2. SUBSTANSI PRESENTASI
• Substansi yang harus disampaikan antara
lain:
• Perencanaan Umum Bendungan Besar
• Pengendalian Pelaksanaan Pekerjaan Bendungan
Besar
• Supervisi Pelaksanaan Pekerjaan Bendungan
Besar
3. Perencanaan Umum Bendungan Besar
Perencanaan bendungan memerlukan berbagai jenis data,
baik data primer maupun data sekunder. Data sekunder
diperoleh dari instansi-instansi terkait misalnya peta
topografi dapat diperoleh dari Jawatan Topografi Dinas
Geodesi TNI-AD. Data primer diperoleh dengan melakukan
pengukuran, penyelidikan di lapangan dan analisa di
laboratorium.
Tahapan dalam perencanaan dalam pembuatan
bendungan meliputi :
1. Studi kelayakan pendahuluan (Pre Feasibility
Study),
2. Studi kelayakan (Feasibility Study),
3. Perencanaan teknis (Detailed Design) dan
4. Pelaksanaan pembangunan (Contruction).
4. 1. Studi kelayakan pendahuluan (Pre Feasibility Study)
Pada dasarnya kegiatan studi kelayakan pendahuluan terdiri dari :
5. B. Pengujian
Pengujian yang dimaksudkan adalah melakukan kalibrasi data-data
yang sudah terkumpul. Pada hakekatnya data-data yang terkumpul
tidaklah semuanya dapat dipercaya dan langsung digunakan,
sehingga perlu dilakukan pengujian tingkat keandalannya.
Pengujian dilakukan dengan membandingkan, pemeriksaaan dan
mencari kesamaan dari data-data yang terkumpul dengan kondisi
yang sebenarnya, sehingga pada tahap ini perlu dilakukan
peninjauan ke beberapa lokasi di lapangan.
2. Studi Kelayakan (Feasibility Study)
Di dalam tahap studi kelayakan ini diteliti kembali
semua perhitungan dan desain yang telah dibuat
terdahulu. Lalu melakukan pemetaan topografi dengan
skala yang lebih kecil, memasang alat-alat pengukur
parameter hidrologi dan klimatologi, serta
penyelidikan geologi.
Dari data yang diperoleh dapat dibuat perhitungan
teknis beberapa bangunan terutama yang diperlukan dan
6. 1. Penelitian Topografi
Kegiatan penelitian topografi dilaksanakan dalam areal rencana
genangan waduk, axis bendungan, tanggul dan lokasi fasilitas
bangunan serta rencana saluran pensuplai air ke areal daerah
irigasi.
Lingkup kegiatan penelitian topografi akan dilakukan meliputi :
• Pemasangan Bench Mark (BM) baru
• Pengukuran poligon dan waterpass pada areal rencana waduk dan
daerah genangannya
• Pengukuran situasi detail areal rencana waduk dan daerah
genangannya.
• Pengukuran profil memanjang dan melintang sungai di sekitar
axis Dam hingga batas daerah genangan
• Pengolahan dan analisa data hasil pengukuran di lapangan
• Penggambaran hasil pengukuran situasi detail, dalam daerah
genangan, yang disajikan dalam bentuk peta situasi bendungan
dan daerah genangan dengan beda kontur 1 m.
2. Penelitian meteorologi dan klimatologi
Data yang diperoleh adalah temperatur, kelembaban, curah hujan,
angin, tekanan udara, radiasi matahari dan penguapan di suatu
daerah selama periode tertentu.
3. Penelitian hidrologi
Tujuan penelitian adalah untuk mencari parameter hidrologi yaitu
besaran hujan dan debit air sebagai data masukan dalam
7. 3. Penelitian Geoteknik
Penelitian Geoteknik dan Mekanika Tanah adalah untuk
meneliti, mempelajari, menyelidiki keseimbangan dan perubahan
dari tanah, jenis dan sifat tanah, pelapukan, zone gempa baik
di lapangan maupun di laboratorium. Data-data yang didapat
dari hasil penelitian geoteknik dan mekanika tanah tersebut
akan dapat menentukan axis bendungan, tipe dan bahan
bendungan serta parameter-parameter lain yang akan digunakan
dalam perhitungan pondasi dan stabiltas.
