Dokumen tersebut membahas tentang susunan organisasi perangkat desa dan tugas serta fungsinya. Terdapat informasi mengenai Kepala Desa, Sekretaris Desa, Kepala Urusan, Kepala Seksi, Kepala Dusun beserta tugas dan fungsinya. Juga dijelaskan mengenai pengelolaan keuangan desa berdasarkan Permendagri dan azas-azas pengelolaannya.
1. Dokumen menjelaskan tentang lembaga-lembaga penting di desa seperti Pemerintah Desa, Badan Permusyawaratan Desa, Lembaga Adat, Lembaga Kemasyarakatan, Badan Kerjasama Antar Desa, dan Badan Usaha Milik Desa beserta tugas dan fungsinya masing-masing berdasarkan UU Nomor 6 Tahun 2014.
Dokumen tersebut membahas tentang kewenangan desa sesuai dengan Permendagri No 44 Tahun 2016. Dokumen menjelaskan definisi desa, asas-asas pengaturan desa, jenis-jenis kewenangan desa, dan kewenangan desa sebagai subjek pembangunan desa yang meliputi penyediaan pelayanan dasar, infrastruktur, dan kelembagaan ekonomi sosial.
2. Kemendes - Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2024.pptxSuwantoSribhawono
Dokumen tersebut membahas tentang kondisi desa saat ini di Indonesia, kebijakan pemerintah terkait pembangunan desa, serta prioritas penggunaan Dana Desa pada tahun 2024 yang diantaranya adalah peningkatan kesejahteraan masyarakat desa.
Dokumen tersebut membahas tentang susunan organisasi perangkat desa dan tugas serta fungsinya. Terdapat informasi mengenai Kepala Desa, Sekretaris Desa, Kepala Urusan, Kepala Seksi, Kepala Dusun beserta tugas dan fungsinya. Juga dijelaskan mengenai pengelolaan keuangan desa berdasarkan Permendagri dan azas-azas pengelolaannya.
1. Dokumen menjelaskan tentang lembaga-lembaga penting di desa seperti Pemerintah Desa, Badan Permusyawaratan Desa, Lembaga Adat, Lembaga Kemasyarakatan, Badan Kerjasama Antar Desa, dan Badan Usaha Milik Desa beserta tugas dan fungsinya masing-masing berdasarkan UU Nomor 6 Tahun 2014.
Dokumen tersebut membahas tentang kewenangan desa sesuai dengan Permendagri No 44 Tahun 2016. Dokumen menjelaskan definisi desa, asas-asas pengaturan desa, jenis-jenis kewenangan desa, dan kewenangan desa sebagai subjek pembangunan desa yang meliputi penyediaan pelayanan dasar, infrastruktur, dan kelembagaan ekonomi sosial.
2. Kemendes - Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2024.pptxSuwantoSribhawono
Dokumen tersebut membahas tentang kondisi desa saat ini di Indonesia, kebijakan pemerintah terkait pembangunan desa, serta prioritas penggunaan Dana Desa pada tahun 2024 yang diantaranya adalah peningkatan kesejahteraan masyarakat desa.
Peraturan ini mengatur tentang pelaksanaan musyawarah desa di Indonesia. Musyawarah desa merupakan forum diskusi antara badan permusyawaratan desa, pemerintah desa, dan masyarakat untuk membahas hal-hal strategis di desa. Peraturan ini mengatur tata cara persiapan, pelaksanaan, dan tindak lanjut musyawarah desa serta hak dan kewajiban para pihak yang terlibat.
Ppt Memahami sistem pemerintah desa dan pemerintahan kecamatanCha-cha Taulanys
Dokumen tersebut membahas tentang sistem pemerintahan desa dan kecamatan. Secara singkat, dokumen menjelaskan bahwa desa dipimpin oleh kepala desa dan dibantu perangkat desa. Sedangkan kecamatan dipimpin camat yang mewakili bupati untuk mengkoordinasikan pemerintahan desa. Keduanya memiliki peran penting dalam memelihara ketertiban dan mengembangkan masyarakat.
Sistem pemerintahan desa dan peranannya dalam pembangunan desa. Sistem pemerintahan desa terdiri dari kepala desa, perangkat desa, dan badan permusyawaratan desa. Pemerintah desa memiliki peran dalam membina kehidupan masyarakat desa, memelihara ketentraman, dan menyalurkan aspirasi masyarakat dalam pembangunan desa.
Dokumen tersebut membahas tentang Badan Permusyawaratan Desa (BPD) mulai dari pengisian keanggotaan, syarat anggota, fungsi dan tugas, hingga pengawasan terhadap kinerja kepala desa.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian, kedudukan, fungsi, wewenang, hak, kewajiban, larangan, pemberhentian, rapat, aspirasi masyarakat, hubungan kerja, keuangan, dan peran Badan Permusyawaratan Desa di Kabupaten Bekasi secara singkat.
