Jawaban latihan soal bagian 2.1 pada buku Analisis Real karangan Drs. Sutrima, M.SI
cetakan : pertama, Juni 2010
penerbit : Javatechno Publisher (Jln. Ahmad Yani 365A, Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah, Indonesia - 57162
Jawaban latihan soal bagian 2.1 pada buku Analisis Real karangan Drs. Sutrima, M.SI
cetakan : pertama, Juni 2010
penerbit : Javatechno Publisher (Jln. Ahmad Yani 365A, Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah, Indonesia - 57162
Bilangan bulat terdiri dari bilangan cacah (0, 1, 2, 3, ...) dan negatifnya (-1, -2, -3, ...; -0 adalah sama dengan 0 sehingga tidak lagi dimasukkan secara terpisah). Bilangan bulat dapat dituliskan tanpa komponen desimal atau pecahan.
Assalamualaikum Wr. Wb.
Alhamdulillah jika power point ini bisa bermanfaat untuk semuanya. Karena saya masih belajar mohon tidak memakan mentah-mentah konten dari tayangan ini. Kritik dan saran sangat diharapkan. Terima Kasih.
Muhamad Husni Mubaraq
@ID_baraq
Mohon tinggalkan komentar atau pesan
A. Pengertian Pengembangan Kurikulum
B. Landasan Pengembangan Kurikulum
C. Prinsip-prinsip Pengembangan Kurikulum
D. Tahapan Pengembangan Kurikulum
E. Peranan Guru dalam pengembangan Kurikulum
Bilangan bulat terdiri dari bilangan cacah (0, 1, 2, 3, ...) dan negatifnya (-1, -2, -3, ...; -0 adalah sama dengan 0 sehingga tidak lagi dimasukkan secara terpisah). Bilangan bulat dapat dituliskan tanpa komponen desimal atau pecahan.
Assalamualaikum Wr. Wb.
Alhamdulillah jika power point ini bisa bermanfaat untuk semuanya. Karena saya masih belajar mohon tidak memakan mentah-mentah konten dari tayangan ini. Kritik dan saran sangat diharapkan. Terima Kasih.
Muhamad Husni Mubaraq
@ID_baraq
Mohon tinggalkan komentar atau pesan
A. Pengertian Pengembangan Kurikulum
B. Landasan Pengembangan Kurikulum
C. Prinsip-prinsip Pengembangan Kurikulum
D. Tahapan Pengembangan Kurikulum
E. Peranan Guru dalam pengembangan Kurikulum
Pengelolaan kurikulum sekolah merupakan tugas dari mata kuliah pengelolaan pendidikan .
tugas ini adalah mewawancarai salah satu sekolah dan kemudian mengaitkan dengan undang undang dan kuikulum yang ada
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfNur afiyah
Pembelajaran landasan pendidikan yang membahas tentang profesionalisasi pendidikan. Semoga dengan adanya materi ini dapat memudahkan kita untuk memahami dengan baik serta menambah pengetahuan kita tentang profesionalisasi pendidikan.
1. KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN
MATEMATIKA
“Landasan, Prinsip, Pendekatan, dan Langkah-Langkah
Pengembangan Kurikulum”
DISUSUN OLEH: KELOMPOK 1
Devi Kumala Sari (06081381520032)
Intan Fajar Iswari (06081381520041)
Kori Auga Islamirta (06081381520048)
Rahmah Wulandari (06081281520068)
Dosen Pengasuh :
Dr. Ely Susanti, M. Pd
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2016/2017
2. ii
Daftar Isi
BAB I........................................................................................................................1
Pendahuluan...............................................................................................................1
BAB II.......................................................................................................................2
Pembahasan................................................................................................................2
A. Landasan Pengembangan Kurikulum ................................................................2
B. Prinsip Pengembangan Kurikulum ....................................................................4
C. Pendekatan Pengembangan Kurikulum..............................................................9
D. Langkah-langkah Pengembangan Kurikulum...................................................13
BAB III....................................................................................................................17
Kesimpulan ..............................................................................................................17
Daftar Pustaka..........................................................................................................18
Pertanyaan dari Audiens ...........................................................................................19
3. 1
BAB I
Pendahuluan
Kurikulum merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam
pendidikan. Tanpa kurikulum, proses pendidikan tidak akan berjalan mulus. Kurikulum
diperlukan sebagai salah satu komponen untuk menentukan tercapainya tujuan
pendidikan. Di dalam kurikulum terangkum berbagai kegiatan dan pola pengajaran yang
dapat menentukan arah proses pembelajaran. Itulah sebabnya, menelaah dan mengkaji
kurikulum merupakan suatu kewajiban bagi guru.
Berbagai pendapat mengenai kurikulum telah dikemukakan oleh para ahli
pendidikan. Dalam PP No. 19 tahun 2005 tentang SNP dijelaskan bahwa kurikulum
adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran
serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran
untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Dalam artiluas kurikulum dapat diartikan sesuatu yang dapat mempengaruhi
siswa,baik dalam lingkungan sekolah maupun luar sekolah. Namun, kurikulum haruslah
direncanakan agar pengaruhnya terhadap siswa benar-benar dapat diamati dan diukur
hasilnya. Adapun hasil–hasil belajar tersebut haruslah sesuai dengan tujuan pendidikan
yang diinginkan, sejalan dengan nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat, relevan dengan
kebutuhan sosial ekonomi dan sosial budaya masyarakat, sesuai dengan tuntutan minat,
kebutuhan dan kemampuan para siswa sendiri, serta sejalan dengan dengan proses belajar
para siswa yang menempuh kegiatan-kegiatan kurikulum.