4. Penelitian Sosial Ekonomi
Kegiatan penelitian sosial ekonomi meliputi pengumpulan data
sekunder sosial ekonomi, untuk memberi gambaran kondisi yang
ada dalam wilayah studi. Pengumpulan data dilakukan dengan
pola pendekatan langsung pada instansi yang terkait sesuai
kebutuhan data yang diperlukan. Sehingga akan didapatkan data
pada kondisi sebelum adanya pembangunan, sebagai bahan
pengembangan pada saat pelaksanaan dan pasca proyek.
8. 3.Perencanaan Teknis (Detailed Design)
• Analisis Hidrologi
Perencanaan bangunan-bangunan air sama halnya dengan bendungan, hasil
bendungan, hasil analisis hidrologi merupakan informasi yang sangat penting
yang sangat penting untuk pekerjaan perhitungan pendimensian dan
pendimensian dan karakteristik bangunannya. Tanpa diketahui secara jelas
diketahui secara jelas sifat dan besaran hidrologinya, maka tidak akan dapat
maka tidak akan dapat menentukan sifat dan besaran hidrauliknya.
9. • Kebutuhan air
• Debit banjir
• Patokan rancangan
• Volume genangan
• Sedimentasi
• Analisis Hidroulik
Analisis disini dimaksudkan sebagai kegiatan untuk mendapatkan
dimensi bangunan secara hidrolis dengan mendapatkan parameter-
parameter bangunan baik ukuran maupun parameter hidraulik
lainnya. Adapun bangunan-bangunan yang perlu direncanakan dalam
rangka perencanaan bendungan yaitu :
• Saluran pengelak
• Cofferdam
• Mein Bandungan
• Dimensi
Dimensi bendungan merupakan ukuran ketinggian, lebar mercu, panjang,
kemiringan bagian hulu dan hilir, tinggi jagaan, volume, dari bendungan serta
parameter-parameter hidroulis lainnya. )
• Pondasi
Pondasi sebagai penahan gaya berat dari tubuh bendungan dan
10. • Perhitungan Stabilitas
Untuk mendapatkan tingkat stabilitas dari bendungan perlu
dilakukan analisis gaya- gaya yang akan bekerja pada
bendungan. Gaya-gaya yang bekerja pada bendungan adalah
akibat berat sendiri tubuh bendungan, beban hidrostatis,
tekanan air pori, dan beban seismis. Analisis stabilitas
bendungan biasanya dilakukan terhadap lereng bendungan (tipe
urugan) dan akibat filtrasi.
• Bangunan pelengkap
Operasional bendungan perlu ditunjang oleh bangunan pelengkap
agar fungsi dari bendungan dapat dicapai dengan baik. Tanpa
adanya bangunan pelengkap memungkinkan akan membahayakan
konstruksi atau bendungan tidak dapat berfungsi dengan baik.
Adapaun bangunan pelengkap yang diperlukan adalah :
1 Bangunan pelimpah
Tujuannya adalah untuk mengalirkan air banjir agar tidak
membahayakan keamanan bendungan. Dimensi dari bangunan pelimpah
perlu diperhitungkan secara matang sehingga diharapkan dapat
mengantisipasi debit banjir yang besar. Jenis dan model bangunan
pelimpah biasanya disesuaikan dengan kondisi geologi dan tipe
bandungan.
2. Bangunan penyadapan
Tujuan bangunan penyadapan adalah untuk mengeluarkan air dari
11. • Penggambaran
Hasil perhitungan dari perencanaan bendungan di atas
ditranformasikan kedalam bentuk gambar dengan skala tertentu.
Penggambaran dilakukan mulai dari topografi genangan, lokasi,
denah, potongan memanjang dan melintang bendungan, dan
detail- detail. Hasil penggambaran tersebut merupakan
informasi mengenai jenis bangunan, ukuran dan bahan yang akan
digunakan pada pembangunannya. Sehingga akan dijadikan dasar
untuk perhitungan anggaran biaya dan bestek dalam pelaksanaan
proyek.
