Makalah ini membahas model pencapaian konsep dalam pembelajaran, termasuk pengertian model pencapaian konsep, sintaks model tersebut, analisis model tersebut, dan contoh penerapannya. Model pencapaian konsep digunakan untuk mengevaluasi pemahaman siswa terhadap konsep-konsep penting dan memperkuat pengetahuan mereka. Guru memainkan peran kunci dalam memfasilitasi proses diskusi dan pengujian hipotesis siswa.
Pengelolaan kurikulum sekolah merupakan tugas dari mata kuliah pengelolaan pendidikan .
tugas ini adalah mewawancarai salah satu sekolah dan kemudian mengaitkan dengan undang undang dan kuikulum yang ada
Pengelolaan kurikulum sekolah merupakan tugas dari mata kuliah pengelolaan pendidikan .
tugas ini adalah mewawancarai salah satu sekolah dan kemudian mengaitkan dengan undang undang dan kuikulum yang ada
Banyak ahli yang merumuskan pengertian pengembangan kurikulum, menurut Miller dan Seler (1985:3) pengembangan kurikulum adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan secara terus menerus dimulai dari menentukan orientasi kurikulum, yakni kebijakan-kebijakan yang umum. Misalnya arah dan tujuan pendidikan, pandangan tentang hakekat kurikulum dan lainnya. Sementara itu Proses pengembangan kurikulum menurut Sagala (2000:232) ialah kebutuhan untuk menspesifikasi peranan-peranan lulusan menggambarkan kemampuan dan keterampilan yang harus dilaksanakan dalam bidang tertentu.
Banyak ahli yang merumuskan pengertian pengembangan kurikulum, menurut Miller dan Seler (1985:3) pengembangan kurikulum adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan secara terus menerus dimulai dari menentukan orientasi kurikulum, yakni kebijakan-kebijakan yang umum. Misalnya arah dan tujuan pendidikan, pandangan tentang hakekat kurikulum dan lainnya. Sementara itu Proses pengembangan kurikulum menurut Sagala (2000:232) ialah kebutuhan untuk menspesifikasi peranan-peranan lulusan menggambarkan kemampuan dan keterampilan yang harus dilaksanakan dalam bidang tertentu.
Makalah Model Pengembangan Kurikulum “DEMONSTRATION”Dedy Wiranto
Pengembangan kurikulum tidak dapat lepas dari berbagai aspek yang mempengaruhinya, seperti cara berpikir, system nilai (nilai moral, keagamaan, politik, budaya, dan sosial), proses pengembangan,kebutuhan peserta didik, kebutuhan masyarakat maupun arah program pendidikan. Aspek-aspek tersebut akan menjadi bahan yang perlu dipertimbangkan dalam suatu pengembangan kurikulum. Model pengembangan kurikulum merupakan suatu alternative prosedur dalam rangka mendesain (designing), menerapkan (implementation), dan mengevaluasi (evaluation) suatu kurikulum. Oleh karena itu model pengembangan kurikulum harus dapat menggambarkan suatu proses sistem perencanaan pembelajaran yang dapat memenuhi berbagai kebutuhan dan standar keberhasilan pendidikan. (Ruhimat, T. dkk 2009: 74).
Makalah Asumsi Dasar Dan Definisi Desain Instruksional Dan Pemahaman Aplikati...Dedy Wiranto
Istilah model diartikan dalam prosedur kerja yang teratur atau sistematis, tampilan grafis, dan terdapat pemikiran yang bersifat penjelasan serta saran. Penjelasan tersebut menjelaskan bahwa sebuah model desain pembelajaran menyajikan bagaimana pembelajaran disajikan berdasarkan teori-teori seperti pembelajaran, psikologi, komunikasi, sistem dan sebagainya.
Ada berbagai model perancangan pembelajaran, serta setiap model pengembangan desain pembelajaran mempunyai kekurangan dan kelebihan. Dengan adanya beraneka ragam jenis model pengembangan desain pembelajaran memberikan kesempatan yang luas bagi para pengajar untuk dapat memilih model pengembangan desain pembelajaran yang sesuai dengan ilmu atau pengetahuan yang mereka bina. Pada hal ini pendidik mendapat kesempatan untuk dapat mengembangkan model-model desain pembelajaran yang sudah ada dengan menciptakan model-model turunan dari model pengembangan desain yang sudah ada. Dengan berkembangannya model-model desain dapat memberikan jawaban atas perkembangan zaman.
modul ini berisi kata pengantar yang memuat informasi tentang peran modul dalam proses pembelajaran.daftar isi memuat kerangka (outline) modul dan dilengkapi dengan nomor halaman.
File modul tentang prosedur pengembangan modul yang dibuat di aplikasi mocrosoft word 2010 dan cover dari file modul tentang prosedur pengembangan modul ini kami buat dengan aplikasi coreldraw X4. pada modul ini terdapat soal latihan
Strategi Media Pembelajaran (SMP) - Model pembelajarannoussevarenna
Semoga bermanfaat :)
Tolong jangan mengupload file ini kembali yaa, jika ingin mengupload kembali, copy url dan sertakan akun ini sebagai sumber ^^ Terima kasih
Makalah model pengawasan laku Makalah model pengawasan laku Makalah model pengawasan laku Makalah model pengawasan laku Makalah model pengawasan laku Makalah model pengawasan laku Makalah model pengawasan laku Makalah model pengawasan laku
Model pencapaian konsep Model pencapaian konsep Model pencapaian konsep Model pencapaian konsep Model pencapaian konsep Model pencapaian konsep Model pencapaian konsep Model pencapaian konsep Model pencapaian konsep Model pencapaian konsep Model pencapaian konsep Model pencapaian konsep Model pencapaian konsep Model pencapaian konsep
Konsep pengayaan Konsep pengayaan Konsep pengayaan Konsep pengayaan Konsep pengayaan Konsep pengayaan Konsep pengayaan Konsep pengayaan Konsep pengayaan Konsep pengayaan Konsep pengayaan Konsep pengayaan
Teams Games Tournamen Teams Games Tournamen Teams Games Tournamen Teams Games Tournamen Teams Games Tournamen Teams Games Tournamen Teams Games Tournamen Teams Games Tournamen Teams Games Tournamen Teams Games Tournamen Teams Games Tournamen Teams Games Tournamen Teams Games Tournamen
Teams games tournamen Teams games tournamen Teams games tournamen Teams games tournamen Teams games tournamen Teams games tournamen Teams games tournamen Teams games tournamen Teams games tournamen Teams games tournamen Teams games tournamen Teams games tournamen
Model inquiry Model inquiry Model inquiry Model inquiry Model inquiry Model inquiry Model inquiry Model inquiry Model inquiry Model inquiry Model inquiry Model inquiry Model inquiry Model inquiry
Makalah model konsiderasi Makalah model konsiderasi Makalah model konsiderasi Makalah model konsiderasi Makalah model konsiderasi Makalah model konsiderasi Makalah model konsiderasi Makalah model konsiderasi
Makalah model pembelajaran Makalah model pembelajaran Makalah model pembelajaran Makalah model pembelajaran Makalah model pembelajaran Makalah model pembelajaran Makalah model pembelajaran
Makna Psikologi Perkembangan Peserta Didiksintaroyani
MAKNA PSIKOLOGI PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK. Oleh : Drs. Mamin Suparmin, M.Kes. A. PENDAHULUAN. Ketika penulis memutuskan untuk masuk sekolah pendidikan guru (baca. PGA) yang tergambar dalam benak penulis pada waktu itu ...
