SlideShare a Scribd company logo
PEMBIAYAAN UTANG
KELOMPOK 1
• AHMAD JALALUDDIN
• FAWZAN FADLI ANSHARY
• FRANKLYN SAMUEL SITORUS
• LAUDI KURNIAWAN
• M. HELMI YAHYA
• MUHAMMAD SHALAHUDDIN
• RIZAL ALDRINA RAMADHAN
• UNGGUL DWI UTOMO 1
2
PEMBIAYAAN YANG BERASAL DARI UTANG
Instrumen pembiayaan utang terdiri atas Surat Berharga Negara
(SBN), pinjaman luar negeri, dan pinjaman dalam negeri.
3
Pembiayaan Utang (triliun rupiah)
4
PEMBIAYAAN YANG BERASAL DARI UTANG
1. Surat Berharga Negara (SBN)
 Merupakan surat pengakuan utang dalam mata uang rupiah
maupun valuta asing yang dijamin pembayaran bunga dan
pokoknya oleh Negara Republik Indonesia, sesuai dengan masa
berlakunya. Pemilihan jenis instrumen SBN yang akan diterbitkan
mengacu pada strategi pengelolaan utang yang ditempuh
pemerintah, baik strategi tahunan maupun strategi jangka
menengah. Secara umum, berdasarkan strategi pengelolaan utang,
penerbitan SBN tetap diprioritaskan untuk dilakukan di pasar
keuangan domestik. Hal ini bertujuan untuk :
1. Meminimalkan risiko utang, khususnya yang terkait dengan
fluktuasi nilai tukar
2. Mengembangkan pasar keuangan domestik
3. Memberikan benchmark bagi penerbitan obligasi swasta di dalam
negeri.
5
 Tujuan SBN :
1. Membiayai defisit APBN,
2. Menutup kekurangan kas jangka pendek akibat ketidaksesuaian
antara arus kas penerimaan dan pengeluarandari Rekening Kas
Negara dalam satu tahun anggaran (cash-mismatch)
3. Upaya untuk mengelola portofolio utang negara
 Jangka waktu (tenor) jatuh tempo SBN :
 Jangka pendek (<1 tahun, SPN)
 Jangka panjang (>1 tahun, obligasi 3 tahun, 5 tahun, 10 tahun, 15
tahun, 20 tahun).
 Sistem SBN : 1. Konvensional (SUN); 2. Syariah (SBSN)
6
Instrumen Surat Berharga Negara
7
Instrumen Surat Berharga Negara meliputi :
1. Surat Utang Negara (SUN), merup surat berharga berupa surat
pengakuan utang dlm mata uang rupiah maupun valas yg dijamin
pembayaran bunga dan pokoknya oleh negara, sesuai dengan masa
berlakunya. SUN dibagi 2
a. Obligasi Negara (ON), SUN yg berjangka waktu lebih dari 12 bulan dgn
kupon dan/atau dengan pembayaran bunga secara diskonto. Obligasi
negara dikelompokkan dalam dua denominasi yaitu:
i ON Valas : Obligasi negara yang diterbitkan dalam mata uang asing.
ii ON Rupiah : Obligasi negara dalam mata uang rupiah.
a) ON dengan kupon
- Variable Rate (VR ): Obligasi negara rupiah yang diterbitkan
dengan bungamengambang dengan referensi tingkat suku bunga
SBI 3 bulan dan dibayarkan setiap 3 bulan.
- FixedRate (FR): Obligasi dgn tingkat bunga tetap, terdiri :
• Fixed Rate Regular (FR Reg ): Obligasi berdenominasi rupiah yg
diterbitkan dgn tk suku bunga tetap & dibayarkan setiap 6 bln
• Obligasi Negara Ritel (ORI): Obligasi yg diterbitkan dg tk bunga
tetap yg pembayaran kuponnya dilaksanakan setiap bulan.
Pen jualan ORI dipasar perdana diperuntukkn pd investor
individu
8
b) ON Tanpa Kupon
- Zero Coupon Bond (ZCB): Obligasi negara yang pembayaran
kuponnyasecara diskonto. Investor memperoleh
keuntungan dari selisih harga beli (atdiscount) dengan
