CONTOH FORMAT PPT PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN GEDUNG MADYA LEVEL 5.pptx
1. UJI KOMPETENSI – LSP ASTEKINDO KONSTRUKSI MANDIRI
FR.IA.04. PENJELASAN SINGKAT PROYEK TERKAIT /
KEGIATAN TERSTRUKTUR LAINNYA
FOTO ASESI
Skema Sertifikasi : Pelaksana Lapangan Pekerjaan
Gedung
Jenjang : 4
Nama Asesi :
NIK Asesi :
Tgl. Asesmen :
TUK : P3SM SUMATERA SELATAN
Nama Asesor :
2. PETUNJUK / INSTRUKSI
• Buatlah presentasi berdasarkan pengalaman anda dalam
melaksanakan pekerjaan di Proyek Konstruksi sebagai Pelaksana
Lapangan Pekerjaan Gedung
• Materi yang disampaikan singkat dan padat
• Lampirkan foto/dokumen/gambar dalam slide presentasi ini sebagai
pendukung dalam presentasi anda
• Waktu untuk presentasi di hadapan Asesor ± 15 Menit
• Asesor akan menggali Kompetensi Asesi melalui pertanyaan untuk
Mendukung Tugas Praktik Demonstrasi
3. SUBSTANSI PRESENTASI
• Substansi yang harus disampaikan antara lain:
• Melaksanakan SMK3-L dan Komunikasi di Tempat Kerja
• Melaksanakan Pekerjaan Persiapan
• Melaksanakan Pekerjaan Pondasi
• Melaksanakan Pekerjaan Struktur
• Melaksanakan Pekerjaan Arsitektur
• Membuat Laporan Pelaksanaan Pekerjaan
4. I. Melaksanakan SMK3-L dan Komunikasi di Tempat Kerja
A. Melaksanakan SMK3-L
Berdasarkan PP nomor 50 tahun 2012, sistem manajemen keselamata
dan kesehatan kerja adalah bagian dari sistem manajemen perusahaan
secara keseluruhan dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan
dengan kegiatan kerja, guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien,
dan produktif.
Sistem Manajemen K3 memiliki peran penting bagi perusahaan dalam
mengelola risiko-risiko yang mungkin terjadi di tempat kerja. Penerapan
sistem ini juga bentuk dari komitmen perusahaan memberikan jaminan
keamanan dan keselamatan bagi pekerja serta lingkungan.
Penerapan Sistem Manajemen K3 yang baik dan efektif akan membantu
perusahaan dalam menciptakan lingkungan kerja yang aman, nyaman,
dan produktif, serta dapat meningkatkan kesejahteraan karyawan.
Sehingga perusahaan dapat meningkatkan performa bisnis dan
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
5. Tahapan dalam menerapkan SMK3
1. Penetapan Kebijakan K3 Tahap awal
Penetapan untuk kebijakan K3 yang disusun secara sistematis. Paling sedikit
memuat visi, tujuan perusahaan, komitmen untuk melaksanakan kebijakan.
Serta program kerja yang bersifat umum atau operasional. Dalam membuat
kebijakan K3 perusahaan harus melakukan tinjauan terhadap potensi bahaya
yang bisa muncul, sebab akibat kecelakaan kerja, dan lain sebagainya.
2. Perencanaan K3
Perencanaan ini dibuat dengan kebijakan K3 sebagai acuannya. Proses
penyusunanya perlu melibatkan wakil pekerja, panitia pembina K3, ahli K3, dan
pihak lain terkait lainnya dari perusahaan.Rencana K3 ini harus mencakupi
tujuan dan sasaran, skala prioritas, upaya pengendalian bahaya, penetapan
sumber daya, waktu pelaksanaan, indikator pencapaian, dan sistem
pertanggungjawaban
6. 3. Pelaksanaan Rencana K3
Setelah rencana disusun perusahaan dapat mulai melaksanakan program K3,
dengan didukung oleh SDM dalam bidang K3, sarana, dan prasarana. SDM K3
diwajibkan memiliki kompetensi yang dibuktikan dari sertifikat.
4. Pemantauan dan Evaluasi Kinerja
Perusahaan perlu melakukan evaluasi kinerja penerapan K3. Dengan cara
melakukan audit secara internal. Namun jika perusahaan tidak memiliki SDM
yang cukup, bisa menggunakan jasa audit dari lembaga sertifikasi yang telah
diakui pemerintah
5. Peninjau dan Peningkatan Kinerja SMK3
Perusahaan juga wajib melakukan peninjauan dan peningkatan kinerja sistem
manajemen K3. Tahap ini perlu dilakukan terlebih jika ada beberapa
perubahan dalam peraturan perundang undangan, struktur organisasi
perusahaan, masukan dari pekerja, terjadi kecelakaan di tempat kerja, dan lain
sebagainya.