Dokumen tersebut membahas proses penetapan dan penegasan batas desa secara partisipatif melalui pemetaan partisipatif berbasis masyarakat (PPBD). PPBD melibatkan masyarakat desa dalam menentukan batas desa dengan menggabungkan pengetahuan lokal dan teknologi kartografi modern. Prosesnya melibatkan pembentukan tim pelaksana desa dan musyawarah desa untuk mencapai kesepakatan tentang batas desa.
Dokumen tersebut merupakan pedoman pembuatan dan mekanisme penyusunan peraturan desa berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014. Pedoman ini menjelaskan tahapan proses pembuatan peraturan desa mulai dari perencanaan, persiapan, penyusunan draf, pembahasan, pengesahan hingga pengundangan. Dokumen ini juga menjelaskan struktur dan unsur-unsur yang harus ada dalam peraturan desa seperti
Desa memiliki karakteristik tersendiri seperti mata pencaharian penduduk agraris, perbandingan lahan dengan jumlah penduduk besar, hubungan antar warga relatif akrab, dan tradisi masih kuat. Desa diklasifikasi menjadi desa mandiri, berkembang, dan tertinggal berdasarkan tingkat pembangunan dan kemampuan mengembangkan potensi. Desa memiliki kewenangan lokal dan mandat pembangunan dalam bidang pelayanan
Dokumen tersebut membahas tentang sistem pemerintahan desa di Indonesia. Ia menjelaskan struktur organisasi pemerintahan desa yang terdiri atas kepala desa, badan permusyawaratan desa, dan perangkat desa. Dokumen juga membedakan tiga jenis desa berdasarkan tingkat pembangunannya: desa terbelakang, desa sedang berkembang, dan desa maju.
Peraturan ini mengatur tentang pelaksanaan musyawarah desa di Indonesia. Musyawarah desa merupakan forum diskusi antara badan permusyawaratan desa, pemerintah desa, dan masyarakat untuk membahas hal-hal strategis di desa. Peraturan ini mengatur tata cara persiapan, pelaksanaan, dan tindak lanjut musyawarah desa serta hak dan kewajiban para pihak yang terlibat.
Ppt Memahami sistem pemerintah desa dan pemerintahan kecamatanCha-cha Taulanys
Dokumen tersebut membahas tentang sistem pemerintahan desa dan kecamatan. Secara singkat, dokumen menjelaskan bahwa desa dipimpin oleh kepala desa dan dibantu perangkat desa. Sedangkan kecamatan dipimpin camat yang mewakili bupati untuk mengkoordinasikan pemerintahan desa. Keduanya memiliki peran penting dalam memelihara ketertiban dan mengembangkan masyarakat.
Sistem pemerintahan desa dan peranannya dalam pembangunan desa. Sistem pemerintahan desa terdiri dari kepala desa, perangkat desa, dan badan permusyawaratan desa. Pemerintah desa memiliki peran dalam membina kehidupan masyarakat desa, memelihara ketentraman, dan menyalurkan aspirasi masyarakat dalam pembangunan desa.
Dokumen tersebut membahas tentang Badan Permusyawaratan Desa (BPD) mulai dari pengisian keanggotaan, syarat anggota, fungsi dan tugas, hingga pengawasan terhadap kinerja kepala desa.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian, kedudukan, fungsi, wewenang, hak, kewajiban, larangan, pemberhentian, rapat, aspirasi masyarakat, hubungan kerja, keuangan, dan peran Badan Permusyawaratan Desa di Kabupaten Bekasi secara singkat.
Dokumen tersebut membahas proses penetapan dan penegasan batas desa secara partisipatif melalui pemetaan partisipatif berbasis masyarakat (PPBD). PPBD melibatkan masyarakat desa dalam menentukan batas desa dengan menggabungkan pengetahuan lokal dan teknologi kartografi modern. Prosesnya melibatkan pembentukan tim pelaksana desa dan musyawarah desa untuk mencapai kesepakatan tentang batas desa.
Dokumen tersebut merupakan pedoman pembuatan dan mekanisme penyusunan peraturan desa berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014. Pedoman ini menjelaskan tahapan proses pembuatan peraturan desa mulai dari perencanaan, persiapan, penyusunan draf, pembahasan, pengesahan hingga pengundangan. Dokumen ini juga menjelaskan struktur dan unsur-unsur yang harus ada dalam peraturan desa seperti
Desa memiliki karakteristik tersendiri seperti mata pencaharian penduduk agraris, perbandingan lahan dengan jumlah penduduk besar, hubungan antar warga relatif akrab, dan tradisi masih kuat. Desa diklasifikasi menjadi desa mandiri, berkembang, dan tertinggal berdasarkan tingkat pembangunan dan kemampuan mengembangkan potensi. Desa memiliki kewenangan lokal dan mandat pembangunan dalam bidang pelayanan
Dokumen tersebut membahas tentang sistem pemerintahan desa di Indonesia. Ia menjelaskan struktur organisasi pemerintahan desa yang terdiri atas kepala desa, badan permusyawaratan desa, dan perangkat desa. Dokumen juga membedakan tiga jenis desa berdasarkan tingkat pembangunannya: desa terbelakang, desa sedang berkembang, dan desa maju.
