SlideShare a Scribd company logo
1 of 23
Interpretasi Data
Klinik
Syifa Zatalini Zakirah 61608100821116
Resume
PENGGUNAAN DATA LABORATORIUM
DALAM PRAKTIK KLINIK
Tujuan uji laboratorium dalam melaksanan praktek klinik:
• Menilai kesesuaian terapi obat
• Monitoring efek terapetik
• Monitoring reaksi obat yang tidak diinginkan (ROTD)
• Menilai toksisitas obat
• Monitoring kepatuhan minum obat
Setiap uji laboratorium memiliki manfaat dan keterbatasan. Misalnya pada pemeriksaan kadar kalium dalam
darah, hasil pemeriksaan hipokalium menunjukkan turunnya kadar kalium darah (ekstrasel) yang dapat
mengindikasikan defi sit kalium (kehilangan kalium) atau pertukaran ion intrasel pada kasus alkalosis (kekurangan
kalium semu). Pengukuran kadar kalium darah merepresentasikan konsentrasi ekstrasel yang mungkin saja tidak
merepresentasikan konsentrasi intrasel Oleh karena itu diperlukan pemeriksaan lain yang mendukung pengambilan
keputusan (akurasi interpretasi hasil uji).
Kegunaan hasil uji laboratorium
• Menilai Ketepatan Terapi Obat
• Penilaian Efektivitas Terapi
• Mendeteksi dan mencegah terjadinya Reaksi Obat Yang Tidak
Diinginkan (ROTD)
• Menilai kepatuhan minum obat
Keberhasilan uji
laboratorium,
jika:
• Mempengaruhi diagnosis, prognosis atau terapi
• Memberikan pemahaman yang lebih baik mengenai
proses penyakit
• Memberikan rekomendasi terkait penyesuaian dosis
03
contoh: efektivitas pemberian kalium diketahui melalui kadar kalium dalam darah,
efektivitas warfarin diketahui melalui pemeriksaan INR
02
Efektifitas allopurinol di ketahui dari menurunnya
kadar asam urat
01
Tujuan interpretasi hasil laboratorium
contoh: indikasi obat, ketepatan pemilihan obat, kontraindikasi obat, penyesuaian
dosis obat, risiko interaksi obat
Menilai kesesuaian terapi
Menilai efektivitas terapi
06
04
contoh: penurunan dosis siprofl oksasin hingga 50% pada kondisi klirens kreatinin
<30mL/menit
Mendeteksi dan mencegah reaksi obat yang
tidak dikehendaki
contoh: kepatuhan pasien dalam menggunakan obat antidiabetik oral diketahui dari nilai
HbA1c, kepatuhan penggunaan statin diketahui dari kadar kolesterol darah
Menilai kepatuhan penggunaan obat
05
06
Mencegah interpretasi yang salah terhadap
hasil pemeriksaan.
Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan penapisan
mendeteksi adanya suatu
penyakit sedini mungkin
agar intervensi dapat
dilakukan lebih efektif
pemeriksaan diagnostik
dilakukan pada pasien yang
memiliki gejala, tanda klinik,
riwayat penyakit atau nilai
pemeriksaan penapisan yang
abnormal
Dalam melakukan uji laboratorium diperlukan bahan (spesimen)
yang didapatkan melalui tindakan invasive (menggunakan alat yang
dimasukkan ke dalam tubuh) atau non invasif. Contoh spesimen
antara lain:
● darah lengkap (darah vena, darah arteri)
● Plasma
● Serum
● Urin
● Feses
● Sputum
● Keringat
● Saliva
● sekresi saluran cerna
● cairan vagina
● cairan
● Serebrospinal
● jaringan
dinyatakan sebagai nilai positif atau negatif tanpa
menyebutkan derajat positif atau negatifnya
Hasil kuantitatif
Hasil kualitatif
berupa angka pasti atau rentang nilai
contoh nilai hemoglobin pada wanita adalah 12 – 16 g/dL
* Hasil pemeriksaan laboratorium dapat dinyatakan sebagai angka kuantitatif, kualitatif atau semikuantitatif
Hasil semikuantitatif
hasil kualitatif yang menyebutkan derajat positif atau negatif
tanpa menyebutkan angka pasti (contoh: 1+, 2+, 3+)
Pemeriksaan Hematologi
Eritrosit
Hemoglobin (Hb)
Leukosit
Hematokrit (Hct)
Pemeriksaan Hematologi
Waktu protrombin
Laju Endap Darah
LED
International
Normalized Ratio (INR)
Trombosit
Pemeriksaan Hematologi
Fibrinogen
Waktu Thrombin
D - Dimer
aPTT (activated Partial
Thromboplastin Time)
Klorida (Cl-)
Natrium (Na+) Kalium (K+)
Glukosa Calsium (Ca++) Fosfor
anorganik
01 02 03
04 05 06
Pemeriksaan Elektrolit
Asam Urat Magnesium
(Mg2+
07 08 03
05 06
Pemeriksaan Elektrolit
Analisa Gas Darah (AGD)
● Saturasi Oksigen (SaO2)
● Tekanan Parsial Oksigen
