta didik
Makalah manajemen peserta didik
 

Similar to Penerapan Model Kooperatif Tipe TPS dalam Pembelajaran Matematika Pokok Bahasan Operasi Hitung Bentuk Aljabar

THINK PAIR SHARE (TPS)
THINK PAIR SHARE (TPS)THINK PAIR SHARE (TPS)
THINK PAIR SHARE (TPS)
REVINA SRI UTAMI,S.Pd
 
Makalah model pembelajaran nht
Makalah model pembelajaran nhtMakalah model pembelajaran nht
Makalah model pembelajaran nht
sintaroyani
 
model pembelajaran TAI
model pembelajaran TAImodel pembelajaran TAI
model pembelajaran TAI
Zuhdha Basofi Nugroho
 
Teams games tournamen
Teams games tournamenTeams games tournamen
Teams games tournamen
sintaroyani
 
Laporan heri purnomo, s.pd SMA11 tebo
Laporan heri purnomo, s.pd SMA11 teboLaporan heri purnomo, s.pd SMA11 tebo
Laporan heri purnomo, s.pd SMA11 tebo
Maryanto Sumringah SMA 9 Tebo
 
Ptk eci heliza sma n 13 tebo
Ptk eci heliza sma n 13 teboPtk eci heliza sma n 13 tebo
Ptk eci heliza sma n 13 tebo
Maryanto Sumringah SMA 9 Tebo
 
Upaya Meningkatkan Kualitas Pembelajaran dengan Model Pembelajaran “ANTUSIAS”
Upaya Meningkatkan Kualitas Pembelajaran dengan Model Pembelajaran “ANTUSIAS”Upaya Meningkatkan Kualitas Pembelajaran dengan Model Pembelajaran “ANTUSIAS”
Upaya Meningkatkan Kualitas Pembelajaran dengan Model Pembelajaran “ANTUSIAS”
Dwi Budiwiwaramulja
 
Teams games tournament 1
Teams games tournament 1Teams games tournament 1
Teams games tournament 1
sintaroyani
 
1
11
Model pencapaian konsep
Model pencapaian konsepModel pencapaian konsep
Model pencapaian konsep
sintaroyani
 
Tugas modul media pembelajaran
Tugas modul media pembelajaranTugas modul media pembelajaran
Tugas modul media pembelajaran
kamaria kamaruddin
 
Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe talking stick pada pembelajaran ...
Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe talking stick pada pembelajaran ...Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe talking stick pada pembelajaran ...
Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe talking stick pada pembelajaran ...
Iip Muzdalipah
 
PROBLEM SOLVING
PROBLEM SOLVINGPROBLEM SOLVING
PROBLEM SOLVING
REVINA SRI UTAMI,S.Pd
 
Model pembelajaran tutoria1
Model pembelajaran tutoria1Model pembelajaran tutoria1
Model pembelajaran tutoria1
Ilhamhasan
 
2 Membangun kombel dalam sekolah (1).pptx
2 Membangun kombel dalam sekolah (1).pptx2 Membangun kombel dalam sekolah (1).pptx
2 Membangun kombel dalam sekolah (1).pptx
ErwinDwiSusanto2
 
Model pembelajaran simulasi
Model pembelajaran simulasiModel pembelajaran simulasi
Model pembelajaran simulasi
maribelajarbersamadipgra
 
MAKALAH KEL.3 S.P. B.INDO.pdf
MAKALAH KEL.3 S.P. B.INDO.pdfMAKALAH KEL.3 S.P. B.INDO.pdf
MAKALAH KEL.3 S.P. B.INDO.pdf
KHAIRUNNISYAPendidik
 
Skripsi NHT (Power Point)
Skripsi NHT (Power Point)Skripsi NHT (Power Point)
Skripsi NHT (Power Point)
Universitas Negeri Makassar
 

Similar to Penerapan Model Kooperatif Tipe TPS dalam Pembelajaran Matematika Pokok Bahasan Operasi Hitung Bentuk Aljabar (20)

THINK PAIR SHARE (TPS)
THINK PAIR SHARE (TPS)THINK PAIR SHARE (TPS)
THINK PAIR SHARE (TPS)
 
Makalah model pembelajaran nht
Makalah model pembelajaran nhtMakalah model pembelajaran nht
Makalah model pembelajaran nht
 
model pembelajaran TAI
model pembelajaran TAImodel pembelajaran TAI
model pembelajaran TAI
 
Teams games tournamen
Teams games tournamenTeams games tournamen
Teams games tournamen
 
Laporan heri purnomo, s.pd SMA11 tebo
Laporan heri purnomo, s.pd SMA11 teboLaporan heri purnomo, s.pd SMA11 tebo
Laporan heri purnomo, s.pd SMA11 tebo
 
Bab 1 5 jadi
Bab 1 5 jadiBab 1 5 jadi
Bab 1 5 jadi
 
Ptk eci heliza sma n 13 tebo
Ptk eci heliza sma n 13 teboPtk eci heliza sma n 13 tebo
Ptk eci heliza sma n 13 tebo
 
Upaya Meningkatkan Kualitas Pembelajaran dengan Model Pembelajaran “ANTUSIAS”
Upaya Meningkatkan Kualitas Pembelajaran dengan Model Pembelajaran “ANTUSIAS”Upaya Meningkatkan Kualitas Pembelajaran dengan Model Pembelajaran “ANTUSIAS”
Upaya Meningkatkan Kualitas Pembelajaran dengan Model Pembelajaran “ANTUSIAS”
 
Teams games tournament 1
Teams games tournament 1Teams games tournament 1
Teams games tournament 1
 
1
11
1
 
Model pencapaian konsep
Model pencapaian konsepModel pencapaian konsep
Model pencapaian konsep
 
Tugas modul media pembelajaran
Tugas modul media pembelajaranTugas modul media pembelajaran
Tugas modul media pembelajaran
 
Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe talking stick pada pembelajaran ...
Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe talking stick pada pembelajaran ...Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe talking stick pada pembelajaran ...
Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe talking stick pada pembelajaran ...
 