Apakah program Sekolah Alkitab Liburan ada di gereja Anda? Perlukah diprogramkan? Jika sudah ada, apa-apa saja yang perlu dipertimbangkan lagi? Pak Igrea Siswanto dari organisasi Life Kids Indonesia membagikannya untuk kita semua.
Informasi lebih lanjut: 0821-3313-3315 (MLC)
#SABDAYLSA #SABDAEvent #ylsa #yayasanlembagasabda #SABDAAlkitab #Alkitab #SABDAMLC #ministrylearningcenter #digital #sekolahAlkitabliburan #gereja #SAL
Sebagai salah satu pertanggungjawab pembangunan manusia di Jawa Timur, dalam bentuk layanan pendidikan yang bermutu dan berkeadilan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur terus berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat. Untuk mempercepat pencapaian sasaran pembangunan pendidikan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur telah melakukan banyak terobosan yang dilaksanakan secara menyeluruh dan berkesinambungan. Salah satunya adalah Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) jenjang Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan, dan Sekolah Luar Biasa Provinsi Jawa Timur tahun ajaran 2024/2025 yang dilaksanakan secara objektif, transparan, akuntabel, dan tanpa diskriminasi.
Pelaksanaan PPDB Jawa Timur tahun 2024 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru, Keputusan Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi nomor 47/M/2023 tentang Pedoman Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru pada Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, dan Sekolah Menengah Kejuruan, dan Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 15 Tahun 2022 tentang Pedoman Pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru pada Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan dan Sekolah Luar Biasa. Secara umum PPDB dilaksanakan secara online dan beberapa satuan pendidikan secara offline. Hal ini bertujuan untuk mempermudah peserta didik, orang tua, masyarakat untuk mendaftar dan memantau hasil PPDB.
tugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogor
Model pencapaian konsep
1. 1
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur bagi Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan hidaya-
Nya. Sebaik-baiknya sholawat serta salam semoga Allah limpahkan kepada Nabi besar
Muhammad SAW, beserta seluruh keluarga dan sahabatnya. Apapun yang tergelar di alam
semesta ini adalahbrahmat-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
model pencapaian konsep yang dibimbing oleh bapak Dwi Agus Kurniawan, S.Pd., M.Pd.
Makalah ini membahas mengenai materi model pencapaian konsep dalam pembelajaran.
Penulis menuliskannya dengan mengambil dari beberapa sumber baik dari buku maupun dari
jurnal dan membuat gagasan dari beberapa sumber yang ada tersebut.
Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyelesaian makalah ini, sehingga tersusun makalah yang sampai dihadapan pembaca
saat ini dan semoga makalah ini mampu menjadi salah satu acuan dalam memberikan
kemudahan untuk memahami maupun mengimplementasikan model pencapaian konsep. Atas
segala kebaikan yang mereka berikan, mudah-mudahan Allah menganugerahi pahala yang
besar pada hari ketika harta ataupun keturunan tidak bermanfaat, kecuali mereka yang datang
menghadap allah dengan kalbu yang bersih.
Penulis menyadari sepenuhnya makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh karenanya
sangat diharapkan bagi pembaca untuk menyampaikan saran atau kritik yang bearsifat
menbangun demi tercapainya makalah yang lebih baik untuk selanjutnya.
Jambi, Oktober 2018
Penulis
2. 2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR …………………………………………………………………….…..1
DAFTAR ISI …………………………………………………………………………….….....2
BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………………………..…4
1.1 Latar Belakang ………………………………………………………………………….…4
1.2 Tujuan ……………………………………………………………………………………..4
BAB II LITERATUR …………………………………………………………………….........5
2.1 Kajian Teoritik ……………………………………………………………………….........5
2.1 Pengertian Model Pencapaian Konsep……………………………………..……….5
2.2 Pemahaman dan Model Pembelajaran……...……………………………….……..6
2.3 Faktor yang mempengaruhi peahaman konsep dan model pembelajaran yang
efektif…………………………………………………………………………………..6
2.4 Peran penting guru dalam model pencapaian konsep………………………..…….7
2.5 Sintaks Model Pencapaian Konsep….……………………………………………..7
2.6 Analisis model pencapaian konsep……………………………………………..…..8
2.6.1 Sistem sosial……………………………………………………………..
2.6.2 Prinsip-Prinsip Reaksi…………………………………………………...
2.6.3 Sistem Pendukung……………………………………………………….
2.7 Contoh penerapan model pencapaian konsep……..……………………………….9
2.8 Model pemrosesan informasi………………………………………………………9
2.9 Self-Concept and Its Relation to Achievement……….……… …… …… ……..9
2.10 Planning conceptual learning model lessons………………………………………………………….10
2.11 Concept Attainment Model……………………………...............……........12
2.12 Theoretical Models and Methodological Guidelines……….…………...............13
3. 3
2.13 Theoretical Models and Methodological Guidelines……………………………14
2.14 Theoretical and Empirical Work…………………………………………............16
2.15 Kelebihan dan kekurangan model pencapaian konsep…………………………..17
2.16 Kajian teoritik……………………………………………………………………18
BAB II PENUTUP……………………………………………………………………………16
3.1 Kesimpulan………………………………………………………………………………..16
3.2 Saran………………………………………………………………………………………17
Daftar pustaka…………………………………………………………………………………18
4. 4
BAB 1
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Guru sebagai salah satu komponen pendidikan dan merupakan suatu bidang profesi,
mempunyai peranan yang sangat vital didalam proses belajar mengajar untuk membawa anak
didiknya kepada kedewasaan dalam arti yang sangat luas. Bahkan boleh dikatakan bahwa
keberhasilan suatu proses belajar mengajar ini 60% terletak ditangan guru.