(PaO2)
● Tekanan Parsial Karbon
Dioksida (PaCO2)
● pH
● Karbon Dioksida (CO2)
● Anion Gap (AG)
● Sistem Buffer Bikarbonat
Jenis Nilai normal
Analisis dilakukan untuk evaluasi pertukaran oksigen dan karbon dioksida dan untuk mengetahui status asam
basa. Pemeriksaan dapat dilakukan pada pembuluh arteri untuk melihat keadaan pH, pCO2, pO2, dan SaO
● Nilai Normal: 95-99% O2
● Nilai normal (suhu kamar,
tergantung umur) : 75-100 mmHg
SI : 10-13,3 kPa
● Nilai normal : 35-45 mmHg SI : 4,7-
6,0 kPapH
● Nilai normal : 7,35-7,45 Nilai kritis:
< 7,25 atau >7,55
● Nilai normal : 22 - 32 mEq/L SI unit
: 22 - 32 mmol/L
● Nilai normal : 13-17 mEq/L
● Nilai normal : 21-28 mEq/L
Urinalisis (UA)
UA dapat digunakan untuk evaluasi gangguan fungsi ginjal, gangguan fungsi hati,
gangguan hematologi, infeksi saluran kemih dan diabetes mellitus.
•Berat jenis spesifi k (Specifi c gravity)
Pemeriksaan berat jenis urin dapat digunakan untuk mengevaluasi penyakit ginjal pasien. Berat jenis normal adalah 1,001-1,030 dan menunjukkan
kemampuan pemekatan yang baik, hal ini dipengaruhi oleh status hidrasi pasien dan konsentrasi urin
•Warna urin
Warna urin dipengaruhi oleh konsentrasi, adanya obat, senyawa eksogen dan endogen, dan pH
•pH urin (normal 5,0-7,5)
Dipengaruhi oleh diet dan vegetarian dimana asupan asam sangat rendah sehingga membuat urin menjadi alkali
•Protein
Jumlah protein dapat dilacak pada pasien yang berdiri dalam periode waktu yang panjang. Protein urin dihitung dari urin yang dikumpulkan selama 24
jam. Proteinuria (dengan metode dipstick) : +1 = 100 mg/dL, +2 = 300 mg/dL, +4 = 1000 mg/dL.
•Glukosa
Korelasi antara urin glukosa dengan glukosa serum berguna dalam memonitor dan penyesuaian terapi antidiabetik.
•Keton
Dapat ditemukan pada urin malnutrisi, pasien DM yang tidak terkontrol, dan pecandu alcohol
•Sedimen
Tes ini memberikan gambaran adanya infeksi saluran kemih, batu ginjal atau saluran kemih, nefritis, keganasan atau penyakit hati
Pemeriksaan faal ginjal
Kreatinin
untuk mengukur jumlah kreatinin dalam darah. Kreatinin dihasilkan selama kontraksi otot skeletal melalui pemecahan
kreatinin fosfat. Kreatinin diekskresi oleh ginjal dan konsentrasinya dalam darah sebagai indikator fungsi Ginjal
Kreatinin Urin (Clcr) J Creatinine clearance
Kreatinin terbentuk sebagai hasil dehidrasi kreatin otot dan merupakan produk sisa kreatin
•untuk mengidentifi kasi adanya gangguan fungsi ginjal
•untuk mendiagnosa penyakit ginjal
•untuk memantau perkembangan penyakit
•untuk memantau respon terapi
•untuk mengetahui pengaruh obat terhadap fungsi ginjal
Pemeriksaan Gastrointesinal
Lipase
Serum amilase
Nilai normal : 20 – 123 U/L
SI = 0,33 – 2,05 μkat/L
Nilai normal : 10 – 140 U/L
SI = 0,17 – 2,3 μkat/L
Pemeriksaan fungsi hati
Prothrombin Time
Albumin
Gamma Glutamil transferase
(GGT)
Aspartat Aminotransferase
(AST) dahulu SGOT
Alkalin Fosfatase (ALP)
Bilirubin
Alanin Aminotransferase
(ALT) dahulu SGPT
Laktat dihidrogenase
(dahulu LDH)
Pemeriksaan Lemak
HDL (High density
lipoprotein)
LDL (low density
lipoprotein)
Nilai normal : Dewasa: 30 - 70
mg/dL SI = 0,78 - 1,81 mmol/L
Nilai normal : <130 mg/dL SI: < 3,36 mmol/L
Nilai batas : 130 - 159 mg/dL SI: 3,36 - 4,11
mmol/L
Risiko tinggi: ≥160 mg/dL SI: ≥ 4,13 mmol/L
Tes Human Immunodefi ciency Virus (HIV) HIV RNA DENGAN POLIMERASE CHAIN
REACTION (PCR)
Tes Antibodi HIV (penapisan HIV), dengan
metoda: Enzyme Linked Immunosorbent
Assay (Elisa) atau Enzyme Immunoassay (EIA)
HITUNGAN CD4+Limfosit T
Tes Western Blot Panel Hepatitis
Tes Antigen HIV Hepatitis A
Hepatitis B
Venereal Disease Research Laboratory
(VDRL)
Tes Kulit Tuberculin (PPD) Uji kultur Tuberkulosis
Imunologi & Serologi
Tes Widal (Felix
Widal)
Pewarnaan Gram Uji Sensitifi tas
Ig G dan Ig M
Malaria
PEMERIKSAAN MIKROBIOLOGI
CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo,
including icons by Flaticon, and infographics & images by Freepik
Thanks!