Dokumen tersebut membahas tentang definisi desa, kedudukan hukum desa, keragaman desa, organisasi pemerintahan desa, perencanaan pembangunan dan keuangan desa. Secara garis besar, desa didefinisikan sebagai kesatuan masyarakat dengan wilayah tertentu yang memiliki norma sosial dan pemimpin resmi. Ada berbagai pandangan mengenai kedudukan hukum desa sebagai komunitas atau pemerintahan. Desa memil
Kesiapan Desa Dalam Mengimplementasikan UU No. 6 Tahun 2014
Diskusi Publik II UPK KESMES 2015
Semarang 8 Oktober 2015
Desa Jauh Lebih Siap Dari pada Supra Desa
Kesiapan Desa dalam mengimplementasikan UU DesaDesa Institute
Paparan Ketua Relawan Pemberdayaan Desa Nusatara
Pada acara Diskusi Publik II UPK KESMES 2015
Fakultas Ekonomi & Bisnis UNDIP
Ikuti Desa Institue :
www.desainstitute.com
www.fb.com/desainstitute
www,twitter.com/desainstitute
UU 6 tahun 2014 tentang Desa lebih dikenal dengan UU Desa. Dalam UU Desa disebutkan bahwa Desa atau yang disebut dengan nama lain telah ada sebelum Negara Kesatuan Republik Indonesia terbentuk, oleh sebab itu, keberadaan Desa wajib tetap diakui dan diberikan jaminan keberlangsungan hidupnya dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Latar belakang yang menjadi pertimbangan pengesahan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa adalah:
bahwa Desa memiliki hak asal usul dan hak tradisional dalam mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat dan berperan mewujudkan cita-cita kemerdekaan berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
bahwa dalam perjalanan ketatanegaraan Republik Indonesia, Desa telah berkembang dalam berbagai bentuk sehingga perlu dilindungi dan diberdayakan agar menjadi kuat, maju, mandiri, dan demokratis sehingga dapat menciptakan landasan yang kuat dalam melaksanakan pemerintahan dan pembangunan menuju masyarakat yang adil, makmur, dan sejahtera;
bahwa Desa dalam susunan dan tata cara penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan perlu diatur tersendiri dengan undang-undang;
bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c perlu membentuk Undang-Undang tentang Desa;
Tujuan
Tujuan ditetapkannya pengaturan Desa dalam Undang-Undang ini merupakan penjabaran lebih lanjut dari ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (7) dan Pasal 18B ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yaitu:
memberikan pengakuan dan penghormatan atas Desa yang sudah ada dengan keberagamannya sebelum dan sesudah terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia;
memberikan kejelasan status dan kepastian hukum atas Desa dalam sistem ketatanegaraan Republik Indonesia demi mewujudkan keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia;
melestarikan dan memajukan adat, tradisi, dan budaya masyarakat Desa;
mendorong prakarsa, gerakan, dan partisipasi masyarakat Desa untuk pengembangan potensi dan Aset Desa guna kesejahteraan bersama;
membentuk Pemerintahan Desa yang profesional, efisien dan efektif, terbuka, serta bertanggung jawab;
meningkatkan pelayanan publik bagi warga masyarakat Desa guna mempercepat perwujudan kesejahteraan umum;
meningkatkan ketahanan sosial budaya masyarakat Desa guna mewujudkan masyarakat Desa yang mampu memelihara kesatuan sosial sebagai bagian dari ketahanan nasional;
memajukan perekonomian masyarakat Desa serta mengatasi kesenjangan pembangunan nasional; dan
memperkuat masyarakat Desa sebagai subjek pembangunan
Asas Pengaturan
Asas pengaturan dalam Undang-Undang ini adalah:
rekognisi, yaitu pengakuan terhadap hak asal usul;
subsidiaritas, yaitu penetapan kewenangan berskala lokal dan pengambilan keputusan secara lokal untuk kepentingan masyarakat Desa;
keberagaman, yaitu pengakuan dan penghormatan terhadap sistem nilai yang berlaku di masyarakat Desa, tetapi dengan tetap mengindahkan sistem nilai bersama dalam di dkehidupan berbangsa dan bernegara
Daerah Khusus, Daerah Istimewa, dan Otonomi Khususafifahdhaniyah
Dokumen tersebut membahas tentang otonomi daerah di Indonesia berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, termasuk pengertian otonomi daerah, daerah yang diberi otonomi khusus seperti DKI Jakarta dan Provinsi Papua, serta daerah istimewa seperti Aceh dan DIY. Juga dibahas mengenai perangkat daerah, DPRD, proses pemilihan kepala daerah, peraturan daerah, keuangan daerah, dan hubungan
www.balidesaadat.com
UU desa no 6 th 2014
Kalau Bali mau menjadi daerah yang maju dan modern dengan tetap mampu memelihara identitas daerah dan kearifan lokal, maka seharusnya kita memilih Desa Adat. Kalau mau mewujudkan Ajeg Bali, tidak ada pilihan lain, seharusnya yang dipilih Desa Adat tanpa harus berdebat panjang, bertele-tele yang tidak produktif.