Oleh karena itu proses belajar mengajar yang dibabaki oleh guru tidak akan pernah
tenggelam atau digantikan oleh alat atau lainnya. Dizaman modern yang ditandai oleh kemajuan
dalam bidang ilmu dan teknologi telah merambah seluruh sektor kehidupan. Produk iptek telah
menjadikan kehidupan manusia menjadi lebih praktis dan lebih mudah, sesuatu yang
sebelumnya tidak dapat dilakukan dan diperoleh saat ini dengan mudah dapat segera
diwujudkan termasuk didalam dunia pendidikan produk teknologi telah menjadi guru kedua
bagi anak.
Selain dari pada itu, pendidikan yang hanya menggunakan metode-metode lama yang
mana guru hanya menerangkan dan memberi tugas kepada siswa, yang membuat siswa bosan,
akhirnya proses belajar-mengajar menjadi tidak menarik dan membosankan, yang akhirnya
tidak ada kemajuan didalam dunia pendidikan. Oleh karena itu perlu adanya model-model
pembelajaran yang dijadikan pedoman untuk guru agar proses belajar mengajar lebih menarik
yang nantinya mampu membentuk anak didiknya karena kedewasaan seperti yang diharapkan.
Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka kami mengangkat topik masalah model
pembelajaran pencapaian konsep dan model latihan penelitian mudah mudan dapat
memperkaya model pembelajaran sehingga siswa tidak bosan untuk mengikuti pelajaran.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian dari model pencapaian konsep
2. Untuk mengetahui sintaks dari model pembelajaran
5. 5
3. Untuk mengetahui analisis model pencapaian konsep
BAB II
LITERATUR
Kajian Teoritik
2.1 Pengertian Model Pencapaian Konsep
Model pencapaian konsep adalah sarana evaluasi yang sangat bagus ketika guru ingin
menentukan apakah gagasa-gagasan penting yang diperkenalkan lebih dini telah dikuasai.
Model pencapaian konsep ini dengan cepat mengungkapkan kedalaman pemahaman siswa dan
memperkuat pengetahuan mereka sebelumnya.
Pelajaran pencapaian konsep yang memberikan konsep-konsep penting dalam unit-unit
penelitian sosial- konsep-konsep seperti demokrasi, sosialisme, kapitalisme, dan process
(perlakuan yang adil melalui sistem hukum normal, khususnya menyangkut hak warga negara)-
dapat secara periodik digabungkan menjadi unit-unit yang tergantung pada kemampuan
membaca dan melaporkan siswa.
Model pencapaian konsep dapat digunakan untuk anak-anak dari semua usia dan kelas sekolah.
Kita telah melihat guru-guru sangat berhasil menggunakan model tersebut untuk anak-anak
taman kanak-kanak, yang mencintai tantangan aktivitas induktif.
Ketika model pencapaian konsep digunakan pada pendidikan anak usia dini, materi-materi yang
konkret untuk contoh-contohnya sering tersedia. (Joyce 20)
Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai
pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran tutorial dan untuk
menetukan perangkat-perangkat pembelajaran yang termasuk didalamnya buku-buku, film,
komputer, kurikulum, dan lain-lain.
Penerapan model pencapaian konsep menggunakan peta pikiran akan menetukan
bentuk aktivitas-aktivitas pembelajaran tertentu. Model pencapaian konsep dapat
menyempurnakan tujuan-tujuan instruksional, tergantung pada tekanan pelajaran tertentu.
Model ini di rancang untukmengajarkan konsep-konsep tersebut. Model ini juga menyediakan
praktik dalam logika induktif dan kesempatan-kesempatan untuk mengubah dan
6. 6
mengembangkan strategi-strategi membangun konsep yang dimiliki siswa (Rahmi,Harahap,
2013 :186-188).
2.2 Pemahaman dan Model Pembelajaran
Pemahaman merupakan terjemahan dari istilah understanding yang diartikan sebagai
penyerapan arti suatu materi yang dipelajari.
Namun pada kenyataannya banyak siswa yang kesulitan dalam memahami konsep
Bahkan mereka kebanyakan tidak mampu mendefenisikan kembali bahan pelajaran dengan
bahasa mereka sendiri serta membedakan antara contoh dan bukan contoh dari sebuah konsep.
Untuk mencapai pemahaman konsep Peserta didik dalam matematika dapat dilakukan dengan
cara menerapkan model pembelajaran quantum teaching. Model ini merupakan salah satu cara
dalam usaha mengembangkan kemampuan pemahaman konsep matematis siswa. Quantum
teaching menekankan agar siswa mengetahui dan memahami bentuk nyata dari pembelajaran
yang berlangsung dengan bantuan aktivitas yang diberikan guru. Hal tersebut membuat siswa
tidak mengkhayal dalam membayangkan suatu konsep materi yang dipelajari. Sehingga siswa
mampu mengungkapkan konsep matematikanya dengan bahasa yang benar dan mudah
dipahami. Adanya hal tersebut kemampuan pemahaman konsep matematis siswa dapat
dikembangkan (Murizal dkk, 2012 : 19-20).