7. Tujuan Penerapan SMK3
Penerapan Sistem Manajemen K3 memiliki sejumlah tujuan yaitu :
1. Meningkatkan efektifitas penerapan K3, jadi lebih terencana, dapat
diukur, terstruktur serta terintegrasi.
2. Mencegah serta mengurangi potensi kecelakaan kerja atau penyakit
akibat pekerjaan. Dengan melibatkan berbagai pihak, mulai dari
manajemen, pekerjanya sendiri, dan serikat pekerja atau buruh.
3. Menciptakan lingkungan kerja yang nyaman, aman, dan efisien,
sehingga dapat mendorong tingkat produktivitas.
8. Manfaat Sistem Manajemen K3
Penerapan SMK3 ini mampu memberikan manfaat :
1. Memberikan Perlindungan Kepada KaryawanTujuan utama diterapkannya
SMK3 ini adalah untuk memberikan perlindungan terhadap para pekerja.
Karena bagaimanapun Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan aset
penting bagi perusahaan. Maka perusahaan wajib memberikan jaminan
terhadap kesehatan dan keselamatan para karyawan.
2. Membangun Sistem Manajemen yang Lebih Efektif Memberlakukan
aturan dan program K3 saja tidaklah cukup. Dibutuhkan prosedur yang
tepat dan sistematis. Supaya semua upaya K3 berjalan dengan terorganisir,
terarah, dan efektif.
3. Mengurangi Pengeluaran BiayaManfaat lain dari penerapan SMK3 adalah
mampu mengurangi pengeluaran biaya. Ketika terjadi kecelakaan kerja,
penyakit akibat kerja, dan kerusakaan, perusahaan akan mengeluarkan
sejumlah biaya.
9. B. Melaksanakan Komunikasi K3 di Tempat Kerja
Guna menjamin penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja, maka Perusahaan perlu menyusun sistem komunikasi
untuk mendukung pelaksanaan Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja yang baik di tempat kerja.
Komunikasi meliputi komunikasi internal antar bagian maupun sesama
bagian dalam struktur organisasi Perusahaan maupun komunikasi
eksternal dengan pihak lain seperti kontraktor, pemasok, pengunjung,
tamu dan masyarakat luas maupun pihak ke tiga yang bekerja sama
dengan Perushaaan berkaitan dengan K3 (Keselamatan dan Kesehatan
Kerja).
Komunikasi dapat melalui beragam media, cara dan teknologi yang
secara efektif dapat menyampaikan pesan kepada semua pihak yang
perlu mendapat informasi berkaitan dengan Penerapan Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
10. II. Melaksanakan Pekerjaan Persiapan
Sebelum pelaksanaan pekerjaan pokok suatu proyek konstruksi,
pekerjaan pertama yang harus dilakukan adalah pelaksanaan pekerjaan
persiapan.
Pekerjaan persiapan sangat penting dan menentukan keberhasilan
pelaksanaan pekerjaan yang berawal dari tahapan ini.
Keterlambatan pada tahap Pekerjaan Persiapan maka akan
mempengaruhi urutan kegiatan berikutnya oleh karena itu pekerjaan
persiapan harus direncanakan sebelum masa pelaksanaan suatu proyek
konstruksi di mulai.
11. Berikut ini adalah pekerjaan yang perlu dilakukan sebagai kegiatan persiapan
diantaranya adalah :
1. Pembersihan lapangan
Lahan yang akan dibangun dibersihkan dari sampah, kotoran dan
sebagainya yang akan mengganggu jalannya pekerjaan
2. Pekerjaan pengukuran
Setelah kegiatan pembersihan, selanjutnya dilakukan pengukuran lahan
yang akan dibangun.Perlu diingat bahwa tanah tidak selamanya datar,
oleh karena itu maka perlu cara tersendiri dalam pengukuran bila ingin
mendapatkan luasan yang diinginkan, karena bangunan yang akan dibuat
pasti direncanakan datar dengan ukuran tertentu.
Agar mendapatkan hasil pengukuran lahan yang sebanding dengan
bidang lahan maka dapat digunakan alat bantu ukur seperti waterpass
atau pesawat theodolit untuk bangunan yang lebih besar dan luas.
12. Sementara untuk luas bangunan yang kecil seperti rumah tinggal cukup
menggunakan selang plastik yang diisi dengan air.Selang plastik yang
berisi air ini juga dapat difungsikan sebagai waterpass.
Pengisian air di dalam waterpass tidak perlu diisi penuh, namun perlu
diperhatikan di dalam selang plastik tidak terdapat gelembung
udara.Untuk cara pengukuran dengan waterpass sederhana tersebut
cukup dengan membuat hingga permukaan air kepada kedua ujung
selang menjadi diam.