nilai nominal saat jatuh tempo, atau saat dijual sebelum
jatuh tempo.
b. Surat Perbendaharaan Negara (SPN)
SUN yang berjangka waktu sampai dengan 12 (dua belas) bulan
dengan pembayaranbunga secara diskonto.
 Surat Berharga Syariah Negara
Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau dapat juga
disebut Sukuk Negara adalah surat berharga (obligasi)
yang diterbitkan oleh pemerintah Republik
Indonesia berdasarkan prinsip syariah. Perusahaan
yang akan menerbitkan SBSN ini adalah perusahaan
yang secara khusus dibentuk guna kepentingan
penerbitan SBSN ini (special purpose vehicle-SPV).
SBSN atau sukuk negara ini adalah suatu instrumen
utang piutang tanpa riba sebagaimana dalam obligasi,
di mana sukuk ini diterbitkan berdasarkan suatu aset
acuan yang sesuai dengan prinsip syariah.
 Jenis SBSN
1. SBSN ijarah, yaitu SBSN yang diterbitkan berdasarkan
akad ijarah (akad sewa menyewa atas suatu aset).
2. SBSN mudharabah, yaitu SBSN yang diterbitkan
berdasarkan akad mudharabah (akad kerjasama dimana
salah satu pihak menyediakan modal (rab al-maal) dan
pihak lainnya menyediakan tenaga dan keahlian
(mudharib) dimana kelak keuntungannya akan dibagi
berdasarkan persentase yang disepakati sebelumnya,
apabila terjadi kerugian maka kerugian tersebut adalah
menjadi beban dan tanggung jawab pemilik modal).
3. SBSN musyarakah, yaitu SBSN yang diterbitkan
berdasarkan akad musyarakah (akad kerjasama dalam
bentuk penggabungan modal).
4. SBSN istisna’, yaitu SBSN yang diterbitkan berdasarkan
akad istisna’ (akad jual beli untuk pembiayaan suatu
proyek dimana cara ,jangka waktu penyerahan barang dan
harga barang ditentukan berdasarkan kesepakatan para
pihak.
11
2. Pinjaman Dalam Negeri (PDN)
 Merup pinjaman oleh Pemerintah yg diperoleh dari Pemberi Pinjam
an Dalam Negeri yang harus dibayar kembali dengan persyaratan
tertentu, sesuai dengan masa berlakunya (PP No.54 Tahun 2008)
 Pinjaman Dalam Negeri (PDN) dalam struktur portofolio utang
Pemerintah merupakan instrumen yang relatif baru. Pinjaman ini
mulai digunakan sebagai instrumen pembiayaan tahun 2010.
 Meskipun PDN tersebut berasal dari bank bank BUMN, namun tidak
menutup kemungkinan bagi perbankan swasta untuk ikut terlibat
dalam pengadaan PDN melalui sindikasi dengan bank-bank BUMN.
 PDN lebih difokuskan untuk membiayai kegiatan yang dilakukan oleh
K/L, Pemda, BUMN atau BUMD.
 Untuk saat ini, penggunaan PDN masih terfokus pada kegiatan yg
terkait dgn pengadaan alat utama sistem persenjataan (alutsista) dan
alat utama Polri (alut Polri) yang diproduksi oleh produsen dalam
negeri.
12
3. Pinjaman Luar Negeri (PLN)
 Merup pembiayaan melalui utang yang diperoleh Pemerintah dari
pemberi Pinjaman Luar Negeri yang diikat oleh suatu perjanjian
pinjaman dan tidak berbentuk surat berharga negara, yang harus
dibayar kembali dengan persyaratan tertentu.
 Prinsip pinjaman LN :
- transparansi
- akuntabilitas
- efisiensi dan efektifitas
- kehati-hatian
- tidak disertai ikatan politik
- tidak memiliki muatan yg dpt mngganggu stabilitas keamann negara