4. 2
BAB II
Pembahasan
A. Landasan Pengembangan Kurikulum
Menurut Dadang(2009:2) ada 4 landasan pengembangankurikulum :
1. Landasan Filosofis
Landasan filosofis dalam pengembangan kurikulum menurut Dadang
(2009) ialah asumsi-asumsi atau rumusan yang didapatkan dari hasil berpikir
secara mendalam, analitis, logis dan sistematis (filosofis) dalam merencanakan,
melaksanakan, membina, dan mengembangkan kurikulum.Dalam
pengembangan kurikulum pun senantiasa berpijak pada aliran – aliran filsafat
tertentu, sehingga akan mewarnai terhadap konsep dan implementasi kurikulum
yang dikembangkan.
2. Landasan Psikologis
Nana Syaodih Sukmadinata (1997) mengemukakan bahwa minimal
terdapat dua bidang psikologi yang mendasari pengembangan kurikulum yaitu :
a. Psikologi perkembangan
Psikologi perkembangan merupakan ilmu yang mempelajari tentang
perilaku individu berkenaan dengan perkembangannya. Dalam psikologi
perkembangan dikaji tentang hakekat perkembangan, pentahapan
perkembangan, aspek-aspek perkembangan, tugas-tugas perkembangan
individu, serta hal-hal lainnya yang berhubungan perkembangan individu,
yang semuanya dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan mendasari
pengembangan kurikulum.
b. Psikologi belajar
Psikologi belajar merupakan ilmu yang mempelajari tentang perilaku
individu dalam konteks belajar. Psikologi belajar mengkaji tentang hakekat
belajar dan teori-teori belajar, serta berbagai aspek perilaku individu lainnya
dalam belajar, yang semuanya dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan
sekaligus mendasari pengembangan kurikulum.
5. 3
3. Landasan Sosial-Budaya
Kurikulum dapat dipandang sebagai suatu rancangan pendidikan.
Sebagai suatu rancangan, kurikulum menentukan pelaksanaan dan hasil
pendidikan. Kita maklumi bahwa pendidikan merupakan usaha mempersiapkan
peserta didik untuk terjun ke lingkungan masyarakat. Pendidikan bukan hanya
untuk pendidikan semata, namun memberikan bekal pengetahuan, keterampilan
serta nilai-nilai untuk hidup, bekerja dan mencapai perkembangan lebih lanjut di
masyarakat.
Peserta didik berasal dari masyarakat, mendapatkan pendidikan baik
formal maupun informal dalam lingkungan masyarakat dan diarahkan bagi
kehidupan masyarakat pula. Kehidupan masyarakat, dengan segala karakteristik
dan kekayaan budayanya menjadi landasan dan sekaligus acuan bagi pendidikan.
Dengan pendidikan, kita tidak mengharapkan muncul manusia – manusia
yang menjadi terasing dari lingkungan masyarakatnya, tetapi justru melalui
pendidikan diharapkan dapat lebih mengerti dan mampu membangun
kehidupan masyakatnya. Oleh karena itu, tujuan, isi, maupun proses pendidikan
harus disesuaikan dengan kebutuhan, kondisi, karakteristik, kekayaan dan
perkembangan yang ada di masyakarakat.
Setiap lingkungan masyarakat masing-masing memiliki sistem-sosial
budaya tersendiri yang mengatur pola kehidupan dan pola hubungan antar
anggota masyarakat. Salah satu aspek penting dalam sistem sosial budaya adalah
tatanan nilai-nilai yang mengatur cara berkehidupan dan berperilaku para warga
masyarakat. Nilai-nilai tersebut dapat bersumber dari agama, budaya, politik
atau segi-segi kehidupan lainnya.
Sejalan dengan perkembangan masyarakat maka nilai-nilai yang ada
dalam masyarakat juga turut berkembang sehingga menuntut setiap warga
masyarakat untuk melakukan perubahan dan penyesuaian terhadap tuntutan
perkembangan yang terjadi di sekitar masyarakat.
Dengan demikian, kurikulum yang dikembangkan sudah seharusnya
mempertimbangkan, merespons dan berlandaskan pada perkembangan sosial –
budaya dalam suatu masyarakat, baik dalam konteks lokal, nasional maupun
global.
6. 4
4. Landasan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Kemajuan cepat dunia dalam bidang informasi dan teknologi dalam dua
dasa warsa terakhir telah berpengaruh pada peradaban manusia melebihi
jangkauan pemikiran manusia sebelumnya. Pengaruh ini terlihat pada pergeseran
tatanan sosial, ekonomi dan politik yang memerlukan keseimbangan baru antara
nilai-nilai, pemikiran dan cara-cara kehidupan yang berlaku pada konteks global
dan lokal.
Perkembangan dalam bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, terutama
dalam bidang transportasi dan komunikasi telah mampu merubah tatanan
kehidupan manusia.
Oleh karena itu, kurikulum seyogyanya dapat mengakomodir dan mengantisipasi
laju perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga peserta didik dapat
mengimbangi dan sekaligus mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk
kemaslahatan dan kelangsungan hidup manusia.