Undang-undang No. 6 Tahun 2014 mengatur tentang Desa di Indonesia. Undang-undang ini mengatur tentang kedudukan dan jenis Desa, penataan Desa melalui pembentukan, penghapusan, penggabungan, perubahan status, dan penetapan Desa. Undang-undang ini juga mengatur tentang prinsip-prinsip pengaturan Desa, tujuan pengaturan Desa, dan ketentuan umum tentang Desa.
Undang-undang ini mengatur tentang kedudukan, jenis, penataan, dan ketentuan umum Desa di Indonesia. Desa diakui sebagai kesatuan masyarakat hukum yang memiliki hak untuk mengatur urusan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan hak tradisional. Penataan Desa dapat dilakukan melalui pembentukan, penghapusan, penggabungan, perubahan status,
Undang-undang No 6 tahun 2014 tentang DESASupri yanto
Undang-undang No. 6 Tahun 2014 mengatur tentang Desa di Indonesia. Undang-undang ini mengatur tentang kedudukan dan jenis Desa, penataan Desa melalui pembentukan, penghapusan, penggabungan, perubahan status, dan penetapan Desa. Undang-undang ini bertujuan untuk memberikan pengakuan hukum terhadap Desa, memajukan pembangunan di Desa, serta memperkuat partisipasi masyarakat Desa.
Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa mengatur tentang kedudukan dan pengaturan Desa di Indonesia. Desa diakui sebagai kesatuan masyarakat hukum yang memiliki wewenang untuk mengatur urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan tradisi. Undang-undang ini mengatur tentang pembentukan, penghapusan, penggabungan, dan
Undang-undang ini mengatur tentang Desa di Indonesia. Desa diakui sebagai kesatuan masyarakat hukum yang memiliki hak untuk mengatur urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat berdasarkan adat istiadat. Undang-undang ini mengatur tentang pengaturan, jenis, dan pembentukan Desa serta hak dan kewajiban Pemerintahan Desa.
Dokumen tersebut membahas tentang urbanisasi dan migrasi di Indonesia. Urbanisasi adalah proses peningkatan jumlah penduduk perkotaan akibat migrasi penduduk pedesaan ke perkotaan, pertumbuhan alam, dan perluasan wilayah perkotaan. Pemerintah Indonesia mendorong urbanisasi dengan mengembangkan desa-desa menjadi kota dan mendukung pembangunan pusat-pusat pertumbuhan baru. Transmigrasi adalah program pemindahan pend
Gugus Kendali Mutu (GKM) adalah kelompok kecil pekerja yang berdiskusi untuk menemukan solusi masalah mutu di tempat kerja. Tujuan GKM adalah melibatkan pekerja dalam proses pengambilan keputusan untuk perbaikan mutu dengan mengidentifikasi masalah, mengumpulkan data, menghasilkan ide, dan merekomendasikan perubahan. GKM bertemu secara teratur untuk menyelesaikan satu masalah sebelum beralih ke mas
This document discusses Continuous Quality Improvement (CQI). It provides definitions and goals of CQI, including:
- Looking at processes and outcomes, culture change, being client-centered, using tools to quantify work, finding common causes of variation, being data-driven, and incorporating system, process, and client feedback.
The key goals of CQI are to guide quality operations, ensure a safe environment and high quality services, meet external standards and regulations, and help agencies meet annual goals and objectives.
The key elements of CQI include accountability, being driven by good long-term management rather than crisis, input from all staff and stakeholder levels, and teamwork.
Dokumen tersebut membahas tentang sistem manajemen mutu, termasuk dimensi mutu, pilar manajemen mutu, standar mutu, hambatan dalam manajemen mutu, dan model proses manajemen mutu.
Dokumen tersebut membahas perkembangan manajemen mutu mulai dari era tanpa mutu hingga era sistem manajemen mutu berdasarkan standar ISO. Dibahas pula kontribusi tokoh-tokoh seperti Taylor, Shewart, Deming, dan Juran dalam perkembangan konsep manajemen mutu.
Dokumen ini membahas upaya membangun desa yang produktif melalui pengembangan potensi desa secara partisipatif. Potensi desa terdiri dari potensi fisik seperti tanah dan sumber daya alam serta potensi non-fisik seperti masyarakat dan lembaga-lembaganya. Langkah-langkah pengembangan potensi desa meliputi pendataan potensi, perencanaan berdasarkan kebutuhan masyarakat, dan implementasi secar
Stres kerja disebabkan oleh ketidakseimbangan antara karakteristik karyawan dengan karakteristik pekerjaannya. Stres kerja dapat berupa eustres yang bersifat positif atau distres yang bersifat negatif. Gejala stres kerja meliputi kepuasan kerja dan kinerja yang menurun, serta dampaknya berupa menurunnya gairah kerja dan konsekuensi yang luas di luar pekerjaan.
Dokumen tersebut membahas konsep dan pengukuran human development serta indikator-indikatornya seperti Indeks Pembangunan Manusia, angka harapan hidup, angka melek huruf, angka partisipasi sekolah, dan angka putus sekolah.