 Kebijakan Pinjaman Luar Negeri
- Mengutamakan pembiayaan sektor energi dan infrastruktur;
- Mempertahankan kebijakan net negative flow (penarikan pinjaman
luar negeri < pembayaran kembali);
- Meningkatkn kualitas kesiapan kegiatan & ownership KL utk mening
kan efektifitas kegiatan & penyerapan pinjaman lebih tepat waktu
Menurut PP No. 10 Th 2011, ttg Tata cara pengadaan
pinjaan luar negeri,
Sumber Pinjaman Luar Negeri terdiri dari:
• Kreditor Multilateral
• Kreditor Bilateral
• Kreditor swasta asing
• Lembaga penjamin kredit ekspor
Pinjaman Luar Negeri Digunakan untuk:
• Membiayai deficit APBN
• Membiayai kegiatan prioritas K/L
• Mengelola portofolio utang
• Diteruspinjamkan kepada Pemerintah Daerah
• Diteruspinjamkan kepada BUMN
• Dihibahkan kepada Pemerintah Daerah
Dalam APBN, struktur Pinjaman Luar Negeri terdiri dari:
• Penarikan Pinjaman Luar Negeri
• Penerusan pinjaman (SLA)
• Pembayaran cicilan pokok utang luar negeri
Pinjaman Luar Negeri terdiri dari 2 jenis, yaitu:
• Pinjaman Tunai
• Pinjaman Kegiatan
15
 Jenis Pinjaman Luar Negeri
a. Pinjaman Tunai adalah Pinjaman Luar Negeri dalam bentuk
Devisa dan/atau Rupiah yang digunakan untuk pembiayaan
defisit APBN dan pengelolaan portofolio utang. Pinjaman
tunai dapat berupa : Pinjaman Program, standby loan,
Pembiayaan Likuiditas jangka pendek, pembiayaan
Kontijensi, pembiayaan untuk permodalan dll yang
pencairannya bersifat tunai.
b. Pinjaman Kegiatan adalah Pinjaman Luar Negeri yang
digunakan untuk membiayai kegiatan tertentu. Pinjaman
kegiatan dapat berupa : pinjaman proyek, credit line dll.
16
Pinjaman luar negeri ini dapat berasal dari World Bank, Asian
Development Bank, Islamic Development Bank dan kreditor
bilateral (Jepang, Jerman, Perancis dll), serta Kredit Ekspor.
• Pinjaman Program: Untuk budget support dan pencairannya
dikaitkan dengan pemenuhan Policy Matrix di bidang kegiatan
untuk mencapai MDGs (pengentasan kemiskinan,
pendidikan,pemberantasan korupsi), pemberdayaan
masyarakat, policy terkait dengan climate change dan
infrastruktur.
• Pinjaman proyek : Untuk pembiayaan proyek infrastruktur di
berbagai sektor (perhubungan, energi, dll); proyek-proyek
dalam rangka pengentasan kemiskinan (PNPM).
17
18
 Penerusan Pinjaman/Subsidiary Loan Agreement (SLA)
Pinjaman LN dpt diteruspinjamkan kepada Pemda, BUMN dan
penerima lainnya, dengan prinsip :
- Didasarkan pada kelayakan ekonomi dan keuangan
- Menghasilkan penerimaan yang dapat menutupi pinjaman
- Mempertimbangkan kemampuan keuangan debitur
 Kebijakan penerusan pinjaman dilakukan karena KL, Pemda,
dan BUMN dilarang melakukan perikatan dalam bentuk apapun
yang dapat menimbulkan kewajiban untuk melakukan
pinjaman LN.
 Kegiatan yang dapat dibiayai dengan dana SLA :
- Pembangunan infrastruktur utk pelayanan umum diluar
kerangka penugasan khusus.
- Kegiatan investasi untuk meningkatkan pelayanan dan/atau
pening katkan penerimaan.
- Khusus Pemda, pinjaman jangka menengah digunakan untuk
pelaya nan publik yang tidak menghasilkan penerimaan.