B. Prinsip Pengembangan Kurikulum
Kurikulum di Indonesia mengalami perubahan dari masa ke masa sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan tuntutan dalam masyarakat. Penerapan prinsip-
prinsip pengembangan kurikulum salah satunya dijelaskan oleh Dr. Wina Sanjaya dalam
kurikulum berbasis kompetensi dimana dalam prinsip pengembangan ini juga
memperhatikan beberapa aspek mendasar tentang karakteristik bangsa.
Dalam makalah ini juga disebutkan prinsip-prinsip pengembangan kurikulum
yang harus dijadikan acuan oleh pendidik dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan
yang telah ditetapkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), serta prinsip-
prinsip pengembangan kurikulum pada pendidikan anak usia dini. Prinsip-prinsip dalam
pengembangan kurikulum menurut beberapa ahli, yaitu:
a. Prinsip-prinsip dalam pengembangan kurikulum menurut Prof. Dr. Nana Syaodih
Sukmadinata dibagi menjadi dua, yaitu :
1. Prinsip- prinsip umum
Prinsip ini dalam pengembangan kurikulum meliputi:
1. Relevansi
Dalam hal ini dapat dibedakan relevansi keluar yang
berarti bahwa tujuan, isi, dan proses belajar harus relevan dengan
7. 5
tuntutan, kebutuhan dan perkembangan masyarakat dan relevansi
ke dalam berarti bahwa terdapat kesesuaian atau konsistensi
antara komponen-komponen kurikulum, yaitu antara tujuan, isi,
proses penyampaian dan penilaian yang menunjukkan
keterpaduan kurikulum.
2. Fleksibilitas
Kurikulum harus dapat mempersiapkan anak untuk
kehidupan sekarang dan yang akan datang, di sini dan di tempat
lain, bagi anak yang memiliki latar belakang dan kemampuan
yang berbeda. Hal ini berarti bahwa kurikulum harus berisi hal-
hal yang solid, tetapi dalam pelaksanaannya memungkinkan
terjadinya penyesuaian-penyesuaian berdasarkan kondisi daerah,
waktu maupun kemampuan, dan latar belakang anak.
3. Kontinuitas
Terkait dengan perkembangan dan proses belajar anak
yang berlangsung secara berkesinambungan, maka pengalaman
belajar yang disediakan kurikulum juga hendaknya
berkesinambungan antara satu tingkat kelas dengan kelas lainnya,
antara satu jenjang pendidikan dengan jenjang lainnya, serta
antara jenjang pendidikan dengan pekerjaan.
4. Praktis/efisiensi
Kurikulum harus praktis, mudah dilaksanakan,
menggunakan alat-alat sederhana dan biayanya murah. Dalam hal
ini, kurikulum dan pendidikan selalu dilaksanakan dalam
keterbatasan-keterbatasan, baik keterbatasan waktu, biaya, alat,
maupun personalia.
8. 6
5. Efektifitas
Efektifitas berkenaan dengan keberhasilan pelaksanaan
kurikulum baik secara kuantitas maupun kualitasnya. Kurikulum
merupakan penjabaran dari perencanaan pendidikan dari
kebijakan-kebijakan pemerintah. Dalam pengembangannya, harus
diperhatikan kaitan antara aspek utama kurikulum yaitu tujuan,
isi, pengalaman belajar, serta penilaian dengan kebijakan
pemerintah dalam bidang pendidikan.
2. Prinsip-prinsip khusus
Prinsip ini dalam pengembangan kurikulum meliputi :
1. Prinsip berkenaan dengan tujuan pendidikan
Tujuan pendidikan merupakan pusat dan arah semua
kegiatan pendidikan sehingga perumusan komponen pendidikan
harus selalu mengacu pada tujuan pendidikan yang telah
ditetapkan. Tujuan ini bersifat umum atau jangka panjang, jangka
menengah dan jangka pendek. Perumusan tujuan pendidikan
bersumber pada ketentuan dan kebijakan pemerintah, survey
mengenai persepsi orangtua / masyarakat tentang kebutuhan
mereka, survey tentang pandangan para ahli dalam bidang-bidang
tertentu, survey tentang manpower, pengalaman-pengalaman
negara lain dalam masalah yang sama, dan penelitian.
2. Prinsip berkenaan dengan pemilihan isi pendidikan
Dalam perencanaan kurikulum perlu mempertimbangkan
beberapa hal, yaitu perlunya penjabaran tujuan pendidikan ke
dalam bentuk perbuatan hasil belajar yang khusus dan sederhana,
isi bahan pelajaran harus meliputi segi pengetahuan, sikap, dan
keterampilan, dan unit-unit kurikulum harus disusun dalam urutan
yang logis dan sistematis.
9. 7
3. Prinsip berkenaan dengan pemilihan proses belajar-mengajar
Pemilihan proses belajar mengajar hendaknya
mempertimbangkan beberapa hal, yaitu apakah metode yang
digunakan cocok, apakah dengan metode tersebut mampu
memberikan kegiatan yang bervariasi untuk melayani perbedaan
individual siswa, apakah metode tersebut juga memberikan urutan
kegiatan yang bertingkat-tingkat, apakah penggunaan metode
tersebut dapat mencapai tujuan kognitif, afektif dan psikomotor,
apakah metode tersebut lebih menaktifkan siswa, apakah metode
tersebut mendorong berkembangnya kemampuan baru, apakah
metode tersebut dapat menimbulkan jalinan kegiatan belajar di
sekolah dan rumah sekaligus mendorong penggunaan sumber
belajar di rumah dan di masyarakat, serta perlunya kegiatan
belajar yang menekankan learning by doing, bukan hanya
learning by seeing and knowing.