2.3 Faktor yang mempengaruhi peahaman konsep dan model pembelajaran yang efektif
Berbagai faktor dapat dipandang dapat mempengaruhi hasil belajar/pemahaman konsep
siswa. Salah satu faktor penting adalah model pembelajaran yang diterapkan guru. Model
pembelajaran yang diterapkan oleh guru masih monoton dengan mengimplementasikan model
pembelajaran yang berorientasi pada pemrosesan informasi. Guru lebih sering memberikan
informasi yang sudah jadi, seperti konsep-konsep atau rumus-rumus yang sudah ada di buku,
kemudian memberikan contoh soal dan memberikan latihan soal. Pada proses pembelajaran,
guru kurang memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat dalam kegiatan memprediksi
terhadap pola-pola apa yang mungkin dapat diamati, kegiatan pengamatan atau observasi, serta
kegiatan yang dapat melatih retorika siswa yaitu mengkomunikasikan atau menjelaskan
keterkaitan antara prediksi dan hasil observasi pada orang lain, sehingga kegiatan pembelajaran
akan lebih bermakna bagi siswa. Selain model, hasil belajar juga dipengaruhi oleh gaya belajar.
Gaya belajar ini tidak mendapatkan perhatian lebih dari guru dalam memilih strategi atau model
7. 7
pembelajaran yang diterapkan. Gaya belajar seorang siswa menentukan bagaimana menyerap
dan mengolah informasi, maka gaya belajar akan menjadikan seorang siswa mampu belajar dan
berkomunikasi dengan lebih mudah (Restami dkk 2013 : 2-3).
2.4 Peran penting guru dalam model pencapaian konsep
Dalam model pencapaian konsep ini guru sangat berperan penting dan diantaranya yang
harus diperhatikan yaitu; menciptakan suatu lingkungan sedemikian sehingga siswa merasa
bebas untuk berpikir dan menduga tanpa rasa takut dari kritikan dan ejekan. Pencapaian konsep
itu juga harus dijelaskan dan diilustrasikan bagaimana model pencapaian konsep itu
berlangsung.
Dalam penelitian ini indikator pencapaian pemahaman konsep sebagai hasil belajar matematika
adalah: 1). Menjelaskan ulang sebuah definisi menurut sifat-sifat/ ciri-ciri yang esensial; 2).
Mengklasifikasikan objek menurut sifat-sifat yang dimiliki; 3).Memberi contoh dan non contoh
dari konsep; 4). Mengaplikasikan konsep atau algaritma dalam penyelesaian masalah . Model
pembelajaran pencapaian konsep merupakan salah satu alternatif untuk dapat meningkatkan
pemahaman konsep siswa. (Dearlina 2011 : 22).
2.5 Sintaks Model Pencapaian Konsep
Fase Satu : Penyajian Data dan Identifikasi Objek
1. Guru menyajikan contoh-contoh yang telah dilabeli
2. Siswa membandingkan sifat-sifat dalam contoh positif dan negatif
3. Siswa menghasilkan dan menguji hipotesis
4. Siswa menyebutkan sebuah defenisi menurut sifat-sifat esensial.
Fase Dua : Menguji Pencapaian Konsep
1. Siswa mengidentifikasi contoh tambahan yang tidak diberi label Ya atau Tidak
2. Guru mengkonfirmasikan hipotesis,nama-nama konsep, dan menyatakan kembali
defenisi menurut sifat-sifat esensial.
3. Siswa menghasilkan contoh-contoh.
Fase Tiga : Analisis Strategi Berpikir
1. Siswa menjelaskan pemikiran-pemikiran
8. 8
2. Siswa membahas peran hipotesis dan sifat-sifat
3. Siswa membahas jenis dan jumlah hipotesis
2.6 Analisis model pencapaian konsep
2.6.1 Sistem sosial
Sebelum mengajar dengan model pencapaian konsep, guru memilih konsep,menyeleksi dan
mengolah bahan menjadi contoh-contoh positif dan negatif, dan mengurutkan/merangkai
contoh-contoh tersebut. Meskipun demikian, seperti dideskripsikan oleh para psikolog
pendidikan, banyak bahan pengajarannya,khududnya buku ajar tidak dirancanag sedemikian
rupa sesuai dengan tujuan pembelajaran konsep. Dalam banyak kasus, guru harus
mempersiapkan contoh-contoh, mengali ide-ide dan bahan-bahan dari buku sumber- sumber
lain, dan merancangnya sedemikian rupa sehingga ciri-ciri menjadi jelas dan tentu saja ada
contoh-contoh negatif dan positf yang dibuat dari konsep tersebut. Ketika menggunakan model
pencapaian konsep, guru bertindak sebagai perekam yang mengawasi hipotesis –hipotesis
(konsep-konsep) dan ciri-ciri yang di buat siswa. Guru juga menyajikan contoh-contoh
tambahan seperlunya. Ada tiga tugas penting yangbharus diperhatikan guru selama aktivitas
pencapaian konseop, yaitu mencatat/merekam, “membisikkan” (isyarat ), dan menyajikan data
tambahan. Dalam tahap awal pencapaian konsep, guru setidaknya harus menyajikan contoh-
contoh yang sudah benar-benar terstruktur. Namun demikian, prosedur pembelajaran kooperatif
juga dapat berhasil digunakan.
2.6.2 Prinsip-Prinsip Reaksi
Selama proses pelajaran, guru perlu bersifat mendukung hipotesis siswa, namun, menekankan
bahwa mereka menjadi bersifat hipotesis dan untuk menciptakan dialog dimana para siswa
saling menguji hipotesis mereka. Pada fase model berikutnya, guru harus mengalihkan
perhatian siswa ke arah analisis konsep dan strategi berpikir mereka, sekali lagi menjadi sangat
suportif. Guru sebaiknya lebih mendorong analisi manfaat berbagai strategi daripada guru
berupaya untuk mencari satu strategi yang terbaik untuk semua orang dalam semua situasi.
2.6.3 Sistem Pendukung
9. 9
Pelajaran pencapaian konsep mewajibkan agar contoh positif dan negtif disajikan kepada
siswa. Sebaiknya ditekankan agar pekerjaan siswa dalam pencapaian konsep tidak untuk
menemukan konsep-konsep baru, tetapi untuk mencapai konsep-konsep yang sebelumnya telah
diseleksi oleh guru. Ketika siswa disajikan dengan contoh,mereka menjelaskan karakteristik
(atribut)-nya, mencari atribut berssama dalam contoh positif yang tidak di tampilkan dalam
contoh negatif.