More Related Content

Similar to Resume_Interpretasi_Data_Klinik.pptx

Contoh Hasil Lab kelas darah 24 ogos 2022.pptx
Contoh Hasil Lab kelas darah 24 ogos 2022.pptxContoh Hasil Lab kelas darah 24 ogos 2022.pptx
Contoh Hasil Lab kelas darah 24 ogos 2022.pptx
KOLEJPERDANA
 
Kimia klinik
Kimia klinikKimia klinik
Kimia klinik
hunun
 
Kasus patokologi klinik
Kasus patokologi klinikKasus patokologi klinik
Kasus patokologi klinik
Raisa Ichaa
 
Format pengkajian-askep-pada-pasien-hemodialisa
Format pengkajian-askep-pada-pasien-hemodialisaFormat pengkajian-askep-pada-pasien-hemodialisa
Format pengkajian-askep-pada-pasien-hemodialisa
Yabniel Lit Jingga
 

Similar to Resume_Interpretasi_Data_Klinik.pptx (20)

Contoh Hasil Lab kelas darah 24 ogos 2022.pptx
Contoh Hasil Lab kelas darah 24 ogos 2022.pptxContoh Hasil Lab kelas darah 24 ogos 2022.pptx
Contoh Hasil Lab kelas darah 24 ogos 2022.pptx
 
Peran Apoteker dalam Interpretasi Data Klinik dan Laboratorium.pptx
Peran Apoteker dalam Interpretasi Data Klinik dan Laboratorium.pptxPeran Apoteker dalam Interpretasi Data Klinik dan Laboratorium.pptx
Peran Apoteker dalam Interpretasi Data Klinik dan Laboratorium.pptx
 
3 k3 spesimen
3 k3 spesimen3 k3 spesimen
3 k3 spesimen
 
Instalasi laboratorium
Instalasi laboratoriumInstalasi laboratorium
Instalasi laboratorium
 
Kimia klinik
Kimia klinikKimia klinik
Kimia klinik
 
Pengenalan makna hasil laboratorium rutin pada peserta prolanis.pptx
Pengenalan makna hasil laboratorium rutin pada peserta prolanis.pptxPengenalan makna hasil laboratorium rutin pada peserta prolanis.pptx
Pengenalan makna hasil laboratorium rutin pada peserta prolanis.pptx
 
