SlideShare a Scribd company logo
1 of 8
A. Pengertian Pembelajaran Tematik
Pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang menggunakan tema untuk mengaitkan
beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman yang bermakna kepada
siswa. Tema adalah pokok pikiran atau gagasan pokok yang menjadi pembicaraan. Pada
dasarnya pembelajaran tematik merupakan suatu sistem pembelajaran yang memungkinkan
siswa baik individu maupun kelompok aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep serta
prinsip keilmuan secara holistik, bermakna, dan otentik. Pembelajaran tematik lebih
menekankan pada penerapan konsep belajar sambil melakukan sesuatu (learning by doing).
Oleh karena itu, guru perlu mengemas atau merancang pengalaman belajar yang akan
mempengaruhi kebermaknaan belajar siswa. Pengalaman belajar yang menunjukkan kaitan
unsur-unsur konseptual menjadikan proses pembelajaran lebih efektif. Kaitan konseptual
antar mata pelajaran yang dipelajari akan membentuk skema, sehingga siswa akan
memperoleh keutuhan dan kebulatan pengetahuan. Selain itu, dengan penerapan
pembelajaran tematik di sekolah dasar akan sangat membantu siswa, karena sesuai dengan
tahap perkembangannya siswa yang masih melihat segala sesuatu sebagai satu keutuhan
(holistik).
B. Prinsip-prinsip Pembelajaran Terpadu
Berikut ini dikemukakan pula prinsip-prinsip dalam pembelajaran Terpadu yaitu meliputi :
a.Prinsip penggalian tema antara lain :
1)Tema hendaknya tidak terlalu luas, namun dengan mudah dapat digunakan memadukan
banyak bidang studi,
2)Tema harus bermakna artinya bahwa tema yang dipilih untuk dikaji harus memberikan
bekal bagi siswa untuk belajar selanjutnya
3)Tema

harus

disesuaikan

dengan

tingkat

perkembangan

psikologis

anak.

4)Tema yang dikembangkan harus mampu mewadahi sebagian besar minat anak,
5)Tema yang dipilih hendaknya mempertimbangkan penstiwa-peristiwa otentik yang terjadi
dalam rentang waktu belajar,
6)Tema yang dipilih hendaknya mempertimbangkan kurikulum yang berlaku, serta harapan
dari masyarakat,
7)Tema yang dipilih hendaknya juga mempertimbangkan ketersediaan sumber belajar.
b.Prinsip pelaksanaan tematik di antaranya :
1)Guru hendaknya tidak bersikap otoriter dan jangan menjadi ―single actor ― yang
mendominasi pembicaraan dalam proses belajar mengajar,
2)Pemberian tanggung jawab individu dan kelompok harus jelas dalam setiap tugas yang
menuntut adanya kerjasarna kelompok,
3)Guru perlu akomodatif terhadap ide-ide yang terkadang sama sekali tidak terpikirkan dalam
poses perencanaan.
c.Prinsip evaluatif adalah :
1)Memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan evaluasi diri di samping bentuk
evaluasi lainnya,
2)Guru perlu mengajak siswa untuk mengevaluasi perolehan belajar yang telah dicapai
berdasarkan kriteria keberhasilan pencapaian tujuan yang telah disepakati dalam kontrak.

d.Prinsip reaksi, dampak pengiring (nuturan efek) yang penting bagi perilaku secara sadar
belum tersentuh oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar. Karena itu, guru dituntut agar
mampu merencanakan dan melaksanakan pembelajaran sehingga tercapai secara tuntas
tujuan-tujuan pembelajaran. Guru harus bereaksi terhadap reaksi siswa dalam semua ―event ―
yang tidak diarahkan ke aspek yang sempit tetapi ke suatu kesatuan utuh dan bermakna
Waktu pembelajaran terpadu bisa bermacam-macam yaitu : 1)Pembelajaran terpadu yang
dilaksanakan pada waktu tertentu, yaitu apabila materi yang dijalankan cocok sekali diajarkan
secara terpadu; 2)Pembelajaran terpadu bersifat temporer, tanpa kepastian waktu dan bersifat
situasional, dimana pelaksanaannya tidak mengikuti jadwal yang teratur, pelaksanaan
pembalajaran terpadu secara spontan memiliki karakteristik dengan kegiatan belajar sesuai
kurikulum yang isinya masih terkotak-kotak berdasarkan mata pelajaran.Walaupun demikian
guru tetap harus merencanakan keterkaitan konseptual atau antar pelajaran, dan model jaring
laba-laba memungkinkan dilaksanakan dengan pembelajaran terpadu secara spontan (tim
pengembang PGSD, 1996); 3)Ada pula yang melaksanakan pembelajaran terpadu secara
periodik, misalnya setiap akhir minggu, atau akhir catur wulan. Waktu-waktunya telah
dirancang secara pasti; 4)Ada pula yang melaksanakan pembelajaran terpadu sehari penuh.
Selama satu hari tidak ada pembelajaran yang lain, yang ada siswa belajar dengan yang
diinginkan. Siswa sibuk dengan urusannya masing-masing. Pembelajaran ini dikenal dengan
istilah ―integrated day ― atau hari terpadu. Diawali dengan kegiatan pengelolaan kelas yang
meliputi penyiapan aspek-aspek kegiatan belajar, alat-alat, media dan peralatan lainnya yang
dapat menunjang terlaksananya pembelajaran terpadu. Dalam tahap perencanaan guru
memberikan arahan kepada murid tentang kegiatan yang akan dilaksanakan, cara pelaksanaan
kegiatan, dan cara siswa memperoleh bantuan guru. Implikasi dari pembelajaran terpadu,
bentuk hari terpadu, guru harus menentukan waktu maupun jumlah hari untuk pelaksanaan
kegiatan tersebut dan dapat diisi dengan kegiatan pembelajaran terpadu model jaring labalaba.
C. Ciri-ciri Pembelajaran Tematik
•Berpusat pada anak (student centered)
•Pemisahan antar bidang studi tidak terlihat jelas
•Menyajikan konsep dari berbagai bidang studi dalam satu proses pembelajaran
•Bersifat luwes
•Memberikan hasil yang dapat berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan anak
D. Model-model Pembelajaran Terpadu
Pembelajaran terpadu menurut Robin Fogarty (1991) terdapat sepuluh model
dalam merencanakan pembelajaran terpadu, yaitu :
1)Model Penggalan (Fragmented) Model ini ditandai oleh ciri pemaduan yang hanya
terbatas pada satu mata pelajaran saja. Misalnya,dalma mata pelajaran bahasa
Indonesia materi pembelajaran tentang menyimak, berbicara, membaca dan menulis
dapat dipadukan dalam materi pembelajaran ketrampilan berbahasa.
2)Model Keterhubungan (Connected)
Model Connected dilandasi oleh anggapan bahwa butir-butir pembelajaran dapat
dipayungkan pada induk mata pelajaran tertentu. Butir-butir pembelajaran seperti:
kosakata, struktur, membaca, dan mengarang misalnya dapat dipayungkan pada
mata pelajaran bahasa dan sastra.
3)Model Sarang (Nested)
Model Nested merupakan pemaduan berbagai bentuk penguasaan konsep
ketrampilan melalui sebuah kegiatan pembelajaran. Misalnya, pada jam-jam tertentu
guru memfokuskan kegiatan pembelajaran pada pemahaman bentuk kata, makna
kata,dan ungkapan dengan saran pembuahan ketrampilan dalam mengembangkan
daya imajinasi, daya berfikir logis, menentukan ciri bentuk dan makna kata-kata
dalam

puisi,

membuat

ungkapan

dan

menulis

puisi.