PROBLEM SOLVING
PROBLEM SOLVINGPROBLEM SOLVING
PROBLEM SOLVING
 
Model pembelajaran tutoria1
Model pembelajaran tutoria1Model pembelajaran tutoria1
Model pembelajaran tutoria1
 
2 Membangun kombel dalam sekolah (1).pptx
2 Membangun kombel dalam sekolah (1).pptx2 Membangun kombel dalam sekolah (1).pptx
2 Membangun kombel dalam sekolah (1).pptx
 
Model pembelajaran simulasi
Model pembelajaran simulasiModel pembelajaran simulasi
Model pembelajaran simulasi
 
MAKALAH KEL.3 S.P. B.INDO.pdf
MAKALAH KEL.3 S.P. B.INDO.pdfMAKALAH KEL.3 S.P. B.INDO.pdf
MAKALAH KEL.3 S.P. B.INDO.pdf
 
Tugas
TugasTugas
Tugas
 
Skripsi NHT (Power Point)
Skripsi NHT (Power Point)Skripsi NHT (Power Point)
Skripsi NHT (Power Point)
 

More from Meinito Syndi (University Of MuhhamadiyahMalang)

Dasar Dasar MATLAB
Dasar Dasar MATLABDasar Dasar MATLAB
Review Hasil Penelitian Tentang Media Pembelajaran Matematika
Review Hasil Penelitian Tentang Media Pembelajaran MatematikaReview Hasil Penelitian Tentang Media Pembelajaran Matematika
Review Hasil Penelitian Tentang Media Pembelajaran Matematika
Meinito Syndi (University Of MuhhamadiyahMalang)
 
Sejarah dan dinamika pengembangan kurikulum di indonesia makalah
Sejarah dan dinamika pengembangan kurikulum di indonesia makalahSejarah dan dinamika pengembangan kurikulum di indonesia makalah
Sejarah dan dinamika pengembangan kurikulum di indonesia makalah
Meinito Syndi (University Of MuhhamadiyahMalang)
 
Teknik Non-Tes untuk Memahami Peserta Didik
Teknik Non-Tes untuk Memahami Peserta DidikTeknik Non-Tes untuk Memahami Peserta Didik
Teknik Non-Tes untuk Memahami Peserta Didik
Meinito Syndi (University Of MuhhamadiyahMalang)
 
Query Mysql pada PHP
Query Mysql pada PHPQuery Mysql pada PHP
Mysql Sebagai Pengolah Data
Mysql Sebagai Pengolah DataMysql Sebagai Pengolah Data
Function pada PHP
Function pada PHPFunction pada PHP
Operasi File pada PHP
Operasi File pada PHPOperasi File pada PHP
Operasi dan Ekspresi beserta Struktur Kontrol pada PHP
Operasi dan Ekspresi beserta Struktur Kontrol pada PHPOperasi dan Ekspresi beserta Struktur Kontrol pada PHP
Operasi dan Ekspresi beserta Struktur Kontrol pada PHP
Meinito Syndi (University Of MuhhamadiyahMalang)
 
CSS dan PHP
CSS dan PHPCSS dan PHP
Html Tingkat Lanjut dan Aplikasi pada Form
Html Tingkat Lanjut dan Aplikasi pada FormHtml Tingkat Lanjut dan Aplikasi pada Form
Html Tingkat Lanjut dan Aplikasi pada Form
Meinito Syndi (University Of MuhhamadiyahMalang)
 
HTML dan Internet
HTML dan InternetHTML dan Internet
Manajemen Pengembangan Kurikulum
Manajemen Pengembangan KurikulumManajemen Pengembangan Kurikulum
Manajemen Pengembangan Kurikulum
Meinito Syndi (University Of MuhhamadiyahMalang)
 
Landasan dan prinsip Pengembangan Kurikulum
Landasan dan prinsip Pengembangan KurikulumLandasan dan prinsip Pengembangan Kurikulum
Landasan dan prinsip Pengembangan Kurikulum
Meinito Syndi (University Of MuhhamadiyahMalang)
 
Prinsip - Prinsip Pengembangan kurikulum
Prinsip - Prinsip Pengembangan kurikulum Prinsip - Prinsip Pengembangan kurikulum
Prinsip - Prinsip Pengembangan kurikulum
Meinito Syndi (University Of MuhhamadiyahMalang)
 

More from Meinito Syndi (University Of MuhhamadiyahMalang) (16)

Dasar Dasar MATLAB
Dasar Dasar MATLABDasar Dasar MATLAB
Dasar Dasar MATLAB
 
Review Hasil Penelitian Tentang Media Pembelajaran Matematika
Review Hasil Penelitian Tentang Media Pembelajaran MatematikaReview Hasil Penelitian Tentang Media Pembelajaran Matematika
Review Hasil Penelitian Tentang Media Pembelajaran Matematika
 
Sejarah dan dinamika pengembangan kurikulum di indonesia makalah
Sejarah dan dinamika pengembangan kurikulum di indonesia makalahSejarah dan dinamika pengembangan kurikulum di indonesia makalah
Sejarah dan dinamika pengembangan kurikulum di indonesia makalah
 
Teknik Non-Tes untuk Memahami Peserta Didik
Teknik Non-Tes untuk Memahami Peserta DidikTeknik Non-Tes untuk Memahami Peserta Didik
Teknik Non-Tes untuk Memahami Peserta Didik
 
Query Mysql pada PHP
Query Mysql pada PHPQuery Mysql pada PHP
Query Mysql pada PHP
 
Mysql Sebagai Pengolah Data
Mysql Sebagai Pengolah DataMysql Sebagai Pengolah Data
Mysql Sebagai Pengolah Data
 
Function pada PHP
Function pada PHPFunction pada PHP
Function pada PHP
 
Operasi File pada PHP
Operasi File pada PHPOperasi File pada PHP
Operasi File pada PHP
 