Dimana pada posisi diam itulah dianggap kedua titik pada batas
permukaan air di masing-masing unjung selang memiliki ketinggian
yang sama atau akan membentuk bidang datar, kemudian berilah tanda
pada masing-masing titik untuk bidang datar tersebut.
13. 3. Pekerjaan Bowplank
Pekerjaan ini merupakan pekerjaan pemasangan papan pada lokasi as
atau sumbu atau center line dari struktur bangunan.
Pekerjaan bowplank dilakukan setelah pekerjaan pengukuran tanah dan
titik-titik batas selesai dilakukan.Bowplank di pasang pada patok-patok
kayu membentuk bidang datar (Waterpass).
Titik-titik pada bowplank diberi tanda dengan paku yang cukup kuat dan
tidak mudah lepas, karena paku akan digunakan untuk menarik
benang.Agar kedudukan paku mudah dikontrol, dibagian dalam paku
untk menarik tarikan benang diberi tanda dengan cat meni.
Papan-papan bowplank ke arah panjang dan ke arah lebar harus bertemu
saling tegak lurus, ini harus diperhatikan karena dinding tembok nantinya
harus membentuk sudut siku.
17. • Melaksanakan Pekerjaan Pondasi
• Pondasi adalah bagian terendah dari bangunan yang meneruskan beban bangunan ke
• tanah atau batuan yang ada di bawahnya.Terdapat dua klasifikasi pondasi, yaitu pondasi
• dangkal dan pondasi dalam. Pondasi dangkal didefinisikan sebagai pondasi yang
mendukung
• bebannya secara langsung, seperti: pondasi telapak, pondasi memanjang.
• Pondasi yang dipilih untuk gedung ini yaitu pondasi telapak. Metode pekerjaan proyek
• ini dilakukan dengan membagi dua zone pekerjaan, yaitu zona 1 yang dikerjakan terlebih
• dahulu kemudian zona 2. Terdapat dua pekerjaan tambah yaitu pekerjaan Sumpit di
antara
• grid 10 dan grid 9 dibuat sumpit dengan ukuran 2 meter x 2 meter dan dalamnya 2,5
meter
• dari elevasi lantai basement dan pondasi mesin genset yang berada di Grid.
19. • Melaksanakan Pekerjaan Struktur
Pekerjaan struktural pada intinya merupakan pekerjaan struktur beton
dan pekerjaan struktural untuk proyek konstruksi gedung meliputi pekerjaan
pondasi, sloof, kolom, balok, pelat, dan kerangka atap. Sebelum dimulainya
pelaksanaan pekerjaan proyek terlebih dahulu pelaksana proyek harus
menyusun anggaran yang harus dikeluarkan untuk melaksanakan pekerjaan
proyek atau biaya pelaksanaan proyek, dan disini pelaksana proyek harus
mengusahakan anggaran yang harus dikeluarkan sedapat mungkin tidak
melebihi Rencana Anggaran Biaya (RAB) yang disepakati agar pelaksana
20. • proyek mendapat keuntungan di luar keuntungan yang telah
disepakati.
• Pengamatan terhadap pekerjaan struktural pada proyek yang ditinjau
• dimaksudkan untuk menghitung Rencana Anggaran Pelaksanaan
(RAP) pada
• konstruksi gedung, khususnya pada pekerjaan structural, kemudian
• menganalisa prosentase kenaikan biaya upah untuk tiap lantai.
21. • Melaksanakan Pekerjaan Arsitektur
• Ruang Lingkup Pekerjaan Arsitektur
• Pekerjaan arsitektur memiliki ruang lingkup pekerjaan, yang meliputi:
• 1. Pekerjaan kulit luar / facade
• 2. Pekerjaan pasangan dinding / partisi
• 3. Pekerjaan pintu dan jendela
• 4. Pekerjaan lantai
• 5. Pekerjaan plafond
• 6. Pekerjaan khusus lainnya
23. • Masing - masing pekerjaan tersebut diatas masih dapat di break down
lebih rinci
• lagi atas beberapa pekerjaan seperti: pekerjaan pasangan dinding
dapat dirinci lagi
• menjadi pasangan dinding celcon dan gypsum dan seterusnya
25. • Membuat Laporan Pelaksanaan Pekerjaan
• Membuat laporan harian dan mingguan pelaksanaan pekerjaan yang
antara lain adalah
• membuat laporan harian dan mingguan penggunaan bahan, alat dan
tenaga kerja.
• Membuat laporan kemajuan pekerjaan (progress) pelaksanaan
pekerjaan dan kondisi
• lingkungan serta menyiapkan data hasil pekerjaan untuk pembuatan
gambar terpasang
• (as Bulit Drawing) dan dokumentasi proyek