• Analisa Ekonomi
Hasil perhitungan anggaran biaya dari informasi gambar bestek
didapatkan besaran tertentu. Hitungan ini juga dapat
dijadikan informasi pembuatan jadwal kerja (time schedule),
kebutuhan bahan dan material (material schedule) dan
kebutuhan tenaga kerja (man power schedule).
Analisa ekonomi ini bertujuan untuk memperoleh perbandingan
antara investasi dan keuntungan setelah pembangunan bendungan
selesai dan dioperasikan. Nilai investasi merupakan harga
fisik dari bendungan dan biaya operasional untuk tiap
tahunnya. Sedangkan keuntungan didapatkan dari perkiraan
12. 4. Pelaksanaan Pembangunan
Rencana pelaksanaan konstruksi dibuat sedemikian rupa sehingga
sehingga urutan-urutan pelaksanaannya yang efektif dan efisien dan
efisien dan tidak tumpang tindih. Jadwal kerja yang telah dibuat dapat
telah dibuat dapat dijadikan pegangan dalam pelaksanaan konstruksi di
pelaksanaan konstruksi di lapangan. Walaupun demikian kondisi alam
kondisi alam terkadang akan merubah jadwal dan sistem kerja.
kerja. Sehingga diperlukan pengawasan dan tata kerja yang disiplin.
13. Pengendalian Pelaksanaan Pekerjaan Bendungan Besar
Uraian Tugas Dan Tanggung Jawab Tenaga Ahli Teknik Bendungan
Besar Muda adalah sebagai berikut :
• Menerapkan SMM, SMK3L, AMDAL dan peraturan perundang- undangan
terkait sumber daya air dan kehutanan, RUTR, rencana induk
pengembangan DAS
• Melakukan komunikasi dan koordinasi di tempat kerja
• Melakukan pengumpulan data daerah aliran sungai, data vegetasi,
data hidrologi, data kependudukan di rencana lokasi bendungan dan
genangan
• Melakukan pengumpulan data geologi dan geoteknik pada daerah
rencana bendungan
• Melakukan studi lokasi dan pemilihan quary untuk konstruksi tubuh
bendungan
• Membuat gambar rencana pondasi, tubuh bendungan, gallery,
instrumentasi, saluran pengelak, spillway, penstock, dll sesuai
tipe yang ditentukan
• Membuat gambar detail konstruksi
• Melakukan pembangunan saluran/terowongan pengelak
• Melakukan persiapan dan mobilisasi
14.
15.
16. Supervisi Pelaksanaan Pekerjaan Bendungan Besar
Sesuai dengan tugas dan tanggung jawab Konsultan Supervisi,
dalam pelaksanaan tugasnya akan memberikan patokan-
patokan/rambu-rambu bagi pelaksana dalam melaksanakan suatu
item pekerjaan di lapangan. Semua ini akan dilaksanakan agar
pelaksanaan pembangunan Bendungan dapat dikerjakan sesuai
tepat biaya, tepat mutu dan tepat waktu. Untuk mencapai hal
tersebut diperlukan pola pendekatan dan metodologi yang baku
dan rencana kerja yang matang. Semua itu akan dapat
dilaksanakan dengan baik jika masing-masing pihak dapat
melaksanakan tugasnya dengan baik dan sesuai prosedur yang
ada.
Pada bagian berikut akan dipaparkan hal-hal penting yang
sangat erat hubungannya dengan metode pelaksanaan dari
pekerjaan Supervisi Pembangunan Bendungan
Hal-hal tersebut diantaranya adalah :
A. Standart Operasional Pelaksanaan (SOP)
B. Rencana Kerja Konsultan Supervisi
17. A. Standart Operasional Pelaksanaan (SOP)
Hasil pekerjaan yang baik hanya dapat dijamin tercapai
sesuai rencana apabila pelaksanaan proyek dikerjakan
dengan mengacu dan menerapkan standar operasional
pelaksanaan suatu item pekerjaan. Kontraktor dalam
melaksanakan pekerjaannya harus mengacu pada Standar
Operasional Pelaksanaan (SOP) dan menerapkan SOP tersebut
dalam setiap item pekerjaan yang dilaksanakannya. Standart
Operasional Pelaksanaan (SOP) akan dipersiapkan oleh
Konsultan Supervisi.