More Related Content

What's hot

Soal dan jawaban uas bank dan lembaga keuangan
Soal dan jawaban uas bank dan lembaga keuanganSoal dan jawaban uas bank dan lembaga keuangan
Soal dan jawaban uas bank dan lembaga keuangan
M Nasution
 
Sumber Dana dan Penggunaan Dana Bank - Bank dan Lembaga Keuangan Non Bank
Sumber Dana dan Penggunaan Dana Bank - Bank dan Lembaga Keuangan Non BankSumber Dana dan Penggunaan Dana Bank - Bank dan Lembaga Keuangan Non Bank
Sumber Dana dan Penggunaan Dana Bank - Bank dan Lembaga Keuangan Non Bank
M Abdul Aziz
 

What's hot (20)

Soal dan jawaban uas bank dan lembaga keuangan
Soal dan jawaban uas bank dan lembaga keuanganSoal dan jawaban uas bank dan lembaga keuangan
Soal dan jawaban uas bank dan lembaga keuangan
 
Penganggaran sektor publik
Penganggaran sektor publikPenganggaran sektor publik
Penganggaran sektor publik
 
Pengukuran kinerja sektor publik
Pengukuran kinerja sektor publikPengukuran kinerja sektor publik
Pengukuran kinerja sektor publik
 
Sumber Dana dan Penggunaan Dana Bank - Bank dan Lembaga Keuangan Non Bank
Sumber Dana dan Penggunaan Dana Bank - Bank dan Lembaga Keuangan Non BankSumber Dana dan Penggunaan Dana Bank - Bank dan Lembaga Keuangan Non Bank
Sumber Dana dan Penggunaan Dana Bank - Bank dan Lembaga Keuangan Non Bank
 
Utang luar negeri
Utang luar negeriUtang luar negeri
Utang luar negeri
 
Aspek Keuangan (Rasio-rasio Keuangan)
Aspek Keuangan (Rasio-rasio Keuangan)Aspek Keuangan (Rasio-rasio Keuangan)
Aspek Keuangan (Rasio-rasio Keuangan)
 
Materi Akuntansi Organisasi Nirlaba
Materi Akuntansi Organisasi NirlabaMateri Akuntansi Organisasi Nirlaba
Materi Akuntansi Organisasi Nirlaba
 
Sistem Anggaran
Sistem AnggaranSistem Anggaran
Sistem Anggaran
 
PELAPORAN_KEUANGAN_DESA (1).ppt
PELAPORAN_KEUANGAN_DESA (1).pptPELAPORAN_KEUANGAN_DESA (1).ppt
PELAPORAN_KEUANGAN_DESA (1).ppt
 
Ppt kelompok 3 analisis investasi sektor publik
Ppt kelompok 3 analisis investasi sektor publikPpt kelompok 3 analisis investasi sektor publik
Ppt kelompok 3 analisis investasi sektor publik
 
Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah MTEF: Medium Term Expenditure Framework
Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah MTEF: Medium Term Expenditure FrameworkKerangka Pengeluaran Jangka Menengah MTEF: Medium Term Expenditure Framework
Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah MTEF: Medium Term Expenditure Framework
 
Portofolio investasi-bab-5-pemilhan-portofolio
Portofolio investasi-bab-5-pemilhan-portofolioPortofolio investasi-bab-5-pemilhan-portofolio
Portofolio investasi-bab-5-pemilhan-portofolio
 
Soal jawaban-bab-1-17
Soal jawaban-bab-1-17Soal jawaban-bab-1-17
Soal jawaban-bab-1-17
 
Lembaga keuangan
Lembaga keuanganLembaga keuangan
Lembaga keuangan
 
Sistem pengendalian manajemen sektor publik
Sistem pengendalian manajemen sektor publikSistem pengendalian manajemen sektor publik
Sistem pengendalian manajemen sektor publik
 
Sumber Sumber Pendanaan
Sumber Sumber PendanaanSumber Sumber Pendanaan
Sumber Sumber Pendanaan
 
Laporan keuangan perbankan
Laporan keuangan perbankanLaporan keuangan perbankan
Laporan keuangan perbankan
 
penganggaran sektor publik
penganggaran sektor publikpenganggaran sektor publik
penganggaran sektor publik
 
Akuntansi aset-tetap PEMDA - Akrual Penuh
Akuntansi aset-tetap PEMDA - Akrual PenuhAkuntansi aset-tetap PEMDA - Akrual Penuh
Akuntansi aset-tetap PEMDA - Akrual Penuh
 
Anggaran publik
Anggaran publikAnggaran publik
Anggaran publik
 

Similar to Pembiayaan utang

Utang pemerintah dan kesinambungan fiskal 2
Utang pemerintah dan kesinambungan fiskal 2Utang pemerintah dan kesinambungan fiskal 2
Utang pemerintah dan kesinambungan fiskal 2
Mulyadi Yusuf
 
Konsep pinjaman daerah
Konsep pinjaman daerahKonsep pinjaman daerah
Konsep pinjaman daerah
Hendra Jaya
 

Similar to Pembiayaan utang (20)