Case Report Pansitopenia susp Multiple Myeloma
Case Report Pansitopenia susp Multiple MyelomaCase Report Pansitopenia susp Multiple Myeloma
Case Report Pansitopenia susp Multiple Myeloma
 
Laporan hasil praktikum urine
Laporan hasil praktikum urineLaporan hasil praktikum urine
Laporan hasil praktikum urine
 
Dr anik
Dr anikDr anik
Dr anik
 
Laporan Kasus BPH
Laporan Kasus BPHLaporan Kasus BPH
Laporan Kasus BPH
 
PPT PKL studi kasus STIKES NASional 1.ppt
PPT PKL studi kasus STIKES NASional 1.pptPPT PKL studi kasus STIKES NASional 1.ppt
PPT PKL studi kasus STIKES NASional 1.ppt
 
Aki
AkiAki
Aki
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
PPT CBL 3_FG 1_KGD-B.pptx
PPT CBL 3_FG 1_KGD-B.pptxPPT CBL 3_FG 1_KGD-B.pptx
PPT CBL 3_FG 1_KGD-B.pptx
 
Kasus patokologi klinik
Kasus patokologi klinikKasus patokologi klinik
Kasus patokologi klinik
 
Makalah pemeriksaan lab darah
Makalah pemeriksaan lab darahMakalah pemeriksaan lab darah
Makalah pemeriksaan lab darah
 
Pemeriksaan urin rutin
Pemeriksaan urin rutinPemeriksaan urin rutin
Pemeriksaan urin rutin
 
askep-crf.ppt
askep-crf.pptaskep-crf.ppt
askep-crf.ppt
 
Pemeriksaan Darah Lengkap (CBC)
Pemeriksaan Darah Lengkap (CBC)Pemeriksaan Darah Lengkap (CBC)
Pemeriksaan Darah Lengkap (CBC)
 
Format pengkajian-askep-pada-pasien-hemodialisa
Format pengkajian-askep-pada-pasien-hemodialisaFormat pengkajian-askep-pada-pasien-hemodialisa
Format pengkajian-askep-pada-pasien-hemodialisa
 