4)Model Urutan/Rangkaian (Sequenced)
Model Sequenced merupakan model pemaduan topik-topik antar mata pelajaran
yang berbeda secara pararel. Isi cerita dalam roman sejarah, misalnya: topik
pembahasannya secara pararel atau dalam jam yang sama dapat dipadukan dengan
ikhwal sejarah perjuangan bangsa karakteristik kehidupan sosial masyarakat pada
periode tertentu maupun topik yang menyangkut perubahan makna kata.
5)Model Bagian (Shared)
Model Shared merupakan bentuk pemaduan pembelajaran akibat adanya
overlapping konsep atau ide pada dua mata pelajaran atau lebih. Buir-butir
pembelajaran tetang kewarganegaraan dalam PKn misalnya,dapat bertumpang tindih
dengan butir pembelajaran Tata Negara, PSPB dsb.
6)Model Jaring Laba-laba (Webbed)
Model ini bertolakdari pendekatan tematis sebagai pemandu bahan dan kegiatan
pembelajaran. Dalam hubungan ini tema dapat mengikat kegaiatan pembelajaran
baik

dalam

mata

pelajaran

tertentu

maupun

lintas

mata

pelajaran.

7)Model Galur (Threaded)
Model Threaded merupakan model pemaduan bentuk ketrampilan, misalnya:
melakukan prediksi dan estimasi dalam matematika, ramalan terhadap kejadiankejadian, antisipasi terhadap cerita, dsb. Bentuk model ini terfokus pada meta
kurikulum.
8)Model Keterpaduan (Integrated)
Model integrated merupakan pemaduan sejumlah topik dari mata pelajaran yang
berbeda, tetapi esensinya sama dalam sebuah topik tertentu. Topik evidensi yang
semula terdapat dalam pelajaran matematika,bahasa Indonesia, IPA, dan IPS agar
tidak membuat muatan kurikulum berlebihan, cukup diletakkan dalam mata
pelajaran tertentu, misalnya IPA
9)Model Celupan (Immersed)
Model Immersed dirancang untuk membantu siswa dalam menyaring da
memadukan berbagai pengalaman dan pengetahuan dihubungkan dengan medan
pemakaiannya. Dalam hal ini tukar pengalaman dan pemanfaatan pengalaman
sangat diperlukan dalam kegiatan pembelajaran.
10)Model Jaringan (Networked)
Model Networked merupakan model pemaduan pembelajaran yang mengandaikan
kemungkinan perubahan konsepsi, bentuk pemecahan masalah, maupun tuntutan
bentuk ketrampilan baru setelah siswa mengadakan studi lapangan dalam situasi,
kondisi, maupun konteks yang berbeda.
Menurut buku Robin Fogarty dengan judul ―How to Integrate The Curricula‖.
Menurut buku tersebut ada 10 Model atau cara dalam merencanakan pembelajaran
terpadu. Kesepuluh model tersebut yaitu: 1) fragmented, 2) connected, 3) nested, 4)
sequenced, 5) shared, 6) webbed, 7) threaded, 8) integrated, 9) immersed, dan 10)
networked. Model 1, 2 dan 3 pemaduannya ada dalam satu mata pelajaran saja.
Sedangkan model nomor 4 sampai dengan 8 pemaduan antar mata pelajaran yang
berbeda secara parallel. Dan model nomor 9 – 10 dirancang untuk membantu siswa
dalam memadukan berbagai pengalaman dan pengetahuan. Menurut hasil pengkajian
tim pengembang PGSD (1997), terdapat 3 model yang nampaknya paling cocok
diterapkan di sekolah dasar negeri ini, yaitu model connected, model webbed, dan
model integrated.
Model Pembelajaran Terpadu
Dalam pembelajaran bahasa, termasuk bahasa Indonesia, dilandasi oleh pemikiran
bahwa aspek-aspek bahasa selalu digunakan secara terpadu, tidak pernah bahasa
digunakan secara terpisah, aspek demi aspek. Pembelajaran terpadu adalah
pembelajaran yang menghubungkan aktivitas anak berinteraksi dengan lingkungan dan
pengalaman dalam kehidupannya. Di kelas-kelas yang lebih tinggi (4—6 sekolah dasar),
pada jenjang SMP/MTs, dan jenjang SMA/MA pembelajaran aspek-aspek keterampilan
berbahasa diberikan secara terpadu (integratif).
Misalnya:
a. Menyimak dan berbicara
Contoh:
Guru menceritakan sebuah peristiwa, siswa menyimak cerita tersebut. Setelah
selesai, siswa diberi waktu sejenak, kemudian guru meminta salah seorang siswa
menceritakan kembali isi cerita itu dengan bahasa (kalimat-kalimat) siswa sendiri
secara ringkas.
Contoh yang lain, guru telah mempersiapkan dua atau tiga orang siswa untuk
mengadakan dialog, dengan rambu-rambu yang diberikan oleh guru. Pada jam yang
telah ditentukan, siswa yang mendapat tugas melakukan dialog di depan kelas;
siswa yang lain menyimak. Setelah selesai, siswa diberi waktu untuk berpikir,
kernudian salah seorang atau dua tiga orang siswa diminta mengemukakan isi
atau kesimpulan dari dialog tersebut secara bergilir, atau dapat juga siswa diminta
memberikan

pendapatnya,

tanggapannya

tentang

isi

dialog

tersebut.8

Untuk siswa SMA, kemungkinan yang lain masih banyak. Dalam hal ini yang
diutamakan ialah kemampuan siswa memahami apa yang mereka simak itu dan
kemampuan

mengemukakan

pikirannya.

Karena

yang

mendapat

kesempatan

berbicara hanya beberapa siswa, yang lain diberi kesempatan untuk menyatakan
pendapatnya mengenai dialog yang dilakukan oleh teman-temannya yang mendapat
kesempatan di depan kelas. Dengan cara-cara tersebut guru memadukan menyimak dan
berbicara.
b. Menyimak dan Menulis
Guru membacakan atau memperdengarkan rekaman sebuah drama atau sebuah
cerpen. Siswa menyimak berapa kali drama/cerpen itu dibaca/diperdengarkan,
bergantung pada tingkat kesukaran drama/cerpen tersebut. Setelah selesai, siswa
diberi waktu untuk menanyakan hal-hal yang tidak mereka mengerti. Sesudah itu
mereka diminta menjawab pertanyaan-pertanyaan guru tentang drama/cerpen itu,
atau siswa diminta menuliskan isi drama/cerpen secara ringkas dengan kalimat
mereka

sendiri.