The document provides information on conducting a SWOT analysis, including:
- A SWOT analysis involves identifying internal strengths and weaknesses of an organization, as well as external opportunities and threats. It is used to help with strategic planning and decision making.
- The key steps in a SWOT analysis are to analyze the internal and external environment, identify strengths, weaknesses, opportunities, and threats, and develop action plans.
- Areas to consider for strengths and weaknesses include human resources, physical resources, financial situation, and past experiences. Opportunities and threats include future trends, the economy, funding sources, and legislation.
- A SWOT analysis helps organizations understand their position better, develop strategies, and organize
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka.
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Fathan Emran
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka.
Materi ini membahas tentang defenisi dan Usia Anak di Indonesia serta hubungannya dengan risiko terpapar kekerasan. Dalam modul ini, akan diuraikan berbagai bentuk kekerasan yang dapat dialami anak-anak, seperti kekerasan fisik, emosional, seksual, dan penelantaran.
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka.
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka - abdiera.com, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka
2. DEFINISI DESA
• Menurut Widjaja (2003), desa didefinisikan sebagai suatu kesatuan
masyarakat hukum yang mempunyai susunan asli berdasarkan hak asal-usul
yang bersifat istimewa. Landasan pemikiran mengenai pemerintahan desa
adalah keanekaragaman, partisipasi, otonomi asli, demokratisasi dan
pemberdayaan masyarakat[1].
• UU No.22 tahun 1999, Desa atau yang disebut dengan nama lain,
selanjutnya disebut Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang
memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan
masyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat
yang diakui dalam sistem Pemerintahan Nasional dan berada di Daerah
Kabupaten.[2]
• [1] HAW. Widjaja, Otonomi Desa Merupakan Otonomi yang Asli, Bulat dan Utuh, ( Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada, 2003) ,hal. 3
• [2] UU No. 22 Tahun 1999
3. DEFINISI DESA
• Wilayah pedesaan adalah wilayah yang penduduknya
mempunyai kegiatan utama pertanian, termasuk pengelolaan
sumberdaya alam dengan susunan fungsi wilayah sebagai
tempat pemukiman perdesaan, pelayanan, jasa pemerintah,
pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi[1]
• UU No. 32 tahun 2004, Desa atau yang disebut dengan nama
lain, selanjutnya disebut desa, adalah kesatuan masyarakat
hukum yang memiliki Batas-batas wilayah yang berwenang
untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat
setempat, berdasarkan asal-usul dan adat-istiadat setempat
yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara
Kesatuan Republik Indonesia[2].
•
[1] Ibid
• [2] UU No. 32 2004
4. Ciri-ciri utama masyarakat pedesaan [1]:
• Kehidupan di pedesaan erat hubungannnya dengan alam,
mata pencaharian tergantung dari alam serta terikat pada
alam
• Umumnya semua anggota keluarga mengambil bagian
dalam kegiatan bertani, walaupun keterlibatannya
berbeda
• orang desa sangat terikat pada desa dan lingkungannya.
• di pedesaan segala sesuatu seolah-olah membawa hidup
yang rukun, perasaan sepenanggungan dan jiwa tolong
menolong sangat kuat dihayati
• Corak feodalisme masih nampak walaupun derajatnya
sudah mulai berkurang
5. Ciri-ciri utama masyarakat pedesaan [1]:
• hidup di pedesaan banyak bertautan dengan adat istiadat dan
kaidah-kaidah yang diwarisi dari satu generasi ke generasi
berikutnya.
• di beberapa daerah jiwa masyarakat terbuka terhadap
perkara-perkara rohani, sehingga mereka tidak mudah
melepaskan keterikatan dan ketakutannya terhadap ilah-ilah
(hal-hal berbau spiritualisme,pen-) dalam kehidupan sehari-
hari.
• karena keterikatan pada lingkungan dan kebiasaan yang ada
mereka mudah curiga terhadap sesuatu yang lain daripada
yang biasa, terutama terhadap hal-hal yang lebih menuntut
rasionalitas. Mereka lebih tertarik mistik
• Banyak daerah pedesaan yang penduduknya sangat padat
padahal lapangan kerja dan sumber penghidupan relatif
sedikit mengakibatkan kemelaratan sehingga sering
mendorong jiwa apatis.