4. Prinsip berkenaan dengan pemilihan media dan alat pengajaran
Proses belajar mengajar perlu didukung oleh penggunaan
media dan alat-alat bantu pengajaran yang tepat. Untuk itu perlu
diperhatikan beberapa hal berikut, yaitu alat/media apa yang
dibutuhkan, bila belum ada apa penggantinya, bagaimana
pembuatannya, siapa yang membuat, bagaimana pembiayaannya,
dan kapan dibuatnya, bagaimana pengorganisasiannya dalam
keseluruhan kegiatan belajar, serta adanya pemahaman bahwa
hasil terbaik akan diperoleh dengan menggunakan multi media
5. Prinsip berkenaan dengan pemilihan kegiatan penilaian.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemilihan
kegiatan penilaian meliputi kegiatan penyusunan alat penilaian
harus mengikuti beberapa prosedur mulai dari perumusan tujuan
umum, menguraikan dalam bentuk tingkah laku siswa yang dapat
10. 8
diamati, menghubungkan dengan bahan pelajaran dan menuliskan
butir-butir tes. Selain itu, terdapat bebarapa hal yang perlu juga
dicermati dalam perencanaan penilaian yang meliputi bagaimana
kelas, usia, dan tingkat kemampuan siswa yang akan dites, berapa
lama waktu pelaksanaan tes, apakah tes berbentuk uraian atau
objective, berapa banyak butir tes yang perlu disusun, dan apakah
tes diadministrasikan guru atau murid. Dalam kegiatan
pengolahan haisl penilaian juga perlu mempertimbangkan
beberapa hal yaitu norma apa yang digunakan dalam pengolahan
hasil tes, apakah digunakan formula guessing bagaimana
pengubahan skor menjadi skor masak, skor standar apa yang
digunakan, serta untuk apa hasil tes digunakan
b. Prinsip-prinsip dalam pengembangan kurikulum menurut Dr. Wina Sanjaya,
M.Pd.Beliau mengemukakan beberapa prinsip yang harus dipertimbangkan
dalam mengembangkan kurikulum berbasis kompetensi. Prinsip-prinsip tersebut,
meliputi:
1. Peningkatan keimanan, budi pekerti luhur, dan penghayatan nilai-nilai
budaya
2. Keseimbangan etika, logika, estetika, dan kinestetika
3. Penguatan integritas nasional
4. Perkembangan pengetahuan dan teknologi informasi
5. Pengembangan kecakapan hidup
6. Pilar pendidikan
7. Komprehensif dan berkesinambunga
8. Belajar sepanjang hayat
9. Diversifikasi kurikulum
c. Badan Standar Nasional Pendidikan
Badan Standar Nasional Pendidikan menetapkan prinsip-prinsip
pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan yang meliputi :
1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta
didik dan lingkungannya
2. Beragam dan terpadu
11. 9
3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni
4. Relevan dengan kebutuhan kehidupan
5. Menyeluruh dan berkesinambungan
6. Belajar sepanjang hayat
7. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah
C. Pendekatan Pengembangan Kurikulum
Pendekatan adalah cara kerja dengan menerapkan strategi dan metode yang
tepat dengan mengikuti langkah-langkah pengembangan yang sistematis agar
memperoleh kurikulum yang lebih baik. Pendekatan dapat diartikan sebagai titik
tolak atau sudut pandang seseorang terhadap suatu proses tertentu. Istilah pendekatan
merujuk kepada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih
sangat umum.
Dengan demikian, pendekatan pengembangan kurikulum menunjuk pada
titik tolak atau sudut pandang secara umum tentang proses pengembangan
kurikulum. Pendekatan-pendekatan yang digunakan, yakni:
1. Pendekatan Subjek Akademik
Pengembagan kurikulum subyek akademik dilakukan dengan cara
menetapkan terlebih dahulu mata pelajaran apa yang harus dipelajari peserta
didik, yang diperlukan untuk (persiapan) pengembangan disiplin ilmu.
Dari pendekatan subjek akademik ini diharapkan agar peserta didik dapat
menguasai semua pengetahuan yang ada di kurikulum tersebut. Karena
kurikulum sangat mengutamakan pengetahuan maka pendidikan lebih bersifat
intelektual. Kurikulum subjek akademik tidak berarti hanya menekankan pada
materi yang disampaikan, dalam perkembangannya secara berangsur-angsur
memperhatikan proses belajar yang dilakukan siswa. Proses belajar yang dipilih
sangat bergantung pada hal apa yang terpenting dalam materi tersebut.
Ada tiga pendekatan dalam perkembangan Kurikulum Subjek Akademik:
1) Melanjutkan pendekatan struktur pengetahuan maksudnya adalah murid-
murid belajar bagaimana memperoleh dan menguji fakta-fakta dan bukan
sekadar mengingat-ingatnya.