2.7 Contoh penerapan model pencapaian konsep
Usaha dan Energi merupakan materi yang memiliki banyak konsep dan terkait dengan
kehidupan sehari-hari. Selain itu, terdapat keterkaitan antara konsep usaha dan konsep energi
sehingga kedua konsep tersebut tidak dapat dipisahkan antara konsep yang satu dengan yang
lain. berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti melakukan penelitian yang berjudul
“Penerapan Pembelajaran Interaktif dalam Model Pencapaian Konsep untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Siswa pada Materi Usaha dan Energi.
Sebelum diterapakan pembelajaran interaktif dalam model pencapaian konsep, dilakukan
pretest pada siswa untuk mengetahui kemampuan awal siswa. Kemudian, pada akhir pertemuan
dilakukan posttest untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah diterapkan pembelajaran
interaktif dalam model pencapaian konsep (Septianingrum dan Anggaryani 2014 : 7).
2.8 Model pemrosesan informasi
Model model pembelajaran yg tergolong kepada kelompok ini ialah model pencapaian
konsep, model berfikir induktif, model latihan penelitian , model pemandu awal, model
memorisasi, model pengembangn intelek dan penelitian ilmiah. Menurut Jerome Brunner
model pencapaian konsep ini bertujuan untuk mengembangkan penalaran induktif, dan untuk
pengembangan serta analisis konsep (Andayani, 2012 : 141).
2.9 Self-Concept and Its Relation to Achievement
Achievement Model This concept is also an efficient model for presenting information
that is organized in various fields of study, one of the advantages of this concept achievement
model is increasing the ability to learn in an easier and more effective way.
Concept achievement models are learning models designed to help students of all ages
develop and strengthen their understanding of concepts and practice critical thinking skills. In
this learning model, students are not provided with the formulation of a concept, but they find
10. 10
the concept based on examples that have emphasis on the characteristics of the concept. In the
learning of this concept, the teacher shows examples and examples of a concept imagined.
While students make hypotheses about what the concept is likely to do, analyze their hypotheses
by looking at examples and non-examples, which ultimately arrive at the concept in question
(Marsh dkk, 2005 :398 ).
Model Pencapaian Konsep ini juga merupakan model yang efisien untuk menyajikan
informasi yang diatur dalam berbagai bidang studi, salah satu keunggulan dari model
pencapaian konsep ini adalah meningkatkan kemampuan untuk belajar dengan cara yang lebih
mudah dan lebih efektif.
Model pencapaian konsep adalah model pembelajaran yang dirancang untuk membantu
siswa dari segala usia mengembangkan dan memperkuat pemahaman mereka tentang konsep
dan mempraktikkan keterampilan berpikir kritis. Dalam model pembelajaran ini, siswa tidak
diberikan perumusan konsep, tetapi mereka menemukan konsep berdasarkan contoh yang
memiliki penekanan pada karakteristik konsep. Dalam pembelajaran konsep ini, guru
menunjukkan contoh dan contoh dari konsep yang dibayangkan.Sementara para siswa membuat
hipotesis tentang apa yang mungkin dilakukan oleh konsep tersebut, menganalisis hipotesis
mereka dengan melihat contoh dan non-contoh, yang akhirnya sampai pada konsep yang
dipertanyakan. (Marsh dkk , 2005 : 398 ).
2.10 Planning conceptual learning model lessons
The things that need to be considered in designing lessons using the conce pt
achievement model are as follows:
1. Establish material
As with other learning models, when applying the concept achievem e nt
model the teacher must determine the material to be taught. The material in this
case is the concept (not generalization, formula, or principle). The concept that
will be pursued should not be new at all for students. It must be remembered that
this model will be more effective if the student who will be taught has some
experience about the concepts to be taught.
2. The importance of clear learning objectives
As explained earlier, that the purpose of using the concept achievement mode l
includes helping students develop concepts and relations between the conce pts
and provide training to them about the keritis thinking process, especially in the
formulation and testing of hypotheses.
11. 11
3. Choose examples and non-examples
The most important factor in choosing an example is identifying the example s
that best illustrate the concept.
Besides that, the chosen example must also be able to broaden students'
thinking about the concepts taught as examples.
Another thing to note in choosing an example is not choosing an isola te d
example from the context. This means that the chosen sample must exist in an
environment where students engage in daily life or within the range of their
thinking.
In addition to choosing a positive example, the teacher also prepares negative
examples or non-examples. In choosing a negative example, efforts are made to
change characteristics into non-essential characteristics of concepts that will be
taught and present all things that are not essential characteristics of the concept.
4. Sort the examples
After choosing examples and non-examples, the final task in planning lessons
is how to sort the examples and non examples. If the development of thinking
keritis is an important goal for teachers, the examples must be sorted so that
students have the opportunity to develop their thinking skills. Demonstrating
quickly or completely the meaning of the concept being taught, not giving
students the opportunity to do the analysis and consequently not producing a very
deep understanding of the concepts being studied.
In sorting the sample, the teacher can do this by presenting two or more
positive examples followed by two or more negative examples (non-examples)
(Moller dkk ,2011 : 1315-1316 )
Merencanakan Pelajaran Model Pencapaian Konsep
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam merancang pelajara n
menggunakan model pencapaian konsep adalah sebagai berikut
1. Menetapkan materi
Seperti halnya dengan model -model pembelajaran yang lain, ketika
akan menerapk an model pencapaian konsep guru harus menetapk a n
materi-materi yang akan diajarkan. Materi dalam hal ini bentuk nya
adalah konsep (bukan generalisasi, rumus, atau prinsip). Konsep yang
akan dijarkan itu sebaiknya bukan baru sama sekali bagi siswa. Harus
diingat bahwa model ini akan lebih efektif bila siswa yang akan diaja itu
12. 12
memiliki beberapa pengalaman tentang konsep yang akan diajarkan.
2. Pentingnya tujuan pembelajaran yang jelas
Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, bahwa tujuan pengguna a n
model pencapaian konsep mencak up membantu siswa mengembangk a n
konsep dan relasi-relasi antara konsep itu dan memberikan latihan kepada
mereka tentang proses berpikir keritis terutama dalam peumusan dan
pengujian hipotesis.