• [1] Yayuk Yuliati, dkk, Sosiologi Pedesaan, (Yogyakarta: Lappera Pustaka Utama, 2003), hal. 31
6. “Pusat tempat sentralisasi, provinsi
tempat desentralisasi,
kabupaten/kota tempat
desentralisasi,
desa tempat otonomi asli”
Kamardi,
Kepala Desa Bentek
Lombok Barat
7. Otonomi Desa
• Desa sebagai Self Governing Community
• Desa memiliki hak asal-usul, karena umur
desa sendiri lebih lama dibanding negara
• Desa berhak memilih pemimpinnya
sendiri, memiliki lembaga legislatif, bahkan
lembaga yudikatif yang mengatur hukum
adat
• Desa berhak memiliki kekayaan, membuat
APBDes dan membuat Perdes
8. SISTEM PEMERINTAHAN DESA
No Bidang Perubahan UU No. 5 tahun 1979 UU No. 22 tahun 1999 UU No. 32 tahun 2004
1 Nama Desa Seragam Tidak seragam Tidak Seragam
2 Susunan
Organisasi
Pemerintahan
Kepala desa,
perangkat desa,
LMD
Kepala desa (sebutan lain), perangkat desa
lain
Kepala Desa, Sekretaris Desa
(PNS), perangkat desa lain
3 Kewenangan
desa
Tidak disebutkan
secara tegas, hanya
dinyatakan bahwa
kewenangan, hak-
hak dan kewajiban
desa ditetapkan
dan diatur dengan
peraturan daerah
Disebutkan secara tegas :
• Kewenangan yang sudah ada
berdasarkan hak asal-usul
• Kewenangan yang oleh peraturan
yang berlaku belum dilaksanakan oleh
daerah dan pemerintah
• Tugas pembantuan dari Kabupaten,
Provinsi atau pusat
Urusan pemerintahan yang menjadi
kewenangan desa mencakup:
1. urusan pemerintahan yang sudah
ada berdasarkan hak asal-usul
desa.
2. urusan pemerintahan yang
menjadi kewenangan
kabupaten/kota yang diserahkan
pengaturannya kepada desa.
3. tugas pembantuan dari
Pemerintah, pemerintah provinsi,
dan/atau pemerintah
kabupaten/kota.
4. urusan pemerintahan lainnya yang
oleh peraturan perundang-
perundangan diserahkan kepada
desa.
4 Lembaga
perwakilan
Tidak terdapat/
ada, LMD bagian
dari pemerintah
desa
Ada, Badan Perwakilan Desaa. Badan Perwakilan
Desa atau yang disebut dengan nama lain
berfungsi mengayomi adat istiadat,
membuat Peraturan Desa, menampung dan
menyalurkan aspirasi masyarakat, serta
melakukan pengawasan terhadap penyelenggaraan
Pemerintah Desa.
Badan Permusyawaratan Desa, BPD
berfungsi menetapkan peraturan desa
bersama Kepala Desa, menampung dan
menyalurkan aspirasi masyarakat.
9. 5 Keanggotaan
Lembaga
Perwakilan
Dipilih oleh Kepala desa dipilih lanmgsung oleh rakyat Anggota badan permusyawaratan desa
adalah wakil dari penduduk desa
bersangkutan yang ditetapkan dengan
cara musyawarah dan mufakat.
6 Tanggung jawab
kepala desa
Kepada Bupati dan memberikan
keterangan kepada LMD
Kepada rakyat melalui BPD dan
menyampaikan laporan kepada Bupati
Kepala Desa bertanggungjawab
Bupati/Walikota melalui Camat dan
kepada BPD.
7 Pengangkatan
kepala desa
Dipilih oleh rakyat dan diangkat
bupati
Dipilih oleh rakyat, ditetapkan BPD,
disahkan Bupati
Dipilih oleh rakyat, hasilnya diserahkan
oleh BPD kepada Bupati/Walikota
untuk disahkan melalui Camat
8 Penetapan
peraturan desa
dan APPD/
APBDes
Ditetapkan oleh kepala desa setelah
dimusyawarahkan dengan LMD
Kepala desa bersama BPD Kepala desa bersama BPD.
APBDes harus disetujui Bupati/
Walikota sebelum disahkan
9 Hubungan
dengan Camat
Camat sebagai atasan dengan kepala
desa
Kepala desa bukan bawahan camat,
camatr sebatas administratif
Pemerintah Kabupaten/Kota dan
Camat wajib membina dan mengawasi
penyelenggaraan pemerintahan desa
dan lembaga kemasyarakatan.
10 Tugas
pembantuan
Tidak pernah ditegaskan bersama
pembiayaan
Dengan tegas disertai pembiayaan
10. 11 Pembangunan
yg direncnakan
Kab/Provinsi
dan pusat
Tidak pernah atau jarang
melibatkan desa dalam
perencanaannya
Wajib mengikutsertakan desa
yang menjadi tempat
pembangunan
Wajib mengikutsertakan desa, perencanan
pembangunan desa bagian dari pembangunan
kabupaten/ kota
12 Tugas dan
Kewajiban
Kepala desa
Penyelenggaraan dan
penanggungjawab utama
dibidang pemerintahan
pembangunan masyarakat
termasuk ketentraman dan
ketertiban
Tugas dan Kewajiban Kepala
Desa adalah:
a. Memimpin
penyelenggaraan
pemerintahan desa
b. Membina kehidupan
masyarakat desa
c. Memelihara ketentraman
dan ketertiban
masyarakat desa
d. Mendamaikan
perselisihan masyarakat
di desa
e. Mewakili desanya
didalam dan diluar
pengadilan dan dapat
menunjuk kuasa
hukumnya
1. Kepala Desa mempunyai tugas
menyelenggarakan urusan pemerintahan,
pembangunan, dan kemasyarakatan.