Utang pemerintah dan kesinambungan fiskal 2
Utang pemerintah dan kesinambungan fiskal 2Utang pemerintah dan kesinambungan fiskal 2
Utang pemerintah dan kesinambungan fiskal 2
 
Sesi iii bank
Sesi iii bankSesi iii bank
Sesi iii bank
 
Municipal Bond
Municipal BondMunicipal Bond
Municipal Bond
 
Analisis perkreditan
Analisis perkreditanAnalisis perkreditan
Analisis perkreditan
 
PENGENALAN BPR DAN PRODUK – PRODUK BPR
PENGENALAN BPR  DAN PRODUK – PRODUK BPRPENGENALAN BPR  DAN PRODUK – PRODUK BPR
PENGENALAN BPR DAN PRODUK – PRODUK BPR
 
PPT KEL 5 - KREDIT DAN LEASING.pptx
PPT KEL 5 - KREDIT DAN LEASING.pptxPPT KEL 5 - KREDIT DAN LEASING.pptx
PPT KEL 5 - KREDIT DAN LEASING.pptx
 
Bank & Lembaga Keuangan
Bank & Lembaga KeuanganBank & Lembaga Keuangan
Bank & Lembaga Keuangan
 
BAB 1 Akuntansi Utang Jangka Panjang.pptx
BAB 1 Akuntansi Utang Jangka Panjang.pptxBAB 1 Akuntansi Utang Jangka Panjang.pptx
BAB 1 Akuntansi Utang Jangka Panjang.pptx
 
Tugas softskill
Tugas softskillTugas softskill
Tugas softskill
 
Tugas softskill
Tugas softskillTugas softskill
Tugas softskill
 
Tugas softskill
Tugas softskillTugas softskill
Tugas softskill
 
Bank Umum
Bank UmumBank Umum
Bank Umum
 
Bank
BankBank
Bank
 
Konsep pinjaman daerah
Konsep pinjaman daerahKonsep pinjaman daerah
Konsep pinjaman daerah
 
Perban
PerbanPerban
Perban
 
perbankkan
perbankkanperbankkan
perbankkan
 
Pengantar perbankan
Pengantar perbankanPengantar perbankan
Pengantar perbankan
 
obli.docx
obli.docxobli.docx
obli.docx
 
Ruang Lingkup Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank
Ruang Lingkup Lembaga Keuangan Bank dan Non BankRuang Lingkup Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank
Ruang Lingkup Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank
 
Sun
SunSun
Sun
 

Recently uploaded

Recently uploaded (20)

KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdf
 
BUKTI DUKUNG RHK SEKOLAH DASAR NEGERI.pptx
BUKTI DUKUNG RHK SEKOLAH DASAR NEGERI.pptxBUKTI DUKUNG RHK SEKOLAH DASAR NEGERI.pptx
BUKTI DUKUNG RHK SEKOLAH DASAR NEGERI.pptx
 
Modul P5 Berekayasa dan Berteknologi untuk Membangun NKRI.pptx
Modul P5 Berekayasa dan Berteknologi untuk Membangun NKRI.pptxModul P5 Berekayasa dan Berteknologi untuk Membangun NKRI.pptx
Modul P5 Berekayasa dan Berteknologi untuk Membangun NKRI.pptx
 
RENCANA + Link2 MATERI Training _PEMBEKALAN Kompetensi_PENGELOLAAN PENGADAAN...
RENCANA + Link2 MATERI  Training _PEMBEKALAN Kompetensi_PENGELOLAAN PENGADAAN...RENCANA + Link2 MATERI  Training _PEMBEKALAN Kompetensi_PENGELOLAAN PENGADAAN...
RENCANA + Link2 MATERI Training _PEMBEKALAN Kompetensi_PENGELOLAAN PENGADAAN...
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
 
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           xKoneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
 
Dokumen Tindak Lanjut Pengelolaan Kinerja Guru.docx
Dokumen Tindak Lanjut Pengelolaan Kinerja Guru.docxDokumen Tindak Lanjut Pengelolaan Kinerja Guru.docx
Dokumen Tindak Lanjut Pengelolaan Kinerja Guru.docx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Repi jayanti_2021 B_Analsis Kritis Jurnal
Repi jayanti_2021 B_Analsis Kritis JurnalRepi jayanti_2021 B_Analsis Kritis Jurnal
Repi jayanti_2021 B_Analsis Kritis Jurnal
 
perumusan visi, misi dan tujuan sekolah.ppt
perumusan visi, misi dan tujuan sekolah.pptperumusan visi, misi dan tujuan sekolah.ppt
perumusan visi, misi dan tujuan sekolah.ppt
 