Operasi dan Ekspresi beserta Struktur Kontrol pada PHP
Operasi dan Ekspresi beserta Struktur Kontrol pada PHPOperasi dan Ekspresi beserta Struktur Kontrol pada PHP
Operasi dan Ekspresi beserta Struktur Kontrol pada PHP
 
CSS dan PHP
CSS dan PHPCSS dan PHP
CSS dan PHP
 
Html Tingkat Lanjut dan Aplikasi pada Form
Html Tingkat Lanjut dan Aplikasi pada FormHtml Tingkat Lanjut dan Aplikasi pada Form
Html Tingkat Lanjut dan Aplikasi pada Form
 
HTML dan Internet
HTML dan InternetHTML dan Internet
HTML dan Internet
 
Manajemen Pengembangan Kurikulum
Manajemen Pengembangan KurikulumManajemen Pengembangan Kurikulum
Manajemen Pengembangan Kurikulum
 
Landasan dan prinsip Pengembangan Kurikulum
Landasan dan prinsip Pengembangan KurikulumLandasan dan prinsip Pengembangan Kurikulum
Landasan dan prinsip Pengembangan Kurikulum
 
Prinsip - Prinsip Pengembangan kurikulum
Prinsip - Prinsip Pengembangan kurikulum Prinsip - Prinsip Pengembangan kurikulum
Prinsip - Prinsip Pengembangan kurikulum
 
Organisasi Kurikulum
Organisasi KurikulumOrganisasi Kurikulum
Organisasi Kurikulum
 

Recently uploaded

RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
SurosoSuroso19
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docxSOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
MuhammadBagusAprilia1
 
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaanPermainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
DEVI390643
 
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptxJuknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
mattaja008
 
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi KomunikasiKarakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
AdePutraTunggali
 
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
mohfedri24
 
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptxtugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
d2spdpnd9185
 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
UmyHasna1
 
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptxSOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
astridamalia20
 
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
agusmulyadi08
 
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docxKisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
irawan1978
 
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 BandungBahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Galang Adi Kuncoro
 
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfPaparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
SEMUELSAMBOKARAENG
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
UditGheozi2
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
PURWANTOSDNWATES2
 
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
Nur afiyah
 
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
MirnasariMutmainna1
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
gloriosaesy
 
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenUNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
AdrianAgoes9
 

Recently uploaded (20)

RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
 
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docxSOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
 
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaanPermainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
 
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptxJuknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
 
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi KomunikasiKarakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
 
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
 
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptxtugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
 
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptxSOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
 
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
 
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docxKisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
 
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 BandungBahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
 
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfPaparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
 
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
 
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
 
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenUNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
 

Penerapan Model Kooperatif Tipe TPS dalam Pembelajaran Matematika Pokok Bahasan Operasi Hitung Bentuk Aljabar