2) Studi yang bersifat integrativ. pendekatan ini merupakan respons terhadap
perkembangan masyarakat yang menuntut model-model pengetahuan yang
lebih komprehensif-terpadu. Pelajaran tersusun atas satuan-satuan
12. 10
pelajaran, dalam satuan-satuan pelajaran tersebut batas-batas ilmu menjadi
hilang. Pengorganisasian tema-tema pengajaran didasarkan atas fenomena-
fenomena alam, proses kerja ilmiah dan problema-problema yang ada.
3) Pendekatan yang dilaksanakan pada sekolah-sekolah fundamentalis.
Maksudnya guru tetap mengajar berdasarkan mata-mata pelajaran dengan
menekankan membaca, menulis, dan memecahkan masalah-masalah
matematis.
2. Pendekatan Humanistik
Pada pendekatan humanistik berpusat pada siswa, jadi student centered,
dan mengutamakan perkembangan afektif siswa sebagai prasyarat dan sebagai
bagian integral dari proses belajar.
Permasalahan yang perlu disadari adalah bahwa materi bukanlah tujuan.
Dengan demikian, keberhasilan pendidikan tidak semata-mata diukur dengan
lancarnya proses transmisi nilai-nilai (dalam hal ini materi pelajaran yang
terformat dalam kurikulum), melainkan lebih dari sekadar hal itu. Pendidikan
humanistik menganggap materi pendidikan lebih merupakan sarana, yakni
sarana untuk membentuk pematangan humanisasi peserta didik, jasmani dan
rohani secara gradual.
Jadi dari hal tersebut dapatlah kita pahami bahwa pada pendekatan
humanistik tujuan dari pendidikan itu bukan hanya pada nilai-nilai yang dapat
dicapai pesera didik tapi lebih kepada pembentukan perubahan pada peserta
didik, baik secara jasmani maupun rohani.
Dalam kurikulum humanistik, guru diharapkan dapat membangun
hubungan emosional yang baik dengan peserta didiknya, untuk perkembangan
individu peserta didik itu selanjutnya. Oleh karena itu, peran guru yang
diharapkan adalah sebagai berikut:
a. Mendengar pandangan realitas peserta didik secara komprehensif
b. Menghormati individu peserta didik, dan
c. Tampil alamiah, otentik, tidak dibuat-buat.
Tugas guru dalam kurikulum humanistik adalah menciptakan situasi
yang permisif dan mendorong peserta didik untuk mencari dan
mengembangkan pemecahan sendiri. Dan tujuan pengajaran adalah
memperluas kesadaran diri sendiri dan mengurangi kerenggangan dan
keterasingan dari lingkungan. Dari sini jelaslah bahwa pendekatan
13. 11
pengembangan kurikulum humanistik ini mengaharapkan perkembangan diri
siswa sehingga dapat menemukan kepribadiannya yang hidup ditengah-tengah
masyarakat.
3. Pendekatan Rekonstruksionisme
Pendekatan ini disebut Rekonstruksi sosial. Kurikulum rekonstruksi
sosial sangat memperhatikan hubungan kurikulum dengan sosial masyarakat
dan politik perkembangan ekonomi.
Banyak prinsip kelompok ini yang konsisten dengan cita-cita tertinggi,
contohnya masalah hak asasi kaum minoritas, keyakinan dalam intelektual
masyarakat umumnya, dan kemampuan menentukan nasib sendiri sesuai arahan
yang mereka inginkan.
Pengajaran kurikulum rekonstruksi sosial banyak dilaksanakan di daerah-
daerah yang tergolong belum maju dan tingkat ekonominya juga belum tinggi.
Pelaksanaan pengajaran ini diarahkan untuk meningkatkan kondisi kehidupan
mereka. Sesuai dengan potensi yang ada dalam masyarakat, sekolah
mempelajari potensi-potensi tersebut, dengan bantuan biaya dari pemerintah
sekolah berusaha mengembangna potensi tersebut. Di daerah pertanian
misalnya maka sekolah harus mengembangkan bidang pertanian, sementara
kalau daerah industry maka yang harus dikembangkan oleh sekolah adalah
bidang industri. Sehingga kurikulum tersebut dapat memenuhi kebutuhan
masyarakatdaerah tersebut.
Kurikulum rekonstruksi sosial bertujuan untuk menghadapkan peserta
didik pada berbagai permasalahan manusia dan kemanusian. Para pendukung
kurikulum ini yakin, bahwa permasalahan yang muncul tidak harus diperhatikan
oleh “pengetahuan sosial” saja, tetapi oleh setiap disiplin ilmu.
Kegiatan yang dilakukan dalam kurikulum rekonstruksi sosial antara lain
melibatkan:
a. Survei kritis terhadap suatu masyarakat
b. Studi yang melibatkan hubungan antara ekonomi lokal dengan ekonomi
nasional atau internasional
c. Studi pengaruh sejarah dan kencenderungan situasi ekonomi lokal
d. Uji coba kaitan praktik politik dengan perekonomian
e. Berbagai pertimbangan perubahan politik, dan
f. Pembatasan kebutuhan masyarakat pada umumnya.
14. 12
Dari pemikiran diatas, maka penyusunan dan pengembangan kurikulum
harus bertitik tolak dari problem yang dihadapi dalam masyarakat. Pendekatan
kurikulum rekonstrksi sosial ini selain menekan pada isi pembelajaran,
sekaligus juga menekankan pada proses pendidikan dari pengalaman belajar.