Dapat juga siswa diminta mendengarkan radio atau televisi pada acara tertentu,
dan diminta membuat laporan hasil simakannya secara tertulis. Dalam hal ini guru
harus jeli, memiliki acara-acara yang mernungkinkan dilaksanakannya tugas
tersebut oleh siswa. Dengan cara-cara di atas, guru memadukan pembelajaran
menyimak

dan

menulis.

Cara

yang

lain

masih

cukup

banyak.

c. Membaca dan Menyimak
Memadukan pembelajaran membaca dan menyimak tidak sukar.
Contoh:
Siswa diberi tugas membacakan suatu wacana. Dalam hal ini ketentuan-ketentuan
membaca untuk orang lain harus dipahami oleh siswa. Siswa yang lain menyimak.
Setelah itu, siswa diberikan waktu untuk berpikir, kemudian tugas selanjutnya,
mungkin siswa diminta untuk menceritakan isi yang disimak secara lisan atau
mungkin tertulis. Dalam hal ini, agar yang mendapat giliran membaca tidak
sedikit, naskah yang dibaca sebaiknya naskah-naskah yang pendek, seperti:
informasi singkat, pengumuman, perintah, dan sebagainya. Dengan cara-cara
tersebut,

guru

memadukan

membaca

dan

menyimak.

d. Membaca dan Menulis
Contoh:
Guru memberikan tugas kepada siswa untuk membaca cerita atau tulisan-tulisan
yang lain di luar kelas, dan meminta kepada mereka untuk menuliskan ringkasan
hasil bacaan masing-masing. Setelah mereka menuliskan ringkasan tersebut,
guru dapat meminta kepada siswa untuk mengumpulkan hasil pekerjaan mereka,
atau dapat juga sebelum mereka mengumpulkan, beberapa siswa diberi giliran
untuk

membacakan

atau

mengemukakan

hasil

pekerjaan

masing-masing.

Dengan cara-cara itu terjadi pemaduan antara membaca, menulis, dan bercerita.
e. Menulis dan Bercerita
Contoh:9
Guru memberikan tugas kepada siswa untuk membuat karangan di luar kelas.
Pada jam yang telah ditentukan, siswa menceritakan isi karangannya, sebelum
karangan itu dikumpulkan.
Siswa dibagi dalam kelompok-kelompok kecil, masing-masing beranggotakan
tiga

atau

empat

orang.

Tiap

kelompok

diberi

tugas

merencanakan

dan

menuliskan sebuah adegan yang diperankan. Pada jam yang telah disepakati
bersama,

sebelum

naskah diserahkan kepada

guru, tiap

kelompok diminta

memperagakan apa yang telah mereka rencanakan dan mereka tulis. Cara lain
masih banyak. Pembelajaran kosakata selalu dipadukan dengan keterampilan berbahasa.
Untuk mengajarkan makna kata (kata-kata baru), digunakan sebuah wacana yang
memuat kata-kata yang akan diajarkan. Siswa diminta membaca wacana itu di dalam
hati, kemudian diberi kesempatan untuk mengajukan pertanyaan- pertanyaan.
Setelah

itu

kata-kata

yang

disiapkan

untuk

diajarkan

dibicarakan

atau

didiskusikan maknanya, sinonimnya (kalau ada), dan sebagainya. Kemudian siswa
diminta menggunakan kata-kata tersebut dalam kalimat secara tertulis. Dapat juga
guru

menggunakan

Pembelajaran

struktur

kata-kata
juga

baru

dipadukan

di

dalam

dengan

semua

wacana

untuk

keterampilan.

dikte.
Dengan
cara-cara seperti contoh di atas, dapat dilakukan pemaduan antara pembelajaran
struktur dengan membaca, menulis, berbicara, dan menyimak. Cara yang lain dapat
juga dengan teknik klos. Pemaduan bahasa dengan bidang studi yang lain seperti IPA,
IPS, dapat dilakukan dengan jalan menggunakan naskah atau tulisan tentang bidang
studi yang dimaksud sebagai bahan bacaan. Atau dapat juga siswa ditugasi mengarang
tentang sesuatu yang berkaitan dengan bidang studi dimaksud. Kaitan pembelajaran
bahasa dengan bidang studi yang lain dapat dilakukan dalam hal: kosakata, struktur,
menulis, membaca, berbicara, dan menyimak. Dengan kata lain, semua aspek bahasa
dapat dipadukan dengan bidang studi yang lain. Itulah beberapa contoh pemaduan
dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Dalam pembelajaran bahasa ini, ada beberapa hal
yang perlu diperhatikan, antara lain: (1) Pembelajaran kosakata dan struktur harus selalu
di dalam konteks. Artinya, kata-kata atau struktur yang diajarkan tidak lepas dari
konteks kalimat atau wacana. (2) Setiap aspek dalam bahasa diajarkan dengan
memperhatikan tema yang telah digariskan dalam silabus. Dengan mengacu pada tema,
sebenarnya telah terjadi pemaduan dengan bidang studi yang lain atau terjadi lintas
bidang studi. (3) Setiap kali pembelajaran selalu diawali dengan pengarahan yang jelas.
(4) Pembelajaran yang direncanakan dengan baik akan memberikan hasil yang lebih
baik.

More Related Content

What's hot

Modul 5. Kualitas Alat Ukur (Instrumen)
Modul 5. Kualitas Alat Ukur (Instrumen)Modul 5. Kualitas Alat Ukur (Instrumen)
Modul 5. Kualitas Alat Ukur (Instrumen)Naita Novia Sari
 
Refleksi dan rencana tindak lanjut
Refleksi dan rencana tindak lanjutRefleksi dan rencana tindak lanjut
Refleksi dan rencana tindak lanjutAlpiZaidah
 
CONTOH RPP PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP MODEL 221.docx
CONTOH RPP PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP MODEL 221.docxCONTOH RPP PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP MODEL 221.docx
CONTOH RPP PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP MODEL 221.docxFriscaDwiSeptianaPut
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 BAB 4 KURIKULUM MERDEKA.docx
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 BAB 4 KURIKULUM MERDEKA.docxMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 BAB 4 KURIKULUM MERDEKA.docx
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 BAB 4 KURIKULUM MERDEKA.docxModul Guruku
 
Peran komite sekolah dalam pelaksanaan manajemen berbasis sekolah sebagai imp...
Peran komite sekolah dalam pelaksanaan manajemen berbasis sekolah sebagai imp...Peran komite sekolah dalam pelaksanaan manajemen berbasis sekolah sebagai imp...
Peran komite sekolah dalam pelaksanaan manajemen berbasis sekolah sebagai imp...Jerry Makawimbang
 
pembelajaran ipa di SD modul 5 dan 6
pembelajaran ipa di SD modul 5 dan 6pembelajaran ipa di SD modul 5 dan 6
pembelajaran ipa di SD modul 5 dan 6medy disk
 
Pengaruh detergen thdp prkcmbhan
Pengaruh detergen thdp prkcmbhanPengaruh detergen thdp prkcmbhan
Pengaruh detergen thdp prkcmbhanRizal Fahmi
 
RPP Matematika Kelas 3 SD - Melakukan operasi hitung campuran
RPP Matematika Kelas 3 SD - Melakukan operasi hitung campuranRPP Matematika Kelas 3 SD - Melakukan operasi hitung campuran
RPP Matematika Kelas 3 SD - Melakukan operasi hitung campuranAlfan Fazan Jr.
 