  • 1. PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE TPS (Think- Phair-Share) DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN OPERASI HITUNG BENTUK ALJABAR (Untuk memenuhi tugas mata kuliah Belajar dan Pembelajaran) DISUSUN OLEH : MEINITO SYNDI 201410060311077 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIDKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG PENDIDIKAN MATEMATIKA 2015/2016
  • 2. ii KATA PENGANTAR Syukur Alhamdulillah senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. yang memiliki keistimewaan dan pemberian segala kenikmatan besar, baik nikmat iman, kesehatan dan kekuatan didalam penyusunan makalah makalah yang berjudul “Penerapan Model Kooperatif Tipe TPS (Think – Phair – Share) Dalam Pembelajaran Matematika Pokok Bahasan Operasi Hitung Bentuk Aljabar”. Salawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada Sayyidina Muhammad SAW. keluarga dan para sahabatnya dan penegak sunnah-Nya sampai kelak akhir zaman. Makalah ini disusun sebagai untuk memenuhi tugas mata kuliah Belajar dan Pembelajaran. Dalam proses pembuatan makalah ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, oleh karena itu saya menyampaikan terimakasih kepada : 1. Bapak Drs. Imam Turmudzi, M.Si selaku dosen pembimbing mata kuliah Belajar dan Pembelajaran. 2. Orang tua saya yang senantiasa memberikan dukungan dan bantuan baik secara moral ataupun materiil. 3. Teman-teman saya yang selalu memberikan semangat serta bantuan. Penulis menyadari makalah ini masih banyak kekurangan baik dalam hal isi maupun sistematika dan teknik penulisan. Kritik dan saran yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makah ini. Semoga makalah ini bisa memberikan manfaat bagi penulis dan pembaca. Malang, 10 Juni 2015 Penulis
  • 3. iii DAFTAR ISI KATA PENGANTAR........................................................................................................... ii DAFTAR ISI...................................................................................................................... iii BAB I............................................................................................................................... 1 PENDAHULUAN ............................................................................................................... 1 1.1. Latar Belakang............................................................................................... 1 1.2. Rumusan Masalah ......................................................................................... 3 1.3. Tujuan Penulisan........................................................................................... 3 BAB II.............................................................................................................................. 4 DASAR TEORI................................................................................................................... 4 2.1. Proses Belajar Mengajar................................................................................. 4 2.2. Model Pembelajaran...................................................................................... 5 2.3. Pembelajaran Kooperatif ............................................................................... 6 2.4. Tahap-Tahap Pembelajaran Kooperatif..........................................................10 2.5. Model Pembelajaran Tipe TPS (Think-Pair-Share) ...........................................12 2.6. KelebihandanKelemahanPembelajaranKooperatifTipe TPS(Think-Pair-Share) 13 BAB III............................................................................................................................15 LANGKAH – LANGKAH PENERAPAN..................................................................................15 4.1. Implementasi PembelajaranKooperatif Tipe TPS(Think-Pair-Share)PadaMateri Operasi Hitung BentukAljabar..................................................................................15 BAB IV............................................................................................................................17 PENUTUP .......................................................................................................................17 Kesimpulan .............................................................................................................17 DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................18
  • 4. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi yang sangat pesat berpengaruh dalam dunia pendidikan. Dengan berkembangnya teknologi ini mengakibatkan berkembangnya ilmu pengetahuan yang memiliki dampak positif maupun negatif. Perkembangan teknologi ini dimulai dari negara maju, sehingga sebagai negara berkembang seperti negara Indonesia ini perlu menyamakan diri dengan negara maju lainnya. Dengan perkembangan teknologi ini pemerintah perlu meningkatkan pembangunan di bidang pendidikan baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Peningkatan kualitas ini dilakukan dengan peningkatan sarana dan prasarana, peningkatan tenaga profesionalisme, tenaga pendidik, dan peningkatan mutu anak didik. Dalam meningkatkan mutu pendidikan, penguasaan materi merupakan salah satu unsur penting yang harus diperhatikan guru dan siswa karena mencakup nilai – nilai aspek dalam pendidikan. Pada dasarnya pendidikan merupakan proses untuk membantu dalam mengembangkan diri siswa dan untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia, sehingga manusia mampu untuk menghadapi setiap perubahan yang terjadi, menuju arah yang lebih baik. Pendidikan ini dapat berupa pembelajaran. Salah satu komponen dalam pembelajaran adalah pemanfaatan berbagai macam strategi dan metode pembelajaran secara dinamis dan fleksibel sesuai dengan materi, siswa, dan konteks pembelajaran. Inti dari pembelajaran adalah siswa yang belajar. Dalam pembelajaran di sekolah aspek pemahaman suatu konsep termasuk pemahaman konsep dan aplikasinya merupakan hal yang sangat penting yang harus dimiliki siswa. Jika konsep dasar dimiliki murid secara salah, maka sukar untuk memperbaiki kembali, terutama jika sudah diterapkan dalam menyelesaikan soal – soal matematika. Jika murid bersifat terbuka masih ada harapan untuk memperbaikinya sebelum siswa menerapkannya dalam menyelesaikan soal – soal matematika. Namun jika murid bersifat tertutup, maka kesalahan itu akan dibawa terus sampai pada suatu saat mereka menyadari bahwa konsep – konsep yang mereka