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
 
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
 
Solusi dan Strategi ATHG yang di hadapi Indonesia (Kelas 11).pptx
Solusi dan Strategi ATHG yang di hadapi Indonesia (Kelas 11).pptxSolusi dan Strategi ATHG yang di hadapi Indonesia (Kelas 11).pptx
Solusi dan Strategi ATHG yang di hadapi Indonesia (Kelas 11).pptx
 
Naufal Khawariz_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Naufal Khawariz_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdfNaufal Khawariz_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Naufal Khawariz_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
 
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfLaporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
 
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
 
Sejarah dan Perkembangan Agama Hindu.pptx
Sejarah dan Perkembangan Agama Hindu.pptxSejarah dan Perkembangan Agama Hindu.pptx
Sejarah dan Perkembangan Agama Hindu.pptx
 
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptxtugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 

Pembiayaan utang

  • 1. PEMBIAYAAN UTANG KELOMPOK 1 • AHMAD JALALUDDIN • FAWZAN FADLI ANSHARY • FRANKLYN SAMUEL SITORUS • LAUDI KURNIAWAN • M. HELMI YAHYA • MUHAMMAD SHALAHUDDIN • RIZAL ALDRINA RAMADHAN • UNGGUL DWI UTOMO 1
  • 2. 2 PEMBIAYAAN YANG BERASAL DARI UTANG Instrumen pembiayaan utang terdiri atas Surat Berharga Negara (SBN), pinjaman luar negeri, dan pinjaman dalam negeri.
  • 4. 4 PEMBIAYAAN YANG BERASAL DARI UTANG 1. Surat Berharga Negara (SBN)  Merupakan surat pengakuan utang dalam mata uang rupiah maupun valuta asing yang dijamin pembayaran bunga dan pokoknya oleh Negara Republik Indonesia, sesuai dengan masa berlakunya. Pemilihan jenis instrumen SBN yang akan diterbitkan mengacu pada strategi pengelolaan utang yang ditempuh pemerintah, baik strategi tahunan maupun strategi jangka menengah. Secara umum, berdasarkan strategi pengelolaan utang, penerbitan SBN tetap diprioritaskan untuk dilakukan di pasar keuangan domestik. Hal ini bertujuan untuk : 1. Meminimalkan risiko utang, khususnya yang terkait dengan fluktuasi nilai tukar 2. Mengembangkan pasar keuangan domestik 3. Memberikan benchmark bagi penerbitan obligasi swasta di dalam negeri.
  • 5. 5  Tujuan SBN : 1. Membiayai defisit APBN, 2. Menutup kekurangan kas jangka pendek akibat ketidaksesuaian antara arus kas penerimaan dan pengeluarandari Rekening Kas Negara dalam satu tahun anggaran (cash-mismatch) 3. Upaya untuk mengelola portofolio utang negara  Jangka waktu (tenor) jatuh tempo SBN :  Jangka pendek (<1 tahun, SPN)  Jangka panjang (>1 tahun, obligasi 3 tahun, 5 tahun, 10 tahun, 15 tahun, 20 tahun).  Sistem SBN : 1. Konvensional (SUN); 2. Syariah (SBSN)
  • 7. 7 Instrumen Surat Berharga Negara meliputi : 1. Surat Utang Negara (SUN), merup surat berharga berupa surat pengakuan utang dlm mata uang rupiah maupun valas yg dijamin pembayaran bunga dan pokoknya oleh negara, sesuai dengan masa berlakunya. SUN dibagi 2 a. Obligasi Negara (ON), SUN yg berjangka waktu lebih dari 12 bulan dgn kupon dan/atau dengan pembayaran bunga secara diskonto. Obligasi negara dikelompokkan dalam dua denominasi yaitu: i ON Valas : Obligasi negara yang diterbitkan dalam mata uang asing. ii ON Rupiah : Obligasi negara dalam mata uang rupiah. a) ON dengan kupon - Variable Rate (VR ): Obligasi negara rupiah yang diterbitkan dengan bungamengambang dengan referensi tingkat suku bunga SBI 3 bulan dan dibayarkan setiap 3 bulan. - FixedRate (FR): Obligasi dgn tingkat bunga tetap, terdiri : • Fixed Rate Regular (FR Reg ): Obligasi berdenominasi rupiah yg diterbitkan dgn tk suku bunga tetap & dibayarkan setiap 6 bln • Obligasi Negara Ritel (ORI): Obligasi yg diterbitkan dg tk bunga tetap yg pembayaran kuponnya dilaksanakan setiap bulan. Pen jualan ORI dipasar perdana diperuntukkn pd investor individu