Contoh Laporan PKP UT PGSD IPA Materi Perpindahan Energi Panas - Pemantaan Ke...
Contoh Laporan PKP UT PGSD IPA Materi Perpindahan Energi Panas - Pemantaan Ke...Contoh Laporan PKP UT PGSD IPA Materi Perpindahan Energi Panas - Pemantaan Ke...
Contoh Laporan PKP UT PGSD IPA Materi Perpindahan Energi Panas - Pemantaan Ke...Soal Universitas Terbuka
 
PENDEKATAN dalam PENGEMBANGAN KURIKULUM.
PENDEKATAN dalam PENGEMBANGAN KURIKULUM.PENDEKATAN dalam PENGEMBANGAN KURIKULUM.
PENDEKATAN dalam PENGEMBANGAN KURIKULUM.Grace Ginting
 
Penelitian Tindakan Kelas
Penelitian Tindakan KelasPenelitian Tindakan Kelas
Penelitian Tindakan KelasFURQON
 
Laporan praktikum ipa 1. ciri ciri makhluk hidup
Laporan praktikum ipa 1. ciri ciri makhluk hidupLaporan praktikum ipa 1. ciri ciri makhluk hidup
Laporan praktikum ipa 1. ciri ciri makhluk hidupOperator Warnet Vast Raha
 
Perangkat Pembelajaran Matematika Kelas IV Materi KPK
Perangkat Pembelajaran Matematika Kelas IV Materi KPKPerangkat Pembelajaran Matematika Kelas IV Materi KPK
Perangkat Pembelajaran Matematika Kelas IV Materi KPKEgha Rhiyanti Putri
 
Pembelajaran Berbasis Masalah Matematika di SD
Pembelajaran Berbasis Masalah Matematika di SDPembelajaran Berbasis Masalah Matematika di SD
Pembelajaran Berbasis Masalah Matematika di SDNASuprawoto Sunardjo
 
Perkembangan peserta didik Perkembangan anak SD
Perkembangan peserta didik Perkembangan anak SDPerkembangan peserta didik Perkembangan anak SD
Perkembangan peserta didik Perkembangan anak SDElysa Nurhani
 
Lembar observasi guru
Lembar observasi guruLembar observasi guru
Lembar observasi guruAlby Alyubi
 

What's hot (20)

Modul 5. Kualitas Alat Ukur (Instrumen)
Modul 5. Kualitas Alat Ukur (Instrumen)Modul 5. Kualitas Alat Ukur (Instrumen)
Modul 5. Kualitas Alat Ukur (Instrumen)
 
Refleksi dan rencana tindak lanjut
Refleksi dan rencana tindak lanjutRefleksi dan rencana tindak lanjut
Refleksi dan rencana tindak lanjut
 
Tugas pend.ips sd
Tugas pend.ips sdTugas pend.ips sd
Tugas pend.ips sd
 
CONTOH RPP PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP MODEL 221.docx
CONTOH RPP PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP MODEL 221.docxCONTOH RPP PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP MODEL 221.docx
CONTOH RPP PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP MODEL 221.docx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 BAB 4 KURIKULUM MERDEKA.docx
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 BAB 4 KURIKULUM MERDEKA.docxMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 BAB 4 KURIKULUM MERDEKA.docx
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 BAB 4 KURIKULUM MERDEKA.docx
 
Peran komite sekolah dalam pelaksanaan manajemen berbasis sekolah sebagai imp...
Peran komite sekolah dalam pelaksanaan manajemen berbasis sekolah sebagai imp...Peran komite sekolah dalam pelaksanaan manajemen berbasis sekolah sebagai imp...
Peran komite sekolah dalam pelaksanaan manajemen berbasis sekolah sebagai imp...
 
pembelajaran ipa di SD modul 5 dan 6
pembelajaran ipa di SD modul 5 dan 6pembelajaran ipa di SD modul 5 dan 6
pembelajaran ipa di SD modul 5 dan 6
 
Pengaruh detergen thdp prkcmbhan
Pengaruh detergen thdp prkcmbhanPengaruh detergen thdp prkcmbhan
Pengaruh detergen thdp prkcmbhan
 
RPP Matematika Kelas 3 SD - Melakukan operasi hitung campuran
RPP Matematika Kelas 3 SD - Melakukan operasi hitung campuranRPP Matematika Kelas 3 SD - Melakukan operasi hitung campuran
RPP Matematika Kelas 3 SD - Melakukan operasi hitung campuran
 
Contoh Laporan PKP UT PGSD IPA Materi Perpindahan Energi Panas - Pemantaan Ke...
Contoh Laporan PKP UT PGSD IPA Materi Perpindahan Energi Panas - Pemantaan Ke...Contoh Laporan PKP UT PGSD IPA Materi Perpindahan Energi Panas - Pemantaan Ke...
Contoh Laporan PKP UT PGSD IPA Materi Perpindahan Energi Panas - Pemantaan Ke...
 
PENDEKATAN dalam PENGEMBANGAN KURIKULUM.
PENDEKATAN dalam PENGEMBANGAN KURIKULUM.PENDEKATAN dalam PENGEMBANGAN KURIKULUM.
PENDEKATAN dalam PENGEMBANGAN KURIKULUM.
 
Penelitian Tindakan Kelas
Penelitian Tindakan KelasPenelitian Tindakan Kelas
Penelitian Tindakan Kelas
 
Paradigma baru pkn di sd
Paradigma baru pkn di sdParadigma baru pkn di sd
Paradigma baru pkn di sd
 
Penilaian Afektif
Penilaian AfektifPenilaian Afektif
Penilaian Afektif
 
Laporan praktikum ipa 1. ciri ciri makhluk hidup
Laporan praktikum ipa 1. ciri ciri makhluk hidupLaporan praktikum ipa 1. ciri ciri makhluk hidup
Laporan praktikum ipa 1. ciri ciri makhluk hidup
 
Tahap perkembangan moral kohlberg
Tahap perkembangan moral kohlbergTahap perkembangan moral kohlberg
Tahap perkembangan moral kohlberg
 
Perangkat Pembelajaran Matematika Kelas IV Materi KPK
Perangkat Pembelajaran Matematika Kelas IV Materi KPKPerangkat Pembelajaran Matematika Kelas IV Materi KPK
Perangkat Pembelajaran Matematika Kelas IV Materi KPK
 
Pembelajaran Berbasis Masalah Matematika di SD
Pembelajaran Berbasis Masalah Matematika di SDPembelajaran Berbasis Masalah Matematika di SD
Pembelajaran Berbasis Masalah Matematika di SD
 
Perkembangan peserta didik Perkembangan anak SD
Perkembangan peserta didik Perkembangan anak SDPerkembangan peserta didik Perkembangan anak SD
Perkembangan peserta didik Perkembangan anak SD
 
Lembar observasi guru
Lembar observasi guruLembar observasi guru
Lembar observasi guru
 