  • 5. 2 miliki adalah keliru. Oleh karena itu yang terpenting adalah bagaimana siswa memahami konsep matematika secara bulat dan utuh, sehingga jika diterapkan dalam menyelesaikan soal – soal matematika siswa tidak mengalami kesulitan. Gambaran permasalahan tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran matematika perlu diperbaiki guna meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep – konsep matematika. Dalam hal ini penuslis mengambil model pembelajaran kooperatif tipe Think- Pair-Share (TPS) dalam pembelajaran matematika untuk diterapkan. Karena dalam model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share (TPS), siswa dihadapkan pada masalah-masalah nyata yang ada di lingkungan serta mengajarkan mereka berdiskusi atau belajar secara berkelompok, sedangkan guru sebagai fasilitator bagi siswa. Sehingga aktivitas belajar siswa khususnya aktivitas mental siswa dapat teramati oleh guru. Melalui pembelajaran ini diharapkan siswa memperoleh pengetahuan yang bermakna dan menumbuhkan motivasi siswa sehingga pembelajaran matematika dapat terlaksana secara optimal. Langkah dalam model pembelajaran tipe TPS ini adalah membagi kelompok yang terdiri dari dua orang anggota dalam satu kelompok dengan tingkat kemampuan yang berbeda. Model pembelajaran tipe Think-Pair-Share (TPS) ini dapat diterapkan dalam kelas yang besar dan juga tidak perlu waktu yang lama untuk pembentukan kelompok. Dengan cara mengelompokkan siswa secara berpasangan akan lebih mudah dan banyak waktu bagi siswa dalam berpikir dan merespon serta berpartisipasi dalam pelajaran. Selain itu juga akan memperkecil peluang siswa untuk tidak aktif dalam pelajaran.
  • 6. 3 1.2. Rumusan Masalah A. Apakah yang dimaaksud proses belajar mengajar ? B. Apakah yang dimaksud model pembelajaran ? C. Apakah yang dimaksud pembelajaran kooperatif ? D. Apa saja tahap – tahap pembelajaran kooperatif ? E. Apakakah model pembelajaran tipe TPS (Think-Pair-Share) ? 1.3. Tujuan Penulisan A. Mengetahui proses belajar mengajar B. Mengetahui model pembelajaran C. Mengetahui pembelajaran kooperatif D. Mengetahui tahap – tahap pembelajaran kooperatif E. Mengetahui kelebihan dan kelemahan pembelajaran kooperatif tipe TPS (Think-Pair-Share)
  • 7. 4 BAB II DASAR TEORI 2.1. Proses Belajar Mengajar Menurut Morgan (Ratumanan, 2004: 1) belajar dapat didefinisikan setiap perubahan tingkah laku yang relatif tetap dan terjadi sebagai hasil latihan atau pengalaman. Selanjutnya ada yang mendefinisikan: “Belajar adalah berubah”. Dalam hal ini yang dimaksud belajar berarti usaha mengubah tingkah laku. Jadi belajar akan membawa suatu perubahan pada individu-individu yang belajar. Perubahan tidak hanya berkaitan dengan penambahan ilmu pengetahuan, tetapi juga berbentuk kecakapan, keterampilan, sikap, pengertian, harga diri, minat, watak, penyesuaian diri. Jelasnya menyangkut segala aspek organisme dan tingkah laku pribadi seseorang. Dengan demikian, dapatlah di katakan bahwa belajar itu sebagai rangkaian kegiatan jiwa raga, Psiko-fisik untuk menuju ke perkembangan pribadi manusia seutuhnya, yang berarti menyangkut unsur cipta, rasa dan karsa, ranah kogitif, afektif, dan psikomotorik (Sardiman, 2007: 21) Sementara itu menurut Usman (2007: 5) belajar diartikan sebagai proses perubahan tingkah laku individu berkat adanya interaksi antara individu dan individu dengan lingkungannya. Dalam pengertian ini terdapat kata “perubahan” yang berarti bahwa seseorang setelah mengalami proses belajar, akan mengalami perubahan tingkah laku, baik aspek pengetahuan, keterampilannya, maupun aspek sikapnya. Misalnya dari tidak bisa menjadi bisa, dari tidak mengerti menjadi mengerti, dari ragu-ragu menjadi yakin, dari tidak sopan menjadi sopan. Kata “Teach” atau mengajar berasal dari bahasa Inggris yaitu taecan. Kata ini berasal dari bahasa Jerman kuno. Taikjan, yang berasal dari kata dasar teik, yang berarti memperlihatkan. Dengan demikian To teach (mengajar) di lihat dari asal usul katanya berarti perlihatkan sesuatu kepada seseorang melalui tanda atau symbol, penggunaan tanda atau symbol itu dimaksudkan untuk membangkitkan atau menumbuhkan respon mengenai kejadian (Sanjaya, 2006: 94). Selanjutnya ada yang mendefinisikan,” Mengajar adalah suatu proses, yakni proses mengatur, mengorganisasi lingkungan yang ada di sekitar siswa sehingga dapat menumbuhkan
  • 8. 5 dan mendorong siswa melakukan proses belajar” (Sudjana, 2005: 29). Mengajar merupakan suatu perbuatan yang memerlukan tanggung jawab moral yang cukup berat. Mengajar juga merupakan suatu perbuatan atau pekerjaan yang bersifat “unik” tetapi “sederhana”. Dikatakan unik karena hal itu berkenaan dengan manusia yang belajar, yakni siswa, dan yang mengajar, yakni guru, dan berkaitan erat dengan manusia di dalam masyarakat yang semuanya menunjukkan keunikan. Dikatakan sederhana karena mengajar dilaksanakan dalam keadaan praktis dalam kehidupan sehari-hari, mudah dihayati oleh siapa saja (Usman, 2007:6). Jadi mengajar adalah suatu proses penyampaian informasi atau pengetahuan kepada siswa dan diharapkan siswa aktif dan akan dapat memahami serta melaksanakan apa yang diberikan oleh guru. Proses dalam pengertiannya disini merupakan interaksi semua komponen yang terdapat dalam belajar mengajar yang satu sama lainnya saling berhubungan dalam ikatan untuk mencapai tujuan (Usman, 2007: 5). Dari definisi-definisi belajar dan mengajar tersebut maka dapat disimpulkan bahwa proses belajar mengajar adalah suatu proses yang dilakukan oleh dua pihak yaitu guru dan siswa dalam hal ini guru sebagai pembimbing dan siswa sebagai obyek bimbingan saling berinteraksi yang mengakibatkan perubahan sikap dan tingkah laku pada siswa sesuai dengan apa yang diharapkan oleh guru. 2.2. Model Pembelajaran Sidarti (dalam Sony, 2006: 10) menyatakan bahwa model adalah cara yang teratur dan memiliki sintaks tertentu dalam mencapai tujuan pembelajaran yang melibatkan semua komponen dalam pembelajaran. Dapat disimpulkan bahwa model adalah kerangka yang memiliki langkah-langkah atau prosedur tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran. Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas menurut Joyce. Selanjutnya Joyce menyatakan bahwa setiap model pembelajaran mengarahkan kita ke dalam mendesain pembelajaran untuk membantu peserta didik sedemikian rupa sehingga tujuan tercapai.