2. Kepala Desa mempunyai wewenang :
a. memimpin penyelenggaraan
pemerintahan desa berdasarkan
kebijakan yang ditetapkan bersama
BPD;
b. mengajukan rancangan peraturan
desa;
c. menetapkan peraturan desa yang
telah mendapat persetujuan
bersama BPD;
d. menyusun dan mengajukan
rancangan peraturan desa mengenai
APB Desa untuk dibahas dan
ditetapkan bersama BPD;
e. membina kehidupan masyarakat
desa;
f. membina perekonomian desa;
g. mengoordinasikan pembangunan
desa secara partisipatif;
h. mewakili desanya di dalam dan di
luar pengadilan dan dapat
menunjuk kuasa hukum untuk
mewakilinya sesuai dengan
peraturan perundang-undangan;
dan
i. melaksanakan wewenang lain sesuai
dengan peraturan perundang-
undangan.
11. 13 Pendapatan
Desa
Sumber Pendapatan Desa
terdiri atas:
a. Pendapatan asli desa
- Hasil tanah-tanah kas desa
- Hasil dari swadaya dan
partisipasi masyarakat desa
- Hasil dari gotong-royong
masyarakat
- Lain-lain hasil dari usaha
yang sah
b. Pendapatan yang berasal
dari pemberian
pemerintah dan
pemerintahan daerah:
- sumbangan dan bantuan
pemerintah
- sumbangan dan bantuan
pemerintahan daerah
- sebagian dari pajak dan
retribusi daerah yang
diberikan kepada desa
C. Lain-lain pendapatan
yang sah
Sumber pendapatan Desa
terdiri atas :
a. Pendapatan asli Desa yang
meliputi
• Hasil usaha Desa,
• Hasil kekayaan Desa;
• Hasil swadaya dan
partisipasi,
• Hasil gotong royong; dan
• Lain-lain pendapatan asli
desa yang sah
b. bantuan dari Pemerintah
Kabupaten yang meliputi :
• Bagian dari perolehan pajak
dan retribusi Daerah; dan
• Bagian dari dana
perimbangan keuangan
Pusat dan Daerah yang
diterima oleh Pemerintah
Kabupaten;
c. bantuan dari pemerintah
dan Pemerintah Provinsi;
d. sumbangan dari pihak
ketiga; dan
e. pinjaman desa.
Sumber pendapatan desa terdiri :
• pendapatan asli desa, terdiri dari
hasil usaha desa, hasil kekayaan
desa, hasil swadaya dan
partisipasi, hasil gotong royong,
dan lain-lain pendapatan asli desa
yang sah;
• bagi hasil pajak daerah
Kabupaten/Kota paling sedikit
10% (sepuluh per seratus) untuk
desa dan dari retribusi
Kabupaten/Kota sebagian
diperuntukkan bagi desa;
• bagian dari dana perimbangan
keuangan pusat dan daerah yang
diterima oleh Kabupaten/Kota
untuk Desa paling sedikit 10%
(sepuluh per seratus), yang
pembagiannya untuk setiap Desa
secara proporsional yang
merupakan alokasi dana desa;
• bantuan keuangan dari
Pemerintah, Pemerintah Provinsi,
dan Pemerintah Kabupaten/Kota
dalam rangka pelaksanaan urusan
pemerintahan;
• hibah dan sumbangan dari pihak
ketiga yang tidak mengikat.
Sumber : Pusat Kajian Kebijakan dan Pendidikan Politik yayasan Bhakti Nusantara palembang. Modul Metode dan teknik
pelatihan Kepemimpinan Demokratis kepala Desa se-Sumatera Selatan,
5-23 November 2001 di Palembang hal. 4-5, direvisi oleh penulis
12. Kelurahan
• Kelurahan di bentuk di wilayah kecamatan tdk
otonom, bagian dari perangkat daerah
• Dipimpin oleh lurah yg dalam pelaksanaan
tugasnya memperoleh pelimpahan dari
bupati/walikota
13. Beda Desa dan Kelurahan
Perbedaan Desa Kelurahan
Definisi Desa atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut
desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki
Batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengaturdan
mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan
asal-usul dan adatistiadat setempat yang diakui dan dihormati
dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik
Indonesia
Kelurahan adalah wilayah kerja lurah sebagai
Kabupaten/Kota dalam wilayah kerja Kecamatan.
Otonomi Ada, otonomi asli berdasarkan hak asal usul Tidak ada, sekedar wilayah administrasi
Perangkat Kepala Desa dibantu Sekdes (PNS) dibantu
perangkat desa yang lain. Kades dipilih dalam
Pilkades. Kepala Desa tidak digaji, ia mendapatkan
imbalan berupa tanah bengkok, namun karena nilai
tanah seakin menurun, kepala desa meminta
tunjangan kepada negara.
Lurah (PNS) yang dibantu staf kelurahan (PNS).