Similar to Pembelajaran Tematik dan Model Terpadu

TEMATIK TERPADU.pptx
TEMATIK TERPADU.pptxTEMATIK TERPADU.pptx
TEMATIK TERPADU.pptxbejoj
 
10 model pembelajaran sains terpadu
10 model pembelajaran sains terpadu10 model pembelajaran sains terpadu
10 model pembelajaran sains terpaduWarman Tateuteu
 
Konsep Dasar Pembelajaran terpadu
Konsep Dasar Pembelajaran terpaduKonsep Dasar Pembelajaran terpadu
Konsep Dasar Pembelajaran terpaduIsmail Fizh
 
Pembelajaran_Tematik_Terpadu SD/MI.pptx
Pembelajaran_Tematik_Terpadu  SD/MI.pptxPembelajaran_Tematik_Terpadu  SD/MI.pptx
Pembelajaran_Tematik_Terpadu SD/MI.pptxelsidaaritonang1
 
PPT PEMBELAJARAN TERPADU.pptx
PPT PEMBELAJARAN TERPADU.pptxPPT PEMBELAJARAN TERPADU.pptx
PPT PEMBELAJARAN TERPADU.pptxArrasyid9
 
347383586 tugas-resume-pembelajaran-terpadu-modul-1-6-docx
347383586 tugas-resume-pembelajaran-terpadu-modul-1-6-docx347383586 tugas-resume-pembelajaran-terpadu-modul-1-6-docx
347383586 tugas-resume-pembelajaran-terpadu-modul-1-6-docxnurul hakimin
 
10 model pembelajaran terpadu
10 model pembelajaran terpadu10 model pembelajaran terpadu
10 model pembelajaran terpaduDeasy Nurmalasari
 
Ppt pemebelajaran terpadu model shared
Ppt pemebelajaran terpadu model sharedPpt pemebelajaran terpadu model shared
Ppt pemebelajaran terpadu model sharedrizka_pratiwi
 
Ppt pembelajaran terpadu model shared
Ppt pembelajaran terpadu model sharedPpt pembelajaran terpadu model shared
Ppt pembelajaran terpadu model sharedCha-cha Taulanys
 
Pembelajaran terpadu
Pembelajaran terpaduPembelajaran terpadu
Pembelajaran terpadunani nurnaeni
 
Pembelajaran terpadu
Pembelajaran terpaduPembelajaran terpadu
Pembelajaran terpadunani nurnaeni
 
Pembelajaran terpadu
Pembelajaran terpaduPembelajaran terpadu
Pembelajaran terpadunani nurnaeni
 
MODEL-MODEL PEMBELAJARAN TERPADU JUMADIL.pptx
MODEL-MODEL PEMBELAJARAN TERPADU JUMADIL.pptxMODEL-MODEL PEMBELAJARAN TERPADU JUMADIL.pptx
MODEL-MODEL PEMBELAJARAN TERPADU JUMADIL.pptxDadenJamaludin
 
1. materi shared based on_fogarty_yunita
1. materi shared based on_fogarty_yunita1. materi shared based on_fogarty_yunita
1. materi shared based on_fogarty_yunitaYunita Anggraeni
 
PPT MODUL 9 KLP 5.pptx
PPT MODUL 9 KLP 5.pptxPPT MODUL 9 KLP 5.pptx
PPT MODUL 9 KLP 5.pptxWinarniNatsir
 
01 inovasi model model pembelajaran - muh khalifah mustami
01 inovasi model model pembelajaran - muh khalifah mustami01 inovasi model model pembelajaran - muh khalifah mustami
01 inovasi model model pembelajaran - muh khalifah mustamiNur Halimah
 

Similar to Pembelajaran Tematik dan Model Terpadu (20)

TEMATIK TERPADU.pptx
TEMATIK TERPADU.pptxTEMATIK TERPADU.pptx
TEMATIK TERPADU.pptx
 
10 model pembelajaran sains terpadu
10 model pembelajaran sains terpadu10 model pembelajaran sains terpadu
10 model pembelajaran sains terpadu
 
Konsep Dasar Pembelajaran terpadu
Konsep Dasar Pembelajaran terpaduKonsep Dasar Pembelajaran terpadu
Konsep Dasar Pembelajaran terpadu
 
Pembelajaran_Tematik_Terpadu SD/MI.pptx
Pembelajaran_Tematik_Terpadu  SD/MI.pptxPembelajaran_Tematik_Terpadu  SD/MI.pptx
Pembelajaran_Tematik_Terpadu SD/MI.pptx
 
tematik sd
tematik sdtematik sd
tematik sd
 
Fragmented
FragmentedFragmented
Fragmented
 
Penerapan Model Pembelajaran CIRC
Penerapan Model Pembelajaran CIRCPenerapan Model Pembelajaran CIRC
Penerapan Model Pembelajaran CIRC
 
PPT PEMBELAJARAN TERPADU.pptx
PPT PEMBELAJARAN TERPADU.pptxPPT PEMBELAJARAN TERPADU.pptx
PPT PEMBELAJARAN TERPADU.pptx
 
347383586 tugas-resume-pembelajaran-terpadu-modul-1-6-docx
347383586 tugas-resume-pembelajaran-terpadu-modul-1-6-docx347383586 tugas-resume-pembelajaran-terpadu-modul-1-6-docx
347383586 tugas-resume-pembelajaran-terpadu-modul-1-6-docx
 
MODUL 1.pptx
MODUL 1.pptxMODUL 1.pptx
MODUL 1.pptx
 
10 model pembelajaran terpadu
10 model pembelajaran terpadu10 model pembelajaran terpadu
10 model pembelajaran terpadu
 
Ppt pemebelajaran terpadu model shared
Ppt pemebelajaran terpadu model sharedPpt pemebelajaran terpadu model shared
Ppt pemebelajaran terpadu model shared
 
Ppt pembelajaran terpadu model shared
Ppt pembelajaran terpadu model sharedPpt pembelajaran terpadu model shared
Ppt pembelajaran terpadu model shared
 
Pembelajaran terpadu
Pembelajaran terpaduPembelajaran terpadu
Pembelajaran terpadu
 
Pembelajaran terpadu
Pembelajaran terpaduPembelajaran terpadu
Pembelajaran terpadu
 
Pembelajaran terpadu
Pembelajaran terpaduPembelajaran terpadu
Pembelajaran terpadu
 
MODEL-MODEL PEMBELAJARAN TERPADU JUMADIL.pptx
MODEL-MODEL PEMBELAJARAN TERPADU JUMADIL.pptxMODEL-MODEL PEMBELAJARAN TERPADU JUMADIL.pptx
MODEL-MODEL PEMBELAJARAN TERPADU JUMADIL.pptx
 
1. materi shared based on_fogarty_yunita
1. materi shared based on_fogarty_yunita1. materi shared based on_fogarty_yunita
1. materi shared based on_fogarty_yunita
 
PPT MODUL 9 KLP 5.pptx
PPT MODUL 9 KLP 5.pptxPPT MODUL 9 KLP 5.pptx
PPT MODUL 9 KLP 5.pptx
 