  • 9. 6 Adapun jenis – jenis model pembelajaran dilihat dari segi keefektifannya yaitu : 1. Model pembelajaran klasikal a. Guru menjelaskan definisi b. Membuktikan rumus c. Memberi contoh d. Memberi soal latihan 2. Model pembelajaran individual Model pembelajaran yang memperhatikan perbedaan individual. Adapun pembelajaran individual mempunyai beberapa ciri: a. Siswa belajar secara tuntas. b. Setiap unit yang dipelajari memuat tujuan pembelajaran khusus yang jelas. c. Keberhasilan siswa diukur berdasarkan pada sistem yang mutlak. d. Siswa belajar sesuai dengan kecepatannya masing-masing. Salah satu model pembelajaran individual yang sangat populer adalah modul. Modul adalah suatu paket pembelajaran yang memuat suatu unit konsep pembelajaran yang dapat dipelajari oleh siswa sendiri. 3. Model pembelajaran kooperatif Model Pembelajaran Kooperatif adalah pembelajaran yang mengharuskan siswa untuk bekerja dalam suatu tim untuk menyelesaikan masalah, menyelesaikan tugas, atau mengerjakan sesuatu untuk tujuan bersama Jadi, model pembelajaran merupakan suatu kerangka yang memiliki prosedur yang sistematis yang digunakan oleh para perancang pembelajaran dan pengajar dalam merancang dan melaksanakan aktivitas pembelajaran berdasarkan pengalaman belajar perancang pembelajaran dan pengajar guna mencapai tujuan pembelajaran. 2.3. Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif berasal dari kata kooperatif yang artinya mengerjakan sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu satu sama
  • 10. 7 lainnya sebagai satu kelompok atau satu tim. Slavin (dalam Isjoni, 2007: 17) menyebutkan pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang telah dikenal sejak lama, dimana pada saat itu guru mendorong para siswa untuk melakukan kerja sama dalam kegiatan-kegiatan tertentu seperti diskusi atau pengajaran oleh teman sebaya. Dalam melakukan proses belajar mengajar, guru tidak lagi mendominasi seperti lazimnya pada saat ini, sehingga siswa dituntut untuk berbagi informasi dengan siswa yang lainnya dan saling belajar mengajar sesama siswa. Isjoni (2007: 16) menyatakan bahwa pembelajaran Kooperatif adalah suatu pembelajaran yang saat ini banyak digunakan untuk mewujudkan kegiatan belajar mengajar yang berpusat pada siswa (studend oriented), terutama untuk mengatasi permasalahan yang ditemukan oleh guru dalam mengaktifkan siswa, yang tidak dapat bekerja sama dengan orang lain, siswa yang agresif dan tidak peduli pada orang lain. Berdasarkan pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa Pembelajaran Kooperatif merupakan strategi pembelajaran yang melibatkan siswa untuk bekerja secara kelompok dalam mencapai tujuan. Agar pembelajaran kooperatif lebih efektif, maka perlu ditanamkan pula pada diri siswa unsur-unsur dasar pembelajaran kooperatif antara lain sebagai berikut: a. Siswa harus dapat memiliki persepsi bahwa mereka sehidup sepenanggungan bersama. b. Siswa bertanggung jawab terhadap tiap siswa lain dalam kelompok seperti terhadap dirinya sendiri dalam mempelajari materi yang dihadapinya. c. Siswa dalam kelompok harus berpandangan bahwa mereka semuanya memiliki tujuan yang sama. d. Siswa haruslah membagi tugas dan juga tanggung jawab yang sama besarnya diantara anggota kelompoknya. e. Siswa akan diberikan suatu evaluasi atau penghargaan yang akan ikut berpengaruh terhadap evaluasi anggota kelompok.
  • 11. 8 f. Siswa berbagi kepemimpinan dan mereka memperoleh keterampilan bekerja sama selama belajar. g. Siswa akan diminta mempertanggung jawabkan secara individu materi dalam kelompok kooperatif. Model pembelajaran kooperatif ini menekankan adanya kerja sama, saling ketergantungan dan menghormati pendapat orang lain dalam menyelesaikan tugas untuk mencapai tujuan pembelajaran dan satu penghargaan bersama. Berdasarkan unsur-unsur yang ada, maka pembelajaran kooperatif memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1. Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan materi belajar mereka. 2. Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan rendah. 3. Penghargaan lebih berorientasi pada kelompok daripada individu. Menurut Ibrahim,(2000: 2) semua model mengajar termasuk di dalamnya model pembelajaran kooperatif ditandai dengan adanya struktur tugas, struktur tujuan, dan struktur penghargaan (reward). 1. Struktur Tugas Struktur tugas mengacu pada dua hal, yaitu pada cara pembelajaran itu diorganisasikan dan jenis kegiatan yang dilakukan oleh siswa di dalam kelas. Struktur tugas berbeda sesuai dengan berbagai macam kegiatan yang terlibat di dalam pendekatan pengajaran tertentu: misalnya beberapa pelajaran menghendaki siswa duduk pasif sambil menerima informasi dari ceramah guru. Pelajaran lain menghendaki siswa mengerjakan LKS dan pelajaran lain lagi menghendaki diskusi dan berdebat. 2. Struktur Tujuan Struktur tujuan suatu pelajaran adalah jumlah saling ketergantungan yang dibutuhkan siswa pada saat mereka mengerjakan tugas. Terdapat 3 macam struktur yang telah diidentifikasi, yaitu: a. Struktur Tujuan Individualistik (Perorangan)