Lurah diangkat oleh Bupati/Walikota atas usul
Camat dari Pegawai Negeri Sipil. Sebagai PNS
mendapatkan gaji sesuai pangkat dan golongan
Lembaga
Perwakilan
Badan Permusyawaratan Desa sebagai lembaga legislatif
dengan kewenangan terbatas
Bukan lembaga perwakilan, tapi lembaga
kemasyarakatan
Berada di Wilayah Kabupaten/Kota Kabupaten/ Kota
Pembentukan Pembentukan Desa baru wajib memperhatikan
jumlah penduduk seperti untuk wilayah Jawa dan
Bali paling sedikit 1500 jiwa atau 300 KK, Wilayah
Sumatera dan Sulawesi paling sedikit 1000 jiwa atau
200 KK, wilayah Kalimantan, NTB, NTT, Maluku,
Papua paling sedikit 750 jiwa atau 75 KK.
• Penduduk: 2500 – 20.000 jiwa
• Terjangkau secara efektif
• Memiliki sarana pelayanan yang
memadai
14. Kembali Ke Nagari, pengalaman Sumatera
Barat
• Setelah jatuhnya Soeharto, wacana kembali ke nagari bergulir
kencang.
• Gubernur, bupati, DPRD, akademisi, LSM, pers, pengusaha,
kerapatan adat, ninik mamak, alim ulama, cadiak pandai,
bundo kanduang dan sebagainya berbicara serius untuk
merumuskan formula baru kembali ke nagari.
• Setelah melawati dialektika yang panjang, Propinsi Sumbar
mengundangkan Perda No. 9/2000, yang menjadi efektif pada
bulan Januari 2001. Kecuali wilayah kota dan Mentawai.
Perda ini kemudian diikuti oleh perda di tingkat kabupaten
15. • Pembukaan Perda menyatakan bahwa Sumbar
kembali
ke nagari, diikuti dengan rumusan ritual bahwa
“adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah”,
“hukum agama mengatur, adat memakai, alam
adalah guru bagi umat manusia”.
• Perda itu memberikan kepastian rintisan untuk
kembali ke nagari dalam batas-batas wilayah
sebelum 1979. Perda juga menyebutkan sumber-
sumber daya nagari: pasar, balai adat, mesjid dan
surau, lahan, sawah, hutan, sungai, kolam, danau
dan bagian dari laut yang dulu merupakan ulayat
nagari, bangunan publik serta harta kekayaan yang
bergerak dan harta
lainnya.
16. • Perda No 9 tahun 2000 mengamanatkan
pemerintahan nagari dikelola oleh wali nagari yang
menjalankan fungsi eksekutif, dan Badan Perwakilan
Anak nagari (BPAN) yang menjalankan fungsi legislatif.
Sesuai dengan konteks pemerintahan nagari klasik,
kemudian dibentuk Lembaga Anak Nagari (LAN) yang
menjalankan fungsi yudikatif mengenai sengketa
harta pusaka, Lembaga Syarak Nagari (LSA) yang
berfungsi sebagai wadah kebersamaan memajukan
adat dan agama, dengan diisi oleh wakil dari kaum
ulama dan adat, serta Badan Musyawarah Adat dan
Agama (BMAS) yang berfungsi sebagai dewan
konsultasi terhadap pemerintah nagari, yang
anggotanya adalah wakil dari suku dan ninik mamak
yang ada.
17. • Pada tahun 2001 Sungai Kamuyang berhasil mewujudkan
penataan pemerintahan sesuai dengan amanat Perda, penguatan
capacity building pengelola nagari, dan bahkan bisa menerapkan
APBNagari partisipatif yang didukung oleh DAUN yang diberikan
oleh pemerintah kabupaten dalam rangka penguatkan fungsi
pemerintahan nagari di bidang pembangunan dan pemberdayaan
masyarakat
• Tahun 2003 Sungai Kemuyang menghasilkan banyak Pernag yang
partisipatif. Pernag itu antra laian tentang (1) pemanfaatan tanah
ulayat, (2) pengelolaan tempat pemandian Batang Tabit, (3)
pemeliharaan Jalan dalam Nagari, (4), wajib Khatam Al Quran
bagi Murid/Anak Usia SLTP, (5) tata cara pelaksanaan nikah dan
baralek kawin, (6) PAS dari penjualan ternak, (7) penyakit
masyarakat (PEKAT),dan (8) penyelesaian sengketa perkara, (8)
pelanggaran hubungan suami-istri.
18. • Sejak tahun 2001 sampai 2004, APBNagari Sungai
Kamuyang mengalami peningkatan. Pertama: DAUN
yang diberikan kabupaten meningkat meskipun relatif
kecil naiknya. kedua: meningkatnya pendapatan asli
nagari (PAN) terutama dari hasil kekayaan nagari,
pajak dan retribusi dan sebagian kecil swadaya
masyarakat. Pendapatan dari kekayaan nagari, nagari
menempati posisi penting dalam APBNagari karena
kemahiran penyelenggara pemerintahan menggali
dana melalui penguatan sektor-sektor ekonomi yang
diberdayakan di wilayahnya.
19.
20. Perub Status Desa mjd Kelurahan
• Luas wilayah
• Jumlah penduduk min 4500 tau 900 KK
• Sarana dan prasarana
• Potensi desa
• Volume pelayanan
• Kondisi sosial budaya masyarakat :
-Ciri fisik kewilayahan.
-Mata pencaharian