  • 8. 8 b) ON Tanpa Kupon - Zero Coupon Bond (ZCB): Obligasi negara yang pembayaran kuponnyasecara diskonto. Investor memperoleh keuntungan dari selisih harga beli (atdiscount) dengan nilai nominal saat jatuh tempo, atau saat dijual sebelum jatuh tempo. b. Surat Perbendaharaan Negara (SPN) SUN yang berjangka waktu sampai dengan 12 (dua belas) bulan dengan pembayaranbunga secara diskonto.
  • 9.  Surat Berharga Syariah Negara Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau dapat juga disebut Sukuk Negara adalah surat berharga (obligasi) yang diterbitkan oleh pemerintah Republik Indonesia berdasarkan prinsip syariah. Perusahaan yang akan menerbitkan SBSN ini adalah perusahaan yang secara khusus dibentuk guna kepentingan penerbitan SBSN ini (special purpose vehicle-SPV). SBSN atau sukuk negara ini adalah suatu instrumen utang piutang tanpa riba sebagaimana dalam obligasi, di mana sukuk ini diterbitkan berdasarkan suatu aset acuan yang sesuai dengan prinsip syariah.
  • 10.  Jenis SBSN 1. SBSN ijarah, yaitu SBSN yang diterbitkan berdasarkan akad ijarah (akad sewa menyewa atas suatu aset). 2. SBSN mudharabah, yaitu SBSN yang diterbitkan berdasarkan akad mudharabah (akad kerjasama dimana salah satu pihak menyediakan modal (rab al-maal) dan pihak lainnya menyediakan tenaga dan keahlian (mudharib) dimana kelak keuntungannya akan dibagi berdasarkan persentase yang disepakati sebelumnya, apabila terjadi kerugian maka kerugian tersebut adalah menjadi beban dan tanggung jawab pemilik modal). 3. SBSN musyarakah, yaitu SBSN yang diterbitkan berdasarkan akad musyarakah (akad kerjasama dalam bentuk penggabungan modal). 4. SBSN istisna’, yaitu SBSN yang diterbitkan berdasarkan akad istisna’ (akad jual beli untuk pembiayaan suatu proyek dimana cara ,jangka waktu penyerahan barang dan harga barang ditentukan berdasarkan kesepakatan para pihak.
  • 11. 11 2. Pinjaman Dalam Negeri (PDN)  Merup pinjaman oleh Pemerintah yg diperoleh dari Pemberi Pinjam an Dalam Negeri yang harus dibayar kembali dengan persyaratan tertentu, sesuai dengan masa berlakunya (PP No.54 Tahun 2008)  Pinjaman Dalam Negeri (PDN) dalam struktur portofolio utang Pemerintah merupakan instrumen yang relatif baru. Pinjaman ini mulai digunakan sebagai instrumen pembiayaan tahun 2010.  Meskipun PDN tersebut berasal dari bank bank BUMN, namun tidak menutup kemungkinan bagi perbankan swasta untuk ikut terlibat dalam pengadaan PDN melalui sindikasi dengan bank-bank BUMN.  PDN lebih difokuskan untuk membiayai kegiatan yang dilakukan oleh K/L, Pemda, BUMN atau BUMD.  Untuk saat ini, penggunaan PDN masih terfokus pada kegiatan yg terkait dgn pengadaan alat utama sistem persenjataan (alutsista) dan alat utama Polri (alut Polri) yang diproduksi oleh produsen dalam negeri.