  • 12. 9 Pencapaian tujuan yang tidak memerlukan interaksi dengan orang lain dan tidak bergantung pada baik buruknya pencapaian orang lain. b. Struktur Tujuan Kompetitif (Persaingan) Pencapaian tujuan yang terjadi bila seorang siswa dapat mencapai sudut tujuan dan hanya jika siswa lain tidak mencapai tujuan tersebut. Dengan demikian setiap usaha-usaha yang dilakukan oleh suatu individu untuk mencapai tujuan merupakan saingan bagi individu lainnya. c. Struktur Tujuan Kooperatif (Kerjasama) Pencapaian tujuan yang terjadi jika siswa dapat mencapai tujuan mereka. Hanya jika siswa lain dengan siapa mereka bekerja sama mencapai tujuan tersebut. Tujuan akan tercapai apabila semua anggota kelompok mencapai tujuan secara bersama-sama. 3. Struktur Penghargaan a. Struktur Penghargaan Individualistik (Perorangan) Terjadi apabila suatu penghargaan itu bisa dicapai oleh siswa manapun tidak bergantung pada pencapaian individu lain. b. Struktur Penghargaan Kompetitif (Persaingan) Terjadi apabila penghargaan itu diperoleh sebagai upaya individu melalui persaingan dengan orang lain. c. Struktur Penghargaan Kooperatif (Kerja sama) d. Situasi dimana upaya individu membantu individu lain mendapat penghargaan. Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai tiga tujuan, yaitu: 1. Hasil Belajar Akademik Model pembelajaran kooperatif bertujuan untuk meningkatkan kinerja siswa dalam menyelesaikan tugas-tugas akademik. Model ini dapat membantu siswa dalam memahami konsep-konsep yang sulit. Siswa yang mempunyai kemampuan lebih akan menjadi tutor pada siswa yang memiliki kemampuan kurang.
  • 13. 10 2. Penerimaan terhadap Perbedaan Individu Efek penting yang kedua dari model pembelajaran kooperatif ialah penerimaan yang luas terhadap orang yang berbeda menurut ras, budaya, kelas sosial, kemampuan, maupun ketidakmampuan. Pembelajaran kooperatif memberi peluang kepada siswa yang berbeda latar belakang dan kondisi untuk bekerja saling bergantung satu sama lain atau tugas-tugas bersama. 3. Pengembangan Keterampilan Sosial Tujuan penting dari pembelajaran kooperatif yang ketiga yaitu untuk mengajarkan kepada siswa keterampilan kerjasama dan kolaborasi. Keterampilan ini amat penting untuk dimiliki karena di dalam masyarakat setiap manusia saling bergantung satu sama lainnya dan kehidupan masyarakat secara budaya semakin beragam. 2.4. Tahap-Tahap Pembelajaran Kooperatif Adapun tahap-tahap model pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut: a. Tahap1 Menyampaikan tujuan dan motivasi Guru menyampaikan semua pembelajaran yang ingin dicapai pada pembelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar. b. Tahap 2 Menyajikan Informasi Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demokrasi atau lewat bahan bacaan. c. Tahap 3 Mengorganisasi siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membentuk setiap kelompok agar melakukan secara efisien. d. Tahap 4 Membimbing kelompok bekerja dan belajar. Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka. e. Tahap5 Evaluasi Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempersentasikan hasil belajarnya.
  • 14. 11 f. Tahap 6 Memberikan penghargaan. Guru mencari cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil individu dan kelompok. Dalam Model Pembelajaran kooperatif terdapat empat pendekatan yaitu: 1. STAD (Student Teams Achievement Dimension) Dalam model ini terdiri dari kelompok-kelompok heterogen yang tiap kelompok terdiri dari 4-5 siswa dan setiap anggota dalam kelompok saling membantu satu sama lain belajar dengan menggunakan materi pelajaran, kemudian secara berkala diadakan kuis individu, yang dapat digunakan sebagai skor perkembangan. 2. JIGSAW Dalam model ini terdiri dari kelompok-kelompok heterogen yang setiap kelompok terdiri dari 5-6 siswa setiap anggota tim bertanggung jawab untuk mempelajari materi pembelajaran yang ditugaskan kepadanya, kemudian mengajarkan materi tersebut kepada teman sekelompoknya yang lain. 3. Investigasi Kelompok (IK) Dalam kelompok ini terdiri dari kelompok heterogen yang setiap kelompok terdiri dari 5-6 siswa, dalam model ini siswa tidak hanya bekerja sama namun terlibat merencakan baik topik untuk dipelajari maupun prosedur yang digunakan. 4. Pendekatan Struktural Pendekatan ini dikembangkan oleh Spencer Kagen, dkk (Ibrahim, 2000). Pendekatan ini memberikan penekanan pada penggunaan struktur tertentu yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa. Struktur yang dikembangkan oleh Kagen ini dimaksudkan sebagai alternatif terhadap struktur kelas tradisional, seperti resitasi, dimana guru mengajukan pertanyaan kepada seluruh kelas dan siswa memberikan jawaban setelah mengangkat tangan dan ditunjuk. Struktur ini menghendaki siswa bekerja saling membantu dalam kelompok kecil dan lebih dicirikan oleh penghargaan kooperatif, dari
  • 15. 12 pada penghargaan individual. Dua macam struktur yang terkenal adalah think- pair-share (TPS) dan numbered-head-together (NHT). Dalam Think-Pair-Share (TPS), kelas dibagi dalam kelompok-kelompok yang terdiri dari 2 siswa. Prosedur dalam Think-Pair-Share (TPS) memberikan siswa waktu lebih banyak untuk berpikir, menjawab dan saling bekerjsama. Sehingga Think-Pair-Share (TPS) dapat digunakan oleh guru yang menginginkan siswa mendalami apa yang telah dijelaskan atau dipahami. Sedangkan Numbered-Head-Together (NHT), kelas dibagi dalam kelompok- kelompok yang terdiri dari 3-5 siswa, yang setiap siswa diberi label. Numbered- Head-Together (NHT) dapat digunakan guru untuk mengecek pemahaman mereka atas materi yang telah diajarkan. Numbered-Head-Together (NHT) menunjukkan kesiapan setiap siswa, karena guru menunjuk siswa secara acak berdasarkan label siswa. 2.5. Model Pembelajaran Tipe TPS (Think-Pair-Share) Strategi Think-Pair-Share (TPS) atau berpikir berpasangan berbagi adalah merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa. Strategi Think-Pair-Share (TPS) ini berkembang dari penelitian belajar kooperatif dan waktu tunggu. Pertama kali dikembangkan oleh Frank Lymann dan koleganya di Universitas Maryland. Arends (dalam Trianto, 2007: 61), menyatakan bahwa Think-Pair-Share (TPS) merupakan suatu cara yang efektif untuk membuat variasi suasana pola diskusi kelas. Dengan asumsi bahwa semua resitasi atau diskusi membutuhkan pengaturan untuk mengendalikan kelas secara keseluruhan, dan prosedur yang digunakan dalam Think-Pair-Share (TPS) dapat memberikan siswa lebih banyak waktu berpikir, untuk merespon dan saling membantu. Selain itu interaksi dalam kelompok, makin besar kelompok, makin kurang intensif interaksi dan makin lama kerja yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu, pendekatan struktural tipe Think-Pair-Share (TPS) ini dipilih untuk diterapkan dalam penelitian ini. Dalam pembelajaran Kooperatif tipe Think-Pair-Share (TPS), siswa di kelompokkan secara berpasangan untuk bekerja sama dalam mencapai tujuan