Ini dikarenakan, pendekatan rekonstruksi sosial berasumsi bahwa, manusia
adalah makhluk sosial yang sepanjang kehidupannya membutuhkan
orang lain, selalu bersama, berinteraksi dan bekerjasama.
4. Pendekatan Accountability (The Accountability Approach)
Accountability atau pertanggungjawaban lembaga pendidikan tentang
pelaksanaan tugasnya kepada masyarakat, akhir-akhir ini tampil sebagai
pengaruh yang penting dalam dunia pendidikan. Namun, menurut banyak
pengamat pendidikan accountability ini telah mendesak pendidikan dalam arti
yang sebenarnya menjadi latihan belaka.
Accountability yang sistimatis yang pertama kalinya diperkenalkan
Frederick Taylor dalam bidang industri pada permulaan abad ini.
Pendekatannya, yang kelak dikenal sebagai “scientific management” atau
manajemen ilmiah, menetapkan tugas-tugas spesifik yang harus diselesaikan
pekerja dalam waktu tertentu.
5. Pendekatan Pembangunan Nasional (National Development Approach)
Pendekatan ini mengandung tiga unsur :
1) Pendidikan kewarganegaraan
Dalam masyarakat demokratis, warganegara dapat dimasukkan dalam tiga
kategori:
Warganegara yang apatis
Warganegara yang pasif
Warganegara yang aktif
2) Pendidikan sebagai alat pembangunan nasional
Tujuan pendidikan ini adalah mempersiapkan tenaga kerja yang
diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pembangunan. Para pengembang
kurikulum bertugas untuk mendisain program yang sesuai dengan analisis
jabatan yang akan diduduki.
3) Pendidikan keterampilan praktis bagi kehidupan sehari-hari
15. 13
Keterampilan yang diperlukan bagi kehidupan sehari- hari dapat
dibagi dalam beberapa kategori yang tidak hanya bercorak keterampilan
akan tetapi juga mengandung aspek pengetahuan dan sikap, yaitu:
a. Keterampilan untuk mencari nafkah dalam rangka sistim ekonomi
suatu negara.
b. Keterampilan untuk mengembangkan masyarakat.
c. Keterampilan untuk menyumbang kepada kesejahteraan umum.
d. Keterampilan sebagai warganegara yang baik
Dari beberapa pendekatan pengembangan kurikulum ini, maka penyusunan
kurikulum harus dapat melihat kepada ilmu pengetahuan itu sendiri yang dapat
dikaitkan dengan kepentingan peserta didik sebagai manusia/individu, dan
kurikulum juga harus dapat menyesuaikan dengan perkemgangan teknologi sekarang
ini, dan yang tidak kala pentingnya adalah kurikulum dibuat dengan memperhatikan
kepentingan masyarakat tiap-tiap daerah.
D. Langkah-langkah Pengembangan Kurikulum
Pegembangan kurikulum meliputi empat langkah, yaitu :
1. Merumuskan Tujuan Pembelajaran (instructional objective)
Terdapat tiga tahap dalam merumuskan tujuan pembelajaran. Tahap yang
pertama yang harus diperhatikan dalam merumuskan tujuan adalah memahami
tiga sumber, yaitu siswa (source of student), masyarakat (source of society), dan
konten (source of content). Tahap kedua adalah merumuskan tentative general
objective atau standar kompetensi (SK) dengan memperhatikan landasan
sosiologi (sociology), kemudian di-screen melalui dua landasan lain dalam
pengembangan kurikulum yaitu landasan filsofi pendidikan (philosophy of
learning) dan psikologi belajar (psychology of learning), dan tahap terakhir
adalah merumuskan precise education atau kompetensi dasar (KD).
2. Merumuskan dan Menyeleksi Pengalaman-Pengalaman Belajar (selection of
learning experiences)
Dalam merumuskan dan menyeleksi pengalaman-pengalaman belajar
dalam pengembangan kurikulum harus memahami definisi pengalaman belajar
dan landasan psikologi belajar (psychology of learning). Pengalaman belajar
merupakan bentuk interaksi yang dialami atau dilakukan oleh siswa yang
dirancang oleh guru untuk memperoleh pengetahuan dan ketrampilan.
16. 14
Pengalaman belajar yang harus dialami siswa sebagai learning activity
menggambarkan interaksi siswa dengan objek belajar. Belajar berlangsung
melalui perilaku aktif siswa, apa yang ia kerjakan adalah apa yang ia pelajari,
bukan apa yang dilakukan oleh guru. Dalam merancang dan menyeleksi
pengalaman-pengalaman belajar juga memperhatikan psikologi belajar.
Ada lima prinsip umum dalam pemilihan pengalaman belajar. Kelima
prinsip tersebut adalah :
1) pengalaman belajar yang diberikan ditentukan oleh tujuan yang akan
dicapai.
2) pengalaman belajar harus cukup sehingga siswa memperoleh kepuasan dari
pengadaan berbagai macam perilaku yang diimplakasikan oleh sasaran
hasil.
3) reaksi yang diinginkan dalam pengalaman belajar memungkinkan bagi
siswa untuk mengalaminya (terlibat).
4) pengalaman belajar yang berbeda dapat digunakan untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang sama.