01 inovasi model model pembelajaran - muh khalifah mustami
01 inovasi model model pembelajaran - muh khalifah mustami01 inovasi model model pembelajaran - muh khalifah mustami
01 inovasi model model pembelajaran - muh khalifah mustami
 

More from Sri Wahyuni Nur Fadyah (14)

Tematik Kelas 4 Tema 3 Subtema 2 Pembelajaran 3
Tematik Kelas 4 Tema 3 Subtema 2 Pembelajaran 3Tematik Kelas 4 Tema 3 Subtema 2 Pembelajaran 3
Tematik Kelas 4 Tema 3 Subtema 2 Pembelajaran 3
 
Rpp Tema 2 Subtema 3 Pembelajaran 6
Rpp Tema 2 Subtema 3 Pembelajaran 6Rpp Tema 2 Subtema 3 Pembelajaran 6
Rpp Tema 2 Subtema 3 Pembelajaran 6
 
Lampiran kerja siswa
Lampiran kerja siswaLampiran kerja siswa
Lampiran kerja siswa
 
RPP Kelas 4 Tema 3 Subtema 1 Pembelajaran 5
RPP Kelas 4 Tema 3 Subtema 1 Pembelajaran 5RPP Kelas 4 Tema 3 Subtema 1 Pembelajaran 5
RPP Kelas 4 Tema 3 Subtema 1 Pembelajaran 5
 
SEJARAH PERPUSTAKAAN
SEJARAH PERPUSTAKAAN SEJARAH PERPUSTAKAAN
SEJARAH PERPUSTAKAAN
 
Rpp ku bahsa indo siap
Rpp ku bahsa indo siapRpp ku bahsa indo siap
Rpp ku bahsa indo siap
 
Be continued
Be continuedBe continued
Be continued
 
Berkenalan dg ipa di sd
Berkenalan dg ipa di sdBerkenalan dg ipa di sd
Berkenalan dg ipa di sd
 
Rpp penjas aktivitas pengembangan
Rpp penjas aktivitas pengembanganRpp penjas aktivitas pengembangan
Rpp penjas aktivitas pengembangan
 
Proposal yudhake
Proposal yudhakeProposal yudhake
Proposal yudhake
 
Rpp kelas 1
Rpp kelas 1Rpp kelas 1
Rpp kelas 1
 
ilir-ilir nulis Aksara Jawa
ilir-ilir nulis Aksara Jawailir-ilir nulis Aksara Jawa
ilir-ilir nulis Aksara Jawa
 
Rpp tematik
Rpp tematik Rpp tematik
Rpp tematik
 
Buku siswa tematik kelas 5 SD
Buku siswa tematik kelas 5 SDBuku siswa tematik kelas 5 SD
Buku siswa tematik kelas 5 SD
 

Recently uploaded

Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxc9fhbm7gzj
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptGirl38
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfmaulanayazid
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasHardaminOde2
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
 
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024budimoko2
 

Recently uploaded (20)

Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
 
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
 

Pembelajaran Tematik dan Model Terpadu

  • 1. A. Pengertian Pembelajaran Tematik Pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman yang bermakna kepada siswa. Tema adalah pokok pikiran atau gagasan pokok yang menjadi pembicaraan. Pada dasarnya pembelajaran tematik merupakan suatu sistem pembelajaran yang memungkinkan siswa baik individu maupun kelompok aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip keilmuan secara holistik, bermakna, dan otentik. Pembelajaran tematik lebih menekankan pada penerapan konsep belajar sambil melakukan sesuatu (learning by doing). Oleh karena itu, guru perlu mengemas atau merancang pengalaman belajar yang akan mempengaruhi kebermaknaan belajar siswa. Pengalaman belajar yang menunjukkan kaitan unsur-unsur konseptual menjadikan proses pembelajaran lebih efektif. Kaitan konseptual antar mata pelajaran yang dipelajari akan membentuk skema, sehingga siswa akan memperoleh keutuhan dan kebulatan pengetahuan. Selain itu, dengan penerapan pembelajaran tematik di sekolah dasar akan sangat membantu siswa, karena sesuai dengan tahap perkembangannya siswa yang masih melihat segala sesuatu sebagai satu keutuhan (holistik). B. Prinsip-prinsip Pembelajaran Terpadu Berikut ini dikemukakan pula prinsip-prinsip dalam pembelajaran Terpadu yaitu meliputi : a.Prinsip penggalian tema antara lain : 1)Tema hendaknya tidak terlalu luas, namun dengan mudah dapat digunakan memadukan banyak bidang studi, 2)Tema harus bermakna artinya bahwa tema yang dipilih untuk dikaji harus memberikan bekal bagi siswa untuk belajar selanjutnya 3)Tema harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan psikologis anak. 4)Tema yang dikembangkan harus mampu mewadahi sebagian besar minat anak, 5)Tema yang dipilih hendaknya mempertimbangkan penstiwa-peristiwa otentik yang terjadi dalam rentang waktu belajar, 6)Tema yang dipilih hendaknya mempertimbangkan kurikulum yang berlaku, serta harapan dari masyarakat, 7)Tema yang dipilih hendaknya juga mempertimbangkan ketersediaan sumber belajar. b.Prinsip pelaksanaan tematik di antaranya : 1)Guru hendaknya tidak bersikap otoriter dan jangan menjadi ―single actor ― yang mendominasi pembicaraan dalam proses belajar mengajar,
  • 2. 2)Pemberian tanggung jawab individu dan kelompok harus jelas dalam setiap tugas yang menuntut adanya kerjasarna kelompok, 3)Guru perlu akomodatif terhadap ide-ide yang terkadang sama sekali tidak terpikirkan dalam poses perencanaan. c.Prinsip evaluatif adalah : 1)Memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan evaluasi diri di samping bentuk evaluasi lainnya, 2)Guru perlu mengajak siswa untuk mengevaluasi perolehan belajar yang telah dicapai berdasarkan kriteria keberhasilan pencapaian tujuan yang telah disepakati dalam kontrak. d.Prinsip reaksi, dampak pengiring (nuturan efek) yang penting bagi perilaku secara sadar belum tersentuh oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar. Karena itu, guru dituntut agar mampu merencanakan dan melaksanakan pembelajaran sehingga tercapai secara tuntas tujuan-tujuan pembelajaran. Guru harus bereaksi terhadap reaksi siswa dalam semua ―event ― yang tidak diarahkan ke aspek yang sempit tetapi ke suatu kesatuan utuh dan bermakna Waktu pembelajaran terpadu bisa bermacam-macam yaitu : 1)Pembelajaran terpadu yang dilaksanakan pada waktu tertentu, yaitu apabila materi yang dijalankan cocok sekali diajarkan secara terpadu; 2)Pembelajaran terpadu bersifat temporer, tanpa kepastian waktu dan bersifat situasional, dimana pelaksanaannya tidak mengikuti jadwal yang teratur, pelaksanaan pembalajaran terpadu secara spontan memiliki karakteristik dengan kegiatan belajar sesuai kurikulum yang isinya masih terkotak-kotak berdasarkan mata pelajaran.Walaupun demikian guru tetap harus merencanakan keterkaitan konseptual atau antar pelajaran, dan model jaring laba-laba memungkinkan dilaksanakan dengan pembelajaran terpadu secara spontan (tim pengembang PGSD, 1996); 3)Ada pula yang melaksanakan pembelajaran terpadu secara periodik, misalnya setiap akhir minggu, atau akhir catur wulan. Waktu-waktunya telah dirancang secara pasti; 4)Ada pula yang melaksanakan pembelajaran terpadu sehari penuh. Selama satu hari tidak ada pembelajaran yang lain, yang ada siswa belajar dengan yang diinginkan. Siswa sibuk dengan urusannya masing-masing. Pembelajaran ini dikenal dengan istilah ―integrated day ― atau hari terpadu. Diawali dengan kegiatan pengelolaan kelas yang meliputi penyiapan aspek-aspek kegiatan belajar, alat-alat, media dan peralatan lainnya yang dapat menunjang terlaksananya pembelajaran terpadu. Dalam tahap perencanaan guru memberikan arahan kepada murid tentang kegiatan yang akan dilaksanakan, cara pelaksanaan kegiatan, dan cara siswa memperoleh bantuan guru. Implikasi dari pembelajaran terpadu, bentuk hari terpadu, guru harus menentukan waktu maupun jumlah hari untuk pelaksanaan
  • 3. kegiatan tersebut dan dapat diisi dengan kegiatan pembelajaran terpadu model jaring labalaba. C. Ciri-ciri Pembelajaran Tematik •Berpusat pada anak (student centered) •Pemisahan antar bidang studi tidak terlihat jelas •Menyajikan konsep dari berbagai bidang studi dalam satu proses pembelajaran •Bersifat luwes •Memberikan hasil yang dapat berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan anak D. Model-model Pembelajaran Terpadu Pembelajaran terpadu menurut Robin Fogarty (1991) terdapat sepuluh model dalam merencanakan pembelajaran terpadu, yaitu : 1)Model Penggalan (Fragmented) Model ini ditandai oleh ciri pemaduan yang hanya terbatas pada satu mata pelajaran saja. Misalnya,dalma mata pelajaran bahasa Indonesia materi pembelajaran tentang menyimak, berbicara, membaca dan menulis dapat dipadukan dalam materi pembelajaran ketrampilan berbahasa. 2)Model Keterhubungan (Connected) Model Connected dilandasi oleh anggapan bahwa butir-butir pembelajaran dapat dipayungkan pada induk mata pelajaran tertentu. Butir-butir pembelajaran seperti: kosakata, struktur, membaca, dan mengarang misalnya dapat dipayungkan pada mata pelajaran bahasa dan sastra. 3)Model Sarang (Nested) Model Nested merupakan pemaduan berbagai bentuk penguasaan konsep ketrampilan melalui sebuah kegiatan pembelajaran. Misalnya, pada jam-jam tertentu guru memfokuskan kegiatan pembelajaran pada pemahaman bentuk kata, makna kata,dan ungkapan dengan saran pembuahan ketrampilan dalam mengembangkan daya imajinasi, daya berfikir logis, menentukan ciri bentuk dan makna kata-kata dalam puisi, membuat ungkapan dan menulis puisi. 4)Model Urutan/Rangkaian (Sequenced) Model Sequenced merupakan model pemaduan topik-topik antar mata pelajaran yang berbeda secara pararel. Isi cerita dalam roman sejarah, misalnya: topik pembahasannya secara pararel atau dalam jam yang sama dapat dipadukan dengan ikhwal sejarah perjuangan bangsa karakteristik kehidupan sosial masyarakat pada periode tertentu maupun topik yang menyangkut perubahan makna kata. 5)Model Bagian (Shared)
  • 4. Model Shared merupakan bentuk pemaduan pembelajaran akibat adanya overlapping konsep atau ide pada dua mata pelajaran atau lebih. Buir-butir pembelajaran tetang kewarganegaraan dalam PKn misalnya,dapat bertumpang tindih dengan butir pembelajaran Tata Negara, PSPB dsb. 6)Model Jaring Laba-laba (Webbed) Model ini bertolakdari pendekatan tematis sebagai pemandu bahan dan kegiatan pembelajaran. Dalam hubungan ini tema dapat mengikat kegaiatan pembelajaran baik dalam mata pelajaran tertentu maupun lintas mata pelajaran. 7)Model Galur (Threaded) Model Threaded merupakan model pemaduan bentuk ketrampilan, misalnya: melakukan prediksi dan estimasi dalam matematika, ramalan terhadap kejadiankejadian, antisipasi terhadap cerita, dsb. Bentuk model ini terfokus pada meta kurikulum. 8)Model Keterpaduan (Integrated) Model integrated merupakan pemaduan sejumlah topik dari mata pelajaran yang berbeda, tetapi esensinya sama dalam sebuah topik tertentu. Topik evidensi yang semula terdapat dalam pelajaran matematika,bahasa Indonesia, IPA, dan IPS agar tidak membuat muatan kurikulum berlebihan, cukup diletakkan dalam mata pelajaran tertentu, misalnya IPA 9)Model Celupan (Immersed) Model Immersed dirancang untuk membantu siswa dalam menyaring da memadukan berbagai pengalaman dan pengetahuan dihubungkan dengan medan pemakaiannya. Dalam hal ini tukar pengalaman dan pemanfaatan pengalaman sangat diperlukan dalam kegiatan pembelajaran. 10)Model Jaringan (Networked) Model Networked merupakan model pemaduan pembelajaran yang mengandaikan kemungkinan perubahan konsepsi, bentuk pemecahan masalah, maupun tuntutan bentuk ketrampilan baru setelah siswa mengadakan studi lapangan dalam situasi, kondisi, maupun konteks yang berbeda.