  • 16. 13 bersama. Adapun langkah-langkah pembelajaran Kooperatif tipe Think-Pair-Share (TPS) adalah sebagai berikut: 1. Tahap 1 : Thinking (berfikir) Guru mengajukan pertanyaan yang berhubungan dengan pelajaran, kemudian meminta siswa menggunakan waktu beberapa menit untuk memikirkan pertanyaan atau masalah tersebut secara individu/ mandiri untuk beberapa saat. 2. Tahap 2 : Pairing (berpasangan) Guru meminta siswa untuk berpasangan dengan teman sebangkunya untuk mendiskusikan permasalahan pada tahap pertama. Pada tahap ini diharapkan siswa berbagi jawaban bila sudah diberi pertanyaan atau berbagi ide jika permasalahan yang ada telah teridentifikasi oleh masing-masing siswa sehingga pada akhirnya mereka dapat menentukan kesepakatan. Secara normal biasanya guru memberi waktu tidak lebih dari 4 atau 5 menit untuk berpasangan. 3. Tahap3 : Sharing (berbagi) Pada tahap ini guru meminta pasangan siswa untuk berbagi hasil diskusi yang telah mereka bicarakan kepada teman satu kelas. Ini efektif dilakukan secara bergiliran sampai seperempat pasangan mendapat kesempatan untuk melapor. 2.6. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS (Think- Pair-Share) Menurut Ranak Lince model pembelajaran kooperatif dengan pendekatan TPS mempunyai kelebihan dan kekurangan diantaranya: 1. Kelebihan : a. Memberikan lebih banyak waktu kepada siswa untuk berpikir dan saling membantu dalam menuntaskan materi sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. b. Membantu meningkatkan hubungan yang lebih diantara siswa, juga secara bersamaan dapat meningkatkan kemampuan akademik siswa.
  • 17. 14 2. Kekurangan : a. Memerlukan biaya dan waktu yang relatif banyak. b. Apabila banyak siswa dalam kelas sangat besar, maka guru akan kesulitan dalam membimbing siswa secara keseluruhan.
  • 18. 15 BAB III LANGKAH – LANGKAH PENERAPAN 4.1. Implementasi Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS (Think-Pair-Share) Pada Materi Operasi Hitung Bentuk Aljabar Pada dasarnya penerapan pembelajaran kooperatif tipe TPS adalah sebagai berikut: 1. Fase 1: Menyampaikan tujuan dam memotivasi siswa Dalam fase ini, guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan menjelaskan tentang kegiatan belajar yang akan dilakukan dan guru menjelaskan pada siswa bahwa mereka akan belajar dan bekerja dalam kelompok. Kemudian guru memberikan contoh dalam kehidupan sehari-hari yang dapat diselesaikan dengan menggunakan sub pokok bahasan yang akan dibahas (pokok bahasan operasi hitung bentuk aljabar), dengan harapan siswa akan merasa bahwa kegiatan pembelajaran yang akan mereka ikuti memiliki nilai, bermanfaat dan berguna bagi kehidupan mereka. 2. Fase II: Guru menerangkan materi secara singkat Pada fase 2 guru menerangkan materi secara singkat kemudian guru memberikan pertanyaan yang berhubungan dengan materi operasi hitung bentuk aljabar yang telah dijelaskan kepada siswa, dan guru menyuruh siswa untuk memikirkan jawaban daripada pertanyaan itu secara mandiri dalam beberapa saat (tahap 1 atau Thinking). 3. Fase III: Guru mengorganisasikan siswa kedalam kelompok-kelompok belajar. Setiap anggota terdiri dari dua orang anggota/berpasangan. (Tahap Pairing) 4. Fase IV: Membimbing kelompok bekerja dan belajar Saat para siswa bekerja dalam kelompok guru membimbing siswa bekerja dan belajar 5. Fase V: Evaluasi Guru mengadakan evaluasi bagi siswa dengan cara menyuruh setiap pasangan untuk mempresentasikan apa yang telah dibicarakan dengan pasangannya (Tahap Sharing). 6. Fase VI: Memberikan penghargaan
  • 19. 16 Setelah sekitar seperempat pasangan telah mendapat kesempatan untuk menyajikan hasil diskusinya, guru menerapkan fase terakhir dari pembelajaran kooperatif yaitu memberikan penghargaan. Sehingga siswa akan merasa bangga atau puas atas hal yang telah dicapai.
  • 20. 17 BAB IV PENUTUP Kesimpulan belajar mengajar adalah suatu proses yang dilakukan oleh dua pihak yaitu guru dan siswa dalam hal ini guru sebagai pembimbing dan siswa sebagai obyek bimbingan saling berinteraksi yang mengakibatkan perubahan sikap dan tingkah laku pada siswa sesuai dengan apa yang diharapkan oleh guru. model pembelajaran adalah suatu pola, ragam atau rancangan yang sudah direncanakan sedemikian rupa dan digunakan untuk menyusun kurikulum, mengatur materi pelajaran, dan memberi petunjuk kepada pengajar di kelas Pembelajaran Kooperatif merupakan strategi pembelajaran yang melibatkan siswa untuk bekerja secara kelompok dalam mencapai tujuan. Strategi Think-Pair-Share (TPS) atau berpikir berpasangan berbagi adalah merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa. Strategi Think-Pair-Share (TPS) ini berkembang dari penelitian belajar kooperatif dan waktu tunggu. Pertama kali dikembangkan oleh Frank Lymann dan koleganya di Universitas Maryland.
  • 21. 18 DAFTAR PUSTAKA 1. Sutomo, Aloysius. Eksperimentasi model pembelajaran kooperatif tipe stad pada pokok bahasan fungsi ditinjau dari motivasi belajar siswa kelas viii Smp negeri kota surakarta Tahun pelajaran 2008/2009. Diss. Universitas Sebelas Maret, 2004. 2. Sukamto, B. E. T. I. "PERBANDINGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN EXCLUSIVE ANTARA METODE INKUIRI DENGAN VERIFIKASI." (2014). 3. Widoyoko, Eko Putro. "Evaluasi program pembelajaran." Yogyakarta: Pustaka Pelajar (2000). 4. Kusuma, Febrian Widya, and Mimin Nur Aisyah. "Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif tipe Think Pair Share untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI IPS 1 SMA Negeri 2 Wonosari Tahun Ajaran 2011/2012." Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia 10.2 (2012). 5. Sulastri, Yeti, and Diana Rochintaniawati. "Pengaruh Penggunaan Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dalam Pembelajaran matematika di SMPN 2 Cimalaka." Jurnal Pengajaran Matematika 13.1 (2009): 7. 6. Anggraeni, Dessy. "PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COURSE REVIEW HORAY”. KREATIF 1.2 (2000). 7. Umar, RUSTAM EFFENDI. "UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)(Studi pada Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Sidomulyo Semester GenapTahun Pelajaran 2012/2013)." (2013).