3. Memilih contoh dan non-contoh
Faktor yang paling penting dalam memilih contoh adalah
mengidentifikasi contoh-contoh yang paling baik mengilustrasikan konsep
tersebut.
Disamping itu, contoh yang dipilih juga harus dapat memperlu a s
pemikiran siswa tentang konsep yang diajarkan sebagai contoh.
Hal yang lain juga perlu diperhatikan dalam memilih contoh adalah
tidak memilih contoh yang terisolasi dari konteks. Artinya contoh yang
dipilih harus ada dalam lingkungan dimana siswa beraktifitas dalam
kehidupan sehari-hari ataupun yang ada dalam jangkauan pemikirannya.
Selain memilih contoh positif, guru juga menyiapkan contoh-cont o h
negatif atau non-contoh. Dalam memilih contoh negatif, diupayak an
merubah karakteristikesensial menjadi karakteristik non esensial pada
konsep yang akan diajarkan dan menyajikan semua hal-hal yang bukan
merupakan karakteristik esensial konsep itu.
4. Mengurutkan contoh
Setelah memilih contoh dan non-contoh, tugas akhir dalam
merencanak an pelajaran adalah bagaimana mengurutk an contoh dan
non-contoh itu. Jika pengemban gan berpikir keritis menjadi tujuan penting
bagi guru, contoh-contoh itu harus diurutkan sedemikian sehingga para
siswa mendapat kesempatan untuk mengembangkan kemampuan berpik ir
keritis mereka. Menunjukkan secara cepat atau lengsung makna dari
konsep yang diajarkan, tidak memberi kesempatan kepada siswa dalam
melakukan analisis dan akibatnya tidak menghasilkan pemahaman yang
sangat dalam terhadap konsep yang dikaji.
Dalam mengurutkan conth, guru dapat melakukan dengan
menyajikan dua atau lebih contoh positifm kemudian diikuti dua atau lebih
contoh negatif (non-contoh) (Moller dkk ,2011 : 1315-1316)
13. 13
2.11 Concept Attainment Model
The model ermeged out of study of thinking process in human beings : it is
based on the assertion that environment is full of tremendously diverse things and
would have been imposible to adjust in it if human beings had not been endowe d
with the capacity to discriminate and to categories things in groups.this process of
classifying things in group,benefits human beings in three ways. Frist , it reduce s
the complexity of the environment , second in gives the means by which we
identify the objects in the world and third it reduces the necessity of consta nt
learning (Singh 2008 : 189).
Model ini keluardari studi proses berpikir dalammanusia: hal ini didasarkan pada
pernyataan bahwa lingkungan penuh dengan hal-hal yang sangat beragam dan tidak
mungkin untuk menyesuaikan di dalamnya jika manusia tidak memiliki kapasitas untuk
melakukan diskriminasi dan kategori hal-hal dalam kelompok. Ini adalah proses
mengklasifikasi hal-hal dalam kelompok, menguntungkan manusia dalam tiga cara.
Pertama, mengurangi kompleksitas lingkungan,kedua dalammemberi sarana yang kita
identifikasi objek di dunia dan ketiga itu mengurangi kebutuhan pembelajaran yang
konstan (Singh 2008 : 189).
2.12 Concept Attainment Model In Teaching
The major finding of the study were (a) selection oriented model was found to
be more effective than the reception oriented model of concept attainment, with respect
to the advertisement , of the students in mathematics irrespective of their level of
intelligence (b) selection oriented model of concept attainment was found to be more
effective than the reception oriented model with respect to the achievement of the
students of middle level of intellegence , in mathematics, (c) selection oriented and
reception oriented models of concept attainment were equally effective with respect to
achievement in mathematics, of high and low levels of intellegences (Prabhakaram
1998 : 27) .
Temuan utama dari penelitian ini adalah (a) model berorientasi seleksi ditemukan
menjadi lebih efektif daripada model berorientasi penerimaan pencapaian konsep,
sehubungan dengan iklan, siswa dalam matematika terlepas dari tingkat kecerdasan
mereka (b) seleksi yang berorientasi model pencapaian konsep ditemukan menjadi lebih
efektif daripada model yang berorientasi penerimaan berkenaan dengan pencapaian
siswa tingkat menengah kecerdasan, dalam matematika, (c) pemilihan berorientasi dan
penerimaan berorientasi model pencapaian konsep sama-sama efektifberkenaan dengan
prestasi dalam matematika, tingkat kecerdasan tinggi dan rendah (Prabhakaram1998 :
27) .
14. 14
Science included physics is a study to understand about nature. Through conceptual
attainment model, students compare and contrast examples that contain concept attributes with
examples that do not contain. By observing, students discuss and identify the attributes until
they develop a concept definition.
Learning material in this study was Equilibrium and Rotational Dynamics. This material was
chosen because it contained of classical mechanics basic concepts which applied a lot in daily
life. At schools, this material was rarely presented in experimental activities. The learning
usually given by mathematical equation so students just memorized the formulas and applied
to solve exercise problems. Therefore, this study will develop conceptual attainment worksheet
for XI class in materials of ’Equilibrium and Rotational Dynamics’ to improve physics concept
understanding and science process skills. Process skills also needed to get the learning
comprehension, which means the whole of concept understanding (Rani,dkk, 2017 :327).
Ilmu termasuk fisika adalah studi untuk memahami tentang alam. Melalui model
pencapaian konseptual, siswa membandingkan dan membedakan contoh yang mengandung
atribut konsep dengan contoh-contoh yang tidak mengandung. Dengan mengamati, siswa
mendiskusikan dan mengidentifikasi atribut sampai mereka mengembangkan definisi konsep.
Materi pembelajaran dalam penelitian ini adalah Equilibrium and Rotational
Dynamics. Bahan ini dipilih karena mengandung konsep-konsep dasar mekanika klasik yang
banyak diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Di sekolah-sekolah, materi ini jarang
disajikan dalam kegiatan eksperimen. Pembelajaran biasanya diberikan oleh persamaan
matematika sehingga siswa hanya menghafal rumus dan diterapkan untuk menyelesaikan
masalah latihan.Oleh karena itu,penelitianini ak an mengembangkanlembar kerja pencapaian
konseptual untuk kelas XI dalam materi 'Equilibrium and Rotational Dynamics' untuk
meningkatkan pemahaman konsep fisika dan keterampilan proses sains. Keterampilan proses
juga diperlukan untuk mendapatkan pemahaman pembelajaran, yang berarti seluruh
pemahaman konsep (Rani,dkk, 2017 :327).