  • 5. Menurut buku Robin Fogarty dengan judul ―How to Integrate The Curricula‖. Menurut buku tersebut ada 10 Model atau cara dalam merencanakan pembelajaran terpadu. Kesepuluh model tersebut yaitu: 1) fragmented, 2) connected, 3) nested, 4) sequenced, 5) shared, 6) webbed, 7) threaded, 8) integrated, 9) immersed, dan 10) networked. Model 1, 2 dan 3 pemaduannya ada dalam satu mata pelajaran saja. Sedangkan model nomor 4 sampai dengan 8 pemaduan antar mata pelajaran yang berbeda secara parallel. Dan model nomor 9 – 10 dirancang untuk membantu siswa dalam memadukan berbagai pengalaman dan pengetahuan. Menurut hasil pengkajian tim pengembang PGSD (1997), terdapat 3 model yang nampaknya paling cocok diterapkan di sekolah dasar negeri ini, yaitu model connected, model webbed, dan model integrated. Model Pembelajaran Terpadu Dalam pembelajaran bahasa, termasuk bahasa Indonesia, dilandasi oleh pemikiran bahwa aspek-aspek bahasa selalu digunakan secara terpadu, tidak pernah bahasa digunakan secara terpisah, aspek demi aspek. Pembelajaran terpadu adalah pembelajaran yang menghubungkan aktivitas anak berinteraksi dengan lingkungan dan pengalaman dalam kehidupannya. Di kelas-kelas yang lebih tinggi (4—6 sekolah dasar), pada jenjang SMP/MTs, dan jenjang SMA/MA pembelajaran aspek-aspek keterampilan berbahasa diberikan secara terpadu (integratif). Misalnya: a. Menyimak dan berbicara Contoh: Guru menceritakan sebuah peristiwa, siswa menyimak cerita tersebut. Setelah selesai, siswa diberi waktu sejenak, kemudian guru meminta salah seorang siswa menceritakan kembali isi cerita itu dengan bahasa (kalimat-kalimat) siswa sendiri secara ringkas. Contoh yang lain, guru telah mempersiapkan dua atau tiga orang siswa untuk mengadakan dialog, dengan rambu-rambu yang diberikan oleh guru. Pada jam yang telah ditentukan, siswa yang mendapat tugas melakukan dialog di depan kelas;
  • 6. siswa yang lain menyimak. Setelah selesai, siswa diberi waktu untuk berpikir, kernudian salah seorang atau dua tiga orang siswa diminta mengemukakan isi atau kesimpulan dari dialog tersebut secara bergilir, atau dapat juga siswa diminta memberikan pendapatnya, tanggapannya tentang isi dialog tersebut.8 Untuk siswa SMA, kemungkinan yang lain masih banyak. Dalam hal ini yang diutamakan ialah kemampuan siswa memahami apa yang mereka simak itu dan kemampuan mengemukakan pikirannya. Karena yang mendapat kesempatan berbicara hanya beberapa siswa, yang lain diberi kesempatan untuk menyatakan pendapatnya mengenai dialog yang dilakukan oleh teman-temannya yang mendapat kesempatan di depan kelas. Dengan cara-cara tersebut guru memadukan menyimak dan berbicara. b. Menyimak dan Menulis Guru membacakan atau memperdengarkan rekaman sebuah drama atau sebuah cerpen. Siswa menyimak berapa kali drama/cerpen itu dibaca/diperdengarkan, bergantung pada tingkat kesukaran drama/cerpen tersebut. Setelah selesai, siswa diberi waktu untuk menanyakan hal-hal yang tidak mereka mengerti. Sesudah itu mereka diminta menjawab pertanyaan-pertanyaan guru tentang drama/cerpen itu, atau siswa diminta menuliskan isi drama/cerpen secara ringkas dengan kalimat mereka sendiri. Dapat juga siswa diminta mendengarkan radio atau televisi pada acara tertentu, dan diminta membuat laporan hasil simakannya secara tertulis. Dalam hal ini guru harus jeli, memiliki acara-acara yang mernungkinkan dilaksanakannya tugas tersebut oleh siswa. Dengan cara-cara di atas, guru memadukan pembelajaran menyimak dan menulis. Cara yang lain masih cukup banyak. c. Membaca dan Menyimak Memadukan pembelajaran membaca dan menyimak tidak sukar. Contoh: Siswa diberi tugas membacakan suatu wacana. Dalam hal ini ketentuan-ketentuan membaca untuk orang lain harus dipahami oleh siswa. Siswa yang lain menyimak. Setelah itu, siswa diberikan waktu untuk berpikir, kemudian tugas selanjutnya, mungkin siswa diminta untuk menceritakan isi yang disimak secara lisan atau mungkin tertulis. Dalam hal ini, agar yang mendapat giliran membaca tidak
  • 7. sedikit, naskah yang dibaca sebaiknya naskah-naskah yang pendek, seperti: informasi singkat, pengumuman, perintah, dan sebagainya. Dengan cara-cara tersebut, guru memadukan membaca dan menyimak. d. Membaca dan Menulis Contoh: Guru memberikan tugas kepada siswa untuk membaca cerita atau tulisan-tulisan yang lain di luar kelas, dan meminta kepada mereka untuk menuliskan ringkasan hasil bacaan masing-masing. Setelah mereka menuliskan ringkasan tersebut, guru dapat meminta kepada siswa untuk mengumpulkan hasil pekerjaan mereka, atau dapat juga sebelum mereka mengumpulkan, beberapa siswa diberi giliran untuk membacakan atau mengemukakan hasil pekerjaan masing-masing. Dengan cara-cara itu terjadi pemaduan antara membaca, menulis, dan bercerita. e. Menulis dan Bercerita Contoh:9 Guru memberikan tugas kepada siswa untuk membuat karangan di luar kelas. Pada jam yang telah ditentukan, siswa menceritakan isi karangannya, sebelum karangan itu dikumpulkan. Siswa dibagi dalam kelompok-kelompok kecil, masing-masing beranggotakan tiga atau empat orang. Tiap kelompok diberi tugas merencanakan dan menuliskan sebuah adegan yang diperankan. Pada jam yang telah disepakati bersama, sebelum naskah diserahkan kepada guru, tiap kelompok diminta memperagakan apa yang telah mereka rencanakan dan mereka tulis. Cara lain masih banyak. Pembelajaran kosakata selalu dipadukan dengan keterampilan berbahasa. Untuk mengajarkan makna kata (kata-kata baru), digunakan sebuah wacana yang memuat kata-kata yang akan diajarkan. Siswa diminta membaca wacana itu di dalam hati, kemudian diberi kesempatan untuk mengajukan pertanyaan- pertanyaan. Setelah itu kata-kata yang disiapkan untuk diajarkan dibicarakan atau didiskusikan maknanya, sinonimnya (kalau ada), dan sebagainya. Kemudian siswa diminta menggunakan kata-kata tersebut dalam kalimat secara tertulis. Dapat juga guru menggunakan Pembelajaran struktur kata-kata juga baru dipadukan di dalam dengan semua wacana untuk keterampilan. dikte. Dengan
  • 8. cara-cara seperti contoh di atas, dapat dilakukan pemaduan antara pembelajaran struktur dengan membaca, menulis, berbicara, dan menyimak. Cara yang lain dapat juga dengan teknik klos. Pemaduan bahasa dengan bidang studi yang lain seperti IPA, IPS, dapat dilakukan dengan jalan menggunakan naskah atau tulisan tentang bidang studi yang dimaksud sebagai bahan bacaan. Atau dapat juga siswa ditugasi mengarang tentang sesuatu yang berkaitan dengan bidang studi dimaksud. Kaitan pembelajaran bahasa dengan bidang studi yang lain dapat dilakukan dalam hal: kosakata, struktur, menulis, membaca, berbicara, dan menyimak. Dengan kata lain, semua aspek bahasa dapat dipadukan dengan bidang studi yang lain. Itulah beberapa contoh pemaduan dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Dalam pembelajaran bahasa ini, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain: (1) Pembelajaran kosakata dan struktur harus selalu di dalam konteks. Artinya, kata-kata atau struktur yang diajarkan tidak lepas dari konteks kalimat atau wacana. (2) Setiap aspek dalam bahasa diajarkan dengan memperhatikan tema yang telah digariskan dalam silabus. Dengan mengacu pada tema, sebenarnya telah terjadi pemaduan dengan bidang studi yang lain atau terjadi lintas bidang studi. (3) Setiap kali pembelajaran selalu diawali dengan pengarahan yang jelas. (4) Pembelajaran yang direncanakan dengan baik akan memberikan hasil yang lebih baik.