1. Melaksanakan SMK3-L dan Komunikasi di
Tempat Kerja
• Penerapan SMK3 merupakan salah satu cara untuk menjamin konsistensi dan
efektifitas perusahaan dalam mengendalikan sumber bahaya, dapat meminimalkan
resiko, mengurangi dan mencegah kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta
memaksimalkan efisiensi perusahaan yang pada akhirnya dapat meningkatkan
produktivitas perusahaan, untuk memacu peningkatan daya saing barang dan jasa.
• Tujuan dari SMK3 adalah untuk menciptakan suatu sistem keselamatan dan kesehatan
kerja di tempat kerja degan melibatkan usur manajemen, tenaga kerja, kondisi dan
lingkungan kerja yang terintegrasi, dalam rangka mencegah dan mengurangi
kecelakaan, dan penyakit kerja, serta tercipta tempat kerja yang aman, efisien dan
produktif.
• Komunikasi meliputi komunikasi internal antar bagian maupun sesama bagian dalam
struktur organisasi perusahaan maupun komunikasi eksternal dengan pihak lain seperti
kontraktor, pemasok, pengunjung, tamu dan masyarakat luas maupun pihak ketiga
yang bekerja sama dengan perusahaan berkaitan dengan K3.
2. Melaksanakan Pekerjaan Persiapan
• Pekerjaan persiapan terdiri atas penyusunan rencana kebutuhan,
rencana pendanaan dan rencana penyediaan dana.
• Tahap perencanaan teknis meliputi perencanaan teknis baru,
perencanaan teknis dengan prototipe atau purwarupa.
• Metode pekerjaan persiapan meliputi Direksikeet, Pengukuran,
Persiapan alat, persiapan bahan dan persiapan tenaga kerja.
3. Melaksanakan Pekerjaan Pondasi
• Pemilihan jenis pondasi bergantung pada beban yang harus didukung, kondisi tanah
pondasi dan biaya pembuatan pondasi yang dibandingan terhadap biaya struktur atasnya
(Hardiyatmo, 2011).
• Langkah – langkah perancangan pondasi, adalah sebagai berikut (Hardiyatmo, 2011):
1. Menentukan jumlah beban efektif yang akan ditranfer ke tanah di bawah fondasi.
Untuk perancangan tulangan, perlu ditentukan besarnya beban mati dan beban hidup
dan beban – beban tersebut harus dikalikan faktor – faktor pengali tertentu menurut
peraturan yang berlaku.
2. Menentukan nilai kapasitas dukung ijin (qa). Luas dasar pondasi, secara pendekatan
ditentukan dari membagi jumlah beban efektif dengan kapasitas dukung ijin (qa).
3. Didasarkan pada tekanan yang terjadi pada dasar pondasi, dapat dilakukan
perancangan struktur dari pondasinya, yaitu dengan menghitung momen – momen
lentur dan gaya – gaya geser yang terjadi pada pelat pondasi.
6. Melaksanakan Pekerjaan Struktur
• Dalam pelaksanaan pekerjaan struktur bangunan tinggi dikarenakan bobot pekerjaan dan tingginya struktur
yang akan dibangun sehingga berpengaruh pada mobilisasi alat, tenaga kerja, kebutuhan bahan, dan
pelaksanaan pekerjaan, serta faktor K3L (Kesehatan Keselamatan Kerja dan Lingkungan). Maka dari itu
pelaksanaan pada bangunan tinggi perlu dikelola dengan tepat agar bangunan tersebut dapat terselenggara
dengan baik.
• Pembesian adalah bagian terpenting dari struktur beton bertulang. Tulangan pada beton berfungsi untuk
menahan gaya tarik yang kemudian dapat menyebabkan retakan pada beton.
• Bekisting (formwork) merupakan struktur sementara yang mendukung beratnya sendiri dan berat beton
basah, serta beban hidup yang ada diatasnya seperti material, alat, tenaga kerja, dan lain-lain. Sehingga
harus dipastikan bahan bekisting yang digunakan memenuhi kekuatan yang direncanakan.
• Pengecoran dilakukan setelah bekisting terpasang sesuai rencana. Pengecoran merupakan pekerjaan
memproduksi beton (campuran agregat halus, agregat kasar, semen portland, air dan / atau puzzoland
(additive) dan pouring (menuang beton) ke cetakan. Setelah usia beton memenuhi, maka dapat dilakukan
pembongkaran bekisting.
• Pembongkaran bekisting pada seluruh bagian cetakan yang sudah dapat dibongkar harus dilepas dengan
tenaga statis, tanpa goncangan, getaran atau kerusakan pada beton. Pemasangan Kembali penunjang
(reshoring) harus dilakukan segera setelah pembongkaran cetakan balok dan pelat lantai dan harus tetap
ditempat sampai beton mencapai kriteria kekuatan umur 28 hari dan sampai seluruh pekerjaan pengecoran
beton 3 lantai diatasnya selesai dilaksanakan.
7. Melaksanakan Pekerjaan Arsitektur
• Pekerjaan arsitektur meliputi
pengerjaan partisi dengan
memperhatikan kelurusan dan
kesejajaran rangka,
pengerjaan lantai keramik
dengan memperhatikan
kondisi real bangunan, kualitas
alat dan bahan, pengerjaan
plafond dengan
memperhatikan pengukuran
rangka hollow dan pengerjaan
pengecatan yang
memperhatikan kualitas dan
kondisi dinding yang akan di
cat.
8. Membuat Laporan Pelaksanaan Pekerjaan
• Laporan Pelaksanaan pekerjaan biasanya terdiri dari 2 laporan, yaitu
laporan umum dan laporan khusus.
• Laporan umum meliputi evaluasi pelaksanaan pekerjaan dari awal
hingga akhir berupa laporan harian, mingguan, bulanan dan laporan
akhir pekerjaan.
• Laporan Khusus meliputi laporan mengenai kejadian diluar dugaan
yang dapat mempengaruhi terlaksananya pekerjaan dan Langkah yang
diambil dalam mengatasinya.