5) pengalaman belajar yang sama akan memberikan berbagai macam keluaran
(outcomes).
3. Mengorganisasi Pengalaman Pengalaman Belajar (organization of learning
experiences).
Pengorganisasi atau desain kurikulum diperlukan untuk memudahkan
anak didik untuk belajar. Dalam pengorganisasian kurikulum tidak lepas dari
beberapa hal penting yang mendukung, yakni: tentang teori, konsep, pandangan
tentang pendidikan, perkembangan anak didik, dan kebutuhan masyarakat.
Pengorganisasian kurikulum bertalian erat dengan tujuan pendidikan yang ingin
dicapai. Oleh karena itu kurikulum menentukan apa yang akan dipelajari, kapan
waktu yang tepat untuk mempelajari, keseimbangan bahan pelajaran, dan
keseimbangan antara aspek-aspek pendidikan yang akan disampaikan.
Pengorganisasian Kurikulum dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu :
a. Kurikulum berdasarkan mata pelajaran (Subject curriculum) yang
mencakup mata pelajaran terpisah-pisah (separate subject curriculum), dan
mata pelajaran gabungan (correlated curriculum).
b. Kurikulum terpadu (integrated curriculum) yang berdasarkan fungsi sosial,
masalah, minat, dan kebutuhan, berdasarkan pangalaman anak didik.
17. 15
c. Berdasarkan kurikulum inti (core curriculum). Tujuan dari kurikulum ini
untuk mempermudah anak didik mengenal hasil kebudayaan dan
pengetahuan umat manusia tanpa perlu mencari dan menemukan kembali
dari apa yang diperoleh generasi sebelumnya. Sehingga anak didik dapat
membekali diri dalam menghadapi masalah-masalah dalam hidupnya.
Dengan pengetahuan yang sudah dimiliki dan telah tersusun secara logis
dan sistematis tidak hanya untuk memperluas pengetahuan tetapi juga
untuk untuk memperoleh cara-cara berpikir disiplin tertentu. Keuntungan
kurikulum ini, antara lain:
memberikan pengetahuan berupa hasil pengalaman generasi masa
lampau yang dapat digunakan untuk menafsirkan pengalaman
seseorang.
mempunyai organisasi yang mudah strukturnya
mudah dievaluasi terutama saat ujian nasional akan mempermudah
penilaian
merupakan tuntutan dari perguruan tinggi dalam penerimaan
mahasiswa baru
memperoleh respon positif karena mudah dipahami oleh guru,
orangtua, dan siswa
mengandung logika sesuai dengan disiplin ilmunya
Kelemahan kurikulum berdasarkan mata pelajaran adalah terlalu
fragmentasi, mengabaikan bakat dan minat siswa, penyusunan
kurikulumnya menjadi tidak efisien, dan mengabaikan masalah sosial.
4. Mengevaluasi (evaluating) Kurikulum
Langkah terakhir dalam pengembangan kurikulum adalah evaluasi.
Evaluasi adalah proses yang berkelanjutan di mana data yang terkumpul dan
dibuat pertimbangan untuk tujuan memperbaiki sistem. Evaluasi yang seksama
adalah sangat esensial dalam pengembangan kurikulum. Evaluasi dirasa sebagai
suatu proses membuat keputusan , sedangkan riset sebagai proses pengumpulan
data sebagai dasar pengambilan keputusan.
Perencana kurikulum menggunakan berbagai tipe evaluasi dan riset.
Tipe-tipe evaluasi adalah konteks, input, proses, dan produk. Sedagkan tipe-tipe
riset adalah aksi, deskripsi, historikal, dan eksperimental. Di sisi lain perencana
18. 16
kurikulum menggunakan evaluasi formatif (proses atau progres) dan evaluasi
sumatif (outcome atau produk).
Terdapat dua model evaluasi kurikulum yaitu model Saylor, Alexander,
dan Lewis, dan model CIPP yang didisain oleh Phi Delta Kappa National Study
Committee on Evaluation yang diketuai Daniel L. Stufflebeam.
Menurut model Saylor, Alexander, dan Lewis terdapat lima komponen
kurikulum yang di evaluasi, yaitu tujuan (goals, subgoals, dan objectives),
program pendidikan secara keseluruhan (the program of education as a totality),
segmen khusus dari program pendidikan ( the specific segments of the
education program, pembelajaran (instructional), dan program evaluasi
(evaluation program). Komponen pertama, ketiga, dan keempat mempunyai
konttribusi pada komponen kedua (program pendidikan secara keseluruhan).
Pada komponen kelima, program evaluasi, disarankan sangat perlu untuk
mengevaluasi evaluasi program itu sendiri, sebab hal ini suatu operasi
idependen yang mempunyai implikasi pada proses evaluasi.
Pada model CIPP mengkombinasikan tiga langkah utama dalam proses
evaluasi, yaitu penggambaran (delineating), perolehan (obtainin), dan
penyediaan (providing); tiga kelas seting perubahan yaitu homeostastis,
incrementalisme, dan neomobilisme); dan empat tipe evaluasi (konteks, input,
proses, dan produk); serta empat tipe keputusan ( planning, structuring,
implementing, dan recycling).