2.13 Theoretical Models and Methodological Guidelines
Proposed methodological guidelines to establish more clearly the nature of the relation
between academic achievement and academic self-concept. These guidelines are based on a
structural equation modeling (SEM) statistical approach. First, academic self concept and
academic achievement should be inferred on the basis of multiple indicators, that is, at least
three items per factor, although more is preferable. Second, there is a need to control
15. 15
appropriately for method–halo effects associated with the same measures collected on multiple
occasions. Because the failure to control for these effects produces positively biased estimates
of stability, we should always test for correlated uniquenesses between measures assessed on
multiple occasions. Third, academic self-concept and academic achievement should be
measured at least twice (i.e., a two-wave study) and preferably more frequently. Although more
research is needed to establish the optimal interval between measurement points, it is
recommended that the data span more than one school year. Fourth, researchers should proceed
with a “full-forward” a priori SEM model to test rigorously the reciprocal-effects model. This
model estimates stability coefficients and cross lage effects to determine the causal flow among
the constructs. The main advantage of this model is that other alternative models are nested
under this more general model, thereby offering a point of comparison. Fifth, it is important to
consider a sufficiently large and diverse sample to justify the use of SEM and the generality of
the findings.
Found reasonably consistent support for the reciprocal-effects model across different
studies, suggesting that there may not be well-established development differences in the
relative support for the skill-development and self-enhancement models. They emphasized,
however, that there was insufficient research with young children to evaluate developmental
trends in early school years. We have identified six studies aimed at testing the development of
the causal ordering between academic achievement and academic self-concept among
elementary school children (Marsh,dkk, 2003 : 125).
Pedoman metodologis yang diusulkan untuk menetapkan lebih jelas sifat hubungan
antara prestasi akademik dan konsep diri akademik.Panduan ini didasarkan pada pendekatan
statistik pemodelan persamaan struktural (SEM). Pertama, konsep diri akademik dan prestasi
akademik harus disimpulkan atas dasar beberapa indikator, yaitu, setidaknya tiga item per
faktor,meskipun lebih disukai.Kedua,ada kebutuhanuntuk mengontrol secara tepat untuk efek
metode-halo yang terkait dengan tindakan yang sama yang dikumpulkan pada berbagai
kesempatan. Karena kegagalan untuk mengontrol efek ini menghasilkan perkiraan stabilitas
yang positif, kita harus selalu menguji keunikan yang berkorelasi antara tindakan yang dinilai
pada banyak kesempatan. Ketiga, konsep diri akademik dan prestasi akademik harus diukur
setidaknya dua kali (yaitu, studi dua gelombang) dan lebih disukai lebih sering. Meskipun
penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menetapkan interval optimal antara titik -titik
pengukuran, direkomendasikan bahwa rentang data lebih dari satu tahun sekolah. Keempat,
peneliti harus melanjutkan dengan "full-maju" model SEM priori untuk menguji secara ketat
model efek resiprokal.Model ini memperkirakan koefisien stabilitas dan efek lintas lage untuk
menentukan aliran sebab-akibat di antara konstruk. Keuntungan utama dari model ini adalah
16. 16
bahwa model alternatif lain bersarang di bawah model yang lebih umum ini, dengan demikian
menawarkan titik perbandingan.Kelima,penting untuk mempertimbangkansampel yang cukup
besar dan beragam untuk membenarkan penggunaan SEM dan umum temuan Menemukan
dukungan yang cukup konsisten untuk model efek resiprokal di berbagai studi yang berbeda,
menunjukkan bahwa mungkintidak ada perbedaan pembangunanyang mapan dalamdukungan
relatif untuk pengembangan keterampilan dan model peningkatan diri.
Mereka menekankan, bagaimanapun, bahwa ada penelitian yang tidak memadai
dengan anak-anak muda untuk mengevaluasi tren perkembangan di awal tahun sekolah.Kami
telah mengidentifikasi enam studi yang bertujuan menguji perkembangan pemesanan kausal
antara prestasi akademik dan konsep diri akademik di antara anak -anak sekolah dasar
(Marsh,dkk, 2003 : 125).
2.14 Theoretical and Empirical Work
Although the research reviewed above was reasonably consistent regarding a relation
between prior ability beliefs and later persistence or educational attainment level, whether this
relation occurs over and above academic achievement, family SES, and family structure has
not systematically been verified. Nor have these relations been tested using a ten-year time lag.
The purpose of the present study was to test the relation between academic selfconcept and
level of educational attainment. Based on the theoretical framework and previous research
outlined above, we therefore hypothesized that over and above academic achievement, SES,
and family structure, academic self-concept would predict positively children’s level of
educational attainment ten years later. To test this hypothesis, we used data from a ten-year
longitudinal study that was conducted among three cohorts of elementary school children who,
at the start of the study, attended third, fourth, and fifth grade. Academic achievement. The
measure used to assess academic achievement was a three-item teacher rating scale. Each of
the three items was designed to assess academic achievement in reading, writing, and
mathematics (Guay,dkk, 2004 : 3-5).
Meskipun penelitian yang ditinjau di atas cukup konsisten mengenai hubungan antara
kepercayaan kemampuan sebelumnya dan persistensi kemudian atau pencapaian pendidikan
tingkat, apakah hubungan ini terjadi di atas prestasi akademik, keluarga SES, dan struktur
keluarga belum diverifikasi secara sistematis. Juga tidak memiliki ini hubungan telah diuji
menggunakan jeda waktu sepuluh tahun. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji
hubungan antara konsep diri akademik dan tingkat pencapaian pendidikan. Berdasarkan
kerangka teoritis dan penelitian sebelumnya yang diuraikan di atas, oleh karena itu kami
menghipotesiskan bahwa, dan di atas prestasi akademik, SES, dan struktur keluarga, konsep
diri akademik akan memprediksi tingkat pendidikan anak-anak secara positif sepuluh tahun
kemudian.Untuk menguji hipotesis ini,kami menggunakan data dari studi longitudinal sepuluh
17. 17
tahun itu dilakukan di antara tiga kohor anak -anak sekolah dasar yang, pada awal
belajar, menghadiri kelas ketiga, keempat, dan kelima. Prestasi akademik. Ukuran yang
digunakanuntuk menilai prestasi akademik adalah skala rating guru tiga-item.Masing-masing
dari ketiga item itu dirancang untuk dinilai prestasi akademik dalam membaca, menulis, dan
matematika (Guay,dkk, 2004 : 3-5).