Resume_Interpretasi_Data_Klinik.pptx

  • 1. Interpretasi Data Klinik Syifa Zatalini Zakirah 61608100821116 Resume
  • 2. PENGGUNAAN DATA LABORATORIUM DALAM PRAKTIK KLINIK Tujuan uji laboratorium dalam melaksanan praktek klinik: • Menilai kesesuaian terapi obat • Monitoring efek terapetik • Monitoring reaksi obat yang tidak diinginkan (ROTD) • Menilai toksisitas obat • Monitoring kepatuhan minum obat Setiap uji laboratorium memiliki manfaat dan keterbatasan. Misalnya pada pemeriksaan kadar kalium dalam darah, hasil pemeriksaan hipokalium menunjukkan turunnya kadar kalium darah (ekstrasel) yang dapat mengindikasikan defi sit kalium (kehilangan kalium) atau pertukaran ion intrasel pada kasus alkalosis (kekurangan kalium semu). Pengukuran kadar kalium darah merepresentasikan konsentrasi ekstrasel yang mungkin saja tidak merepresentasikan konsentrasi intrasel Oleh karena itu diperlukan pemeriksaan lain yang mendukung pengambilan keputusan (akurasi interpretasi hasil uji).
  • 3. Kegunaan hasil uji laboratorium • Menilai Ketepatan Terapi Obat • Penilaian Efektivitas Terapi • Mendeteksi dan mencegah terjadinya Reaksi Obat Yang Tidak Diinginkan (ROTD) • Menilai kepatuhan minum obat
  • 4. Keberhasilan uji laboratorium, jika: • Mempengaruhi diagnosis, prognosis atau terapi • Memberikan pemahaman yang lebih baik mengenai proses penyakit • Memberikan rekomendasi terkait penyesuaian dosis
  • 5. 03 contoh: efektivitas pemberian kalium diketahui melalui kadar kalium dalam darah, efektivitas warfarin diketahui melalui pemeriksaan INR 02 Efektifitas allopurinol di ketahui dari menurunnya kadar asam urat 01 Tujuan interpretasi hasil laboratorium contoh: indikasi obat, ketepatan pemilihan obat, kontraindikasi obat, penyesuaian dosis obat, risiko interaksi obat Menilai kesesuaian terapi Menilai efektivitas terapi 06
  • 6. 04 contoh: penurunan dosis siprofl oksasin hingga 50% pada kondisi klirens kreatinin <30mL/menit Mendeteksi dan mencegah reaksi obat yang tidak dikehendaki contoh: kepatuhan pasien dalam menggunakan obat antidiabetik oral diketahui dari nilai HbA1c, kepatuhan penggunaan statin diketahui dari kadar kolesterol darah Menilai kepatuhan penggunaan obat 05 06 Mencegah interpretasi yang salah terhadap hasil pemeriksaan.
  • 7. Pemeriksaan laboratorium Pemeriksaan penapisan mendeteksi adanya suatu penyakit sedini mungkin agar intervensi dapat dilakukan lebih efektif pemeriksaan diagnostik dilakukan pada pasien yang memiliki gejala, tanda klinik, riwayat penyakit atau nilai pemeriksaan penapisan yang abnormal
  • 8. Dalam melakukan uji laboratorium diperlukan bahan (spesimen) yang didapatkan melalui tindakan invasive (menggunakan alat yang dimasukkan ke dalam tubuh) atau non invasif. Contoh spesimen antara lain: ● darah lengkap (darah vena, darah arteri) ● Plasma ● Serum ● Urin ● Feses ● Sputum ● Keringat ● Saliva ● sekresi saluran cerna ● cairan vagina ● cairan ● Serebrospinal ● jaringan
  • 9. dinyatakan sebagai nilai positif atau negatif tanpa menyebutkan derajat positif atau negatifnya Hasil kuantitatif Hasil kualitatif berupa angka pasti atau rentang nilai contoh nilai hemoglobin pada wanita adalah 12 – 16 g/dL * Hasil pemeriksaan laboratorium dapat dinyatakan sebagai angka kuantitatif, kualitatif atau semikuantitatif Hasil semikuantitatif hasil kualitatif yang menyebutkan derajat positif atau negatif tanpa menyebutkan angka pasti (contoh: 1+, 2+, 3+)
  • 11. Pemeriksaan Hematologi Waktu protrombin Laju Endap Darah LED International Normalized Ratio (INR) Trombosit
  • 12. Pemeriksaan Hematologi Fibrinogen Waktu Thrombin D - Dimer aPTT (activated Partial Thromboplastin Time)
  • 13. Klorida (Cl-) Natrium (Na+) Kalium (K+) Glukosa Calsium (Ca++) Fosfor anorganik 01 02 03 04 05 06 Pemeriksaan Elektrolit
  • 14. Asam Urat Magnesium (Mg2+ 07 08 03 05 06 Pemeriksaan Elektrolit