Evaluator kurikulum yang dipekerjakan oleh sistem sekolah dapat berasal
dari dalam maupun dari luar. Banyak evaluasi kurikulum dibebankan pada
guru-guru di mana mereka bekerja. Dalam mengevaluasi harus memenuhi
empat standar evaluasi yaitu utility, feasibility, propriety, dan accuracy.
Evaluasi kurikulum merupakan titik kulminasi perbaikan dan
pengembangan kurikulum. Evaluasi ditempatkan pada langkah terakhir,
evaluasi mengkonotasikan akhir suatu siklus dan awal dari siklus berikutnya.
Perbaikan pada siklus berikutnya dibuat berdasarkan hasil evaluasi siklus
sebelumnya.
19. 17
BAB III
Kesimpulan
Kurikulum harus dapat mengakomodir dan mengantisipasi laju perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga peserta didik dapat mengimbangi dan
sekaligus mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk kemaslahatan dan
kelangsungan hidup manusia
Kurikulum di Indonesia mengalami perubahan dari masa ke masa sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan tuntutan dalam masyarakat. Prinsip-prinsip
pengembangan kurikulum yang harus dijadikan acuan oleh pendidik dalam kurikulum
tingkat satuan pendidikan yang telah ditetapkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan
(BSNP), serta prinsip-prinsip pengembangan kurikulum pada pendidikan anak usia dini.
Dalam melakukan pengembangan kurikulum, ada beberapa pendekatan yang
harus dilakukan. Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang
seseorang terhadap suatu proses tertentu. Dengan demikian, pendekatan pengembangan
kurikulum menunjuk pada titik tolak atau sudut pandang secara umum tentang proses
pengembangan kurikulum.
Langkah-langkah mengembangkan kurikukulum ada 4 tahap yaitu : merumuskan
tujuan pembelajaran, merumuskan dan menyeleksi pengalaman-pengalaman belajar ,
mengorganisasi pengalaman pengalaman belajar, dan mengevaluasi.
20. 18
Daftar Pustaka
Arie,T.A. (10, Januari 12). Langkah-langkah pengembangan kurikulum.Retrieved Agust
us 2016, from Blogspot:http://jawharie.blogspot.co.id/2010/12/ langkah-langk
ah-pengembangan-kurikulum.html
Hendrawati,S.(2015, April 15). Prinsip-prinsip pengembangan kurikulum.RetrievedAgu
-stus2016, fromblogspot:http://srihendrawati.blogspot.co.id/2012/04/prinsip
-prinsip-pengembangan-kurikulum.html
Shalih.(2010, Maret). Macam-macamprinsip pengemnangan kurikulum.Retrievedagus
tus 2016, from blogspot:http://el-shalih.blogspot.co.id/2010/03/macam-mac
am-prinsip-pengembangan.html
Tama, Y. R. (2014, November 12). BEBERAPA PENDEKATAN DALAM PENGEMBANGAN
KURIKULUM PENDIDIKAN DASAR Makalah OLEH YUDI IRAWAN NIM 14760019
PROGRAM MEGISTER PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH SEKOLAH
PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM
MALANG 2014. Retrieved Agustus 2016, from wordpress.com:
https://yudiradityatama.wordpress.com/2014/11/12/beberapa-pendekatan-
dalam-pengembangan-kurikulum-pendidikan-dasar-makalah-oleh-yudi-irawan-
nim-14760019-program-megister-pendidikan-guru-madrasah-ibtidaiyah-
sekolah-pascasarjana-universitas-i/
21. 19
Pertanyaan dari Audiens
1. (Annisa Nurzalena)
Pendekatan apa yang digunakan kurikulum 2013 ?Apa perbedaan pendekatan pada
kurikulum 2013 dan KTSP?
Jawaban :
Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan humanistik, subjek akademik, dan
rekonstruksime. Perbedaannya yaitu kurikulum 2013 adalah kurikulum yang dibuat
untuk lebih menyempurnakan KTSP.
2. (Tania Tri Septiani)
Apakah ada perbedaan pendekatan pengembangan kurikulum antara sekolah
berbasis fundamental dan sekolah yang tidak berbasis fundamental?
Jawaban :
Tidak ada perbedaan pendekatan pengembangan kurikulum antara sekolah berbasis
fundamental dan nonfundamental.Perbedaan antara sekolah berbasis fundamental
dan nonfundamental terdapat pada pelajaran yang diajarkan di sekolah. Di Sekolah
berbasis fundamental pelajaran tentang agamanya lebih banyak dan lebih detail
dibandingkan dengan sekolah nonfundamental.
3. (Arif Miswanto)
Apakah perubahan kurikulum 2013 sudah sesuaidengan langkah-langkah
pengembangan kurikulum?
Jawaban :
Perubahan kurikulum 2013 sudah sesuai dengan langkah-langkah pengembangan
kurikulum.Hanya saja, pengimplementasiannya yang kurang baik.
4. (Reno Sutriono)
Maksud apa maksud dari pendekatan subjektif pada pengetahuan terpadu dan
berikan contohnya?
Jawaban :
Pengetahuan terpadu adalah pengetahuan yang lebih sesuai. Misalkan saja dalam
suatu pelajaran IPS yang ternyata dalam penjelasannya atau penyelesaian suatu
materi itu menggunakan grafik yang ternyata grafik itu adalah materi dari pelajaran
Matematika, jadi pengetahuan terpadu itu suatu pengetahuan yang dapat disesuaikan.