Pada prinsipnya dalam pelaksanaan pembangunan Bendungan
nanti setiap item pekerjaan yang dilaksanakan oleh
Kontraktor harus mendapat persetujuan dari Tim Konsultan
Supervisi dan diketahui oleh Direksi Pekerjaan. Setiap
item pekerjaan akan diperiksa/diinspeksi oleh Tim
Konsultan Supervisi sesuai dengan tahapan dari pekerjaan
itu dan hasilnya akan dilaporkan kepada Direksi Pekerjaan.
Dalam pelaksanaan teknisnya, Tim Konsultan Supervisi akan
menyediakan format-format resmi dalam rangka untuk
18. B. Rencana Kerja Supervisi
Seperti yang tertuang dalam Dokumen Kerangka Acuan Kerja
Pekerjaan Supervisi Pembangunan Bendungan, berikut ini
adalah tugas-tugas yang akan dilakukan oleh Supervisi,
diantaranya:
1. Melakukan supervisi pengawasan pekerjaajn fisik dan konstruksi
pembangunan Bendungan Pidekso dan fasilitas- fasilitasnya.
2. Memberikan saran, masukan dan dukungan teknis serta
administrasi kepada Pengguna Jasa.
3. . Mengevaluasi teknis setiap tahapan pelaksanaan pekerjaan
konstruksi dan permasalahan yang terjadi dalam kegiatan
pelaksanaan pembangunan Bendungan Pidekso tersebut.
4. Memberikan saran teknis/review disain/alternatif disain
kepada Pengguna Jasa.
5. Membantu dan mendukung Pengguna Jasa dalam penyusunan serta
kelengkapan sertifikasi Bendungan Pidekso.
6. Mengevaluasi perilaku Waduk Pidekso sebelum berfungsi dan
selama proses pengisian untuk mendapatkan sertifikasi
pengisian (imponding).
7. Menyusun rencana dasar pola operasi dan pemeliharaan (O&P)
dari Waduk Pidekso. 8.
8. Mendokumentasikan setiap tahapan dan kegiatan konstruksi
selama pelaksanaan. 9.
9. Memberikan bimbingan teknis kepada Pengguna Jasa dan Buku
Panduan dalam mengoperasikan seluruh alat/peralatan bendungan.
19. C. Jalur Koordinasi
Pelaksanaan pembangunan Bendungan akan dapat terlaksana dengan
baik jika koordinasi antara ketiga pihak yaitu PU, Konsultan MK
dan Kontraktor dapat berjalan dengan baik. Sebagai contoh, jika
Kontraktor akan memulai suatu item pekerjaan atau meminta
diadakan inspeksi pekerjaan di lapangan maka pihak Kontraktor
dalam hal ini Pelaksana & Kasi Teknik akan menyiapkan berkas-
berkas dokumen Permintaan Inspeksi (Request for Joint
Inspection). Dokumen ini akan diajukan ke Konsultan MK dengan
konfirmasi waktu (hari, jam) akan dilaksanakan inspeksi bersama-
sama di lapangan. Setelah diadakan pemeriksaan/inspeksi oleh Tim
dari Konsultan MK dan diberi komentar apakah pekerjaan tersebut
bisa diterima atau tidak, perlu perbaikan atau tidak atau pun
komentar- komentar lain yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor.
Hasil pemeriksaan/inspeksi tersebut selanjutnya akan dilaporkan
dan untuk diketahui oleh Tim dari PU.
D. Struktur Organisasi
Tim Manajemen Konstruksi Agar dapat mendukung proses pelaksanaan
pengawasan proyek ini berjalan dengan baik dan optimal, maka
perlu dibuat tata-laksana/prosedur pelaksanaan yang baik dan
untuk merealisasikannya perlu disusun struktur organisasi Tim