  • 15. Analisa Gas Darah (AGD) ● Saturasi Oksigen (SaO2) ● Tekanan Parsial Oksigen (PaO2) ● Tekanan Parsial Karbon Dioksida (PaCO2) ● pH ● Karbon Dioksida (CO2) ● Anion Gap (AG) ● Sistem Buffer Bikarbonat Jenis Nilai normal Analisis dilakukan untuk evaluasi pertukaran oksigen dan karbon dioksida dan untuk mengetahui status asam basa. Pemeriksaan dapat dilakukan pada pembuluh arteri untuk melihat keadaan pH, pCO2, pO2, dan SaO ● Nilai Normal: 95-99% O2 ● Nilai normal (suhu kamar, tergantung umur) : 75-100 mmHg SI : 10-13,3 kPa ● Nilai normal : 35-45 mmHg SI : 4,7- 6,0 kPapH ● Nilai normal : 7,35-7,45 Nilai kritis: < 7,25 atau >7,55 ● Nilai normal : 22 - 32 mEq/L SI unit : 22 - 32 mmol/L ● Nilai normal : 13-17 mEq/L ● Nilai normal : 21-28 mEq/L
  • 16. Urinalisis (UA) UA dapat digunakan untuk evaluasi gangguan fungsi ginjal, gangguan fungsi hati, gangguan hematologi, infeksi saluran kemih dan diabetes mellitus. •Berat jenis spesifi k (Specifi c gravity) Pemeriksaan berat jenis urin dapat digunakan untuk mengevaluasi penyakit ginjal pasien. Berat jenis normal adalah 1,001-1,030 dan menunjukkan kemampuan pemekatan yang baik, hal ini dipengaruhi oleh status hidrasi pasien dan konsentrasi urin •Warna urin Warna urin dipengaruhi oleh konsentrasi, adanya obat, senyawa eksogen dan endogen, dan pH •pH urin (normal 5,0-7,5) Dipengaruhi oleh diet dan vegetarian dimana asupan asam sangat rendah sehingga membuat urin menjadi alkali •Protein Jumlah protein dapat dilacak pada pasien yang berdiri dalam periode waktu yang panjang. Protein urin dihitung dari urin yang dikumpulkan selama 24 jam. Proteinuria (dengan metode dipstick) : +1 = 100 mg/dL, +2 = 300 mg/dL, +4 = 1000 mg/dL. •Glukosa Korelasi antara urin glukosa dengan glukosa serum berguna dalam memonitor dan penyesuaian terapi antidiabetik. •Keton Dapat ditemukan pada urin malnutrisi, pasien DM yang tidak terkontrol, dan pecandu alcohol •Sedimen Tes ini memberikan gambaran adanya infeksi saluran kemih, batu ginjal atau saluran kemih, nefritis, keganasan atau penyakit hati
  • 17. Pemeriksaan faal ginjal Kreatinin untuk mengukur jumlah kreatinin dalam darah. Kreatinin dihasilkan selama kontraksi otot skeletal melalui pemecahan kreatinin fosfat. Kreatinin diekskresi oleh ginjal dan konsentrasinya dalam darah sebagai indikator fungsi Ginjal Kreatinin Urin (Clcr) J Creatinine clearance Kreatinin terbentuk sebagai hasil dehidrasi kreatin otot dan merupakan produk sisa kreatin •untuk mengidentifi kasi adanya gangguan fungsi ginjal •untuk mendiagnosa penyakit ginjal •untuk memantau perkembangan penyakit •untuk memantau respon terapi •untuk mengetahui pengaruh obat terhadap fungsi ginjal
  • 18. Pemeriksaan Gastrointesinal Lipase Serum amilase Nilai normal : 20 – 123 U/L SI = 0,33 – 2,05 μkat/L Nilai normal : 10 – 140 U/L SI = 0,17 – 2,3 μkat/L
  • 19. Pemeriksaan fungsi hati Prothrombin Time Albumin Gamma Glutamil transferase (GGT) Aspartat Aminotransferase (AST) dahulu SGOT Alkalin Fosfatase (ALP) Bilirubin Alanin Aminotransferase (ALT) dahulu SGPT Laktat dihidrogenase (dahulu LDH)
  • 20. Pemeriksaan Lemak HDL (High density lipoprotein) LDL (low density lipoprotein) Nilai normal : Dewasa: 30 - 70 mg/dL SI = 0,78 - 1,81 mmol/L Nilai normal : <130 mg/dL SI: < 3,36 mmol/L Nilai batas : 130 - 159 mg/dL SI: 3,36 - 4,11 mmol/L Risiko tinggi: ≥160 mg/dL SI: ≥ 4,13 mmol/L
  • 21. Tes Human Immunodefi ciency Virus (HIV) HIV RNA DENGAN POLIMERASE CHAIN REACTION (PCR) Tes Antibodi HIV (penapisan HIV), dengan metoda: Enzyme Linked Immunosorbent Assay (Elisa) atau Enzyme Immunoassay (EIA) HITUNGAN CD4+Limfosit T Tes Western Blot Panel Hepatitis Tes Antigen HIV Hepatitis A Hepatitis B Venereal Disease Research Laboratory (VDRL) Tes Kulit Tuberculin (PPD) Uji kultur Tuberkulosis Imunologi & Serologi
  • 22. Tes Widal (Felix Widal) Pewarnaan Gram Uji Sensitifi tas Ig G dan Ig M Malaria PEMERIKSAAN MIKROBIOLOGI
  • 23. CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, including icons by Flaticon, and infographics & images by Freepik Thanks!