  • 12. 12 3. Pinjaman Luar Negeri (PLN)  Merup pembiayaan melalui utang yang diperoleh Pemerintah dari pemberi Pinjaman Luar Negeri yang diikat oleh suatu perjanjian pinjaman dan tidak berbentuk surat berharga negara, yang harus dibayar kembali dengan persyaratan tertentu.  Prinsip pinjaman LN : - transparansi - akuntabilitas - efisiensi dan efektifitas - kehati-hatian - tidak disertai ikatan politik - tidak memiliki muatan yg dpt mngganggu stabilitas keamann negara  Kebijakan Pinjaman Luar Negeri - Mengutamakan pembiayaan sektor energi dan infrastruktur; - Mempertahankan kebijakan net negative flow (penarikan pinjaman luar negeri < pembayaran kembali); - Meningkatkn kualitas kesiapan kegiatan & ownership KL utk mening kan efektifitas kegiatan & penyerapan pinjaman lebih tepat waktu
  • 13. Menurut PP No. 10 Th 2011, ttg Tata cara pengadaan pinjaan luar negeri, Sumber Pinjaman Luar Negeri terdiri dari: • Kreditor Multilateral • Kreditor Bilateral • Kreditor swasta asing • Lembaga penjamin kredit ekspor Pinjaman Luar Negeri Digunakan untuk: • Membiayai deficit APBN • Membiayai kegiatan prioritas K/L • Mengelola portofolio utang • Diteruspinjamkan kepada Pemerintah Daerah • Diteruspinjamkan kepada BUMN • Dihibahkan kepada Pemerintah Daerah
  • 14. Dalam APBN, struktur Pinjaman Luar Negeri terdiri dari: • Penarikan Pinjaman Luar Negeri • Penerusan pinjaman (SLA) • Pembayaran cicilan pokok utang luar negeri Pinjaman Luar Negeri terdiri dari 2 jenis, yaitu: • Pinjaman Tunai • Pinjaman Kegiatan
  • 15. 15  Jenis Pinjaman Luar Negeri a. Pinjaman Tunai adalah Pinjaman Luar Negeri dalam bentuk Devisa dan/atau Rupiah yang digunakan untuk pembiayaan defisit APBN dan pengelolaan portofolio utang. Pinjaman tunai dapat berupa : Pinjaman Program, standby loan, Pembiayaan Likuiditas jangka pendek, pembiayaan Kontijensi, pembiayaan untuk permodalan dll yang pencairannya bersifat tunai. b. Pinjaman Kegiatan adalah Pinjaman Luar Negeri yang digunakan untuk membiayai kegiatan tertentu. Pinjaman kegiatan dapat berupa : pinjaman proyek, credit line dll.
  • 16. 16 Pinjaman luar negeri ini dapat berasal dari World Bank, Asian Development Bank, Islamic Development Bank dan kreditor bilateral (Jepang, Jerman, Perancis dll), serta Kredit Ekspor. • Pinjaman Program: Untuk budget support dan pencairannya dikaitkan dengan pemenuhan Policy Matrix di bidang kegiatan untuk mencapai MDGs (pengentasan kemiskinan, pendidikan,pemberantasan korupsi), pemberdayaan masyarakat, policy terkait dengan climate change dan infrastruktur. • Pinjaman proyek : Untuk pembiayaan proyek infrastruktur di berbagai sektor (perhubungan, energi, dll); proyek-proyek dalam rangka pengentasan kemiskinan (PNPM).
  • 17. 17
  • 18. 18  Penerusan Pinjaman/Subsidiary Loan Agreement (SLA) Pinjaman LN dpt diteruspinjamkan kepada Pemda, BUMN dan penerima lainnya, dengan prinsip : - Didasarkan pada kelayakan ekonomi dan keuangan - Menghasilkan penerimaan yang dapat menutupi pinjaman - Mempertimbangkan kemampuan keuangan debitur  Kebijakan penerusan pinjaman dilakukan karena KL, Pemda, dan BUMN dilarang melakukan perikatan dalam bentuk apapun yang dapat menimbulkan kewajiban untuk melakukan pinjaman LN.  Kegiatan yang dapat dibiayai dengan dana SLA : - Pembangunan infrastruktur utk pelayanan umum diluar kerangka penugasan khusus. - Kegiatan investasi untuk meningkatkan pelayanan dan/atau pening katkan penerimaan. - Khusus Pemda, pinjaman jangka menengah digunakan untuk pelaya nan publik yang tidak menghasilkan penerimaan.