2.15 Kelebihan dan kekurangan model pencapaian konsep
2.15.1 kelebihan
- siswa lebih dapat memahami konsep
- siswa lebih mampu mengerjakan karya ilmiah
- siswa dapat lebih berfikir logis dan kritis serta mempunyai strategi
2.15.2 kekurangan
- masih cenderung stunt center learning
- siswa kurang memahami pembelajaran yang didalamnya ada metode
praktikum
2.16 Kajian kritis
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat di simpulkan bahwa :
1. Pencapaian konsep merupakan proses mencari dan mendaftar sifat-sifat yang dapat
digunakan untuk membedakan contoh-contoh yang tepat dengan contoh-contoh yang
tidak tepat dari berbagai kategori
18. 18
2. Hal penting dalam pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran pencapaian
konsep yaitu Menentukan Tingkat Pencapaian Konsep Tingkat pencapaian konsep
(concept attainment) dan Analisis konsep.
3. Pemahaman merupakan terjemahan dari istilah understanding yang diartikan sebagai
penyerapan arti suatu materi yang dipelajari
4. Terdapat beberapa model pembelajaran dalam K-13, dintaranya model pengelolaan
informasi, model personal, kelompok model sosial dan model kelompok serta model
system prilaku. Model pengelolaan informasi ini memiliki orientasi pokok diantaranya
proses kognitif , pemahaman dunia, pemecahan masalah dan berfikir induktif. Metode
ini termasuk kedalam model pencapaian konsep
5. Peran pokok guru dalam pembelajaran model pencapaian konsep yang perlu
diperhatikan, adalah :
a. Menciptakan suatu lingkungan sedemikian hingga siswa merasa bebas untuk berpikir
dan menduga tanpa rasa takut dari kritikan atau ejekan.
b. Menjelaskan dan mengilustrasikan bagaimana model pencapaian konsep itu
seharusnya berlangsung, membimbing siswa dalam proses itu, membantu siswa
menyatakan dan menganalisis hipotesis, dan mengartikulasi pemikiran-pemikiran
mereka. Dalam membimbing aktifitas itu tiga cara penting yang dapat dilakukan oleh
guru.
3.2 Saran
Penulis menyadari bahwa masih jauh dari kata sempurna. Kedepannya penulis akan
lebih focus dan details dalam menjelaskan tentang materi di atas dan dengan sumber-sumber
yang lebih banyak dan tentunya dapat dipertanggungjawabkan. Untuk saran bisa kritik atau
saran terhadap penulisan jiga bisa untuk menanggapi terhadap kesimpulan dan bahasan
makalah yang telah dijelaskan
19. 19
DAFTAR PUSTAKA
Adi Suarman Situmorang, 2014. Desain Model Pembelajaran Based Learning Dalam
Peningkatan Kemampuan Konsep Mahasiswa Semester Tiga Jurusan Pendidikan
Matematika Fkip-UHN Medan. Jurnal Suluh Pendidikan FKIP-UHN, Volume-1, Edisi-
1, ISSN: 2356-2595.
Angga Murizal, Yaman, Yerizon, 2012. Pemahaman Konsep Matematis dan Model
Pembelajaran Quantum Teaching. Jurnal Pendidikan Matematika Vol.1 No.1
20. 20
Dr.K,S, Prabhakaram, dkk, 1998. Concept Attainment Model in Mathematics Teaching. New
Delhi : Publishing House
Dr.Y.K. Singh,dkk,2008. Education Technologi Teaching Learning. New Delhi : Publishing
Corparation
Ellya Estri Septianingrum,dkk, 2014. Penerapan Pembelajaran Interaktif Dalam Model
Pencapaian Konsep Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Energi dan
Usaha. Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika Vol 3, No 2, ISSN: 2302-4496.
Fathia Rahmi, Mara Bangun Harahap, 2013. Pengaruh Model Pembelajaran Pencapaian
Konsep Dengan Menggunakan Peta Pikiran Sebagai Upaya Mengurangi Miskonsepsi
Siswa. Jurnal INPAFI Vol 1, No 2.
Fredderic Guay, Hebert W. Marsh, Michael Boivin, 2003. Acedemic Self Concept and
Academic Achievement : Developmental Perspectives on Their Causal Ordering. Journal
of Educational Psychology Vol 95, No 1.
Frederic Guay,Simon Larose,Michael Boivin,2004. Academic Self-concept and Educational
Attainment Level : a TEN YEAR Longitudinal Study. ISSN : 1529-8868
Herbeth W. Marsh dkk , 2005 Academic Self-Concept, Interest, Grades, and Standardized Test
Scores: Reciprocal Effects Models of Causal Ordering Volume 76, Number 2
Jens Moller dkk, 2011. The Reciprocal Internal/External Frame of Reference Model An
Integration of Models of Relations Between Academic Achievement and Self- Concept
Vol 48, no 6
M.P. Restami, K. Suma, M. Pujani, 2013. Pengaruh Model Pembelajaran POE (Predict-
Observe-Explaint) Terhadap Pemahaman Konsep Fisika Dan Sikap Ilmiah Ditinjau
Dari Gaya Belajar Siwa. e-Journal Ganesha Vol 3
Prof.Dr. Andayani,M.Pd, 2015. Problem Dan Aksioma : Dalam Metodologi Pembelajaran
Bahasa Indonesia. Yogyakarta : Deepublish
S.A. Rani, Y Wiyatmo, H. Kustanto,2017. Concept Attainment Worksheet To Enhance Concept
Knowledge and Science Process Skill In Physics Intruction. Journal Pendidikan IPA
Indonesia. Vol 6, No 2. ISSN : 326-334